Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

ENDOKARDITIS INFEKSI

1
2
Pengertian
Endokarditis infeksi  infeksi katup dan permukaan endotel jantung
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan
menyebabkan deformitas bilah katup. (Smeltzer, 2001 : 837)

Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam


beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut);
atau bisa terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan (endokarditis infektif subakut).

3
Etiologi
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit ini paling banyak adalah streptococus
viridans untuk endokarditis subakut, dan
staphylococus aureus untuk endokarditis
infeksi akut.

4
Faktor Resiko Terjadinya Endokarditis Infeksi
1. Cedera pada kulit, lapisan mulut atau gusi (karena mengunyah atau menggosok gigi),
yang memungkinkan masuknya sejumlah kecil bakteri ke dalam aliran darah Gingivitis
(infeksi dan peradangan pada gusi), bisa bertindakn sebagai jalan masuk bakteri ke
dalam aliran darah.
2. Pembedahan tertentu, prosedur gigi dan beberapa prosedur medik juga dapat
mempermudah bakteri untuk masuk ke dalam aliran darah.
3. Katup jantung yang telah mengalami kerusakan. Pada orang yang memiliki katup
jantung normal, sel darah putih pada tubuh akan menghancurkan bakteri-bakteri ini.
Tetapi katup jantung yg telah mengalami kerusakan bisa menyebabkan bakteri
tersangkut dan berkembang biak.
4. Katup jantung buatan. Pada katup jantung buatan bakteri juga bisa masuk dan bakteri
ini lebih kebal terhadap pemberian antibiotik.
5. Kelainan bawaan atau kelainan yang memungkinkan terjadinya kebocoran darah dari
satu bagian jantung ke bagian jantung lainnya.
6. Bakterimia (adanya bakteri di dalam darah) yang sifatnya ringan mungkin tidak segera
menimbulkan gejala, tetapi bakterimia bisa berkembang menjadi septikemia.
Septikemia adalah infeksi berat pada darah yang sering menyebabkan demam tinggi,
5 mengigil, gemetar dan menurunnya tekanan darah.
Patofisiologi
Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit
katup jantung. Pasien yang berisiko tinggi adalah pasien dengan penyakit
jantung remautik atau prolaps mitral dan yang pernah mengalami
pembedahan.

Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, mungkin akibat


menurunnya respons imunologis terhadap infeksi, perubahan metabolisme
akibat penuaan, dan meningaktnya prosedur diagnostik invasif.

Endokarditis yang didapat di RS terjadi paling sering pada pasien dengan


penyakit yang melemahkan yang memakai kateter indweler dan yang
menggunakan terapi intravena atau antibiotika jangka panjang.

6
Manifestasi Klinis
Awitan endokarditis infeksi biasanya mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih
menonjol, seperti panas yang tinggi (39 – 410 c) dan menggigil, denyut
jantung yang cepat, dan kelelahan dan kelemahan, anoreksia, BB turun, batuk,
nyeri sendi dan punggung, kulit pucat, kebingungan dan adanya darah dalam
air kemih.

Embolisme merupakan gejala yang ada, terjadi setiap waktu dan mengenai
berbagai sistem organ. Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri
perut.

7
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan lab terdapat leukositosis, anemia normositik
normokrom, peningkatan laju endap darah (LED), imunoglobulin
serum meningkat.
2. Pada pemeriksaan urin didapatkan proteinuria dan mikrohematuria.
3. Pembiakan darah dilakukan selama 1-3 minggu untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang biak agak lambat. Darah
diambil berturut-turut selama 2-5 hari sebanyak 10 ml, sebelum
diberikan antibiotik.
4. Foto thoraks dilakukan untuk mencari tanda2 gagal jantung kongestif,
yang sering ditemukan sebagai salah satu komplikasi endokarditis.
5. EKG diperlukan untuk mencari infark tersembunyi yang disebabkan
emboli atau vegetasi (timbunan bakteri dan bekuan darah pada katup)
pada arteria koronaria.

8
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah membunuh secara total organisme penyerang dgn dosis
antibiotika yang adekuat dan sesuai. Penyakit ini harus diobati dgn bahan bakterisida atau obat
lain yang sesuai yang diketahui efektif melawan agen penyebab. Antibiotika biasanya diberikan
secara parenteral melalui infus intravena kontinu selama periode 4 – 6 minggu.
Setelah pasien pulih dari proses infeksi, katup mungkin perlu diganti bila telah mengalami
kerusakan berat dan menimbulkan gejala serius.
Pembedahan. Penggantian katup dengan pembedahan dapat memperbaiki prognosis pada
pasien dengan kerusakan berat katup jantung. Biasanya eksisi dan penggantian katup
diperlukan oleh :
1. Pasien yang mengalami gagal jantung kongestif sebagai akibat kerusakan katup aorta atau
mitral meskipun telah mendapat pengobatan medis yang adekuat.
2. Pasien yang mempunyai lebih dari satu episode emboli sistemik serius
3. Pasien yang infeksinya tidak bisa dikontrol, infeksi berulang, atau endokarditis fungi.

9
Konsep Dasar Askep
Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat atau adanya faktor2 risiko :
 Penyakit jantung bawaan
 Riwayat bedah jantung
 Pemakaian obat-obat intravena yang sembarangan
2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler

10
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d penurunan curah jantung, akibat
infeksi endokarditis
2. Ansietas b.d ancaman kematian mendadak, kurang
pengetahuan tentang kondisinya, kurang pengetahuan
tentang pemeriksaan diagnostik dan rencana
penatalaksanaan
3. Gangguan pola tidur b.d menggigil dan berkeringat sebagai
akibat dari infeksi

11
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kep 1 : Intoleransi aktivitas b.d penurunan curah jantung, akibat
infeksi endokarditis.
Tujuan  pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas.
Kriteria Hasil  keluhan lelah menurun.
Intervensi Kep :
1. Pantau tolerasnsi terhadap aktivitas. Selama fase akut, periksa denyut nadi
sebelum dan sesudah aktivitas. Mulai aktivitas secara progresif bila
mungkin. Rencanakan aktivitas yang memungkinkan untuk periode
istirahat lama tanpa gangguan. Mengurangi aktivitas jika pasien yang
mempunyai pengalaman denyut nadi 20 x per menit melebihi denyut
nadi pada saat istirahat, napas pendek atau nyeri dada.
R/ ketahanan fisik dapat ditingkatkan ketika aktivitas yang dilakukan
bertambah. Temuan2 ini sebagai indikasi bahwa pasien mempunyai batas
aktivitas maksimal
12
Lanjutan Intervensi Kep I……

2. Bantu ADL sesuai kebutuhan. Pertahankan tirah baring


sesuai pesanan dan lakukan tindakan untuk mencegah
komplikasi dari imobilitas
R/ Tirah baring mengurangi beban kerja jantung dengan
mengurangi energi yang dibutuhkan tubuh.

13
Diagnosa Kep 2 : Ansietas b.d ancaman kematian mendadak, kurang pengetahuan tentang
kondisinya, kurang pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik dan rencana penatalaksanaan.
Tujuan  mendemonstrasikan berkurangnya rasa cemas
Kriteria Hasil  berkurangnya laporan tentang perasaan gugup atau cemas, ekspresi wajah
rileks dan ungkapan mengerti kondisinya
Intervensi Kep :
1. Bantu klien dalam mengidentifikasi rasa takut. Bila rasa takut akan kehilangan
kemandirian diekspresikan.
R/ Rasa takut adalah timbulan emosi dari situasi tak menyenangkan. Sering seseorang
dgn kesadaran terhadap penyebab rasa takut tetapi mempunyai kesulitan mengatasi rasa
takut.
2. Konsultasikan pada dokter jika pasien terus-menerus tampak sangat cemas, jika belum
siap dikaji anjurkan untuk melakukan pemeriksaan analisa gas darah arteri (GDA)
R/ Agen antiansietas mungkin diperlukan. Kecemasan menimbulkan suatu stres
tambahan terhadap keadaan jantung yang sudah menurun. Hipoksia juga dapat
menyebabkan kegelisahan.

14
Diagnosa Kep 3 : Gangguan pola tidur b.d menggigil dan berkeringat sebagai akibat dari infeksi
Tujuan  mendemonstrasikan dapat tidur
Kriteria hasil  berkurangnya ungkapan sulit tidur , ungkapan perasaan dapat beristirahat dan
nyaman
Intervensi kep :
1. Pantau : suhu tubuh tiap 4 jam
R/ Untuk mengidentifikasi gejala-gejala ke arah perkembangan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
2. Laksanakan program pengobatan antibiotik dan evaluasi tingkat efektivitasnya.
R/ untuk mengatasi infeksi
3. Laksanakan program pengobatan antipiretik kalau perlu. Konsulkan pada dokter jika suhu
tubuh tetap diatas normal walaupun sudah dilakukan intervensi
R/ Hal ini mungkin merupakan tanda perlunya suatu pengulangan pemeriksaan darah
karena pasien kemungkinan telah mendapatkan infeksi di tempat lain.
4. Gunakan selimut tipis di atas tubuh pasien jika ada demam
R/ untuk memungkinkan tubuh menjadi segar melalui proses penguapan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai