Anda di halaman 1dari 979

1.

A. Neuralgia Trigeminal
• Wanita 28 tahun
• Nyeri seperti diiris pada wajah sisi kanan
• saat sikat gigi, mengunyah,
• Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

• Diagnosa?
Neuralgia Trigeminal (Tic
Dolouroux)
• Serangan berulang nyeri
di area distribusi N
Trigeminal
• Serangan sebentar dipicu
mengunyah, sikat gigi,
menyukur, sentuhan,
• Unilateral
• Biasa disertai spasme
wajah à Tic doloroux

• DOC: Carbamazepin
• 2nd line :Baclofen,
gabapentin,
Distribusi Neuralgia Trigeminal
Pilihan lain
• B. Nyeri post herpetik à riwayat infeks VZV
• C. Migrain à nyeri kepala unilateral
• D. TTH à nyeri kepala seperti terikat
• E. Cluster headache à nyeri unilatera, lakrimasi,
injeksi
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
A. Neuralgia trigeminal
2. C. Abses Serebri
3. E. Antibiotik intravena dan
konsultasi bedah saraf untuk drainase
• Anak, 8 tahun
• penurunan kesadaran
• demam disertai nyeri kepala seminggu
• Kepala semain sakit à progresif
• kejang kelojotan kanan à lateralisasi
• riwayat keluar cairan dari telinga sejak 3 tahun à
OMSK
• Diagnosis?
Abses Otak
• Biasanya disebabkan oleh fokus
infeksi di sekitar otak yang
menyebar ke parenkim otak (mis.
otitis, mastoiditis, atau sinusitis)
• Trias: demam, nyeri kepala
(terutama di sisi kepala yang
terdapat abses) dan defisit
neurologis fokal
Gejala klinis lain:
• Kejang
• Mual, muntah proyektil (gejala
peningatan TIK)
• Perubahan status mental
• Papilledema Penunjang:
CT-Scan dengan kontras à lesi
Faktor Risiko : PJB sianotik hipodens bundar tunggal dengan ring
Tatlaksana: Antibiotik + enhancement
drainase
Sumber: eMedicine, bagian Brain Abscess
Pilihan Lainnya
• A. Epilepsi à kejang berulang
• B. Tetanus à kejang, kaku, riw luka
• D. Meningoenchepalitis à komplikasi TB/malaria
• E. Toxoplasmosis cerebri à komplikasi toxo, pasien
imunosupresi
Pilihan Lainnya
• A. Antiepilepsi profilaksis à bukan
penatalaksanaan utama
• B. Antifungal à untuk infeksi kriptokokosis atau
kandidiasis
• C. Antibiotik à perlu ditambahkan drainase karena
abses
• D. IVIG à tatalaksana GBS
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
2. C. Abses Serebri
3. E. Antibiotik dan konsultasi bedah saraf untuk
drainase
4. C. Hidrops endolimfatik
• Laki-laki 60 tahun
• pusing berputar 3 hari
• Penurunan pendengaran
• Tuli sensorineural.
• Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal à
eksklusi labirinitis

• Mekanisme?
Meniere Disease
• Kelainan telinga dalam
• Hidrops endolimf idiopatik
• Peningkatan tekanan hydraulic dalam sistem endolimfatik
• Gejala
• Tuli sensorineural
• Vertigo
• Tinitus
• Rasa penuh ditelinga

Tatalaksana
• Diuretik (Tiazid)
• Vestibulosupresan
Pilihan lain
• A. lepasnya otolith dari kanal semisirkuralis à
BPPV
• B. Infeksi telinga bagian dalam à Labirinitis
• D. Peradangan sel rambut à labirinitis
• E. Tumor di area sudut serebellopontine à
Neuroma akustik
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
4. C. Hidrops Endolimph
5. A. Tes tensilon
• Wanita 40 tahun
• Sulit bernafas
• Sejak satu tahun, setiap sore kelopak matanya sulit
membuka à bangun tidur membaik.

• Tes yang mendukung kondisi pasien ini?


Myasthenia Gravis
• Kelemahan progresif karena antibodi terhadap
reseptor asetilkolin
• Gejala
• Kelemahan progresif memburuk karena aktivitas contoh:
ptosis/diplopia
• Mengenai otot proksimal
• Pemeriksaan
• Endrophonium (tensilon) untuk membedakan dengan
Lambert Eaton
• Tatalaksana
• Piridostigmin, plasmaferesis, steroid, obat imunosupresif
Tensilon test ( = edrofonium test)
• Edrophonium chloride is an
acetylcholinesterase inhibitor with rapid
onset (about 30 seconds) and effect
lasting about 5 minutes
• Begin with edrophonium 10 mg in syringe and
give 1-2 mg test dose
• give incremental doses of edrophonium and
watch for 1-minute observation periods
following each dose
• begin with 2 mg after test dose, then 3 mg, and
another 3 mg given if needed
• typical side effects of sweating, tearing,
fasciculations, and abdominal cramping may
indicate peak edrophonium effect

• if muscle strength improves


within 1 minute of any dose
increment, test is positive
and no further edrophonium
needs to be administered
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
5. A. Tes Tensilon
6. B. Huntington Disease
• Laki - laki 20 tahun
• tangan yang tidak bisa diam àgerak involunter
• Gerak tangan seperti seorang penari à choreiform.
• Sejak 6 bulan suka lupa dengan nama orang-orang
yang ada di lingkungannya. à gangguan kognitif
• Diagnosis?
Huntington Disease
• Penyakit autosomal dominan
• Mutasi GEN à atrofi striatum (nucleus caudatus)
• Penurunan GABA
• Gejala
• Progresif gerakan choreiformis semua ekstremitas
• Ataksia
• Demensia dapat menyertai kondisi penyakit
Huntington
• Tatalaksana suportif
Pilihan lain
• A. Dementia à penurnan fungsi kognitif disertai
apraksia, agonosia dan penurunan fungsi eksekutif
• C. Alzheimer àbentuk demensia tersering
• D. Cerebral palsy à gangguan motorik non
progresif
• E. Parkinson à tremor, rigidity, akinesia,paralysis
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
6. B. Huntington Disease
7. C. Afasia sensorik
• Wanita usia 20 tahun
• sulit berkomunikasi.
• sulit untuk memahami apa yang dibicarakan lawan
bicaranya à perseptif
• Pasien bisa berkata – kata dengan jelas. à motorik
baik
Afasia
• Gangguan komunikasi karena kerusakan bagian
otak yang mengatur fungsi bahasa
• Fungsi bahasa
• Perseptif : sensorik
• Ekspresif : motorik
• Tipe afasia
• Motorik
• Sensorik
• Konduktif : tidak mampu repetisi
Pilihan lain
• A. Afasia motorik à kesulitan dalam berkata kata
• B. Amnesia
• D. Agnosia àketidakmampuan mengenali objek
meski indera baik
• E. Apraksia à ketidakmampuan melakukan gerakan
dengan tujuan tertentu
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
C. Afasia sensorik
8. A. rTPA
• Wanita 70 tahun
• kelemahan ekstremitas sebelah kanan, onset 1,5
jam
• Pasien juga terdengar pelo.
• Pada pemeriksaan ditemukan TD 180/110.

• Terapi definitif?
Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli
• Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis – Anamnesis: defisit neurologis akut +
akut (seringnya hemiparesis) penurunan kesadaran
• PF: kesadaran umumnya tidak – nyeri kepala
menurun – muntah proyektil
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
ada refleks patologis)
• Penunjang (CT Scan): area
hipodens serebrum
– Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


Tatalaksana
TATALAKSANA UMUM
1. optimalisasi fungsi organ vital
2. Pencegahan dan pengobatan komplikasi : antiedema,
antihipertensi, antikonvulsan, anti diabetika
STROKE Iskemik STROKE hemoragic
• Antiagregasi platelet : • Perbaiki faal hemostasis:
aspirin, klopidogrel menangani hipertensi
• Antivasospasme
• Trombolitik rt-PA
• Operatif bila indikasi
• Antikoagulan • Perdarahan > 30 cc
• Neuroprotektan • Ancaman herniasi
• Perdarahan serebelum
• hydrosefalus
Pilihan lain
• B. Kraniotomi à evakuas perdarahan pada stroke
hemorragik
• C. Aspirin à terapi maintenance
• D. Nicardipin à antihipertensi
• E. Manitol
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
8. A. rTPA
9. B. Arteri Serebri Media
• Wanita 70 tahun
• kelemahan ekstremitas sebelah kanan.
• Pasien juga terdengar pelo.
• Pada pemeriksaan ditemukan TD 180/110.

• Arteri yang terkena pada kasus ini?


Stroke

• Defisit neurologis baik fokal ataupun global yang


terjadi lebih dari 24 jam karena persoalan vaskular
Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli
• Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis – Anamnesis: defisit neurologis akut +
akut (seringnya hemiparesis) penurunan kesadaran
• PF: kesadaran umumnya tidak – nyeri kepala
menurun – muntah proyektil
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
ada refleks patologis)
• Penunjang (CT Scan): area
hipodens serebrum
– Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


Tatalaksana
TATALAKSANA UMUM
1. optimalisasi fungsi organ vital
2. Pencegahan dan pengobatan komplikasi : antiedema,
antihipertensi, antikonvulsan, anti diabetika
STROKE Iskemik STROKE hemoragic
• Antiagregasi platelet : • Perbaiki faal hemostasis:
aspirin, klopidogrel menangani hipertensi
• Antivasospasme
• Trombolitik rt-PA
• Operatif bila indikasi
• Antikoagulan • Perdarahan > 30 cc
• Neuroprotektan • Ancaman herniasi
• Perdarahan serebelum
• hydrosefalus
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
9. B. Arteri Serebri Media
10. D. Asam Valproat
• Anak 12 bulan
• Demam 3 hari
• Kejang
• Kejang sebagian à seluruh tubuh à fokal
• kaku kuduk (-)

• Pengobatan rumatan?
Kejang Demam
Bangkitan kejang saat kenaikan suhu tubuh (rektal > 38oC),
disebabkan proses ekstrakranial

• Umumnya usia 6 bulan – 5 tahun à di luar usia ini,


pikirkan penyebab lain!
• infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama
demam.

• Sederhana: <15 menit; kejang umum tonik dan/atau


klonik; tanpa gerakan fokal; tidak berulang dalam 24
jam.
• Kompleks jika ada kriteria sederhana tidak terpenuhi

Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI


Penunjang pada Kejang Demam
• Pemeriksaan laboratorium:
• tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,
• dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam,
• Darah perifer, elektrolit dan gula darah
• Pungsi lumbal:
• Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.
• Dianjurkan pada:
• Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan
• Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
• Bayi > 18 bulan tidak rutin
• Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan
pungsi lumbal.
Pengobatan rumatan
(Konsensus IDAI, 2015)
• Rumatan secara • Rumatan secara
intermiten kontinu
• Diazepam 0,3 • Asam valproat atau
mg/kg/kali fenobarbital

• Pada kondisi KD + faktor • Pada kondisi di mana


risiko (usia muda saat kejang fokal, kejang
kejang, KD pada suhu lama (>15 menit),
yang tidak terlalu adanya kelainan
tinggi), KD berulang neurologis sesaat
sering (>3x/6 bl atau sebelum / sesudah
>4x/1 th) bangkitan kejang
Pengobatan rumatan (kontinu)
• Diberikan jika
• Kejang lebih dari 15 menit
• Kelainan neurologis sebelum/setelah kejang
• Kejang fokal

• Pengobatan
• Fenobarbital (3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis)
• Asam Valproat (15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis)
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
10. D. Asam Valproat
11. B. Cervical radiculopathy
• Laki –laki
• nyeri di area leher hingga bahu.
• Nyeri terasa hilang timbul.
• Spurling test (+) à cervical radiculopaty

• Diagnosis
Cervical Radiculopathy
• Nyeri dan gejala neurologis karena
terjepitnya saraf yang keluar dari
vertebra servikal
• Sebab
• Herniasi diskus atau bone spur
• paling sering
•C7 dan C6
• Pemeriksaan
•X Ray
•CT scan
•MRI
Spurling test
Pilihan lain
• A. Erb Palsy
• B. Cervical Radiculopathy
• C. Cervical myelopathi à disertai tanda tanda UMN
(R fisiologis meningkat)
• D. Klumpke palsy
• E. HNP
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
11. B. Cervical radiculopathy
12. C. Pleksus Brakhialis
• Bayi baru lahir
• kala dua memanjang.
• lengan kanan tidak dapat bergerak.
• Pada pemeriksaan tampak lengan aduksi,
endorotasi, dan tangan pronasi.
Cedera pleksus brachialis
• Upper plexus (c5-c6)
• Erb palsy
• Adduksi, internal rotasi, pronasi lengan bawah, tangan
mengepal
• Lower plexus (C8-T1)
• Klumpke
• Tangan supinasi, siku membengkok, pergelangan tangan
ekstensi
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
12. C. Pleksus brakhialis
13. B. Carpal tunnel syndrome
• Wanita 40 tahun
• Nyeri pergelangan tangan kanan,
• kebas hingga jari jari tangan
• pembuat rujak à Risiko fleksi carpal
• pada penekukan pergelangan tangan selama 60
detik dirasa kebas dan nyeri pergelangan tangan
• Diagnosis
Carpal Tunnel Syndrome
Manifestasi Klinis
CTS
• Kumpulan tanda dan
• Gejala lain: kadang
gejala akibat penekanan pasien menjatuhkan
nervus medianus dalam barang yang digenggam
terowongan karpal tanpa terasa, gejala
intermiten.
(carpal tunnel)
• Gejala malam hari
• Gejala umum: biasanya cukup spesifik
kesemutan, kebas, nyeri untuk CTS terutama bila
gejala berkurang jika
pada lokasi yang menggerak-gerakkan
dipersarafi nervus tangan.
medianus (terutama pada
malam hari)
Sumber: eMedicine bagian Carpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan
Fisis pada CTS
Tinnel Sign
• Pemeriksaan dengan
cara perkusi ringan
pada N. medianus
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri
pada regio distribusi N.
medianus
Sumber: Urbano FL. Review of Clinical
Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
Pemeriksaan Fisis pada CTS
Phalen’s Maneuver
• Prosedur: pasien diminta
menekuk tangan hingga
fleksi maksimum ke arah
telapak tangan dan
mempertahankan posisi
tersebut selama sekitar 1
menit
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri
pada regio distribusi N.
medianus
Sumber: Urbano FL. Review of Clinical
Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
CTS
• Diagnosis Tatalaksana
• Studi Konduksi Saraf Medikamentosa
Suntikan lokal
analgetik
Nonmedikamentosa
hindari trauma
splint
Bedah
6 bulan terapi
konservatif atau nyeri
memberat dan akut
Pilihan lain
A. Tarsal tunnel syndrome :Akibat kompresi nervus tibialis à
Nyeri yang menjalar dari pergelangan kaki medial ke arah
distal

C. Lesi N. radialis: wrist drop

D. Lesi N Brachiradialis : dorsolateral forearm

(musculus brachioradialis)

E. N. ulnaris: MCP IV-V tidak bisa fleksi, PIP dan DIP IV-V tidak
bisa ekstensi
Sumber: eMedicine
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
13. B. Carpal tunnel syndrome
14. D. Mononeuropati
• Wanita 40 tahun
• Nyeri pergelangan tangan kanan,
• kebas hingga jari jari tangan
• pembuat rujak à Risiko fleksi carpal
• pada penekukan pergelangan tangan selama 60
detik dirasa kebas dan nyeri pergelangan tangan
• Diagnosis CTS
• Tipe kerusakan saraf
Neuropati
• Mononeuropati: hanya mengenai
satu saraf
• CTS : Nervus medianus
• Mononeuropati multiplex:
• Beberapa saraf yang tidak
berdekatan
• Polineuropati
• Beberapa saraf yang berdekatan
Pilihan lain
• A. Distal neuropati simetris à contohnya pada
neuropati DM
• B. Polineuropati à contohnya pada neuropati DM,
atau cedera saraf multipel
• C. Radikulopati à nyeri terkait radiks, dengan
sensasi “penjalaran”
• E. Mielopati à mengenai Medula spinalis à ada
gejala UMN
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
14. d. Mononeuropati
15. A. Normal pressure
hydrocephalus
• Laki laki, 65 tahun
• Terdapat gejala demensia
• Gangguan gait (ataksia)
• Inkontinensia urin

• Diagnosis?
Normal pressure hydrocephalus
(NPH)
• = communicating hyrdocehaplus / malresoprtive
hydrocephalus
• Sering terjadi pada usia >40 tahun (primer) atau
kondisi lain (seperti perdarahan subarakhnoid)
• Triad Hakim (3 tanda kardinal: gait disturbance,
cognitive impairment, urinary frequency)
• Diagnostik MRI (terpilih): pembesaran ventrikel
lateral yang tidak proporsional (tidak sebanding
dengan atrofi serebral), terutama bagian ventrikel
lateral (temporal horns)
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
15. A. Normal pressure hydrocephalus
16. B. Ibuprofen
• Wanita, 25 tahun
• nyeri kepala kanan seperti ditusuk tusuk.
• Mual dan muntah disangkal.
• Nyeri terasa seperti terikat.

• Diagnosis à TTH
• Terapi
Tension type headache
• Disebut juga Muscle contraction headace
• Nyeri seperti tertekan, atau diikat
• Bisa menjalar ke leher
• Tanpa gejala migrain (unilateral, thribbing, nausea,
fotofobia)

• Pemeriksaan : tidak butuh imaging


• Tatalaksana : analgesik, ibuprofen
Kriteria diagnostik
TTH
Pilihan lain
• Parasetamol
• Amiltriptilin à obat profilaksis
• Ergotamin à migrain
• Oksigen 100% à cluster
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
16. B. Ibuprofen
17. C. DMD
• An 2 tahun
• kelemahan badan.
• Kelemahan terutama tampak saat berjalan.
• Saat hendak berdiri anak menopang badan dengan
menggunakan kedua tangannya à gower sign

• Diagnosis ?
Duchene Muscular Dystrophy
• Kelainan genetik à otot digantikan oleh jaringan
lemak
• Onset 2-5 tahun
• Gejala
• Betis pseudohipertrofi à terisi dengan lemak
• Kesulitan berdiri dan berjalan
• Tatalaksana
• Pemberian agen imunosupresan
Gower sign
• Menggunakan
tangan untuk
bertumpu pada
lutut supaya bisa
berdiri -> gower
sign
Pilihan lain
• A. Polio à acute flaccid paralysis
• B. ALS à kelainan UMN dan LMN di ekstremitas
dan slurred speech
• C. DMD
• D. GBS à ascending paralysis
• E. MG à kelemahan progresif memburuk dengan
aktivitas
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
17. C. DMD
18. C. Bisfosfonat
• Wanita 20 tahun
• Menderita SLE.
• Prednison selama 6 bulan.
• Saat ini pasien mengkonsumsi pil KB dan kalsium.
• tidak mau terkena matahari
• tidak mau minum susu
• Cara mencegah osteoporosis?
Pencegahan Steroid induced
Osteoporosis
• Penggunaan KS dengan dosis terendah yang mungkin
• Agen anti osteoporosis
• First line: Bifosfonat oral
• Secondline
• IV bifosfonat
• Vitamin D / Metabolit vitamin D (kalsitriol)
• Hormon therapy
• Calcitonin à masih diragukan
• Calcium à adjunctive therapy
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
18. C. Bisfosfonat
19. A. Greenstick fracture
• An 5 tahun
• Jatuh saat bermain bola.
• Nyeri di tangan
• Tidak didapatkan deformitas
• X ray : garis fraktur tidak komplit.

• Diagnosis ?
Greenstick fracture
• Patah tulang engan garis
fraktur inkomplet
Seperti mematahkan ranting
yang hijau
• Terjadi pada anak
• Karena Tekstur tulang anak
lebih fleksible
• Tatalaksana
• Reduksi
• Immobilisasi : Cast
Pilihan lain
• B. Stress Fracture à fraktur
terjadi karena akumulasi stres
kronik, bentuk berupa helai
rambut
• C. Hairline facture à Stress
fracture
• D. Transverse fracture
• E. Comminute fracture
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
19. A. Greenstick fracture
20. E. Jaga Airway
• Wanita
• Seelah kecelakaan dibawa ke UGD.
• GCS 13.
• Tampak faktur humerus dengan luka robek terbuka.

• Tindakan pertama?
Primary Survey
• Airway
• Bersihkan dari obsruksi
• Headtilt dan Chin lift, Jaw Thrust, intubasi
• Breathing
• Amati tanda asmmetri, shift trachea,
• Oksigen, mask
• Circulation
• Cari tanda syok
• Hentikan perdarahan, resusitasi cairan
• Disability : GCS dan pemeriksaan neurologi
Secondary survey
• Identifkasi Major Injury
• Pemeriksaan fisik lengakap seluruh tubuh dan
radiografi
• Anamnesis trauma
• A : Allergies
• M : Medication
• P : Past Medical history
• L : Last meal
• E : Events related injuries
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
20. A. Jaga airway
21. E. Draniase, kultur cairan
sendi, dan antibiotik IV
• Laki – laki 35 tahun
• nyeri lutut sejak 3 hari disertai demam
• lutut kanan bengkak, merah dan teraba panas à
inflamasi lutut.
• Seminggu lalu kencing nanah.

• Tatalaksana
Artritis Septik (= artritis supuratif
/artritis infeksius)
• Infeksi sendi oleh mikroorganisme, paling sering bakteri
• Stap aureus
• N Gonorrhea
• S epidermidis (prosthese)
• Paling sering lutut melaui penyebaran hematogen
• Analisa cairan sendi
• WBC > 50.000
• Neutrofil> 75%
• Glukosa rendah
• Tatalaksana antibiotik
Artritis reaktif
• Post exposure
• Salmonella, clamidya
• Faktor risiko: HLA-B27
• STERIL !!
• Terapi simtomatik
Pilihan lain
• A. Injeksi steroid à OA
• B. Acetaminofen à penghilang nyeri
• C. Allopurinol à bila disebabkan gout
• D. Celecoxib à untuk artritis reaktif
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
21. E. Drainase, kultur cairan sendi, antibiotik IV
22. D. Moderate peripheral
arterial disease
• Wanita 65 tahun
• Luka tidak sembuh 3 minggu yang lalu.
• Diujung kaki dan berwarna pucat.
• Denyut arteri dorsalis pedis sulit ditemukan.
• ABI 0,6.
Ankle Brachial Index
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
22. D. Moderate peripheral arterial disease
23. E. Lumbosacral
• Wanita 30 tahun
• Kecelakan lalu lintas.
• TD 120/80 mmHg, N 80x menit, dan RR 20 x/menit.
• Pasien mengeluhkan sukar menggerakan
kaki,kesulitan BAK, dan BAB.

• X ray yang diharapkan?


Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
23. E. Lumbosakral
24. D. Ruptur ACL
• Laki laki 19 tahun
• Nyeri di lutut bagian
• Pasca terjatuh
• Lutut mtidak stabil.
• Sendi lutut di fleksikan, pemeirksa menarik
proksimal tibia ke arah pemeriksaan, terasa “plop”
à anterior drawer test (+)
• Diagnosis?
Pilihan lain
• A.Ruptur tendhon achilles è Thomson tes (+)
• B. Ruptur meniscus medial à Mc Murray test (+)
• C. Ruptur meniscus lateral à McMurray test
• E. Ruptur PCL à Posterior drawer test (+)
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
24. D. Ruptur ACL
25. B. Rawan Sendi
• Wanita 55 tahun
• Nyeri lutut 1 bulan
• bangun pagi kaku à menghilang setelah 20 menit.
• TV normal.
• Asam urat 5mg/dl
• Rhematoid faktor (-)

• Struktur yang rusak?


Osteoarthritis
• Penyakit kronik karena
kerusakan rawan sendi
dan pembentukan
osteofit
Grading (K-L system)
Tatalaksana
• Analgesic
• Acetaminofen lebih aman untuk terapi jangka panjang
• NSAID jika nyeri bertambah hebat, kontrol nyeri bila
tidak respons terhadap asetaminofen
• Modifikasi lifestyle
• Injeksi steroid intra artikular: temporary relief
• Joint replacement
Jadi kesimpulannya...

JAWABANNYA ADALAH
25. B. Rawan Sendi
26. C. Metilfenidat

Keywords :
• An. Anto, 7 tahun
• tidak bisa diam, di sekolah selalu berlarian kesana-
kemari, jika disuruh baris tidak bisa antri dan jika
dikasih tugas tidak pernah menyelesaikan sehingga
anak terancam tidak naik kelas.
Dx : ADHD
• Tatalaksana farmakologi yang tepat pada pasien
ini adalah...
Klasifikasi DSM IV
• Inattention (harus ada 6 gejala, bertahan 6 bulan)
• Sulit memperhatikan detil, sering ceroboh
• Sulit memusatkan perhatian
• Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
• Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak menyelesaikan tugas hingga tuntas
• Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
• Sering menhindari dan tidak suka diberi tugas (seperti PR)
• Sering kehilangan barang
• Mudah terdistraksi pada stmulus eksternal
• Mudah lupa

• Hyperactivity/impulsivity (harus ada 4 gejala, bertahan 6 bulan)


• Sering tampak elisah; kaki tanga bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam
• Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik berlebihan lain di kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian

http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset tidak lebih dari usia 12 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit
psikotik lainnya
Tatalaksana ADHD
• Terapi tingkah laku (Behavioural therapy)
• Psikoedukasi
• Terapi medikamentosa :
• Stimulan (metilfenidat, dexamfetamine, lisdexamfetamin
mesilat)
• Non-stimulan (atomoxetine, guanfacine)

Adhd-institute.com
Pilihan lainnya
• A. Etosuksimid à terapi bangkitan lena
• B. Diazepam à tranquilizer, untuk kejang
• D. Gabapentin à nyeri neuropatik
• E. Donepezil à obat paliatif alzheimer
Dengan demikian jawabannya C.Metilfenidat
27. C. Menghambat reseptor
dopamin

Keywords
• Oleh dokter, pasien diberikan obat haloperidol.
Apa mekanisme kerja obat tersebut?
Haloperidol
• Merupakan antipsikotik generasi 1 turunan
butyrophenone
• Bekerja dengan cara menghambat reseptor
dopaminergik D1 dan D2 di otak
• Mempengaruhi metabolisme basal, suhu tubuh,
tonus vasomotor
• Memiliki insidensi EPS yang tinggi namun risiko
hipotensi dan efek samping otonomnya minimal

British Journal of Pharmacology


Pilihan lainnya
• A. Menghambat reseptor muskarinik à atropin,
scopolamin
• B. Menghambat reseptor serotonin à ondansetron
• D. Menghambat pelepasan asetilkolin à botox
• E. Menghambat pengikatan serotonin kembali à
fluoxetin
Dengan demikian jawabannya adalah C.
Menghambat reseptor dopamin
28. B. Anoreksia Nervosa
Keywords :
• tidak datang bulan sejak 3 bulan lalu
• diet ketat, dan akhirnya dia menjadi sangat kurus
• hipotensi, BB = 38 kg, TB = 160 cm, tulang-tulang
iga menonjol dan lemak subkutan sangat tipis
hampir tidak ada.
• Diagnosis dari pasien ini adalah...
Anorexia Nervosa
• Anorexia nervosa:
– Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah batas normal
– Takut berat badan naik, meskipun badan kurus
– Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun kurus)
– Pada wanita bisa menyebabkan amenorea
• Ada dua tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari tubuh
(muntah paksa, konsumsi laksatif)
• Tata laksana:
– Koreksi abnormalitas metabolik
– Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding syndrome)
– Konseling psikiatri

Sumber : Panduan pelayanan medis


Departemen Psikiatri RSCM
Bulimia dan Amenorea Primer
• Bulimia nervosa
– Perilaku membuang kalori setelah episode
makan yang berlebihan dengan cara purging
(muntah paksa, laksatif) atau nonpurging
(olahraga berlebihan, puasa). Berat badan
normal.
– Tatalaksana: fluoxetine

• Amenorea primer
– Belum pernah mens sampai usia 16 tahun,
dengan status tumbuh kembang baik
– Amenorea sekunder: sudah pernah mens, tapi
kemudian tidak mens selama 6 bulan (kecuali
kalau sudah menopause)
– Tatalaksana: tergantung etiologi
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
Dengan demikian jawabannya adalah B. Anoreksia
Nervosa
29. A. Low-Flow priapism
Keywords:
• Pria, 30 tahun
• Kemaluan nyeri sejak 5 jam yang lalu
• Disertai penis tegang dan keras
• Tidak ada riwayat berhubungan seksual sebelumnya
dan riwayat trauma disangkal
• PF à penis terlihat kaku dan berwarna gelap
• Aspirasi darah à darah gelap

• Apa diagnosis pasien ini?


