Anda di halaman 1dari 73

ASKEP PD PASIEN DGN

PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK)

Ns. Neneng Kurniawati, M.Kep.,Sp.Kep.MB


DEFINISI

• Istilah jantung koroner, penyakit arteri


koroner dan
penyakit jantung iskemik merupakan
penyakit pada jantung yang terjadi akibat
penurunan suplai darah ke otot jantung.

(Black & Hawks, 2014)


ANATOMI PEMBULUH DARAH KORONER

• Otot jantung
membutuhkan suplai
darah yang kaya
O2utk memenuhi
kebutuhan
metaboliknya.
• Sirkulasi koroner tdd:
arteri koroner kanan &
arteri koroner kiri.
• Arteri koroner kanan &
kiri bercabang dari
aorta, mengelilingi
jantung & menembus
ke miokardium.
ANATOMI PEMBULUH DARAH KORONER
Arteri Koroner Kanan Arteri Koroner Kiri

Arteri koroner kanan: • Arteri koroner

• Berjalan ke sisi kanan kirimemiliki 2 cabang


jantung. yaitu: left anterior
• Memberi nutrisi pada: descendence (LAD) &
atrium kanan, ventrikel left circumplex (LCX).
kanan, dinding sebelah • LCX memberi nutrisi pada
dalam dari ventrikel kiri. atrium kiri dan dinding
samping serta bawah dari
ventrikel kiri.
• LAD memberi nutrisi pada
dinding
depan ventrikel kiri
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
PJK terjadi karena pasokan &
kebutuhan O2 di otot jantung
ATHEROS
tidak
KLEROSIS
seimbang.

Akibat
penyempitan/pengerutan
(spasme) arteri
koroner

Penyebab
tersering:
• Faktor risiko:

a. Faktor yang dapat


dimofifikasi

b. Faktor tidak dapat


dimodifikasi

c. Faktor pendukung
FAKTOR RISIKO
Dapat d.
dimodifikasi
Hipercolesterolemia
a.
e. Obesitas
Merokok
f. Inaktivitas fisik
b.
Hipertensi

c. Diabetes melitus
Tidak dpt
dimodifikasi

a. Jenis

kelamin b.

Usia

c. Faktor
keturunan

Faktor risiko
pendukung:
Stres 
ATEROSKLEROSIS PLAK

PENURUNAN PASOKAN
OKSIGEN

OTOT JANTUNG
LAPAR
Plak Stabil (stable plaque) Plak ruptur (ruptured plaque)

SUMBATAN
TOTAL
KLASIFIKASI PJK
ANGINA PEKTORIS Acut Coronary
STABIL Syndrome (ACS)

ANGINA PEKTORIS NON ST ST ELEVASI


TAK STABIL ELEVASI MI MI (STEMI)
(NSTEMI)
NYERI
KELUHAN DADA
UTAMA - LOKASI
NYERI - DURASI
- KARAKTERISTIK
DADA - KAITAN DENGAN
AKTIVITAS
NYERI DADA PD PJK
Deskripsi nyeri dada: istirahat atau obat

a. Seperti ditekan, di nitrat.

substernal, menjalar
ke lengan kiri leher/
rahang.

b. Dicetuskan oleh
aktivitas fisik atau
emosi, berkurang dgn
A + B = Typical Angina

A atau B = Atypical
Angina
ANGINA PEKTORIS

• Angina pektorisistilah
utk kekurangan O2 atau
iskemik pd organ jantung.

• Angina pektoris adl rasa


sakit dada akibat adanya
iskemia otot jantung.

• Rasa sakit tsb tjd akibat


timbunan as. laktatakibat
metab. anaerob pd sel
miokard yg hipoksik.
Ciri EKG Pd Angina Pektoris
- Gel. T terbalik (T inverted)
Segmen ST di bawah garis
- Gel T terbalik disertai ST depresi
isoelektris
10-Sep-19 13
KARAKTERISTIK NYERI DADA ANGINA PEKTORIS:
STABIL VS TDK STABIL
ANGINA PEKTORIS ANGINA PEKTORIS TIDAK
STABIL STABIL
• Nyeri dada timbul saat terakhir.
mlkkn
aktivitas.

• Rasa sakit tdk lebih dari 15


menit.

• Nyeri hilang dgn istirahat/


pemberian nitrat sublingual.

• Tdk ada perburukan


bermakna pd
gjl angina dlm bbrp minggu
• Nyeri dada timbul saat
istirahat.

• Lamanya > 15 menit.

• Ada peningkatan dlm


frekwensinya atau ada
gejala perburukan scr
mendadak tanpa adanya
peningkatan konsumsi
oksigen.
15
TATA LAKSANA

Angina Pektoris Stabil:

a. Penyekat beta (B- blocker)

b. Calcium channel blocker

(diltiazem)

c. Aspirin

d. Nitrates (isosorbide dinitrates


ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL
klasifikasi braunwald
BERDASARKAN KEHEBATAN

Kelas 1 Kelas 2 Sub akut Kelas 3 Akut


Serangan baru, berat, Angina saat
mempercepat angina istirahat Angina saat istirahat
Pasien dengan angina Angina lebih atau Pasien dengan
lamanya <2 bulan sama dengan 1 angina lebih dari
Angina berat/terjadi kali saat istirahat atau sama dengan 1
lebih dari 3 kali/hari selama bulan kali saat istirahat.
Tdk ada nyeri istirahat sebelumnya , Terjadi sampai
dalam dua bulan terjadi kurang dari dengan 48 jam
terakhir 48 jam
ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL
klasifikasi braunwald
BERDASARKAN KEADAAN KLINIS
Kelas A
• Angina tidak stabil kedua
• Identifikasi keadaan ekstrinsik : iskemia miokard, anemia,
demam, infeksi, hipotensi, takiaritmia, tirotoksikosis,
hipoksemia sekunder gagal respirasi
Kelas B
• Angina tidak stabil primer
Kelas C
• Angina tidak stabil pasca infark (dalam 2 minggu untuk IMA)
ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL
klasifikasi braunwald
BERDASARKAN INTENSITAS PENGOBATAN
1. Tidak ada / pengobatan minimal

2. Adanya standar terapi untuk angina stabil kronik


(dosis biasa pada oral beta bloker, nitrat, dan
antagonis kalsium).

3. Meskipun terjadi dosis toleransi maksimal pada


semua 3 kategori dari terapi oral. Termasuk
nitrogliserin intravena
ACUT CORONARY SINDROME (ACS)
Merupakan sindrom klinis yang • Ditandai dgn ketidak
terdiri
seimbangan antara
dari :
kebutuhan O2 &
• Angina pektoris tidak stabil kemampuan pembuluh
• Infark miokard akut tanpa darah koroner untuk
elevasi
menyediakan O2 yang
segmen ST (NSTEMI)
cukup untuk metabolisme.
• Infark miokard akut
• Mekanisme dasar ACS
dengan elevasi berupa

segmen ST (STEMI) ruptur plak atherosklerosis


diikuti pembentukan
trombus pada arteri koroner
yang terlibat.
INFARK MIOKARD
Karakteristik nyeri dada khas
• Adl kematian jaringan otot infark:
jantung yg ditandai adanya • Nyeri dada kiri menyebar ke
nyeri dada khas infark. lengan, leher, rahang, bahu.

• Mrpkn kelanjutan perburukan • Nyeri seperti tertindih beban


dari berat,

angina pektoris. ditekan/dihimpit, terbakar.

• Nyeri berlangsung > 30 mnt.


• Kerusakan otot jtg semakin
hebat lgkrn keadaan • Tdk hilang dgn istirahat
/pemberian
iskemik di otot jtg tdk ada anti angina.
perbaikan.
• Disertai gejala sistemik :
berkeringat seluruh tubuh, mual/
muntah, sesak napas.
INFARK MIOKARD

NSTEMI

STEMI

OMI
NSTEMI
Presentasi • Gejala klinis yangg
klinis: sering:
• Angina saat istirahat ringan dari aktivitas
> 20 sehari-hari
menit (resting • Angina pasca infark
angina)
• Angina yang
dialami pertama
kali (first onset
angina)timbul
saat aktivitas >
sesak napas dan
rasa tekanan atau
sinkope.
berat di
retrosternalmenjal
ar ke lengan kiri,
leher, rahang.

• Dapat disertai
keringat dingin,
mual, nyeri perut,
NSTEMI
Ciri EKG pd NSTEMI sama persis dgn angina pektoris,ditandai dgn:

1. Adanya T inverted

2. T inverted disertai dgn segmen ST depresi

Yg membedakan adalah:

• Pd angina pektoris nilai CKMB tdk lbh dari 2x nilai normal, sdgkan
pd NSTEMI nilai CKMB > 2x nilai normal.

• Nilai troponin T pd angina tdk akan mengalami kenaikan, sdgkan


pd NSTEMI akan meningkat > 0,03 ng/l.
Catatan:

• Jika pasien dengan nyeri dada khas tanpa

elevasi segmen ST, tetapi dijumpai peningkatan

enzim jantung (CK-MB dan atau troponin

T)NSTEMI.
• Tetapi jika tdk terjadi peningkatan enzim

jantungangina pektoris tidak stabil (unstable

angina pectoris/UAP).
UAP/Acute NSTEMI
Acute NSTEMI
Treatment of UAP / NSTEMI
• O2
• Bed rest
• Pain killer
• Nitrate
• Antiplatelet : Aspirin, Clopidogrel
• Heparin
• Statin
• Treat Hypertension, Hyperglicemia
• Treat the complication
28
ST ELEVASI MIOKARD INFAK (STEMI)

• Ditandai dgn ST segmen elevasi


disertai T inverted.

