Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

DERMATITIS STASIS
DAN
PERMASALAHANNYA
Pembimbing : dr. Rahimah, Sp.KK

Arima Silvia Septiarly


201810401011093
BAB 1
PENDAHULUAN

2
PENDAHULUAN

• Dermatitis statis adalah penyakit peradangan kulit pada ekstremitas


bawah yang disebabkan insufisiensi dan hipertensi vena yang bersifat
kronis

• Katup  menjaga darah tetap mengair menuju jantung melawan gravitasi


• Apabila fungsi katup abnormal  reflux
• Reflux  penumpukan darah pada vena  hiperpigmentasi.

• Dermatitis statis dapat merupakan prekusor dari keadaan lain seperti


ulkus vena tungkai atau lipodermatoskerosis.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

4
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Sinonim
 Adalah dermatitis atau  Dermatitis gravitasional
peradangan pada kulit  Dermatitis venosa
tungkai bawah akibat
bendungan aliran darah  Dermatitis stasis venosa
vena (insufisiensi) dan  Ekzem stasis
hipertensi vena yang
 Dermatitis hipostatik
bersifat kronis
 Ekzem varikosa

5
Epidemiologi
 Umur : biasanya dewasa tua (di atas 50 tahun)
kecuali pada keadaan dimana insufisiensi vena
disebabkan oleh pembedahan, trauma, atau
trombosis.
 Jenis kelamin : wanita >> pria

6
Etiopatogenesis

Teori
Teori
selubung
hipoksia
fibrin

7
Teori Hipoksia
Insufisiensi vena akan menyebabkan aliran
balik darah dari vena profundal ke vena
superfisial

Terjadi penggumpulan darah dalam vena


superfisial

Aliran darah melambat dan tekanan oksigen


menurun  hipoksia

8
Teori Selubung Fibrin
Peningkatan tekanan vena pada insufisiensi vena menyebabkan
tekanan hidrostatis dalam mikrosirkulasi dermis meningkat

Permeabilitas pembuluh darah kapiler dermis meningkat

Ekstravasasi molekul, termasuk fibrinogen

Fibrinogen akan berpolimerisasi, terkumpul di sekitar


pembuluh darah yang menghasilkan selubung fibrin perikapiler

Menghalangi pasokan nutrisi dan oksigen  hipoksia dan


kerusakan jaringan kulit.

9
Gambaran Klinis
 Edema
 Varises
Faktor resiko
 Hiperpigmentasi tidak berbatas tegas  Usia tua

 Atrophic patches  Lama duduk atau berdiri

 Hemosiderosis (dari eritrosit yang  Jenis kelamin perempuan


terdegradasi dan ekstravasasi)  Kehamilan
 Pruritus, scaling, dan likenifikasi terjadi  Obesitas
secara bervariasi
 DVT
 Genetik

10
Sundaresan S, Migden MR, Silapunt S, 2017, Stasis Dermatitis: Pathophysiology, Evaluation, and Management. Am J Clin Dermatol, pp 18:383
Flugman SL, Dirk ME, 2018, Stasis Dermatitis, https://emedicine.medscape.com /article/1084813-overview, diakses pada 6 Desember 2018 pukul 18.10 WIB
Wilkinson SM, Beck MH, 2016, Eczematous Disorders, dalam Rook’s Textbook of Dermatology, Ed. 9, pp. 39.18-39.21, Garsington Road, Oxford. 11
Diagnosis
• Gambaran klinis
Predileksi pada tungkai bawah
Gambaran meliputi : adanya
edema,
varises,hiperpigmentasi,
atrophic patches,hemosiderosis
(dari eritrosit yang terdegradasi
dan ekstravasasi)
•Radiologi /Doppler  Epidermis  Orthohyperkeratosis dan
trombosis vena atau kerusakan spongiosis minimal
katup parah akibat trombosis Dermis  peningkatan jumlah
pembuluh darah yang dikelilingi oleh
•Biopsi selubung fibrin pada dermis

Bolognia JL, Julie VS, Lorenzo C, 2018, Other Eczematous Eruptions,


dalam Dermatology, Ed. 4, pp. 235-237, USA: Saunder-Elsevier 12
Diagnosis Banding
 Dermatitis Atopik
 Dermatitis kontak (dapat terjadi bersamaan)
 Dermatitis numularis
 Dermatitis asteatotik
 Pigmented Purpuric Dermatoses (PPD)

13
Tatalaksana
Terapi Kompresi Terapi Farmakologi
 Terapi kompresi (tekanan 20-30 mmHg)  Topikal
 << tekanan vena dan memperbaiki  Lesi basah  kasa basah (air atau zat
gejala seperti nyeri, bengkak, dan pengering/aluminium asetat)
perubahan kulit stasis  kortikosteroid midpotency
salep triamsinolon 0,1%,  efektif
 Untuk mengurangi edema dan  Inhibitor kalsineurin nonsteroid
memperbaiki mikrosirkulasi, kaki diangkat tacrolimus dan pimecrolimus
diatas permukaan jantung selama 30
menit, dilakukan 3-4 kali sehari  Sistemik
 Pentoxifylline
 Antihistamin untuk gatal
Terapi Intervensi  Antibiotik (levofloxacin)

• Ablasi termal endovenous

• Phlebectomy

• Sclerotherapy 14
Prognosis

Sering residif, jika faktor penyumbat dapat dihilangkan,


prognosis baik.

15
Permasalahan

Bolognia JL, Julie VS, Lorenzo C, 2018, Other Eczematous Eruptions,


dalam Dermatology, Ed. 4, pp. 235-237, USA: Saunder-Elsevier

16
KESIMPULAN

17
Kesimpulan

Dermatitis stasis  akibat insufiensi kronik vena dan hipertensi vena yang
terjadi di ekstremitas bawah. Terjadi usia lebih dari 50 tahun , wanita>>

Diagnosa melalui gambaran klinis serta diperkuat dengan USG doppler


pada tungkai bawah

Pengobatan medika mentosa  kortikosteroid, anti histamin, dan antibiotik


non medikamentosa  terapi kompresi, terapi intervensi

Permasalahannya dermatitis statis disebabkan oleh hipertensi vena 


posisi tegak dan  ketidakmampuan katup vena pada ekstermitas bawa

18
Daftar Pustaka
1. Sularsito SA, Soebaryo RW, 2018, Dermatitis Stasis, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 7, pp 188-189.

2. Flugman SL, Dirk ME, 2018, Stasis Dermatitis, https://emedicine.medscape.com /article/1084813-overview, diakses pada 6
Desember 2018 pukul 18.10 WIB.

3. Weiss R A, Margaret A W, Treatment for Varicose and Telangiectatic Leg Veins, dalam Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine, Ed. 8, Vol. 1, pp. 2998, San Fransisco: Mc. Graw-Hill Companies Inc.

4. James WD, Berger TG, Dirk ME, 2016, Cutaneous Vascular Diseases, dalam Andrews Disease of the Skin Clinical Dermatology,
Ed. 12, pp. 850, USA: Saunder-Elsevier

5. Wilkinson SM, Beck MH, 2016, Eczematous Disorders, dalam Rook’s Textbook of Dermatology, Ed. 9, pp. 39.18-39.21,
Garsington Road, Oxford.

6. Heroy Y, Philip M, ellen B, et al, 2001, Inflammation in stasis dermatitis upregulates MMP-1, MMP-2 and MMP-13 expression,
Journal of Dermatological Science, pp 198–205

7. Sundaresan S, Migden MR, Silapunt S, 2017, Stasis Dermatitis: Pathophysiology, Evaluation, and Management. Am J Clin
Dermatol, pp 18:383.

8. Shankar SV, Ahamed Shariff, S Nirmala, 2017, Clinico-epidemiological study of stasis eczema, International Journal of Research
in Medical Sciences, pp 3921-3928

9.
Bolognia JL, Julie VS, Lorenzo C, 2018, Other Eczematous Eruptions, dalam Dermatology, Ed. 4, pp. 235-237, USA: Saunder-
Elsevier

19
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai