Anda di halaman 1dari 742

PEMBAHASAN

TO 5
1. B. Malaria serebral
Tn. Ari, 36 th, kondisi tidak sadar, panas menggigil
sejak 4 hari yang lalu.
Pasien sudah ke dokter dan berobat ttapi tidak ada
perbaikan.
Seminggu lalu pasien psien baru pulang dari papua.
Pemeriksaan fisik : TD 140/90 mmhg, nadi
100x/menit, suhu 40, delirium, kaku kuduk, sklera
tidak ikterik.
Diagnosis?
Malaria serebral
• Ensefalopati difus dengan penurunan kesadaran
dan berhubungan dengan sequestrasi
mikrovaskular serebral
• Manifestasi klinis yang berat dari malaria
(umumnya akibat P. falciparum) à ditandai dengan
perubahan status mental hingga koma (pada
dewasa, GCS <9), biasanya didahului oleh kejang
• Angka mortalitas 25-50%, dapat menyebabkan
kematian bila tidak ditangani dalam waktu 24-72
jam
Medscape
Gejala dan tanda
• Trias malaria (demam, • Pemeriksaan dengan
menggigil, dan berkeringat) mikroskop sediaan darah
• Sakit kepala tebal dan tipis à bentuk
aseksual P. Falcifarum; tidak
• Nyeri tengkuk, kaku otot ditemukan infeksi lain
dan kejang umum
• Dapat ditemukan
• Sering dijumpai hipoglikemia, hiponatremia,
splenomegali dan hipofosfatemia
hepatomegali
• Peningkatan limfosit pada
• Gangguan kesadaran atau analisis CSF
koma (biasanya dalam 24 -
72 jam) • CT dan MRI: edema
serebral

Medscape
Pilihan jawaban lain
• A. Strokeà seharusnya tidak ada demam
• C. Sepsis à diagnosis kurang tepat
• D dan E à kurang tepat karena di sini ada riwayat
bepergian dari daerah endemik
2. C. Carpal Tunnel Syndrome
• Ny. Tejo, 32 tahun, mengeluh pergelangan tangan
sering terasa sakit dan kesemutan.
• Awalnya muncul ketika sedang menjahit
menggunakan mesin jahit. Nyeri sering muncul
ketika malam hari. Phalen’s sign (+).
• Diagnosis yang paling mungkin?
Manifestasi Klinis Carpal tunnel syndrome

• Kumpulan tanda dan gejala akibat penekanan nervus


medianus dalam terowongan karpal (carpal tunnel)
• Gejala umum: kesemutan, kebas, nyeri pada lokasi yang
dipersarafi nervus medianus (terutama pada malam hari)

• Gejala lain: kadang pasien


menjatuhkan barang yang
digenggam tanpa terasa, gejala
intermiten.
• Gejala malam hari biasanya cukup
spesifik untuk CTS terutama bila
gejala berkurang jika menggerak-
gerakkan tangan.
• Pemeriksaan dapat dengan EMG
Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome
Tarsal Tunnel Syndrome & Lesi Nervus Perifer

• Tarsal tunnel syndrome


• Akibat kompresi nervus tibialis
• Nyeri yang menjalar dari
pergelangan kaki medial ke
arah distal
• Klinis:
• Tata laksana: injeksi steroid,
bedah kalau tidak mempan
• Lesi nervus…
• …radialis: wrist drop
• …medianus: tidak bisa oposisi,
MCP I-II tidak bisa fleksi, PIP
dan DIP I-II tidak bisa ekstensi
• ..ulnaris: MCP IV-V tidak bisa
fleksi, PIP dan DIP IV-V tidak
bisa ekstensi
Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome
• Terapi:
• Penggunaan splint pada malam hari (3 minggu)
• Medikamentosa: NSAID, injeksi steroid
• Terapi lainnya: Yoga
Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome
Pilihan lain
• A dan B à keluhan tidak sesuai
• D. à sudah jelas
• E. Neuropati DM à keluhan tidak sesuai
3. C. Diazepam
• An. Sugeng, 16 bulan datang dibawa ibunya dengan
keluhan kelojotan di lengan kanan selama 2 menit.
• Kejang kelima hari ini
• Ada riwayat demam sebelumnya.
• PF suhu 38 derajat.
• Diagnosis à kejang demam kompleks
• Tatalaksana?
Kejang Demam
Bangkitan kejang saat kenaikan suhu tubuh (rektal > 38oC),
disebabkan proses ekstrakranial

• Umumnya usia 6 bulan – 5 tahun à di luar usia ini,


pikirkan penyebab lain!
• infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam.

• Sederhana: <15 menit; kejang umum tonik


dan/atau klonik; tanpa gerakan fokal; tidak
berulang dalam 24 jam.
• Kompleks jika ada kriteria sederhana tidak
terpenuhi
Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI
Beberapa hal yang harus
dikerjakan bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang
telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5
menit atau lebih
Pemberiaan obat pada saat
demam
• Antipiretik à Tidak ditemukan bukti bahwa
penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya
kejang demam (level I, rekomendasi D), namun para
ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap
dapat diberikan (level III, rekomendasi B). Dosis
parasetamol yang digunakan adalah 10 –15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis
Ibuprofen 5-10 mg/ kg/kali ,3-4 kali sehari
• Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam
pada saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30%- 60% kasus, begitu pula dengan
diazepam rektal dosis 0,5 mg/ kg setiap 8 jam pada
suhu > 38,5 0 C (level I, rekomendasi A).
4. A. Nukleus ganglia basalis
• Tn. Mega, 55 tahun, mengeluh terganggu
koordinasinya pada tungkai dan lengan kanan.
• 2 jam SMRS pasien merasa lengan kanan atas tiba-
tiba bergerak sendiri tanpa tujuan.
• Kerusakan terjadi pada lokasi mana?
Ganglia basalis
• Merupakan kumpulan gray matter meliputi corpus
striatum, amygdala
• Mempunyai hubungan dengan berbagai bagian
otak lain : thalamus, substansia nigra dsb
• Berperan penting dalam koordinasi gerakan dan
inhibisi gerakan involunter
Gangguan ganglia basalis
• Hipokinetik à output ke ganglia basalis berlebihan
• Contoh: Parkinsonism
• Hiperkinetik à output ke ganglia basalis berkurang
• Contoh: Huntington’s disease, dystonia
Pilihan lain
• B. Area motoric primer à berkaitan dengan inisiasi
gerakan dan kontrol gerakan yang akan diekskeusi
melalui traktus piramidalis
• C. Area somatik primer à tidak berhubungan
dengan motorik
• D. Traktus piramidalis à misal: lesi UMN pada
stroke
• E. Traktus kortikobulbar à mengontrol otot muka,
wajah, dan leher
5. A. Depresi otot pernapasan
• Tn. Edi, 25 tahun, mengeluh kelamahan pada
keempat anggota geraknya.
• Sebelumnya pasien mengeluh demam, batuk pilek,
lalu kelemahan pada kedua tungkainya yang naik ke
atas
• Komplikasi yang paling ditakutkan dari perjalanan
penyakit pasien ini adalah
Pilihan lain
• B. Sindrom kompartemen à tidak berhubungan
• C. Kejang à tidak berhubungan
• D. Flaccid paralysis à tidak sebahaya depresi otot
napas
• E. Paraplegia à tidak sebahaya depresi otot napas
6. A. Lena
• An. Ezy, 5 tahun, datang diantar orangtuanya
karena sering terlihat melamun.
• Saat melamun pasien tidak merepons panggilan
atau tepukan. 1 hari bisa muncul sampai 10 kali.
• Tidak ada riwayat kejang sebelumnya.
• Tipe kejang apakah yang dialami pasien?
Tipe-tipe Kejang umum : berasal dari seluruh
hemisfer korteks serebri
Kejang • Absens/lena (petit mal) :
Bengong mendadak, tanpa aura,
tanpa kebingungan pasca-
serangan, bisa disertai
Kejang parsial (fokal) : berasal dari bagian automatisme maupun tidak.
tertentu dalam korteks serebri
• Mioklonik: kedutan motorik tidak
• Sederhana : Tidak ada penurunan teratur
kesadaran. Gejala bisa sensoris, motoris,
otonom, atau psikis. • Klonik : kedutan motorik teratur
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran • Tonik : ekstensi atau fleksi
(amnesia). Gejalanya biasanya berupa mendadak pada kepala, badan,
bengong mendadak yang diikuti dengan atau ekstremitas
automatisme dan kebingungan pasca-
serangan. • Tonik-klonik umum primer
(grand mal) : berawal sebagai
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : ekstensi tonik ekstremitas atas
kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang dan bawah beberapa detik,
tonik klonik umum kemudian menjadi gerakan klonik
ritmik, kebingungan pasca-
serangan
• Atonik : Tonus tubuh hilang
mendadak (pasien tiba-tiba
jatuh)
7. C. Interval lucid
• Memang, 20 tahun, dibawa ke UGD pasca KLL.
• Saat kejadian pasien tidak sadarkan diri.
• Pasien CM, TD 140/90, Nadi 50 kali/menit, RR 14
kali/menit, Suhu 36,5, pupil anisokor 3mm - 5mm.
• Pada pemeriksaan CT scan didapatkan hasil lesi
hiperdens bikonveks pada area parietal.
• Diagnosis?
Interval Lucid
• In emergency medicine, a lucid interval is a
temporary improvement in a patient's condition
after a traumatic brain injury, after which the
condition deteriorates.
• A lucid interval is especially indicative of an
epidural hematoma.
Perdarahan Epidural
• Perdarahan pada
ekstradural akibat pecahnya
A. meningea media akibat
trauma.
• Gejala yang khas adalah
lucid interval (20-50%
kasus). Akibat trauma
menyebabkan perubahan
kesadaran, kemudian
membaik, dan berlanjut
penurunan kesadaran dalam
karena efek desakan
perdarahan
Medscape
Jenis Perdarahan Pada CT Scan

Subarachnoid Hemorrhage Intraventricular Hemorrhage


Jenis Perdarahan Pada CT Scan

Perdarahan Epidural Perdarahan Subdural


8. A. Stroke hemoragik hemisfer
sinistra
• Ny. M, 58 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS
karena penurunan kesadaran.
• Sebelumnya pasien mengeluhkan sakit kepala yang
sangat berat 3 jam yang lalu.
• PF didapatkan GCS 7, TD 210/120, Nadi 80, RR 20.
PF neurologis didapatkan kesan hemiparesis
dekstra, refleks patologis + di tungkai kanan bawah.
• Diagnosis pasien ini adalah:
Stroke iskemik Vs Hemoragik

• Ada tanda peningkatan TIK


• Penurunan kesadaran Pasien sadar, datang dengan defisit
• Muntah proyektil neurologis (bicara pelo, hemiparesis)
• Nyeri kepala
• TD amat tinggi

Untuk memastikan, perlu pemeriksaan penunjang: CT Scan, MRI


Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut – Anamnesis: defisit neurologis
(seringnya hemiparesis) akut +penurunan
• PF: kesadaran umumnya tidak menurun kesadaran+nyeri kepala+muntah
proyektil
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada refleks
patologis) – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
• Penunjang (CT Scan): area hipodens – Penunjang (CT Scan): area
serebrum hiperdens di serebrum
• Tatalaksana:
• Tatalaksana:
– Bedah, Medikamentosa
• Trombolitik (r-TPA)
à 3-4,5 jam setelah onset • Antihipertensi
• Aspirin 325 mg • Agen diuretik osmotik
(misal manitol)
• Clopidogrel 300 mg
• Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg

Updates AHA/ASA Stroke Recommendations


Pilihan lain
• B. Stroke hemoragik hemisfer dekstra
• C. Stroke iskemik ganglia basalis à tremor, ataksia,
cognitive impairment
• D. Stroke iskemik hemisfer sinistra
• E. Stroke iskemik hemisfer dekstra
9. C. Karbamazepin
• Ny. SF, 35 tahun, mengeluh nyeri pada wajah
terutama rahang bawah saat menelan dan
menggosok gigi.
• Pasien ke dokter gigi namun dikatakan tidak ada
kelainan.
• Terapi yag tepat pada pasien adalah:
Neuralgia trigeminal
• Nama lainnya: tic douloureux
• Sindrom nyeri pada wajah yang rekuren dan kronik
• Gejala dan tanda: nyeri wajah unilateral, biasanya sisi wajah
kanan, seperti tertusuk,mengikuti distribusi nervus trigeminus
(N.V)à biasanya menjalar ke area maksila atau mandibula

Frekuensi serangan bervariasi dari <1x/hari


sampai >10 kali/jam à ratusan kali/hari
Pemicu:
Mengunyah, berbicara, tersenyum
Minum minuman dingin/panas
Sikat gigi, bercukur
Terpajan udara dingin

Sumber: emedicine trigeminal neuralgia


Nyeri kepala primer
Terapi neuralgia trigeminal
• 1st line: Carbamazepine and oxcarbazepine
• 2nd line: baclofen, lamotrigine
• On research (mungin efektif): Gabapentin, fenitoin,
botulinum toxin
Pilihan lain
• A. Ibuprofen à untuk TTH, dan merupakan drug of
choice
• B. Gabapentin à bukan first line
• D. Pregabalin à tidak termasuk dalam guidelines
• E. PCT à tidak efektif untuk nyeri neuropatik
10. D. Neuropati DM
• Ny. Iti, 50 tahun, mengeluh kesemutan pada kedua
tangan dan kaki sejak 1 minggu SMRS.
• Riwayat DM 10 tahun. PF TD 130/85 mmHg, Nadi
80 kali, RR 20 kali.
• Pada status lokalis ditemukan hipestesi glove and
stocking. Hba1c 8,5%.
• Diagnosis pada pasien ini adalah:
Tatalaksana Polineuropati DM
• Tatalaksana Utama meliputi:
– Kontrol Kaki
– Antidepresan trisiklik sering menjadi first choice,
di samping itu dapat memiliih gabapentin
– Gula Darah terkontrol
– Pengobatan Diabetic Gastroparesis
– Erythromycin, metoclopramid, cisapride
– Pengobatan eksperimental
– Aldose reductase inhibitor,alpha-lipoic
acid,actovegin, etc
Medscape
Pilihan lain
• A. Miopati à gejala tidak sesuai
• B. Mononeuropati à kurang spesifik
• C. Radikulopati à mengenai radiks, dengan gejala
utama nyeri yang menjalar (khas saraf)
• E. Penyakit motor neuron à harusnya yang
menurun motorik
11. A. GCS = 14
• Tn. Esa, 50 tahun, dibawa ke UGD karena tiba-tiba
terlihat “mengantuk”
• Hasil pemeriksaan didapatkan pasien tampak
mengantuk,
• ketika dipanggil pasien dapat membuka mata.
• Pasien berkomunikasi baik dengan dokter, dan
• dapat mengerjakan perintah sederhana.
• Bagaimana penilaian GCS pasien tersebut?
Glasgow Coma Scale (GCS)
12. B. Serabut simpatik
• Ny. Eda, 46 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan dada berdebar.
• Keluhan disertai keluar keringat yang berlebih.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan takikardia,
hipertensi, dan hiperhidrosis.
• Jenis serabut saraf yang mengalami stimulasi?
Sistem saraf otonom
• Sistem saraf otonom merupakan bagian dari SSP yang
mempengaruhi fungsi organ dalam (nadi, pencernaan,
RR)
• Terdiri dari sistem saraf
• Simpatis à flight or fight mode : efek meningkatkan nadi,
denyut jantung, produksi keringat, RR
• Parasimpatis à sleep and feed mode : fungsi berlawanan
dengan simpatis
• Secara anatomi terdiri dari :
• Pre ganglionic merupakan saraf kolinergik (reseptif terhadap
asetilkolin)
• Post ganglionic merupakan saraf adrenergic (reseptif
terhadap epinefrin dan norepinefrin), walau ada beberapa
yang kolinergik
Pilihan lain
• A. Serabut somatik motor à mengatur motoric
• C. Serabut parasimpatik à harusnya bradikardi dan
hipotensi
• D. Saraf kranial 9 à mengatur sensorik lidah
• E. Saraf kranial 10 à menerima rangsangan dan
meneruskan rangsangan parasimpatik untuk organ
dalam
13. C. Abses subperiosteal
• Perempuan, 40 tahun
• Pilek-pilek tidak sembuh, belakangan berbau busuk
• Keluhan disertai pusing dan nyeri di antara kedua
mata.
• Dari hasil PF ditemukan nyeri tekan regio pangkal
hidung,
• Dari hasil rinoskopi anterior tampak lendir
mukopurulen di meatus medius.
• Komplikasi pada organ terdekat yang dapat
dialami Ny. Isak adalah..
Komplikasi rinosinusitis
• Walaupun merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi,
rinosinusiis dapat berpotensi menyebabkan komplikasi yang fatal
• Insidens komplikasi selama beberapa decade terakhir turun
karean penggunaan antibiotik
Pilihan lain
• A. Abses otak à komplikasi dengan mortality rate
terbesar , biasa di frontal atau etmoid
• B. Meningitis à komplikasi intracranial tersering à
sinus sfenoid dan etmoid
• D. Abses epidural à biasa sinus frontal
• E. Abses subdural à biasa sinus frontal
14. B. Fratur basis cranii
• Tn Ismet, 49 tahun, dibawa keluarganya ke UGD
setelah terjatuh dari atap rumah setinggi 3,5 meter.
• Pada PF ditemukan memar pada jaringan lunak di
daerah mastoid kiri serta keluar cairan jernih dari
lubang hidung.
• Diagnosis yang paling mungkin?
Fraktur basis cranii/skull base
fracture
• Fraktur basis cranii harus dipikirkan apabila
terdapat darah di membrane timpani, otore, rinore,
ekimosis orbital tanpa trauma orbital langsung,
udara intracranial
• Pemeriksaan à CT scan
• Menyebabkan kompresi saraf kranial
• Fraktur sfenoid dapat menyebabkan gangguan
pada arteri karotis interna
Tanda Fraktur basis cranii
Racoon eyes

• Merupakan tanda dari fraktur basis cranii


• Bedanya dengan trauma orbital adalah racoon eyes selalu
bilateral, dan onsetnya delay (2-3 hari setelah cedera kepala),
sedangkan ekimosis akibat trauma langsung timbul beberapa jam
setelah trauma
15. B. Arteri cerebri media
• Tn. Edan, 55 tahun, mengeluh lemah mendadak tiba-
tiba pada lengan kanannya setelah bangun tidur 5 jam
SMRS.
• Pada PF ditemukan TD 160/80 mmHg, terlihat mulut
mencong. Pada pemeriksaan lapang pandang tidak
ditemukan kelainan.
• Kesulitan dalam berbicara
• Pada kekuatan motorik didapatkan hemiparesis
dekstra.
• Pada pasien ini arteri yang mengalami sumbatan
adalah:
Manifestasi klinis dari stroke
iskemik
• 1. Arteri serebral anterior
• Jarang dijumpai
• Disartria
• Hemiparesis (dengan kelemahan ekstremitas bawah >> atas)
• Rigiditas gegenhalten, prespirasi, dan inkontinensia urin
• 2. Arteri serebral medial
• Superior: hemiparesis wajah, tangan, dan lengan tidak pada
kaki. Defek lapng pandang tidak ada. Afasia Broca
• Infeior: defek lapang pandang (+), afasia Wernicke, gangguan
sensorik
• 3. Arteri serebral posterior à hemianopia homonym,
agnosia visual
Sirkulasi Anterior
16. C. Ergotamin
• Ny. Ati, 37 tahun, mengeluh nyeri kepala sebelah
kiri. VAS = 7.
• Nyeri bertambah apabila pasien sedang banyak
pikiran. Saat mulai nyeri kepala didahului dengan
mual terkadang sampai muntah, serta lebih peka
terhadap rangsagan cahaya.
• Hasil PF tidak ditemukan kelainan.
• Terapi farmakologi yang paling tepat:
Tatalaksana nyeri kepala
Tension headache
Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon à opioid dan analgetik yang mengandung
butalbital
Terapi preventif : amitriptilin, propanolol, as valproat.
Cluster headache
Akut: triptan atau ergot dengan metoclopramide
Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin
17. B. Pons
• Tn. Ade, usia 25 tahun dibawa ke UGD karena tidak
sadar pasca KLL 1 jam yang lalu.
• Pada PF didapatkan GCS E2M2V3. TD 110/70
mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit, napas 28
kali/menit.
• Tidak ada tanda rangsang meningeal, pin point
pupil(+), babinsky (+) dekstra dan sinistra.
• Letak herniasi pada kasus ini adalah:
18. D. Ruptur tendon Achilles
• Tn. Atlet, 20 tahun, merasa nyeri pada tumit sesaat
setelah melompat.
• Pada PF ditemukan gap pada ankle posterior.
Thompson test positif
• Diagnosis:
Ruptur Tendon Achilles
• Tendon Achilles merupakan tendon terbesar di
tubuh manusia
• Pasien merasakan snap tiba-tiba dengan nyeri yang
sangat hebar
• Tidak dapat berdiri pada kaki yang terluka
• Sign à gap pada region tendon
• PF à Calf squeeze test
Calf squeeze test/Thomson test
Pilihan lain
• A. Ankle sprain à biasa terjadi karena hiperinversi
• B. Ankle strain à tidak ada gap
• C. Fraktur calcaneus à ada krepitasi, nyeri saat
tumit ditekan
• E. Achilles tendinitis à merupakan penyakit
degenerative yang kronik, gejal hilang timbul
19. A. Latihan pasif gerak otot
• Ny. Hanifa, datang dengan keluhan kaku pada siku.
• Keluhan ini dirasakan setelah pasien dilakukan
pemasangan gips selama 1bulan pasca jatuh
sebelumnya.
• Pada PF ditemukan ROM siku kanan 60 derajat.
• Terapi yang dapat dilakukan
Terapi konservatif pada fraktur
siku
• Saat berada dalam cast à latihan kekuatan otot2
tangan untuk mencegah atrofi, seperti mengetik,
menulis, atau menggenggam bola tenis
• Setelah gips dilepas:
• Mengurangi nyeri à pijat, terapi es
• Improve ROM à latihan gerak pasif terlebih dahulu,
baru aktif
• Improve strength à mirip saat berada dalam cast,
bergantung kepada ROM
• Improve endurance à bergantung kepada strength
20. C. BMD (Bone Mineral
Densitometry)
• Ny. Ipeh, 50 tahun, mengeluh nyeri pada pinggul
nya sejak 2 tahun SMRS.
• Pasien memiliki riwayat menopause selama 5
tahun.
• Pemeriksaan lanjutan terbaik untuk menentukan
kepadatan tulang adalah…
Osteoporosis
• Pada osteoporosis, kepadatan tulang mulai
menurun.
• Faktor risiko: usia, menopause
• Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis
adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler
yang lebih lusen.
Bone mineral density index

