Kejang demam
1 sederhana
• Anak, 2 tahun
• Kejang, pertama kali
• Kelojotan, seluruh tubuh (tidak parsial)
• 10 menit
• Langsung sadar
• Tidak ada defisit neurologis pasca-kejang
Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 380C) tanpa infeksi, gangguan
elektrolit, atau gangguan metabolik lain
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
• Lebih dari 15 menit
• Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu
ekstremitas saja)
• Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas
Evaluasi
• Pemeriksaan
• Sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis : darah
rutin, gula darah, elektrolit, urinalisis, feses, dll
• Pemeriksan CSF menyingkirkan meningitis terutrama
bayi < 12 bulan (sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
• CT scan dan MRI bila ada indikasi
• Tatalaksana
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-5 kali perhari
• Anti kejang
• Pengobatan rumatan selam 1 tahun bebas kejang
• Asam valproat atau fenobarbital
Jawaban Lainnya
• B. Kejang demam kompleks → tidak memenuhi
kriteria kejang demam kompleks (lihat
pembahasan)
• C. Status epileptikus → terjadi bangkitan lebih dari
30 menit tanpa henti ATAU adanya dua episode
bangkitan kejang yang di antaranya tidak ada
pemulihan kesadaran
• D. Epilepsi yang diinduksi demam → tidak diketahui
riwayat epilepsi sebelumnya
• E. Belum dapat didiagnosis → saat ini ada diagnosis
presumptif yang dapat ditegakkan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
A. Kejang demam
1 sederhana
D. Stroke iskemik e.c
2 sumbatan arteri serebri media
• Laki-laki, 60 tahun
• Kelemahan tubuh sisi kanan
• Ekstremitas atas > ekstremitas bawah
• Sulit berbicara
• PF: pasien SADAR (CM), TTV 160/100
Stroke
• Kelainan neurologis fokal maupun global, bertahan
lebih dari 24 jam karena masalah serebrovaskular
Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• defisit neurologis akut – defisit neurologis akut
• kesadaran umumnya tidak – penurunan kesadaran
menurun – nyeri kepala
• tanda lesi UMN (hiperrefleks,
ada refleks patologis) – muntah proyektil
– tanda lesi UMN, hipertensi,
hiperthermi
• CT Scan :area hipodens Penunjang (CT Scan): area
serebrum hiperdens di serebrum
• Perempuan, 39 tahun
• Rahang bawah kiri nyeri (kualitas: ditusuk)
• Dipicu dengan makanan / mengunyah
• Tatalaksana:
• Anti-konvulsan
(gabapentin), pregabalin
• Anti depresan trisiklik
(amitriptilin)
• Analgesik (capsaicin topikal) mddk.com
• Kortikosteroid (prednison,
dexamethason)
• Antiviral
http://image.slidesharecdn.com/postherpeticneuralgia-131009111633-phpapp01/95/postherpetic-neuralgia-3-638.jpg?cb=1381317429
Cluster headache
• “Histamin” headache→ nyeri kepala
neurovaskular primer
• Terjadi selama beberapa periode (beberapa
minggu)
• Kriteria diagnosis:
• Nyeri unilateral, orbita/periorbita/temporal,
intensitas berat-sangat berat, durasi 15-180 menit,
frekuensi serangan bervariasi
• Gejala tambahan (ipsilateral): injeksi konjungtiva,
lakrimasi, kongesti nasal, rinore, berkeringat
pada dahi dan wajah, miosis, ptosis, edema
palpebra
Diagnosis banding nyeri kepala primer
Jawaban Lainnya
• A. Cluster headache: nyeri unilateral dengan gejala
otonom (lakrimasi, rinorea)
• B. Migraine: nyeri unilateral dengan kualitas
berdenyut (pulsatile)
• C. Tension type headache: nyeri dengan kualitas
seperti diikat (tegang)
• E. Post-herpetic neuralgia: nyeri neuropatik, yang
timbul setelah lesi herpes (zoster) menyembuh
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
3 D. Trigeminal neuralgia
C. Nalokson 0,4 mg IV
4 bolus
• Laki-laki, 17 tahun
• Ditemukan needle track → kecurigaan
penyalahgunaan obat
• Pemeriksaan: bradipneu, pin-point pupil,
dengan bising usus menurun
4
C. Nalokson 0,4 mg IV
bolus
5 B. Haloperidol 5 mg IM
• Laki-laki, 24 tahun
• Mengamuk, mendengar suara
• Terdapat gejala positif:
• Waham (“merasa televisi telah dipasangi kamera
pengintai”)
• Halusinasi (”mendengar suara-suara”)
• Onset >1 bulan (kasus ini: 2 bulan)
Sumber: PPDGJ
Dx banding: Gangguan psikotik akut
Kriteria diagnostik:
• adanya gejala psikotik yang lebih dari 1 hari, kurang
dari 1 bulan, terjadi tiba-tiba
Manajemen Skizofrenia
5
B. Haloperidol 5 mg IM
6 A. Gangguan bipolar tipe I
• Perempuan, 26 tahun
• Tidak tidur 5 hari terakhir → apa yang
terjadi?
• Merasa akan membuat proyek besar yang akan
mengubah dunia → mania
• Mengarah ke gejala mania
• Perlu digali lebih lanjut ke pasien gejala mania
selain daripada ‘tidak tidur sejak 5 hari yang
lalu’
• Meskipun kriteria mania perlu mencapai 7 hari,
option yang lain tidak mengarahkan ke diagnosis
tersebut
Sumber: PPDGJ + Medscape
Gangguan Bipolar dan Siklotimia
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa
episode depresi mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu
episode depresi mayor, tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode
depresi minor dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat
terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan.
• Perempuan, 48 tahun
• Mata kiri:
• Mendadak merah, nyeri, berdenyut
• AVOS 3/60, edema kornea, pupil mid-dilatasi
yang tidak bereaksi terhadap cahaya
Glaukoma akut
• Kegawatan → terapi awal : asetazolamid, timolol,
pilokarpin untuk mengurangi tekanan intraokular.
Selanjutnya, rujuk ke spesialis mata untuk terapi
definitif.
• Glaukoma akut terjadi akibat obstruksi kanal schlem
sehingga aliran cairan mata terganggu dan
menimbulkan kenaikan tekanan intraokular.
• Bedakan dengan glaukoma kronik.
Glaukoma kronik → mata tenang, visus turun
perlahan. Funduskopi : hilangnya cup/ disk ratio
pada retina ( = “menggaung”)
ASETAZOLAMID IV atau oral (DOC) bersama
dengan obat topikal (miotikum: pilokarpin 2-4%
6gtt/hari, @1gtt). Dapat pula diganti dengan
latanoprost, apraklonidin, timolol 0.25-0.5%)
• Pilokarpin → kontraksi siliar dan pupil → miosis →
cegah iskemia iris dan buka sudut COA. Sudah jarang
dipakai dan banyak digantikan oleh latanoprost.
• Timolol dan apraklonidin → mengurangi produksi
aqueous humour.
• Steroid topikal → mengurangi inflamasi intraokuler
sekunder.
• Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) → mengurangi
volume vitreous.
Kontraindikasi pada glaukoma akut sudut tertutup:
midriatikum-siklopegik
7 C. Glaukoma akut
8 B. Glaukoma fakomorfik
• Laki-laki, 62 tahun
• Pandangan buram sejak 2 tahun
• → Kronik, tidak merah (mata tenang visus turun
perlahan)
• Shadow test positif → katarak, tepatnya katarak
imatur
8 B. Glaukoma fakomorfik
9 C. Konjungtivitis viral
• Perempuan, 20 tahun
• Mata merah, 3 hari yang lalu
• Visus baik
• Folikel pada konjungtiva palpebra
• Pembesaran KGB pre-aurikular
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
streptococci, sensasi terbakar, biasanya bilateral, Air mata buatan
Gonocci kelopak mata susah membuka,
Corynebacteri injeksi konjungtiva difus, discharge
um strains mukopurulen, papil (+)
Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
Herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis Air mata buatan: mencegah
zoster virus folikular, pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral → herpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida sp., Jarang, pasien imunokompromais, Antijamur topikal
Blastomyces pasien yang mendapat terapi
dermatitidis, antibiotic
Sporothrix schenckii
9 C. Konjungtivitis viral
B. Pemberian antibiotik
10 oral
• Anak, 7 tahun
• Telinga kanan sakit
• Didahului batuk pilek
• Tidak ada sekret
• PF: febris, dengan status lokalis: MT hiperemis,
tidak ada perforasi
Otitis media
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/images/bp/en-gb/73-6-iline_default.gif
Maneuver Epley
http://cursoenarm.net/
Jawaban Lainnya
• A. Fresnel: bukan nama diagnosis, melainkan
kacamata untuk menilai nistagmus
• B. Semont: manuver lini kedua untuk kasus BPPV
• C. Brandt-Daroff: manuver latihan di rumah untuk
kasus BPPV yang tidak respons dengan Epley
• D. Epley: manuver tatalaksana kasus BPPV (yang
merupakan kelanjutan dari langkah yang dilakukan
pada pemeriksaan Dix-Hallpike)
SEMONT BRANDT DAROFF
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga → normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri → tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan → tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral)
atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Scwabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
•Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
•Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala
segera dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
•Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid
pemeriksa terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa → tidak terdengar lagi → normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa → masih terdengar → tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien → tidak terdengar lagi → normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien → masih terdengar → tuli konduktif (BC memanjang)
Pada pasien…
• Lihat hasil pemeriksaan telinga kanan: semua
normal → sejauh ini singkirkan dulu kelainan pada
telinga kanan
• Lihat hasil pemeriksaan telinga kiri: rinne negatif →
tuli konduktif!
• Untuk konfirmasi, lihat hasil Weber. Ternyata benar,
bahwa Weber lateralisasi ke telinga yang tuli konduktif,
alias telinga kiri.
• Laki-laki, 35 tahun
• Batuk dan sesak napas, onset 4 hari
• Dahak banyak
• PF: takikardia, febris, suara napas
bronkovesikular dengan ronki
Pneumonia
• Definisi : suatu peradangan pada parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis, yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti → gram positif : tersering
Streptoccocus pneumonia
• Pneumonia nosokomial → gram negatif : klebsiella
pneumonia, haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal → chlamydia, legionella, mycoplasma
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial
Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pasti:
• Foto toraks → infiltrat baru atau infiltrat progresif
+ dengan 2 atau lebih gejala di bawah:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/ purulen
• Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/ riwayat demam
• Ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkial
dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
Pada pasien hanya ada RR 30 x/menit → low risk (consider
home treatment)
Faktor Modifikasi
Jawaban Lainnya
• A. Asma bronkial: wheezing (mengi)
• B. Bronkiektasis terinfeksi: keyword pada soal
seharusnya mencantumkan sputum tiga lapis maupun
radiologi berupa gambaran honeycomb
• C. PPOK eksaserbasi akut: pneumonia dapat
menginduksi terjadinya eksaserbasi pada pasien PPOK.
Namun demikian tidak jelas riwayat PPOK pada pasien
(usia masih muda, tidak ada keterangan merokok
maupun sesak napas kronik sehari-hari)
• D. Bronkiolitis akut: wheezing (mengi), pada anak
umumnya <2 tahun akibat infeksi RSV
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
13 E. Pneumonia
B. Kontak dengan BTA
14 positif
• Skor TB anak
• Mana yang paling meningkatkan kemungkinan
anak terdiagnosis TB?
0 - - - -
I + - - Profilaksis primer
II + + - Profilaksis
sekunder
III + + + Terapi OAT
• Laki-laki, 40 tahun
• Tusukan pisau dada kanan, mengakibatkan:
• Sesak napas berat
• Pergeseran trakea ke kiri
• Toraks kanan: suara napas bekurang, hipersonor
(ada udara, >>), suara jantung normal
(menyingkirkan kelainan perikardium/jantung?)
• Tanda vital tidak stabil!
• Pneumotoraks traumatik
• Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan tumpul)
atau akibat tindakan medis
Pneumotoraks tension
• Tanda vital tidak stabil
• Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis
harus dapat ditegakkan dari klinis pasien!
• Tindakan paling utama adalah needle
decompression
• Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela iga
kedua linea midclavicularis pada sisi paru yang dicurigai
tension pneumotoraks
• Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum
• Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal
ini
Trakea dapat terdorong ke satu sisi akibat paru yang kolaps
http://learning.bmj.com/classobjects/images/en-gb/ARRAY_HP_FS11DcmprssnTnsnPnmthrx_default.jpg
Jawaban Lainnya
• A. Pemberian oksigen sungkup: tidak disarankan, dapat
memperburuk terjadinya pneumotoraks tension jika
masalah utama tidak tertangani
• B. Perikardiosentesis: untuk kasus tamponade jantung
(trias Beck: JVP naik, hipotensi, muffled heart
sound/suara jantung mengecil-menjauh)
• C. Foto rontgen toraks: tension merupakan kondisi
emergensi – tidak ada waktu untuk foto toraks saat
awal. Setelah dekompresi, boleh pertimbangkan foto
toraks.
• D. Pemasangan pipa grommet: untuk kasus otitis media
efusi
Jadi, tatalaksana awal pasien ini
adalah…
15
E. Dekompresi jarum
16 A. Nikardipin IV
• Laki-laki, 65 tahun
• Penurunan kesadaran
• TD 220/160
• CT scan perdarahan intraserebral
• → mengonfirmasi terjadinya hipertensi
emergensi
• Krisis hipertensi: Keadaan hipertensi yang
membutuhkan penurunan TD segera. TD sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg. Terbagi menjadi:
• Hipertensi emergensi
• Adanya kerusakan organ target akut atau progresif (AKI, TIA,
stroke, angina pektoris, dll.) → turunkan dengan obat
parenteral segera
• Hipertensi urgensi
• Peningkatan TD bermakna tanpa gejala berat atau kerusakan
organ target progresif → turunkan TD dalam beberapa jam
dengan obat oral
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
• Target awal adalah berkurangnya MAP sebanyak 25%
dalam 2 jam
• Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16 jam
hingga mendekati normal
• MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
• Hipertensi urgensi
• Penurunan bertahap dalam 24 jam
Pilihan Antihipertensi Parenteral
• Nitroprussid, namun jarang di Indonesia
• Nkardipin, sering digunakan, dapat dititrasi dengan
baik
• Klonidin, alternatif (lini kedua, terutama jika
nikardipin tidak tersedia), hati-hati efek samping
rebound jika dihentikan dengan segera
Jawaban Lainnya
• B. Klonidin IV → bukan first choice, karena efek
rebound setelah obat dihentikan
• C. Propanolol PO → punya efek antihipertensi,
namun tidak selektif dan diberikan secara oral,
yang tidak tepat untuk kasus hipertensi emergensi
• D. Tiazid PO → diuretik, efek anti-hipertensi terlalu
lemah untuk kasus ini
• E. Simvastatin PO → HMG-CoA reductase, tidak
berkaitan dengan tekanan darah, melainkan obat
kolesterol
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
16 A. Nikardipin IV
B. Angina pektoris tidak
17 stabil
• Laki-laki, 50 tahun
• Nyeri hebat dada kiri, onset dua jam
• Dulu pernah nyeri, namun tidak seperti ini →
artinya ada hal yang baru / akut dari kasus yang
saat ini dialami
• EKG kesan normal → tidak ada ST elevasi (lihat
slide berikutnya), enzim jantung normal (setelah
pemeriksaan serial, tetap normal)
EKG kasus nomor 17
• Ada 4:
