Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN HIV

DI RUANG PERAWATAN DAHLIA

RSUD POLEWALI MANDAR

NAMA : ASRAN

PROGRAM : PRA NERS

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

HIV

A. Konsep Dasar Teori Pada HIV/AIDS

1. Definisi

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi,tersebut
seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan
sebagainya.

Acquired : didapat

Immune : system kekebalan tubuh

Deficiency : kekurangan

Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit

Jadi, AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. AIDS adalah suatu kumpulan
kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV

(Sylvia, 2006).

2. Epidemiologi

Kasus-kasus menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba (yang diduga sebagia


besar remaja) yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif terinfeksi
HIV dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaanya di Indonesia pada tahun 1987 yaitu
di Bali dengan ksus 0 sampai 120.000 kasus, dan lebih dari 85% berusia produktif.

3. Etiologi

Retrovirus HIV-1 merupakan agen etiologi yang primer yang ditemukan pada tahun
1983. Dan pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang kurang patogen
disebut HIV-2. Penularan terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dan
berkaitan dengan perilaku resiko tinggi yang bisa dikenali. Keadaan ini secara kurang
proporsional tergambar pada :
a. Laki-laki homoseksual dan biseksual

b. Para Pemakai obat IV

c. Neonatus dari ibu yang terinfeksi

d. Resipien atau produk darah yang terkontaminasi

e. Pasangan heteroseksual pada individu yang masuk pada kelompok sebelumnya

4. Patofisiologi

Riwayat alami AIDS dimulai dengan infeksi oleh retrovirus HIV yang hanya bias
diketahui melalui pemeriksaan laboratorium,dan kemudian berakhir dengan
kematian.Data-data yang berhasil dikumpulkan selama 20 tahun menunjukkan bahwa 1 HIV
tidak ditularkan melalui pekerjaan rumah tangga yang biasa ataupun kantak sosial .virus
HIV masuk kedalam tubuh melalui salah satu dari beberapa jalur yang melibatkan transmisi
darah atau cairan darah seperti:

a. Inokulasi langsung pada hubungan intim,khususnya jika hubungan intim tersebut

berupa anl sex yang menimbulkan trauma pada mukosa rectum

b. Transfuse darah atau produk darah yang terkontaminasi (risiko ini dapat dikurangi

dengan pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)

c. Penggunaan bersamaan jarum suntik yang tercemar

d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi kepada janin
kontak serviks atau ( melalui darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu) Hiv
menyerang sel T helper yang membawa antigen CD4+.Pada keadaan terinfeksi
HIV,antigen yang dalam keadaan normal merupakan reseptor untuk molekul MHC (major
histocompatibility complex) akan menjadi reseptor untuk retrovirus dan memungkinkan virus
tersebut masuk ke dalam sel.Pengikatan virus juga memerlukan keberadaan koreseptor (yang
diyakini berupa reseptor kemokin CCR5) pada permukaan sel .Virus tersebut juga dapay
menginfeksi sel-sel yang membawa antigen CD4+pada traktus GL,serviks uteri,dan
neuroglia. Seperti halnya retrovirus lain.HIV akan mengopi materi genetiknya secara
terbalik bila dibandingkan dengan virus dan sel-sel lain.melalui kerja enzim reverse
transcriptase,HIV memproduksi DNA dari RNA virusnya .Transkripsi ini sering
berlangsung sangat buruk sehingga terjadi mutasi yang sebagian diantaranya membuat virus
tersebut resisten terhadap obat-obat antivirus.DNA virus memasuki nucleus sel dan kemudian
menyatu dengan DNA sel hospes .Di sini ,DNA tersebut akan transkripsi menjadi lebih
banyak RNA virus .Jika sel hospes mengadakan reproduksi ,maka reproduksi ini
melipatgandakan DNA virus bersama DNA sel itu sendiri dan kemudian mewariskan kepada
sel-sel keturunannya .Karena itu ,jika diaktifkan ,sel-sek hospes tersebut membawa
informasi ini dan bila diaktifkan ,akan menghasilkan replikasi virus.Enzim
virus,protease,menyusun komponen struktur dan RNA menjadi partikel virus yang
berpindah ke bagian perifer sel hospes tempat virus tersebut bertunas dan muncul dari sel
hospes .Dengan demikian ,virus tersebut kini bebas bermigrasi dan menginfeksi sel-sel lain.
Replikasi HIV dapat menyebabkan kematian sel atau membuat infeksi virus tersebut menjadi
laten.Infeksi HIV menimbulkan perubahan patologi yang biasa terjadi 2 lansung melalui
destruksi sel-sel CD4+ ,sel-sel imun lain dan sel-sel neuroglia ,atau tidak secara langsung
melalui efek sekunder disfungsi sel T CD$+ dan imunosuoresi yang diakibatkan proses
infeksi HIV berlangsung dalam tiga bentuk :

a. Imunodefisiensi(infeksi oportunis dan penyakit kanker yang tidak lazim)

b. Autoimunitas (pneumonitas interstisial limfoid,arthritis,hipergamaglobulinemia,dan

produksi autoimun)

c. Disfungsi neurologi.

5. Manifestasi Klinis

a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.

b. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.

c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.

d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,

BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali

ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist.

6. Penularan

Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalu salah satu dari beberapa jalur yang
melibatkan transmisi darah atau cairan darah seperti :

a. Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika hubungan intim
tersebut berupa anal sex yang menimbulakan trauma pada mukosa rektum.

b. Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi (resiko ini dapat dikurangi dengan
pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah)

c. Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar.

d. Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi pada janin (melalui
kontak serviks atau darah pada saat pelahiran dan dalam air susu ibu).

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

1) ELISA

2) Western blot

3) P24 antigen test

4) Kultur HIV

b. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

1) Hematokrit.

2) LED

3) CD4 limfosit

4) Rasio CD4/CD limfosit

5) Serum mikroglobulin B2

6) Hemoglobulin
8. Penatalaksanaan Medis

Terapi yang dapat menyembuhkan AIDS sampai saat ini belum dapat ditemukan. Terapi
primer meliputi penggunaan berbagai kombinasi tiga tipe obat yang berbeda 3 untuk
mendapatkan manfaat yang maksimal dalam menghambat replikasi virus HIV dengan reaksi
merugikan paling sedikit. Obat-obatnya adalah :

a. Inhibitor protease untuk menyekat replikasi partikel virus yang terbentuk melalui kerja
enzim protease virus

b. Inhinitor reverse transciptase nukleosida untuk mengganggu pengopian RNA virus


menjadi DNA virus oleh enzim reverse transciptase

c. Inhibitor reverse transciptase nonnukleosida untuk mengganggu kerja enzim reverse


transciptase

Terapi tambahan dapat meliputi :

a. Preaparat imunomodulator untuk meningkatkan sistem imun.

b. Preparat faktor pertumbuhan yang menstimulasi pertumbuhan koloni granulosit


manusia untuk menstimulasi produksi neutrofil

c. Preparat anti infeksi dan anti neoplasma untuk memerangi infeksi oportunitis

d. Terapi suportif, termasuk dukungan gizi, terapi penggantian cairan dan elektrolit, terapi
untuk meradakan nyeri, dan dukungan psikologis.

B.Pathway

Anda mungkin juga menyukai