• Pemeriksaan berapa banyak kalsium/mineral yang ada pada tulang


• Menentukan risiko fraktur
Pilihan lain
• A. Bone survey à pemeriksaan seluruh tulang
untuk menilai kelainan muskuloskeletal pada anak-
anak atau mengetahui komplikasi penyakit seperti
mieloma multipel
• B. Foto rontgen à digunakan apabila tanda fraktur
sudah jelas, kurang baik untuk mengetahui
kepadatan tulang
• D. MRI à kurang spesifik untuk musculoskeletal
• E. USG à kurang spesifik
21. D. Ankle brachial index
• Pasien dengan riwayat DM
• Dicurigai memiliki kelainan vaskular

• Pemeriksaan selanjutnya yang bermanfaat untuk


dilakukan adalah…
Gangguan vena vs arteri
Pilihan lain
• A. Venografi à untuk vena
• B. CT-scan à bukan modalitas utama
• C. MRI à bukan modalitas utama
• E. USG Doppler à lebih kepada DVT
22. C. Artritis reaktif
• Laki, 20 tahun datang dengan demam sejak 3 hari
SMRS.
• Nyeri pada lutut kiri
• Mencurigai riwayat IMS (keluhan BAK, keluar
sekret)
• Konjungtivitis

• Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah:


Artritis reaktif
• Merupakan respons tubuh terhadap infeksi yang terjadi
• Biasa terjadi post urethritis, atau GI infection
• Trias artritis reaktif:
• Non-infectious urethritis
• Conjunctivitis
• Arthritis
• Treatment à biasa merupakan penyakit self limiting,
dapat diberikan NSAID untuk mengurangi inflamasi
• Komplikasi à katarak
Pilihan lain
• A. Osteomielitis akut à nyeri post fraktur atau
trauma
• B. Osteomielitis hematogen akut à konidisi klinis
lebih berat
• D. RA à menyerang sendi multipel, penyakit
rekurens
• E. OA à degeneratif, tidak sesuai umur pasien
23. D. Dislokasi posterior sendi
panggul dekstra
• Tn M, 45 tahun datang dibawa ke UGD pasca KLL 1
jam yang lalu.
• Pasien tidak dapat menggerakkan kaki kanannya.
• Pada PF ditemukan deformitas berupa fleksi,
endorotasi dan adduksi pada panggul bagian
kanan.
• Diagnosis pada kasus tersebut?
Dislokasi sendi panggul

• Dislokasi sendi panggul anterior à


ekstensi, abduksi, dan eksorotasi.
• Dislokasi sendi panggul posterior à
fleksi, adduksi, dan endorotasi.
24. B. Staphylococcus aureus
• Tn. Kecelakaan, 45 tahun, datang dengan nyeri
pada paha sebelah kanan, terdapat krepitasi.
• 1 bulan yang lalu pasien menderita kecelakaan lalu
lintas dan tidak pergi ke RS.
• Pada PF ditemukan bengkak dan hiperemis, pada
foto ditemukan soft tissue swelling. Diagnosis à
Osteomyelitis
• Kuman apa yang menyebabkan luka pada pasien:
Osteomielitis
• Infeksi pada tulang
• Penyebab: trauma (47%), insufisiensi
vaksular mis. DM (34%), penyebaran
hematogen (19%)
• Tanda/gejala: riwayat trauma/operasi,
tanda peradangan pada lokasi kelainan,
deformitas, gejala konstitusional (demam,
malaise)
• Foto polos: kelainan dapat baru terlihat
setelah 5-7 hari à hasil negatif tidak
dapat mengeksklusi osteomyelitis
• Periosteal thickening, cortical thickening,
hilangnya struktur trabekular, osteolisis,
reaksi periosteal, dan gambaran
sequestrum-involucrum
• Terapi: antibiotik (4-6 minggu), operasi
bila kerusakan jaringan lunak luas
Osteomielitis
• Faktor risiko: riwayat trauma, bedah ortopedik, penyakit vaskular perifer, DM
• Organisme penyebab: Staphylococcus aureus.
• Gambaran klinis: nyeri, edema, kemerahan pada status lokalis, demam (+).
• Penunjang : Xray à Gambaran soft tissue swelling, reaksi periosteal, dan
gambaran sequestrum-involucrum.
• Gold standard radiologi : CT atau MRI
• Pemeriksaan laju endap darah, aspirasi & kultur cairan sendi à untuk
mengeksklusi diagnosis banding lain.
25. A. Nervus ulnaris
• Tn B, 20 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
siku setelah mengalami trauma
• Pada PF tidak ditemukan deformitas, ditemukan
nyeri tekan pada siku dan ROM berkurang.
• Cedera nervus manakah yang patut diwaspadai
pada pasien ini?
Sumber: ATLS
26. E. Gangguan Penyesuaian
• Anak, 13 th
• murung sejak 2 bulan
• tidak nafsu makan
• enggan berangkat ke sekolah
• terlihat malas belajar
• cenderung menyendiri
• tidak mau bermain dengan teman barunya
• terjadi sejak ia pindah sekolah
• Sebelumnya, anak yang ceria dan punya banyak teman
Gangguan yang dialami oleh An. Mia adalah...
Gangguan Penyesuaian
• Akibat respons maladaptif, atau tidak sehat,
• Terhadap peristiwa kehidupan yang berubah atau
kesedihan à stress
• Rendahnya tingkat adaptasi kemudian
menyebabkan perkembangan gejala emosional
atau perilaku
• Adanya stressor à perubahan prilaku. Jika stressor
dihilangkan, kondisi kembali ke keadaan semula
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Kepribadian antisosial à melanggar peraturan
• B. Kepribadian skizoid à dari awal suka menyendiri
• C. Gangguan cemas à cemas berlebihan
• D. Fobia sosial à dari awal grogi menghadapi
publik
27. C. Obsessive Compulsive
Disorder
• Wanita 20 tahun
• mengecek pintu kamar berkali-kali
• sering menggosok gigi berulang kali
• mengecek mobilnya sampai 10 kali
• cukup menganggunya
• merasa tidak tenang jika belum melakukannya
Kemungkinan yang dialami oleh Nn. Umi adalah...
Gangguan obsesif kompulsif
• Obsesif: ciri obsesi à gelisah atau tidak nyaman
jika tidak melakukan sesuatu
• Kompulsif à melakukan sesuatu berulang kali
WAJIB DIBEDAKAN
• Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
- Tindakan berulang-ulang (kompulsif) akibat adanya
suatu preokupasi yang jika tidak dipenuhi
menimbulkan kegelisahan (obsesif).
- Biasanya pasien tidak sadar ini adalah gangguan
(tilikan baik) / egodistonik
- Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
(anankastik)
- Seseorang yang sistematik dan hasil pekerjaannya
mengutamakan kesempurnaan
- Biasanya tilikan pasien buruk, egosintonik
Sumber : Panduan pelayanan
medis Departemen Psikiatri
RSCM
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Gangguan cemas à cemas berlebihan
• B. Gangguan penyesuaian à maladaptif terhadap
stressor
• D. Gangguan kepribadian obsesif kompusif à
anankastik
• E. Serangan Panik à ‘serangan’ simpatis thd
stressor
28. B. ADHD
• Anak 6 tahun
• sulit diajak bicara
• ia tidak memerhatikan lawan bicaranya
• sangat aktif bermain
• seringkali ia tidak menyelesaikan permainannya
• langsung berpindah mengerjakan hal lain
• Di sekolah juga melakukan hal yang sama
Kemungkinan diagnosis yang dialami oleh An. Mila
adalah...
Klasifikasi DSM IV
• Inattention (harus ada 6 gejala, bertahan 6 bulan)
• Sulit memperhatikan detil, sering ceroboh
• Sulit memusatkan perhatian
• Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
• Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak menyelesaikan tugas hingga tuntas
• Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
• Sering menghindari dan tidak suka diberi tugas (seperti PR)
• Sering kehilangan barang
• Mudah terdistraksi pada stmulus eksternal
• Mudah lupa

• Hyperactivity/impulsivity (harus ada 4 gejala, bertahan 6 bulan)


• Sering tampak elisah; kaki tanga bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam
• Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik berlebihan lain di kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian

http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset kurang dari 7 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• 314.00 ADHD: Predominantly inattentive type if inattention
criterion is met for the past 6 months, but hyperactivity/impulsivity
criterion is not met
• 314.01 ADHD: Predominantly hyperactive/impulsive type if
hyperactivity/impulsivity criterion is met for the past 6 months, but
inattention criterion is not met
• 314.01 ADHD: Combined type if both inattention and
hyperactivity/impulsivity criteria are met for past 6 months (Note
that this code is the same as that used for the predominantly
hyperactive type.)
• 314.9 ADHD not otherwise specified (NOS): Other disorders with
prominent symptoms of attention-deficit or hyperactivity-
impulsivity that do not meetDSM-IV-TR criteria
29. C. Parkinsonisme
30. B. Agonis dopamin
• Laki-laki 68 tahun
• wajahnya kaku
• tidak berekspresi
• Tangannya sering gemetar
• berjalan mengambil langkah kecil
Diagnosis pada pasien ini adalah...
Tatalaksana…
Patofisiologi Parkinson Disease
Manifestasi Klinis Parkinson
Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat à khas: pill rolling
- Rigiditas à khas: fenomena cog wheel (roda
pedati)
- Akinesia
- Postural instability
- Muka seperti topeng
Tatalaksana Medikamentosa
Levodopa + karbidopa à dipertimbangkan pada pasien
parkinson berat berusia lanjut. Bekerja dengan cara
sebagai agonis (pengganti) dopamin.
Trihexyphenidil à antikolinergik, untuk mengurangi
keluhan tremor.
Benserazide à segolongan dengan carbidopa, untuk
mempertahankan kadar Levodopa dalam ganglia basal.
Amantadine à dipertimbangkan pada pasien parkinson
ringan tanpa gangguan aktivitas.
Bromocriptine à golongan dopamin agonis,
dipertimbangkan pada pasien parkinson berat usia
muda.
Pilihan Jawaban Lain (29)
• A. Katatonik àposisi tubuh kaku tidak bisa
digerakkan
• B. Fleksibilitas cerea à tubuh bisa digerakkan,
dipertahankan
• D. Diskinesia tardif à melakukan gerakan berulang-
ulang melibatkan otot2 (mengecap-ngecap, dll)
• E. Distonia akut à kaku otot-otot
31. E. Voyeurisme
• Laki-laki 38 tahun
• sering mengintip orang mandi
• mengintip orang berhubungan seksual
• mengalami kepuasan jika melakukan hal tersebut
Gangguan yang dialami oleh Tn. Ziga adalah...
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Fetishisme: kepuasan seksual didapat dari objek/benda
tertentu
• Ekshibisionisme: kepuasan seksual didapat dengan
memperlihatkan alat kelamin di situasi dan tempat yang
tidak semestinya
• Masokisme: kepuasan seksual didapat dengan cara disiksa
• Sadisme: kepuasan seksual didapat dengan cara menyiksa
• Troilisme: kepuasan seksual melalui hubungan seksual
dengan lebih dari satu pasangan pada saat bersamaan
(termasuk menonton pasangannya berhubungan dengan
orang lain)à saat ini sudah tidak termasuk parafilia
• Voyeurisme: Kepuasan seksual dengan cara mengintip,
tanpa keinginan melakukan hubungan seksual. Bila
menonton dengan terbuka ia tidak akan merasa puas, harus
ada unsur mengintipnya.
Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Masokisme à disiksa
• B. Ekshibisionisme à memamerkan
• C. Fethisisme à objek/benda tetentu
• D. Sadisme à menyiksa
32. C. Ciri kepribadian histrionik
• Wanita 33 tahun
• sering berpakaian mencolok
• bersuara keras menarik perhatian
• senang menjadi pusat perhatian
• membuat suasana menjadi ramai
• menganggu orang di sekitarnya
Kemungkinan kepribadian Ny. Yusi adalah...
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh

Sumber : Panduan pelayanan


7/24/16 medis Departemen Psikiatri
RSCM
Gangguan Kepribadian
• Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
melanggar peraturan
• Ambang : impulsivitas serta hubungan interpersonal
dan mood yang intens tapi tidak stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang
lain, mudah iri

Sumber : Panduan pelayanan


7/24/16 medis Departemen Psikiatri
RSCMv
Gangguan Kepribadian

• Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak
layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada orang
lain, apapun konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan,
perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal

Sumber : Panduan pelayanan


7/24/16 medis Departemen Psikiatri
RSCM
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Ciri kepribadian narsisistik à membanggakan
diri berlebihan
• B. ciri kepribadian ambang à ‘galau’
• D. Ciri kepribadian antisosial à membuat
kekacauan melanggar aturan
• E. Ciri kepribadian skizoid à suka menyendiri
33. B. Middle Insomnia
• Laki-laki 64 tahun
• tidak bersemangat di pagi hari
• 3 bulan terakhir sulit tidur
• sering terbangun tengah tanpa sebab jelas
• bisa tertidur kembali
• merasa tidurnya tidak berkualitas
Diagnosis pada pasien ini adalah...
Gangguan Tidur
PARASOMNIA
• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai katapleksi,
paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


Jenis Insomnia
• Early insomnia: sulit untuk memulai tidur
• Middle insomnia: berulang kali terbangun dari tidur
• Late insomnia: mudah terbangun, setelah bangun
sulit untuk tidur lagi

Sumber: Medscape
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Late insomnia à terbangun dini hari tidak bisa
tidur kembali
• C. Early insomnia à susah untuk tidur
• D. Night Terror à mimpi buruk tengah malam
• E. Hipersomnia à sering mengantuk meski waktu
tidur cukup
34. D. Gangguan Konversi
• Wanita 24 tahun
• kebutaan mendadak
• tidak ada riwayat trauma
• terjadi ketika ia mendengar ayah divonis hukuman
penjara
• 1 bulan terakhir merasa hidupnya menjadi susah
• PF: dalam batas normal
Kemungkinan yang terjadi pada pasien ini adalah...
• Gangguan konversi à yaitu gangguan yang ditandai oleh satu
atau lebih gejala neurologis (kelumpuhan, kebutaan, kebas)
yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis dan tidak
terjadi secara disengaja. Diagnosis gangguan ini juga
mengharuskan faktor psikologis yang mencetuskan awal gejala.
• Gangguan factitious à berpura-pura memiliki keluhan fisik
untuk motif/tujuan tertentu yang spesifik (contoh: menghindar
dari tanggung jawab)
• Gangguan psikosomatis à stressor psikis menjadi keluhan
fisik
• Malingering à pura-pura memiliki keluhan fisik untuk alasan
yang tidak terlalu jelas (untuk cari perhatian)
• Hipokondriasis à preokupasi memiliki suatu penyakit yang
spesifik (contoh: kanker payudara), walaupun setelah diperiksa
tidak memiliki kelainan tersebut
Pilihan lain
• Malingering à memiliki tujuan tertentu
• Factitious Disorder à mencari perhatian medis
• Hipokondriasis à datang dg diagnosis penyakit
• Gangguan psikosomatis à gangguan penyakit
organik dengan faktor psikologis di dasarnya
35. B. Skizofrenia Residual
• Laki-laki 58 tahun
• menarik diri dari pergaulan
• menyendiri dan pendiam
• jarang mau berbicara dengan orang lain
• menjalani pengobatan skizofrenia
• Saat ini tidak melihat bayangan aneh & mendengar
suara-suara yang menakutkan
• Tidak dapat melakukan aktivitas merawat diri sendiri
dengan baik
Kemungkinan diagnosis pasien saat ini adalah...
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif
(afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara
satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak
untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


Pilihan Jawaban Lainnya
• Relaps skizofrenia à skizofrenia berulang
• Depresi pasca skizofrenia à gejala depresi pasa
skizofrenia
• Simpleks àmenarik diri tanpa skizofrenia.
Diagnosis yang sulit ditegakkan
36. D. Skizoid
• Gangguan kepribadian di mana pasien tidak suka
bersosialisasi dengan orang lain, tidak memiliki
teman dekat, tidak suka berinteraksi dengan orang
lain
37. A. Reaksi Stress Akut
• Wanita 20 tahun
• tidak nyaman sejak 3 hari
• jantungnya sering berdebar-debar
• keluar keringat dingin
• ketakutan di rumah sendirian
• sejak melihat tetangganya dirampok dan dibunuh 3
hari yang lalu
Diagnosis?
Reaksi Stress Akut
• Terjadi pasca trauma
• Terjadi sepanjang hari
• Sembuh dalam waktu < 1 bulan
• Wajar terjadi setelah mengalami kejadian yang
traumatis

Sumber: PPDGJ + Medscape


Bedakan dengan PTSD
• Terjadi pasca trauma
• Rasa takut yang berlebihan
• Kondisi menetap minimal selama 1 bulan
• Sering terjadi flashback dari kondisi yang traumatis

Sumber: PPDGJ + Medscape


Pilihan Jawaban Lain
• PTSD à menetap 1 bulan, ada flashback
• Gangguan penyesuaian à biasanya menganggu
fungsi sosial
• Agoraphobia à takut sendirian di tempat umum
• Cemas menyeluruh à cemas tanpa alasan yang
jelas
38. B. Acting out
• Anak merengek, menangis, menjerit karena tidak
dibelikan mobil-mobilan

• Mekanisme defensif?
Acting Out
• Impuls yang dirasakan dalam diri dikonversi
menjadi suatu bentuk perilaku
• Perilaku yang dilakukan dapat menjadi “pelega”
bagi kecemasan yang terjadi di dalam dirinya
• Contoh: orang dewasa marah – melempar buku ke
orang yang dikesalinya
• Pada anak-anak, temper tantrum adalah bagian
dari acting out
• Reaksi formasi: pertahanan dilakukan dengan
“membalik” apa yang menjadi kecemasannya. Contoh:
pasien yang cemas karena sering berjudi, menjadi
masuk ke tempat ibadah (bukan karena kesadaran
untuk bertobat)
• Proyeksi: upaya menyalahkan orang lain/bena
• Splitting: mengkategorikan orang ke dua kutub berbeda
(baik sekali vs jahat sekali)
• Altruisme: mekanisme defensif yang matur, di mana
mengalihkan rasa cemas dalam diri menjadi sesuatu
yang bermanfaat untuk orang lain
39. A. Terazosin
• Laki-laki 70 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan
• sering terbangun di malam hari
• susah menahan BAK
• ketika BAK, airnya keluar setetes demi setetes
• berusaha mengeden untuk mengeluarkan BAK
• BAK tidak disertai darah dan tidak terasa nyeri
Obat yang secara cepat dapat mengatasi gejala
pada pasien adalah…
BPH (benign prostat hyperplasia)
• Pembesaran prostat jinak • α-blocker (terazosin,
doxazosin, prazosin,
• Keluhan sulit kencing tamsulosin, alfulosin,
silodosin) menyebabkan
• RT à lunak, pool atas relaksasi otot polos prostat di
tidak teraba leher buli, kapsul prostat dan
• 2 kelas obat yang dapat uretra pars prostatika.
diberikan • 5α-reductase inhibitor
• α-blocker (finasteride, dutasteride)
bekerja dengan mengurangi
• 5α-reductase inhibitor ukuran kelenjar prostat à
jangka panjang bekerjanya,
tidak langsung (cepat)
• α-blocker bisa digunakan
untuk hipertensi, yang paling
sering digunakan à prazosin

EAU Guidelines on the Treatment of Non-neurogenic Male LUTS, 2011


IAUI : Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia.2003
Gejala LUTS - BPH
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Finasterid à bermanfaat untuk BPH, namun tidak
secara cepat (karena bermanfaat mengurangi
ukuran prostat, bermanfaat untuk jangka panjang)
• Atropin
• Alopurinol à untuk asam urat
• Propanolol à menurunkan tekanan darah
40. E. Bakteri Gram Negatif
•Laki-laki 33 tahun
•demam tinggi sejak 3 hari
•disertai dengan badan mengiggil
•pinggang sebelah kiri terasa sakit
•tidak menjalar
•PF pasien demam
•terdapat nyeri ketok CVA kiri
•Pemeriksaan urin: leukosit meningkat, sedimen urin
15/LPB, tes nitrit (+)
Penyebab tersering keluhan ini adalah...
Infeksi Saluran Kemih
Definisi Manifestasi klinis
•ISK non-komplikata: sistitis •Sistitis: disuria, urgensi,
pada perempuan tidak hamil frekuensi (gejala LUTS), urin
imunokompeten tanpa keruh, NT suprapubik,
penyakit struktural atau demam (-)
neurologik yang mendasari •Uretritis: mirip sistitis, tapi
•ISK komplikata: ada kencing nanah
• ISK atas pada perempuan •Prostatitis: demam, nyeri
• ISK apapun pada pria atau perineum, NT prostat pada
perempuan hamil RT
• ISK dengan kelainan
struktural atau imunosupresi •Pielonefritis: demam tinggi,
nyeri pinggang, mual muntah,
nyeri ketok CVA
Etiologi Tata laksana
•Non-komplikata: E. coli • Sistitis: fluorokuinolon atau
•Komplikata: E. coli, enterococci, cotrimoxazole PO selama 3 hari
pseudomonas 2 minggu
(non-komp) atau
•Uretritis: C. trachomatis, N.
gonorrhoeae (komplikata)
• Uretritis: ceftriaxon 125 mg IM 1x
Penunjang (untuk Neisseria) + doxycycline
2x100 mg PO atau azithromycin 1
•Urinalisis: pyuria, bakteriuria g PO 1x (untuk Chlamydia)
•Urinalisis penting pada wanita • Prostatitis: fluorokuinolon atau
hamil untuk mencari bakteriuria cotrimoxazole PO 2-4 minggu
asimptomatik
• Pielonefritis: ceftriaxone IV
selama 14 hari
• http://www.chemotherapie-journal.de/archiv/artikel/2011/05/388.htm
tmedweb.tulane.edu
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Asam urat à batu saluran kemih
• Jamur à bukan tersering
• Virus à bukan tersering
• Bakteri gram positif à bukan tersering
41. D. Uretritis
42. D. Ceftriakson 250 mg IM
+ Azitromisin 1 gr PO
• Laki-laki 28 tahun
• saat BAK terasa nyeri dan keluar nanah
• berwarna putih kental, agak berbau
• aktif melakukan hubungan seksual dengan PSK.
• 1 minggu yang lalu tanpa pengaman
• OUE hiperemis dan cairan putih kental keluar dari
OUE.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
adalah...
Infeksi Saluran Kemih
Definisi Manifestasi klinis
• ISK non-komplikata: sistitis • Sistitis: disuria, urgensi,
pada perempuan tidak frekuensi (gejala LUTS), urin
hamil imunokompeten keruh, NT suprapubik,
tanpa penyakit struktural demam (-)
atau neurologik yang • Uretritis: mirip sistitis, tapi
mendasari ada kencing nanah
• ISK komplikata: • Prostatitis: demam, nyeri
• ISK atas pada perempuan perineum, NT prostat pada
• ISK apapun pada pria atau RT
perempuan hamil
• ISK dengan kelainan • Pielonefritis: demam tinggi,
struktural atau imunosupresi nyeri pinggang, mual
muntah, nyeri ketok CVA
Infeksi Saluran Kemih
Etiologi Tata laksana
• Non-komplikata: E. coli • Sistitis: fluorokuinolon atau
• Komplikata: E. coli, cotrimoxazole PO selama 3
enterococci, pseudomonas hari (non-komp) atau 2
minggu (komp)
• Uretritis: C. trachomatis, N. • Uretritis: ceftriaxon 250 mg
gonorrhoeae IM 1x (untuk Neisseria) +
doxycycline 2x100 mg PO
Penunjang atau azithromycin 1 g PO 1x
(untuk Chlamydia)
• Urinalisis: pyuria, bakteriuria • Prostatitis: fluorokuinolon
• Urinalisis penting pada wanita atau cotrimoxazole PO 2-4
hamil untuk mencari minggu
bakteriuria asimptomatik • Pielonefritis: ceftriaxone IV
selama 14 hari
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Pielonefritis à demam + NK CVA (+)
• Sistitis à nyeri suprapubik, anyang-anyangan
• Ulkus Mole à luka di kemaluan
• Prostatitis à nyeri prostat
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Ceftriakson 250 mg IM à hanya neisseria
• Florokuinolon PO 2-4 minggu à ISK komplikata
• Doksisiklin 2 x 100 mg PO à hanya clamidia
• Doksisiklin 2 x 100 mg PO + Azitromisin 1 gr PO à
keduanya unt clamidia
43. D. Gagal Ginjal Akut
• Anak 10 tahun
• sesak napas 1 hari yang lalu
• semakin lama semakin berat
• disertai dengan kaki bengkak
• terakhir BAK 24 jam yang lalu, darah (-)
• 3 hari yang lalu diare 10x/hari selama 1 minggu tidak berobat
• Riwayat sakit jantung, tekanan darah tinggi, DM (-)
• PF: TD: 90/60; N: 100; S: 36,5; P: 30.
• Terdapat pitting edema di kedua tungkai
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
Gagal Ginjal Akut (AKI)
• Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba,
ditandai dengan oligouira/anuria serta peningkatan
kreatinin. Biasanya disebabkan hipovolemik (karena
nekrosis tubular akut).
• Penyebab dapat dibagi menjadi:
• Pre renal
• Intrinsic Renal
• Post renal

