I.
Definisi
Hiperurisemia adalah keadaan peningkatan kadar asam urat darah di atas
normal. Secara biokomiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di
serum yang melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu
kadar asam urat di atas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal.
Namun secara pragmatis berdasarkan berbagai studi epidemologi dapat digunakan
patokan kadar asam urat > 7 mg/dL pada laki-laki, dan > 6 mg/dL pada perempuan.
Keadaan hiperurisemia akan berisiko timbulnya arthritis gout, nefropati urat, atau
batu ginjal. Hiperurisemia bisa terjadi akibat peningkatan metabolism asam urat,
penurunan ekskresi asam urat urin, atau gabungan keduanya. Manifestasi klinik
deposisi urat meliputi artritis gout, akumulasi kristal di jaringan yang merusak tulang
(tofus), batu urat, dan nefropati urat.
Tabel Kadar asam urat rata-rata menurut umur dan gender
Karakteristik
Prepubertas
3,5 mg/dl
Perempuan
(pubertas
premenopause)
s.d
7,0 mg/dl
6,0 mg/dl
Perempuan
Nefropati urat adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh asam urat atau
penumpukan kristal urat, terbagi menjadi 3 jenis, yaitu nefropati asam urat akut,
nefropati urat kronik dan nefrolitiasis asam urat. Gouty nephropathy atau chronic uric
acid nephropathy atau nefropati urat kronik adalah suatu keadaan asam urat atau
kristal urat terdeposit pada parenkim dan lumen tubulus secara independen dan
menyebabkan cedera langsung pada ginjal selama suatu periode waktu sehingga
menyebabkan gagal ginjal. Nefropati urat kronik adalah suatu bentuk penyakit ginjal
kronik yang diinduksi oleh penumpukan monosodium urat pada interstitial medula,
yang menyebabkan respons inflamasi kronik, serupa dengan yang terjadi pada
pembentukan mikrotofus pada bagian tubuh lain, yang berpotensi menyebabkan
fibrosis interstitial dan gagal ginjal kronik. Nefropati urat kronik yang pada masa lalu
sering ditemukan pada pasien dengan tophaceous gout, saat ini jarang ditemukan.
Namun demikian pasien penyakit ginjal kronik dengan sedimen urin serta
hiperurisemia yang tak sesuai dengan derajat gangguan ginjalnya memenuhi kriteria
nefropati urat kronik.
II. Etiologi
Menurut Vazquez-Mellado et al, kadar asam urat pada serum dan
hiperurisemia merupakan interaksi multifaktor antara faktor jenis kelamin, umur,
genetik, dan lingkungan.
1. Faktor Jenis Kelamin dan Umur.
meningkat sejalan dengan peningkatan usia pada laki-laki dan pada wanita
peningkatan tersebut dimulai sejak masa menopouse. Hiperurisemia umum pada
populasi yang telah berumur dan jarang pada anak-anak dan perempuan muda; pada
perempuan yang lebih tua, kasus hiperurisemia diduga disebabkan karena pengaruh
dari berkurangnya estrogen.
2. Faktor Genetik.
III. Epidemiologi
Angka
kejadian
hiperurisemia
di
masyarakat
berdasarkan
berbagai
Keterangan:
HGPRT : Hypoxanthine-guanine
phosphoribosyltransferas
e
kronis,
polisitemia,
psoriasis,
keganasan
mieloproliferatif
dan
limfoproliferatif; yang meningkatkan pemecahan ATP dan asam nukleat dari inti sel.
Mekanisme penurunan sekresi dapat ditemukan pada keadaan penyakit ginjal kronik,
dehidrasi, diabetes insipidus, alkoholisme, myxodema, hiperparatiroid, ketoasidosis
dan keracunan berilium. Selain itu juga dapat terjadi pada pemakaian obat seperti
diuretik, salisilat dosis rendah, pirazinamid, etambutol dan siklosporin
Menurut Choi et al, jumlah urat di dalam tubuh sangat tergantung pada
keseimbangan antara asupan makanan, sintesis, dan laju ekskresi. Hiperurisemia
terjadi karena urat diproduksi berlebihan (10%), penurunan ekskresi (90%), atau
sering merupakan kombinasi keduanya. Sejalan dengan itu, Choi et al dan Hidayat
juga menyatakan bahwa kadar asam urat dalam serum merupakan hasil keseimbangan
atara produksi dan sekresi.
