Anda di halaman 1dari 21

BOOK READING

Sexually Transmitted Diseases


Sub Judul
Sifilis Sekunder

Disusun Oleh :
Viocta Zuliarita
111001324

Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT


RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
SUMATERA UTARA
2016

Sifilis merupakan penyakit krois dan


bersifat sistemik yang disebabkan oleh
Treponema pallidum. Penularan sifilis
melalui seksual , dari ibu pada janinnya
dan dapat juga ditularkan melalui alat
kesehatan.

SIFILIS PRIMER
SIFILIS SEKUNDER
SIFILIS TERSIER

GEJALA
KUTANEUS

SIFILIS
SEKUNDER

GEJALA
KLINIS NONKUTANEUS

Gejala Kutaneus

Bentuk lesi
Sifilis maligna
Perubahan pigmen
Pada mukosa
Pada kuku
Pada rambut

Bentuk Lesi
Erupsi makular (roseola syphilis)
memiliki ukuran 0.05 sampai 2.0 cm,
berwarna ping, diskret, tidak
berskuama, makula dan patches
berbentuk oval, yang sering terjadi
ada dada dan flexor pada
ekstremitas bagian atas

Erupsi makular dan papula dapat


berevolusi dari lesi makular menjadi
papul dan plak, makular dapat
dipalpasi dan berkembang menjadi
lesi yang berwarna tembaga gelap.

Erupsi papulosquamatous memiliki


gambaran diskoid, warna tembaga atau
eritema, bentuk oval atau sirkular,
papul indurasi atau plak yang datar,
mengkilap, terdapat skuama.

Erupsi lentikular berukuran mulai dari


kepala jarum sampai ukuran lental,
terdapat papul berwarna kecoklatan
sampai merah, dengan permukaan
yang halus atau terdapat skuama
halus.

Erupsi corymbose merupakan erupsi


yang jarangdan biasanya terjadi
sebelum 6 sampai 8 minggu setelah
infeksi. Cirinya terdapat papul sentral
yang besar atau plak yang dikelilingi
oleh satelit papul yang kecil

Erupsi nodular memiliki ciri nodul,


biasanya sering terjadi mendiagnosis
dengan lymphoma atau penyakit
granuloma

Erupsi anular memiliki ciri dari papul dan


plak berbentuk oval atau seperti cincin
dengan predileksi pada wajah, area
anogenital, lipatan tubuh, telapak
tangan, dan telapak kaki
Erupsi folikular memiliki ciri adanya papul
berukuran kepala jarum, akuminata, atau
eritema yang melingkar yang muncul
pada badan dan ekstremitas.

Erupsi pustular terdiri dari sejumlah


varian patologis. Pada erupsi pustular
milier, pustula akuminata kecil dan
papul akan sembuh dengan
meninggalkan jaringan parut dengan
pigmentasi yang depresi.

Sifilis Maligna: muncul dengan


gambaran papulopustul yang
menyebar atau nodul yang menjadi
nekrosis dan hancur menjadi ulkus
yang ditutupi oleh cangkag oyster

Perubahan pigmen: Perubahan pigmen


mungkin dapat menetap setelah lesi
sembuh, dapat muncul gambaran dari
makula hipopigmentasi
Pada mukosa: Lesi membran mukosa
biasanya sangat infeksius. Terdapat tiga
manifestasi yaitu, kondilomata lata,
patches mukosa, dan faringitis
Pada kuku: Perubahan kuku pada sifilis
sekunder mungkin terjadi karena
adanya keterlibatan dari nail matriks
atau nail fold.

Pada Rambut : Kehilangan rambut


yang difus dapat terjadi akibat dari
keterlibatan kulit kepala oleh sifilis
sekunder, secara klinis gejala ini
akan muncul daam 3 sampai 5 bulan
setelah infeksi dimulai.

Gejala Klinis Non-Kutaneus

Sistem Limforetikular
Opthalmologis
Auditori
Muskuloskeletal
Hematologi
Ginjal
Hepatik
Gastrik

Sistem Limforetikular: Pembesaran nodus limfe


terjadi pada 50% sampai 80% kasus. Sering
terjadi pada inguinal, aksila, servikal, epitrochlear,
femoral,dan superclavicular.
Opthalmologis: Iritis merupakan komplikasi
pada mata yang paling sering, terjadi pada kurang
dari 3% dari semua kasus, muncul pada
perjalanan akhir dari sipilis sekunder, atau pada
sipilis yang relpas
Auditori: Terdapat sedikit laporan tentang tuli
sensorineurl pada awal sipilis. Kondisi akan
memburuk secara cepat dan cenderung terjadi
secara bilateral.
Muskuloskeletal: Karena adanya keterlibatan
tulang dan sendi yang tidak terlihat, temuan
tentang hal ini sangat jarang terjadi.

Hematologi: Kelainan di bidang hematologi


diantaraya adalah anemia, leukositosis,
limfofenia relatif, dan peningkatan sedimentasi.
Ginjal: Glomerulonefritis membranosa akut,
biasanya bermanifestasi dengan timbulnya
sindroma nefrotik, dan dapat sembuh dengan
pengobatan
Hepatik: Walaupun biasanya terjadi secara
sub-klinis, insidensi dari luetik hepatitis adalah
9.7% pada sebuah penelitian. Jaundice sering
tidak terdeteksi.
Gastrik: Nyeri epigastrik dan mual muntah
mungkin disebabkan oleh adanya ulkus, lesi
polypoid pada lambung, yang sembuh dengan
pemberian antibiotik.

SIFILIS LATEN

Stadium kedua diikuti oleh adanya


stadium asimtomatik dengan tidak
adanya temuan klinis, bukti satusatunya dari penyakit ini adalah uji
serologis reaktif. Latensi dapat
terjadi, dan dapat terganggu oleh
adanya relaps dari sipilis sekunder
atau proses dari stadium tersier.

SIFILIS RELAPS

Lesi sifilis yang relaps cenderung tidak luas


dan sering terjadi pada area anogenital dan
oral, tetapi masih sangat tinggi
penularannya. Karena pasien tidak peduli
terhadap lesi yang dimilikinya, pasien jarang
sekali memeriksakan dirinya ke dokter,
kekhawatiran terhadap sipilis yang relaps
adalah berhubungan dengan
epidemiologinya. Gejala lainnya diantaranya
periostitis (biasanya di daerah tibia), iritis,
dan hepatitis.

Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai