Anda di halaman 1dari 18

PLASENTA RESTAN

(SISA PLASENTA)
DEFENISI
Tertinggalnya bagian plasenta (satu atau lebih lobus), sehingga uterus
tidak dapat berkontraksi secara efektif dan dapat menimbulkan
perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum sekunder.
Disebabkan oleh: karena atonia uteri, adanya lingkaran konstriksi pada
bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III, dan hal-hal
yang dapat menyebabkan terhalangnya plasenta keluar (Mochtar,1998).
PLASENTA
Plasenta berbentuk bundar atau oval,
Diameter 15-20cm,
Tebal 2-3cm,
Berat 500-600 gram,
Biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira
16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Tipe Plasenta
Letak plasenta normal pada corpus uteri bagian depan atau belakang agak
kearah fundus uteri.
Plasenta terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Bagian janin (fetal portion):
Bagian janin terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas :
Vili korialis
Ruang-ruang interviler.
Permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang licin, dibawah lapisan amnion ini
berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri
bagian permukaan janin
2. Bagian maternal (maternal portion)
Bagian maternal terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari
beberapa lobus dan kotiledon (15-20buah).
Desidua basalis pada uri yang matang disebut lempeng korionik
(basal) dimana sirkulasi utero-plasental berjalan keruang-ruang
intervili melalui tali pusat.
3. Tali pusat
Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin.
Panjangnya ratarata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1- 2.5 cm),
strukturnya terdiri atas 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis serta
jelly wharton.
Tipe tipe plasenta
1. Bentuknya
Plasenta normal
Plasenta menbranasea (tipis)
Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
Plasenta spuria
Plasenta bilobus ( 2 lobus)
Plasenta trilobus (3 lobus)
2. Pelekatan pada dinding rahim
Plasenta adhesiva (melekat)
Plasenta akreta(lebih melekat)
Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
Plasenta perkreta (sampai keserosa)
ETIOLOGI
1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus, disebkan oleh:
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva)
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
desidua sampai miometrium
2. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan, disebabkan
oleh:
Karena atonia uteri
Kesalahan penanganan pada kala III sehingga menyebabkan terjadinya lingkaran
konstriksi pada segmen bagian bawah uterus yang dapat menghalangi keluarnya
plasenta.
PATOGENESIS Kala tiga dapat dibagi ke dalam 4 fase yaitu :
1. Fase laten, ditandai dengan:
menebalnya dinding uterus yang bebas tempat palsenta, namun dinding uterus tempat
plasenta melekat masih tipis.
2. Fase kontraksi ditandai dengan:
menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat ( dari ketebalan kurang dari 1 cm
menjadi > 2 cm ).
3. Fase pelepasan plasenta
Pada fase ini plasenta menyempurnakan pemisahannya dari dinding uterus dan
lepas.
Tidak ada hematon yang terbentuk antara dinding uterus dengan plasenta.
Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan
otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta.
4. Fase pengeluaran,
fase ini plasenta bergerak meluncur. Saat plasenta bergerak turun, daerah
pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul di
dalam rongga rahim.

Lama kala III pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase
kontraksi. Dengan menggunakan ultrasonografi pada kala III, 89%
plasenta lepas dalam waktu satu menit dari tempat implantasinya.
Tanda tanda lepasnya plasenta :
1. Keluarnya darah secara tiba tiba.
2. Tali pusat memanjang.
3. Uterus membulat dan memanjang.

Periksa kelengkapan plasenta,yang diperiksa:


4. Permukaan maternal (15-20 kotiledon)
5. Permukaan fetal
6. Selaput ketuban
7. Apakah ada tanda-tanda plasenta suksentaria
GEJALA KLINIS
1. Perdarahan
Postpartum dini akibat sisa plasenta ditandai dengan: perdarahan
dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik.
Perdarahan postpartum: perdarahan yang berulang atau berlangsung
terus dan berasal dari rongga rahim.Perdarahan terjadi karena uterus
tidak bisa berkontraksi secara efektif.
2. Tinggi fundus uterus tidak berkurang walaupun uterus berkontraksi
3. Pemerikasan tanda tanda vital
4. Pusing, gelisah, letih, ekstremitas dingin dan dapat terjadi syok
hipovolemik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
Nilai adanya trombositopenia, leukosit
2. Tentukan adanya gangguan koagulasi: PT, APTT,CT, BT
3. Pemeriksaan USG, terlihat adanya sisa plasenta (stoll cell)
DIAGNOSIS
Penilaian dilakukan dengan memeriksa kelengkapan plasenta setelah plasenta lahir,
Apabila ragu pastikan dengan eksplorasi dengan tangan, kuret, atau usg
Diagnosis:
Perdarahan pasca persalinan
Palpasi uterus : kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak, Lakukan eksplorasi
cavum , cari:
Sisa plasenta/selaput ketuban
Robekan rahim
Plasenta suksenturiata
Inspekulo : nilai robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah
Pemeriksaan lab : darah lengkap
DIAGNOSA BANDING

Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta
PENATALAKSANAAN
Tiga hal yang harus diperhatikan:
1.Menghentikan perdarahan dengan mencari sumber
perdarahan
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
1. Perbaiki KU: memasang infus Rl/Nacl 0,9 %
2. Bila kadar Hb8 gr%,berikan sulfas ferosus 600
mg/hari selama 10 hari.
3. Pada kasus syok: Transfusi
4. Antibiotik: Ampisilin 1 g IV diikuti 500 mg
secara IM setiap 6 jam+metronidazol 400 mg atau
500 mg secara oral setiap 8 jam v
Ekplorasi Cavum Uteri: Persangkaan tertinggalnya jaringan
plasenta
Manual Plasenta Dilakukan bila plasenta tidak lahir setelah 1
jam bayi lahir disertai managemen aktif kala III
Kuretase Pilihan utama bagi evakuasi uterus adalah aspirasi
vakum manual, dilatasi dan kuretase dianjurkan apabila
aspirasi vakum manual tidak tersedia.
KOMPLIKASI
Perdarahan karena sisa plasenta dapat menyebabkan :
Syok Hipovolemik
Infeksi
Kuratase dapat menyebabkan :
Perdarahan
Perforasi dinding rahim
Infeksi
Gangguan trofoblas akibat sisa plasenta yang ada didinding rahim

Anda mungkin juga menyukai