Priapismus
• Keadaan dimana penis terus dalam posisi ereksi
secara involunter, tak berhubungan dengan
stimulasi seksual dan tidak membaik dengan
ejakulasi (lebih dari 4 jam)
• Termasuk emergensi urologi
• Klasifikasi:
• Low-flow (paling sering)
• High-flow
• Tatalaksana à tergantung klasifikasi
Klasifikasi priapismus

Low-Flow High-Flow
• Penis kaku dan nyeri • Tidak nyeri, gejala episodik
• Aliran darah cukup
• Iskemik pada badan
penis (darah gelap di • Badan penis teroksigenasi
dengan baik
area tersebut)
• Terdapat riwayat trauma
• Tidak ada riwayat pada penis atau perineum
trauma (straddle injury paling
sering)
• Tatalaksana à aspirasi • Tatalaksana à observasi,
embolisasi arteri bila perlu
Pilihan lainnya
B. High-Flow priapism à tidak nyeri, tidak iskemia
C. Fimosis à prepusium tidak bisa ditarik ke
belakang
D. Parafimosis à prepusium tidak bisa ditarik ke
depan
E. Infeksi H. Ducreyi à ulkus mole, nyeri dan ulkus
kotor
Jadi jawabannya adalah
A. Low-Flow priapism
30. E. Gangguan Kepribadian
Avoidant (menghindar)
Keywords:
• Sering menyendiri dan menyibukkan diri dengan
pekerjaannya.
• Pasien tidak memiliki teman dekat di kantor
barunya. Pasien sebenarnya mau menyanggupi
ajakan teman-teman kantornya, tetapi ia merasa
potongan rambutnya kurang menarik sehingga ia
takut menjadi bahan ledekan.
Diagnosis: Gangguan kepribadian cemas menghindar
(avoidant)
Gangguan Kepribadian
Kluster A
• Skizoid: lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid: penuh rasa tidak percaya dan curiga
terhadap orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Gangguan Kepribadian
Kluster B
• Antisosial: tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
• Ambang: impulsivitas serta hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak
stabil
• Histrionik: mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik: melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Gangguan Kepribadian
Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak
layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung
jawab atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung
pada orang lain, apapun konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan,
perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Pilihan lainnya
• A. Serangan panik : tiba-tiba merasa dicekik, seperti
ingin mati, palpitasi, berkeringat dsb
• B. Gangguan cemas menyeluruh :
mengkhawatirkan berbagai hal dengan terus
menerus
• C. Gangguan depresi : hipotimia, anergia,
anhedonia
• D. Fobia sosial : fobia berbicara di tempat umum,
dalam konteks ia akan menjadi pusat perhatian
Dengan demikian jawabannya adalah E.Gangguan
Kepribadian Avoidant
31. C. Insomnia sekunder

Keywords :
• sulit memulai tidur dan sering terbangun saat
sudah tertidur dan sulit untuk kembali tertidur.
• pikiran bahwa dirinya adalah orang yang gagal.
Tidak ada yang menyukainya.
• Diagnosis yang paling tepat adalah...
Jenis – Jenis Insomnia
• Early insomnia, insomnia Pedoman Diagnosis:
pada awal tidur à sulit
untuk memulai tidur • Kesulitan masuk,
• Middle insomnia, insomnia mepertahankan tidur atau
pada pertengahan tidurà kualitas tidur buruk;
berulang kali bangun dari
tidur • Minimal terjadi 3 kali
• Late insomnia, insomnia dalam 1 minggu,
pada akhir tidur à berlangsung minimal 1
terbangun dari tidur dan bulan;
sulit untuk tidur kembali
vInsomnia primer à • Preokupasi dengan tidak
idiopatik, tidak ada bisa tidur dan akibatnya
penyebab dasar pada malam dan siang hari
vInsomnia sekunder à ada • Mempengaruhi fungsi
penyebab dasar : depresi,
excessive worrying, stroke, dalam sosial dan pekerjaan
drugs, kafein

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ -III


Pilihan lainnya
• A. Parasomnia à golongan besar gangguan tidur
• B. Insomnia primer à insomnia tanpa penyebab
medis, psikis ataupun organik
• D. Nightmare à ingat mimpi buruknya
• E. Night terror à tidak ingat mimpi buruknya
Dengan demikian jawabannya adalah C. Insomnia
Sekunder
32. D. ADHD tipe hiperaktif

Keywords :
• Anak tidak bisa duduk lama
• sering berlarian kesana kemari
• sering memanjat
• tidak mau mengantri/berbaris
• tidak mau mendengarkan guru dan sering menjawab
pertanyaan sebelum guru selesai berbicara
• IQ = 105 à kognitif bagus tidak retardasi mental
• Apa diagnosis anak tersebut?
Klasifikasi DSM IV
• Inattention (harus ada 6 gejala, bertahan 6 bulan)
• Sulit memperhatikan detil, sering ceroboh
• Sulit memusatkan perhatian
• Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
• Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak menyelesaikan tugas hingga tuntas
• Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
• Sering menhindari dan tidak suka diberi tugas (seperti PR)
• Sering kehilangan barang
• Mudah terdistraksi pada stmulus eksternal
• Mudah lupa

• Hyperactivity/impulsivity (harus ada 4 gejala, bertahan 6 bulan)


• Sering tampak elisah; kaki tanga bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam
• Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik berlebihan lain di kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian

http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset tidak lebih dari usia 12 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit
psikotik lainnya
Dengan demikian jawabannya adalah D. ADHD tipe
Hiperaktif
33. E. Oral
Keywords :
• anak laki-laki, usia 4 tahun
• sering berbicara kasar dan marah-marah jika
keinginannya tidak dipenuhi
• Sejak usia 3 bulan hingga 2 tahun ibunya sibuk
bekerja dan ia hanya diasuh oleh pengasuh yang
berganti-ganti
Gangguan pada anak tersebut terdapat pada fase?
Tahapan Psikoseksual
Teori Sigmund Freud
Ada 5 Fase
1. Fase oral
2. Fase anal
3. Fase phalic
4. Fase laten
5. Fase Genital

Allpsych.com
• Fase Oral (birth – 18 bulan) : fase dimana kesenangan
anak berfokus pada kegiatan oral seperti menghisap.
Adanya gangguan/konflik pada fase ini, menurut Freud,
individu akan mengalami masalah ketergantungan/agresi
seperti berbicara kasar, mudah marah dsb. Atau
mengalami fiksasi oral yang bermanifestasi sebagai
kebiasaan merokok, minum alkohol dsb.
• Fase Anal (18 bulan – 3 tahun) : fase dimana kesenangan
anak berfokus pada pengendalian dan eliminasi feses.
Keberhasilan toilet training akan menimbulkan
kepribadian yang baik. Bila respon orang tua tidak sesuai
saat toilet training, dapat memunculkan kepribadian yang
berantakan, jorok atau justru sebaliknya malah terobsesi
dengan kebersihan atau keteraturan.

Allpsych.com
• Fase Phallic (3 tahun-6 tahun) : fokus kesenangan
berpindah ke area genital. Menurut Freud, pada fase
ini anak laki-laki menganggap ayahnya adalah saingan
dalam berebut kasih sayang (sexual attraction) ibu
(oediphus complex) dan anak perempuan
menganggap ibunya adalah saingan dalam berebut
kasih sayang (sexual attraction) ayah (electra
complex). Adanya fiksasi pada tahap ini akan
memunculkan sexual deviancies (overindulging
ataupun avoidance) dan bisa memunculkan
kebingungan terhadap identitas seksualnya.

Allpsych.com
• Fase laten (6 tahun-pubertas) : sexual urges ter
represi dan anak-anak berinteraksi serta bermain
bersama teman-teman seumuran yang umumnya
berjenis kelamin sama.
• Fase Genital (puberty on) : final stage. Sexual urge
muncul kembali. Fokus primer kesenangan berada
pada genital.

Allpsych.com
Dengan demikian jawabannya adalah E. Oral
34. B. Raptus

Keywords :
• marah, mengamuk, dan hendak membunuh atasannya à Raptus
(marah/perilaku impulsif dan agresif)
• mendengar dari berita yang dibawa angin bahwa atasannya
berselingkuh dengan istrinya à halusinasi
• curiga teman-teman sekantornya bersekongkolàwaham curiga
• sejak 6 bulan yang lalu pasien terlihat sering termangu, gelisah, tidak
bisa tidur, dan tidak mau ke kantor
Kemungkinan skizofrenia paranoid
Apakah gejala klinis yang paling tepat pada kasus di atas sebagai indikasi
rawat inap?

Raptus: suatu kondisi agitasi dan mengamuk


Skizofrenia
Kriteria Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak teratur, perilaku tidak teratur atau
katatonik, gejala negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik dimana suara mengkomentari perilaku
pasien terus, atau halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu

Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine, risperidone

Indikasi rawat inap :


- Bila ada keinginan bunuh diri/menyakiti diri sendiri
- Perilaku impulsif/agresif
- Perilaku cenderung akan menyakiti orang lain

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh,
reaksi terhadap lingkungan berkurang (stupor),
mutisme, menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid,
hebefrenik, ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di
masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal gejala
negatifnya saja. Biasanya pasien tidak fungsional.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan
diri dari lingkungan), tidak ada riwayat
skizofrenia di masa lalu
Pilihan lainnya
• A. Abulia à kehilangan keinginan dan motivasi
• C. Halusinasi
• D. Pikiran autistik à ide egosentris, tidak logis,
berpusat pada dirinya
• E. Afek inappropriate à afek tidak sesuai; paratimik
Dengan demikian jawabannya adalah B.Raptus
35. B. Diabetes melitus
• Yang bukan
merupakan efek
samping dari
pemberian litium
adalah...

• Litium dalam
kadar tinggi (>1,5
mEq/L) dapat
mengakibatkan
ataksia, diartria,
delirium, hingga
gagal ginjal akut
36. B. Sadisme

Keywords :
• suaminya yang selalu memukul pada saat orgasme.
• Apakah jenis kelainan dari suami wanita tersebut
?
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Pedofilia: preferensi seksual pada anak-anak
• Fetihisme: kepuasan seksual dengan mengandalkan
benda2 tertentu sebagai objek fantasi à partner seksual
yang memakainya.
• Bedakan dengan transvestisme à kepuasan seksual
dengan memakai pakaian lawan jenis untuk menghayatinya
(riasan lengkap, rambut palsu).
• Masokisme: preferensi seksual untuk menjadi korban
disiksa
• Sadisme: preferensi seksual untuk menjadi pelaku yang
menyiksa
• Nekrofilia: preferensi seksual pada mayat.

Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM


Pilihan lainnya
• A. Masokisme à mendapatkan kenikmatan seksual
saat disakiti
• C. Fetihisme à kepuasan seksual dengan
mengandalkan benda2 tertentu
• D. Vouyeurisme à kepuasan seksual dengan
mengintip
• E. Ekshibisionism à suka memperlihatkan kelamin
Dengan demikian jawabannya adalah B.Sadisme
37. A. Gangguan konversi

Keywords :
• Perempuan, 50 tahun
• lengan kanan lumpuh sejak mengetahui bahwa
anak perempuan tunggalnya menggunakan
narkoba, sehingga pasien tampak sangat kecewa
dan marah.
• Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan defisit
neurologis. Apakah diagnosis yang paling tepat?
Gangguan Konversi
• Menurut DSM IV : gangguan dengan karakteristik
munculnya satu atau beberapa gejala neurologis
(buta, lumpuh, dll) yang tidak dapat dijelaskan
dengan penjelasan medis ataupun neurologis yang
ada.
Pilihan lainnya
• B. Hipokondriasis à yakin terkena penyakit
tertentu
• C. Malingering à berpura-pura sakit untuk tujuan
tertentu mis. bolos kerja
• D. Factitious disorder à berpura-pura sakit untuk
cari perhatian
• E. Gangguan somatisasi à banyak keluhan fisik tapi
hasil pemeriksaan normal
Dengan demikian jawabannya adalah A.Gangguan
Konversi
38. B. Skizofrenia residual

Keywords :
• menarik diri dari pergaulan, menyendiri dan
pendiam.
• menjalani pengobatan skizofrenia
• sudah tidak melihat bayangan aneh dan mendengar
suara-suara yang menakutkan
Kemungkinan diagnosis pasien saat ini adalah...
Skizofrenia
Kriteria Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak teratur,
perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif (afek datar,
kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik dimana
suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau halusinasi
auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu

Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh,
reaksi terhadap lingkungan berkurang (stupor),
mutisme, menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid,
hebefrenik, ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di
masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal gejala
negatifnya saja. Biasanya pasien tidak fungsional.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan
diri dari lingkungan), tidak ada riwayat
skizofrenia di masa lalu
Dengan demikian jawabannya adalah B. Skizofrenia
Residual
39. B. Indentasi Kaudal Buli-buli
Keywords
• Pria, 65 tahun
• sulit BAK
• nyeri pada perut bagian bawah
• Bulging (+) di suprapubis
• pool atas prostat tidak teraba.
Apa gambaran pencitraan yang dapat ditemukan
pada pasien ini?
BPH
• BPH adalah pembesaran • Pemberian α-blocker dapat
prostat jinak pada pasien usia mengurangi gejala LUTS dan
lanjut. membantu terapi hipertensi.
• Pembesaran prostat ini
menyebabkan bladder outlet • BPH ditatalaksana apabila
obstruction (BOO) yang gejala klinis telah menurunkan
menimbulkan gejala LUTS. kualitas hidup pasien. BPH
• Derajat keparahan gejala juga harus diterapi apabila
dinilai menggunakan IPSS. BOO telah menyebabkan
upper tract injury
(hidronefrosis, gagal ginjal)
atau lower tract injury (retensi
urin, ISK berulang, bladder
decompensation).
Pemeriksaan BNO - IVP
BPH
• Indentasi kaudal buli-
buli
• Elevasi pada
intraureter
menghasilkan bentuk J-
ureter
• Divertikulasi dan
trabekulasi vesika
urinaria
Panah: J ureter
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Bayangan ginjal menghilang à batu ginjal
• Psoas line tidak tampak jelas à peritonitis
• Indentasi kranial buli-buli
• Filling defect buli-buli à batu
• String sign à hipertrofi stenosis pilorus
Dengan demikian jawabannya adalah B. Indentasi
kaudal buli-buli
40. C. Kandung Kemih
Keywords:
• Ny. Julia 20 tahun
• Kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu
• Pasien sadar dan mengerang kesakitan
• Tekanan darah 100/60 mmHg, Nadi 120 x/menit, suhu
370C, nafas 24 x/menit
• PF à nyeri tekan suprapubik dan ada warna
kemerahan di urin saat dipasang kateter

• Organ apa yang bermasalah pada pasien ini?


Ruptur organ
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,
jarang terjadi, hematuria
Buli/kandung kemih Nyeri di suprapubik, hematuria
Uretra anterior Nyeri di selangkangan, paling sering
karena straddle injury, butterfly
hematoma
Uretra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate
Jadi jawabannya adalah
C. Kandung kemih
41. A. Relaksasi pembuluh darah penis
Keywords :
• Pria, disfungsi ereksi
• Dokter kemudian memberikan obat sildenafil.
Mekanisme kerja obat ini adalah...
• Mekanisme kerja sildenafil?
• PDE-5 inhibitor, sehingga pada akhirnya meningkatkan
kerja nitrit oksida (NO)
• NO pada akhirnya bermanfaat untuk relaksasi pembuluh
darah penis
• Dengan relaksasi pembuluh darah, aliran darah
meningkat sehingga penis dapat ereksi
Dengan demikian jawabannya adalah A. Relaksasi
pembuluh darah penis
42. B – Obstruksi ureter
• Pada kasus didapatkan
• Nyeri pinggang menjalar
ke selangkangan
• Hematuria
• Urinalisis: kristal urat
• Dipikirkan diagnosis
ureterolitiasis. Nyeri pada
ureterolitiasis terjadi
akibat obstruksi ureter
dan dialihkan sesuai
dermatomal persarafaran
ureter.
• Jawab: obstruksi ureter
Dengan demikian jawabannya adalah B. Obstruksi
ureter
43. C. Bedah detorsio

Keywords
• nyeri pada buah zakar sebelah kiri
• testis sebelah kiri lebih tinggi,refleks kremaster (-)
• Apa tatalaksana yang paling tepat?
Torsio Testis
• Merupakan satu
kegawatan dalam bidang
urologi
• Insidens tertinggi saat
baru lahir dan usia
pubertas
• Dapat disertai gejala
mual dan muntah
• Posisi testis cenderung
horizontal (dibandingkan
vertikal pada kondisi
normal)
Pemeriksaan Fisik terkait Nyeri
Testis Akut
• Phren sign
• Refleks Kremaster
• Elevasi testis akan
mengurangi nyeri pada • Positif pada epididimitis
epididimitis, tidak pada • Negatif pada torsio
torsio testis testis
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Injeksi morfin sulfat à hanya meringankan nyeri
(bukan definitif)
• Antibiotik à epididimitis
• Kortikosteroid à bukan pilihan
• Aspirasi cairan semonalis à tatalaksana hidrokel
Dengan demikian jawabannya adalah C.Bedah
detorsio
44. B. Balanitis

Keywords
• Anak laki-laki berusia 4 tahun
• kencingnya sedikit-sedikit, dan selalu menangis
setiap ingin BAK
• PF : preputium menggembung, nyeri, edema, dan
kadang keluar nanah, namun tidak ada darah.
• Diagnosis yang paling tepat adalah?
Balanitis
• Balanitis : peradangan pada glans
penis; bila mencakup foreskin dan
preputium disebut balanoposthitis
• Gejala dan tanda : penile discharge,
nyeri, kesulitan retraksi foreskin,
impotensi, sulit BAK, bengkak, eritem,
demam dan mual (namun jarang)
• Penyebab : DM, higienitas buruk,
belum sirkumsisi, banyak smegma à
fimosis, iritasi zat kimia, obesitas,
alergi obat, infeksi candida (biasanya
pada pasien DM), streptokokus grup
B dan A, N. Gonorrhoeae, Chlamydia,
HPV, gardnerella vaginalis, treponema
pallidum, trichomonas, borrelia
• Jenis : balanitis xerotica obliterans
(lichen sclerosus), zoon balanitis,
reiter disease Sumber : emedicine.medscape.com
Pilihan lainnya
• A. Fimosis à preputium tidak bisa ditarik ke
belakang
• C. Infeksi saluran kemih à nyeri saat BAK,
leukosituria
• D. Gagal ginjal akut àBAK sedikit atau anuria,
onset tiba-tiba biasanya ada penyakit dasar seperti
diare akut atau kejengkolan
• E. Orkitis à peradangan pada testis
Dengan demikian jawabannya adalah B. Balanitis
45. B. Infertilitas
• Laki-laki 34 tahun
• nyeri di kantung kemaluan hilang timbul 1 tahun
• tidak terlalu menusuk
• tidak disertai demam
• ukuran testis normal
• perabaan seperti kantung cacing pada testis kiri.

Diagnosis pada pasien ini adalah...


Varikokel
• Terjadi pada 15-20% laki-laki dan 40% pada laki-laki
infertil
• Keluhan utama à sulit mendapatkan keturunan
• Biasanya asimptomatik, komplikasi à infertilitas
• Ciri khas à bag of worm pada palpasi testis
(gambaran kantung cacing)
Hidrokel vs Varikokel

Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Dengan demikian jawabannya adalah B. Infertilitas
46. A. Siprofloksasin 2 x 500 mg
selama 3 hari
• Laki-laki 36 tahun
• Luka kemaluan 3 hari
• Awalnya kecil kemudian membesar
• sangat nyeri
• Promiskuitas (+)
• PF à pada penis terdapat ulkus multipel 1-2 cm dasar
kotor, bergaung dan tidak ada indurasi

• Apa tatalaksana pada pasien ini?


Sifilis vs Ulkus
mole
Sifilis (ulkus durum)
• Ulkus genitalis à tidak
sakit
• Etiologi à Treponema
pallidum
Ulkus mole
• Ulkus genitalis à sakit
• Etiologi à Hemophillus
ducreyi

Pedoman IMS 2011


Depkes
Dengan demikian jawabannya adalah A.
Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari
Pilihan Jawaban Lain
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari à sifilis yang
alergi penisilin
• Benzatin Penisilin 2,4 juta unit IM dosis tunggal à
sifilis
• Amoksisilin 3 x 500 mg selama 14 hari à ISK ibu
hamil
• Kanamisin 2 gram IM dosis tunggal à GO
47. E. Furosemid Intravena
• Anak 8 tahun
• mengeluh sesak napas
• Mata bengkak sejak tiga hari
• BAK yang berwarna merah
• terakhir BAK sekitar 4 jam yang lalu
• tidak pernah mengalami kondisi seperti ini
• 2 minggu yang lalu sakit tenggorokan & batuk tidak
berobat
• PF: TD: 150/80 mmHg; N: 90x/m; S: 36,8; P: 38x/m;
• ronkhi basah halus daerah basal +/+.
Tatalaksana awal?
Diagnosis GNAPS
• Anamnesis • Pemeriksaan penunjang
• Riwyat infeksi saluran napas atas • Urinalisis menunjukkan
1-2 minggu sebelumnya atau proteinuria, hematuria dan
infeksi kulit 3-6 minggu silinder eritrosit
sebelumnya • Ur dan Cr meningkat
• Gross hematuria atau sembab di • ASTO meningkat
kedua kelopak mata dan tungkai
• Komplemen C3 menurun
• Terkadang kejang atau penurunan
kesadaran akibat ensefalopati • Komplikasi GGA: hiperkalemia,
hipertensi asidosis metabolik,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia
• Oliguria/anuria akibat gagal ginjal
atau gagal jantung
• Pemeriksaan fisis
• Edema kelopak mata dan tungkai
dan hipertensi
• Lesi bekas infeksi kulit
• Kejang atau penurunan kesdaran
• Gejala hipervolemia: gagal
jantung, edema paru
Tatalaksana
• Tatalaksana GNAPS
Tatalaksana Awal
• Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edema jika
terdapat tanda edema berat
Tatalaksana Definitif
• Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari tid selama 10
hari atau eritromisin 30 mg/kgBB/hari tid
• Antihipertensi (Captopril) apabila ada hipertensi
• Tirah baring, diet nefritis
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Steroid intravena à Sindrom Nefrotik
• Hemodialisis à Tanda gagal ginjal
• Penisilin intravena à sifilis, ISK
• Labetalol intravena à untuk hipertensi
Dengan demikian jawabannya adalah E. Furosemide
intravena
48. D. Hidronefrosis
• Laki-laki, 44 tahun
• nyeri di pinggang kiri sejak 3 hari
• Nyeri pegal-pegal
• Penjalaran nyeri disangkal
• sering menahan BAK
• PF: nyeri ketok CVA (+)
• BNO-IVP menunjukkan adanya pelebaran kaliks
berbentuk clubbing
Apakah diagnosis pasien ini?
Hidronefrosis
• Keadaan dimana kaliks ginjal distensi akibat
penumpukkan cairan
• Paling sering disebabkan obstruksi pada area distal
pelvis à batu ginjal atau ureter paling sering
• Gejala à sulit buang air kecil, nyeri pinggang
(obstruksi di ginjal) atau menjalar hingga
selangkangan (obstruksi ureter)
• Evolusi radiologi kaliks renal: cupping (normal) à
blunting à flattening à clubbing à ballooning
Grading Hidronefrosis:
1. Calices berbentuk blunting (tumpul)
2. Calces berbentuk flateening (datar)
3. Calices berbentuk clubbing (menonjol)
4. Calices berbentuk ballooning
(menggembung)
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Pielonefritis à ada demam
• Nefrolitiasis à belum mengalami pelebaran kaliks
• Urolitiasis à nyeri pinggang menjalar
• Tumor Wilms à massa di ginjal, pada anak-anak
49. B. Ginjal tapal kuda
• bahwa kedua ginjal kesan bersatu di polus inferior.
• Kondisi pada pasien disebut sebagai?
• Horshoe kidney
• (Ren arcuatus) dalam Bahasa Latin
• Kelainan kongenital, 1:500 terutama pada laki-laki
• Sebagian besar kasus asimptomatik, dengan
predisposisi kondisi obstruksi saluran kemih, infeksi
saluran kemih, batu saluran kemih, hingga kanker ginjal.
• Pada perempuan dapat terkait dengan sindroma Turner
(45XO)
50. B. Ginjal polikistik

• Keywords
• Pria, 35 tahun
• Nyeri pinggang, disuria, BAK berkurang
• orangtua dan kakak pasien mengalami hal yang sama
à genetik?
• PF : nyeri ketok CVA kanan dan kiri dan teraba massa di
kuadran lumbal abdomen kanan dan kiri
• Hasil laboratorium : peningkatan ureum dan kreatinin
à gagal ginjal
• USG : kista multipel di kedua ginjal à polikistik
• Apa diagnosis yang paling tepat pada kasus ini...
Ginjal Polikistik
• Kondisi herediter dimana
ginjal ditumbuhi banyak kista
berujung pada pembesaran
ginjal, kelainan struktur dan
akhirnya gangguan fungsi
ginjal à ESRD
• Gejala : nyeri pinggang, sakit
kepala, hematuria, gejala
gagal ginjal
• Diagnosis : pencitraan
(USG/CT scan/MRI) bila
didapati 2 atau lebih + riwayat
keluarga dengan kejadian
serupa sudah hampir
memastikan diagnosis
medscape.
Pilihan lainnya
• A. Hidronefrosis à kaliks ginjal melebar
• C. Pyelonefritis à nyeri ketok CVA +, demam,
mengigil
• D. Abses ginjal à massa ginjal, air fluid level dalam
kavitas, demam
• E. Tumor wilms à tumor ginjal pada anak
• Dengan demikian jawabannya adalah B. Ginjal
Polikistik
51. E. Perimetri
Keywords:
• 54 tahun à lapang pandang yang semakin sempit, ia
mengaku seperti melihat lubang kunci.
• Mata merah, nyeri à disangkal
• Visus ODS 6/6, kesan kelihangan penglihatan perifer.
• Kornea, lensa dan COA dalam batas normal.
• TIO 25 mmHg.

• pemeriksaan untuk memantau progesivitas?


Glaukoma kronik : sudut terbuka
• Etiologi: disfungsi trabekula à penurunan ekskresi aquaeus
humour à neuropati optik
• Anamnesis: tunnel vision atau asimptomatik
• PF: TIO normal, cup to disc ratio > 0.5. Lapang pandang
menyempit
• Penunjang: perimetri
• Tatalaksana: beta bloker topikal. Trabekuloplasti
CDR < 0.5

CDR > 0.5

CDR > 0.5


Pilihan lain
A. Snellen test à mengukur visus
B. Funduskopi à melihat segmen mata posterior
C. Gonioskopi à melihat sudut mata di COA
D. Tonometri à mengukur tekanan Intraokuler
Jadi jawabannya adalah

E. Perimetri
52. A. Edema kornea

Keywords:
• 28 tahun à mata kanan merah, nyeri dan
pandangan buram.
• terkena shuttlecock à trauma tumpul
• PF mata kanan : visus menurun, injeksi silier
kornea tampak keruh, fluorescein test (-), COA
tidak ada kelainan.

• diagnosis?
Trauma Mata
• Trauma Mekanik
• Trauma Tumpul
• Trauma Tajam
• Trauma Kimia
• Trauma Asam
• Trauma Basa
• Trauma Fisika
• Trauma radiasi sinar inframerah
• Trauma radiasi ultraviolet
• Trauma radiasi sinar X
Trauma Mata
1. Trauma tumpul
Benda-benda yang dapat menyebabkan trauma tumpul pada
mata misalnya : Bola tenis, bola sepak, bola pingpong,
shuttlecock.
Yang dapat mengakibatkan: ( gambar sesuai dengan urutam)
• Hematoma palpebral à timbunan darah di palpebra
• edema konjungtiva à chemosis konjungtiva
• hematom subkonjungtiva / subconjunctival hemorrhage à darah di
konjungtiva
• edema kornea à visus menurun, kekeruhan kornea
• erosi kornea à visus menurun, defek kornea (+), fluorescein test (+)
• Iridoplegia à pupil midriasis
• Hifema à darah di COA
• dislokasi dan subluksasi lensa à lensa tidak pada tempatnya
• katarak trauma à stellate (+)
• Edema retina dan koroid
• ablasio retima à lepasnya lapisan retina
• Avulsi papil saraf, optik neuropati traumatic à saraf optik terlepas

Erosi kornea Katarak traumatika


Iridoplegia + hifema
2. Trauma tembus bola mata
• Robekan konjungtiva > 1 cm à penjahitan untuk mencegah
granuloma.
• Bila curiga perforasi bola mata à segera antibiotik topikal, mata
ditutup, dan kirim ke dokter mata untuk pembedahan. Tidak
boleh steroid lokal!.
• Pasien diberikan: antibiotik topikal dan IV, anti tetanus
profilaktis, analgetik penenang.
• Benda asing intraokular
3. Trauma kimia: asam dan basa
• Pengaruh sangat bergantung pada pH, kecepatan dan jumlah
bahan kimia mengenai mata
• Trauma basa lebih cepat merusak dan menembus kornea
• Asam lemah: pengendapan atau gumpal protein permukaan dan
erjadi superfisial, dapat normal kembali, dan penglihatan tidak
banyak terganggu.
• Irigasi daerah yang terkena trauma kimia dengan garam
fisiologis minimal 15-30 menit
• Basa: berikan EDTA untuk mengikat basa 1 minggu setelah
trauma alkali untuk cegah kolagenase.
• Berikan: antibiotik topikal, siklopegi, dan bebat mata selama
masih sakit
4. Trauma radiasi electromagnet
- inframerah, sinar ultraviolet, dan sinar X
Pilihan lain
• B. Erosi kornea à tes fluoresein (+)
• C. Hifema à darah di COA
• D. Subkonjungtiva hemorrhage à timbunan darah
di konjungtiva, visus normal
• E. Hematoma palpebral à timbunan darah di
kelopak mata
Jadi diagnosis pada pasien ini
adalah

A. Edema kornea
53. D. Pinhole
Keywords:
• 33 tahun à pandangan kabur pada mata kanan.
• Visus OD 20/30, OS 20/20.
• Segmen mata anterior tampak tenang.

• Untuk membedakan kelainan refraksi atau bukan,


apa pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya?
Pin hole
Pinhole adalah pemeriksaan sederhana untuk
membedakan apakah kelainan visus
disebabkan oleh
kelainan refraksi atau kelainan organik.

Visus membaik dengan pinhole à kelainan


refraksi.
Visus tidak membaik dengan pinhole à
kelainan organik
Pilihan lain
• A. Funduskopi à melihat segmen mata posterior
• B. Kampimetri à lapang pandang
• C. Tonometri à mengukur tekanan Intraokuler
• E. Gonioskopi à melihat sudut mata di COA
Jadi jawabannya adalah

D. Pinhole
54. C. Hipermetropia manifes
Keywords:
• 29 tahun à pusing jika lama membaca.
• Visus ODS 6/20.
• S +3.00D visus menjadi 6/6.
• S +3.50D visus menjadi 6/6.
• S +4.00D visus menjadi 6/7.5.

• kelainan yang dikoreksi dengan S +3.50D


merupakan?
HIPERMETROPIA

• = rabun dekat, gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar


sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak
di belakang retina
• Dikenal dalam bentuk:
• Hipermetropia manifes:
• hipermetrop yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal, tidak ada akomodasi sama sekali (Koreksi
yang IDEAL)

• Hipermetropia absolut:
• hipermetrop yang dikoreksi dengan kacamata positif minimal yang memberikan
tajam penglihatan normal, penderita masih memiliki “cadangan” kemampuan
akomodasi
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
• Hipermetropia fakultatif:
• kelainan hipermetropia yang dapat diimbangi dengan
akomodasi atau dengan kacamata positif.
• Penderita yang hanya memiliki hipermetropia fakultatif,
penglihatannya normal walau tidak memakai kacamata positif,
namun apabila diberi kacamata positif, otot akomodasinya
dapat beristirahat.
• Hipermetropia laten:
• hipermetropia yang didapat tanpa siklopegia yang dapat
diimbangi dengan akomodasi
• Hipermetropia total:
• hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah pemberian
siklopegia

Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
CONTOH PASIEN HIPERMETROPIA
• Tajam penglihatan 6/20
• Dikoreksi dengan sferis +3.00 D à 6/6
• Dikoreksi dengan sferis +3.50 D à 6/6
• Diberikan siklopegia, dikoreksi +5.00 D à 6/6
• Maka pasien ini memiliki:
• Hipermetropia absolut sferis +3.00 D
• Hipermetropia manifes sferis +3.50 D
• Hipermetropia fakultatif (manifes- absolut) +3.50 - (+3.0)
= + 0.50 D
• Hipermetropia total sferis +5.00 D
• Hipermetropia laten sferis +5.00 -(+3.50) = +1.50 D
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Skema Hipermeteropia

HIPERMETEROPIA TOTAL

HIPERMETEROPIA MANIFES
HIPERMETEROPIA
LATEN
HIPERMETEROPIA HIPERMETEROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF

HILANG DENGAN AKOMODASI


HILANG DENGAN KACAMATA

Kelainan Refraksi dan Kacamata, Prof. Sidarta Ilyas


Jadi jawabannya adalah

C. Hipermetropia manifes
55. D. Pewarnaan Giemsa
Keywrods:
• 27 tahun à mata kiri merah sejak tiga hari yang
lalu.
• PF : injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
banyak ditemukan folikel dan papil di konjungtiva
tarsal.
• Diagnosis : konjungtivitis klamidia

Pemeriksaan penunjang yang tepat?