• STEMI bermakna jk
elevasi > 1 mm (1 kotak
kecil) pd sadapan
ekstremitas dan > 2 mm
pd sadapan prekordial di
dua atau lbh sadapan.
INFERIOR STEMI
Treatment of STEMI
• O2 • Fibrinolytic
• PCI (Percutaneous
• Bed rest coronary
intervention)
• Pain killer
• Statin
• Nitrate • Treat Hypertension,
Hyperglicemia
• Antiplatelet :
• Treat the complication
Aspirin, etc
Clopidogrel

31
Pendekatan pengobatan PJK
Meningkatkan penyediaan Menurunkan kebutuhan
1. Vasodilatasi arteri 1. Menurunkan denyut
jantung: Beta-bloker, kanal
coroner : Nitrat kalsium
2. Menghilangkan bloker;diltiazem,verapamil
obstruksi , sedasi untuk kecemasan
•Percutaneus 2. Menurunkan kontraktilitas
: Beta-Bloker
transluminal
3. Menurunkan afterload :
coronary angioplasty
Vasodilator ; kanal kalsium
•Koroner arteri bypass bloker
3. Memeriksa Anemia 4. Menurunkan preload :
Nitrat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• EKG

• LAB: ENZYM CK, CKMB, TROPONIN T,


PROFIL LIPID, FUNGSI HATI

• EKOKARDIOGRAFI

• KATETERISASI JANTUNG

• SCANING THALIUM
TATA LAKSANA SETELAH PULANG:

1. Modifikasi faktor risiko/perbaikan


gaya hidup

2. Penurunan BB pd psn obesitas

3. Kontrol TD, gula darah, kolesterol

4. Olahraga

5. Rehabilitasi jantung
PENCEGAHAN T ERHADAP PJK

• Terapkan gaya hidup sehattdk merokok, hindarai


makanan
berlemak seperti fast food.

• Kendalikan tekanan darah, gula darah dan kadar


kolesterol darah
Anda.

• Olah raga secara teratur.


• Jika Anda berusia >30 thnlakukan medical check up
minimal 1 th sekali (pem. profil lipid, gula darah, tekanan
darah, treadmill.
Langkah penegakan diagnosis
1. Riwayat klinis
 Usia dan jenis kelamin
 Angina pectoris yang khas
 MI sebelumnya
2. Pemerikaan fisik (Sn: Rendah)
 Mungkin normal
 Soft S1, transient S4, S3 Gallop
 Mitral Regurgitasi
Langkah penegakan diagnosis

3. Elektrokardiogram (Sn:50%)

4. Pemeriksaan EKG, treadmill (Sn:60-75%, Sp 80-


95%)

5. Stress nuclear scan (Sn:75-85%, Sp:80-95%)

Keuntungan:

Nilai prediktif positif 75-85% berdasarkan


kerusakan perfusi pada scan thallium

Scan thallium dapat memberikan lokasi iskemik


Langkah penegakan diagnosis
6. Kateterisasi jantung dan angiografi
koroner (Sn:99%)
 Golden standar untuk diagnosis PJK

 Pengecualian: PJK masih mungkin


pada pasien yang normal

 Arterimiktovaskuler angina
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTERVENSI

IMPLEMENTASI

EVALUASI
PENGKAJIAN
n
Anamnesa hiperkolesterol, merokok,
obesitas,
• Keluhan nyeri dada: faktor
< olahraga, usia, JK, riw.
pencetus, kualitas/sifat nyeri, klg.
penjalaan rasa sakit, gjl &
tanda yg menyertai nyeri,
lama nyeri dada.

• Riw
peny./pengobatan
sebelumnya

• Faktor risiko PJK: HT, DM,


Pemeriksaa fisik: • EKG, ekokardiografi, lab
(kadar
• Vital sign, perfusi perifer
(kulit, enzim, fs hati, profil lipid, drh
rutin),
PAP), BJ, bunyi
thoraks, kateterisasi,
paru. Respons MSCT.

psikologis:

• Gelisah, cemas, panik,


depresi,
denial

Prosed diagnostik: ur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri akut b.d • Ketidakefektifan pola
iskemia. napas

• Ansietas b.d b.d nyeri, keletihan.

perubahan besar • Intoleransi aktivitas


(status ekonomi, b.d
lingkungan, status ketdkseimbangan
kesehatan, fungsi antarasuplai & kebut.
peran), ancaman O2.
kematian. • Insomnia b.d ansietas,
ketidaknyamanan fisik
INTERVENSI
• Tirah baring • Pemberian edukasi
• Observasi vital sign

• Kaji nyeri klien:


PQRST

• Bantu aktivitas klien

• Mengurangi
rangsangan
lingkungan.

• Kaji pengetahuan
klien
• Kolaborasi: monitor
EKG, berikan O2,
pasang infus, terapi
farmakologi
(nitrogliserin,
narkotik, penenang,
laxative,
antikoagulan, β.
Blocker)

Anda mungkin juga menyukai