Buku ajar IPD


Medscape
Diagnosis
Manifestasi klinis

• Oligo/anuria
• Azotemia
• Mual dan
muntah
• Sesak Napas
• Edema
• Kelelahan
• Dehidrasi
• Pruritus
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Gagal jantung à riw. HT, riw jantung, org dewasa
• PPOK à riw merokok, mengi, org dewasa
• Gagal ginjal kronik à berlangsung lama
• GNAPS à riw. Infeksi streptokokus B hemolitikus,
hematuria, oliguria, proteinuria
44. A. Observasi sampai berusia 6 bulan
45. D. Gangguan fertilitas
• Anak 3 bulan
• buah zakar tidak simetris
• sebelah kanan lebih besar
• BAK dirasakan lancar
• Riwayat trauma (-)
• PF: testis kiri pasien tidak ada
Tindakan yang dilakukan pada pasien ini adalah...
Komplikasi?
Kriptokismus/Undescended Testis
• Dapat unilateral (2/3) dan
bilateral (1/3)
• 80% kasus akan membaik pada
usia 1 tahun (paling sering
dalam usia 3 bulan pertama)
• Normalnya, testis turun pada
masa gestasi 8-14 minggu
Kriptorkismus: lokasi testis
1. Sepanjang jalur turunnya testis, mulai dari
retroperitoneal, tepat di bawah ginjal, hingga
cincin inguinal
2. Kanalis inguinalis (90%)
3. Ektopik (subkutan paha, perineum, skrotum
sebelahnya, kanalis femoralis)
4. Tidak berkembang (hipoplastik) atau abnormal
(disgenetik)
5. Tidak ada (anorchia)
Tatalaksana
• Sebagian besar kasus menyatakan operasi usia 6 bulan adalah tindakan
yang paling baik
• “For a palpable undescended testis, treatment is surgical orchiopexy, in which
the testis is brought into the scrotum and sutured into place; the associated
inguinal hernia also is repaired. For a nonpalpable undescended testis,
abdominal laparoscopy is done; if the testis is present, it is moved into the
Surgery should
scrotum. If it is atrophic, the tissue is removed.
be done at about 6 mo of age because
early intervention improves fertility
potential and may reduce cancer risk. Also,
the shorter the child, the shorter the distance necessary to place the testis into
the scrotum. Atrophic undescended testes are likely the result of prenatal
testicular torsion.” (Merck Manual)
• Operasi dilakukan di bawah 2 tahun karena penelitian menunjukkan
operasi sebelum usia 2 tahun mengurangi risiko infertilitas secara
signifikan
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Segera dioperasi à ditunggu dahulu krn bisa turun
sendiri
• Observasi sampai usia 5 tahun à terlalu lama
• Eksplorasi dan lakukan biopsi testis à tidak ada
indikasi
• Dilakukan sirkumsisi segera à bukan sirkumsisi
(fimosis/parafimosis)
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Fimosis à bukan komplikasi
• Parafimosis à bukan komplikasi
• Ca buli à risiko merokok
• ISK berulang à bukan komplikasi (promiskuitas,
hygine buruk)
46. B. Prostatitis Akut
• Laki-laki 30 tahun
• demam sejak 1 minggu
• Menggigil
• mengeluh BAK lebih sedikit
• Pinggang bawah terasa sakit
• nyeri pada perabaan prostat
• nyeri ketok CVA negatif
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
Prostatitis
• Peradangan prostat akibat infeksi
(kronik à > 3 bulan)
• Etiologi tersering : E. coli,Proteous,
Klebsella,Pseudomonas,
Enterobacter,Serratia spp
• Tanda dan Gejala:
• Demam
• Sulit berkemih
• Nyeri perineum
• RT à Nyeri tekan prostat (+)
• Terapi: fluorokuinolon atau
cotrimoxazole PO 2-4 minggu
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba lunak, -
Pool atas tidak
teraba, nyeri tekan (-)
Prostatit + Prostat teraba kenyal, -
is pool atas teraba,
nyeri tekan (+)
Ca - Prostat teraba keras, +
prostat dapat berbenjol-
benjol, pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Pielonefritis à demam + NK CVA (+)
• Prostatitis kronik à berlangsung > 2 minggu
• Nefrolitiasis à NK CVA (+)
• Sistitis akut à anyang-anyangan, urgensi BAK
47. B. Ginjal tapal kuda
• Horshoe kidney
• (Ren arcuatus) dalam Bahasa Latin
• Kelainan kongenital, 1:500 terutama pada laki-laki
• Sebagian besar kasus asimptomatik, dengan
predisposisi kondisi obstruksi saluran kemih, infeksi
saluran kemih, batu saluran kemih, hingga kanker ginjal.
• Pada perempuan dapat terkait dengan sindroma Turner
(45XO)
48. B. Radiolusen
• Laki-laki 33 tahun
• nyeri di pinggang sebelah kanan sejak 1 bulan
• Pegal, lama kelamaan nyeri
• Penjalaran nyeri (-)
• BAK agak berkurang
• Nyeri (-)
• Demam (-)
• asam urat 9,0 mg/dL
• 2 minggu terakhir sedang mendapatkan allopurinol.
Jika dilakukan pemeriksaan radiologi, maka hasil yang diharapkan
adalah gambaran...
Pemeriksaan sederhana?
BATU SALURAN KEMIH

NEFROLITIASIS
à Nyeri pinggang

URETEROLITIASIS
à Nyeri menjalar ke selangkangan

VESIKOLITIASIS
à BAK terputus, dipengaruhi posisi

URETROLITIASIS
à Retensi urin, nyeri kencing di
genitalia
Batu pada Pemeriksaan X-Ray
• Calcium containing stones are radiopaque
• calcium oxalate +/- calcium phosphate
• struvite (triple phosphate) - usually opaque but variable
• pure calcium phosphate
• Lucent stones include
• uric acid
• cystine
• Indinavir stones
• pure matrix stones
Batu pada Pemeriksaan Lab
• Urinalisis: kristal asam urat, epitel, hematuria
• Radioopak à batu kalsium oksalat atau struvit
• Hiperekoik à USG
• Hipoekoik à USG
• Tanduk rusa à batu kalsium oksalat atau struvit
49. D. Gelombang kejut
• ESWL = extracorporeal
shock wave litotripsy
• Gelombang kejut
menghasilkan
fragmentasi batu yang
lebih mudah keluar
• Indikasi utama untuk
batu dengan ukuran
<2,5 cm
50. A. Relaksasi pembuluh darah
penis
• Mekanisme kerja sildenafil?
• PDE-5 inhibitor, sehingga pada akhirnya meningkatkan
kerja nitrit oksida (NO)
• NO pada akhirnya bermanfaat untuk relaksasi pembuluh
darah penis
• Dengan relaksasi pembuluh darah, aliran darah
meningkat sehingga penis dapat ereksi
51. D. Flexner-Wintersteiner
rosette
• Kata kunci
• Seorang bayi perempuan berusia 9 bulan
• mata kanan juling disertai reflex putih ditengah mata.
• Ibu pasien mempunyai riwayat tumor mata.

• OD: leukokoria, strabismus divergens, glaukom sekunder


dan retina didapat tumor, bentuk kubah, homogen dan
kalsifikasi.
• Pertanyaan
• Hasil Pemeriksaan patologi anatomi ?
Retinoblastoma
• Retinoblastoma is caused by the so-called
retinoblastoma gene, which is a mutation in the long
arm of chromosome 13.

• Analisa kasus
• Leukokoria(cat eye)
• strabismus
• glaukom sekunder
• pd retina didapat
tumor, bentuk
kubah, homogen
dan kalsifikasi.
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
Flexner-Wintersteiner
rosettes in retinoblastoma

http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
52. E. Keratokonjungtivitis Sicca

• Kata kunci
• Ny. Gira, 46 tahun,
• mata berpasir, kering dan rasa terbakar sejak pasien
menopause.
• Pemeriksaan oftalmologis : keratinisasi ringan
konjungtiva serta hiperemis,
• filamen di kornea disertai plak mukous. Schirmer test < 5
mm setelah 5 menit.
• Apakah diagnosis pasien tersebut?
Keratokonjungtivitis sicca (dry
eye)
Symptom Risk factor
• Foreign-body sensation • smoky or dry
and ocular dryness and
grittiness environments,
• Hyperemia • indoor heating,
• Mucoid discharge
• Ocular irritation • excessive reading or
• Excessive tearing computer use
(secondary to reflex
secretion)
• Photophobia
• Fluctuating or blurry The Schirmer test is used
vision to test aqueous tear
production. N: 5-10mm
Dry eye syndrome. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview
Klasifikasi berdasarkan tes
Schirmer
• > 15 Normal
• 9-14 mild
• 4-8 moderate
• <4 severe
Schirmer’s Test
53. D Artificial tears
• Kata kunci
• Ny. Giza, 44 tahun,
• mata berpasir, kering dan rasa terbakar sejak pasien
menopouse.
• Pemeriksaan oftalmologis : keratinisasi ringan
konjungtiva serta hiperemis,
• meniskus air mata<1 mm,
• filamen di kornea disertai plak mukous. Schirmer test < 5
mm setelah 5 menit.
• Tx?
Tatalaksana yang tepat untuk mata pasien adalah...
• Lubricating supplements are the medications most
commonly used to treat DES.
• Agents that have been used to treat DES include the
following:
• Artificial tear substitutes
• Gels and ointments
• Anti-inflammatory agents -Topical cyclosporine, topical
corticosteroids, or topical or systemic omega-3 fatty acids
(omega-3 fatty acids inhibit the synthesis of lipid mediators and
block the production of interleukin [IL]-1 and tumor necrosis
factor alpha [TNF-α])
• Topical or systemic tetracyclines
• Secretagogues - Diquafosol
• Autologous or umbilical cord serum
• Systemic immunosuppressants

Dry eye syndrome. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview


54. C. Antimetropia
• Keywords :
• Dekstra Sinistra
• S +2.00 Visus 5/20 S-1.00 Visus 5/10
• S+3.00 Visus 5/10 S-2.00 Visus 5/6
• S+4.00 Visus 5/8 S-3.00 Visus 5/5
• S+5.00 Visus 5/5 S-4.00 Visus 5/5
• S+6.00 Visus 5/5

Apa diagnosanya?
ANISOMETROPIA
• Anisometropia adalah suatu keadaan yang terjadi pada mata
yang memiliki kekuatan refraksi yang berbeda, yakni
perbedaan besar miopia, hipermetropia, atau antimetropia
(satu mata miopia, yang lainnya hipermetropia), serta silindris
(astigmatisma). Minimal perbedaan lensa
3.00 Dioptri. (Contoh OS S-3.00, OD S-8.00)
• Jika mata yang satu miopia, yang satu lagi hipermeteropia à
kondisi disebutantimetropia (kondisi yang
merupakan sub-bagian dari anisometropia)

• Mata cepat lelah dan diplopia, hingga ambliopia.


• Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik (penyesuaian
besar gambar yang dihasilkan kedua mata) atau lensa kontak.
Pilihan Lain
• A. Emetropia à mata normal
• B. Aniseikonia à tidak samanya bentuk dan ukuran
bayangan pada kedua retina.
• D. Astigmatisma à kelainan kurvatura kornea
sehingga bayangan jatuh pada 2 titik fokus di sumbu
retina.
• E. Afakia à tidak adanya lensa mata
55. C. Trikiasis
• Keywords :
• Mata sering berair dan kotor
• Terasa mata mengganjal
• Tampak bulu mata melengkung ke arah dalam
• Kelopak mata dalam batas normal

• Apa diagnosanya?
TRIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh ke dalam à erosi
korneaàulkus kornea
• Dapat disebabkan blefaritis dan entropaon
DISTRIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh di tempat yang salah /
adanya bulu mata tambahan yg sering tumbuh pada
muara kelenjar Meibom
Sumber: emedicine

• Entropion:
malposisi berupa
inversi (ke arah
dalam bola mata)
margin kelopak
mata
• Ektropion: malposisi
berupa eversi (ke
arah luar/menjauhi)
margin kelopak
mata
PTOSIS
• Turunnya kelopak mata atas à kelopak sukar
diangkat, sering pada usia lanjut setelah pembedahan
intraokular, miastenia gravis, sindrom horner, Palsi
N.III, suntikan toksin botulinum
LAGOFTALMUS
• Kelopak mata yang tidak dapat meutup
sempurnaàbisa karena bels palsy (paresis N.VII)
56. C. Keratitis Numularis
• Keywords :
• Mata merah dan buram 3 hari
• Visus ODS 1/60
• Hipopion+, infiltrat berbentuk bulat pada permukaan
kornea

• Apa diagnosa pasien tersebut?


HIPOPION
• Penimbunan sel radang di bagian bawah bilik mata
depan
INJEKSI KONJUNGTIVA
• Melebarnya arteri konjungtiva posterioràyg
memperdarahi konjungtiva bulbi
• Mudah digerakkan, injeksi terutama terletak daerah
forniks, ukuran pembuluh darah semakin perifer semakin
besar,fotofobia (-)
INJEKSI SILIAR
• Melebarnya pembuluh darah perikornea (a.siliar
anterior)àyg memperdarahi kornea
• Padat disekitar kornea dan berkurang ke arah forniks, tidak
ikut serta dalam pergerakan konjungtiva, fotofobia (+), nyeri
tekan (+)
INJEKSI EPISKLERA
• Melebarnya arteri siliaris longus à yang
memeperdarahi intraokular.
• Arah aliran ke sentral, warna merah gelap, tidak ikut
bergerak.
Ilmu penyakit mata
Nana Wijana

Keratitis nummularis
• Etiologi : virus
• Di kornea terdapat inflitrat bulat, injeksi siliar, dapat
timbul hipopion, bagian tengah lebih jernih (halo)
• Bila sembuh, meninggalkan sikatriks ringan.

Tatalaksana : antibiotik salep mata, sulfas atropin


topikal, steroid topikal, mata sebaiknya ditutup.
Keratitis Herpetik (lesi dendritik)

Keratitis Pungtata superfisialis (lesi titik-titik)

Keratitis Nummularis (lesi bulat seperti koin)

Vaughn General Ophthalmology


Ketatitis flikten
Pilihan Lain
• A. Ulkus kornea à defek epitel, tes fluoresein (+).
• B. Keratitis flikten à predileksi di limbus, tonjolan
kecil keabuan, bisa pecah menimbulkan ulkus yang
berbekas.
• D. Keratitis herpetik à lesi dendritik (+)
• E. Keratitis pungtata à infiltrat fokal, berbentuk
titik titik.
57. A. Neuritis Retrobulbar
• Keywords :
• Keluhan nyeri saat bola mata digerakkan dan disentuh
• Riwayat operasi katarak 8 tahun à sudah lama!
• Visus 4/5, skotoma sentral
• Mata anterior dalam batas normal
• Funduskopi : papil berwarna jingga dengan batas tegas
(normal)

• Apa diagnosa pasien tersebut?


ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
MATA TENANG MATA TENANG
• struktur yang MATA MERAH VISUS TURUN
VISUS TURUN VISUS TURUN
bervaskuler à PERLAHAN
MENDADAK
sklera
konjungtiva
• tidak
menghalangi
media refraksi
• Uveitis posterior
• Perdarahan vitreous
• Ablasio retina
• Oklusi arteri atau vena retinal
• Neuritis optik
• Neuropati optik akut karena
obat (misalnya etambutol),
migrain, tumor otak
MRI pada neuritis optik
Atrofi papil

Edem papil
Pilihan lainnya
• A. Neuritis retrobulbar
• B. Ablasio retina à robekan retina, khas : seperti tirai
bergoyang
• C. Papilitisà pasti ditemukan patologi pada papil
nervus optikus (batas tidak tegas)
• D. Endoftalmitis
• E. Panoftalmitis
58. D. Panoftalmitis
• Keywords :
• Nyeri mata kiri
• Setelah menjalani operasi katarak, tidak kontrol
• VOS 1/300, injeksi konjungtiva dan silier, kesan pus mengisi
seluruh mata
• Nyeri saat menggerakkan bola mata, disertai gerakan tidak
sempurna

• Apa diagnosanya?
SUMBER : KANSKI OPHTHALMOLOGY
Endoftalmitis
• Endoftalmitis à mata merah visus turun, injeksi
silier (+), edema kornea, hipopion, risiko tinggi
pasca operasi mata, pergerakan bola mata normal.
• Panoftalmitis à sama dengan endoftalmitis,
pergerakan bola mata terbatas karena nyeri
• Tatalaksana: pars plana vitrektomi + injeksi Ab
intravitreal, Ab sistemik, injeksi steroid intravitreal
Pilihan Lain
• A. Uveitis anterior à mata merah visus turun, pupil
miosis, flare & keratik presipitat
• B. Uveitis posterior à retinokoroiditis
• C. Endoftalmitis à mirip seperti panoftalmitis,
nyeri tes pergerakan (-)
• E. Keratitis à mata merah visus turun, injeksi silier,
tergantung etiologi.
59. E. Katarak subkapsular
posterior
Keywords:
• Pandangan semakin buram sejak 2 bulan lalu.
• Silau pada malam hari.
• Penggunaan tetes mata steroid (+)
• Kekeruhan lensa tidak merata, refleks fundus (+).

Kelainan katarak ? Katarak subkapsular posterior


http://www.allaboutvision.com/conditions/cataracts.htm

Types of cataracts
• A subcapsular cataract occurs at the back of the lens.
People with diabetes or those taking high doses of
steroid medications have a greater risk of developing a
subcapsular cataract.
• A nuclear cataract forms deep in the central zone
(nucleus) of the lens. Nuclear cataracts usually are
associated with aging.
• A cortical cataract is characterized by white, wedge-like
opacities that start in the periphery of the lens and
work their way to the center in a spoke-like fashion.
This type of cataract occurs in the lens cortex, which is
the part of the lens that surrounds the central nucleus.
SUMBER : ILMU PENYAKIT

Pilihan Lain
MATA NANA WIJANA

• A. Katarak komplikata à katarak akibat penyakit


mata lainnya.
• B. Katarak nuklear à kekeruhan di nukleus lensa,
berhubungan dengan penuaan.
• C. Katarak polus anterior à kekeruhan di polus
anterior, biasanya disebabkan uveitis anterior,
penglihatan kabur terutama saat pupil miosis.
• D. Katarak polus posterior à kekeruhan di polus
posterior, sifatnya sama seperti katarak polus
posterior.
60. B. Pewarnaan giemsa

Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 3 hari
• Injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
• Banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.

penunjang ? pewarnaan giemsa


Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococci Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
streptococci, sensasi terbakar, biasanya bilateral, Air mata buatan
gonocci kelopak mata susah membuka,
Corynebacteri injeksi konjungtiva difus, discharge
um strains mukopurulen, papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
can cause imunokompromais, pasien yg
conjunctivitis memakai kortikosteroid, pasien
Blastomyces yang mendapat terapi
dermatitidis antibiotik
Sporothrix
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen
riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal,
fotofobia, sensasi benda asing, mast cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.

Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg


trachomatis beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis,Folikel
Konjungtivitis klamidia =
konjungtivitis inklusi
• Giemsa staining: Basophilic
intracytoplasmic epithelial
inclusion bodies are seen
with Giemsa staining of
conjunctival scrapings.
• Chlamydial cultures of
conjunctiva

http://reference.medscape.com/article/1203385-overview
Pilihan lainnya
• A. pewarnaan sediaan basah à chlamydia
trachomatis untuk keputihan
• B. pewarnaan giemsa
• C. pewarnaan KOH à untuk tinea
• D. pewarnaan tinta india à untuk kriptokokkus
• E. pewarnaan tahan asam à untuk TB/ morbus
hanses
61. D. Pinhole
Keywords:
• Laki-laki 33 tahun
• Keluhan mata kanan penglihatannya kabur.
• AVOD 6/24, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak
tenang.

Penunjang yang tepat disarankan ? Pinhole


Pin hole adalah pemeriksaan sederhana untuk
membedakan apakah kelainan visus disebabkan oleh
kelainan refraksi atau kelainan organik.
Visus membaik dengan pinhole à kelainan refraksi.
Pilihan Lain
• A. Funduskopi à menilai bilik mata belakang
• B. Kampimetri à untuk mengetahui lapang pandang
• C. Tonometri à menilai tekanan intraokular
• E. Gonioskopi à menilai sudut bilik mata depan
62. B. Glaukoma fakolitik

Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Visus OD 1/~ , injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam dan jernih, TIO 32 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi sulit
dinilai.
• INTI LENSA berada di bawah

Diagnosis ? Glaukoma fakolitik


Lens induced glaucoma
• 1) Blokade aliran cairan akuos humor à memicu glaukoma
sudut tertutup
- blokade karena perubahan bentuk lensa yang
mencembung (intumesen) à glaukoma fakomorfik.
- ektopia lensa
• 2) blokade jaring trabekular à memicu glaukoma sudut
terbuka
- blokade karena protein lensa lisis pada katarak hipermatur
à glaukoma fakolitik.
- blokade karena debris lensa, biasa dipicu oleh trauma
lensa, operasi katarak.
- bentuk jarang : akibat reaksi anafilaksis terhadap material
lensa àglaukoma fakoanafilaktik à terjadi uveitis anterior
Pilihan Lain
• A. Glaukoma fakomorfik à akibat lensa
mencembung
• C. Glaukoma fakoanafilaktik à akibat reaksi
anafilaksis terhadap bahan lensa à terjadi uveitis
anterior
• D. Glaukoma karena partikel lensa
• E. Subluksasi lensa à letak lensa bergeser memicu
glaukoma akut.
63. A. Ekstraksi katarak

Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ , injeksi
konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam
dan jernih, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi
sulit dinilai.

Apa tatalaksana definitif yang tepat ? Ekstraksi


katarak
Tatalaksana
• The majority of patients with phacolytic glaucoma
can be managed through topical cycloplegia,
topical steroids, and aqueous suppressants. If
despite intensive antiglaucomatous therapy, IOP
continues to increase, emergency admission may
be advocated, and in rare instances urgent cataract
or vitreoretinal surgery may be required.37–41

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2722872/
E-Medicine: Phacomorphic
Glaucoma
64. C. Buta warna monokromasi
Keywords:
• Pasien hanya bisa melihat warna hitam dan putih.
• Apa diagnosanya?
Jenis Buta Warna
• Anomalous trichromacy à Terdapat tiga sel kerucut
lengkap, namun saat dewasa mengalami degeneratif
(dapat merah, biru, atau hijau)
• Dichromacy à Salah satu dari tiga sel kerucut tidak
ada.
• Protanopia (buta warna merah hijau)
• Deutranopia (buta warna variasi [hue] merah hijau)
• Tritanopia (buta warna biru kuning)
• Monochromacy à Hanya memiliki satu sel kerucut
atau tidak berfungsinya seluruh sel kerucut.
• Monokromatisme batang (Gangguan tajam penglihatan,
nistagmus, buta warna total)
• Monokromatisme kerucut (buta warna total saja)
Tes Ishihara
• Lempeng pertama akan
terbaca 12 oleh orang
normal, buta warna
sebagian, maupun buta
warna total.
• Lempeng berikutnya
akan terbaca 8 oleh
orang normal, terbaca 3
oleh buta warna merah
hijau, tidak terbaca
oleh buta warna total.
65 . A. Telah terjadi perbedaan tekanan antara
telinga luar dengan telinga tengah

• Kata kunci
• Tn. Aki, 23 tahun,
• . Mengeluh lambat laun pendengarannya terganggu oleh
karena bindeng ketika sedang mendaki gunung Hauk
yang berketinggian 2000 meter.

• Pertanyaan: Terganggunya pendengaran terjadi


karena?
Barotrauma
• Perubahan tekanan di luar telinga tengah yang
menyebabkan tuba gagal membuka
• Tekanan negatif rongga telinga tengahà cairan
keluar dari pembuluh kapiler mukosa, bahkan
ruptur pembuluh darah
• Keluhan:
• Kurang mendengar
• Nyeri dalam telinga
• Kadang tinitus dan vertigo

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


66. E. IgM spesifik
• Kata kunci
• An Hadi, 4 tahun, diantar orang tuanya dengan keluhan
bersin lebih dari 6 kali setiap pagi.
• hidung berair dan buntu, mata berair, riwayat penyakit
keluarga ayah asma, ibu alergi telur dan tongkol.
• Pemeriksaan didapatkan mukosa dengan sekret bening.

• Pada kasus diatas diagnosis ditegakkan berdasarkan hal


hal di bawah ini, kecuali..
Pemeriksaan penunjang rinitis
alergi
• In vitro
• Eosinofil darah tepi
• IgE total atau IgE spesifik dengan RAST atau ELISA
• In vivo
• Uji Cukit Kulit
• Imaging
• Nasoendoskopi

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


67. A. Steroid
• Kata kunci
• Tn. Digta, 30 tahun
• pilek sejak 3 hari yang lalu.
• hidung tersumbat dan sulit membuang ingus.
• Rinoskopi anterior: benjolan dengan permukaan licin,
mengkilat, tidak nyeri, dan mudah digerakkan yang
keluar dari meatus medius.

• Pertanyaan: Pengobatan medikamentosa definitif ?


Polip
• Polip adalah massa lunak yang mengandung banyak
cairan di dalam rongga hidung
• Berwarna putih keabuan akibat inflamasi mukkosa
• PF: rinoskopi anterior
• Massa bertangkai permukaan licin, bulat atau lonjong,
putih keabuan, bening, lobular
• Tatalaksana
• Kortikosteroid (polipektomi medikamentosa)

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


68. B. Hipertrofi adenoid
• Keywords :
• Usia 12 tahun
• Penurunan prestasi belajar
• Bernapas selalu melalui mulut dan tidur ngorok
• Telinga keluar cairan kuning berbau

• Apa diagnosa pasien?


Hipertrofi adenoid
• Adenoid merupakan
organ limfoid.
• Dapat mengalami
pembesaran àgejala
obstruksi.
HIPERTROFI ADENOID
• Adenoid: massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada dinding
posterior nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin Waldeyer.
• Adenoid membesar pada anak usia 3 tahun dan mengecil/hilang sama
sekali pada usia 14 tahun. Akibat: sumbatan koana dan sumbatan tuba
Eustachius

• Gejala:
• Akibat sumbatan koana à bernapas melalui mulut, fasies adenoid (hidung
kecil, gigi insisivus ke depan, arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan
wajah seperti orang bodoh), faringitis dan bronkitis, gangguan ventilasi dan
drainase sinus paranasal à sinusistis kronik
• Akibat sumbatan tuba eustachius à OMA berulang, otitis media kronik,
OMSK
• Gangguan tidur, tidur mengorok à secara kronis menurunkan asupan
oksigen SETIAP HARI à gangguan perkembangan kognitif otak, retardasi
mental, dan pertumbuhan fisik berkurang
Indikasi Adenoidektomi
1. Sumbatan
• Sumbatan hidung yg menyebabkan bernapas melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Adenoid face
2. Infeksi
• Adenoiditis berulang/kronik
• OME berulang/kronik
• OMA berulang
3. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Buku THT FKUI
Pilihan lainnya
• A. Polip nasi à benjolan terlihat pada anterior
rhinoskopi
• B. Hipertrofi adenoid
• C. Deviasi septum nasi à miringnya pembatas
hidung kiri dan kanan
• D. Abses peritonsil à komplikasi tonsilitis
• E. OMSK maligna à pasien tidak mengorok
69. B. Back Blow sebanyak 5x
• Keywords :
• By. Usia 11 bulan
• Pasien tersedak saat disuapi kacang oleh ibunya
• Sadar, sulit bernafas, tidak bisa mengeluarkan suara

• Apa tatalaksana awal untuk pasien tersebut?


Algoritme Aspirasi di THT
Heimlich Manuever

Abdominal Thrust
70. A. Metaplasia epitel ,silia
menghilang, kelenjar atrofi
• Nn. Gigi, 17 tahun,
• 3 minggu tidak bisa mencium bau sama sekali.
• Dua bulan yang lalu penciuman masih normal
tetapi makin lama makin berkurang dan akhirnya
hilang.
• Teman mencium bau yang tidak enak,
• Pada pemeriksaan hidung dijumpai lubang hidung
yang lapang, krusta (+++) kehijauan dan foetor ex
nasalis, pemeriksaan test penghidu : anosmia total.
• Pertanyaan: Temuan histopatologi ?
Rinitis atrofi
• Infeksi hidung kronik yang
ditandai dengan atrofi progresif
mukosa dan tulang konka
• Mukosa hidung menghasilan
sekret kental dan cepat
mengering sehingga terbentuk
krusta yang berbau busuk
• Pada histo PA ditemukan
metaplasia epitel toraks bersilia
menjadi epitel kubik atau epitel
gepeng berlapis
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
71. B. Kultur swab tenggorok
• Keywords :
• Usia 4 tahun
• Demam dan sulit makan 4 hari
• Tonsil T3/T3 hiperemis, detritus, pseudomembran warna
putih

Diagnosa : Tonsilitis difteri

• Apa pemeriksaan yang paling diagnostik?


Tonsilitis difteri
• Penyebab:
Corynebacterium
diphteriae (gram positif)
• Gejala dan tanda klinis:
- demam
- nyeri menelan
- tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor.
-Membran akan berdarah
bila diangkat.
-Kelenjar limfa leher akan
membengkak à bull neck

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


Tonsilitis difteri
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik
dan pemeriksaan preparat langsung kuman yang
diambil dari permukaan bawah membran semu dan
didapatkan kuman Corynebacterium diphteriae
• Terapi: ADS (anti difteri serum) diberikan segera
tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-
100.000 unit tergantung umur dan beratnya
penyakit. Antibiotik penisilin/eritromisin 25-50
mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 14 hari.
Kortikosteroid 1,2mg/kgBB per hari. Antipiretik.
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
72. D. OE difus telinga kiri dan
korpus alienum telinga kanan
• Kat akunci
• An. Guni, 3 tahun,
• penurunan pendengaran pada telinga kanan.
• telingga kanan terdapat masa berwarna putih, tanda
inflamasi (-)
• Kiri: terdapat liang telinga hiperemis (+), cairan
kekuningan tidak lengket dan membran timpani sulit
dinilai.
• Pertanyaan
• Diagnosis ?
OE vs Corpus Alienum
• Otitis eksterna difusa: liang telinga edema, eritema,
nyeri
• Corpus allienum : benda asing telinga, tidak
terdapat tanda-tanda inflamasi. Corpus alienum di
telinga menggunakan Forcep Alligator

BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI


Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. OE difus telinga kiri dan korpus alienum
telinga kanan
73. A. Nodul laring / singer’s node
• Keywords :
• Suara serak dan batuk kering
• Penyanyi rock
• Faring hiperemis, tonsil T2/T1
• Laring terdapat massa kecil putih bilateral

• Apa diagnosanya?
Nodul Pita Suara
• Disebabkan oleh penyalahgunaan suara dalam waktu
lama (misal pada penyanti, MC, dsb)
• Disebut juga singer’s node
• Gejala: suara parau, kadang disertai batuk.
• Pada pemeriksaan laring akan dijumpai nodul di pita
suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil, berwarna
keptihan. Predileksi nodul terletak di sepertiga
anterior pita suara dan sepertiga medial. Nodul
biasanya bilateral.
• Terapi: istirahat bicara dan terapi suara
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Pilihan Lain
• A. Nodul laring
• B. Kanker laring à
- faktor risiko merokok kuat
- massa berkelompok, mudah berdarah
• C. Papilomatosis laring à infeksi HPV 6/11 pada
laring, jarang terjadi
• D. Polip laring
• E. Faringitis akut à hanya faring hiperemis, tak
berubah suara
74. B. Dimenhidrinat
• Keywords :
• Muntah-muntah sejak 2 jam
• Mual, pusing, lemas
• Sering dirasakan ketika naik kendaraan
• PF dalam batas normal

Diagnosa : Motion sickness


• Apa tatalaksana preventifnya?
Motion sickness
• Otak menerima input gerakan dari vestibular, visual,
dan proprioseptif.
• Mekanisme motion sickness hingga sekarang masih
kontroversial. Diduga kuat melibatkan seluruh
reseptor tersebut.
• Gejala : mual, muntah, pusing, lemas, fatigue, pucat,
keringatan.
• Gejala tersebut dapat bertahan meski sudah tidak
mengalami stimulus goyangan à disebut mal de
debarque
• Sopite syndrome à motion sickness berat dengan
gejala apatis, depresi untuk bepergian, hilang
konsentrasi.
Tatalaksana
• Diet tinggi karbohidrat dan kurang lemak, maksimal
makan 2 jam sebelum naik kendaraan.
• Antikolinergik à scopolamin (preventif + akut)
• Antihistamin à dimenhidrinat, cinnarizine (preventif +
akut)
• Simpatomimetik à kafein, amfetamin (akut saja)
• Lain-lain à ondansetron, benzodiazepin
• A. Paracetamol
• B. Dimenhidrinat
• C. Metoklopramid à tidak preventif
• D. Ondansetron à tidak preventif
• E. Kafein à tidak preventif
75. E. Cauliflower ear
• Keywords :
• Nyeri pada telinga kanan
• 3 bulan lalu nyeri telinga dan merah (perikondritis)
• Daun telinga mengecil, mengkerut menyerupai bentuk
yang tidak beraturan

• Apa diagnosa pasien?


