BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Intracerebral haemorrhage (ICH) adalah penyakit yang sering dengan
insiden dari 11-23 kasus dari 100,000 pertahun. walaupun ia termasuk 10-15%
dari semua strokes, tetapi ia adalah paling fatal subtype stroke yang bisa
Perdarahan sekunder terjadi akibat trauma, tumor, dan akibat pengunaan obat1
Perdarahan intraserebral paling sering terjadi ketika tekanan darah
pembuluh darah yang ada ketika lahir, luka, tumor, peradangan pembuluh
B RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat
C TUJUAN PENULISAN
1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana kejadian Intracerebral haemorrhage (ICH)
yang terjadi di ruangan saraf (Dahlia) BLUD RSU Datu Beru Takengon.
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui gambaran penyebab terjadinya Intracerebral haemorrhage
D MANFAAT PENULISAN
Hasil penulisan ini bermanfaat untuk :
1 Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat
b Untuk dapat melatih penulis agar bisa berpikir secara obyektif dalam
terjadi di lapangan.
3 Bagi Rumah Sakit
Agar dapat memberikan masukan dalam melakukan evaluasi
penulisan ini, penulis hanya tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah dapat terkumpul di jaringan otak, ataupun di ruang antara otak dan
pada satu hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage), atau dapat pula terjadi
pada struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun
2 Klasifikasi
6
1. Putaminal Hemorrhage
2. Thalamic Hemorrhage
3. Perdarahan Pons
4. Perdarahan Serebelum
serebelum.
7
5. Perdarahan Lober
3 Epidemiologi
Insidensi di seluruh dunia dari perdarahan intracerebral menunjukan
orang kulit Hitam 50/100,000 dua kali lipat insiden pada pada orang kulit
4 Etiologi
5 Patofisiologi2,3
Pe tekanan dalam pembuluh darah secara spontan Pe elastisitas dinding Pembuluh darah
6
Manifestasi Klinis
Onset dari simptom dari ICH biasanya saat aktivitas di siang hari,
Hematom Berhenti
dengan perkembangan dan pembekuan
progresif perdarahan
(dari menit-jam) dari beberapa hal dibawah
ini :3
1 Perubahan pada tingkat kesadaran (50%)
2 Mual dan muntah (40-50%)
Iskemik
3 Sakit kepala (40%) Sitotoksik
4 Kejang (6-7%)
Edema Otak
5 Deficit neurologi fokal
6 Perdarahan lobar karena amyloid angiopathy dapat menyebabkan
7 Pemeriksaan Fisik
Hipertensi arterial dijumpai tanda fisik lain yang menunjukkan adanya
Pemeriksaan fundus okuli pada kasus yang diduga PIS mempunyai tujuan
korelasi dengan ruptur aneurisma. Kaku kuduk terdapat pada 48% kasus PIS.5
Gerakan mata, pada perdarahan putamen terdapat deviation conjugae
thalamus akan berakibat kelumpuhan gerak mata atas (upward gaze palsy),
jadi mata melihat ke bawah dan kedua mata melihat ke arah hidung. Pada
bobbing.5
Pada perdarahan putamen, reaksi pupil normal atau bila terjadi
herniasi unkus maka pupil anisokor dengan paralisis N. III ipsilateral lesi.
4-6 mm, reaksi pupil negatif. Keadaan ini juga sering dijumpai pada herniasi
pada lesi di medula oblongata. Pola pernafasan ini biasanya terdapat pada
9 Diagnosa
Cara yang paling akurat untuk mendiagnosis ICH adalah dengan CT
scan diagnosis ditegakkan atas dasar adanya suatu kelumpuhan gejala yang
10 Diagnosa Banding
Adapun diagnosis banding pada ICH adalah sebagai berikut :6,7
a.
Acute Stroke Management
b.
Amyloid Angiopathy
c.
Arteriovenous Malformations
d.
Blood Dyscrasias and Stroke
e.
Cerebellar Hemorrhage
f.
Cerebral Aneurysms
g.
Magnetic Resonance Imaging in Acute Stroke
11 Penatalaksanaan
menit, karena efek manitol dimulai setelah 0,5 - 1 jam pemberian. Fungsi
serius, pemberian manitol bila osmolalitas lebih dari 320 mOsm/L. Karena
dalam jumlah dosis yang banyak. Foley catheter harus dipasang selama
Obat Neuroprotektor :
Injeksi Citicoline
hemiplegia apopleksi.
d. Pencegahan kejang.
14
12 Komplikasi3
a. Stroke hemoragik
b. Kehilangan fungsi otak permanen
c. Efek samping obat-obatan dalam terapi medikasi
13 Prognosis
Kondisi neurologik awal setelah terserang perdarahan juga penting untuk
menjadi 63%. Mortalitas juga meningkat pada perdarahan yang besar dan
letaknya dalam, pada fossa posterior atau yang meluas masuk ke dalam
perdarahan intraventrikular.5
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 74 tahun
Alamat : Pantan Sile, Takengon
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
15
Bangsa : Indonesia
Tanggal Masuk : 20 Agustus 2016
Tanggal Keluar : 25 Agustus 2016
No RM : 143xxx
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Pasien dengan penurunan kesadaran
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran dengan
mengatakan sering nyeri kepala (+) lebih kurang 6 bulan yang lalu dan
sebulan ini semakin memberat, nyeri yang dirasakan hilang timbul dan
D. STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kecoklatan sama rata
Turgor : Kembali cepat
Sianosis: (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Anemia: (-)
Kepala
16
Rambut: Hitam
Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata : konjunctiva pucat (-), pupil (+/+)
Telinga: serumen (-/-), ikterik (-/-)
Hidung: sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut : -Bibir: bibir pucat (+), mukosa basah (-), sianosis (-)
-Lidah: tremor (-), hiperemis (-), beslag (-)
-Tonsil: hiperemis (-/-)
-Faring: hiperemis (-/-)
Leher : -Inpeksi : simetris(+), struma (-)
-Palpasi : kaku kuduk (-)
Thoraks
Inpeksi
- Statis : simetris, cardiac bulging (-), bentuk normochest
(+/+)
- Dinamis: pernafasan thoraco-abdominal, retraksi
suprasternal (-), retraksi intercostalis (-), retraksi
epigastrium (-)
Paru
Inpeksi : simetris, statis, dinamis
Kanan Kiri
Palpasi
Depan Fremitus (+) Fremitus (+)
Belakang Fremitus (+) Fremitus (+)
Perkusi
Depan Sonor (+) Sonor (+)
Belakang Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi
Depan Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronki (-), wheezing (-) Ronki (-),wheezing (-)
Belakang Vesikuler (+) Vesikuler (+)
Ronki (-), wheezing (-) Ronki (-),wheezing (-)
Abdomen
Inpeksi : simetris, distensi (-), tumor (-), vena collateral (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), defans muscular (-)
- Hepar : tidak teraba
- Lien : tidak teraba
Perkusi : timpani (+), shifting dullness (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
Tulang Belakang : simetris (+)
17
E. STATUS NEUROLOGIS
A. Nervus Cranial
1. Nervus I (fungsi Penciuman) : tidak bisa dinilai
2. Nervus II (visual)
o Visus : tidak bisa dinilai
o Lapangan Pandang : tidak bisa dinilai
o Melihat Warna : tidak bisa dinilai
o Refleks Cahaya Langsung : Normal
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Labolatorium : Darah Rutin
Radiologi : CT-Scan Head
19
Kesan : Perdarahan
Intracerebral didaerah thalamus
kanan (volume 42,93cc)
H. DIAGNOSA
- Diagnosa klinis : penurunan kesadaran,hemiparase sinistra,
chephalgia,.
- Diagnosa topis : Hemisfer dextra
- Diagnosa etiologi : ICH (Intracerebral Hemorrhage)
I. DIAGNOSA BANDING
- Abses cerebri
20
J. TERAPI
- O2 2-3 liter
- IVFD Assering 20 gtt/menit
- Injeksi Citicolin 500 mg/12 jam
- Injeksi Ranitidin Amp/12 jam
- Injeksi Lapibal 500 g/12 jam
- Irbesartan 1x300 mg
K. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
FOLLOW UP HARIAN
1. Tanggal 20 Agustus 2016
S/ BAB (-) , nyeri kepala (+), kembung A/ ICH
(+), muntah (+), kejang (+)
O/ kesadaran umum : somnolen Th/ - O2 2-3 L
*TD : 180/100 mmHg -IVFD Assering 20 gtt/menit
*Nadi : 80x/menit -injeksi citicolin 500 mg/12 jam
*Nafas : 23x/menit -injeksi ranitidin 1 amp/12 jam
*Suhu : 36,1oC -injeksi lapibal 500 mg/12jam
*Mata : anemis (-/-) -injeksi phenitoin 1 amp/12 jam
*Thorak : vesikuler(+/+), -innjeksi furosemid 1 amp/24 jam
Rh(-/-), wh(-/-) - irbersartan 1x300 mg
*Abdomen : distensi(-), turgor
kembali cepat,
peristaltik(+)
* Ekstremitas :
3 1
- Kekuatan otot :
3 1
3 1
3 1 -Refleks Fisiologis:
3 1 Biceps: kanan (++) kiri (+++)
Patella: kanan (++) kiri (+++)
3 1
21
-Refleks Patologis :
Babinski: (-/+)
-Lateralisasi : kiri
* Ekstremitas : 3 1
-Kekuatan otot : 3 1
3 1
3 1
-Refleks Fisiologis :
3 1
Biceps: kanan (++) kiri (+++)
3 1
Patella: kanan (++) kiri (+++)
-Refleks Patologis :
Babinski: (-/+)
22
-lateralis : kiri
* Ekstremitas : 5 2
-Kekuatan otot : 5 2
5 2
5 2
-Refleks Fisiologis :
5 2
Biceps: kanan (++) kiri (+++)
5 2
Patella: kanan (++) kiri (+++)
-Refleks Patologis :
Babinski (-/+)
-Lateralisasi : kiri
* Ekstremitas : 5 2
- Kekuatan otot : 5 2
5 2
5 2
-Refleks Fisiologis :
5 2
Biceps: kanan (++) kiri (+++)
5 2
Patella: kanan (++) kiri (+++)
-Refleks Patologis : babinski (-/+)
-Lateralisasi : kiri
* Ekstremitas : 5 2
- Kekuatan otot : 5 2
5 2
5 2
- Refleks Fisiologis :
5 2
Biceps: kanan (++) kiri (+++) 5 2
Patella: kanan (++) kiri (+++)
- Refleks Patologis : (-)
- Lateralisasi : kiri
BAB IV
A KESIMPULAN
26
lobus otak, otak kecil, atau pons. Perdarahan intraserebral juga dapat
terjadi di bagian lain dari batang otak atau otak tengah. Ada sindroma
hemorrhage.
Pemeriksaan penunjang dengan lumbal pungsi, CT-scan, MRI,
(evaluasi cepat dan diagnosis, terapi umum, stabilisasi jalan napas dan
intraserebral (PIS) meliputi terapi medik pada PIS akut (terapi hemostatik,
B SARAN
1 Bagi masyarakat agar lebih mengetahui bagaimana penyakit ICH.
2 Bagi institusi pendidikan agar lebih mengenal tentang kejadian ICH
DAFTAR PUSKATA