• VT tanpa nadi
• VF
• Asistol
• PEA
Dasar Teori
• Henti jantung (cardiac arrest)→ sirkulasi darah
berhenti karena tidak ada aktivitas jantung /
aktivitas jantung yang inadekuat sehingga tidak
menimbulkan kontraksi yang bermanifestasi
sebagai nadi yang teraba
18 B.
B. Pemberian oralit setiap BAB +
19 lanjutkan ASI + zinc 10 mg/hari
10-14 hari
• Bayi, 5 bulan
• Diare 4 hari
• Tanda dehidrasi tidak ada (sadar, minum biasa,
ubun datar, turgor kembali cepat)
Lintas Diare:
Lima Langkah Tuntaskan Diare
• Kategori Penatalaksanaan Diare Akut Anak:
• Kat. A untuk diare tanpa dehidrasi
• Kat. B untuk diare dengan dehidrasi ringan sedang
(tanda dehidrasi > 2)
• Kat. C untuk diare dengan dehidrasi berat
• Dosis Zinc menurut usia:
• Di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari
selama 10 hari
• 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
• Pemberian Makan
• ASI tetap diberikan
• Meskipun nafsu makan anak belum membaik,
pemberian makan tetap diupayakan pada anak
berumur 6 bulan atau lebih
Jawaban Lainnya
• Pemberian terapi B untuk kasus diare akut
dehidrasi ringan sedang
• Pemberian terapi C untuk kasus diare akut
dehidrasi berat
• Perempuan, 35 tahun
• 1 minggu mual-muntah, sklera ikterik
• Hepatomegali
• HBsAg (+)
• IgM anti-HBc (+)
Hepatitis kronik
replikatif + - IgG + - +
21 B. Hepatitis B akut
22 A. Hipoglikemia
• Glibenklamid (sulfonilurea)?
Hipoglikemia
Tanda dan Gejala Hipoglikemia
• Whipple’s triad:
• Gejala yang menandakan • Manifestasi neuroglikopenia:
hipoglikemia • Perubahan perilaku
• Konsentrasi gula darah yang • Kebingungan, lemah
rendah (diukur secara presisi)
• Gejala tersebut hilang setelah • Kejang, penurunan kesadaran
kadar gula darah meningkat
• Manifestasi otonom = gejala adrenergic
• Tiga penyebab hipoglikemia dan kolinergik
paling sering:
• Obat antidiabetes: insulin • Palpitasi, tremor, ansietas (adrenergic)
dan sulfonylurea • Berkeringat, rasa lapar, dan kesemutan
• Alkohol (kolinergik)
• Penyakit kritis: gagal hepar, • Keringat dingin
ginjal, jantung; sepsis
• Pucat
Sumber: Harrison’s 19th ed
Tatalaksana Hipoglikemia
• Peremuan, 30 tahun
• Berdebar-debar
• Sering berkeringat
• Penuruann BB 3 kg dalam sebulan
• Mata tampak menonjol
• Jadi fT4
meningkat, TSH
rendah
Jawaban Lainnya
• B. TSH naik, fT4 naik: pada hipertiroid sekunder dan
tersier (misal: akibat kelainan pada hipotalamus
dan hipofisis)
• Anak, 4 tahun
• Wajah sembab
• Rambut kemerahan, mudah dicabut
• Ascites
• Pitting edema
Gizi buruk?
• Diagnosis dengan klinis dan/atau antropometris
• Laki, 40 tahun
• Badan lemas 2 minggu
• Terkait dengan nyeri ulu hati → pikirkan
perdarahan saluran cerna kronis?
• Riwayat konsumsi jamu pegal linu → pikiran
mengandung NSAID yang dapat mengiritasi
lambung
• Indikatornya:
• MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter → μm3)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
• MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah dengan
volume tertentu (g/dl)
• RDW: koefisien variasi volume sel darah merah.
Ukuran
• Anemia mikrositik : defisiensi Fe, thalassemia,
penyakit kronik (gangguan utilisasi Fe), anemia
hemolitik.
• Anemia normositik : perdarahan akut, anemia
penyakit kronik, anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik : defisiensi folat, defisiensi B12
Beberapa kelainan morfologi
eritrosit
• Thalassemia: sel target, berinti, basophilic stipping
dan leukosit imatur
• Defisiensi G6PD: bite cells
• Anemia defisiensi besi: sel pensil
• Leukemia: leukositosis abnormal dan sel blast
Berdasarkan Penyakit
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, Serum
Iron ↓, Feritin↓, TIBC ↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
• Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel
target dan anisopoikilositosis(bentuk sel bermacam-macam karena lisis),
Bilirubin indirek ↑. Ikterik, splenomegali. Biasanya karena thalassemia.
Pemeriksaan tambahan : elektroforesis Hb.
• Anemia karena keganasan (Leukemia) : Pansitopenia, leukosit meningkat
namun abnormal. Blast +, hepatomegali. Pemeriksaan tambahan : Bone
Marrow Puncture (BMP). Tx : kemoterapi.
• Anemia aplastik : Pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan
tambahan : BMP – gambaran hipoplastik.
• Anemia penyakit kronis (infeksi kronis) : Karena gangguan utilisasi besi.
Anemia mikrositik hipokrom
• Anemia karena penyakit ginjal kronis (CKD): anemia normositik
normokrom karena gangguan produksi eritropoietin
• Anemia perdarahan : Normositik normokrom.
• Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada post-op gastrointestinal),
asam folat, liver disease
Perkiraan angka MCV, MCH, dan MCHC dari
Parameter Hematologi Lain
Jawaban Lainnya
• A. Anemia hemolitik autoimun dan B. Anemia
hemolitik non-imun → terkait dengan ikterus
• D. Anemia megaloblastik: kekurangan asam folat
dan/atau B12 → tidak langsung terkait dengan
konsumsi ”jamu NSAID”
• E. Anemia karena inflamasi kronik → diagnosis
banding utama anemia defisiensi besi. Perlu
diperhatikan, pasien ini didiagnosis anemia karena
perdarahan kronis (bukan inflamasi kronis), yang
pada akhirnya akan mengakibatkan anemia
defisiensi besi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Anak, 12 tahun
• Demam sejak dua hari
• Disertai nyeri otot dan nyeri sendi
• Dipikirkan ke arah infeksi virus dengue
28
B. Antigen NS 1
E. Siprofloksasin PO
29 2x500 mg
• Laki-laki, 38 tahun
• Demam dan sakit kepala
• Pola demam: makin meningkat, suhu maksimal
di sore hari
• Disertai perubahan pola BAB (gejala
gastrointestinal)
29 E. Siprofloksasin PO 2 x
500 mg
30 B. Rubeola
• Anak, 4 tahun
• Ruam kemerahan, muncul 2 hari
• Demam sejak 4 hari
• Disertai dengan corzya, conjungtivitis, dan
cough (batuk)
30 B. Rubeola
31 C. HIV Stadium 3
• Laki-laki, 30 tahun
• Demam, diare 2 minggu
• BB turun drastis: 70 kg jadi 55 kg → turun BB
lebih dari 10%
• Dengan demam/diare 2 minggu → belum
memenuhi kriteria minimal 4 minggu (1 bulan)
• Tidak ada informasi AIDS-defining illness yang
lain (seperti TB paru, TB ekstraparu) → tidak
ada tambahan informas
31 C. HIV Stadium 3
32 D. 27%
• Luka bakar (kulit melepuh, kemerahan)
• Lokasi: seluruh lengan kanan DAN toraks
• Anak 6 tahun
• Ujung penis membengkak, preputium
melingkar di glans penis
• Tidak dapat dikembalikan
• Fimosis: preputium tidak dapat diretraksi, sakit
dan nyeri saat berkemih, perlu mengedan dan
sebelum berkemih ada gelembung di penis
• Parafimosis: preputium menjepit batang penis,
saat diretraksi tidak dapat dikembalikan lagi,
merupakan keadaan emergency dalam urologi
35 D. Sirkumsisi cito
D. Menyudahi jumlah anak,
36 anjurkan dengan tubektomi pada
pasien
• Perempuan, 40 tahun
• Punya 3 anak hidup
• Pemilihan KB yang paling tepat?
Kontrasepsi mantap
Ada indikasi yang perlu dicapai sebelum
dipertimbangkan, yakni…
http://posyandu.org/mow-dan-mop.html
Jawaban Lainnya
• A dan B tidak disarankan untuk hamil lagi,
mengingat usia dan jumlah anak hidup (sehat)
• C. Menyudahi jumlah anak, dengan vasektomi:
vasektomi dipilih untuk pria
• E. Menyudahi jumlah anak, dengan AKDR (Cu):
menyudahi jumlah anak dilakukan dengan
kontrasepsi mantap berupa MOW (metode operasi
wanita, tubektomi) maupun untuk pasangan MOP
(metode operasi pria, vasektomi)
Jadi, saran Anda untuk pasien ini
adalah…
36 D. Menyudahi jumlah anak,
anjurkan dengan tubektomi pada
pasien ini
D. Superimposed pre-
37 eclampsia
• Perempuan, gravida (G3P2A0)
• TD 180/110, proteinuria (+3)
• Terdapat riwayat HT sebelumnya (sebelum
hamil, atau <20 minggu hamil)
Diagnosis banding jika ada
hipertensi kurang dari 20 mg
20
minggu
Hipertensi Kronik
Proteinuria (-)
Superimposed preeclampsia
Proteinuria (+)
SPEKTRUM HIPERTENSI – HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN –
PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA DAN GEJALA LAIN
HIPERTENSI GESTASIONAL TD ≥ 140/90 mmHg Kehamilan Proteinuria (-)
> 20 minggu
TEAR (ROBEKAN JALAN LAHIR) KONTRAKSI BAIK, PLASENTA HENTIKAN SUMBER PERDARAHAN
LENGKAP
38 B. Atonia uteri
39 B. Baby blues syndrome
• Perempuan, 45 tahun
• Gatal daerah kemaluan
• Vulva/vagina kemerahan; edema, erosi
• Tampak duh tubuh putih keju, kental
• Riwayat diabetes melitus
Kandidiasis vulvovaginal
Gejala klinis?
• Duh tubuh pada vulva/vagina
• Disertai dengan rasa gatal/iritasi yang umumnya hebat
• Duh tubuh putih keju, umumnya sedikit
• Vulva umumnya merah, edema dengan fisura, erosi,
maupun ulserasi (sekunder akibat garukan)
• Laki-laki, 28 tahun
• Duh tubuh uretra, 3 hari
• Panas saat BAK
• Riwayat berganti pasangan seksual
Jika ditemukan
duh tubuh uretra
dan tidak
dilakukan
pemeriksaan
gram, lakukan tx
untuk gonore dan
klamidiosis.
Jika ditemukan
diplokokus gram
negatif → obati
sebagi DUA DUA-
nya.
Jika tidak
ditemukan, obati
sebagai
klamidiosis.
41
C. Sefiksim 400 mg PO +
Azitromisin 1 g PO, dosis tunggal
A. Hifa sejati panjang
42 bersekat
• Laki-laki, 21 tahun
• Bercak gatal, selangkangan kiri
• Sejak 3 minggu
• Disertai gatal
• Tepi lebih aktif
• KOH?
Pemeriksaan KOH dilakukan pada
organ…
Hifa sejati, panjang, bersekat
(branching, septate hyphae) pada
infeksi Tinea
Spagetti and Meatball
Appearance = P. versicolor
Pseudohifa + blastospora =
Candidiasis
Jawaban Lainnya
• B. Hifa pendek, bersekat: tidak diagnostik
• C. Blastospora dengan pseudohifa: Candida sp.
• D. Hifa pendek tidak bersekat dengan gerombolan
spora: Sphagetti and meatball appearance →
Malazessia furfur (Pitiriasis versicolor)
• E. Spora multipel: tidak diagnostik
Temuan yang Anda harapkan adalah…
• Laki-laki, 21 tahun
• Kaki dan tungkai bawah merah
• Riwayat bermain sepakbola (luka)
• Edema, eritema cerah, batas tidak tegas
• Disertai tanda radang akut lain
Selulitis
• Inflamasi non-nekrotik dari kulit dan jaringan subkutan akibat
infeksi akut.
• Etiologi: Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus (jarang)
• Manifestasi klinis:
• 4 tanda cardinal infeksi lokal: Eritema, nyeri, edema, hangat pada
perabaan
• Batasan lesi tidak jelas; tidak terangkat → membedakan dengan
erisipelas yang mana lesinya lebih sirkumskripta/batas tegas
• Predileksi: ekstremitas
• Infeksi berat ditandai dengan adanya:
• Demam, menggigil, malaise berat
• Penyebaran saluran limfe → garis merah menjauhi area infeksi
• Selulitis sirkumferensial
• Nyeri tidak proporsional dengan hasil PF
• Tatalaksana:
• Gejala lokal ringan, tanpa keterlibatan sistemik → rawat jalan
• 90% kasus: antibiotik; 10% butuh tindakan (selulitis dengan
abses)
• Selulitis tanpa abses maupun fistel → antibiotik beta lactam
1. Dicloxacilin, amoxicillin, cephalexin
2. Clindamycin atau makrolida → alternatif jika pasien alergi
penisilin
3. Levofloksasin → biasanya utk bakteri gram negative yg sudah
terbukti sensitif
- Elevasi tungkai
- Kompres antiseptik
- Diuretik (bila edema)
Erisipelas: batas lebih tegas,
lokasi lebih superfisial
Jawaban Lainnya
• A. Impetigo bulosa: cacar monyet
• B. Impetigo krustosa: banyak ditemukan krusta
mengering
• C. Ektima: ulkus superifisial akibat infeksi
Streptococcus sp.
• D. Erisipelas: dd/ utama selulitis, dengan batas
tegas (lokasi lebih superfisial dibanding dengan
selulitis yang lebih profunda)
Impetigo non-bulosa =
impetigo krustosa
Impetigo bulosa
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
43 E. Selulitis
44 D. Permetrin 5%
• Anak, 2 tahun
• Ditemukan lesi pada kulit:
• Papul, vesikel, krusta
• Gatal (anak menjadi rewel dan menangis)
• Lokasi: sela jari tangan dan jari kaki
44 D. Permetrin 5%
B. Dermatitis kontak
45 alergi
• Perempuan, 18 tahun
• Bercak dan papul kemerahan sebesar jarum
pentul di bekas pemasangan anting
Dermatitis Kontak Alergi
Contoh kasus DKA
• Gatal kulit akibat reaksi alergi • Alergi nikel yang
terhadap suatu substansi yang dijadikan rantai jam
berkontak dengan kulit. tangan
• Reaksi kulit dapat terjadi • Alergi terhadap bahan
beberapa jam, hari, hingga tahun plaster luka (rosin)
setelah kontak pertama • Dermatitis tangan pada
• Beratnya reaksi kulit tidak pekerja pabrik karet
berbanding lurus dengan jumlah • Dermatitis fotokontak
allergen yg terpapar → alergi terhadap
sunscreen atau sabun
• Karakteristik umum lesi DKA: antibakteri yang timbul
setelah paparan
• Sebagian besar: lesi hanya terhadap sinyal
mencakup area kulit tempat matahari
kontak dengan allergen terjadi • Lainnya: DKA thdp
• Dapat merah, bengak, dan parfum, cat rambut, http://www.dermnetnz.or
melepuh atau kering dan kasar obat topikal g/dermatitis/contact-
allergy.html
PPK PERDOSKI 2011
dd/: Dermatitis Kontak Iritan
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
• Patogenesis
• Kerusakan kulit akibat iritan > kemampuan kulit
utk beregenerasi
• Iritan ↓jumlah minyak dan pelembab alami pada
kulit → ↑penetrasi iritan ke bagian kulit lebih
dalam → menginisiasi inflamasi
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan asam atau basa
kuat), biasanya tidak sengaja/kecelakaan →
bengkak, lepuh, nyeri, merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air, sabun, atau
detergen dalam waktu cukup lama (beberapa
minggu) → kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit → luka dg krusta dan keropeng
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Patch Test (Uji
Tempel) • Metode
Baru dapat dikerjakan 6 minggu setelah
penyakit dinyatakan sembuh
• Indikasi 1. Larangan utk pasien
• Pasien dengan diagnosis kerja • Punggung tmpt ditempelkan zat
dermatitis kontak, terutama alergenik tidak boleh kena air
pada kelompok pasien dengan • Tdk boleh berkeringat keterlaluan
penyakit kulit dasar berupa • Tidak boleh terpapar radiasi UV
dermatitis atopi, seboroik,
stasis, numularis; psoriasis; 2. Perangkat tes ditempel di punggung
dishidrosis bagian atas: hindari area berambut
• Dermatitis kronis tanpa 3. 48 jam setelahnya → tempelan
penyebab yang jelas dicabut → dibaca hasilnya (1)
• Dermatitis kontak akibat 4. 72 – 96 jam setelah penempelan →
pekerjaan baca hasil (2)
• Laki-laki, 39 tahun
• Post-KLL
• Letargis
• TD 80/50, akral dingin, takikardia, takipneu
• Abdomen kesan jejas di daerah kiri atas
• Femur tampak membengkak
46
B. Melakukan proteksi servikal
dan patensi jalan napas
B. Osteofit dan penyempitan
47 celah sendi pada radiologi
• Perempuan, 55 tahun
• Nyeri kedua lutut, 3 bulan
• Di sore hari >>
• Pasien obese
• Status lokalis: edema, krepitasi
Osteoarthritis
• Krepitus
• Penurunan ROM
• Pembengkakan dari osteofit
• Pembengkakan DIP (haberden) PIP (bouchard)
• OA lebih sering DIP dan PIP, RA PIP dan MCP
Gambaran radiologi yang khas
adalah..
• Penyempitan
celah sendi
dan erosi
sendi
• Sklerosis
• Osteofitosis
• Kista
subkondral
Grading (K-L system)
Manajemen
• NSAID, terapi fisik, perubahan gaya hidup
• Acetaminofen
• Injeksi steroid intraarticular: temporary
• Severe symptom: penggantian sendi
Jawaban Lainnya
• A. Peningkatan RF terjadi pada kasus reumatoid
artritis (atau penyakit autoimun lain)
• C. Peningkatan LED dan CRP juga ditemukan pada
kasus artritis terkait penyakit sistemik (autoimun)
• D. Deformitas boutonierre dan swan neck: pada
kondisi reumatoid artritis
• E. Ditemukan kristal pada analisis cairan sendi
kasus artitis gout (maupun pseudogout)
Temuan yang Anda harapkan adalah…
• Lebam mayat?
Jawaban lain
• Rigor mortis • Algor mortis
50
B. Specific protection
51 E. 150 (/100.000 bayi lahir hidup)
• Non-Randomisasi
• Consecutive sampling
• Convenient sampling
• Snowball sampling
Snowball sampling: satu subyek merekrut
subyek yang lain… dan seterusnya hingga
sampel terpenuhi
Jawaban Lainnya
• A. Systematic random sampling: memilih secara acak
berdasarkan sistematika untuk ruang sampel yang
sudah ditetapkan
• B.Simple random sampling: memilih secara acak tanpa
sistematika untuk ruang sampel yang sudah ditetapkan
• C. Cluster random sampling: ruang sampel terbagi
menjadi cluster-cluster, yang kemudian dipilih beberapa
cluster untuk menjadi bagian dari penelitian
• D. Consecutive sampling: siapa yang memenuhi kriteria,
diambil. Bukan merupakan sampling secara
randomisasi
Teknik sampling tersebut adalah…
52 E. Snowball sampling
53 D. PPV = 80% Dihitung dari data yang
sudah tersedia
Diketahui di soal “Dari yang positif malaria, 200 di
antaranya positif dengan rapid test”
Positif Negatif
Malaria Malaria
Positif Rapid 200 50 250
Test
Negatif Rapid 50 200 250
Test
250 250 500
Diketahui di soal “… 250 di
antaranya positif malaria”
Diketahui di soal “Dari 500
sampel…”
Warna hitam: data sudah tersedia di soal
Warna abu-abu: dihitung dari data yang sudah tersedia di soal
Nilai PPV (nilai duga positif) adalah…
53 D. 80%
54 D. T-paired
numerik T tidak
T berpasangan (T
(contoh: kadar GDS berpasangan (T
pair)
dalam mg/dL) unpair)
kategorik ordinal
(contoh: status DM
2 kelompok dalam tidak terkontrol – Mann Whitney Wilcoxon
terkontrol sebagian –
(contoh: kota vs desa)
terkontrol baik)
kategorik ordinal
(contoh: status DM
>2 kelompok dalam tidak terkontrol – Kruskal-Wallis Friedman
(contoh: kota vs desa vs terkontrol sebagian –
pegunungan) terkontrol baik)
54 D. T paired
55 C. Intradermal (intrakutan)
http://vaccine-safety-training.org/tl_files/vs/images2/02-routes-of-
administration.gif
Jawaban Lainnya
• A. Subkutan: vaksinasi campak
• B. Intramuskular: vaksinasi DPT, HepB, polio injeksi
(IPV)
• D. Intravena: tidak ada vaksin yang diberikan secara
intravena
• E. Intraoral: pemberian vaksin seperti polio oral
(OPV), Rotavirus
Jadi, rekomendasi pemberian BCG
adalah…
55
C. Intradermal
56 A. Breastfeed jaundice
• Bayi, 4 hari
• Terlihat kuning
• Sklera ikterik
• Minum ASI, namun jumlah masih sedikit
• Bilirubin dominan: indirek (bukan direk) →
bukan kolestasis
• Kemungkinan diagnosis?