Ketika terjadi ketidakseimbangan kedua proses tersebut maka terjadi keadaan
hiperurisemia, yang menimbulkan hipersaturasi asam urat, yaitu kelarutan asam urat
pada serum melewati ambang batas, sehingga merangsang timbunan urat dalam
bentuk garamnya terutama monosodium urat di berbagai tempat/jaringan.
V. Gejala Klinis
Hiperurisemia terjadi dalam empat tahap. Tidak semua kasus berkembang
mencapai tahap akhir. Keempat tahap tersebut adalah hiperurisemia asimptomatis,
serangan akut, periode interkritikal, dan gout tingkat lanjut atau chronic tophaceous
gout.
A. Hiperurisemia asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah suatu keadaan dimana kadar asam urat di
atas normal tanpa adanya manifestasi klinik. Hiperurisemia asimptomatik akan
7
Kelainan ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urin.
Keadaan ini akan meningkat menjadi Kristal asam urat dan batu asam urat. Selain
batu asam urat, juga terjadi nefropati obstruksi akibat presipitasi asam urat yang
berlebihan ditubulus ginjal. Keadaan ini bisa menyebabkan nefropati asam urat akut.
Akibatnya timbul gagal ginjal akut. Penumpukan asam urat di tubulus ginjal dalam
waktu yang lama juga menyebabkan kerusakan nefron ginjal yang progresif dan
berakhir dengan penyakit ginjal kronik
VI. KLASIFIKASI GAGAL GINJAL
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar
derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG (Laju Filtrasi Glomerulus), yang awalnya
mempergunakan rumus Kockcroft-Gault, yaitu:6
LFG (ml/menit/1,73m2) =
10
VII. Diagnosis
Secara umum penyebab hiperurisemia dapat ditentukan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pada anamnesa
terutama ditujukan untuk mendapatkan faktor keturunan dan kelainan atau penyakit
lain sebagai penyebab sekunder hiperurisemia. Apakah ada keluarga yang menderita
hiperurisemia atau gout. Untuk mencari penyebab hiperurisemia sekunder perlu
ditanyakan apakah pasien peminum alkohol, memakan obat-obatan tertentu secara
teratur, adanya kelainan darah, kelainan ginjal atau penyakit lainnya. Pemeriksaan
fisik untuk mencari kelainan atau penyakit sekunder, terutama menyangkut tandatanda anemia atau phletora, pembesaran organ limfoid, keadaan kardiovaskular dan
tekanan darah, keadaan dan tanda kelainan ginjal serta kelainan pada sendi.
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mengarahkan dan memastikan penyebab
hiperurisemia. Pemeriksaan penunjang yang dikerjakan dipilih berdasarkan
perkiaraan diagnosis setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
yang rutin dikerjakan adalah pemeriksaan darah rutin asam urat, kreatinn darah,
pemeriksaan urin rutin, kadar asam urat urin 24 jam, kadar kreatinin urin 24 jam, dan
pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan enzim dilakukan atas indikasi dari diagnosis.
11
Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin 24 jam penting dikerjakan untuk
mengetahui penyebab hiperurisemia overproduction atau underexcretion. Kadar asam
urat dalam urin 24 jam di bawah 600mg/hari adalah normal pada orang dewasa yang
makan bebas purin selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan. Namun sering anjuran
makan bebas purin ini tidaklah praktis. Maka pada orang yang makan biasa tanpa
pantang purin kadar asam urat urin 24 jam di atas 1000 mg/hari adalah abnormal
(overproduction), dan kadar 800 s.d 1000 mg/hari adalah borderline
VIII. Penatalaksanaan
Tujuan penanganan hiperurisemia adalah menghentikan serangan akut secepat
mungkin, mencegah memburuknya serangan dan mencegah efek jangka panjang
(kerusakan sendi, kerusakan organ terkait, misalnya ginjal), dan menurunkan kadar
urat serum pada pasien.
Jika sudah terjadi gangguan ginjal maka terapi spesifik terhadap
penyakit dasarnya. Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah
sebelum terjadinya penurunan LFG, sehingga perburukan fungsi ginjal tidak terjadi
Non-farmakologi
Edukasi kepada penderita untuk mengendalikan kadar asam urat jangka
panjang dan perubahan gaya hidup memainkan peran yang penting dalam mencegah
serangan. Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar asam urat,
meliputi: mengurangi berat badan (bagi yang kelebihan berat badan), mengurangi
konsumsi alkohol, menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu
terjadinya hiperurisemia (makanan yang mengandung purin tinggi), meningkatkan
konsumsi air, dan menghindari penggunaan obat yang dapat memicu hiperurisemia.
Farmakologi
12
13
14
15