Konjungtivitis klamidia =
konjungtivitis inklusi
• Giemsa staining: Basophilic
intracytoplasmic epithelial
inclusion bodies are seen
with Giemsa staining of
conjunctival scrapings.
• Chlamydial cultures of
conjunctiva
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococcistr Mata merah, terasa berpasir, sensasi Antibiotik topikal
eptococci, terbakar, biasanya bilateral, kelopak Air mata buatan
gonocci mata susah membuka, injeksi
Corynebacteriu konjungtiva difus, discharge
m strains mukopurulen, papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa tidak Memburuk pada hari 3-5, sembuh
herpes simplex nyaman, fotofobia, edema kelopak mata, sendiri dalam 7-14 hari
virus or limfadenopati preaurikular, Air mata buatan: mencegah
varicella-zoster konjungtivitis folikular, pseudomembran kekeringan dan mengurangi
virus (+/-) inflamasi
Antiviral àherpes simplex virus
atau varicella-zoster virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. can Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
cause conjunctivitis imunokompromais, pasien yg
Blastomyces memakai kortikosteroid, pasien yang
dermatitidis mendapat terapi antibiotik
Sporothrix schenckii

Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen


riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal, mast
fotofobia, sensasi benda asing, cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.

Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg bid
trachomatis beberapa minggu/bulan, sekret for 21 hari atau
mukopurulen, lengket, sensasi benda Erythromycin 250 mg PO
asing, mata berair, kelopak mata qid 21 days
bengkak,kemosis,Folikel Antibiotik topikal
Pada pemeriksaan Giemsa
ditemukan badan inklusi
• A. Pewarnaan gram à Konjungtivitis Gonorrea
• B. Pewarnaan KOH à jamur
• C. Pewarnaan tinta india à untuk kriptokokkus
• E. Pewarnaan tahan asam à untuk TB/ morbus
hanses
Jadi jawabannya adalah

D. Pewarnaan Giemsa
56. E. Dislokasi lensa

• 14 tahun à badannya sangat tinggi.


• Tinggi badan 185cm dan BB 48 kg.
• Jari-jari tangan dan kaki tampak panjang
dan memiliki fleksibilitas sendi yang tidak
normal.
• Diagnosis : marfan sindrom

• kelainan Mata apa yang dapat ditemukan?


Sindroma Marfan
• Penyakit jaringan ikat
• Ditandai dengan badan tinggi dan
kurus, jari-jari panjang, serta memiliki
fleksiblitas sendi yang abnormal dan
skoliosis
• Temuan lain: mata (dislokasi lensa),
kelainan jantung (prolaps katup mitral
dan kelainan aorta)
• Pewarisan penyakit secara autosomal
dominan
Kondisi dislokasi lensa pada
penderita Sindroma Marfan
Pilihan lain
• A. buftalmos à glaukoma kongenital,
TIO meningkat, diameter kornea
membesar, Cow’s eye
• B. Katarak kongenital à riwayat
demam saat hamil (infeksi rubella),
tanpa ada strabismus
• C. Sklera biru à osteogenesis
imperfecta
• D. Keratokonus à penonjolan kornea
bilateral, bentuk kornea seperti kerucut
(cone-shaped) mengakibatkan
gangguan visual
Jadi jawabannya adalah

E. Dislokasi lensa
57. C. Ulkus kornea sentral
Keywords:
• 31 tahun à mata kiri merah, nyeri dan disertai
pandangan buram.
• Riwayat trauma (+) 2 hari yang lalu
• PF: injeksi silier, luka yang menggaung di kornea
dengan visus 3/60.

• Diagnosis?
Lokasi
• Sentral : akibat infeksi, trauma
Bila mencapai stroma membran
descement à descemetokel à risiko
perforasi kornea.
Perforasi kornea dideteksi dengan tes
seidel (tes fistel).
• Perifer : akibat penyakit inflamasi
maupun autoimun (Rheumatoid arthritis
paling sering)
• Inflamasi stroma kornea mengakibatkan
progresif nekrosis, perforasi dan kebutaan
Pilihan Lain
• A. Glaukoma Akut à Mata merah, Visus menurun, TIO
Meningkat, kornea edem, pupil dilatasi, Nyeri (+)
• B. Glaukoma Kronis à Mata tenang, “tunnel
vision”, CDR > 0.5
• D. Ulkus kornea perifer à akibat penyakit inflamasi
maupun autoimun
• E. Konjungtivitis à mata merah, visus normal
Jadi jawabannya adalah

C. Ulkus kornea sentral


58. A. Hifema grade I
Keywords:
• 22 tahun à nyeri pada mata kirinya. Nyeri
dirasakan setelah terkena bola tenis.
• Visus ODS 6/6
• Mata kiri : edema palpebral, injeksi konjungtiva,
dan bilik mata depan terisi darah kurang dari
sepertiga-nya.
• kornea dan funduksopi normal.

• diagnosis?
Hifema
• Biasanya didahului oleh trauma tumpul (misal
jatuh/ terkena lemparan)
• Kerusakan pada pembuluh darah koroid à darah
mengalir mengisi COA
• Gejala lain à penurunan visus, nyeri kepala
MEDSCAPE
Yang perlu diwaspadai dalam
kasus Hifema
• Peningkatan Tekanan Intraokular à glaukoma
traumatika
• Atrofi optic à akibat glaukoma traumatika
• Perdarahan ulang
• Sinekia anterior dan posterior
• Glaukoma kronik
Tatalaksana
• Suportif :
• Acetaminophen à kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat à mencegah perdarahan
sekunder
• Antiglaukoma topikalà menurunkan TIO
• Antiglaukoma oral (Acetozolamid) à direkomendasikan
bila topikal gagal
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45◦
MEDSCAPE
• Terapi surgical digunakan untuk hifema grade >2
• B. Hifema Grade II à 33%-50%
• C. Hifema Grade III à >50%
• D. Hifema Grade IV à 100%
• E. Hifema Grade V
Jadi jawabannya adalah

A. Hifema grade I
59. D. Retinopati DM proliferatif
dini
Keywords:
• 49 tahun à penurunan penglihatan sejak 4 tahun
• semakin lama semakin memberat, nyeri mata (-)
• Riwayat Diabetes (+) dan tidak konsumsi obat.
• Funduskopi : ditemukan cotton wool spot, hard
exudate dan neovaskularisasi. Perdarahan vitreous
(-).

• Diagnosis?
Retinopati
Diabetik
Komplikasi DM pada
mata:
• Abnormalitas kornea
• Glaukoma
• Neovaskularisasi iris
• Katarak
• Retinopati diabetikà paling sering dan Pemeriksaan :
paling potensial menyebabkan kebutaan
Tanda dan gejala: • Tajam penglihatan
• Funduskopi dalam keadaan pupil dilatasi :
• Melihat titik atau floaters direk/indirek
• Penurunan tajam penglihatan • Foto Fundus
• Terdapat titik hitam di tengah lapang pandang • USG bila ada perdarahan vitreus
Tatalaksana :
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan funduskopi: cotton wool • Fotokoagulasi laser
spot, flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
Retinopati diabetik
• Stadium
• Nonproliferatif: mikroaneurisma,
dot and blot hemorage, flame
hemorage, cotton wool spot
• Preproliferatif: NONPROLIFERATIF +
soft and hard exsudate
• Proliferatif stadium dini:
PREPROLIFERATIF +
neovaskularisasi
• Proliferatif stadium lanjut:
PROLIFERATIF DINI + perdarahan
vitreous
Retinop
ati
Hiperte
• nsi
Termasuk mata Copper wire
tenang visus
turun perlahan
• Gejala klinis
retinopati HT:
pada funduskopi
ditemukan
fenomena cotton
wool spot + av
crossing +
copper wire
Jadi diagnosis pada pasien ini
adalah

D. Retinopati DM proliferatif dini


60. D. Asam format
Keywords:
• 36 tahun buta mendadak pada kedua mata.
• suka minum minuman keras oplosan yang dijual
oleh temannya.
• Pasien tidak tahu jenis minuman yang diminumnya.

• Apa zat penyebab langsung yang mengakibatkan


kebutaan?
Pesta minuman keras, kemungkinan
“dioplos” dengan metanol (alkohol
industri yang murah harganya, tidak kena
pajak minuman keras, namun toksik dan
bukan untuk diminum)
Methanol-Induced Optic
Neuropathy
• Diduga metabolit metanol: asam format
bertanggung jawab terhadap kerusakan saraf optik
• Kadar serum yang berkesesuaian 20 mg/dL
• Perubahan funduskopi: edema diskus optikus,
hiperemia
• Metanol à asidosis metabolik

http://emedicine.medscape.com/article/1174890-overview
Methanol-Induced Optic
Neuropathy
• Gejala awal intoksikasi terhadap okular: fotofobia,
pandangan kabur, nyeir saat pergerakan bola mata,
pupil tidak reaktif
Right (A) and left (B) optic discs of the patient with
pseudoglaucomatous optic neuropathy secondary to
methanol intoxication (optic disc area both eyes: 2.6
mm2; neuroretinal rim area right eye: 1.1 mm2; left eye:
0.92 mm2). Note intensely pale appearance of the optic
disc with alteration of neuroretinal rim configuration and
(most likely) pre-existing peripapillary atrophy zone.
Note also the “washboard-like” pattern of the internal
limiting membrane (arrow) secondary to acute loss of
retinal nerve fibres.

Br J Ophthalmol 2002;86:1064-1065 doi:10.1136/bjo.86.9.1064


Pilihan Lain
• A. Etanol à intoksikasi alkohol yg biasa diminum.
Gejala : delirium, tremor, halusinasi. Antidotum :
Dekstrose, Thiamin.
• B. Metanol à bukan penyebab langsung
• C. Organofosfat à racun serangga
• E. Opioid à TTV menurun, pinpoint pupil (+)
Jadi penyebab langsung nya
adalah zat

D. Asam format
61. A. Retinitis pigmentosa
• Keywords
• 38 tahun à pandangan kabur, terjadi secara perlahan
sejak 6 bulan yang lalu.
• Riwayat serupa juga dialami oleh ibu dan saudara
perempuannya
• Pemeriksaan visus OD dan OS 1/60.
• Funduskopi : bone spicule formation

• diagnosis?
Retinitis pigmentosa

• Sekelompok penyakit degenerasi retina herediter yang


ditandai dengan disfungsi progresif dari sel-sel
fotoreseptor (kematian sel progresif dan atrofi
beberapa lapisan retina).
• Dapat diturunkan secara autosomal resesif, autosomal
dominan, resesif terkait kromosom X, atau
mitokondrial.
Tanda dan gejala:
• Rabun senja (nyctalopia), penurunan lapang pandang
perifer secara progresif
• Funduskopi: attenuated retinal arterioles, waxy pale
optic disc, mottling of retinal pigment epithelium,
peripheral pigment clumping (bone spicule formation)
Pilihan lain
• B. Ablasio retina à mata tenang, visus turun
mendadak, pandangan seperti ditutup tirai, miopia
tinggi
• C. Retinopati diabetika à mata tenang visus turun
perlahan, funduskopi : cotton wool spot,
neovaskularisasi, perdarahan vitreous
• D. Oklusi arteri retina sentral à cherry red spot (+)
• E. Oklusi vena retina sentral à mata tenang visus
turun mendadak, funduskopi: gambaran
perdarahan vena.
Jadi jawabannya adalah

A. Retinitis pigmentosa
62. C. Miopia berat
• 33 tahun à mata kanan buram, diawali dari bagian
bawah mata yang selanjutnya tertutup seluruhnya
seperti tirai.
• Riwayat trauma disangkal.
• TD 120/80 mmHg, GDS 115 mg/dl. Mata kanan
memakai kacamata S -8.00 D.

• Apa penyebab utama terjadinya kelainan yang


dialami pasien?
Retinal Detachment
Ablasio retina

• Ablatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris retina (sel


batang dan sel kerucut) dari lapisan epitel pigmen retina.
• Faktor risiko:
• Miopia berat, penyakit eksudatif retina, retinopati DM.
• Keluhan khas :
- Ada bintik bintik hitam pada lapangan penglihatannya
(floaters)
- Sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
- Penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap sama
sekali.
ILMU PENYAKIT MATA NANA WIJANA
Ablasio Retina

• Pemeriksaan untuk memastikan : Funduskopi.

• Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina


yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh
darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina
berwarna merah. Bila bola mata bergerak akan
terlihat retina yang terlepas bergoyang.
Jenis miopia : tingkat kebutuhan
lensa
• Miopia ringan sampai -3 dioptri
• Miopia sedang sampai -6 dioptri
• Miopia berat sampai -9 dioptri
• Miopia sangat berat jika lebih dari -9 dioptri
Jadi penyebabnya adalah

C. Miopia berat
63. A. Buta warna monokromasi
Keywords:
• 10 tahun à belum dapat membedakan warna.
• Pasien hanya dapat melihat warna hitam dan putih.

• Kelainan yang diderita pasien adalah?


Jenis Buta Warna
• Anomalous trichromacy à Terdapat tiga sel kerucut lengkap,
namun saat dewasa mengalami degeneratif (dapat merah, biru,
atau hijau)
• Dichromacy à Salah satu dari tiga sel kerucut tidak ada.
• Protanopia (buta warna merah hijau)
• Deutranopia (buta warna variasi [hue] merah hijau)
• Tritanopia (buta warna biru kuning)
• Monochromacy à Hanya memiliki satu sel kerucut atau tidak
berfungsinya seluruh sel kerucut.
• Monokromatisme batang (Gangguan tajam penglihatan, nistagmus,
buta warna total)
• Monokromatisme kerucut (buta warna total saja)
Tes Ishihara
• Lempeng pertama akan
terbaca 12 oleh orang
normal, buta warna
sebagian, maupun buta
warna total.
• Lempeng berikutnya
akan terbaca 8 oleh
orang normal, terbaca 3
oleh buta warna merah
hijau, tidak terbaca
oleh buta warna total.
Jadi jawabannya adalah

A. Buta warna monokromasi


64. C. Tetes mata tetrakain
Keywords:
• 28 tahun à mata kanan merah dan terasa
mengganjal sejak 1 jam yang lalu.
• Riwayat terkena serbuk besi saat sedang bekerja.
• Diagnosis à Corpus alineum mata

• Tatalaksana Awal?
Corpus Alineum
• Mata merah
• Berair
• Terlihat benda asing
• Disertai lingkaran berwarna
putih sekitarnya
Terapi
• Terapi :
• Topikal anestetik à Tetes mata tetrakain
• Cara ekstrasi benda asing
• Irigasi dan swab à berguna untuk benda asing yang
banyak dan superficial (contohnya pasir)
• Jika tidak berhasil dengan irigasi dan swab à 25G
needle
• Topikal antibiotik, pain control (NSAID)

Sumber : uptodate
Jadi tatalaksana awal adalah

C. Tetes mata tetrakain


65. B. Steroid

Keywords:
• 32 tahun à hidung tersumbat dan sulit membuang
ingus.
• Rhinoskopi anterior didapatkan benjolan dengan
permukaan licin, mengkilat, tidak nyeri, dan mudah
digerakkan yang keluar dari meatus medius.
• Diagnosis à polip nasal

Tatalaksana medikamentosa definitif?


Polip Nasi
• Pertumbuhan massa bertangkai • Polip vs hipertrofi konka
jinak di hidung umumnya putih • Bertangkai
kabu-abuan • Mudah digerakkan
• Berasal dari mukosa sinus etmoid • Lunak
• Mukosa sinus maxillaris à polip • Tidak nyeri
koanal • Tidak mengecil dengan
vasokonstriktor
• Predisposisi:
• Tidak mudah berdarah
• Rhinitis alergi
• Sinusitis kronik • Terapi:
• Iritasi • Kortikosteroid (polipektomi
• Kelainan anatomi hidung: deviasi medikamentosa)
septum, hipertrofi konka • Operasi
• Gejala:
• Hidung terasa tersumbat;
progresif
• Gangguan penciuman
• Nyeri kepala
Pilihan Lain
• A. Dekongestan
• C. Polipektomi à tatalaksana definitif untuk polip
nasal, bila steroid gagal.
• D. Antibiotik oral
• E. Tampon adrenalin à untuk membedakan polip
dengan hipertrofi konka
Jadi jawabannya adalah

B. Steroid topikal
66. E. Anak didudukkan dan cuping
hidung ditekan
Keywords:
• 11 tahun à Keluar darah spontan dari lubang hidung
• Saat tiba di IGD à stop
• Pemeriksaan : tidak ada perdarahan aktif, hanya sisa
darah kering.

Edukasi?
Pertolongan Pertama Epistaksis
Jadi edukasi yang paling tepat
adalah

E. Anak didudukan dan cuping hidung ditekan


67. B. 88 dB selama 4 jam
Keywords:
• 44 tahun pekerja pabrik baja.
• Setiap hari pasien mendengar suara bising

• Nilai ambang batas dan lama pajanan yang


diizinkan?
NIHL
• DIAGNOSIS
• Riwayat bekerja di lingkungan bising
• Tes penalaà tuli sensorineural
• Pemeriksaan audiologi khususà fenomena rekrutmen
(pendengaran lebih sensitif thp kenaikan intensitas
bunyi yang kecil)
• Sulit komunikasi dengan latar belakang bising (Cocktail
party deafness)
Nilai Ambang Batas Bising
• Efek tergantung
• Intensitas
• Frekuensi
• Lama paparan
• Jenis bising
• Sensitivitas individu
• Peraturan
• Permenakertrans No,
13 Tahun 2011
Pilihan lain

• A. 85 dB selama 9 jam à 8 jam


• C. 91 dB selama 3 jam à 2 jam
• D. 94 dB selama 2 jam à 1 jam
• E. 97 dB selama 1 jam à 30
menit
Jadi jawabannya adalah

B. 88 dB selama 4 jam
68. C. Pasien disarankan untuk tidak
berenang lagi
• 29 tahun à keluar cairan dari telinga setelah
berenang.
• PF : ditemukan perforasi membran timpani sentral.

• Edukasi yang tepat?


Terapi OMSK
• Edukasi
• Tidak mengorek telinga
• Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
• Dilarang berenang
• Segera berobat
• Bila penyakit sudah tenang à sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan
pendengaran.
• Prinsip pengobatan OMSK adalah:
• Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. Bila sekret keluar terus menerus
diberikan H2O2 3% selama 3 – 5 hari.
• Pemberian antibiotika : topikal antibiotik ( antimikroba) dan sistemik.
• Pembedahan à OMSK maligna
Jadi jawabannya adalah

C. Pasien tidak boleh berenang lagi


69. B. Tetes karbogliserin 10%
• Keywords:
• 31 tahun à telinga kanan terasa buntu &
pendengaran
berkurang setelah berenang kemarin.
• Batuk pilek, keluar cairan & nyeri à tidak ada
• Otoskopi à serumen (+) dan keras.
• Diagnosis à serumen prop

• Tatalaksana?
Serumen Prop
IMPAKSI SERUMEN: ADANYA SUMBATAN LIANG TELINGA OLEH
SERUMEN (KASUS TERSERING)
• FAKTOR RISIKO: manipulasi mekanik liang telinga kronik
• GEJALA DAN TANDA: gangguan pendengaran tipe konduktif
• DIAGNOSIS: ditemukan serumen dengan otoskop

BUKU AJAR THT FK UI


Tatalaksana

• Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan


• Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam
telinga
• Indikasi mengeluarkan serumen:
• sulit melakukan evaluasi membran timpani
• otitis eksterna
• Oklusi serumen
• bagian dari terapi tuli konduktif.
• Serumen yang lembek à dapat langsung dikeluarkan,
contoh alatnya (curettes, forceps, spoons, hook)

• Serumen yang keras à dilunakkan lebih dahulu dengan


tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.
• Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang
teling dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat
yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.
Pilihan lain

• A. Tetes H2O 2 à untuk OMA/OMSK


• B. Tetes karbogliserin 10%
• C. Antibiotik topikal
• D. Kortikosteroid topikal
• E. Irigasi serumen dengan air hangat. à serumen
yang sudah terlalu jauh dan sudah tidak keras
Jadi jawabannya adalah

B. Tetes karbogliserin 10%


70. C. Pseudomonas sp.
Keywords:
• 44 tahun à keluar cairan berwarna kuning
kehijauan dari telinganya sejak 6 bulan
• PF : membran timpani perforasi sentral.
• Diagnosis à OMSK

• Kemungkinan Etiologi?
Otitis media supuratif kronik

• Etiologi : OMA yang gagal mengalami stadium resolusi


• Tampilan klinis : Membran timpani perforasi, sekret keluar terus
sampai di atas 6 minggu. Pendengaran terganggu, tidak nyeri. Ada
dua tipe:
•tipe benigna: Tidak ada kolesteatoma. Perforasi biasanya di sentral
•tipe maligna: Ada kolesteatoma. Perforasi biasanya di marginal/atik.
komplikasi ke jaringan sekitarà defisit neurologis
• Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi
• Tatalaksana :
•Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
•Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma +timpanoplasti/miringoplasti
Mikroorganisme penyebab
OMSK
• Pseudomonas (48-98%)
• Stafilokokus (15-30%
• Klebsiella (10-21%)
• Proteus (10-15%)
• E. Coli (less frequently)
Mikroorganisme penyebab OMA

1. Streptococcus pneumonia à 66%


2. Haemophilus influenza à 59%
3. Group A beta hemolytic streptococcus, staphylococcus
aureus, dan Morxella catarrhalis à less frequent

Sumber : UpToDate
Jadi jawabannya adalah

C. Pseudomonas
71. C. Sinusitis kronis
Keywords:
• 38 tahun nyeri sekitar pipi dan dahi sejak 4 bulan
yang lalu.
• Nyeri semakin lama semakin memberat dan tidak
kunjung sembuh.
• Batuk dan pilek (+)
• PF : post nasal drip (+), nyeri tekan sinus frontal dan
maksilla (+).
• diagnosis?
SINUSITIS
• KUMAN TERSERING: STREPTOCOCCUS
PNEUMONIA, HAEMOPHILUS INFLUENSA

• PENUNJANG:
• FOTO POLOS (OPASIFIKASI PADA
SINUS)
• WATERS (MAXILA, FRONTALIS)
• CALDWELL (ETMOID, FRONTAL)
• Sinusitis akut < 4 minggu
• LATERAL (SPHENOID)
• CT-SCAN à GOLD STANDAR • Sinusitis Subakut (4-12 minggu)
• Sinusitis Kronik (>3 bulan)
TATALAKSANA
• SINUSITIS AKUT • SINUSITIS KRONIK
- Simpomatis - Antibiotik
(dekongestan, - Irigasi sinus
analgetik, mukolitik)
- Steroid
- Antibiotik
- Amoxicillin - Pembedahan
- Amoxicillin-clavulanat
Pilihan lain
• A. Sinusitis Akut à <4 minggu
• B. Sinusitis Subakut à 4-12 minggu
• C. Sinusitis Kronis
• D. Sinusitis rekuren
• E. Rinitis Akut à common cold” = salesma, kavum
nasi edema, merah
Jadi jawabannya adalah

C. Sinusitis kronis
72. E. Mastoidektomi +
Timpanoplasti
Keywords :
• 34 tahun penurunan pendengaran sejak 6 bulan
• Telinga kanan terdapat krusta dan berbau
• MT tak jelas dan terdapat massa keputihan
• CT scan ada lesi opak dengan lesi litik tulang pada
cavum timpani
• Diagnosa : OMSK maligna
• tatalaksana?
Otitis Media Supuratif Kronis

• OMSK à OMA yang gagal resolusi (dicetuskan infeksi pseudomonas)


• Tampilan klinis : Membran timpani perforasi, sekret keluar terus sampai
di atas 6 minggu.
• tipe benigna: kolesteatoma (-). Perforasi sentral
• tipe maligna: kolesteatoma (+). Perforasi marginal/atik àkomplikasi ke jaringan
sekitarà defisit neurologis
• Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi
• Tatalaksana :
• Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
• Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma +timpanoplasti/miringoplasti
Mastoidectomy
Pilihan Lain
• A. Irigasi H2O2 + Antibiotik topikal à OMSK benigna
• B. Antibiotik
• C. Miringotomi à OMA supuratif
• D. Dekongestan topikal à OMA oklusi
Jadi jawabannya adalah

E. Mastoidektomi + Timpanoplasti
73. B. BERA
Keywords
• 2 tahun datang diantar orangtuanya karena tidak
respon jika diajak berbicara oleh orangtuanya sejak
lahir.
• Riwayat ibu demam saat hamil (+) à rubella, tuli
sensorineural
• PF : membran timpani intak.

Pemeriksaan lanjutan?
BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)

• Pemeriksaan elektrofisiologik untuk


menilai integritas sistem auditorik,
bersifat objektif, tidak invasif.
• Dapat digunakan : bayi, anak, dewasa,
penderita koma
• BERA merupakan cara pengukuran evoked
potential sebagai respons terhadap
stimulus auditorik
• Respon tersebut kemudian diproses dan
ditampilkan sebagai 5 gelombang defleksi
positif.
Pilihan Lain
• A. Audiometri à pada anak berusia 4 tahun atau
lebih, yang koperatif
• C. Garpu Tala à bukan pemeriksaan pendengaran
pada bayi dan anak
• D. Tes berbisik à bukan pemeriksaan pendengaran
pada bayi dan anak
• E. CT Scan
Jadi jawabannya adalah

B. BERA
74. D. Timpanoplasti
Keywords:
• 14 tahun à telinganya terasa penuh sejak 2 hari
yang lalu.
• demam & keluar cairan dari telinganya à tidak ada
• Sejak 1 minggu yang lalu pasien batuk pilek dan
tidak sembuh-sembuh.

• Tatalaksana yang tepat, kecuali?


• Buku THT FKUI - RSCM
OME
• Peradangan non bakterial mukosa • Anamnesa
kavum timpani • Telinga terasa penuh, terasa ada cairan
• Pendengaran menurun
• Ditandai terkumpulnya cairan yang
• Terdengar suara dalam telinga sewaktu
tidak purulen (serous atau mucus) menelan atau menguap
tanpa tanda infeksi
• Pemeriksaan fisik :
• Etiologi • imobilitas gendang telinga pada penilaian
• Kegagalan fungsi tuba eustachius otoskop pneumatik.
• Alergi • MT kusam dan keruh.
• Otitis media yang belum sembuh • Maleus tampak pendek, retraksi dan
sempurna berwarna putih kapur.
• Infeksi virus • reflek cahaya berubah /hilang
• garpu tala : untuk membuktikan adanya
tuli konduksi
• Terapi farmakologis • Terapi nonfarmakologis
• Antibiotik, • Miringotomi, dilanjutkan
• Steroid dengan
• Antihistamin • Tube ventilasi (Grommet
• Dekongestan tube)
• Mukolitik.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-


Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2005
Tatalaksana yang tepat kecuali

D. Timpanoplasti
75. E. Antibiotik + analgetik +
dekongestan topikal
Keywords:
• 11 tahun nyeri pada telinga kanan.
• batuk, pilek dan demam (+)
• Suhu 38,20C. Pemeriksaan otoskopi kanalis akustikus
eksternus normal, tampak membran timpani
hiperemis, pulsasi (-).
• OMA Hiperemis

• Apa tatalaksan yang tepat pada pasien ini?


SEKILAS MATERI

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis +


Antibiotik + tetes hidung + analgetik
edema

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR,


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5
pasien merasa ‘sembuh’ karena nyeri
hari)
berkurang
RESOLUSI: membran timpani menutup.
Resolusi gagal jadi otitis media supuratif antibiotik
kronik (OMSK) > 6 minggu
• A. Cuci dengan H2O2 à OMA perforasi
• B. Steroid topikal
• C. Timpanoplasti di Sp.THTà OMSK
• D. Dekongestan topikal à Oklusi
• E. Antibiotik + analgetik + dekongestan topikal
Jadi jawabannya adalah

E. Antibiotik + analgetik + dekongestan topikal


76. E. Koamoksiklav
• Keywords
• Laki2 45 tahun
• Sesak napas sejak 6 hari SMRS
• Batuk berdahak
• PF : RR34x/menit, S 38.5oC
• Ronki + di paru kanan
• Antibiotik yang tepat diberikan?
Pneumonia
• Definisi : suatu peradangan pada parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis, yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti à gram positif : tersering
Streptoccocus pneumonia
• Pneumonia nosokomial à gram negatif : klebsiella
pneumonia, haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal à chlamydia, legionella, mycoplasma

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial

• Pedoman pneumonia PDPI


Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pasti:
• Foto toraks à infiltrat baru atau infiltrat progresif
+ dengan 2 atau lebih gejala di bawah:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/ purulen
• Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/ riwayat demam
• Ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkial
dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
PNEUMONIA TIPIKAL DAN ATIPIKAL
Tanda dan gejala P. atipik P. tipik
Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
Batuk Non produktif Produktif
Dahak Mukoid Purulen
Gejala lain Nyeri kepala, mialgia, sakit Jarang
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga

Gejala lain di luar paru Sering Lebih jarang

Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)

Radiologis “patchy” atau normal Konsolidasi lobar lebih tinggi

Laboratorium Leukosit normal kadang rendah Lebih tinggi

Gangguan fungsi hati sering Jarang

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Skor PORT
Indikasi rawat inap:

Usia 45 • Skor PSI 70


• Skor PSI < 70 , tapi
dijumpai salah satu
kriteria ini:
• Frekuensi napas >
30/menit
• Pa02/FiO2 <250 mmHg
• Foto toraks infiltrat
multilobus
• TD sistolik < 90 mmHg
• TD diastolik < 60 mmHg
• Pneumonia pada
pengguna NAPZA

Indikasi rawat intensif : paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor (membutuhkan ventalasi
mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor
(Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan
tekanan sistolik < 90 mmHg).
Faktor Modifikasi
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Koamoksiklav
77.C. 2RHZE / 4R3H3
• Keywords
• Laki2 30 tahun
• Batuk sejak 2 bulan, batuk darah +
• Demam + keringat malam
• Nafsu makan dan BB turun
• BTA +/-/-
• X ray : fibroinfiltrat di apex paru
• Terapi?
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama

• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Kasus baru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien putus berobat (loss to follow up)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)

• Pedoman TB nasional 2014


• Jawaban lain:
A. Pemeriksaan BTA ulang + foto thoraks à bila BTA -
/-/-
B. 2RHZES/ 4R3H3 à tidak ada
D. 2RHZES / 5HRZE / 5H3R3E3 à TB kat II
E. 2RHZ / 4RH à Tb anak
Jadi, jawabannya adalah…..

C. 2RHZE / 4R3H3
78.D. Obstructive sleep apneu
• Keywords:
• Laki2, 45 tahun
• Mudah lelah dan mengantuk
• Suka mendengkur à suka terbangun lalu tidur lagi
• BB 85 TB 160
• TD 150/90
• Diagnosis?
OSA
• Gejala nocturnal
• Gangguan tidur yang melibatkan • Mengorok, biasanya sangat keras
penurunan aliran udara secara dan mengganggu orang
signifikan meskipun ada usaha napas disekitarnya
yang adekuat
• Apnea , seringkali menginterupsi
dengkuran
• Gejala daytime : • Gasping dan choking sensation
• Non restorative sleep (lelah di yang membangunkan pasien dari
pagi hari) tidur
• Morning headache • Nocturia
• Mengantuk berlebihan disiang • Insomnia
hari
• Penurunan kognitif, gangguan • Berkaitan dengan kejadian
memori dan intelektual desaturasi oksihemoglobin dan
• Gangguan mood terbangun dari tidur
• Hipertensi
• Reflux gastroesofageal
OSA

• Pemeriksaan fisik : umumnya dalam batas normal,


kecuali BMI obesitas
• Tes yang spesifik berupa à polysomnography
• Tatalaksana :
• Konservatif : hindari supine position ketika tidur, berhenti
merokok, hindari alkohol dan sedatif, hindari begadang
• Nasal CPAP
• Farmako : bukan bagian tatalaksana primer dari OSA, yang
biasa ditambahkan sebagai terapi : modafinil,amodafinil
• Bedah bila diperlukan : uvulopalatopharyngoplasty,
rekonstruksi kraniofasial, trakeostomi

Sumber : Emedicine
• Jawaban lain:
A. Hipersomnia à ngantuk yang berlebihan saat
siang hari, tidur malam >10 jam
B. Narkolepsi à kantuk berlebihan, sleep paralisis,
halusinasi, katapleksi
C. Fibromialgia à nyeri muskuloskeletal, fatigue,
gangguan memori, gangguan mood, gangguan tidur
E. Hipotiroid à ada gejala lain: intoleransi dingin,
depresi, konstipasi; ft4 turun, TSH naik
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Obstructive sleep apneu


79. E. Streptomisin
• Keywords:
• Dalam pengobatan TBC
• Penurunan pendengaran
• Obat yang dimaksud?
• Pedoman TB nasional 2014
• Jawaban lain:
A. Rifampisin à BAK warna merah
B. Isoniazid à neuropati perifer
C. Ethambutol à gangguan penglihatan
D. Pirazinamide à gangguan sendi, gout arthritis
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Streptomisin
80. A. Sindroma aspirasi
mekonium
• Keywords:
• Bayi baru lahir sesak napas
• Lahir aterm
• Ketuban hijau
• Diagnosis?
Sindrom aspirasi mekonium
• Diagnosis • Pemeriksaan penunjang
• Tanda postmaturitas: • DPL dan septic workup:
KMK, kuku panjang, kulit singkirkan infeksi
terkelupas, pewarnaan • AGD: hipoksemia,
kuning-hijau pada kulit alkalosis / asidosis
• Adanya mekonium pada respiratorik
ketuban • Foto toraks: hiperinflasi,
• Obstruksi jalan napas: diafragma mendatar,
gasping, apnoe, sianosis infiltrat kasar / bercak
• Distress napas: takipnoe, ireguler, pneumotoraks,
napas cuping hidung, pneumomediastinum
retraksi dada, sianosis
Tatalaksana
• Di ruang persalinan • Sindrom aspirasi
• Nilai konsistensi mekonium:
mekoneum • Koreksi abnormalitas
• Bila ketuban bercampur metabolik
mekonium; nilai keadaan • Pemantauan saturasi
bayi oksigen
• Bugar: perawatan rutin • Awasi tanda obstruksi
tanpa memandang napas
konsistensi mekoneum
• Distress: laringoskopi • Awasi hipoksemia
direk dan pengisapan • AGD
intratrakeal • Terapi oksigen
• VTP dihindari sampai • Ventilasi mekanik: PaCO2
pengisapan trakea selesai > 60mmHg atau PaO2 <
50mmHg
PPM Anak, IDAI 2011
• Jawaban lain:
B. Transient tachypneu of newborn à lahir SC
C. Penyakit membran hialin à preterm
D. Pneumonia à demam, sesak, batuk, retraksi,
infeksi intrauterin
E. Asfiksia à tidak spesifik untuk gangguan napas
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Sindrom aspirasi mekonium


81. E. PPOK eksaserbasi akut
• Keywords:
• Laki2 65 th
• Sesak
• Batuk + demam
• Merokok sejak remaja
• PF : paru hipersonor, vesikuler menurun
• Rontgen : hiperlusen kedua hemithorax, diafraghma
mendatar, avaskuler.
• Diagnosis pasien tersebut?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang tidak • Sesak progresif, persisten,
memberat dengan aktivitas, berat,
sepenuhnya reversibel, progresif, sukar bernapas
berhubungan dengan respon • Batuk kronik
inflamasi paru terhadap • Batuk kronik berdahak
partikel/gas berbahaya, disertai • Riwayat faktor risiko
efek ekstraparu
• Gabungan antara obstruksi • Pemeriksaan Penunjang:
saluran napas kecil & kerusakan • Spirometri
parenkim • DPL & AGD
• Radiologi toraks
(hiperinflasi/hyperaerated lungs,
• Faktor Risiko: hiperlusens, ruang retrosternal
melebar, diafragma mendatar,
• Asap rokok, polusi udara, stres jantung pendulum)
oksidatif, genetik, tumbuh
kembang paru, sosial ekonomi

• Konsensus PPOK PDPI


Foto toraks PPOK dijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
• Jawaban lain:
A. Bronkiektasis à sarang tawon, sputum 3 lapis
B. Asma eksaserbasi akut à sesak berulang,
wheezing
C. TB paru dengan pneumonia à infiltrat di apex,
kavitas, sputum BTA +
D. Pneumotoraks à corakan avaskular
Jadi, jawabannya adalah…..

E. PPOK eksaserbasi akut


82. D. Inhalasi B2 agonis kerja cepat
setiap 20 menit sebanyak 3 kali
• Keywords
• Laki2 20 thn
• Sesak sejam 1 jam
• Demam dan batuk 3 hari lalu
• Riw sesak sejak kecil
• Wheezing +
• Tatalaksana awal?
• Anamnesis Asma:
• Gejala episodik
• Reversibel, dengan atau tanpa pengobatan
• Timbul/memburuk pada malam/dini hari
• Respons terhadap bronkodilator
• Terdapat faktor risiko yang bersifat individual
• Pemeriksaan fisis:
• PF dapat normal
• Wheezing
• Ekspirasi memanjang

• Konsensus Asma PDPI


Jadi, jawabannya adalah…..

D. Inhalasi B2 agonist kerja cepat setiap 20 menit


sebanyak 3 kali
83. B. Hipertrofi adenoid
• Keywords:
• An 7 tahun
• Terlihat bernapa dengan mulut
• Sering mengorok
• Sakit telinga dan rinorea berulang
• PF : mulut membuka, gigi atas menonjol
• Kemungkinan diagnosis?
Hipertrofi adenoid
• Adenoid merupakan
organ limfoid.
• Dapat mengalami
pembesaran àgejala
obstruksi.
HIPERTROFI ADENOID
• Adenoid: massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada dinding
posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin Waldeyer.
• Adenoid membesar pada anak usia 3 tahun dan mengecil/hilang sama
sekali pada usia 14 tahun. Akibat: sumbatan koana dan sumbatan tuba
Eustachius

• Gejala:
• Akibat sumbatan koana à bernapas melalui mulut, fasies adenoid (hidung
kecil, gigi insisivus ke depan, arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan
wajah seperti orang bodoh), faringitis dan bronkitis, gangguan ventilasi dan
drainase sinus paranasal à sinusistis kronik
• Akibat sumbatan tuba eustachius à OMA berulang, otitis media kronik,
OMSK
• Gangguan tidur, tidur mengorok à secara kronis menurunkan asupan
oksigen SETIAP HARI à gangguan perkembangan kognitif otak, retardasi
mental, dan pertumbuhan fisik berkurang
Indikasi Adenoidektomi
1. Sumbatan
• Sumbatan hidung yg menyebabkan bernapas melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Adenoid face
2. Infeksi
• Adenoiditis berulang/kronik
• OME berulang/kronik
• OMA berulang
3. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Buku THT FKUI
• Jawaban lain:
A. Tonsilitis kronik à kripta melebar
C. Polip nasi à hidung tersumbat, ada massa
bertangaki
D. Deviasi septum nasi à hidung tersumbat, sinusitis
berulang
E. OMSK à keluar cairan hilang timbul selama 6
minggu
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Hipertrofi adenoid
84. D. Pursed-lip breathing
• Keywords:
• Pasien PPOK

• Teknik pernapasan untuk mengurangi air


trapping?
• Pursed-lip breathing merupakan salah satu bentuk
rehabilitasi pada pasien dengan PPOK
• Pasien diminta menghirup napas dengan hidung
lalu menghembuskan napas melalui mulut secara
perlahan dengan mencucu
• Tujuannya adalah untuk meningkatkan tekanan
intraparu saat ekspirasi sehingga saluran napas
tetap terbuka dan udara dapat diekspirasi dengan
lebih sempurna
• Paced breathing: Melakukan pernapasan dalam, lambat
secara spontan. Dihipotesiskan dapat menurunkan
ansietas dan mengurangi gejala vasomotor (seperti hot
flush)

• Diaphragmatic breathing: Kondisi pernapasan normal


dominan disusun oleh pernapasan diafragma

• Chest breathing (shallow, thoracic): hipopneu, dapat


mengakibatkan peningkatan kadar karbon dioksida.
Dapat terakit penyakit (terutama neuromuskular,
seperti polio, ALS)
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Pursed-lip breathing
85. A. Round pneumonia
• Keywords
• Laki2 42 thn
• Batuk, sesak, demam sejak 4 hari
• Rontgen : di paru kanan lobus tengah terlihat bayangan
lusen berbentuk bulat batas tegas
• Diagnosis?
Round pneumonia
• Salah tipe pneumonia yang biasanya terjadi pada
pediatrik
• Pada anak-anak belum terbentuk kanal interalveolar yang
sempurna (pores of Kohn dan canal of Lambert) sehingga
penyebaran kuman terjadi secara regional à sehingga
bermanifestasi sebagai round atau lobar pneumonia
• Dikenal dengan pneumonia yang berbentuk seperti
coin lession à selalu ingat untuk rule out keganasan
• Penyebab dan tatalaksana sama dengan pneumonia
pada umumnya
• Jawaban lain:
B. Fungus ball /aspergilloma à air cresent shaped
C. Bronchogenic carcinoma à bentuk lesi sama
tetapi ada tanda-tanda keganasan lain
D. Alveolar sarcoidosis à opasifikasi di sebagai besar
lapang paru
E. TB miler à bercak halus nodular di seluruh lapang
paru
Sarcoidosis
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Round pneumonia
86. E. Foto top lordotik
• Keywords
• Perempuan 20thn
• Batuk sejak 1 bulan
• Demam + keringat malam
• Ronki basah kasar di apeks paru kanan
• Rontgen : curiga infiltrat di apex
• Pemeriksaan lanjutan?
Foto top lordotik
• Top lordotic / apical lordotic view merupakan salah
satu tenik x-ray untuk memvisualisasi lobux apex paru
secara lebih baik (apical = lobus apex , lordotic =
posisis pasien lordosis)
• Lobus apex seringkali tertutup oleh struktur klavikula
à sehingga prinsip top lordotic view adalah
membuat struktur klavikula mengarah ke superior
sehingga bagian apex paru menjadi jelas
• Biasa diuntuk memvisualisasi kelainan di apex à
salah satunya TB paru
Normal view Top lordotic view

• Bandingkan posisi klavikula kiri dan kanan


Jadi, jawabannya adalah…..

E. Foto top lordotik


87. C. Asma persiten ringan
• Keywords:
• Laki2 30 thn
• Sesak disertai mengi
• Memberat dalam 4 hari terakhir
• Dalam 1 bulan à serangan dini hari 3x, tidak lebih dari
1x/minggu
• Diagnosis pada pasien?
• Pedoman asma PDPI
Pada anak-anak
Jadi, jawabannya adalah…..

C. Asma persiten ringan


88. E. Amlodipine
• Keywords
• Laki2 65 tahun
• Pegal-pegal seluruh badan
• Riw HT 10 tahun à sudah mendapat kaptopril
• TD 150/90
• Terapi anti hipertensi tambahan?
• Jawaban lain
A. Valsartan à tidak direkomendasikan pemberan
bersama dengan ACE inhibitor
B. Propanolol à bila ada komorbid PJK atau gagal
jantung.

Sumber : AAFP

C. Nitrat à bila ada PJK


D. Digoxin à untuk gagal jantung
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Amlodipine
89. C. Kardioversi 100J
• Keywords:
• Laki2 45 tahun
• Penurunan kesadaran
• TD 80/50
• Nadi cepat dan lemah
• EKG : QRS lebar reguler

• Tatalaksana?
Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular
Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation
contraction
• Jawaban lain:
A. Manuver vagal à SVT stabil
B. Resusitasi cairan à syok
D. Beta blocker à tidak untuk acls
E. Amiodarone à VT stabil
Jadi, jawabannya adalah…..

C. Kardioversi 100J
90. B. NSTEMI
• Keywords:
• Laki2 60 thn
• Nyeri dada khas angina
• EKG st depresi
• Troponin meningkat
• Diagnosis?
Penyakit Jantung Koroner
• Angina pektoris stabil à nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri berlangsung
< 15 menit, EKG normal bila istirahat à Stress test /
Treadmill test
• Acute coronary syndrome à nyeri bisa terjadi mendadak
dan lama, tidak membaik dengan istirahat
• Unstable angina à ACS tanpa peningkatan enzim
jantung, EKG tidak spesifik
• NSTEMI à No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
• STEMI à ST elevasi, peningkatan enzim jantung

Pathophysiology of Heart
Disease Lily
• Jawaban lain:
A. STEMI à ST elevasi
C. Angina pectoris stabil à tidak ada perubahan ekg
yang menetap
D. Unstable angina pectoris à st depresi, enzim
jantung normal
E. Gagal jantung kongestif eksaserbasi akutà tidak
ada gejala HF pada pasien
Jadi, jawabannya adalah…..

B. NSTEMI
91. C. Regurgitasi katup trikuspid
• Keywords:
• Laki2, 20 tahun
• Penggunan narkoba suntik
• Mumur sistolik IC IV parasternal kiri
• Diagnosis?
PSL : Parasternal Line
MCL : Midclavicular Line
Pendekatan diagnosis kelainan
katup
1. Lihat lokasinya
2. Tentukan katup apa yang bermasalah
3. Tentukan apa fase murmurnya?
(sistolik/diastolik/continuous)
4. Ingat :
• Pada sistolik à aorta dan pulmonal membuka, mitral dan
trikuspid menutup
• Diastolik : saat menutup àaorta dan pulmonal menutup,
mitral dan trikuspid membuka
5. Ingat:
• Gangguan saat katup harusnya membuka à stenosis
• Gangguan saat katup harusnya menutup à regurgitasi
Pada kasus tersebut:
1. Lokasi à ICS IV kanan
2. Katup yang terlibat à trikuspid
3. Jenis murmur à diastolik
4. Pada sistolik harusnya katup triksupid tertutup
5. Gangguan saat katup harusnya menutup -->
regurgitasi
Jadi, jawabannya adalah…..

C. Regurgitasi katup trikuspid


92. D. HCT
• Keywords:
• Pengobatan hipertensi
• Obat perangsang kencing
• As urat 15 mg/dl
• Obat yang dimaksud?
• Keywords
A. Furosemide à hipokalemia
B. Amiloride à hiperkalemia
C. Spinorolakton à hiperkalemia
E. Mannitol à bukan untuk hipertensi, untuk
peningkatan TIK
Jadi, jawabannya adalah…..

D. HCT
93. B. Acute limb ischemia
• Keywords:
• Laki2 60 thn
• Nyeri hebat di tungkai kanan sejak 30 menit lalu
• Riw nyeri hilang timbul à klaudikasio
• PF tungkai kanan : terbaba dingin, lebih pucat, A.
dorsalis pedis dan tibialis posterior tidak teraba pulsasi
• Diagnosis?
Acute limb ischemia
• Iskemia akut pada ekstrimitas akibat trombus atau emboli
• Gejala 6P (pain, pallor, paresthesia, poikilotermia,
paralysis, pulseless)
• Riwayat klaudikasio intermiten à nyeri pada ekstrimitas
saat aktivitas dan berkurang dengan istirahat
• Diagnosis dengan USG duplex, CTA, MRA, atau angiogram
• Terapi
• Revaskularisasi dalam 6 jam
• Heparin
• Embolectomy / intra-arterial trombolysis

• Medscape
• Jawaban lain:
A. Buerger disease à usia muda, perokok, ujung kaki
hitam kebiruan
C. Insufisiensi vena kronik à edema,
hiperpigmentasi, ulserasi di maleolus medialis
D. Tromboflebitis à trombus pada vena superfisial
E. DVT à trombosis vena dalam : edema tungkai,
hiperemis, teraba hangat
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Acute limb ischemia


94. B Pericardiosentesis
• Keywords:
• Dada tertusuk benda tajam
• TD 70/50
• Vena distensi
• Paru: ves +/+
• Suara jantung sulit terdengar
• Rontgen : jantung seperti botol
• Tatalaksana?
• Tatalaksana à pericardiosentesis
• Jawaban lain:
A. Needle decompression à tension pneumotoraks
C. Pemasangan WSDà efusi pleura / hematotoraks
D. Intubasi à distress pernapasa
E. Rehidrasi cairan à hipovolemik
Jadi, jawabannya adalah…..

B. Periocardiosentesis
95. E. Menghambat aktivitas
HMGCoA reductase
• Keywords:
• Peningkatan LDL
• Mendapat terapi oral untuk menurunkan LDL à efek
samping nyeri otot
• Mekanisme kerja obat?
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Menghambat aktivitas HMGCoA reductase


96. C. 30:2
• Keywords:
• Laki2 40 tahun
• Henti jantung
• Tatalaksana dengan 2 penolong?
Jadi, jawabannya adalah…..

C. 30 : 2
97. D. Batas jantung 2/3
hemitoraks kiri, apeks tertanam
• Keywords:
• Laki2 50 thn
• Riwayat hipertensi 10 tahun
• Kontrol tidak teratur
• Gambaran x-ray?
Pembesaran ventrikel kiri

• PA view : lateral and downward displacement of the caridac apex


• Lateral view :posterior displacement of the inferior border of the heart
Pembesaran ventrikel kanan

• PA view : rounding and upliftment of cardiax apex


• Lateral view : retrosternal fullness (contact of anterior cardiac
border greater than 1/3 of the strenal length)
Jadi, jawabannya adalah…..

D. Batas jantung 2/3 hemitoraks kiri, apeks tertanam


98. A. Aspirin
• Keywords
• Laki2 45 tahun
• Nyeri dada khas angin sejak 1 jam
• TD 140/90 N 110x P 24x
• EKG: ST elevasi di I, AVL, V5-V6 à STEMI lateral
• Kadar troponin meningkat
• Sudah diberikan nitrat à nyeri dada <<
• Obat yang diberikan selanjutnya?
• Jawaban lain:
B. Morfin à bila nyeri dada tidak kurang
C. Heparin à terutama pada NSTEMI
D. Epinefrin à bila shock
E. Dobutamin à bila shock
Jadi, jawabannya adalah…..

A. Aspirin
99. C. Syok neurogenik
• Laki, 30 tahun
• Trauma (terjatuh), di daerah punggung
• Tetraparesis
• TV: TD syok, bradikardia

• Mengarah ke diagnosis syok neurogenik


Syok Neurogenik

Aktivitas parasimpatis berlebihan (atau


ketiadaan aktivitas simpatis)

Mengakibatkan vasodilatasi di seluruh


tubuh

Disertai dengan bradikardia


(khas: berbeda dengan
kondisi syok lain – kecuali
beberapa kasus syok
kardiogenik – di mana
sehausnya terjadi takikardia)
Syok Spinal vs Syok Neurogenik
Hati-Hati Perbedaannya!!
PS: Syok yang terkait dengan vaskular adalah syok neurogenik, bukan syok spinal
Jadi jawabannya adalah
• C. Syok neurogenik
100. E. Hipertensi sistolik
terisolasi
• Keywords:
• Laki2 60 thn
• Riw. Merokok
• Tidak pernah berobat
• TD 170/80
• Diagnosis?
• Isolated systolic hypertension: SBP >140mmHg
dengan DBP <90mmHg
• Biasa terjadi pada orang tua à karena penurunan
elastisitas dan komplians dari aorta dan pembuluh
darah besar

• Medscape
• Jawaban lain:
A. Hipertensi pulmonal à peningkatan tekanan
pulmonal, biasa pada penyakit paru/gagal jantung
kiri
B. Hipertensi sekunder à hipertensi dengan
penyebab yang dapat diindentifikasi
C. Hipertensi porta à pada kasus sirosis hepar
D. Hipertensi esensial à hipertensi tanpa penyebab
yang dapat diindentifikasi
Jadi, jawabannya adalah…..

E. Hipertensi sistolik terisolasi


101. C. Menghindari makanan
berserat akan membantu keteraturan
BAB dan mencegah keluhan berulang
• Keywords:
• BAB keras sejak 4 bulan
• Nyeri perut, berkurang jika BAB
• Stres menghadapi beban kerja
• Pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan

• Di antara penjelasan berikut, mana yang tidak tepat


Irritable Bowel Syndrome
• Kumpulan nyeri/ rasa tidak nyaman di perut berkaitan
dengan abnormalitas fungsi dan pergerakan usus besar
• Tipe:
• IBS tipe diare
• IBS tipe konstipasi
• IBS tipe campuran
• Unsubtyped
• Konsistensi feses dinilai dengan Skala Feses Bristol
• Etiologi: tidak ada kelainan organik
• Predisposisi: peristiwa traumatik emosional, infeksi
usus
Daftar Pustaka: Kapita Selekta Kedokteran II edisi IV
IBS

• Diagnosis:
• Rasa nyeri/ tidak nyaman di abdomen yang rekuren minimal 3 hari
dalam 1 bulan dalam 3 bulan terakhir disertai 2/ lebih keadaan berikut
• Perbaikan setelah defekasi
• Awitan diasosiasi dengan perubahan frekuensi feses
• Awitan diasosiasi dengan perubahan konsistensi feses
• Gejala sudah pernah dialami 6 bln sebelum diagnosis
• Terapi
• Edukasi: belum ada terapi definitif, bina hubungan baik dengan pasien
• Modifikasi diet
• Medikamentosa: antibiotik rifaximin, probiotik
• Psikoterapi

Daftar Pustaka: Kapita Selekta Kedokteran II edisi IV


ROME III

• Kriteria diagnosis untuk kasus iritabel bowel syndrome (IBS), dispepsia fungsional,
maupun konstipasi fungsional
Tatalaksa
na IBS
JADI JAWABANNYA ADALAH

C. Menghindari makanan berserat


akan membantu keteraturan BAB
dan mencegah keluhan berulang
102. E. Karsinoma pankreas
• Keywords:
• Rasa tidak nyaman perut sisi kanan atas
• Lemas, mudah lelah, tubuh kekuningan
• BAB pucat, BAK kecoklatan
• TB 178, BB 42
• JVP normal, abdomen datar, massa di RUQ, nyeri (+)
• HbA1c 7%, bilirubin direk 4, total 6

• Penyebab keluhan pasien adalah


Klinis Kanker Pankreas
• Penurunan BB signifikan à
karakteristik
• Nyeri mid-epigastrik; menjalar
ke punggung
• Nyeri terutama malam hari
• Onset diabetes mellitus dalam
1 tahun terakhir
• Painless obstructive jaundice:
à paling karakteristik untuk
ca kaput pankreas
• Pruritus
• Migratory thrombophlebitis
• Kandung empedu teraba Emedicine Pancreatic cancer
Diagnosis
• Sangat sulit untuk deteksi dini à gejala muncul
pada stadium lanjut à prognosis buruk
• Lab: darah lengkap, amilase lipase, Ca 19-9
• Imaging: CT scan, transcutaneous ultrasonography
(TUS), endoscopic ultrasonography (EUS), MRI,
endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP), PET scan
Jawaban Lainnya
• Koledokolitiasis: batu di saluran empedu, gejala
kolestasis, jika inflamasi menjadi cholangitis
(Charcot’s triad, Reynold’s pentad)
• Hepatitis viral: dipastikan melalui serologi, demam,
tidak ada gejala kolestasis
• Kolesistitis: nyeri, Murphy’s sign, demam, paling
sering pada 4F, USG: empedu ‘berlumpur’,
• Steatohepatitis: inflamasi pada fatty liver, riwayat
alkoholik
JADI JAWABANNYA ADALAH

E. Karsinoma pankreas
103. D. Labiopalatoschisis
• Keywords:
• Celah bibir dan langit-langit mulut
• Minum susu merembes

• Diagnosis yang tepat adalah


Labiopalatoschizis
• Terdapat celah pada bibir dan langit-langit pasien
sehingga terdapat hubungan antara hidung dan
mulut.

• Gnathoschisis = cleft jaw è a congenital facial


anomaly of the jaw resulting from failure of fusion
of the mandibular prominences.
Labioschisis Labio-gnatoschisis

Palatoschisis Labio-gnato-palatoschisis
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Labiopalatoschisis
104. B. Mallory-Weiss tear
• Keywords:
• Muntah darah setelah muntah-muntah hebat
• Jamu/Pereda nyeri (-)
• Anak 6
• Sering mual, muntah, nyeri dada setelah banyak
makan
• TB 150, BB 80, JVP normal, hepatosplenomegaly (-)

• Diagnosis Anda adalah


Mallory-Weiss Tear
Mallory-Weiss syndrome
• Laserasi mukosa longitudinal di esofagus distal
• Akibat muntah hebat atau batuk hebat
• Patogenesis belum jelas: mengejan, batuk, kejang,
trauma dada
• Faktor risiko: hernia hiatus (>40% penderita MW
syndrome memiliki hernia hiatus), alkohol, usia tua
• Manifestasi klinis: nyeri epigastrium, muntah darah
(robek vena esofagus atau pleksus arteri)
• Diagnosis: endoskopi, umumnya robekan mulai dari
hernia hiatus ke atas (esofagus) atau bawah (kardia
lambung)
Hernia hiatus

• Diagnosis umumnya karena


kebetulan
• Definisi umum: herniasi elemen
kavitas abdomen melalui celah
diafragma yang dilalui esofagus
• Tipe 1 : sliding hiatal hernia
• Tipe 2,3,4: paraesofageal hiatal
hernia
• Faktor risiko: gemuk, hamil,
tekanan abdominal tinggi
• Gejala: menyerupai GERD
Jawaban Lainnya
• Pecah varises esofagus: ada tanda peningkatan
tekanan portal, JVP meningkat, biasa pada sirosis
hepatis
• Gastritis erosif: riwayat minum NSAID, jamu, steroid
• Hiatal hernia: mungkin menimbulkan GERD dan
mungkin terjadi pada pasien, tapi bukan penyebab
perdarahan
• Hernia diafragma: organ abdomen masuk melalui
diafragma ke rongga thoraks, terdengar bising usus
di thoraks
JADI JAWABANNYA ADALAH

B. Mallory-Weiss tear
105. B. Clostridium difficile
• Keywords:
• Diare, demam, kram perut bawah
• Mual, malas makan
• Minum beberapa jenis antibiotik tidak tuntas
• Bakteri batang gram positif membentuk spora

• Bakteri penyebab infeksi adalah…


Kolitis pseudomembran

• Adanya pseudomembran di mukosa kolon


atau usus kecil
• Clostridium difficile (penggunaan antibiotik
gangguan keseimbangan flora usus à bakteri
mengeluarkan toksin yang menyebabkan
inflamasi mukosa)
• Gejala: diare, keram perut, anoreksia, malaise
• Tanda: demam, dehidrasi, nyeri abd bawah,
rebound tenderness
• Lab: kultur feses
• Tatalaksana: metronidazol atau vankomisin
PRINSIP TATALAKSANA

• RINGAN (diare tanpa demam, nyeri perut,


maupun leukositosis) : stop antibiotik
penyebab
• RINGAN-SEDANG : Metronidazole atau
vancomycin selama minimal 10 hari
• BERAT : Vankomycin selama minimal 10
hari
• KOMPLIKATA : Vancomycin, lebih efektif
dan menunjukkan perbaikan segera. Perlu
dikombinasi dengan metronidazol.
Medscape.com
Jawaban Lainnya
• Enterotoxic e.coli: diare cair, menyerang turis,
gejala menyerupai kolera
• Salmonella typhi: demam tifoid
• Clostridium perfriengens: penyebab gas gangrene
• Clostridium botulinum: berhubungan dengan
makan makanan kaleng
JADI JAWABANNYA ADALAH

B. Clostridium difficile
106. D. Penykit yang tidak terkait
imunisasi
• Keywords:
• Bengkak pipi kanan
• Demam, tampak lemas
• Nyeri saat buka rahang
• Kakak dan tetangga pernah bengkak serupa

• Hal yang tidak tepat pada pasien ini adalah..


Parotitis Epidemika (Gondongan)
• Infeksi virus Mumps, gol. Paramyxovirus
• Dapat dicegah dengan imunisasi
• Transmisi dan patogenesis
• Masuk melalui hidung/mulut à replikasi di mukosa
sal.napas atas à kel.limfe regional à viremia 3-5 hari à
organ target: kelenjar parotis, ovarium, pankreas, tiroid,
ginjal, jantung, otak à apoptosis sel
• Gej.klinis
• Prodromal: malaise, nyeri otot daerah leher, nyeri kepala
• Diikuti pembengkakan kel.liur: parotis, submaksilaris,
sublingual. Sebagian besar (70-80%) bilateral, 25% uni
• Gej.klasik: sakit telinga jika mengunyah, nyeri jika makan
asam
• Orkitis-epididimitis à gej.klinis tersering kedua setelah
parotitis pada laki-laki dewasa
Buku Ajar Infeksi IKA FKUI
CDC – epidemic parotitis
Parotitis Epidemika (Gondongan)

• Diagnosis ditegakkan secara klinis, fitur


lain:
• Riw.kontak 2-3 minggu sebelum onset
• Parotitis atau keterlibatan kelenjar lain
• Tanda meningitis aseptik
• Terapi: self-limiting disease, suportif:
hidrasi dan nutrisi yang cukup, analgesik
untuk mengurangi nyeri
• Komplikasi: ketulian akibat neuritis,
mielitis, DM (patogenesis belum jelas),
hepatitis, miokarditis, artitis, tiroiditis
Buku Ajar Infeksi IKA FKUI
CDC – epidemic parotitis
Vaksinasi MMR
• MMR (Mumps, Morbili,
Rubella): Trimovax
• Live attenuated
• Kontraindikasi:
imunokompromais,
malignancy
• Jadwal:
• 12-15 bulan
• 6 tahun
Sumber : pedoman
imunisasi, IDAI
Jadwal Imunisasi IDAI 2014
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Penyakit yang tidak terkait


imunisasi
107. B. Fluconazole
• Keywords:
• Rasa terbakar di mulut, nyeri menelan
• Asma, rutin menggunakan inhaler
• Palatum molle: plak putih, difus, bergumpal, jika
dihapus meninggalkan permukaan merah dan
kassar
• Sel deskuamasi, fibrin, hifa

• Tatalaksana yang dapat diberikan adalah


Oral thrush

• Kandidiasis = penyakit infeksi akibat Candida albicans


atau spesies Candida lainnya
• Kandidiasis mukosa oral:
• Kandidiasis pseudomembran akut = oral thrush
Bercak berwarna putih tebal (pseudomembran) pada
mukosa lidah, palatum, buccal, dan/atau gusi yang
berkonfluens maupun diskret.
• Kandidiasis atrofik akut
• Kandidiasis atrofik kronis
• Keilosis akibat Candida

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Oral thrush
• Infeksi candida di mukosa oral
• Umum terjadi pada anak-anak, usia tua dengan gigi
palsu, kemoterapi, gangguan imun, mulut kering,
steroid inhalasi
• Diagnosis melalui kerokan lesi dan diperiksa dengan
gram atau KOH
• Tatalaksana: terapi antifungal
• Pilihan terapi: nystatin suspensi oral atau tablet
fluconazole
• Obat lain: amfoterisin B, klotrimazol, itrakonazol
• Ketokonazol dihindari kecuali infeksi persisten
Medscape, uptodate
JADI JAWABANNYA ADALAH

B. Fluconazole
108. D. Divertikulitis
• Keywords:
• Turis dari Belanda
• Nyeri perut kiri bawah memberat sejak 2 hari
• Mual, BAB keras
• Nyeri LLQ (+), defans (-), leukosit 4.000, trombosit
280.000

• Diagnosis yang paling tepat adalah


Divertikulosis-divertikulitis
• Divertikulosis: sering tidak bergejala, ditemukan secara
insidental
• Gejala: kram perut, kembung, defekasi ireguler
• Divertikulitis: ada perforasi mikro atau makro dari
diverticulum, ada tanda-tanda inflamasi
• Gejala: nyeri kiri bawah (pada kaukasian), nyeri kanan
bawah pada asia (namun tidak khas)
• Membedakan diverticulitis kanan dan apendisitis: tidak
ada gejala prodromal, nyeri di sisi lateral McBurney,
tidak ada leukositosis, neutrofil segmen rendah,
limfosit tinggi
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2628084/, Medscape, uptodate
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Divertikulitis
109. A. Edukasi untuk menghentikan
konsumsi alkohol dan mengonsumsi
makanan bergizi
• Keywords:
• Kembung tidak nyaman di perut
• Mudah lelah
• Sebotol besar alkohol habis dalam 3-4 hari
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, JVP normal,
hepatomegaly, nyeri

• Tatalaksana yang Anda berikan adalah


AFLD
• Penimbunan lemak berlebih di hati sebagai akibat
gangguan/kerusakan sel hati akibat konsumsi
alkohol yang berlebihan
• fatty liver à alcoholic hepatitis à sirosis

Sumber : emedicine
Fatty Liver Disease -
Steatohepatitis
• Dibagi menjadi alkoholik FLD atau nonalkoholik FLD
• Pada alkoholik, akibat minum alkohol > 30 g/hari
• Gejala muncul dalam 2 minggu minum alkohol,
cepat resolusi jika berhenti minum alkohol
• Inflamasi terjadi jika tetap minum alkohol setelah
FLD à steatohepatitis
• Gejala hepatitis: kuning, malas makan, demam,
nyeri RUQ/epigastrium, ascites, wasting otot
• Lab: SGOT:SGPT > 2:1, GGT, bilirubin meningkat
Fatty Liver Disease -
Steatohepatitis
• Manajemen:
• ABSTINENCE rokok
• Terapi nutrisi
• Mencegah infeksi superimposed oleh virus
hepatitis
• Jika terjadi sirosis, manajemen sama dengan gagal
liver tahap akhir: tangani ascites, varises,
ensefalopati
• Tanpa gejala hepatitis, tidak perlu tirah baring
• Menurunkan berat badan
Jawaban Lainnya
• Tirah baring di RS: tidak dibutuhkan jika tidak
hepatitis, tidak terbukti lebih baik dibanding
beraktivitas biasa
• Suplemen zat besi, multivitamin, asam folat à
untuk anemia, pada pasien masalah utama adalah
konsumsi alkohol, suplementasi tanpa abstinence
menghambat pemanfaatan asam folat
• Antiviral: tidak relevan
• Antibiotik: tidak dibutuhkan saat ini, mungkin
digunakan sebagai profilaksis dari spontaneous
bacterial peritonitis jika terjadi ascites pada sirosis
JADI JAWABANNYA ADALAH

A. Edukasi untuk menghentikan


konsumsi alkohol dan
mengonsumsi makanan bergizi
110. D. Arteri hepatica kanan
• Keywords:
• Tidak nyaman di perut, tembus ke punggung
• Mual, muntah, badan kuning
• Murphy’s sign (+)
• Batu radioopak 3-4 cm di kantung empedu

• Jika akan dilakukan operasi, pembuluh darah


apakah yang harus dihindari?
Batu à
Kolelitiasis
Inflamasi à
Kolesistitis

Batu à
Koledokolitiasis

Inflamasi à
Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-


Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign

Demam - - + (low- + (high-


grade) grade)

Ikterus - + - +
Kolelitiasis à Kolesistitis
Koledokolitiasis à Kolangitis
Tanda dan Gejala
• Nyeri perut berawal di
ulu hati kemudian
terlokalisir di kanan atas
• Nyeri dapat menjalar ke
bahu kanan / skapula
• Mual muntah
• Demam
• Kantung empedu teraba
(~30-40% pasien)
Medscape.com
• Ikterik (~15% pasien)
Penunjang
• Laboratorium tidak
terlalu mendukung
• Pencitraan : USG
disarankan sebagai
pemeriksaan awal
USG Kolesistitis
Terdapat 5 kelainan patologis mayor yang dapat
ditemukan pada hasil USG kolesistitis akut
1. Batu empedu/sludge à hyperechoic acoustic shadow
2. Sonographic murphy sign à maksimal tenderness
teridentifikasi di right upper quadrant sementara
kandung empedu terlihat di monitor
3. Penebalan dinding kandung empedu > 4 mm
4. Cairan perikolesistik (pericholecystic fluid)
5. Pelebaran duktus biliaris komunis > 4 mm

Sumber : sonoguide.com; medscape


Tatalaksana
• Bowel rest
• Hidrasi IV
• Koreksi elektrolit
• Antibiotik
• Analgesik dan antimuntah
• Bedah (kolesistektomi, ERCP)

Kumar Clinical Medicine


Kolesistektomi
• Operasi bisa secara terbuka atau
laparoskopi
• Beberapa struktur yang harus
diawasi:
• Ductus cystic – menghubungkan
kandung empedu ke ductus bilier
• Arteri hepatica kanan dan
cabangnya, arteri kistik à sangat
dekat kandung empedu, jika
terpotong à perdarahan à
cedera struktur bilier

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3004105/ , uptodate, medscape


JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Arteri hepatica kanan


111. A. Dekstrose 10% 5 ml/kgBB
iv
• Keywords:
• Marasmus
• Setelah dirawat menjadi lemas dan letargis
• GDS stick 30 mg/dl

• Tatalaksana awal yang dapat dilakukan adalah


Hipoglikemia
• Pada soal, anak lemas
dan letargis tanpa tanda-
tanda dehidrasi
• Masalah: hipoglikemia
• Tatalaksana: berikan
dekstrose 10% 5cc/kgBB
secara iv, periksa ulang
setelah 30 menit, jika
masih rendah ulangi lagi
• Setelah sadarà makan
JADI JAWABANNYA ADALAH

A. Dekstrose 10% 5 ml/kgBB


iv
112. D. Menjelaskan perjalanan
penyakit dan pengobatan yang akan
diberikan kepada pasien
• Keywords:
• Lemas, mata berkunang-kunang
• Riwayat sakit Crohn sejak 3 tahun
• Lidah kemerahan, atrofi papil
• Hb 10, B 12 serum 750

• Edukasi dan konseling apa yang Anda berikan ke


pasien
Inflammatory Bowel Disease

• Penyakit idiopatik yang menimbulkan


reaksi kekebalan tubuh (autoimun)
terhadap saluran ususnya sendiri
sehingga terjadi inflamasi
• Ada 2 jenis utama dari IBD, yaitu kolitis
ulseratif dan penyakit Crohn.

Sumber : konsensus IBD; medscape


Crohn’s disease

• 80% masalah di ileus distal


• Manifestasi: lemah, diare,
nyeri perut, penurunan BB,
demam, perdarahan
• Gangguan pencernaan
menyebabkan masalah
sekunder: intoleransi laktosa
• Manifestasi luar usus:
arthritis, uveitis, cholangitis,
batu ginjal
• Anemia terjadi karena penurunan asupan makanan
dan perdarahan pada penderita Crohn
• Defisiensi Fe karena perdarahan kronik
• Defisiensi vitamin B12 dan folat lebih jarang terjadi
• Suplementasi Fe per oral sulit diabsorbsi oleh
penderita Crohn dan menimbulkan rasa mual à
digunakan infus besi sukrosa agar lebih merespon
• Tatalaksana: nutrisi dan diet, antiinflamasi dan
imunosupresan, antidiare, manajemen
anemia/fistula

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1774131/
Jawaban Lain
• Cuci tangan dengan sabun sebelum makan:
mencegah penularan cacing
• Mencuci tangan dan kaki setelah selesai bekerja:
tidak relevan
• Mandi setelah pulang dari sawat/pabrik: tidak
relevan
• Menyarankan pasien rutin berolahraga untuk
meningkatkan ketahanan jantung paru: tidak
relevan
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Menjelaskan perjalanan
penyakit dan pengobatan yang
akan diberikan kepada pasien
113. C. Mengambil sampel cairan
ascites untuk dianalisis
• Keywords:
• Perut membuncit, tungkai membengkak
• Alkoholik
• Sklera subikterik, ginekomastia, limpa scf II, spider
nevi, shifting dullness, pitting edema

• Tatalaksana berikut yang tidak tepat dalam


mencegah komplikasi adalah
Sirosis Hepatis
• Fibrosis dan nodul regeneratif hepar
• Tanda: hipertensi portal, ensefalopati hepatiku, dan
perdarahan varises
• Penyebab:
• Alkohol
• Obat-obatan (seperti asetaminofen)
• Hepatitis kronis (B, C)
• Penyakit hepar lain( Wilson, amiloidosis)
• Penyakit sistemik lain (gagal jantung kongesntif,
tromobsis vena hepatik, dan lain-lain)
Child-Pugh

• Sistem scoring untuk mengklasifikasi kondisi sirosis hepatis


Komplikasi dan manajemen
pencegahan
Komplikasi Preventif
• Perdarahan varises • Menghentikan alkohol
• Vaksinasi jika belum
• Ascites
• Periksa USG berkala 6 bulan
• Peritonitis bakterial untuk deteksi dini karsinoma
spontan • Antibiotik untuk profilaksis
peritonitis berdasar penilaian
• Sindrom hepatorenal klinis
• Ensefalopati hepatic • B blocker untuk mencegah
perdarahan varises
• Sindrom hepatopulmo • Mengurangi garam untuk
• Karsinoma hepatoselular mengurangi retensi cairan
JADI JAWABANNYA ADALAH

C. Mengambil sampel cairan


ascites untuk dianalisis
114. E. Kolesistitis Kolangitis
(Revisi Option)

• Keywords:
• Nyeri hebat di perut kanan atas, menjalar ke punggung
• Berkeringat banyak
• Sklera ikterik, abdomen cembung, nyeri tekan RUQ (+)
• HBsAg (+), Hb 12,2, leukosit 11.300, bilirubin direk 8,6,
bilirubin total 12,8, urine bilirubin +3, urobilin +

• Diagnosis yang paling tepat adalah


Batu à
Kolelitiasis
Inflamasi à
Kolesistitis

Batu à
Koledokolitiasis

Inflamasi à
Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-


Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign

Demam - - + (low- + (high-


grade) grade)

Ikterus - + - +
Kolelitiasis à Kolesistitis
Koledokolitiasis à Kolangitis
Tanda dan Gejala Kolelitiasis
• Gejala berupa kolik bilier
• Nyeri cenderung konstan, tumpul, menyebar ke
punggung
• Gejala lain: berkeringat banyak, mual, muntah,
nyeri dada, perut tidak nyaman
• Tanpa komplikasi: pf normal, lab normal, diagnosis
melalui USG
• Komplikasi paling umum: kolesistitis
Tanda dan Gejala Kolesistitis
• Nyeri perut berawal di
ulu hati kemudian
terlokalisir di kanan atas
• Nyeri dapat menjalar ke
bahu kanan / skapula
• Mual muntah
• Demam
• Kantung empedu teraba
(~30-40% pasien)
Medscape.com
• Ikterik (~15% pasien)
Jawaban Lainnya
• Batu empedu: benar, mendasari terjadinya
kolesistitis, tidak adanya urobilinogen dan
peningkatan bilirubin di urine menandakan proses
kolestasis
• Pankreatitis: sensasi nyeri berbeda, gangguan
pencernaan, steatorrhea
• Abses hepar: Ludwig sign, riwayat disentri amoeba
• Hepatitis: pasien ini memang terinfeksi hepatitis B
dan ditemukan peningkatan bilirubin, tidak
menyebabkan nyeri kolik bilier dengan persebaran
ke punggung
JADI JAWABANNYA ADALAH

E. Kolangitis
115. D. HBV DNA (+)
• Keywords:
• Pasien tidak ada keluhan
• Anti HAV (-)
• HBsAg (-), antiHBs (-), IgM antiHBc (-) à 6 bulan
menjadi HBsAg (+), HBV DNA (+)
• Anti HCV (+) à anti HCV (+) , HCV RNA (-)

• Apa yang mendukung kecurigaan hepatitis kronik


replikatif?
Serologi Hepatitis
Serologi hepatitis B
Pilihan Lainnya
• HBsAg: bisa positif di keadaan infeksi akut, kronik
carrier dan kronik replikatif
• Anti HBs: tanda imunitas, didapat setelah infeksi
atau melalui vaksinasi
• Anti HCV: tanda infeksi hepatitis C
• Anti HAV: tanda infeksi hepatitis A
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. HBV DNA (+)


116. E. Dipylidiasis
• Keywords:
• Diare, mual, muntah bercak darah
• Orangtua peternak anjing
• Mikroskopis, proglotid dan telur

• Diagnosis yang paling tepat adalah


Dipylidium caninum

• Umumnya menginfeksi kucing dan anjing


• Menginfeksi manusia melalui host kutu
• Kutu mengandung sistiserkus dan menginfeksi
manusia
• Umumnya asimptomatik, gejala yang mungkin:
nyeri perut, diare, pruritus ani, urtikaria
• Proglotid dapat ditemukan di feces menyerupai biji
ketimun atau beras
• Feces: telur berpaket-paket
• Terapi: praziquantel dan niklosamide
Hidatidosis
• Hidatidosis = echinococcosis
• Penyakit disebabkan oleh cystic echinococcosis
(CE), stadium larva dari cacing pita Echinococcus
granulosus
• Gejala disebabkan oleh pecahnya kista E.granulosus
à menyebabkan echinococcosis sekunder,
manifestasi pleura/perikard/bilier/ gastrointestinal
• Terapi: mebendazole dan albendazole
Jawaban lainnya
• Ascariasis: anak kecil, kaki/tangan kotor, anemia,
obstruksi, BAB ditemukan cacing
• Enterobiasis: pruritus ani
• Trichuriasis: prolapse ani
JADI JAWABANNYA ADALAH

E. Dipylidiasis
117. B. Giardiasis
• Keywords:
• BAB cair sejak 2 hari
• Kembung, sering buang angin
• BAB berbau busuk, berlendir/berlemak
• Mikroskopik ditemukan kista bulat dan tropozoit
berinti 2, 4 pasang flagella

• Diagnosis yang tepat adalah


Species Sign and symptom Infective stage Diagnostic stage Terapi
Harrison internal medicine, ed 19
Jawaban Lainnya
• Amebiasis: disentri amoeba berlendir berdarah,
ditemukan amoeba
• Shigelosis: disentri basiler, leukosit banyak pada
pemeriksaan feces
• Schistosomiasis: anemia
• Trichuriasis: prolapse ani
JADI JAWABANNYA ADALAH

B. Giardiasis
118. D. Ulkus duodenum
• Keywords:
• Ulu hati terasa perih
• Keluhan membaik dengan mengonsumsi makanan
• Penderita asam urat sering minum obat antiradang
• Nyeri tekan epigastrium (+), defans (-)

• Berdasarkan informasi tersebut, diagnosis yang


paling mungkin adalah
Sumber : konsensus dispepsia
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Ulkus duodenum
119. E. Hidroklorotiazid
• Keywords:
• Ny, 25 th, nyeri sendi berpindah-pindah
• Kemerahan di wajah, sensitif terhadap sinar
matahari
• ANA test (+)

• Tatalaksana yang tidak dapat diberikan bagi pasien


dengan penyakit ini adalah...
SLE
BRAIN SOAP MD
• Blood disorder: anemia hemolitik, leukopenia,
trombositopenia
• Renal involvement: proteinuria (+), cellular cast
• Antinuclear : ANA (+)
• Immunologic phenomena : dsDNA (+)
• Neurologic disorder : kejang, psikosis
• Serositis : pleuritis, perikarditis
• Oral ulcer : ulkus oral yang tidak nyeri
• Arthritis : artritis non-erosif
• Photosensitivity : reaksi kulit apabila terkena cahaya
• Malar rash
• Discoid rash
Test Description
Screening test; sensitivity 95%; not diagnostic
ANA
without clinical features

Anti-dsDNA High specificity; sensitivity only 70%; level


is variable based on disease activity
Most specific antibody for SLE; only 30-40%
Anti-Sm
sensitivity
Present in 15% of patients with SLE and other
Anti-SSA (Ro) or Anti-SSB (La) connective-tissue diseases such as Sjögren
syndrome; associated with neonatal lupus
Uncommon antibodies that may correlate with
risk for CNS disease, including increased hazards
Anti-ribosomal P
of psychosis in a large inception cohort, although
the exact role in clinical diagnosis is debated[90]
Included with anti-Sm, SSA, and SSB in the ENA
profile; may indicate mixed connective-tissue
Anti-RNP
disease with overlap SLE, scleroderma, and
myositis
IgG/IgM variants measured with ELISA are
among the antiphospholipid antibodies used to
Anticardiolipin
screen for antiphospholipid antibody syndrome
and pertinent in SLE diagnosis
Multiple tests (eg, direct Russell viper venom
Lupus anticoagulant test) to screen for inhibitors in the clotting
cascade in antiphospholipid antibody syndrome
Coombs test–positive anemia to denote
Direct Coombs test
antibodies on RBCs
Drug-induced lupus ANA antibodies are often of
this type (eg, with procainamide or hydralazine;
Anti-histone
p-ANCA–positive in minocycline-induced drug-
induced lupus)
Manajemen SLE
• Farmakoterapi
• SLE tanpa keterlibatan organ mayor: antimalaria
(hidroksiklorokuin, klorokuin), glukokortioid
• Imunosupresan (azatioprin, mikofenloat mofetil
metotreksat)
• Siklofosfamid
• Nefritis lupus mungkin memerlukan glukokoirtikoid dan
imunosupresan
• Sealam hamil: dapat ditatalaksana dengan kortikosteroid
dan antimalaria
• Diet: omega-3 dapat menurunkan gejala SLE
• Aktivitas fisik seperti olahraga
JADI JAWABANNYA ADALAH

E. Hidroklorotiazid
120. D. Multiple myeloma
• Keywords:
• Lemas, nyeri tulang dada
• Tidak tampak deformitas pada persendian
• Hb 9 g/dl, peningkatan kalsium serum, protein
Bence Jones di urine

• Diagnosis pasien adalah


Multipel mieloma:
1. Keganasan sel plasma (limfosit B)
2. Lesi litik tulang
3. Protein abnormal urin (protein bence jones)
Multiple myeloma
• Proliferasi neoplastic sel plasma yang memproduksi
immunoglobulin monoclonal à merusak sumsum tulang
dan tulang skeletal
• Klinis: anemia, nyeri tulang, peningkatan kreatinin, lemah,
hiperkalsemia, penurunan BB
• Anemia normositik normokrom
• Nyeri tulang di dada dan punggung
• Hiperkalsemia karena ikatan protein monoclonal dengan
kalsium
• Insufisiensi ginjal akibat nefropati myeloma dan
hiperkalsemia
• Peningkatan protein M di serum dan urine
• Peningkatan laju sedimentasi (LED)
Pilihan lainnya
• Osteosarkoma: gambaran codman triangle,
sunburst appearance, usia 10-20 th
• Ewing sarcoma: gambaran onion skin
• Leukemia kronik: infiltrasi ke jaringan, hati, limpa,
diagnosis tergantung hasil apus darah dan BMP
• Waldenstrom makroglobulinemia: infiltrasi sumsum
tulang oleh sel limfoplasmasitik dan IgM gamopati
monoclonal, umur 70an
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Multiple myeloma
121. A. ASI diberikan secara penuh,
tidak diberikan susu formula
• Keywords:
• Sejak setahun terinfeksi HIV
• Rutin meminum obat
• Ibu ingin memberikan ASI bagi anaknya

• Edukasi yang tepat adalah


Transmisi HIV Perinatal
• Perinatal: dari kehamilan, kelahiran, dan menyusui
• Semua wanita yang hamil atau berencana hamil,
harus dicek HIV
• Jika di awal kehamilan, wanita menjalani terapi HIV,
risiko transmisi bisa hingga < 1%
• Jika memang tidak yakin memberikan ASI (status HIV bayi
belum jelas) dan jika ACCEPTABLE, FEASIBLE, AFFORDABLE,
SUSTAINABLE, SAFE, boleh diberikan HANYA susu formula
selama 6 bulan pertama untuk menggantikan ASI eksklusif
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, WHO, AVERT, CDC
JADI JAWABANNYA ADALAH

A. ASI diberikan secara penuh,


tidak diberikan susu formula
122. A. Rheumatoid factor dan
anti CCP
• Keywords:
• Nyeri pada sendi jari tangan
• Kaku pada pagi hari
• Bengkak dan dekalsifikasi tulang jari-jari tangan

• Untuk pemeriksaan laboratorium pada kasus ini


adalah
Rheumatoid Artritis
• Kriteria diagnostik :
- Kaku pagi hari 1 jam
- Poliartritis (> 3 sendi)
- Artritis pada sendi tangan
- Artritis simetris
- Nodul rheumatoid
- Rheumatoid faktor (+)
- Gambaran radiologi à kerusakan kartilage oleh panus

KRITERIA 1-4 minimal 6 minggu.

TATA LAKSANA
• Inisial: NSAID dan/atau glukokortikoid
• DMARD diberikan dalam tiga bulan bila peradangan terus menerus
Rheumatoid Arthritis - PF
Rheumatoid Arthritis

Studies of anti-CCP antibodies suggest a sensitivity and specificity equal to or


better than those of RF, with an increased frequency of positive results in
early RA; the presence of both anti-CCP antibodies and RF is highly specific for
RA.
Jawaban Lainnya
• Ca 19-9: tumor marker karsinoma pancreas
• ASTO: anti streptolysin O
• PIVKA II: superior dibandingkan AFP dalam
mendeteksi hepatoselular karsinoma
JADI JAWABANNYA ADALAH

A. Rheumatoid factor dan


anti CCP
123. D. Juvenile arthritis
rheumatoid
• Keywords:
• Nyeri kedua tungkai bawah
• Pagi hari dan sesudah tidur siang (moring stiffness)
• Sejak 6 minggu
• Ruam merah muda bergaris-garis, dari tungkai
bawah hingga bokong

• Diagnosis yang paling mungkin adalah


Juvenile Rheumatoid Arthritis

• Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) is the most common chronic rheumatologic disease in
children
• The etiology is unknown, and the genetic component is complex

Sign and symptoms:


• Arthritis present for at least 6 weeks before diagnosis (mandatory for diagnosis of JIA)
• Either insidious or abrupt disease onset, often with morning stiffness or gelling phenomenon
and arthralgia during the day
• Complaints of joint pain or abnormal joint use
• Spiking fevers occurring once or twice each day at about the same time of day
• Evanescent rash on the trunk and extremities
• Psoriasis or more subtle dermatologic manifestations
Lab Studies
• Inflammatory markers: Erythrocyte sedimentation rate
(ESR) or CRP level
• Complete blood count (CBC) and metabolic panel
• Liver function tests and assessment of renal function
with serum creatinine levels
• Antinuclear antibody (ANA) testing
• Rheumatoid factor (RF) and anti–cyclic citrullinated
peptide (CCP) antibody
• Additional studies: Total protein, albumin, fibrinogen,
ferritin, D-dimer, angiotensin-converting enzyme (ACE),
antistreptolysin 0 (AS0), anti-DNAse B, urinalysis
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Juvenile arthritis
rheumatoid
124. D. Anafilaktik
• Keywords:
• 15 menit sesudah minum obat
• Wajah membengkak, kemerahan di seluruh tubuh,
sesak napas

• Reaksi apa yang terjadi?


Syok Anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
- Sistem saluran napas: hiperaktivitas bronkus,
edema laring
- Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
http://science.unctv.org/content/peanut-solution-0
JADI JAWABANNYA ADALAH

D. Anafilaktik
125. C. Eritropoietin
• Keywords:
• Lemas mudah lelah
• Tidur 2-3 bantal
• Riwayat DM 10 th
• TD 150/100, anemis, pitting edema
• Hb 8, Ur 70, Cr 2,8

• Terapi yang tepat untuk mengurangi keluhan pasien


adalah...
Anemia
• Pendekatan awal dalam hal pucat/anemia adalah
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium yang cukup bermanfaat
adalah nilai morfologi eritrosit (MCV, MCH, dan
MCHC) serta hitung retikulosit
• Indikatornya:
• MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter à μm3)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
• MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah dengan
volume tertentu (g/dl)
• RDW: koefisien variasi volume sel darah merah.
Ukuran
• Anemia mikrositik : defisiensi Fe, thalassemia,
penyakit kronik (gangguan utilisasi Fe), anemia
hemolitik.
• Anemia normositik : perdarahan akut, anemia
penyakit kronik, anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik : defisiensi folat, defisiensi B12
Pendekatan Berdasarkan Penyakit
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, Serum Iron ↓, Feritin↓, TIBC
↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
• Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel target dan
anisopoikilositosis(bentuk sel bermacam-macam karena lisis), Bilirubin indirek ↑. Ikterik,
splenomegali. Biasanya karena thalassemia. Pemeriksaan tambahan : elektroforesis Hb.
• Anemia karena keganasan (Leukemia) : Pansitopenia, leukosit meningkat namun abnormal. Blast
+, hepatomegali. Pemeriksaan tambahan : Bone Marrow Puncture (BMP). Tx : kemoterapi.
• Anemia aplastik : Pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan tambahan : BMP –
gambaran hipoplastik.
• Anemia penyakit kronis (infeksi kronis) : Karena gangguan utilisasi besi. Anemia mikrositik
hipokrom
• Anemia karena penyakit ginjal kronis (CKD): anemia normositik normokrom karena gangguan
produksi eritropoietin
• Anemia perdarahan : Normositik normokrom.
• Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada post-op gastrointestinal), asam folat, liver
disease
Analisis Soal
• Lemas mudah lelah à tanda anemia
• DM 10 tahun tapi tidak rajin kontrol à mungkin
menimbulkan komplikasi di organ lain, seperti
nefropati, neuropati, katarak, retinopati DM
• Tidur 2-3 bantal, pitting edema, Ur 70, Cr 2,8 à
estimasi GFR 25 à penurunan fungsi ginjal
• Kemungkinan terbesar anemia disebabkan oleh
defisiesi relatif eritropoietin
Jawaban Lainnya
• Antihipertensi: tidak relevan untuk keluhan lemas
dan lelah
• Sulfat ferosus: pada defisiensi besi
• Transfusi darah lengkap/PRC: terutama untuk
perdarahan, pilihan alternatif jika gejala menetap
dan cenderung memburuk atau tidak merespon
terapi stimulasi eritropoiesis (Erythropoiesis
Stimulating Agents)
JADI JAWABANNYA ADALAH

C. Eritropoietin
126. B. Kuretase hisap
• Keywords:
• Ny. Kara usia 32 tahun G3P1A1 hamil 12 minggu
• Perdarahan banyak sekali dari jalan lahir sejak
kurang lebih 30 menit yang lalu.
• keluarnya jaringan bulat bulat.
• USG honey comb appearance.

• Diagnosis : Mola Hidatosa


• Tatalaksana?
Mola Hidatidosa
• Hampir seluruh vili korialis
mengalami degenerasi
hidropik

• Gambaran klinis:
• Uterus lebih besar dari usia
kehamilan
• Perdarahan minggu ke 12-14

• Diagnosis: gambaran klinis +


peningkatan hCG hari ke 100

• USG snowflake / honeycomb


Mola Hidatosa
Pilihan lain
• A. Histerektomi total à apabila masih gagal
dilakukan kuret hisap
• C. Kuretase tajam à kurang tepat, lebih untuk
evakuasi jaringan abortus
• D. Pemberian metrotrexat à sitotoksik, dapat
digunakan untuk KET
• E. Pemberian prostaglandin à untuk induksi
Jadi, jawabannya adalah
B. Kuret Hisap
127. E. Impending Eklampsia
• Keywords:
• Ny. Dina, 33 tahun G3P2A0, hamil aterm
• Sakit kepala sejak kemarin, pandangan kabur dan
nyeri ulu hati.
• Tekanan darah 160/110 mmHg, nadi 89x/menit,
napas 18x/menit, suhu 36.9C
• Nyeri tekan epigastrium dan proteinuria +3.

• Diagnosis yang tepat adalah...


SPEKTRUM HIPERTENSI – HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN –
PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA DAN GEJALA LAIN
HIPERTENSI GESTASIONAL TD ≥ 140/90 mmHg Kehamilan Proteinuria (-)
> 20 minggu

PREEKLAMPSIA RINGAN TD ≥ 140/90 mmHg Proteinuria 1+


Kehamilan > 20 minggu
PREEKLAMPSIA BERAT TD > 160/ 110 mmHg Proteinuria 2+ atau lebih
Kehamilan > 20 minggu

EKLAMPSIA Hipertensi Kejang


Kehamilan > 20 minggu
HIPERTENSI KRONIK Hipertensi <20 minggu Pasien dapat
mengetahui/menyangkal
riwayat HT sebelumnya
Proteinuria (-)
SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA Hipertensi <20 minggu Muncul proteinuria di usia
(hipertensi kronik) kehamilan >20 minggu
Impending Eklampsia
• Preeklamsia berat dengan gejala-gejala impending
(mengancam):
• nyeri kepala, mata kabur, mual dan muntah, nyeri
epigastrium, dan nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Lebih cepat terjadi eklampsia
• Penanganan sama dengan PEB
Pilihan lain
• A. Superimposed preeklampsia à Hipertensi kronik
+ preeklampsia
• B. Preeklampsia ringan à hipertensi dalam
kehamilan + proteinuria
• C. Preeklampsia berat à hipertensi dalam
kehamilan + proteinuria berat
• D. Hipertensi gestasional à hipertensi dalam
kehamilan
Jadi, jawabannya adalah
E. Impending eklampsia
128. D. Ruptur perineum grade
IIIC
• Keywords:
• Ny. Marleni usia 29 tahun P1A0
• Perdarahan dari jalan lahir
• Laserasi mukosa vagina, otot transverse perineum
dan komisura posterior, sfingter ani interna juga
robek.

• Apakah diagnosis pada pasien ini?


Robekan Perineum
Jadi, jawabannya adalah
D. Ruptur perineum grade 3C
129. B. Kompresi bimanual
• Keywords:
• Ny. Menir usia 23 tahun perdarahan setelah
melahirkan
• TFU 2 jari dibawah pusat teraba lembek.
• Keluar darah dari OUE, robekan jalan lahir (-).
• Sudah diberikan uterotonika dan resusitasi cairan.

• Penatalaksanaan yang tepat selanjutnya dilakukan?


Hemorrhagic Post Partum
Kompresi Bimanual

• Kompresi bimanual dilakukan pada kasus atonia


uteri dengan tujuan untuk mengurangi jumlah
perdarahan.
• Kompresi bimanual dilakukan selama 5 menit
Pilihan lain
• A. Transfusi darah à diberikan ketika fase
perdarahan teratasi
• C. Kuretase à untuk perdarahan karena abortus
• D. Pemberian faktor pembekuan à jika dicurigai
ada gangguan pembekuan darah
• E. Histerektomi à tindakan terakhir, apabila semua
usaha sudah dilakukan
Jadi, jawabannya adalah
B. Kompresi bimanual
130. E. Solusio plasenta
• Keywords:
• Ny. Dina 30 tahun H36 minggu
• Nyeri perut yang tidak tertahankan sejak 3 jam yang
lalu
• Keluar darah merah tua sedikit-sedikit dari lubang
kemaluan sejak 12 jam yang lalu.
• Bagian janin sulit diraba karena perut tegang.
• Belum ada tanda-tanda persalinan

• Diagnosis?
Solusio Plasenta
• Terlepas sebagian/ seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasi
• Diagnosis definitif: hematoma pd permukaan maternal
pascasalin

• Gambaran klinis
• Perdarahan warna tua
• Nyeri perut
• Uterus tegang

• Tatalaksana
• Rawat inap
• Belum ada tanda persalinan à SC emergensi
• Kematian janin à persalinan pervaginam
PERDARAHAN ANTEPARTUM
(Perdarahan usia gestasi > 20
minggu)
KLASIFIKASI DEFINISI KLINIS TATA LAKSANA
PLASENTA PREVIA Implantasi plasenta Perdarahan Sectio Caesaria
menutupi jalan lahir pervaginam tanpa
nyeri.
VT tidak boleh
dilakukan.
USG untuk
diagnosis pasti.
SOLUSIO PLASENTA Plasenta lepas dari Perdarahan Stabilisasi
uterus sebelum pervaginam, nyeri hemodinamik + SC
waktunya. perut (+)
Penunjang: USG
VASA PREVIA Pembuluh darah Perdarahan berat Stabilisasi
janin menutupi ketika ketuban hemodinamik + SC
jalan lahir pecah.
A. Plasenta previa à plasenta menutupi jalan lahir
B. Vasa previa à pembuluh darah janin berada dlm
selaput ketuban dan melewati OUI untuk mencapai
tempat insersi
C. Ruptur uteri à “bagian janin mudah teraba”
D. Kehamilan ektopik à kehamilan di luar uterus
Jadi, jawabannya adalah
E. Solusio plasenta
131. C. Ampisilin IV + Gentamisin
IV
• Keywords:
• Ny. Kiki, G2P1A0 hamil 28 minggu
• Demam menggigil sejak 1 minggu, nyeri pinggang
dan buang air kecil sedikit.
• Suhu 38.7C, nyeri ketok CVA (+)
• Urinalisis: leukosituria dengan biakan bakteri.
• Diagnosis à Pielonefritis pada kehamilan

• Pengobatan dibawah ini dapat diberikan adalah..


Pielonefritis pada kehamilan
• Pada kehamilan insidens 1-2 % terjadi pielonefritis akut.
• Manifestasi klinis:
• demam, menggigil, nyeri pinggang, mual dan muntah, sepsis,
insufisiensi pernafasan, dapat juga terjadi gejala yang konsisten
dengan sistitis (LUTS).
• Dıagnosis
• Gejala klinis dan Lab urinalisis
Pielonefritis pada kehamilan

• Kehamilan dengan pielonefritis perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi dan deteksi
komplikasi pielonefritis, termasuk insufisiensi ginjal, insufisiensi pernafasan dan sepsis.

• Bila setelah 72 jam gagal atau tidak ada respon klinis perlu dilakukan renal sonografi untuk
memeriksa adanya obstruksi karena nephrolithiasis.

• Umumnya pengobatan dengan antibiotika diberikan selama 2 minggu. Pengobatan intravena


diteruskan sampai setelah 1 - 2 hari tidak demam.
Pilihan lain
• A. Ampisilin IV à diberikan kombinasi
• B. Gentamisin IVà diberikan kombinasi
• D. Ceftriaxone IV + Ampisilin IV à Ceftriaxone
diberikan sendiri
• E. Amoksisilin PO à lebih tepat untuk sistitis
Jadi, jawabannya adalah
C. Ampisilin IV + Gentamisin IV
132. D. Terminasi dengan SC
Keywords:
• G1P0A0 hamil aterm
• Keluar air sejak 1 hari lalu
• DJJ 180x/menit
• Pembukaan 2 cm, pendataran 30%, hodge II à
letak kepala masih tinggi

• Diagnosis: KPD dengan gawat janin


• Tatalaksana?
KETUBAN PECAH DINI
• Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum
onset persalinan berlangsung)
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) :
ketuban pecah saat usia kehamilan < 37 minggu
• PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan >
37 minggu

• Kriteria diagnosis :
Ø Usia kehamilan > 20 minggu
Ø Keluar cairan ketuban dari vagina
Ø Inspekulo : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum
Ø Kertas nitrazin merah à biru (untuk memastikan ketuban)
Ø Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa
WHO Pedoman
diagnosis dan
tatalaksana
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri RSHS
Pilihan lain
• A. Terminasi dengan induksi à KPD >34 minggu,
bila tidak ada gawat janin
• B. Terminasi dengan ekstraksi vakum à bila
pembukaan lengkap, kepala sulit lahir
• C. Terminasi dengan ekstraksi forceps à bila
pembukaan lengkap, HIS kurang baik
• E. Pemberian kortikosteroid à diberikan pada KPD
pre term
Jadi, jawabannya adalah
D. Terminasi dengan seksio cesarea
133. C. Salbutamol nebulisasi 1.25mg/2
cc
• Keywords:
• Ny. Wina 30 tahun sesak nafas disertai bunyi mengi
Hamil 28 minggu
• Pernafasan 23 x/menit, pemanjangan suara
ekspirasi dan wheezing.

• Diagnosis ? Asma pada kehamilan


• Tatalaksana awal?
Asma pada kehamilan
• Almost all antiasthma drugs are safe to use in pregnancy
and during breastfeeding.
• Outpatient management of asthma is similar for the
pregnant patient as it is for the nonpregnant patient.
• Beta-adrenergic agonists remain the mainstay of treating
exacerbations and handling mild forms of asthma.
• For moderate-persistent asthma, a beta-adrenergic
agonist combined with an inhaled anti-inflammatory
agent or inhaled corticosteroid is recommended for
treatment.
• In severe asthma, oral corticosteroids and beta agonists
are recommended.
• Corticosteroids can be used in the acute and outpatient
setting and have been shown to be relatively safe in
pregnancy.
Medscape
Pilihan lain
• A. Fluticason inhalasi à ICS untuk pengontrol
• B. Budesonide inhalasi 100 mcg/puff à ICS untuk
pengontrol
• D. Aminophillin iv 4g dalam 20 menit dilanjutkan
0.5 mg/jam à untuk asma berat
• E. Inhalasi ipratropium bromide 200 mg/puff à
untuk asma berat
Jadi, jawabannya adalah
C. Salbutamol nebulisasi 1.25mg/2 cc
134 A. Tirah baring
• Keywords:
• Ny. Shinta 30 tahun keluhan keluar darah dari jalan
lahir.
• Sudah tidak mestruasi selama 3 bulan.
• OUE tertutup, TFU diperkirakan sesuai usia
kehamilan

• Diagnosis ? Abortus iminens


• Tatalaksana yang tepat ? Tirah baring
Abortus
• Ancaman pengeluaran hasil konsepsi sblm janin
dapat hidup di luar kandungan (20/22 minggu atau
BJ kurang dari 500 gram)
• Diagnosis:
• Perdarahan pervaginam
• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian produk konsepsi
• Serviks dapat tertutup atau terbuka
• Ukuran uterus menjadi lebih kecil
• Dibantu USG
Diagnosis Serviks Besar uterus Gejala lain Tatalaksana

Abortus Tertutup Sesuai dengan usia Uterus lunak Tirah baring


iminens kehamilan

Abortus Terbuka Sesuai dengan usia Uterus lunak Dilatasi dan


insipiens kehamilan Kuretase

Abortus Terbuka Lebih kecil dari usia Uterus lunak Dilatasi dan
inkomplit kehamilan Keluar jaringan Kuretase

Abortus Tertutup Lebih kecil dari usia Uterus kenyal Suportif


komplit kehamilan Keluar jaringan
Tatalaksana abortus iminens
• Pertahankan kehamilan
• Tdk perlu pengobatan khusus
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan
• Jika perdarahan berhenti à pantau kondisi ibu
trmasuk Hb dan USG panggul setiap 4 minggu
• Jika perdarahan tdk berhenti à nilai kondisi janin
dengan USG
Pilihan lain
• B. Kuretase à abortus insipien, inkomplit
• C. Dilatasi dan kuretase à abortus insipien,
inkomplit
• D. Oksitosin à untuk induksi
• E. Steroid
Jadi, jawabannya adalah
A. Tirah baring
135. A. Vitamin B6 +
difenhidramin
• Keywords:
• Ny. Murni, 28 thn
• Terlambat haid 3 bulan + mual, muntah
• Skor PUQE = 6

• Diagnosis
• Mual muntah pada kehamilan derajat ringan
• Tatalaksana?
Mual Muntah pada Kehamilan
• Terjadi hingga usia 16 minggu; keadaan yang berat
dapat membuat dehidrasi, gangguan asam basa dan
elektrolit, ketosis à hiperemis gravidarum
• Diagnosis hiperemesis gravidarum
• Mual dan muntah hebat
• BB turun >5% dari BB sebelum hamil
• Ketonuria
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit
Pilihan Lain
Vitamin B6 + metoklopramid
à hiperemesis gravidarum derajat sedang
Vitamin B6 + ondansentron
à hiperemesis gravidarum derajat sedang
Vitamin B6 + prometazin
à hiperemesis gravidarum derajat sedang
Nutrisi parenteral
à hiperemesis gravidarum derajat berat yang tidak
dapat masuk makanan
Jadi, jawabannya adalah
A. Vitamin B6 + difenhidramin
136. B. Presentasi bokong
sempurna
• Keywords:
• Ny. Unyil, G1P0A0, umur kehamilan 38 minggu
• Hasil pemeriksaan: Leopold I teraba keras, ballotement
(+), Leopold II teraba punggung di sebelah kanan.
Leopold III teraba lunak, ballotement (-)
• USG kepala di fundus, ekstremitas superior fleksi ke arah
kepala, panggul dan kedua tungkai dalam keadaan
fleksi.

• Presentasi jani?
Malpresentasi

Malpresentasi à semua presentasi selain verteks


Presentasi bokong
• Complete breech (sempurna)
• Kedua kaki terlipat sempurna,
pada presentasi bokong.

• Incomplete breech (bokong


kaki)
• Satu kaki fleksi satu ekstensi

• Frank breech (murni)


• kedua kaki terjulur ke atas pada
presentasi bokong.
Jadi, jawabannya adalah
B. Presentasi bokokng sempurna
137. D. HSG
138. C. Abnormalitas ovulatori
• Keywords:
• Sepasang suami istri sulit punya anak
• Sudah 4 tahun menikah namun belum dikaruniai
keturunan.
• Istri mempunyai riwayat menstruasi tdk teratur.
• Hasil analisis sperma: normozoosperma
• Tuba paten, serviks dalam batas normal

• Pemeriksaan patensi tuba?


• Apa kemungkinan penyebab infertil pada kasus di
atas?
Infertilitas
• Infertilitas: kegagalan pasangan pada usia reproduktif untuk
menjadi hamil setelah setidaknya koitus regular, tanpa
kontrasepsi, selama 1 tahun.

• Infertilitas Primer
• Belum pernah hamil walaupun bersanggama tanpa kontrasepsi selama
minimal 1 tahun

• Infertilitas sekunder
• Pernah hamil, namun kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersanggama tanpa kontrasepsi selama minimal 1 tahun
• Penyebab: usia, faktor gaya hidup, masalah reproduksi (ovulasi tidak teratur,
gangguan pada kelenjar pituitary dan penyumbatan saluran sperma)
HSG
• HSG à pemeriksaan
radiologis fluoroskopi untuk
mengetahui patensi tuba
fallopi dan bentuk uterus
• Dilakukan setelah
menntruasi selesai,
sebelum ovulasi
• Prosedur:
• Pasien tidur di bawah
fluoroskop
• Dokter memasukkan kanla
ke dalam serviks dan
masukkan kontrast iodine
• Kontrast akan memasuki
uterus dan kedua tuba http://www.reproductivefacts.org/uploaded
fallopi hingga ada spill Files/ASRM_Content/Resources/Patient_Res
ources/Fact_Sheets_and_Info_Booklets/hsg.
pdf
Etiology Problems

Non organic • Age >40 yo


• Infrequent intercourse
• Lifestyle effect

Vaginal problem • Dyspareunia


• Vaginismus

Ovulatory dysfunction • PCOS


• Hypothalamic-pituitary
• Age-related
• Premature ovarian failure

Tubal disease • Pelvic Inflammatory disease

Uterine abnormalities • Cervicitis, cervical trauma


(cervix, uterine cavity, uterine body) • Anatomical abnormality (septate,
bicornuate uterus)
• Congenital
• Leiomyomas
• Asherman syndrome

Other • Endometriosis
PRIMARY LEVEL INFERTILITY CARE
History taking and
physical exams to
find any risk that
lead to sub-fertility
condition

Early referral

www.gp-training.net/protocol/gynaecology/infertility/rcog.htm
Jadi, jawabannya adalah
C. Abnormalitas ovulatori
139. A. Koloni pseudohifa dan blastospora

• Keywords:
• Ny. Gigi usia 29 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu
• Keputihan bergumpal, gatal, panas
• PF: vulva hiperemis, sekret putih bergumpal

• Kesan: kandidiasis vulvovaginalis


• Gambaran khas yang ditemukan: koloni pseudohifa,
blastospora
http://www.phac-aspc.gc.ca/std-mts/sti-its/cgsti-
ldcits/section-4-8-eng.php

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
Pilihan lain
• B. Clue cells à BV
• C. Diplokok intrasel gram negatif à GO
• D. Parasit berflagel à Trikomonas
• E. Coccus à Streptococcus
Jadi, jawabannya adalah
A. Koloni pseudohifa dan blastospora
140. C. Teratoma ovarium
• Keywords:
• Ny. Tania 28 tahun, nyeri perut terus menerus
• PF: massa adneksa kanan
• USG: massa berambut

• Diagnosis: teratoma ovarium


Kistadenom A type of cystic adenoma. Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
a berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung mukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.

Kista Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil
ovarium dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
serosa tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah.

Teratoma cystic tumors composed of well-differentiated derivations from at least two of the
ovarium three germ cell layers (ectoderm, mesoderm, and endoderm). The gross pathologic
appearance of mature cystic teratomas is characteristic. The tumors are unilocular and
are filled with sebaceous material, Squamous epithelium lines the wall of the cyst, and
compressed, often hyalinized ovarian stroma covers the external surface. Hair follicles,
skin glands, muscle, and other tissues lie within the wall.

Mioma uteri Tumor jinak otot rahim. Tampak massa hipoekoik di dalam dinding rahim

Ca jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. USG:shows a central
endometriu mass replacing the endometrial stripe, with hyperechoic and hypoechoic regions.
m
Jadi, jawabannya adalah
C. Teratoma endometrium
141. A. Melakukan biopsi untuk
mendiagnosis pasti
• Keywords:
• Ny. Buya 42 tahun, keputihan warna abu-abu, berbau,
kental
• Papsmear: sel high transition neoplasia

• Yang dilakukan selanjutnya: biopsi untuk diagnosis


pasti
http://www.medscape.com/viewarticle/719250_4
CERVICAL DYSPLASIA
Pilihan lain
• B. Tatalaksana dengan cryotherapy à bisa
dikerjakan pada pemeriksaan IVA yang positif
• C. Diberi antibiotik
• D. Dilakukan operasi à apabila sudah tegak kanker
serviks
• E. Pemberian hormon
Jadi, jawabannya adalah
A. Melakukan biopsi untuk mendiagnosis pasti
142. C. Peningkatan FSH
• Keywords:
• Ny. Nelly usia 45 tahun, tidak menstruasi selama 6 bulan
• Wajah panas, merah, sering berkeringat

• Kesan: menopause atau pre-menopause


• Hasil pemeriksaan hormon: peningkatan FSH
Menopause
• Haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
• Diagnosis dibuat setelah amenore minimal 1 tahun.
• Berhentinya haid dapat didahului siklus haid yang
lebih panjang dan perdarahan yang berkurang.
• Usia saat menopause dipengaruhi: keturunan,
kesehatan secara umum, dan pola hidup.
• Makin dini menarche à makin lambat menopause à
masa reproduksi lebih panjang; dan sebaliknya.

Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.


Menopause

• Terjadi gangguan vegetatif dan psikis.


• Gangguan neurovegetatif: hot flushes, keringat banyak,
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, berdebar-
debar, sulit bernafas, dan gangguan usus.
• Gangguan psikis: mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang, susah tidur.
The Stage of Reproductive Aging

Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. New York: McGraw-
Hill’s. 2008.
Jadi, jawabannya adalah
C. Peningkatan FSH
143. E. Abortus Septik
• Keywords:
• Nn. Dini 21 tahun
• Nyeri perut hebat di bagian bawah. Pasien sudah
tidak menstruasi sejak 2 bulan lalu.
• Takut hamil, minum obat sendiri, memasukkan alat-
alat tajam ke dalam vaginanya.
• PF suhu 38C, perineum tampak kebiruan, OUE
terbuka dan tampak stolsel (bekuan darah).

• Diagnosis?
Abortus Septik
• Abortus disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau
peritoneum.

• Sering ditemukan pada abortus inkomplit atau abortus


buatan, terutama yang kriminalis tanpa
memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis.

• Etiologi
• Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Proteus vulgaris,
Hemolytic streptococci dan Staphylococci
Abortus Septik
• Manifestasi klinis
• Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah
ditolong di luar rumah sakit.
• Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan dan sebagainya.
• Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat, perdarahan,
nyeri tekan dan leukositosis.
• Pada abortus septik dapat terjadi: kelihatan sakit berat, panas
tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun
sampai syok.

• Tatalaksana
• Kuretase + antibiotik
Abortus lainnya
Diagnosis Serviks Besar uterus Gejala lain Tatalaksana

Abortus Tertutup Sesuai dengan usia Uterus lunak Tirah baring


iminens kehamilan

Abortus Terbuka Sesuai dengan usia Uterus lunak Dilatasi dan


insipiens kehamilan Kuretase

Abortus Terbuka Lebih kecil dari usia Uterus lunak Dilatasi dan
inkomplit kehamilan Keluar jaringan Kuretase

Abortus Tertutup Lebih kecil dari usia Uterus kenyal Suportif


komplit kehamilan Keluar jaringan
Jadi, jawabannya adalah
E. Abortus septik
144. B. Progesterone only pill
• Keywords:
• Ny. Mini berusia 30 tahun konsultasi kontrasepsi oral.
• Riwayat post partum 4 minggu lalu, saat ini ibu ingin
menunda kehamilan dan
• Sedang menyusui secara eksklusif.

• Pil kontrasepsi apakah yang dapat digunakan?


Alat kontrasepsi
• Alamiah • Hormonal
• MAL • Pil à progestin dan
• Kalender kombinasi
• Coitus interuptus • Suntik à progestin
(3bulan) kombinasi
(1bulan)
• Penghalang • Implan
• Kondom
• Diafragma
• Kontap
• AKDR
• Tubektomi
• Vasektomi
Pemilihan kontrasepsi
Pada kasus

• Ingin konsultasi kontrasepsi oral


• Ibu sedang menyusui à hindari kontrasepsi mengandung esterogen
Pil kombinasi
• Monofasik
• Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon aktif
esterogen/progestin dalm dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif tapi berisi zat besi
• Bifasik
• Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon aktif esterogen
/ progestin dalam 2 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif tapi berisi zat besi
• Trifasik
• Pil yang terdiri dari 21 tablet mengandung hormon aktif esterogen
/ progestin dalam 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif tapi berisi zat besi
Jadi, jawabannya adalah
B. Progesterone only pill
145. B. Oligohidramnion
146. E. Sindrom Potter
• Keywords:
• Ny. Risya 31 tahun G2P1A0 Hamil 38 minggu.
• Pasien mengeluh nyeri pada perut setiap
merasakan gerakan janin.
• Keluar air – air dari jalan lahir disangkal
• USG: cairan amnion sekitar 420 ml

• Diagnosis?
• Yang terjadi pada janin?
Mekanisme Pengaturan Cairan Amnion

• Sampai usia 20 minggu cairan amnion terutama di


produksi melalui selaput amnion dan kulit janin
• Setelah 20 minggu ditentukan oleh produksi ginjal
dan pengambilan melalui saluran pencernaan
• Jumlah cairan amnion
• 20 minggu : 500 ml
• 34 minggu : 1000 ml
• Aterm : 800 – 900 ml
• 42 minggu : 350 ml
• 43 minggu : 250 ml

Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010


Oligohidramnion
• Definisi : suatu keadaan • Tanda dan Gejala :
dimana cairan amnion • Uterus dapat lebih kecil dari
usia kehamilan
kurang dari normal (sesuai • Nyeri yang dirasakan ibu saat
usia kehamilan) janin bergerak
• Bila ketuban pecah airnya
akan sedikit sekali
• Etiologi :
• Kelainan kongenital : kelainan
system kemih dan kelainan • Pemeriksaan Penunjang
kromosom (triploidi, trisomy
18 dan 13) • USG
• Pertumbuhan Janin
Terhambat
• Kehamilan postterm • Tatalaksana
• Insufisiensi plasenta • Tirah baring
• Obat – obatan : • Hidrasi
antiprostaglandin • Nutrisi adekuat
• Pemantauan kesejahteraan
janin
• Amnion infusion
• Induksi dan kelahiran
Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo 2010
Potter syndrome:
Gagal berkembangnya
ginjal pada janin,
biasa disebabkan
mutasi genetik

Penyebab utama
oligohidramnion
karena janin tidak
berkemih saat dalam
kandungan
Jadi, jawabannya adalah
B. Oligohidramnion
E. Sindrom Potter
147 E. Ampula
• Keywords:
- Ny. Tia 23 tahun perdarahan dari jalan lahir
- TD 100/80 N 100 R 20 S 36,5. Cavum douglas
menonjol. Nyeri goyang portio +

• Diagnosis: Kehamilan ektopik terganggu


• Letak terjadi masalah tersebut?
Kehamilan Ektopik Terganggu
• Kehamilan ektopik à kehamilan yang terjadi di luar
rahim (uterus)

• 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen


tuba Falopii, dengan 5% sisanya terdapat di
ovarium, rongga peritoneum atau di dalam serviks.

• KET à Ruptur di lokasi implantasi kehamilan à


perdarahan masif dan nyeri abdomen akut
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
KET
• Diagnosis Tatalaksana
• Perdarahan pervaginam • Tatalaksana Umum
dari bercak hingga
berjumlah sedang • Resusitasi cairan kristaloid
NaCl 0,9% atau Ringer
• Nyeri abdomen dan pelvisn Laktat (500 mL dalam 15
• Pucat menit pertama) atau 2 L
• Hipotensi dan hipovolemia dalam 2 jam pertama.
• Kesadaran menurun
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup
• Tatalaksana Khusus
• Kavum dougls menonjol • Laparotomi

• Penunjang
• USG
• Kuldosintesis à pungsi kavum
douglas
Lokasi tersering:
Tuba (95%) à ampula (55%), ismus
(25%), fimbria (17%), interstitialis (2%)
Ektopik lain (5%) à serviks, abdomen,
ovarium
Jadi, jawabannya adalah
E. Ampula
148. D. USG transvaginal
• Keywords:
• Ny. Tuti 28 tahun hamil 38 minggu
• Perdarahan berwarna merah segar dari
kemaluannya
• Masih merasakan adanya gerakan bayi
• Nyeri perabaan abdomen (-), OUE tertutup.

• Diagnosis : Plasenta Previa


• Apa pemeriksaan lanjutan yang terbaik ?
Plasenta Previa
• Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI) .
• Manifestasi klinis
• Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya
berulang darah biasanya berwarna merah segar.
• Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai
kelainan letak janin.
• Janin biasanya masih baik.
• Tatalaksana
• Suportif & terminasi kehamilan
DIAGNOSIS :
1. USG
a. Transvaginal à pilihan terbaik
b. Transabdominal
c. Transperineal
2. Jangan melakukan pemeriksaan servix (Vaginal Touche)

TATALAKSANA :
1. Stabilisasi hemodinamik
2. Pematangan paru pada bayi prematur
3. Operasi SC
Transvaginal sonography was compared with transabdominal sonography in 35
women with suspected placenta previa. The transvaginal sonographic technique
did not result in vaginal bleeding in any of the patients. The internal os and its
relationship to the location of the placenta were visualized by transvaginal
sonography in all patients, but only in 24 patients (69%) by transabdominal
sonography. Transvaginal sonography ruled out placenta previa in 13 cases
thought to be placenta previa by abdominal sonography. The transvaginal
diagnosis in these 13 patients was confirmed at delivery. Thirty-four of the 35
women have been delivered. The diagnosis at delivery confirmed the
transvaginal sonographic diagnosis in 29/34 cases and the transabdominal
diagnosis in 16/34. Transvaginal sonography did not predict the delivery diagnosis
in five patients who were erroneously believed to have placenta previa by both
sonographic techniques.

Ferine D, Fox HE et al. Vaginal ultrasound for diagnosis of placenta previa.


Am J Obstet Gynecol. 2008 Sep;159(3):566-9.
Pilihan Lain
A. USG transabdominal à sensitivitas 96-98%
C. USG transperineal à PPV 90%, NPV 100%
D. USG Doppler à u/ solusio plasenta
E. MRI à u/ solusio plasenta
Jadi, jawabannya adalah
D. USG transvaginal
149. B. Mastalgia
Keywords:
• Ny. Lisa baru saja melahirkan 1 minggu lalu
• Nyeri payudara 2 hari
• Suhu 370 C
• Payudara keras, permukaan rata, nyeri saat diraba
• Tidak ada gambaran kemerahan dan panas di
sekitar payudara
Diganosis? Mastalgia
Mastalgia
• Mastalgia (nyeri payudara)
• Lokalisir à kista atau infeksi
• Difus à fibrokistik akibat perubahan hormon

• Diagnosis
• Anamnesis: nyeri akut/ kronik, siklus menstruasi, gejala
mengarah pada kehmailan, pengunaan estrogen dan
progestin
• PF: perubahan kulit dan tanda infeksi

• Tatalaksana: NSAID/asetaminofen untuk mengurangi


nyeri

https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/breast-disorders/mastalgia
Pilihan Lain
A. Mastitis à peradangan pada mammae biasa
akibat putting lecet karena proses menyusui kurang
tepat
C. Abses mammae à terdapat pendulasi dan pus
D. Ca mammae à tidak nyeri, usia tua
E. FAM à terlokalisir, usia muda
Jadi, jawabannya adalah
B. Mastalgia
150. A. Mukus encer, suhu tubuh
naik
Keywords:
• Ny. Yasin usia 34 tahun sudah menikah selama 3
tahun dan belum memiliki keturunan.
• Dokternya meminta pasien memeriksa suhu tubuh
dan mukus vagina setiap pagi untuk mengetahui
masa subur.

• Yang diharapkan dari pemeriksaan pada masa


subur adalah…
Masa Subur

As the follicle grows and ripens more estrogen is produced, and the cervical mucus
changes to a cloudy, thinner, and a slightly stretchy type mucus. Fertility is high at
this time. Right before ovulation, the follicle is at its largest and produces the most
estrogen, cervical mucus at this time is very clear, stretchy, watery, and slippery (like
egg white). The cervix is also very soft, and the opening widens. Cervical mucus
pours out from the cervical opening. The woman is at the peak of her fertility at
this time

http://nfp.marquette.edu/monitor_cervical_mucus.php
Jadi, jawabannya adalah
A. Mukus encer, suhu tubuh naik
151 E. Gandum dan beras merah

• Keywords:
- Sering terbangun malam hari untuk kencing
- Lingkar perut 106 cm, BB = 78 kg dengan TB= 160
cm.
- GDP 200 mg/ dl , kolestrol 280 mg/dL.
- Diet yg disarankan dokter adalah rendah kalori,
rendah lemak, dan karbohidrat komplex.

• Menu yang tepat? Gandum dan beras merah


Pilihan Lain
• A. Susu kental manis à banyak gula (termasuk
karbohidrat simpleks) jadi perlu dibatasi
• B. Ikan dan udang à udang tinggi kolesterol perlu
dibatasi
• C. Jus buah dan sayur
• D. Kuning telur dan jeroan à batasi
Jadi, menu yang tepat
adalah
E. Gandum dan beras
merah
152 D. Menghambat iodine coupling

• Keywords:
- Berat badan berkurang drastis, jantung terasa
berdebar, dan produksi keringat berlebihan.
- Dokter memberikan resep obat berupa karbimazol.

• Cara kerja ? Menghambat iodine coupling


Sumber: Goodman & Gilman
Pilihan Lain
• A. Menghambat konversi T4 dan T3 di perifer à
PTU
• B. Menghancurkan T4 à tidak ada
• C. Meningkatkan degradasi T4 à tidak ada
• E. Menghambat ikatan TSH pada kelenjar tiroid à
tidak ada
Jadi, cara kerjanya adalah
D. Menghambat iodine
coupling
153 E. Modifikasi gaya hidup:
diet restriksi kalori, rendah garam (DASH),
dan aktivitas fisik
• Keywords:
- Nyeri tengkuk
- Riwayat penyakit lain (-)
- TD 150/90 mmHg, BB 85 kg, TB 165 cm, lingkar perut
105 cm.
- Kolesterol total 250 mg/dL; HDL 35 mg/dL; LDL 200
mg/dL; GDP 95 mg/dl; GD2PP 170mg/dl.

• Tatalaksana ?
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
Sindrom Metabolik
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular
dan DM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan
HDL rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi

Sumber: Harrison’s 19th ed


Kriteria Sindrom Metabolik Sumber: Harrison’s 19th ed

Pada kolom sebelah kanan, cut off lingkar perut berbeda-beda antarras
Kadar Kategori
trigliserida
< 150 mg/dL Normal
150 – 199 Borderline
mg/dL high
200 – 499 High
mg/dL
> 500 mg/dL Very high

Sumber:
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/art
icle/003493.htm
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazin
e/issues/summer12/articles/summer12pg6-
7.html
Tatalaksana

• Sebelum memberikan tatalaksana farmakologi à perubahan gaya


hidup dan perilaku
• Obesitas merupakan asal muasal sindrom metabolic à penurunan BB
krusial!
• Restriksi kalori untuk menurunkan BB awal
• Aktivitas fisik untuk mempertahankan BB ideal
• Tidak boleh turun BB dengan drastis
• Dislipidemia: terutama utk ↓ LDL à First line: STATIN
• Statin poten (atorvastatin dan rosuvastatin) juga ↓ trigliserida
• Jika belum ↓ bisa ditambahkan ezetimibe (penghambat absorpsi kolesterol)
• Gol fibrat: jika LDL dan trigliserida ↑ (fenofibrat)
• HATI2 Kolestiramin bisa ↑ trigliserida

Sumber: Harrison’s 19th ed


Tatalaksana
• Hipertensi:
• First line: ACE-inhibitor atau angiotensin-II receptor
blocker
• Jangan lupa: restriksi sodium, perbanyak serat.
• Gula darah puasa terganggu
• Modifikasi gaya hidup: ↓ BB dan restriksi lemak
• Metformin
• Resistensi insulin:
• Biguanida (metformin) dan tiazolidinedion

Sumber: Harrison’s 19th ed


Jadi, tatalaksananya adalah
E. Modifikasi gaya hidup:
diet restriksi kalori, rendah
garam (DASH), dan aktivitas
fisik
154 A. TSH

• Keywords:
- Penurunan BB, berkeringat, berdebar-debar dan
nafsu makan meningkat
- Eksoftalmus, tremor, dan benjolan difus pada leher
yang bergerak saat menelan.
- TSH 0,02mIU/L dan T4 194 mcg/dL

• Pemeriksaan paling sensitif ? TSH


• ANALISIS
• TSH merupakan pemeriksaan awal untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan tiroid
• fT4 dan/atau fT3 untuk memastikan & menilai
derajat hipertiroid/hipotiroid.
• fT4 dan/atau fT3 juga digunakan untuk evaluasi
terapi tiroid, karena kadar TSH tidak dapat segera
kembali normal.
Jadi, yang paling sensitif
adalah
A. TSH
155 A. Propanolol

• Keywords:
- penderita DM datang dengan penurunan kesadaran
- GDS 60 mg/dl

• Obat antihipertensi yang menyamarkan tanda


klinis hipoglikemia ? Propanolol
Hipoglikemia
Tanda dan Gejala Hipoglikemia
• Whipple’s triad:
• Gejala yang menandakan • Manifestasi neuroglikopenia:
hipoglikemia • Perubahan perilaku
• Konsentrasi gula darah yang • Kebingungan, lemah
rendah (diukur secara presisi)
• Gejala tersebut hilang setelah • Kejang, penurunan kesadaran
kadar gula darah meningkat
• Manifestasi otonom = gejala adrenergic
• Tiga penyebab hipoglikemia dan kolinergik
paling sering:
• Obat antidiabetes: insulin • Palpitasi, tremor, ansietas (adrenergic)
dan sulfonylurea • Berkeringat, rasa lapar, dan kesemutan
• Alkohol (kolinergik)
• Penyakit kritis: gagal hepar, • Keringat dingin
ginjal, jantung; sepsis
• Pucat
Sumber: Harrison’s 19th ed
Propranolol dan Hipoglikemia
• Propranolol merupakan beta-bloker non-selektif
• Merupakan obat antihipertensi yang menurunkan
TD dengan cara menurunkan cardiac output.
• Efek samping potensial:
• Depresi, rasa lelah, disfungsi seks, ekstremitas dingin
• Menurunkan sensitivitas insulin à resistensi insulin
• Efek negative terhadap metabolism lipid à kontroversi
antarstudi; sebagian besar: beta bloker menyebakan
dyslipidemia (↑ TGA dan HCL)
• Efek masking hipoglikemia yang responsnya
diperantarai reseptor beta-adrenergik
Curr Med Res Opin 2010; 26:615–29
• Hipoglikemia berat; pasien tidak sadar
• Ada akses IV: D40 2 fl (50 cc) diberikan
• Secara simultan: infus D10 1 kolf / 6 jam
• Lakukan pemeriksaan GDS untuk memantau kadar gula
darah setelahnya
• Monitoring gula darah/1 – 2 jam untuk
mengantisipasi hipoglikemia berulang
Jadi, obatnya adalah
A. Propanolol
156 C. Diminum 15 menit
sebelum makan
• Keywords:
- Kontrol penyakit DM
- HbA1c 8,5 %
- Dokter kemudian menambahkan obat golongan
sulfonilurea, yakni glibenklamid.

• Cara pemberian ? Diminum 15 menit sebelum


makan
Pilihan Lain
• A. Diminum bersamaan dengan suapan pertama
makanan à cara pemberian akarbosa
• B. Diminum 15 menit setelah makan
• D. Diminum bersamaan dengan vitamin C
• E. Diminum bersamaan dengan antasida
Jadi, cara pemberiannya
adalah
C. Diminum 15 menit
sebelum makan
157 E. Kadar obat di plasma menurun

• Keywords:
- Pasien didiagnosis sebagai hipotiroid ringan dan
sudah diberi obat levotiroksin
- Saat ini sedang hamil

• Interaksi?
Kadar obat di plasma menurun
Levotiroksin diberikan saat perut
kosong untuk meningkatkan absorpsi.
Hamil à TBG meningkat à levotiroksin
banyak terikat à kadar fT4 <<
Maka, dosis perlu ditingkatkan
Pilihan Lain
• A. Ekskresi levotiroksin menjadi menurun
• B. Ekskresi levotiroksin menjadi meningkat
• C. Absorpsi levotiroksin menjadi berkurang à bila
diberikan bersama makanan, atau diberikan
bersama kedelai, kopi
• D. Absorpsi levotiroksin meningkat à bila diberikan
saat perut kosong.
Jadi, interaksinya adalah
E. Kadar obat di plasma
menurun
158 A. Defisiensi insulin absolut
• Keywords:
- Pasien 18 tahun sesak
- Nafas cepat dan dalam
- Nafas berbau aseton
- Riwayat DM sejak kecil.

• Penyebab ? Defisiensi insulin


Diabetes Mellitus
• Terjadi akibat destruksi sel beta Tipe 1
pankreas → defisiensi
insulin absolut Tanda
• Suseptibilitas genetic + stimulus • Sangat kurus/malnutrisi
lingkungan/infeksi → inisiasi proses &Tanda dehidrasi
autoimun → destruksi massa sel
beta pankreas • Tanda komplikasi DM:
• Onset biasanya < 20 tahun, • Palingsering: retinopati
tetapi bisa kapan saja diabetikum

Gejala Diagnosis
• Hiperglikemia: Glikosuria → Diuresis • Gula darah: GDS, GDP,
osmotic → polyuria + nokturia → HbA1c
dehidrasi → polydipsia dan rasa
haus
• Keton urin: starvation state,
jika + kemungkinan DKA ↑
• Penurunan BBe.c. ↑ gluconeogenesis
• Malaise nonspesifik
Sumber: Harrison’s 19th ed
• Tanda dan gejala ketoasidosis emedicine.medscape.com/article/919999-workup#c10
Diabetes Care. 2015;38(suppl 1):S1-S93
Tatalaksana KAD
• Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 • Kalium
L/jam • Pastikan fungsi ginjal baik:
diuresis min50ml/jam
• Tentukan status hidrasi • > 5,2 mEq/L → tidak perlu
• Dehidrasi berat: lanjutkan IV fluid kalium tambahan
sampai tertangani, tunda
pemeriksaan Na • > 3,3 – 5,2 mEq/L → 20 – 30
• Dehidrasi ringan: lanjutkan IV fluid,
mEq/L → target K+ 4 – 5 mEq/L
periksa Na → tentukan ulang • HCO3-
jenis cairan IV berdasarkan hasil
Na • pH > 6,9 : tidak perlu HCO3
• pH < 6,9 : larutkan 100 mEq
• Insulin: ditambahkan 1-2 jam HCO3 dalam 400 mL IV fluidyang
setelah IV fluid mengandung 20 mEq K+ → IV
• Bolus 0,1 U/kg, lanjutkan dengan drip 200 ml/jam
• IV drip 0,1 U/kg/jam Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN.
• Target: kadar glukosa serum ↓ 10% Hyp erglycemiccrisis in adultpatientswithdiabetes.
Diabetes Care. 2009;32(7):1339. Copyright2009
dalam 1 jam pertama American DiabetesAssociation.
Pilihan Lain
• B. Resistensi insulin à mekanisme sindroma metabolik
dan DM tipe 2
• C. Peningkatan glukagon
• D. Peningkatan insulin à mekanisme
keganasan pankreas
• E. Penurunan glukoneogenesis
Jadi, etiologinya adalah
A. Defisiensi insulin
absolut
159 E. HSV tipe 2

• Keywords:
- Bintil-bintil berisi cairan di sekitar kemaluan.
- Vesikel multipel
- Riwayat seksual aktif (+)

• Etiologi ? HSV tipe 2


Herpes simpleks
• Infeksi HSV yang menyebabkan lenting lokal
• HSV 1 à perioral
• HSV 2 à genital
• Infeksi HSV-1 primer: terutama di bayi dan anak-
anak
• Gingivostomatitis: vesikel → pecah → ulkus pada
lidah, tenggorokan, palatum, dan mukosa buccal
• Demam
• Limfadenopati dengan nyeri
• Tatalaksana:
• Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari
• Valasiklovir 3 x 1 g selama 7 hari
Herpes simpleks genital (HG)
• Etiologi: Herpes simplex virus tipe 2 (lebih sering)
• Dapat rekuren karena dorman di ganglia dorsalis
medulla spinalis
• Klasifikasi klinis:
• HG episode pertama lesi primer
• HG episode pertama lesi non-primer
• HG rekuren
• HG asimptomatik
Sumber: Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
HG episode pertama, primer HG episode pertama, non-primer
(pemeriksaan serologi HSV negatif) (pasien dengan serologi HSV yang
• Vesikel à erosi à ulkus sudah positif)
• Berkelompok, dasar eritematosa, Pernah terinfeksi HSV jenis apapun
nyeri (+) sebelumnya
• Paling sering: ulkus berkrusta • Efluoresensi = primer
• Pembentukan lesi: 10 hari
• Jumlah lebih sedikit dan ringan
• Mulai masa konvalesens di hari ke
12 hingga 21 • Mulai masa konvalesens di hari
• Gejala tambahan: ke 10 hingga 14
• Disuria, keputihan • Gejala tambahan: jarang
• Keluhan sistemik (prodromal)

Sumber: Panduan
pelayanan medis
PERDOSKI 2011
HG rekuren
HG asimptomatik
• Lesi dapat berupa: Vesikel à
erosi à ulkus • Tidak ada gejala
• Jumlah lbh sedikit, lbh ringan • Serologi antibodi herpes
• Lokasi = lesi primer positif
sebelumnya, unilateral
Predileksi: penis, vulva, anus,
bokong
• Menghilang dlm 5 hari
• Gejala tambahan:
Parestesia sblm lesi muncul

Sumber: Panduan pelayanan medis


PERDOSKI 2011
HG episode pertama (lesi inisial):
primer dan non-primer Tatalaksana
• Medikamentosa HG rekuren
• Analgetik, kompres DAN
Antivirus (pilih salah satu) • Medikamentosa
• Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 – • Analgetik, kompres DAN
10 hari Antivirus (pilih salah satu)
• Asiklovir 3 x 400 mg selama 7 – 10
hari • HANYA utk keluhan yg berat:
• Valasiklovir 2 x 500 – 1000 mg regimen dosis = HG episode
selama 7 – 10 hari pertama, durasi 5 hari
• Famsiklovir 3 x 250 mg selama 7 – • ATAU REKUREN > 6x/tahun: terapi
10 hari antivirus supresif
• Edukasi Asiklovir 2 x 400 mg/hari atau
• Abstinensi dari hubungan seksual Valasiklovir 1 x 500 mg/hari atau
• Potensi sudah dan akan Famsiklovir 2 x 250 mg/hari
menularkan ke pasangan seksual
Sumber: Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Pilihan Lain
• A. Virus varisela à penyebab cacar air
• B. Paramyxovirus à penyebab mumps (parotitis
viral)
• C. Virus pox à penyebab moluskum kontagiosum
• D. HSV tipe 1 à penyebab herpes simpleks perioral
Jadi, etiologinya adalah
E. HSV tipe 2
160 B. Tanda Auspitz
• Keywords:
- Bercak kemerahan pada siku, lutut, dan bokong
- Muncul juga banyak ketombe di kepala.
- Makula eritema dilapisi skuama yang tebal berlapis
seperti mika

• Tanda khas ? Tanda Auspitz


Psoriasis
• Disebabkan oleh autoimun, kronik – residif
• Bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama kasar berlapis-lapis dan transparan, gatal
ringan, piting nail, kelainan sendi
• 3 tanda:
• Fenomena tetesan lilin (khas)à skuama berubah jadi putih dengan goresan
• Fenomena auspitz (khas)à bila skuama dikerok maka akan memperlihatkan gambaran bintik-
bintik perdarahan
• Fenomena kobnerà trauma pada lokasi tubuh lain dapat menimbulkan kelainan sama

• PENUNJANG : BIOPSI histopatologi à gambaran hiperkeratosis dan papilomatosis (meskipun secara


klinis diagnosis bisa ditegakkan)

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
Pilihan Lain
• A. Tanda Koebner à bisa dijumpai pada kasus
veruka vulgaris
• C. Alergic shiner à pada rinitis alergi
• D. Tanda Nikolski à menunjukkan epidermolisis
• E. Target sign à pada alergi obat eritema multiform
Jadi, tanda khasnya adalah
B. Tanda Auspitz
161 C. Simptomatik + vitamin A

• Keywords:
- Demam sejak 3 hari
- Ruam kemerahan dengan batas tidak tegas di
belakang telinga disertai dengan konjungtivitis.
Bercak koplik (+).

• Tatalaksana ? Simtomatik + vitamin A


Penegakan Diagnosis
• Anak-anak yang belum
menerima vaksin campak sama
sekali atau melengkapi dosis
vaksinasi booster pada usia 5 –
6 tahun = rentan terinfeksi
campak.
• Airborne spread dan sangat
infeksius.
• Paling sering penularan pada
setting sekolah, rumah sakit,
tempat praktik dokter.
• Terapi suportif
• Analgesik
• Vit A 50.000 IU (< 6 bln);
100.000 IU (6 – 11 bln);
200.000 IU (1 – 5 thn)
Natural History of Disease • Fase eksantema
• Fase prodromal • Hari ke-4 dan 5
• Gejala awal: demam dan • Gejala sebelum: puncak.
letargi • Pertama kali: Wajah
dan/atau batang tubuh à
• Batuk, rhinorrhea, bersin, ekstremitas.
konjungtivitis
• Fase konvalesens
• Memburuk dlm 4 hari
• Hari ke-7 s.d. 9: demam mulai
pertama reda
• Bercak Koplik: • Ruam: lesi hiperpigmentasi yg
patognomik menetap hingga 2 minggu.

• Darah perifer lengkap: Leukopenia Limfopenia


• Serologi: IgM
• PCR
Jadi, tatalaksananya adalah
C. Simptomatik + vitamin
A
162 C. Salep betametason

• Keywords:
- Keluhan bercak kehitaman pada kaki kanan
- Gatal bertambah berat saat malam hari
- Lesi berukuran numular berupa papul
hiperpigmentasi multipel yang berkonfluensi,
disertai likenifikasi, skuama halus, dan ekskoriasi.
Relief kulit terlihat jelas.

• Tatalaksana ? Salep betametason


Liken Simpleks Kronik
• = neurodermatitis sirkumskripta
• Peradangan kulit kronik, berbatas tegas (sirkumskripta),
gatal, dengan likenifikasi (kulit tebal + garis kulit tampak
jelas)
• Biasanya dewasa, 30 – 50 tahun
• Berhubungan dengan ansietas dan gangguan obsesif-
kompulsif
• Lesi terjadi akibat garukan dan gesekan repetitif. Gatal pada
awalnya dapat terjadi karena:
• Dermatitis atopi
• Dermatitis kontak
• Dermatitis statis
• Psoriasis http://www.dermnetnz.org/dermatitis/lichen-simplex.html
Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI 2011
• Plak biasanya soiter, berbatas tegas, seringkali
berbentuk linear atau oval.
• Lesi awal: eritema, edema, atau papul eritemtosa
berkonfluensi
• Sangat gatal à bekas garukan (+)
• Garis kulit tampak sangat jelas, kulit menebal à
leathery induration
• Permukaan kulit kering dan bersisik
• Pigmentasi
• Predileksi:
• Bagian belakan leher/kulit kepala
• Alat kelamin
• Pergelangan tangan dan lengan bawah
• Tungkai bawah

http://www.dermnetnz.org/dermatitis/lichen-simplex.html
Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI 2011
Pengobatak LSK
• Tujuan: menghambat siklus gatal-garuk
• Steroid topical potensi kuat à bisa ditambah penutup
yang impermeable utk ↑ penetrasi atau dikombinasi
tar/emolien
• Dilanjutkan sampai plak hilang à biasanya 4 –6 minggu
• Ditambah tar à “menipiskan kulit”
• Emolien à melembabkan kulit à ↓ gatal
• Injeksi kortikosteroid intralesi (Triamcinolone
acetonide) setiap 4 – 6 minggu
• Antihistamin sedative (hidroksizin) atau antidepresan
TCA (doxepin) pada malam hari à membantu tidur
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/lichen-simplex.html
Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI 2011
Pilihan Lain
• A. Bedak salisil
• B. Krim hidrokortison à penetrasi lemah
• D. Kompres rivanol
• E. Fototerapi
Jadi, tatalaksananya adalah
C. Salep betametason
163 C. Brugia timori

• Keywords:
- Kaki kiri membengkak
- Keluhan serupa pada masyarakat sekitar
- Mikrofilaria dengan sarung berwarna pucat dan
ukuran ruang kepala 3 :1

• Penyebab ? Brugia timori


Pilihan Lain
• A. Wuchereria bancrofti à ukuran ruang kepala 1:1
• B. Brugia malayi à warna sarung merah, ukuran
ruang kepala 2:1
• D. Ancylostoma braziliense
• E. Sarcoptes scabiei
Jadi, penyebabnya adalah
C. Brugia timori
164 A. Tinea pedis
• Keywords:
- Gatal di sela jari kaki ke 2 dan 3
- Selalu memakai sepatu boots
- Skuama, erosi, dan eritema di interdigiti 2 dan 3
kedua kaki
- KOH : arthrospora dan hifa

• Diagnosis ? Tinea pedis


Pilihan Lain

C. Tinea unguium

B. Paronikia

E. Onikomikosis candida
Jadi, diagnosisnya adalah
A. Tinea pedis
165 B. 3240 cc RL dalam 6 jam
pertama + 3240 cc dalam 16 jam
berikutnya
• Keywords:
- Luka bakar pada seluruh lengan kanan dan kirinya dan
dada
- Bula dengan jaringan berwarna kemerahan, disertai
dengan nyeri yang hebat
- Berat badan pasien = 60 kg
- Onset terbakar hingga mendapat pertolongan medis: 2
jam

• Cara pemberian cairan? 3240 cc RL dalam 6 jam


pertama + 3240 cc dalam 16 jam berikutnya
Luas luka bakar

• Rule of nine (anak dan


dewasa berbeda)
• Palmar method
• Analisis :
- Seluruh dada = 9 %
- Seluruh lengan kanan =
9 %
- Seluruh lengan kiri = 9
%
• 27 x 4 x 60 = 6480 cc
• Dalam 8 jam pertama:
3240 cc
• Dalam 16 jam berikut:
3240 cc

Onset terbakar 2 jam à


cairan resusitasi diberikan
(8 – 2 jam) = 6 jam
pertama 3240 cc,
dilanjutkan 16 jam
sisanya 3240 cc
Jadi, cara pemberiannya
adalah
B. 3240 cc RL dalam 6 jam
pertama + 3240 cc dalam
16 jam berikutnya
166 B. Dermatitis numularis
• Keywords:
- Bercak kemerahan pada tungkai bawah
- Rasa gatal
- Lesi makula eritema , berbentuk koin, dengan
skuama merata.

• Diagnosis ? Dermatitis numularis


Pilihan Lain
A. Tinea versikolor

C. Dermatitis atopic

E. Tinea kruris

D. Eritrasma
Jadi, diagnosisnya adalah
B. Dermatitis numularis
167 A. Selenium sulfida
• Keywords:
- Gatal pada punggung yang bertambah ketika
berkeringat
- Makula hipopigmentasi multipel dengan skuama
halus di atasnya
- Gambaran meatball and spageti

• Pilihan utama terapi ? Selenium sulfida


Pitiriasis versikolor
• Disebabkan oleh Malasezia furfur
• Berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai coklat hitam
terutama meliputi badan dengan skuama halus.
• Pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan
• Kerokan kulit dengan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan
spora bulat berkelompok (spageti and meatball appearance)
• Pengobatan: suspensi selenium sulfida (selsun) 1,8% dipakai sebagai
shampo atau sampo ketoconazole 2%
• Cara pemakaian: dioleskan seluruh badan, lengan dan tungkai à
biarkan 10 – 15 menit à dicuci
• 2-3 kali seminggu; selama 2 – 4 minggu

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Dermatomikosis superfisialis | PEDOSKI 2004
Pilihan Lain
• B. Griseofulvin à untuk Tinea kapitis
• C. Terbinafin
• D. Itrakonazol
• E. Amfoterisin B
Jadi, pilihan utamanya
adalah
A. Selenium sulfida
168 C. Veruka vulgaris

• Keywords:
- Benjolan pada jari-jari tangannya setelah bermain
ikan
- Massa keabuan dan tidak rata

• Diagnosis ? Veruka vulgaris


Veruka Vulgaris

• KUTIL terutama di reg ekstremitas (ekstensor)


• Bulat, abu-abu, permukaan kasar (verukosa)
• Pengobatan:
• Bedah kaustik: larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat
50%, fenol likuifaktum
• Bedah beku: CO2, N2, N2O
• Bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah laser

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


FKUI
Pilihan Lain

E. Kalus

A. Moluskum kontagiosum

B. Kondiloma akuminata
Jadi, diagnosisnya adalah
C. Veruka vulgaris
169 A. Tzank smear

• Keywords:
- Bintil-bintil berisi air di
seluruh badan, tangan,
dan kaki sejak 3 hari lalu
- Vesikel, pustul, multipel
tersebar generalisata,
gambaran vesikel
menyerupai tetesan
embun.

• Penunjang ? Tzank smear


Pilihan Lain

C. Pewarnaan KOH

B. Pewarnaan gram

E. Pewarnaan BTA
D. Pewarnaan tinta India
à Pada jamur kriptokokus
Jadi, penunjangnya adalah
A. Tzank smear
170 C. Benzatin Penisilin 2,4 juta
unit IM dosis tunggal
• Keywords:
• Luka muncul di kemaluan
• Hubungan seksual berganti pasangan
• Ulkus soliter berukuran antara 1-2 cm dengan dasar
yang bersih, indurasi (+)

• Tatalaksana terbaik ? Benzatin Penisilin 2,4 juta


unit IM dosis tunggal
stadium II (sekunder)

Stadium • 6 – 8 minggu setelah S I


• S II dini v.s. laten:
Sifilis stadium I (primer) • Dini = distribusi lesi kulit generalisata
• Masa inkubasi: 2 – 4 minggu • Laten = setempat-setempat
• Papul à erosi à ULKUS • Variasi lesi kulit:
• Bulat, soliter • Roseola sifilitika
• Dasar jaringan granulasi, • Papul à papuloskuamosa
bersih
• Dinding tidak bergaung • Pustul: paling jarang
• Tidak ada tanda inflamasi
Stadium laten lanjut
• Indurasi à ulkus durum
• Sembuh sendiri 3 – 1 0 • Tidak menular dan asimptomatik
minggu Sifilis tersier
• Sistemik: berupa destruksi
jaringan akibat guma
http://www.cdc
.gov/std/tg2015
/syphilis.htm
Jadi, terapi utamanya
adalah
C. Benzatin Penisilin 2,4
juta unit IM dosis tunggal
171 D. Keratosis seboroik
• Keywords:
- Bercak kecokelatan pada pipi kanan
- Menjadi lebih menonjol dan berwarna lebih gelap.
- Papul hiperpigmentasi, tidak mudah berdarah,
berbatas tegas, permukaan verukosa, dengan
perabaan kenyal.

• Diagnosis ? Keratosis seboroik


Keratosis Seboroik

• Proliferasi sel epidermis dengan atau tanpa pigmentasi.


Berkaitan dengan proses aging --> ditemukan + 90% usia >
64 tahun
• Area predileksi: • Tatalaksana
• Batang tubuh • Bedah listrik
• Punggung tangan • Bedah beku
• Wajah dan leher • Bedah laser
• Manifestasi klinis:
• Awalnya biasanya makula kecoklatan berbatas tegas
• Berkembang menjadi papul/nodul dengan permukaan verukosa,
lebih terpigmentasi.
• Folikel rambut sekitar lesi tidak berkembang

Sumber : Medscape; Panduan pelayanan medis PERDOSKI 2011


Pilihan Lain

• A. Nevus melanositik à makula hiperpigmentasi


(biasanya warna nyaris hitam), tidak terbatas pada area
yg terpapar sinar UV, tidak berhubungan dengan
penuaan. Permukaan rata.
• B. Melanoma maligna àada progresi (bertambah luas
dalam waktu singkat), warna beragam, tepi ireguler,
batas tidak jelas
• C. Karsinoma sel basal à destruktif lokal, berupa ulkus
yang dasarnya perdarahan
• E. Karsinoma sel skuamosa à penonjolan dengan ulkus
yang berkembang dari luka yang tidak kunjung sembuh.
Skuama (+)
D. Keratosis seboroik
172 D. Dermatitis stasis

• Keywords:
- Tungkai bawah kiri semakin bengkak
- Makula eritema soliter berukuran plakat, dengan
hiperpigmentasi di sekitarnya, nyeri tekan (+).
- Riwayat berdiri lama (+).

• Diagnosis ? Dermatitis stasis


Dermatitis stasis
Sekuele dari Insufisiensi vena kronik
• Gatal di tungkai bawah
• Hiperpigmentasi
cokelat kemerahan à
tanda awal
• Sering terjadi di
maleolus medial
• Edema dependen à
bila disanggah, akan
menghilang.
Tatalaksana
• Stocking kompresi à hindari bila ada gangguan
arteri
• Topikal steroid à triamsinolon 0,1% salep untuk
mengurangi gatal
• Sistemik à pentoksifilin (kontroversial)
• Ligasi pembuluh darah
• Pencegahan infeksi

Emedicine.com
Jadi, diagnosisnya adalah
D. Dermatitis stasis
173 B. Eosinofilia
• Keywords:
- Keluhan gatal dan kemerahan pada tubuhnya.
- Lesi eritroskuamosa pada kedua pipi, lipat siku, dan
lipat paha.

• Hasil lab ? Eosinophilia


Inflamasi kulit kronis dan residif Dermatitis Atopi
Tampilan klinis
• Gejala utamanya adalah gatal, kulit
kering, dan tanda radang (terutama
eritema)
• Bentuknya polimorfik, bergantung
pada fase:
• Akut
• Subakut
• Kronis
• Area predileksi berbeda pada
kelompok usia berbeda
• Lebih sering pada bayi dan anak
• Sering disertai rinitis alergi dan asma
(riwayat atopi) à pada diri sendiri
maupun keluarga
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan
pelayanan medis PERDOSKI 2011
Penunjang
• No biomarker for the diagnosis of atopic dermatitis
(AD) is known. Laboratory testing is seldom necessary.
• A complete blood cell count for thrombocytopenia
helps exclude Wiskott-Aldrich syndrome, and testing to
rule out other immunodeficiencies may be helpful. This
also helps identify peripheral eosinophilia, which may
help to support the diagnosis.
• An increasing serum IgE level can be helpful to support
the diagnosis.
• Scraping to exclude tinea corporis is occasionally
helpful.
Emedicine.com
Klasifikasi Dermatitis Atopi
• Dermatitis atopi tipe infantil (2 bulan - 2 tahun)
– Lesi akut: Eritema dengan papul dan vesikel yang halus, eksudatif
(basah) à menjadi krusta
– Predileksi: pipi, leher, ekstremitas sisi ekstensor

• Dermatitis atopi tipe anak (2 – 12 tahun)


– Lesi subakut – kronis: Lesi lebih kering, papuler, ada sedikit
likenifikasi dan skuama. Ekskoriasi dan erosi tampak prominen
– Predileksi: lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor à
dapat meluas.

• Dermatitis atopi emaja dan dewasa (> 12 tahun)


– Lesi kronis: Plak papular eritematosa dengan likenifikasi yang lebih
jelas; hiperpigmentasi dan hyperkeratosis (skuama)
– Predileksi: ekstensor ekstremitas dan tengkuk Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Tatalaksana dermatitis atopik
• Nonmedikamentosa • Medikamentosa: Terapi topical
• Hindari faktor • Steroid topical
pencetus! Anak: potensi lemah s.d. sedang
• Menjaga kelembaban (kompres dulu untuk lesi basah)
kulit dengan Dewasa: potensi sedang s.d. kuat
menggunakan sabun pH • Inhibitor kalsineurin: pimekrolimus
netral, hindari cream 1%; tacrolimus oint 0,03%;
antiseptic tacrolimus oint 0,1%
• Stress management • Emolien: Pelembab dengan krim hidrofilik
urea 10%; pakai emolien 4x/hari yang kaya
yang baik seramida
• Medikamentosa: Prinsip • Lainnya: wet dressing untuk lesi
• Mengurangi gatal kronik refrakter; ter untuk lesi
• Menekan inflamasi
likenifikasi; fototerapi untuk lesi luas
• Menjaga kelembaban kulit
dan refrakter

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Jadi, hasil yang diharapkan
adalah
B. Eosinophilia
174 E. Nevus pigmentosus
• Keywords:
- Timbul bercak kecokelatan pada lengan bagian
bawah
- Makula kecokelatan tunggal, berukuran 0,5 cm,
distribusi warna merata, batas tegas dan reguler.
- Sel melanosit dalam jumlah banyak yang
terakumulasi di area tautan dermo-epidermal-
junction.

• Diagnosis ? Nevus pigmentosus


Nevus pigmentosus
• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• Skema klasifikasi
• Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s. didapat
(acquired)
• Berdasarkan gambaran histopatologi dan dermatoskopi
• Berdasarkan karakteristik klinis nevi à nevus atipikal

http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
Junctional naevus Dermal naevus Compound naevus Combined naevus

Kelompok sel nevus Kelompok sel nevi di Kelompok sel nevi ada di Satu lesi terdiri dari dua
pada perbatasan antara lapisan dermis. Berupa perbatasan dermis- jenis nevus yang
dermis dan epidermis. papul, plak, atau nodul epidermis, juga di berbeda– biasanya blue
Permukaan rata. yang bertangkai. dermis. Di bagian tengah naevus dan compound
Permukaan dapat terdapat area yang naevus.
papilomatosa maupun menonjol, sementara
halus. sekitarnya rata dengan
kulit

http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
A. Melasma à peningkatan jumlah melanin

C. Melanoma maligna D. Pitiriasis versicolor


à Bercak ABCDE à Bisa berupa hipopigmentasi
maupun hiperpigmentasi
Jadi, diagnosisnya adalah
E. Nevus pigmentosus
175 D. Griseofulvin
• Keywords:
- Rambut rontok + gatal kepala
- Makula dengan skuama halus di atasnya.
- Rambut yang tersisa berwarna keabuan.

• Tatalaksana? Griseofulvin
Tinea Kapitis - Klasifikasi

Grey patch ringworm Kerion Black dot ringworm


• Papul eritem sekitar • Folikulitis à kerion
batang rambut à melebar • Rambut rapuh dan
dan bersisik • Kerion = benjolan lunak, patah à tepat pada
• Rambut abu2 dan mudah pus (+), “basah” muara folikel à
patah
• Gatal (+) sakit (+) gambaran bintik hitam
• Alopecia (+) gatal (+) Alopecia (+) “black dot”
• Lampu wood + warna • Demam &
hijau limfadenopati (+)

Sumber: Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004; Fitzpatrick Dermatology


Tinea kapitis: Pemeriksaan
Penunjang
• Pemeriksaan penunjang: Wood’s lamp
Fluorsensi kehijauan: Microsporum canis, M. audoinii, M. ferrugineum
(penyebab grey patch ringworm)
• Untuk pemeriksaan penunjang KOH digunakan kerokan kulit kepala dan rambut
sebagai bahan pemeriksaan.
• Kerokan kulit: artrospora dan hifa panjang bersekat
• Rambut: artospora
• Pemeriksaan sediaan dengan KOH:
– 10% untuk rambut
– 20% untuk kulit dan kuku
• Kultur: tidak rutin dilakukan. Jika dilakukan, media kultur = agar Sabouraud’s

Sumber: Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004


Tinea kapitis: Tatalaksana
• Prinsip: Pengobatan oral paling efektif
• Griseofulvin
• 500mg-1 gram untuk orang dewasa dibagi 4 dosis
• Dosis anak: 15-25 mg/kg
• Lama pengobatan 6 – 8 minggu (minimal!) s.d. 3 – 4 bulan
• Kontraindikasi pada kehamilan
• Ketokonazol: 3,3 – 6,6 mg/kg selama 3 – 6 minggu
• Itrakonazol: 100mg/hari selama 5 minggu
• Terbinafin: 62,5 – 250 mg/hari selama 6 minggu atau 3 – 6 mg/kg/hari selama 4
minggu
• Pengobatan tambahan: sampo diberikan minimal 3x/minggu, didiamkan
minimal 5 menit sebelum dibilas
• Sampo ketoconazole 2%
• Sampo selenium sulfide 2,5%
Sumber: Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004
Pilihan Lain
• A. Nistatin à untuk kandidiasis
• B. Prednison à kortikosteroid justru memperberat
infeksi jamur
• C. Mikonazol
• E. Selenium sulfide à untuk pitiriasis versicolor
Jadi, tatalaksananya adalah
D. Griseofulvin
176. B. Pembekapan

• Keywords :
• sempat mendengar teriakan
• adanya bercak-bercak perdarahan di konjungtiva
• tidak didapatkan adanya tanda-tanda trauma fisik.
• tidak adanya trauma internal, namun didapatkan
bendungan di beberapa organ dalam.à asfiksia
Asfiksia

Gangguan O2 darah ↓
pertukaran (hipoksia), Hipoksia
udara CO2 ↑ hipoksik
pernapasan (hiperkapnia)

Sumber : Ilmu
Kedokteran Forensik.
Jakarta : Bagian
Kedokteran Forensik
FKUI
Sebab
Alamiah (penyakit : difteri, fibrosis paru)

Asfiksia
Trauma mekanik: cekik, gantung

Keracunan: sianida

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI; Simpson Forensic Medicine
Asfiksia mekanik
• Penutupan lubang saluran napas atas :
• Pembekapan (smoothering)
• Penyumbatan (gagging/choking)
• Penekanan dinding saluran pernapasan :
• Penjeratan (strangulation)
• Pencekikan (manual strangulation)
• Gantung (hanging)
• Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
• Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning) à namun tidak
semua penyebab kematian adalah asfiksia, sehingga beberapa ahli
memisahkan tenggelam dari kelompok asfiksia mekanik

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Tanda Asfiksia pada bedah
jenazah
• Darah berwarna lebih gelap dan encer karena
fibrinolisin yang meningkat pasca mati
• Busa halus pada saluran pernapasan
• Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam
tubuh
• Ptekiae pada mukosa usus halus, epikardium dsb
• Edema paru
• Berhubungan dengan kekerasan : fraktur laring,
perdarahan faring terutama rawan krikoid
Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
Pembekapan (smoothering)
• Cara kematian dapat berupa bunuh diri,
kecelakaan, atau pembunuhan
• Bila dibekap dengan benda lunak (contoh : bantal),
maka pada pemeriksaan luar jenazah mungkin
tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tanda
kekerasan yang dapat ditemukan tergantung dari
jenis benda yang digunakan dan kekuatan
menekan.
• Yang mungkin ditemukan : luka lecet tekan/geser,
goresan kuku, luka memar pada ujung hidung, bibir,
pipi dan dagu
Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
Jawaban lain
• A. Perkosaan à ditemukan tanda persetubuhan
• C. Pencekikan à ada tanda kekerasan fisik pada
daerah pencekikan
• D. Keracunan CO à darah berwarna merah terang
• E. Gagging à ditemukan sumbatan dapat berupa
sapu tangan, kertas koran, gigi palsu, arang, batu
dsb
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Pembekapan
177. D. Usus halus
Alkohol diasoprsi sebagian besar (80%) di bagian
usus halus. Hanya sebagian kecil di mukosa mulut
dan lambung, maupun kolon.

Kadar puncak dalam darah tercapai 30-90 menit


sesudahnya.
• 90% alkohol akan dimetabolisme oleh hepar (enzim
alcohol dehydrogenase) menjadi asetaldehida, lalu oleh
aldehida dehydrogenase (ALDH) diubah menjadi asam
asetat.
178. C. Tenggelam

Keywords :
• mayat di pinggir sungai dengan tangan terikat dan
luka bagian kepala.
• Pada hidung mayat terdapat gelembung-
gelembung udara yang mudah pecah.
• Didapatkan adanya lumpur dan air pada saluran
napas.
Tanda-Tanda Tenggelam
• Busa yang berasal dari hidung dan mulut dan distensi paru
hebat merupakan salah satu tanda klasik kasus tenggelam
• Bila sternum diangkat saat otopsi, paru-paru akan terlihat
memenuhi rongga mediastinum, sehingga “rongga kosong” di
atas jantung hilang
• Paru-paru menjadi pucat, spongiosa, dan dapat tertekan pada
bagian dalam thorax dengan sangat kuat sehingga tampak
indentasi costa pada permukaan paru
• Adanya air dalam mulut, saluran pernapasan, paru-paru,
esofagus dan perut bukan petunjuk tenggelam, karena dapat
timbul setelah kematian

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik FKUI


Sehingga jawabannya adalah...
•C. Tenggelam
179. A. Luka ringan
Keywords :
• Terjatuh
• Luka lecet
• Tidak ada perawatan yang diperlukan oleh pasien
Derajat Luka
• penganiayaan ringan (pidana maksimum 3 bulan
penjara) à pasal 352 (1) KUHP
• penganiayaan sedang (pidana maksimum 2 tahun 8
bulan) à pasal 351 (1) KUHP
• penganiayaan yang menimbulkan luka berat
(pidana maksimum 5 tahun)à pasal 90 KUHP
Penganiayaan ringan
• penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai
penganiayaan ringan
• Jadi, suatu luka dikategorikan ringan bila luka pada
seorang korban diharapkan dapat sembuh
sempurna dan tidak menimbulkan penyakit atau
komplikasinya tersebut
Luka berat (pasal 90 KUHP)
• jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
• tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
• kehilangan salah satu panca indera;
• mendapat cacat berat;
• menderita sakit lumpuh;
• terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
• gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Sehingga jawabannya adalah...
•A. Luka ringan
180. D. Pistol
Keywords :
• luka terbuka di bagian dada
• kelim lecet dan lubang berwarna kehitaman.
• Penyebab luka ?
Luka Tembak
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar:
Jenis Luka Tembak Masuk Berdasarkan Jarak:
• Luka tembak tempel à terdapat jejas
laras
• Luka tembak sangat dekat (maksimal
15 cm) à terbentuk akibat anak
peluru, mesiu, jelaga dan panas/api
à kelim api
• Luka tembak dekat à terbentuk
akibat anak peluru dan mesiu à kelim
jelaga (maksimal 30 cm), kelim tato
(maksimal 60 cm)
• Luka tembak jauh (> 60 cm) à
terbentuk akibat komponen anak
peluru à kelim kesat dan kelim lecet

Sumber:
1. Buku Ajar Forensik, FKUI.
2. Simpson Forensic Medicine
Jenis-jenis Kelim pada Luka Tembak

Jejas laras: cetakan laras di Kelim lecet: kehilangan kulit ari Kelim kesat: usapan zat yang melekat
sekitar lubang pada luka tembak yang mengelilingi lubang pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan
tempel elemen mesiu) pada tepi lubang

Sumber:
1. Buku Ajar
Forensik,
FKUI.
2. Simpson
Kelim tato: butir-butir mesiu yang Kelim jelaga: penampilan Kelim api: daerah hiperemi atau Forensic
tidak habis terbakar yang tertanam jelaga/asap pada permukaan kulit jaringan yang terbakar yang Medicine
pada kulit di sekitar kelim lecet. di sekitar lubang luka tidak masuk terletak tepat di tepi lubang luka
• A. Pisauà benda tajam ; tepi dan dinding luka rata,
berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan
dan dasar luka berbentuk garis atau titik
• B. Celurit à benda tajam; tepi dan dinding luka
rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan
jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik
• C. Tombak à benda tajam ; tepi dan dinding luka
rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan
jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik
• E. Balok à benda tumpul, memar
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Pistol
181. B. Abortus provokatus kriminalis

Keyword
• Pasien memberikan uang dan dokter akhirnya
melakukan aborsi untuk kehamilan diluar nikah. à
tindakan kriminal
Abortus
“Spontan” Abortus Medisinalis: ada
yang terjadi secara indikasi medis, demi
alamiah. keselamatan ibu,
mengorbankan janin.

“Provokatus” Abortus Kriminalis: tidak ada


yang terjadi tidak indikasi medis, dan
secara alamiah. merupakan
pelanggaran terhadap
hukum
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Abortus provokatus kriminalis
182. B. Mati lemas = asfiksia

Keywords :
• tanda jeratan di leher dengan jejas jerat 4 cm, jejas
serong dari depan dan naik ke atas belakang,
edema, bengkak dan jejas warna kecoklatan, kulit
dan mukosa sianosis, sklera hiperemis, ditemukan
bendungan pada organ dalam à kemungkinan
kasus gantung
• Mekanisme ?
Sebab
Alamiah (penyakit : difteri, fibrosis paru)

Asfiksia
Trauma mekanik: cekik, gantung, jerat

Keracunan: sianida

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI; Simpson Forensic Medicine
• Penyebab kematian: perlukaan • Mekanisme kematian:
atau penyakit yang menimbulkan
kekacauan fisik sehingga Kekacauan fisik yang
menghasilkan kematian dihasilkan oleh penyebab
– Contoh: luka tembak, luka kematian
tusuk, kanker – Contoh: perdarahan,
kerusakan jaringan otak
• Cara kematian: menjelaskan – Beberapa penyebab bisa
bagaimana penyebab kematian memiliki mekanisme yang
itu datang. Cara kematian bisa sama
dikelompokkan menjadi: wajar, – satu penyebab bisa
pembunuhan, bunuh diri, menghasilkan kematian
kecelakaan, atau tidak dapat melalui beberapa mekanisme
dijelaskan
Pilihan lainnya...
• A. Tidak wajar à cara kematian
• C. Gantung diri à cara kematian
• D. Sianosis pada kulit dan mukosa à tanda asfiksia
• E. Luka jerat à penyebab kematian
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Mati lemas
183. C. Xerosis mortis

Keywords
• tanda tak pasti dari kematian ?
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi
berhenti, kulit pucat, tonus otot
menghilang dan relaksasi, pembuluh darah Mumifikasi

retina tersegmentasi, pengeringan kornea


(xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku
mayat (rigor mortis), penurunan suhu
tubuh (algor mortis), pembusukan
(dekomposisi, putrefaksi), adiposera (lilin Adiposera

mayat), mummifikasi Sumber:


1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik FKUI
2. Simpson Forensic Medicine
3. Knight’s Forensic Pathology
Perkiraan waktu kematian

Livor mortis : mulai Rigor mortis : muncul 2 jam Pembusukan : muncul


tampak 20-30 pasca mati secara sentripetal dalam 24 jam pasca
menit pasca mati, (luar/otot-otot kecil ke mati berupa
lengkap dan dalam/otot besar). kehijauan pada perut
menetap setelah 8- Teori lama : kraniokaudal. kanan bawah
12 jam (tidak hilang Lengkap dalam 12 jam, (sekum), larva lalat
dengan penekanan)
Sumber:
dipertahankan selama 12 jam, ditemukan 36-48 jam
1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI pasca mati.
2. Simpson Forensic Medicine menghilang dalam urutan
3. Knight’s Forensic Pathology yang sama.
Jawaban lain
• A. Livor mortis à lebam mayat
• B. Algor mortis à penurunan suhu tubuh
• D. Rigor mortis à kaku mayat
• E. Putrefaksi à dekomposisi/pembusukan
Sehingga jawabannya adalah...
•C. Xerosis mortis
184. E. Sebab kematian

Keywords :
• Hal yang dilaporkan oleh dokter pada kesimpulan
visum?
Format VER
1. Kata ‘Pro Justitia’
2. Pendahuluan
tertulis nama dokter pembuat ver dan institusi kesehatan, instansi penyidik, nomor dan
tanggal surat permintaan, tempat dan waktu pemeriksaan serta identitas korban
3. Pemberitaan (diberi judul ‘hasil pemeriksaan’)
korban hidup : keadaan sakit/luka, tindakan medik yang dilakukan, keadaan stlh
pengobatan
korban meninggal : keadaan alat dalam
sifatnya objektif, pengganti barang bukti
4. Kesimpulan
Pendapat subjektif mengenai jenis luka/cedera, jenis kekerasan atau zat penyebab, derajat
perlukaan dan sebab kematian. Pada kejahatan susila juga dituliskan apakah terjadi
persetubuhan, perkiraan waktu kejadian dan usia atau kepantasan korban untuk dikawin
5. Penutup
tertulis kalimat baku : demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengah kitab undang-
undang hukum acara Pidana.

Sumber : kapita selekta kedokteran


Jawaban lain
• A. Benda yang menyebabkan luka à korban hidup
• B. Derajat keparahan luka à korban hidup
• C. Jumlah luka
• D. Cara kematian à tugas penyidik
Sehingga jawabannya adalah...
•E. Sebab kematian
185. B. Ketidakmampuan pelepasan
ikatan aktin dan miosin
• Keywords :
• Lebam mayat hilang dengan penekanan
• kaku mayat seluruh sendi yang sulit dilawan
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi
berhenti, kulit pucat, tonus otot
menghilang dan relaksasi, pembuluh darah Mumifikasi

retina tersegmentasi, pengeringan kornea


(xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku
mayat (rigor mortis), penurunan suhu
tubuh (algor mortis), pembusukan
(dekomposisi, putrefaksi), adiposera (lilin Adiposera

mayat), mummifikasi Sumber:


1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik FKUI
2. Simpson Forensic Medicine
3. Knight’s Forensic Pathology
Perkiraan waktu kematian

Livor mortis : mulai Rigor mortis : muncul 2 jam Pembusukan : muncul


tampak 20-30 pasca mati secara sentripetal dalam 24 jam pasca
menit pasca mati, (luar/otot-otot kecil ke mati berupa
lengkap dan dalam/otot besar). kehijauan pada perut
menetap setelah 8- Teori lama : kraniokaudal. kanan bawah
12 jam (tidak hilang Lengkap dalam 12 jam, (sekum), larva lalat
dengan penekanan) dipertahankan selama 12 jam, ditemukan 36-48 jam
menghilang dalam urutan pasca mati.
yang sama.
Sumber:
1. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
2. Simpson Forensic Medicine
3. Knight’s Forensic Pathology
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Ketidakmampuan perlepasan
ikatan aktin dan miosin
186. D. Justice

Keywords
• Dokter mendirikan dan menjual obat yang tidak
dijual apotik lain di daerahnya.
• Apa kaidah bioetik yang dilanggar dokter
tersebut?
Kaidah yang dilanggar? Justice
à Kaidah justice berkaitan dengan:
• Distribusi sumber daya kesehatan secara adil
(distributive justice)
• Menghargai hak orang lain & masyarakat (rights-based
justice)
• Menghargai hukum yang dapat diterima secara moral
(legal justice)
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI

Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan pelayanan yang
terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien >>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada unsur hak sosial
(masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa memperhatikan status sosial
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Justice
187. D. Respect for autonomy

Keywords :
• istri pasien mengatakan bahwa keluarga sudah
tidak memiliki biaya lagi untuk perawatan pasien
dan meminta dokter melepaskan ventilatornya.
Dokter melakukan tindakan tersebut.
• Termasuk kaidah bioetika apakah yang dokter
lakukan?
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI

Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan pelayanan yang
terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien >>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks mebahas hak orang lain selain pasien, ada unsur hak sosial
(masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa memperhatikan status sosial
• Pada kasus : pasien sudah tidak ada harapan hidup
dan tidak kompeten lagi untuk menentukan,
sehingga hak jatuh pada keluarga dalam hal ini
adalah istri sehingga ketika dokter mengabulkan
permintaan istri, hal itu termasuk dalam respect for
autonomy.
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Respect for autonomy
188. B. Meminta pasien
menandatangani informed
refusal
Keywords :
• Pasien menolak tindakan medis
• Sudah dilakukan penjelasan ulang, tetap menolak
• Pasien sadar, kompeten dalam pengambilan
keputusan
Informed Refusal
Penolakan Tindakan Medis
• Pasien berhak menolak prosedur medik tertentu
• Jika setelah diberikan informasi lebih lanjut tetap menolak,
disebut sebagai informed refusal (refusal = penolakan yang
dilakukan setelah pasien informed, terinformasikan)
• Pasien seharusnya sudah memahami segala konsekuensi
yang timbul
• Penolakan WAJIB DIBUAT SECARA TERTULIS, baik prosedur
‘ringan’ apalagi prosedur yang ‘berat’
• Meskipun prosedur dinilai ringan (misal: pasien menolak ”dipasang
NGT” atau “dibersihkan luka-nya”, informed refusal wajib dibuat
secara tertulis (penting untuk pembuktian hukum jika suatu hari
muncul masalah meidkolegal)
• Informed consent masih dapat dilakukan secara tidak tertulis,
terutama pada prosedur ‘ringan’
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Meminta pasien
menandatangani informed refusal
189. A. Tidak benar, karena menghalangi kemandirian
profesi dokter

• Seorang dokter menjadi bintang iklan produk


suplemen kesehatan
• memakai jas dokter dan name tag lengkap dengan
gelar
Penjelasan
• Dalam kasus ini, yang dilakukan dokter
bertentangan dengan KODEKI pasal 3 “dokter
seharusnya bebas dan mandiri dalam profesinya
sebagai dokter, tidak diatur oleh suatu
ikatan/kontrak dengan produk/alat kesehatan”

Sumber : Buku Kode Etik Kedokteran


Sehingga jawabannya adalah...
•A. Tidak benar, karena
menghalangi kemandirian profesi
dokter
190. B. Non-maleficence,
dokter melakukan operasi
• Keywords :
• adanya perdarahan intrakranial masif.
• Kedua orang tua pasien tidak bisa dihubungi.
NON MALEFICENCE : TIDAK MERUGIKAN

õKonteks : tertuju pada pihak II (pasien) kesakitan/menderita, gawat darurat, menjelang


cacat, distress, rentan, tidak/bukan otonom seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin,
bodoh.
õSisi komplementer beneficence
õPrimum non nocere (pertama jangan menyakiti)
õKewajiban menganut ini berdasarkan hal-hal :
õPasien dalam keadaan amat berbahaya atau beresiko
õHilangnya sesuatu yang penting
- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal)
- Tindakan kedokteran terbukti efektif

Sumber : KAIDAH DASAR MORAL (Penuntun penerapan prima facie), bagian forensik dan medikolegal
FKUI
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI

Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan pelayanan yang
terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien >>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks mebahas hak orang lain selain pasien, ada unsur hak sosial
(masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa memperhatikan status sosial
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Non-maleficence, dokter
melakukan operasi
191. D. Edukasi pola makan yang
baik dan benar

Keywords :
• peningkatan kasus kekurangan energi protein (KEP).
• primary prevention ?.
• Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan pada
kasus ini?
LEVEL OF PREVENTION

• Pencegahan SEBELUM timbul penyakit


PRIMARY
• Mengurangi insiden dan prevalen
PREVENTION • INTERVENSI: PROMOSI KESEHATAN & SPECIFIC PROTECTION

• Penyakit SUDAH TERJADI


SECONDARY
• NAMUN pasien belum tahu adanya penyakit
PREVENTION • INTERVENSI: EARLY DIAGNOSIS & PROMPT TREATMENT

• Penyakit (+) dengan gejala


• TUJUAN:
TERTIARY • Menurunkan progresivitas penyakit
PREVENTION • Mencegah komplikasi
• Meningkatkan kualitas hidup
• INTERVENSI: DISABILITY LIMITATION + REHABILITATION
Pilihan lainnya
• A. Mengembangkan fasilitas puskesmas pembantu
à secondary: early diagosis & prompt treatment
• B. Mencari kasus KEP di desa lainnyaà secondary:
early diagosis
• C. Memberikan makanan tambahan pada anak
yang menderita KEP à tertiary: rehabilitation
• E. Melakukan program perbaikan gizi pada balita
yang kekurangan gizi à tertiary: rehabilitation
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Edukasi pola makan yang baik
dan benar
192. B. Pendekatan terhadap tokoh
masyarakat
Keywords :
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan masih
rendah karena faktor budaya daerah
• Apakah strategi yang paling efektif untuk
mengatasi permasalahan tersebut?
Strategi Pendekatan PromKes
• Berdasarkan keputusan WHO 1994, strategi promosi kesehatan ada 3 :

• Ubah keyakinkan orang lain agar


membantu / mendukung. Co : pendekatan
Advokasi kepada para pembuat keputusan/penentu
kebijakan di berbagai sektor dan tingkat.

• melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik


Dukungan sosial tokoh masyarakat formal maupun informal.
(social support) • TOMA sebagai jembatan penghubung. Disebut
juga upaya bina suasana.

Pemberdayaan • ditujukan pada masyarakat langsung agar


dapat memelihara dan meningkatkan
Masyarakat kesehatan mereka sendiri (visi promosi
(empowerment) kesehatan)
Jawaban lain
• A. Penyuluhan pentingnya persalinan ditolong tenaga
kesehatan setiap ANC à belum tentu ada peserta ANC
• C. Pemberian beasiswa kuliah bidan untuk anak dukun
à seharusnya mengubah mindset masyarakat dahulu
• D. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan à
seharusnya mengubah mindset masyarakat dahulu
• E. Advokasi kebijakan à seharusnya mengubah
mindset masyarakat dahulu
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Pendekatan terhadap tokoh
masyarakat
193. D. Specific protection and
early diagnosis
• Sebuah kegiatan Posyandu dilakukan di desa Girisa
berupa penimbangan berat badan sebagai screening
gizi buruk dan imunisasi.
• Upaya kesehatan apa yang dilakukan menurut Leavell
dan Clark?

• Penimbangan BB dapat dianggap sebagai early


diagnosis (untuk “deteksi” kasus gizi buruk anak,
misalnya)
• Imunisasi adalah specific protection
LEVEL OF PREVENTION

• Pencegahan SEBELUM timbul penyakit


PRIMARY
• Mengurangi insiden dan prevalen
PREVENTION • INTERVENSI: PROMOSI KESEHATAN & SPECIFIC PROTECTION

• Penyakit SUDAH TERJADI


SECONDARY
• NAMUN pasien belum tahu adanya penyakit
PREVENTION • INTERVENSI: EARLY DIAGNOSIS & PROMPT TREATMENT

• Penyakit (+) dengan gejala


• TUJUAN:
TERTIARY • Menurunkan progresivitas penyakit
PREVENTION • Mencegah komplikasi
• Meningkatkan kualitas hidup
• INTERVENSI: DISABILITY LIMITATION + REHABILITATION
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Specific protection and early
diagnosis
194. A. Menjelaskan kepada pasien
bahwa dokter harus memberi tahu
kepada orang tua
• Pasien yang belum kompeten dalam pengambilan
keputusan

Orang tua pasien dilibatkan dalam


pengambilan keputusan pasien.

Pasien di bawah umur, tidak kompeten


dalam pengambilan keputusan
195. D. Vertikal

• Keywords :
• Dari RS dirujuk ke puskesmas di dekat rumahnya
untuk kontrol.
JENIS
RUJUKAN
ANTAR
INSTANSI
HORIZONTAL Puskesmas A ke puskesmas B dalam
satu strata

VERTIKAL Dari puskemas A ke rumah sakit B ATAU


SEBALIKNYA
Jawaban lain
• A. Kolateral à Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan penderitahanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
• B. Interval à Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka
waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut
menanganinya.
• C. Cross à Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung
jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya
• E. Horizontal à satu strata faskes
Sehingga jawabannya adalah...
•D. Vertikal
196. E. Deskriptif

Keywords :
• Dokter meneliti jenis air apa saja yang digunakan
penduduk setempat.
• Dari hasil penelitian didapatkan penggunaan air
pam 50%, air sumur 40% dan air rawa 10%.
• Desain penelitian apakah yang digunakan?
Desain Penelitian
• Studi untuk mengetahui jenis air yang digunakanà tidak ada
perbandingan à DESKRIPTIF
DESIGN PENELITIAN
• LAPORAN KASUS
DESKRIPTIF
• CASE-SERIES
TIDAK ADA PERBANDINGAN
EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI • CASE-CONTROL
ANALITIK / ETIOLOGI
• CROSS-
ADA PERBANDINGAN SECTIONAL/POTONG
ANTAR TIAP KELOMPOK LINTANG

• 2 jenis kohort: • 2 KELOMPOK: Kelompok kasus • Deskriptif, sewaktu


• Prospective cohort (sakit) dan kelompok kontrol • HUBUNGAN ASOSIASI à TIDAK
• Retrospective/historical (sehat) KAUSALITAS
cohort • Retrospektif, sewaktu • CEPAT DAN MURAH
• Subjek diikuti untuk periode • DAPAT melihat KAUSALITAS • Menghitung RELATIF RISK (RR)
tertentu • Umum digunakan pada KASUS
• SANGAT BAIK menilai LANGKA
KAUSALITAS • Menghitung ODDS RATIO (OR)
• Relatif LAMA dan MAHAL
• Menghitung RELATIF RISK (RR)
Sehingga jawabannya adalah...
•E. Deskriptif
197. A. 25 per 100.000 populasi

Keywords :
• 5 kasus baru
• Jumlah populasi penduduk 20.000 jiwa.
• Berapa angka insidens per 100.000 populasi dari
tuberkulosis pada periode tersebut?

• Insidens : 5/20.000 = 25/100000


Bedakan..
Prevalens Vs. Insidens
INSIDENS: Jumlah KASUS BARU suatu penyakit dari
keseluruhan populasi berisiko terhadap suatu penyakit pada
periode waktu tertentu
Analogi pada gambar: PREVALENS:
Kasus BARU à Air dari keran yang baru mengisi bak mandi Jumlah KASUS LAMA dan
BARU dari seluruh
penduduk pada suatu
populasi, pada suatu
waktu atau periode
waktu tertentu
Analogi
Prevalens à air di bak
mandi, yang terdiri dari
air lama (yang sudah ada
dalam bak tsb) dan air
baru yang baru mengalir
dari keran

Sumber: Fletcher. Clinical Epidemiology: The Essentials


Sehingga jawabannya adalah...
•A. 25 per 100.000 populasi
198. B. Menginformasikan pasien
bahwa pentingnya informasi ini
diketahui oleh pasangan pula
• Dalam hal pasien memiliki otonomi, dokter sangat
disarankan untuk meng-encourage pasien untuk
menyampaikan informasi ini kepada istri
• Sebagai satu kesatuan dalam hal reproduksi (suami
– istri), pemeriksaan terhadap istri menjadi sangat
diperlukan untuk mengetahui status HIV pasangan
GOLD GOLD
STANDAR STANDAR
(KULTUR +) (KULTUR +)
SAKIT TIDAK SAKIT
A
PPV =
UJI BARU (+) 160 (A) 40 (B) A
+
B
D
NPV =
UJI BARU (-) 40 (C) 360 (D) C
+
D
Total 200 400

SENSITIVITY SPECIFICITY
A D

A B
+ +
C D
199. B. Cluster random sampling

• Keywords :
• Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi
wilayah Indonesia berdasarkan provinsi, kemudian
mengambil 30% dari kabupaten di masing-masing
provinsi dan 10% dari tiap-tiap kecamatan.
Riset > Probability Sampling

• Cluster Random
Sampling
• Dibagi menjadi
daerah (“cluster”)
• Pada setiap daerah
(“cluster”),
dilakukan
randomisasi
• Cocok untuk
populasi heterogen
Sehingga jawabannya adalah...
•B. Cluster random sampling
200. A. Uji T

• Keywords :
• Meneliti kadar gula darah sebelum dan setelah
pemberian obat oral antidiabetes (dua kelompok :
metformin dan acarbosa)
• Variabel bebas : dua jenis OHO
• Variabel tergantung : numerik berpasangan
Variabel tergantung

Jumlah variabel bebas Jenis variabel tergantung Tidak berpasangan berpasangan

Variabel bebas : 2 kelompok Nominal Chi square McNemar


kategorik
Ordinal Mann Whitney Wilcoxon

Numerik T-Unpair T-pair

> 2 kelompok Nominal Chi square Cochran

Ordinal Kruskal-wallis Friedman

Numerik ANOVA Related-ANOVA

Sumber: Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Klinis
Jawaban lain
• B. Uji Annova : variabel bebas lebih dari dua
kelompok, variabel tergantung numerik
• C. Uji logistik : untuk uji korelasi
• D. Uji regresi : untuk uji korelasi
• E. Uji chi square : variabel tergantung nominal tidak
berpasangan
Sehingga jawabannya adalah...
•A. Uji T
SEMOGA SUKSES
DI UKMPPD NOVEMBER 2016

• Jangan lupa untuk mengerjakan TO FINAL

• Cara dan waktu mengerjakan TO FINAL akan


disampaikan oleh pengajar Anda.

Anda mungkin juga menyukai