Anda di halaman 1dari 43

PJK:

Angina, SKA, IMA

RAMANG SAID HASAN


Letak Jantung
Antomi Jantung:
AORTA

SERAMBI KIRI

SERAMBI KANAN KATUB MITRAL

BILIK KIRI
KATUB TRICUSPID

BILIK KANAN
Anatomi Pembuluh Darah Koroner
MENERIMA DARAH MEMOMPA DARAH

87.400 KALI PER HARI


KERJA JANTUNG:
Proses Penyakit Jantung Koroner
ATEROSKLEROSIS PLAK

PENURUNAN PASOKAN
OKSIGEN

OTOT JANTUNG LAPAR


Plak Stabil (stable plaque) Plak ruptur (ruptured plaque)

SUMBATAN TOTAL
OTOT JANTUNG YG
MENGALAMI SERANGAN
Faktor Risiko: PJK
Dapat Diubah 1. Kepribadian Tipe A
1. Merokok Tidak dapat diubah
2. Tekanan darah 2. Jenis kelamin
tinggi 3. Usia
3. Diabetes (kencing 4. Faktor keturunan
manis) 5. Ras
4. Kadar kolesterol
tinggi
5. Kegemukan
6. Stress
Klassifikasi Penyakit Jantung Koroner (PJK)

ANGINA PEKTORIS SINDROMA KORONER


STABIL AKUT

ANGINA PEKTORIS TAK NON ST ELEVASI ST ELEVASI MI


STABIL MI
Definisi SKA:

Suatu sindroma klinis yang biasanya, tapi


tidak selalu, disebabkan oleh
atherosclerotic CAD, dan berkaitan dengan
peningkatan risiko kematian dan infark
miokard akut

ACC/AHA Guidelines Update for the Management of Patients with Unstable Angina
and Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction 2002
Patofisiologi SKA
Erosi atau ruptur plak

Pembentukan trombus dan


embolisasi

Angina Pektoris tak Stabil (APTS) Infark Miokard dgn ST Elevasi Infark Miokard
dgn ST elevasi

Circulation 1998;98:2219-22
Sindroma Koroner Akut (SKA): Definisi
Nyeri dada iskemik (angina) pd saat istirahat
atau dgn aktivitas fisik minimal atau emosi (lama
2 x 5 menit atau >10 mnt)
Adanya bukti Penyakit Jantung Koroner (PJK):
-EKG: ST depresi, T inversi, ST elevasi sesaat
-Peningkatan enzim CK-MB atau Trop T
-Bukti PJK dari angiografi koroner/ perfusion
scanning

Keith AA Fox. Heart 2000;84:93-100


GEJALA UTAMA:

Nyeri Dada
Nyeri Dada Iskemik (Angina)
A. Deskripsi nyeri dada: seperti ditekan, di
substernal, menjalar ke lengan kiri leher, atau
rahang

B. Dicetuskan oleh aktivitas fisik atau emosi,


berkurang dengan istirahat atau obat nitrat

A + B = Typical Angina
A atau B = Atypical Angina
Angina Pektoris Stabil

Angina dengan derajat, intensitas, dan


kualitas yang sama dgn sebelumnya

Timbul oleh derajat pencetus yang


sama (misalnya timbul setelah berjalan
200 m atau naik tangga 1 lantai)

Pemeriksaan Fisik umumnya normal


Presentasi/Penampilan Angina Pektoris
Tidak Stabil (APTS)
1. Angina saat istirahat
Timbul saat istirahat dan berkepanjangan,
biasanya > 20 menit
2. New-onset angina
Baru pertama muncul, paling tidak derajat
angina CCS III
3. Angina yang bertambah (progressif)
Sudah ada angina tp bertambah sering, lebih
lama, dgn pencetus yg lebih ringan

Circulation 1989;80:410-4
Nyeri Dada pada PJK:

A.Deskripsi nyeri dada: seperti ditekan, di


substernal, menjalar ke lengan kiri leher,
atau rahang
B.Dicetuskan oleh aktivitas fisik atau emosi
berkurang dengan istirahat atau obat nitrat
Variasi Gejala Nyeri Dada PJK:

Angina equivalen: dirasakan sebagai


sesak nafas atau lemas (usia lanjut,
diabetes)

Hati-hati: silent ischemia (diabetes)


Infark Miokard Akut

Nyeri dada khas infark: nyeri dada atau


leher atau rahang (seperti ditekan atau
dihimpit) berlangsung lebihdari 30 menit

Disertai gejala sistemik : berkeringat


seluruh tubuh, mual dan muntah, sesak

Pemeriksaan fisik : Hipotensi, ronkhi


basah basal, keringat dingin, edema paru,
mitral regurgitasi sesaat
SKA tanpa ST Elevasi

Trop T + Trop T negatif


NSTEMI (Infark non-Q)
CKMB naik Angina Pektoris tak Stabil (APTS)
SKA dengan ST Elevasi

Infark Miokard Akut (Acute MCI)


Troponin T CKMB
Memerlukan terapi trombolitik (strepto
Kinase) atau Percutaneous Coronary Intervention
EMERGENSI RS DIAGNOSIS
5
DITEGAKKAN

J
A AMBULANS 4
L T
U A
R
118 3 N
C G
E DOKTER 2 G
P UMUM
A A
T
RUMAH 1 DIAGNOSTIK
Tugas Setiap “Pintu”

Diagnosis Akurat

Identifikasi Pasien
Risiko Tinggi

Meminimalkan
Keterlambatan
Strategi Diagnosis
Anamnesis: 70-80% diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
 EKG
Laboratorium
Radiologi
Evaluasi Awal oleh Triage Nurse
 Nyeri dada atau epigastrik hebat, tdk berkaitan dgn
trauma, dgn komponen iskemia yg khas ( substernal,
menjalar ke leher, rahang, bahu atau punggung)
 Disertai dgn dyspnea
 Disertai dgn muntah
 Evaluasi faktor risiko, riwayat pemakaian nitrat untuk
mengurangi gejala

Buat EKG

Lapor Dokter
Pemastian Diagnosis:
Kemungkinan Tinggi (High-Likelihood).
1. Anamnesis:
Nyeri dada kiri atau lengan kiri sebagai
keluhan utama. Riwayat CAD, pernah MCI
2. Pemeriksaan fisik:
Hipotensi, ronkhi basah basal, keringat dingin,
edema paru, Mitral Regurgitasi sesaat
3. EKG: Deviasi (depresi) segmen ST (>1mm),
Inversi gelombang T (>0,2mV) yg baru
4. Laboratorium: Troponin T positif, CK-MB
meningkat
Penentuan (Stratifikasi) Risiko:
Risiko Tinggi:
a. Nyeri dada yang berkepanjangan (>20
menit)
b. Gangguan hemodinamik (hipotensi, syok)
c. Post infarct angina
d. Peningkatan/positif troponin T
e. Aritmia utama (ventrikel
takikardia/fibrillasi)
f. Diabetes Mellitus
TATALAKSANA

M orphine
O xygen
N itrate
A spirin
TATALAKSANA

A. STEMI:
1. Primary PTCA (Percutaneous
Transluminal Coronary Angioplasty)
2. Trombolytic (Bila mula serangan <12
jam)
3. Bila >12 jam heparin
TATALAKSANA

B. NSTEMI:
1. Primary PTCA pada kelompok risiko
tinggi
2. Heparin
3. Aspirin
4. Nitrat
5. Obat penyekat beta
Diagnosa Keperawatan

Nyeri: penurunan suplai oksigen ke miokard


Penurunan CO: perubahan inotropik negatif
sekunder thd oklusi pembuluh, infark,
spasme arteri koroner, tamponade jantung,
elektrik faktor akibat disritmia
Intoleransi aktivitas: ketidak seimbangan
antara suplai oksigen dg demand akibat
penurunan CO krn penyakit jtg koroner
Nyeri bd cedera biofisik akibat
penurunan suplai oksigen ke miokard
• Tujuan
Dalam 1 jam intervensi, ps memperlihatkan
peningkatan kenyamanan

• Kriteria hasil:
– Meringis (-)
– HR 60-100/mnt
– BP dbn (tuliskan)
– Skala nyeri 0 (menggunakan skala 0-10)
– EKG ke arah membaik
Nyeri bd cedera biofisik akibat penurunan
suplai oksigen ke miokard

• Intervensi:
– Kaji/dokumentasikan karakteristik nyeri
dada
– Ukur HR/BP tiap episode nyeri dada

– Periksa EKG 12 lead selama nyeri dada

– Berikan nitrat (nitrogliserin) sesuai


program
– Evaluasi BP dan efek th pengurang nyeri
– Berikan β-blocker & calcium chanel
blocker utk atasi nyeri (sesuai program)
– Berikan heparin sesuai program

– Beri oksigen nasal canula 2-4 L/mnt

– Posisikan menurut kenyamanan ps


– Tenangkan ps

– Batasi aktivitas, pertahankan bed rest


Penurunan cardiac output (CO) bd perubahan
inotropik negatif sekunder thd oklusi pembuluh,
infark, spasme arteri koroner, tamponade jantung,
elektrik faktor akibat disritmia
Tujuan
Dalam 24 jam diagnosis ini, ps
memperlihatkan CO yg adekuat
Kriteria hasil:
 BP dbn (tuliskan)
 HR dbn (tuliskan)

 EKG normal sinus rhythm


 Pulse perifer >2+ (skala 0-4+)
 Kulithangat
 Output urine ≥0.5 ml/k/jam; CVP dbn

 CO: 4-7 L/mnt


 RAP: 4-6 mmHg

 PAP: 20-30/8-15 mmHg


 PAWP: 6-12 mmHg

 Ps sadar, oreintasi baik


 Nyeri angina (-)
Penurunan cardiac output (CO) bd perubahan
inotropik negatif sekunder thd oklusi pembuluh,
infark, spasme arteri koroner, tamponade jantung,
elektrik faktor akibat disritmia

Intervensi
 Monitor BP, CVP, PAP, PAWP, CO/ jam
 Monitor EKG kontinu: disritmia; perub ST, gel T
 Monitor output urine tiap jam utk 4 jam pertama
 Ukur creatine kinase-myocardial band (CK-MB)
segera setelah PTCA dan kemudian tiap 8 jam
utk 24 jam. CK-MB optimal 0-5% dari total CK
 Monitor hipotensi akibat antiangina/vasodilator

 Jika hendak berdiri, lakukan bertahap krn dpt


terjadi hipotensi postural.
 Monitor adanya tamponade jantung, hipotensi,
takikardia
 Monitor nadi perifer, suhu, warna ekstremitas
tiap 4 jam
 Monitor status mental: LoC, oreintasi
Terimakasih

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai