Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

ACUTE CORONARY SYNDROME

Pembimbing :
dr. Musrifah Budi Utami, Sp. PD, M.Kes
Diajukan Oleh :
Ditamas Yoga Pratiwi, S. Ked
J510185060
PENDAHULUAN
 Sindrom Koroner Akut (SKA)  penyebab
meningkatnya angka kematian di seluruh
dunia
LANDASAN TEORI
 ANATOMI JANTUNG
Fisiologi Jantung

 Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari


dan ke jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior
mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru)
dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah
kanan. Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup
trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru
melalui katup pulmonal.
 Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida,
mengalami oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini
menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju
atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri,
darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan
selanjutnya dipompakan ke aorta.
DEFINISI ACS
 Sindrom koroner akut (SKA) merupakan
kegawatan jantung yang terjadi karena
adanya ruptur atau erosi dari plak
aterosklerosis yang memiliki gambaran
berupa angina pektoris tidak stabil (unstable
angina pectoris/UAP), infark miokardium akut
(IMA) baik dengan peningkatan segmen ST
(ST segmen elevation myocardial infarction/
STEMI) maupun tanpa peningkatan segmen
ST (non ST segmen elevation myocardial
infarction/NSTEMI).
KLASIFIKASI ACS
 Infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI: ST segment elevation myocardial
infarction)
 Infark miokard dengan non elevasi segmen ST
(NSTEMI: non ST segment elevation
myocardial infarction)
 Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP: unstable
angina pectoris).
ETIOLOGI
 Penyebab dari Sindrom Koroner Akut ini
adalah trombus tidak oklusif pada plak yang
sudah ada, obstruksi dinamik (spasme koroner
atau vasokonstriksi), obstruksi mekanik yang
progresif, inflamasi dan/atau infeksi, faktor
atau keadaan pencetus.
EPIDEMIOLOGI
 Menurut WHO, 7.254.000 kematian di seluruh
dunia (12,8% dari semua kematian)
disebabkan oleh SKA pada tahun 2008
(Hausenloy, 2013)
FAKTOR RISIKO
 SKA umumnya terjadi pada pasien dengan usia
diatas 40 tahun (Heru Sulastomo, 2010).
 SKA tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita
juga berisiko terkena SKA meskipun kasusnya tidak
sebesar pada laki-laki (Mamat Supriyono, 2008).
 Insidensi SKA tercatat lebih rendah pada wanita
dibandingkan pria sebelum usia 50 tahun (Anand,
2008). Sebelum berusia 40 tahun, perbedaan
kejadian SKA antara pria dan wanita adalah 8 : 1.
Satu dari empat laki-laki dan satu dari lima
perempuan meninggal setiap tahun karena SKA
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
 Gambaran Klinis Angina Tak Stabil
 Keluhan pasien umumnya berupa angina untuk pertama
kali atau keluhan angina yang bertambah dari biasa.
 Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi lebih berat
dan lebih lama, mungkin timbul pada waktu istirahat,
atau timbul karena aktivitas yang minimal.
 Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual,
sampai muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin.
 Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang
khas.
 Gambaran Klinis Infark Miokard Dengan Non Elevasi Segmen ST
(NSTEMI)
 Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadangkala di epigastrium
dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar.
 Nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala
yang sering ditemukan pada NSTEMI.
 Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahawa mereka yang
memiliki gejala dengan onset baru angina berat/terakselerasi memiliki
prognosis lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki nyeri pada
waktu istirahat.
 Gejala khas rasa tidak enak di dada iskemia pada NSTEMI telah diketahui
dengan baik.
 Gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaforesis, sinkop atau nyeri di
lengan, epigastrium, bahu atas, atau leher juga terjadi dalam kelompok
yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun.
 Gambaran Klinis Infark Miokard Dengan Elevasi Segmen ST
(STEMI)
 Nyeri dada dengan lokasi substernal, retrosternal, dan prekordial.
 Sifat nyeri seperti rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar,
ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
 Penjalaran biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang
bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke
lengan kanan.
 Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat, atau obat
nitrat.
 Gejala yang menyertai seperti mual, muntah, sulit bernafas,
keringat dingin, cemas dan lemas.
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Diagnosa adanya suatu SKA harus ditegakkan
secara cepat dan tepat dan didasarkan pada
tiga kriteria, yaitu gejala klinis nyeri dada
spesifik, gambaran EKG (elektrokardiogram)
dan evaluasi biokimia dari enzim jantung.
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala
kardinal pasien SKA. Nyeri dada atau rasa
tidak nyaman di dada merupakan keluhan dari
sebagian besar pasien dengan SKA.
 Pemeriksaan Fisik
 Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk
mengidentifikasi faktor pencetus dan kondisi lain
sebagai konsekuensi dari APTS/NSTEMI. Hipertensi tak
terkontrol, anemia, tirotoksikosis, stenosis aorta berat,
kardiomiopati hipertropik dan kondisi lain, seperti
penyakit paru. Keadaan disfungsi ventrikel kiri
(hipotensi, ronki dan gallop S3) menunjukkan prognosis
yang buruk. Adanya bruit di karotis atau penyakit
vaskuler perifer menunjukkan bahwa pasien memiliki
kemungkinan juga penderita penyakit jantung koroner
(PJK).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Elevasi Segmen ST pada J Point pada 2 lead yg
berhubungan
STEMI ≥0.25 mV Pada laki-laki dibawah 40th
 ≥0.2 mV pada laki-laki diatas 40th, or
≥0.15 mV pada wanita di lead V2–V3
dan/atau ≥0.1 mV pada lead lainnya

NSTE Depresi Segmen ST horizontal/downsloping baru


≥ 0.1 mV pada 2 lead yg berhubungan
MI/ T Inverted ≥ 0.1 mV
UAP
MARKA JANTUNG
 Pada pasien dg SKA
Peningkatan enzinm Troponin
terjadi 4 jam setelah onset
gejala
 Troponin dapat bertahan selama
2 minggu didalam darah
 Pemeriksaan serial harus
dilakukan dlm 6-12 jam jika
pemeriksaan pertama
negatifPemeriksaan CKMB atau
Troponin T sangat bermanfaat
utk mendiagnosis SKA
DIAGNOSIS BANDING
 Mengancam jiwa dan perlu penanganan
segera: diseksi aorta, perforasi ulkus peptikum
atau saluran cerna, emboli paru, dan tension
pneumothorax.
 Non iskemik: miokarditis, perikarditis,
kardiomyopati hipertropik, sindrom Brugada,
sindrom wolf-Parkinson-White.
 Non kardiak: nyeri bilier, ulkus peptikum,
ulkus duadenum, pleuritis, GERD, nyeri otot
dinding dada, serangan panik dan gangguan
psikogenik.
Tindakan Umum & Langkah Awal
Tirah Baring
Oksigen utk pasien dg Saturasi<95% atau distres
2 nafas
Suplemen Oksigen diberikan utk semua SKA dlm 6 jam pertama tanpa
mempertimbangkan Saturasi

Aspirin tanpa salut 160-320 mg pd semua ps yg


4 toleran thdp Aspirin
Clopidogrel dosis awal 300 mg, dilanjutkan 75
5 mg/hari

5 Suplemen Oksigen diberikan utk semua SKA dlm 6 jam pertama tanpa
mempertimbangkan Saturasi

5 Anti Iskemik: NTG spray/tab , Morfin sulfat 1-5 mg IV dpt diulang


setiap 10-30 menit
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
21
Algoritma evaluasi dan Persangkaa
tatalaksana SKA n SKA

Non Angina Stabil Kemungki Definitif SKA


Kardiak (Kronik) nan SKA
• Tanpa Elevasi Elevasi segemen ST
EKG: Normal
(STEMI) atau LBBB
atau segmen ST Baru
nondiagnostik
• Marka Jantung • Perubahan ST
awal: Normal dan/atau
• Gelombang T
Observasi 12 jam setelah
• Angina berlanjut
awitan Angina
• Marka Jantung Positif
• Hemodinamik
• Angina tdk • Angina berulang,atau abnormal
berulang • EKG: perubahan ST
• EKG:tdk berubah dan/atau gelombang Definitif Evaluasi terapi
• Marka T SKA reperfusi
jantung:Normal • Marka Jantung :
positif

NEGATIF POSITIF
Diagnostik: Bukan SKA atau Diagnosis: Definitif atau Terapi
Resiko rendah SKA sangat mungkin SKA NSTEMI

Pemantauan rawat
Jalan
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Penyekat Beta (Beta Blocker)
(Kelas I-B)
Iskem
ik Nitrat (Kelas I-C)

Calcium Channel Blocker (CCB)


(Kelas I-B)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Aspirin : dosis loading 150-300 mg,
dosis pemeliharaan 75-100 mg
Platel
et Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis
pemeliharaan 2x90 mg
Clopidogrel: Dosis loading 300 mg,
dosis pemeliharaan 75 mg/hari

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Anti Aspirin : dosis loading 150-300 mg,
dosis pemeliharaan 75-100 mg
Platel
et Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis
pemeliharaan 2x90 mg
Clopidogrel: Dosis loading 300 mg,
dosis pemeliharaan 75 mg/hari

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Ace Captopril : 2-3 x 6,25-50 mg
Inhibi
tor Ramipril : 2,5-10 mg/hari dalam 1
atau 2 dosis
(Mengura
ngi Lisinopril: 2,5-20 mg/hari dalam 1
remodelli dosis
ng,menur
unkan
angka
kematian
pasca- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Harus diberikan pada setiap pasien SKA
Stat (tanpa kontraindikasi)Anti inflamasi dan
stabilisasi Plak (Kelas I-A)
in Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai
sblm pasien keluar RS, target LDL<100
mg/dL (Kelas I-A)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI
Fundaparinuks : 2,5 mg subkutan (Kelas I-A)
Anti
Koag
Enoksaparin : 1 mg/kg,dua kali sehari (Kelas I-B)
ulan
(HARUS
DITAMBA UFH :Bolus i.v 60 u/g,dosis mak 4000 U, Infus i.v 12
HKAN pd U/kg selama 24-48 jam dg dosis maksimal 1000
terapi U/jam, Target aPTT 1,5 – 2x Kontrol (Kelas I-C)
Antiplate
let
Secepat
Mungkin) Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
PROGNOSIS

SKA
Anti Anti
Platelet Koagula
n

Mencegah
Trombosis Lebih
Resiko
Lanjut Perdarahan↑

Prognosis Prognosis
Baik Buruk
Grace Score
EDUKASI
 Pencegahan sindrom koroner akut melalui
edukasi dan promosi kesehatan untuk
mencegah terbentuknya aterosklerosis.
Edukasi dan promosi kesehatan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
 Modifikasi gaya hidup, yakni dengan olahraga
minimal 30 menit setiap hari
 Modifikasi diet, yakni diet rendah lemak
Kesimpulan
SIGN AND STABIL ANGINA USTABLE ANGINA NON-STEMI STEMI
SYMPTOM PECTORIS PECTORIS

Chest pain + + + +
On activity On rest On rest On rest
EKG Normal or Normal or Normal or ST elevation
T inversi or T inversi or T inversi or
ST segmen ST segmen ST segmen
depression depression depression

Myocardial enzym - - + +
(trponin I/T, (iskemik) (iskemik) (karena sudah (karena sudah
Myoglobin, CKMB) infarksel akan lysis infarksel akan lysis
Adanya di myocard dan enzyme dan enzyme
mengalir ke darah) mengalir ke darah)

Harus ada faktor HT, DM, menopous, HT, DM, menopous, HT, DM, menopous, HT, DM, menopous,
resiko dislipidemia, older dislipidemia, older dislipidemia, older dislipidemia, older
age, alkoholic, age, alkoholic, age, alkoholic, age, alkoholic,
DAFTAR PUSTAKA
 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2015
 PERKI, 2015, Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular,
edisi pert., Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.
 Alwi I (2009). Infark miokard akut dengan Elevasi ST. Dalam: Sudoyo A. W,
Setryohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (eds). Buku ajar ilmu
pengetahuan penyakit dalam jilid II. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, pp:
1741-1756.
 Fox KA, Steg PG, Eagle KA, Goodman SG, Anderson FA Jr, Granger CB, Flather
MD et al (2007). Decline in rates of death and heart failure in Acute Coronary
Syndromes, 1999-2006. Journal of American Heart Association. 297(17):1892-
1900.
 Ganong WF (2002). Homeostasis kardiovaskular dalam keadaan sehat & sakit.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC, pp: 615-619.
 Rilantono LI. 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. 143-150
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai