Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Imunohistokimia

Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur


derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan. Nama
imunohistokimia diambil dari nama immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam
proses ini ialah penggunaan antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis.
Dengan kata lain, imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan antigen
spesifik di dalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi
(Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan
jumlah dan ketebalan yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan

Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan


karakterisasi suatu antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker.
Teknik ini diawali dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah
mikroskop. Interaksi antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata. Tempat
pengikatan antara antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya
dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi untuk
mengidentifikasi marker.

Teknik Imunohistokimia :

1.Metode Langsung

Metode ini menggunakan sebuah antibodi berlabel yang akan langsung berikatan dengan
antigen yang sesuai.

Tahapan : Antigen dilokalisasi satu tahap dengan antibodi yang dikonjugasi dengan
marker.

Kelebihan : Sederhana, hasil cepat


Kekurangan : Tidak tampak morfologi latar, perlu antibodi terkonjugasi setiap antigen
yang berbeda. Jarang digunakan di banding metode tidak langsung

Rekomendasi:

- Identifikas immunoglobulin, komplemen, komplek imun pada biopsy ginjal dan kulit.

-Melokalisasi antigen Viral, bakterial,protozoal, dalam smear atau cairan tubuh.

2.Metode tidak Langsung

Metode ini menggunakan antibodi primer yang tidak berlabel yang akan berikatan
dengan antigen, selanjutnya antibodi sekunder yang berlabel akan berikatan dengan
antibodi primer. Label antibodi sekunder dapat berupa enzin,fluoresen,atau biotin.

Tahapan : Dua langkah, pertama inkubasi dengan antibodi primer, kemudian antibodi
sekunder.

Kelebihan: Versatility, dan lebih sensitive dari pada metode langsung.

Kekurangan : Latar tidak tampak, dan harus dengan frozen section

Rekomendasi : Antibodi pada dalam serum (dipakai sebagai antibodi primer: penyakit
auto imun, infeksi bakteri dan parasit).

Interpretasi : Sampel yang telah di proses dengan metode langsung atau tidak langsung
di amati dibawak mikroskop. Jenis mikroskop tergantung perwanaan. Untuk pewarnaan
dengan fluoresen menggunakan mikroskop Fluoresensi

Semi Kuantitatif dari Immunohistokimia/ Immuno Reactive Score, kurang

lebih 20 % = low atau ditulis (+), 20-40% = moderate (++), 40-80% = strong (+++), lebih

dari 80% = intense/tegang (++++) .Data sampel merupakan nilai rata-rata ( AxB) yang

teramati pada 5 lapangan pandang (Saikia, et al., 2017)

Anda mungkin juga menyukai