Anda di halaman 1dari 30

Sindrom Koroner Akut

Elena Silvia Tara - 112017101


FK UKRIDA

Tutor : dr. Andria P, Sp.JP

RSUD CENGKARENG
PERIODE 12 NOVEMBER 2018 - 19 JANUARI 2018
Definisi Sindrom Koroner Akut

Merupakan spektrum
manifestasi akut dan
berat yang merupakan
keadaan
kegawatdaruratan dari
koroner akibat ketidak
seimbangan antara
kebutuhan oksigen
miokardium dan aliran
darah.
Etiologi

 Ruptur plak
 Trombus
Patofisiologi

Ruptur plak Trombus mulai terbentuk dan Angina tidak


yang tidak kondisi spasme mengurangi stabil
stabil aliran darah saat istirahat

Pembentukan Oklusi vaskular transien atau NSTEMI


trombus tidak inkomplit (terjadi proses lisis)
stabil pada
ruptur plak

Trombus pada Oklusi vaskular komplit (tidak STEMI


ruptur plak terjadi proses lisis)
Faktor Resiko

Yang tidak dapat


Yang dapat dimodifikasi dimodifikasi :
 Hipertensi  Riwayat PJK dalam keluarga
 Diabetes Melitus (DM)  Usia
 Hiperlipidemia  Jenis kelamin
 Merokok
 Obesitas
 Stress
klasifikasi
Klasifikasi Sindrom Koroner Akut

 Angina Pektoris Tidak Stabil (Unstable Angina)


 Manifestasi khas angina, tanpa peningkatan enzim biomarka
jantung, dengan atau tanpa perubahan EKG yang
menunjukkan iskemia
 Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI)
 Manifestasi khas angina, disertai peningkatan enzim
biomarka jantung, tanpa adanya gambaran elevasi segmen
ST pada EKG
 Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
 Manifestasi khas angina, disertai peningkatan enzim
biomarka jantung, degan adanya gambaran elevasi
segmen ST pada EKG.
Perbedaan Karakteristik Klinis SKA
Unstable Angina NSTEMI STEMI
Keluhan Klinis
• Angina saat istirahat, durasi >20 menit; • Presentasi klinis menyerupai SKA
atau pada umumnya yaitu gejala tipikal.
• Angina pertama kali hingga aktivitas OS datang dengan gejala atipikal :
fisik sangat terbatas; atau nyeri pada lengan / bahu, sesak
• Angina progresif; pasien dengan napas akut, sinkop, aritmia.
angina stabil. Terjadi perburukan, • Pasien dengan STEMI biasanya
frekuensi lebih sering, durasi lebih memiliki riwayat angina atau PJK &
lama, muncul dengan aktivitas ringan usia lanjut
• Angina pasca infark : angina yang • Angina pada SKA sering disertai
terjadi dalam 2 minggu setelah infark keringan dingin (respon simpatis),
miokard mual dan muntah (stimulasi vagal)
serta lemas.
Perbedaan Karakteristik Klinis SKA
Unstable Angina NSTEMI STEMI
Elektrokardiografi
• Gambaran depresi segmen ST, • Elevasi segmen ST ≥ 0,1 mV pada ≥2
horizontal atau downsloping pada ≥2 sandapan sesuai regio ventrikelnya;
sandapan sesuai regio ventrikelnya; atau
dan/atau • ≥0,2 mV khusus pada sandapan V2 –
• Inversi gelombang T ≥0,1 mV V3
Perbedaan Karakteristik Klinis SKA

 Perubahan EKG pada  Perubahan EKG pada


NSTEMI & UAP STEMI
Perbedaan Karakteristik Klinis SKA

Unstable Angina NSTEMI STEMI


Biomarka Jantung
• Tidak ada • Peningkatan • Peningkatan troponin T (untuk
peningkatan troponin T diagnosis akut) dan/atau CKMB
troponin T dan/atau CKMB (untuk diagnosis dan mengetahui
dan/atau CKMB (4 – 6 jam setelah luas infark)
onset)
Biomarka Jantung
Diagnosis Banding Nyeri Dada
Gangguan
Cardiovask
Pulmonary Gastrointestinal pada dinding
ular toraks

Refluks
Servical
Perikarditis Emboli paru gastrointestinal
esofageal radiculitis

Temponade Ulkus
Infark paru
jantung peptikum

Aritmia Abses paru

Pneumotoraks

Pleuritis
Persangkaan SKA

Non Angina Stabil Kemungkinan Definitif SKA


Kardiak (Kronik) SKA

• EKG: Normal atau Tanpa Elevasi segmen Elevasi segemen ST


(STEMI) atau LBBB Baru
nondiagnostik ST
• Marka Jantung
awal: Normal • Perubahan ST
dan/atau
Observasi 12 jam setelah • Gelombang T
awitan Angina • Angina berlanjut
• Marka Jantung Positif
• Hemodinamik
• Angina tdk • Angina berulang,atau
abnormal
berulang • EKG: perubahan ST
• EKG:tdk berubah dan/atau gelombang Definitif SKA Evaluasi terapi
• Marka T reperfusi
jantung:Normal • Marka Jantung : positif

NEGATIF POSITIF
Diagnostik: Bukan SKA atau Diagnosis: Definitif atau Terapi
Resiko rendah SKA sangat mungkin SKA NSTEMI

Pemantauan rawat Jalan

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Tatalaksana Awal
1. Evaluasi dan penanganan awal pada pasien dengan nyeri dada atau
diduga suatu iskemia atau infark jantung  MONA
 Lakukan ABC, pemasangan monitor, siapkan alat resusitasi &
defibrilasi
 Tirah baring
 Oksigen
 Aspirin 160-320 mg
 Clopidogrel 300 mg, dosis pemeliharaan 75 mg/hari, ticagrelor 180
mg
 Nitrogliserin spray/tablet sublingual, dpt diulang 5 menit max 3x
 Morfin sulfat 1-5 mg iv, dpt diulang setiap 10-30 menit
 EKG 12 Sandapan, bila ditemukan STEMI, persiapkan terapi
reperfusi.
2. Terapi Reperfusi segera
 Terapi fibrinolitik
 Intervensi Percutaneuous Coronary Intervention
Terapi Fibrinolitik
Agen Dosis Awal Ko Terapi Antitrombotik Kontraindikasi spesifik

Streptokinase (Sk) 1,5 juta U dalam 100 ml Heparin iv selama 24-48 Sebelum SK atau
dextrose 5% atau dlm jam Anistreptase
larutan salin 0,9% dlm
30-60 menit

Alteplase (tPA) Bolus 15mg IV Heparin IV selama 24-48


0,75 mg/kg selama 30 jam
menit, kemudian 0,5
mg/kg selama 60 mrnit
Dosis total tidak lebih
dari 100 mg

Dosis tunggal bolus Heparin iv selama 24 –


Tenecteplase intravena sesuai bb, 48 jam
diberikan dalam 5 detik
:
• < 60 kg : 30 mg
• 60-70 kg : 35 mg
• 70-80 kg : 40 mg
• 80-90 kg : 45 mg
• >90 kg : 50 mg
Terapi NSTEMI/UAP

Anti Penyekat Beta (Beta Blocker)


Iskemik
Nitrat

Calcium Channel Blocker (CCB)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI/UAP

Anti Aspirin : dosis loading 150-300 mg, dosis


pemeliharaan 75-100 mg
Platelet
Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis
pemeliharaan 2x90 mg
Clopidogrel: Dosis loading 300 mg, dosis
pemeliharaan 75 mg/hari

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI/UAP

Ace Captopril : 2-3 x 6,25-50 mg


Inhibitor
(Mengurangi Ramipril : 2,5-10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
remodelling,m
enurunkan
angka
kematian Lisinopril: 2,5-20 mg/hari dalam 1 dosis
pasca-infark)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Terapi NSTEMI/UAP

Harus diberikan pada setiap pasien SKA (tanpa


Statin kontraindikasi)Anti inflamasi dan stabilisasi Plak
Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai
sblm pasien keluar RS, target LDL<100 mg/dL

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
Tatalaksana Jangka Panjang SKA

Modifikasi gaya hidup


Kontrol tekanan darah & penyakit penyerta
(DM, dislipidemia)
Meneruskan medikamentosa
Antiplatelet, sesuai indikasi pasien.
β- Blocker
ACE Inhibitor atau ARB
Antagonis aldosteron
Rehabilitasi & aktivitas fisik yang sesuai
Komplikasi Sindrom Koroner Akut
Gagal
jantung Ekstrasistol
ventrikel
Disfungsi
kongestif ventrikular

Syok Aneurisma
kardiogenik SKA ventrikel

tromboemboli Disfungsi aritmia


m.papilaris
Prognosis
Ad Vitam
Kelas Killip Karakteristik Klinis Mortalitas 30 Hari (%)
I Tidak ada tanda kongesti 5,1
II Ronki basah kasar, distensi vena 13,6
jugularis, atau S3
III Edema paru 32,2
IV Syok kardiogenik 57,8
Prognosis (GRACE Score)
Prediktor Skor
Usia dalam tahun
< 40 0
40 – 49 18
50 – 59 36
60 – 69 55
70 – 79 73
≥80 91
Laju denyut jantung (x/menit)
< 70 0
70 – 89 7
90 – 109 13
110 – 149 23
150 – 199 36
≥ 200 46
Prognosis (GRACE Score)

Prediktor Skor Prediktor Skor


Tekanan darah Sistolik (mmHg) Kreatinin (µmol/L)
< 80 63 0 – 34 2
80 – 99 58 35 – 70 5
100 – 119 47 71 – 105 8
120 – 139 37 106 – 140 11
140 – 159 26 141 – 176 14
160 – 199 11 177 – 353 23
≥ 200 0 ≥ 354 31
Prognosis (GRACE Score)
Prediktor Skor
Gagal Jantung berdasarkan Klasifikasi Killip
I 0
II 21
III 43
IV 64
Henti jantung saat tiba di RS 42
Peningkatan biomarka jantung 15
Deviasi segmen ST 30

 Resiko kematian menurut skor GRACE  Resiko kematian 6 Bulan keluar RS


 ≤ 108 : resiko rendah (<1%)  ≤ 88 : resiko rendah (<3%)
 109 – 140 : resiko menengah (1 – 3 %)  89 – 118: resiko menengah (3 – 8%)
 > 140 : resiko tinggi (>3 %)  >118 : resiko tinggi (>8%)
Prognosis
Ad Sanationam
TIMI Risk Score Skor
Usia ≥ 65 tahun 1
≥ 3 Faktor resiko PJK (HT, Riw. PJK keluarga, hiperkolesterolemia, 1
DM & perokok
Pemakai aspirin dalam ≤7 hari 1
≥ 2 episode angina ≤ 24 jam 1
Peningkatan enzim jantung (T / CKMB) 1
Deviasi segmen ST ≥ 0,5mm (depresi / elevasi) 1
Diketahui menderita PJK 1
Skor 0 – 2 resiko rendah (<8,3%); Skor 3 – 4 resiko menengah (<19,9%);
Skor 5 – 7 resiko tinggi (≤41%)
Kesimpulan

 SKA merupakan merupakan penyebab utama kematian mendadak di dunia


 Klasifikasi SKA dibedakan berdasarkan gejala, perubahan ekg dan biomarka jantung
 Diagnosis dan tatalaksana meliputi, Pemberian antiplatelet, anti iskemik,
antikoagulan, statin dan Ace inhibitor, Terapi Revaskularisasi (PCI atau Fibrinolitik)
untuk STEMI

Anda mungkin juga menyukai