Oleh :
AYU WULANDARI
BO218003
CI LAHAN C2 INSTITUSI
2021
LAPORAN
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, yaitu :
1) Lapisan luar adalah epidermis yang merupakan Lapisan epitel berasal dari
ectoderm
2) Lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam), yaitu :
1) Stratum Korneum (lapisan tanduk)
Merupakan lapisan epidermis paling atas, terdiri atas beberapa lapis sel pipih,
tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan
sangat sedikit mengandung air. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa
mengelupas dan berganti.
2) Stratum Lusidum (lapisan bening)
Disebut juga lapisan barrier terletak dibawah lapisan tanduk dengan lapisan
berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yg kecil- kecil,
tipis, dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).
Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
3) Stratum Granulosum (lapisan berbutir)
Disebut juga lapisisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan
dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-
sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel
berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada
lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
5) Stratum Basale /Stratum Germinativum (lapisan benih)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel- sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu
struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Terdapat aktifitas
mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis
secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi
kepermukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu
lapis sel yg mengandung melanosit.
Epidermis mempunyai fungsi sebagai berikut, yaitu :
1) Proteksi barier
2) Organisasi sel
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas
jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili).
Lapisan Dermis terdiri dua lapisan, yaitu :
2) Isolasi panas
3) Cadangan kalori
Suplai darah dan nutrisi untuk kulit diperoleh dari arteri yang membentuk
lapsan yang tterletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini.
memperdarahi papilla dermis tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu
cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient
dari dermis melalui membran epidermis pembuluh darah kulit.
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh, yaitu :
4) Sensasi
5) Eskresi
6) Metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dan elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon
rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, putting
dan
ujung jari.
3. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui
beberapa cara :
a) Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum
yang tidak steril
b) Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
c) Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
c) Teraba hangat
d) Pembengkakan
e) Kemerahan
f) Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai benjolan.
Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan pecah,
maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses
di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar.
Paling sering, abses akan menimbulkan Nyeri tekan dengan massa yang berwarna merah,
hangat pada permukaan abses, dan lesi.
5. Patofisiologi
Bakteri Gram Positif
(staphylococcus aureus streptococcus mutans)
Jaringan terinfeksi
Peradangan
Demam Jaringan menjadi abses dan berisi PUS pembedahan
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
9. Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-
bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah
penularan.
1. Gangguan thermoregulator
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Abses bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja,
namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Riwayat penyakit menular dan kronis, seperti TBC dan diabetes mellitus.
c. Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan dalam batas normal
1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologi atau insisi pembedahan
3. Intervensi keperawatan
Masalah Keperawatan :
- Lain-lain :
Masalah keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan
(√ ) Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari ( )Penurunan Rawat diri
kebutuhan (√) Gangguan integritas kulit
( ) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum : 2 gelas/hari - Aktivitas waktu luang :
ELIMINASI OKSIGENIASI
- Abdomen :
Lunak/keras :
lunak
Massa : Ukuran/lingkar Abdomen :
- Terpasang kateter urine : (√ ) Tidak ( )
ya (dimulai tgl : di :
- Pengguna alkohol : Jumlah/frekwensi :
- Lain-lain :
- Lama Tidur : Malam : 4 Jam Siang :2 jam - Penglihatan : (√) TAK ( ) masalah :
- dipengaruhi oleh faktor : Penyakit dan nyeri - Perabaan : (√) TAK ( ) masalah :
- Lain-lain : - Lain-lain :
Masalah Keparawatan () gangguan pola tidur Masalah Keparawatan
( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma
( ) Gannguan presepsi sensorik
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Alergi / sensitivitas :
Kesadaran : (√ ) mengantuk ( ) letargi ( ) stupor Perubahan system imun sebelumnya : Penyebab :
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) delusi Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) :privasi
( ) halusinasi afek (gambarkan) : Perilaku resiko tinggi : periksa :
- Memori : saat ini : baik yang lalu : Transfuse darah/jumlah :tidak Kapan : Gambaran reaksi :
- Kaca mata: tidak Riwayat cedera kecelakaan : close fraktur tibia fibula
- Babinsky : ( ) tidak ( ) ya
- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi Vit K
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi oportunistik
baru).
