Anda di halaman 1dari 28

PENDAHULUAN

Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi:


1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation myocardial
infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable
angina pectoris)
Klasifikasi SKA
 Elevasi Segmen ST pada J Point pada 2 lead yg
berhubungan
 ≥0.25 mV Pada laki-laki dibawah 40th
STEMI  ≥0.2 mV pada laki-laki diatas 40th, or ≥0.15 mV
pada wanita di lead V2–V3 dan/atau ≥0.1 mV
pada lead lainnya

Depresi Segmen ST horizontal/downsloping


NSTEMI/UAP baru ≥ 0.1 mV pada 2 lead yg berhubungan T
Inverted ≥ 0.1 mV
STEMI merupakan sindroma klinis yang
dididefinisikan dengan tanda gejala dan
karakteristik iskemi miokard dan
berhubungan dengan persisten ST elevasi dan
pengeluaran biomarker dari nekrosis
miokard. Cardiac troponin merupakan
biomarker yang digunakan untuk diagnosis
infark miokard. (AHA, 2013).

STEMI merupakan oklusi total dari arteri koroner yang


menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh
ketebalan miokardium, yang ditandai dengan adanya
elevasi segmen ST pada EKG. Sedangkan NSTEMI
merupakan oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa
melibatkan seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak
ada elevasi segmen ST pada EKG.
Lokasi infark miokard berdasarkan
perubahan gambaran EKG
No Lokasi Gambaran EKG

1. Anterior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V4/V5.


2. Anteroseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V3
3. Anterolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-V6 dan I dan aVL

4. Lateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V5-V6 dan inversi gelombang


T/elevasi ST/gelombang Q di I dan aVL
5. Inferolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III, aVF, dan V5-V6 (kadang-
kadang I dan aVL).
6. Inferior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III, dan aVF
7. Inferoseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II, III, aVF, V1-V3

8. True Gelombang R tinggi di V1-V2 dengan segmen ST depresi di V1-V3.


posterior Gelombang T tegak di V1-V2
9. RV Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-V4R). Biasanya ditemukan
Infraction konjungsi pada infark inferior. Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam
pertama infark.
Faktor Resiko
Faktor yang tidak dapat dirubah: Faktor yang dapat dirubah :

Merokok
Usia
Hiperlipidemia
Jenis Kelamin Hipertensi

Diabetes Melitus
Ras
Gaya Hidup Monoton
Riwayat Keluarga Stres Psikologik
Etiologi
Masalah pada ACS terletak pada penyempitan pembuluh
darah jantung (vasokontriksi). Penyempitan ini diakibatkan
oleh :

1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam


pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol yang
tinggi.
2. Sumbatan (trombosit) oleh sel bekuan darah
(thrombus) atau pembentukan trombus.
3. Vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah)
4. Dipengaruhi juga oleh beberapa keadaaan seperti :
aktivitas atau latihan fisik yang berlebihan, stress atau
emosi.
Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada
2. Terasa sesak, tampak pucat, pusing.
3. Dada seperti ditindih, seperti
ditusuk-tusuk, lama nyeri ± 20 menit
4. Berkeringat, TD menurun /
meningkat
5. Adanya mual dan muntah, lemah,
lesu, palpitasi.
6. Nyeri angina stabil hanya terjadi
pada saat beraktivitas atau olahraga
dan menghilang dengan cepat pada
saat istirahat.
7. Nyeri menjalar ke tangan kiri, kedua
tangan atau ke dagu.
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan EKG : memberi bantuan untuk diagnosis dan
prognosis.
2. Pemeriksaan biokimia jantung
3. Pemeriksaan enzim jantung yang lain yaitu :
a) Mioglobin: dapat dideteksi satu jam setelah infark dan
mencapai puncak dalam 4-8 jam.
b) Creatinin Kinase (CK): Meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam 10-36 jam dan kembali
normal dalam 3-4 hari.
c) Lactic dehydrogenase (LDH): meningkat setelah 24 jam bila ada
infark miokard, mencapai puncak 3-6 hari dan kembali normal
dalam 8-14 hari.
d) Pemeriksaan HDL,LDL,GDS,darah rutin, status elektrolit, test
fungsi ginjal, koagulasi darah.
e) Pemeriksaan coronary angiography : pemeriksaan khusus
dengan sinar x pada jantung dan pembuluh darah.
f) Echocardiogram, chest X-ray.
Komplikasi
Gagal Jantung

Hipotensi

Kongesti Paru

Syok Kardiogenik

Aritmia

Perikarditis

Thrombus ventrikel kiri


Persangkaan SKA

Non Kardiak Angina Stabil (Kronik) Kemungkinan Definitif SKA


SKA

• EKG: Normal atau Tanpa Elevasi segmen ST Elevasi segemen ST (STEMI)


atau LBBB Baru
nondiagnostik
• Marka Jantung awal:
Normal • Perubahan ST dan/atau
• Gelombang T
Observasi 12 jam setelah • Angina berlanjut
awitan Angina • Marka Jantung Positif
• Hemodinamik abnormal
• Angina tdk berulang • Angina berulang,atau
• EKG:tdk berubah • EKG: perubahan ST
• Marka jantung:Normal dan/atau gelombang T Definitif SKA Evaluasi terapi reperfusi
• Marka Jantung : positif

NEGATIF POSITIF
Diagnostik: Bukan SKA atau Diagnosis: Definitif atau sangat Terapi NSTEMI
Resiko rendah SKA mungkin SKA

Pemantauan rawat Jalan


Terapi Reperfusi pada STEMI
Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. Suplemen oksigen harus diberikan segera untuk pasien dengan
saturasi O2 arteri & lt; 95 % atau yang mengalami distres respirasi.
3. Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien ACS dalam
6 jam pertama, tanpa mempertimbangkan saturasi O2 arteri.
4. Pengobatan iskemia
a) Nitrat : tablet sublingual / spray ( max 3 dosis ), jika sakit tidak
berkurang lanjutkan dengan pemakaian IV.
b) ß-bloker : direkomendasikan jika tidak ada kontraindikasi, jika
sakit dada berlanjut, gunakan dosis pertama IV yang diikuti
dengan tablet.
c) Morfin sulfat : dapat dugunakan dengan nitrat selama TD
dimonitor
d) Antagonis kalsium : antagonis kalsium dihidropiridin dapat
digunakan pada pasien yang sulit sembuh hanya setelah gagal
menggunakan nitrat dan ß- bloker
e) Inhibitor ACE : diindikasikan pada hipertensi yang tetap
f) Terapi antiplatelet dan antikoagulan.
IDENTITAS PASIEN
Identitas
• Nama : Tn. S
• Umur : 54 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• No.RM : 15-05-71
• Alamat : Kp. Katomas RT001/001 Tigaraksa
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Tgl. Masuk RS : 20/10/2019 (Pukul 11.00)
ANAMNESIS
KU: nyeri dada
RPS:
Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang menetap tembus ke
punggung terasa seperti tertekan, keringat dingin, berdebar – debar, sesak (+) memberat bila
terlentang. Keluhan nyeri dada dirasakan pada pukul 04.00 WIB
ANAMNESIS

RPD RPO RPK RKS

DM (-) Obat anti nyeri Tidak ada Merokok (+)


Hipertensi (+)
dan obat gatal menderita Alkohol (-)
Sesak dan penyakit yang
Nyeri dada badan
sama.
sebelumnya (+)
VITAL SIGN

Sakit 78x/men 22x/


150/80mm
sedang / 36 °C
Hg it menit
GCS 15
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
KEPALA : normocephali , sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
warna rambut memutih RCL/RCTL (+/+)

TELINGA : DBN
Serumen (-/-)
Sekret (-/-), HIDUNG: Sekret (-
THORAKS : simetris (+/+), ronkhi (-/-
/-)
), wh (-/-).

LEHER: Pembesaran KGB (-).


Pembesaran Tiroid (-)

EXTREMITAS INFERIOR
Ikterik (-/-), Edema (-/-),
ABDOMEN : Supel, ab. Cembung sianosis (-/-)
LABORATURIUM Hasil Lab
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29 – 10 - 2019
No Jenis Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 15 g/dl 14.0 – 18.0 g/dl
1
Leukosit 12.32 ribu/ uL 5.00 – 10.00 ribu/uL
2
Trombosit 181 ribu/ uL 150 – 450 ribu/uL
3 Eritrosit 4.93 juta/ uL 4.60 – 6.20 juta/ uL
Hematokrit 44.2 % 40.0 – 54.0 %
4
Hitung Jenis Leukosit
5
Eosinofil 3% 1-3%
6
Basofil 0% 0-2 %
7
Neutrofil Segmen 69% 50-70 %
8 Neutrofil Batang 0% 2-6 %
Limfosit 20% 20-40 %
9
Monosit 8% 2-8 %
10
No Jenis Pemeriksaan Hasil
Ureum 26.6 mg/dl 15.0 – 40.0 mg/dl
11
Creatinin 0.72 mg/dl 0.00 – 1.40 mg/dl
12
Gula Sewaktu 155 mg/dl 50 – 180 mg/dl
13
Hematokrit 44.2 % 40.0 – 54.0 %
14
Kimia Darah
15
Natrium 140.2 mmol/L 130 – 150 mmol/L

Kalium 3.74 mmol/L 3.0 – 5.5 mmol/L

Klorida 110 mmol/L 98 – 107 mmol/L


EKG (20/10/2019)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan Curah Jantung


2. Intoleransi Aktivitas
Penatalaksanaan
• O2 3 Lpm
• Loading Aspilet 320mg selanjutnya 1 x 80 mg
• Loading Clopidogrel 300mg selanjutnya 1 x 75 mg
• Ramipril 1 x 5 mg
• Atorvastatin 1 x 40 mg
• Bisoprolol ½ x 5 mg
• ISDN 3 x 5 mg
• Drips furosemide 3 amp/24 jam
• Pasang kateter urine bukan kondom catheter
• Inj. Heparin bolus 5000 unit lanjut drips 12 unit/kgBB/jam
• Rawat ICU
• EKG serial di ICU

Anda mungkin juga menyukai