Ikterus neonatorum
• Ikterus fisiologis :
• Timbul setelah 24 jam, berlangsung kurang dari 7-14
hari,
• Terutama terdiri dari bilirubin indirek,
• Kadar tertinggi bilirubin total kurang dari 15 mg%
• Bilirubin direk kurang dari 2mg%,
• dan tidak ada keadaan patologis lain.
• Ikterik pada 24 jam pertama
• Dapat disebabkan erythroblastosis fetalis, perdarahan
tersembunyi, sepsis, atau infeksi intrauterine, termasuk
sifilis, rubella, sitomegalo, rubella, dan toxoplasmosis
kongenital
• Ikterik yang muncul pada hari ke-2 atau ke-3
• Umumnya fisiologis, Crigler-Najjar syndrome dan breast
feeding ikterik, sepsis bakteri atau infeksi saluran kemih,
maupun infeksi lainnya seperti sifilis, toksoplasmosis,
sitomegalovirus, atau enterovirus.
• Ikterik yang muncul sesudah satu minggu
• breast milk ikterik, septicemia, atresia congenital,
hepatitis, galaktosemi, hipotiroidisme, anemia hemolitik
kongenital (spherocytosis), anemia hemolitik akibat
obat.
• Ikterik yang persisten selama satu bulan
• kondisi hyperalimentation-associated cholestasis,
hepatitis, cytomegalic inclusion disease, syphilis,
toxoplasmosis, familial nonhemolytic icterus, atresia
bilier, atau galaktosemia. Ikterik fisiologis dapat
berlangsung beberapa minggu pada kondisi hipotiroid
atau stenosis pilori
Masih fisiologis? Pikiran
breastfeed vs breastmil jaundice
Jawaban Lainnya
• B. Breastmilk jaundice: terkait dengan kandungan pada
ASI yang meningkatkan sirkulasi enterohepatik,
sehingga membuat bilirubin meningkat
• C. Atresia bilier: kolestasis (peningkatan bilirubin direk
>>), disertai dengan tinja dempul
• D. Penyakit membran hialin: HMD/RDS: terkait
ketidakmatangan paru pada bayi-bayi prematur
• E. Sepsis neonatorum: semua bayi dengan kuning perlu
dicurigai sepsis, namun tentunya sepsis memiliki
manifestasi yang lain (misal: demam/hipotermia,
leukositosis/leukopenia, anamnesis yang mengarahkan
ke sepsis seperti ibu yang ketuban pecah dini)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
56 A. Breastfeed jaundice
57 D. Adhesive tape test
• Anak, 4 tahun
• Menggaruk anus setiap malam hari
Patognomonoik dalam
kasus ini
Jawaban Lainnya
• B. Infeksi Acantamoeba: dapat mengenai mata
(penyebab keratitis Amoeba)
• C. Infeksi Balantidium coli:
• D. Infeksi Giardia lamblia: diare, berlemak, tinja
sulit di-flush jika tinja menempel di jamban, dan
berbau
• E. Infeksi Trichomonas vaginalis tidak menimbulkan
manifestasi pada saluran cerna
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
A. Infeksi Entamoeba
58 histolytica
59 A. AP – lateral
• Laki-laki, 18 tahun
• Terjatuh
• Bengkak daerah punggung
• Pemeriksaan radiologis yang Anda mintakan?
Dalam radiologi, dikenal istilah
rule of two
Posisi AP dan Lateral
http://www.wikiradiography.net/page/Thoracic+Spine+radiographic+A
natomy
Jawaban Lainnya
• Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan minimal
dua proyeksi untuk memastikan diagnosis
59 A. AP – lateral
60 E. Jaw thrust
• Laki-laki, 20 tahun
• KLL, dengan GCS 10
• Pengamanan jalan napas perlu dilakukan