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ( ) tidak () ya Pria
- Durasi :
Ket :
= laki-laki
= perempuan
= klien
= anak
MASALAH
No. DATA KEPERAWATAN
1 2 3
DS 1. Nyeri akut b.d agen pencidra
- Keluarga klien mengatakan, klien mengeluh fisik d.d kondisi pembedahan leher
nyeri pada leher 2. Defisit nutrisi b.d
- Keluarga klie mengatakan klien sulit untuk ketidakmampuan klien dalam
menelan menelan d.d berat badan meurun
- Keluarga klien mengatakan klien megalami 10kg selama sakit
tidur yang tidak beraturan, dikarenakan 3. Resiko ketidak seimbangan
nyeri datang setiap saat elektrolit b.d ketidakseimbangan
- Kelurga klien mengatakan klien sering cairan akibat dari dehidrasi d.d
buang air kecil / BAK klien menderita diabetes melitus
- Keluarga klien mengatakan klien hanya 4. Retensi urin b.d petekanan
dapat mengkomsumsi atau makan susu atau uretra d.d sensasi penuh
bubur 2 gelas dalam sehari, dikarenakan padakandung kemih
sulit menelan 5. Intoleransi aktivitas b.d
- Keluarga klien mengatakan pada leher klien ketidakseimbangan antara suplai
terdapat pembengkakan dan sudah di dan kebutuhan oksigen d.d tekanan
operasi darah meingkat
DO
- Vital Sign
TD : 150/70
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20 x/mnt
Nadi : 80 x/mnt
- Skala nyeri 4
- Klien tampak meringis bila sering bergerak
- Berat badan pasien sebelum sakit 65 kg dan
bb selama sakit turun menjadi 55 kg
- Klien tampak lemas
- Klien dibantu keluarga dalam makan
- Waktu klien menelan lama dan porsi makan
tidak habis
- Klien menelan berulang-ulang
- Tampak merah dan bengkak pada leher
klien
- Airway bebas : Normal
- Breathing
Frekuensi nafas : Veskuler
Irama nafas : Teratur
Jenis pernapasan : pernapasan Perut
- Circulation : akral teraba hangat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut b.d agen pencidra fisik d.d 19 Oktober 2021
kondisi pembedahan leher
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan klien 19 Oktober 2021
dalam menelan d.d berat badan meurun
10kg selama sakit
3. Resiko ketidak seimbangan elektrolit b.d 19 Oktober 2021
ketidakseimbangan cairan akibat dari
dehidrasi d.d klien menderita diabetes
melitus
4. Retensi urin b.d petekanan uretra d.d 19 Oktober 2021
sensasi penuh padakandung kemih
5. Intoleransi aktivitas b.d 19 Oktober 2021
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d tekanan darah
meingkat
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien :Tn. H Dx. Medik : Abses pada leher
Umur :52 Tahun Ruangan : Mawar
Jenis Kelamin :Laki-laki Tanggal :19 Oktober 2021
PERENCANAAN
NO TUJUAN &
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
KEPERAWATAN
HASIL
1 2 3 4 5
1.Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
pencidra fisik d.d tindakan Observasi :
Mengidentifikasi
kondisi pembedahan keperawatan 2x24 1. Identifikasi lokasi,
dan mengelola
leher jam maka tingkat karakteristik, durasi,
pengalaman
nyeri menurun frekuensi, intensitas
sensorik atau
dengan kriteria nyeri
emosional yang
hasil : 2. Identifikasi skala
berkaitan dengan
- Keluhan nyeri nyeri
fungsional
menurun 3. Identifikasi respons
dengan onset
- Meringis nyeri non verbal
mendadak dan
menurun 4. Identifikasi factor
berintensitas
- Kesulitan tidur yang memperberat
ringan hingga
menurun dan memperingan
berat.
- Frekuensi nadi nyeri
membaik 5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
Menegtahui
nyeri
seberapa besar
6. Identifikasi
nyeri
pengaruh budaya
Mengurangi nyeri
terhadap respon
nyeri
Mnegtahui nyeri
7. Identifikasi yang
memperberat
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
8. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yng
sudah diberikan
9. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2.Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Mengidentif
ketidakmampuan tindakan Observasi : ikasi dan
menelan d.d berat keperawatan 1 1. Identifikasi status mengelola
badan menurun minggu maka nutrisi asupan nutrisi
drastis nutrisi klien sudah 2. Identifikasi alergi yang seimbang
terpenuhi dengan dan intoleransi
kriteria hasil : makanan
1. Berat badan 3. Identifikasi
meningkat makanan yang 2. Promosi
2. Nafsu makan disukai berat badan
meningkan 4. Identifikasi dapat
3. Status menelan kebutuhan kalori memfasilitasi
meningkat dan jenisnutrisi peningkatan
5. Monitor asupan berat badan
makanan
6. Monitor berat badan
Terapeutik
1. Lakukan oral 3. Terapi
higiene sebelum menelan dapat
makan memulihkan
2. Fasilitas kemampuan
menentukan menelan untuk
pedoman diet mencegah
3. Sajikan makanan terjadinya
menarik komplikasi
4. Sajikan makanan akibat
tinggi serat gangguan
5. Berikan suplemen menelan
makanan
Edukasi :
1. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi
3.Resiko ketidak Setelah dilakukan PEMANTAUAN ELEKTR
seimbangan tindakan OLIT
elektrolit b.d keperawatan 1x24
Observasi
ketidakseimbangan jam maka nutrisi
cairan akibat dari klien sudah
1. Identifkasi kemungkinan
dehidrasi d.d klien terpenuhi dengan Megetahui
penyebab
menderita diabetes kriteria hasil : penyebab
ketidakseimbangan
melitus 1. Keseimbangan ketidakseimbanga
elektrolit
cairan meningkat n cairan
2. Monitor kadar eletrolit
2. Status nutrisi Untuk megetahui
serum
meningkat atau mencegah
3. Monitor kehilangan
kurangnya cairan
cairan, jika perlu
Meingkatkan
4. Monitor tanda dan gejala
keseimbangan
hypokalemia (mis.
cairan
Kelemahan otot, interval
QT memanjang,
gelombang T datar atau
terbalik, depresi segmen
ST, gelombang U,
kelelahan, parestesia,
penurunan refleks,
anoreksia, konstipasi,
motilitas usus menurun,
pusing, depresi
pernapasan)
5. Monitor tanda dan gejala
hipontremia (mis.
Disorientasi, otot berkedut,
sakit kepala, membrane
mukosa kering, hipotensi
postural, kejang, letargi,
penurunan kesadaran)
Terapeutik
Terapeutik
1. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
Asupan obat
terpenuhi
Untuk mencegah
terjadinya
pergeseran atau
tertariknya
kateter urin
tersebut
Menumbuhkan
rasa saling
percaya
5.Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
b.d tindakan Observasi:
ketidakseimbangan keperawatan 1x24 1. Identifikasi gangguan
antara suplai dan jam maka nutrisi fungsi tubuh yang Megetahui
kebutuhan oksigen klien sudah mengakibatkan kelelahan adanya gangguan
d.d tekanan darah terpenuhi dengan 2. Monitor pola dan jam fungsi tubuh
meingkat kriteria hasil : tidur
1. Toleransi 3. Monitor kelelahan fisik
aktivitas meningkat dan emosionalEdukasi Mencegah
2. Tingkat 4. Anjurkan tirah baring terjadinya
keletihan menurun 5. Anjurkan melakukan kekakuan otot
aktivitas secara bertahap
Terapeutik:
1. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah Mengistirahatkan
stimulus pasien
2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas
distraksi yang Meumbuhkan
menenangkan rasa nyaman
4. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Mencegah
kekakuan otot
Untuk
merilekskan
badan