Perikondritis à Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga.
Inflamasi lama merusak tulang rawan telinga.
Faktor risiko : trauma, gigitan serangga, luka bakar,
menindik telinga pada tulang rawan.
Komplikasi : telinga kisut (cauliflower ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
Pseudokista

• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan


kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
• Tidak nyeri, tidak diketahui penyebabnya
• Tatalaksana: keluarkan cairan secara steril (mencegah perikondritis)
à balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk melekatkan
perikondrium ke tulang rawan)
Hematoma aurikuler
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium
telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
Pilihan lainnya
• A. Hematoma aurikuler à bekuan darah dalam
perikondrium telinga
• B. Pseudokista à kumpulan cairan kekuningan
dalam perikondrium telinga
• C. Mastoiditis à pembengkakan di mastoid
(belakang telinga)
• D. Otitis eksterna sirkumskripta à bisul pada
telinga luar
• E. Cauliflower ear
76 B. TB dengan kelainan hati
• Keywords:
- Tn. Mandra usia 24 tahun
- Pasien diberi OBH serta vitamin B kompleks à batuk
tidak kunjung sembuh
- Mual muntah
- Penurunan berat badan + keringat malam
- Pemeriksaan dahak SPS +/+/+.
- SGOT/SGPT 190/198.

• Diagnosis ? TB dengan kelainan hati


ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan keluhan sugestif TB, tetapi disertai mual
muntah dan peningkatan SGOT SGPT à curiga TB dengan
komorbid kelainan hati.
Drug induced hepatitis
Minum OAT à baru timbul kuning
77 E. Antihistamin
Keywords:
• Tn. Vito usia 23 tahun sesak napas
• Riwayat sesak (+) 3 jam yang lalu
• Gelisah, duduk membungkuk, hanya bisa bicara 1
kata dalam 1 tarikan nafas.
• PF: RR 30x/menit, ekspirasi memanjang, wheezing
ekspirasi (+).

• Yang bukan pengobatan yang tepat?


• Anamnesis Asma:
• Gejala episodik
• Reversibel, dengan atau tanpa pengobatan
• Timbul/memburuk pada malam/dini hari
• Respon terhadap bronkodilator
• Terdapat faktor risiko yang bersifat individual

• Pemeriksaan fisis:
• PF dapat normal
• Wheezing
• Ekspirasi memanjang
78 D. Adanya obstruksi dini
terutama pada awal ekspirasi
Keywords:
• Tn. Primatyo usia 60 thn sesak nafas sejak 1 hari
yang lalu.
• Riwayat merokok sejak 40 tahun lalu, 1
bungkus/hari.
• Tekanan darah 120/80mmhg, nadi 103 x/menit,
respirasi 32 x/menit, suhu 37.8°C.
• PF: wheezing di lapang paru

• Apa kelainan yang terjadi pada pasien?


Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang tidak • Sesak progresif, persisten,
memberat dengan aktivitas, berat,
sepenuhnya reversibel, progresif, sukar bernapas
berhubungan dengan respon • Batuk kronik
inflamasi paru terhadap • Batuk kronik berdahak
partikel/gas berbahaya, disertai • Riwayat faktor risiko
efek ekstraparu
• Gabungan antara obstruksi • Pemeriksaan Penunjang:
saluran napas kecil & kerusakan • Spirometri
parenkim • DPL & AGD
• Radiologi toraks
(hiperinflasi/hyperaerated lungs,
• Faktor Risiko: hiperlusens, ruang retrosternal
melebar, diafragma mendatar,
• Asap rokok, polusi udara, stres jantung pendulum)
oksidatif, genetik, tumbuh
kembang paru, sosial ekonomi
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Foto toraks PPOK dijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Pilihan lainnya
• A. Hiperaktifitas bronkus à asma
• B. Dilatasi abnormal disertai rusaknya dinding
bronkus à bronkiektasis
• C. Infeksi parenkim paru à pneumonia
• E. Penumpukan cairan di paru à Oedem paru
79. C. Bayangan noduler di
segmen apikal lobus atas
Keywords:
• Ny. Atun usia 30 tahun
• Batuk 3 minggu disertai keringat malam hari dan
penurunan berat badan.
• SPS BTA +/+/+
• Diagnosis: TB paru aktif

• Selanjutnya dokter merencanakan pemeriksaan


rontgen thoraks untuk menegakkan diagnosis. Berikut
ini gambaran yang diharapkan..
TB Paru
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang:
• Gejala respiratorik
• batuk > 2minggu • Bakteriologik
• batuk darah • Sputum BTA SPS
• sesak napas • Kultur: darah, cairan pleura,
cairan CSF, bilasan lambung,
• nyeri dada jaringan biopsi
• Radiologik
• Foto Thoraks: PA, lateral
• Gejala sistemik • CT scan
• Demam • Pemeriksaan khusus
• malaise • Uji resistensi
• keringat malam, • PCR
• anoreksia • ELISA
• berat badan menurun

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia


• Gejala tuberkulosis ekstraparu
80 B. Pneumonia lobaris
• Keywords:
- An. Sidul usia 2 tahun
- Sesak napas + Demam
- Suhu 39C, ronkhi (+).
- Foto: Konsolidasi (+), air bronchogram (+).

• Diagnosis ? Pneumonia lobaris


Pneumonia
• Definisi: peradangan pada parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis à menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.

• Etiologi:
• ISNBA à mikroorganisme è bakteri
• Berbeda-beda letak berdasarkan negara, lokasi, dan lainnya.
• CAP di Amerika à S. pneumoniae (60-70%)
• CAP di Indonesia à Klebsiella pneumoniae (45,18%), S.
pneumoniae (14,04%).

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
X-Ray pneumonia lobaris
• Konsolidasi lobus
tertentu
• Panah hitam : air
bronchogram
• Panah putih :
fisura transversalis
81 B. 2RHZE/4(RH)3

• Keywords:
- Tn. Sule usia 32 tahun batuk berdahak kuning
kehijauan sejak 3 minggu lalu.
- Pernah mengeluh keluhan serupa à hasil BTA
positif.
- Hanya mengonsumsi OAT selama 2 minggu, namun
kemudian berhenti (kasus baru )

• Apa regimen terapi yang tepat ? 2RHZE/4(RH)3


TB Paru – Klasifikasi Pasien
Klasifikasi kasus TB berdasarkan riwayat Kasus setelah gagal (Failure)
pengobatan sebelumnya (tipe pasien): Hasil pemeriksaan dahak tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima
• Kasus baru atau lebih selama pengobatan
Belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari • Kasus Pindahan (Transfer In)
satu bulan (4 minggu). Pemeriksaan BTA Adalah pasien yang dipindahkan keregister
bisa positif atau negatif. lain untuk melanjutkan pengobatannya
• Kasus kambuh (Relaps) • Kasus lain
Pernah mendapat pengobatan TB dan Semua kasus yang tidak memenuhi
telah dinyatakan sembuh atau pengobatan ketentuan diatas, seperti yang:
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA i. tidak diketahui riwayat pengobatan
positif (apusan atau kultur)
sebelumnya,
• Kasus setelah loss to follow up ii. pernah diobati tetapi tidak diketahui
Telah berobat minimal 1 bulan dan hasil pengobatannya,
kemudian putus iii. kembali diobati dengan BTA negative.
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (loss
to follow up)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
• OAT Sisipan (RHZE) – tidak digunakan lagi dalam
regimen pengobatan TB paru terbaru
82. E. Memberikan antivirus
influenza profilaksis
• Keywords:
• Tn. Bejah usia 34 tahun, sehat
• TTV dalam batas normal
• Tetangga memiliki peternakan unggas di dekat
rumah dan banyak unggas yang mati à kontak
unggas mati dan positif flu burung
• Tindakan anda sebagai dokter adalah…
Avian Influenza
Pemeriksaan lanjutan
• Isolasi/Biakan virus influenza A/H5N1 positif
• PCR influenza A H5 positif
• Peningkatan titer antibodi
Terapi Flu Burung

• Oseltamivir oral
• Terapi: 2x75mg selama 5 hari dalam 2 hari setelah gejala
influenza
• Profilaksis: diberikan pada kontak. 1x75mg minimal 7 hari
(diberikan dalam 2 hari setelah kontak)
• Zanamivir inhalasi
• Dosis: 2x10mg (2 puff) selama 5 hari

Pharmaceutical care flu burung, Depkes 2007


83. B. Obstructive sleep apnea
Keywords :
• Tn. Kentung usia 45 tahun
• Mudah lelah dan sering mengantuk saat kerja, jam
tidurnya sudah cukup, merasa lelah ketika baru bangun
tidur
• Tidur mengorok sangat keras dan sering terbangun
tiba-tiba, lalu tidur kembali.
• PF : obesitas, lain-lain dalam batas normal.

Diagnosis apa yang paling mungkin untuk kasus ini….


OSA
• Gejala nocturnal
• Gangguan tidur yang melibatkan • Mengorok, biasanya sangat keras
penurunan aliran udara secara dan mengganggu orang
signifikan meskipun ada usaha napas disekitarnya
yang adekuat
• Apnea , seringkali menginterupsi
dengkuran
• Gejala daytime : • Gasping dan choking sensation
• Non restorative sleep (lelah di yang membangunkan pasien dari
pagi hari) tidur
• Morning headache • nocturia
• Mengantuk berlebihan disiang • Insomnia
hari
• Penurunan kognitif, gangguan • Berkaitan dengan kejadian
memori dan intelektual desaturasi oksihemoglobin dan
• Gangguan mood terbangun dari tidur
• Hipertensi
• Reflux gastroesofageal
OSA
• Pemeriksaan fisik : umumnya dalam batas normal,
kecuali BMI obesitas
• Tes yang spesifik berupa à polysomnography
• Tatalaksana :
• Konservatif : hindari supine position ketika tidur, berhenti
merokok, hindari alkohol dan sedatif, hindari begadang
• Nasal CPAP
• Farmako : bukan bagian tatalaksana primer dari OSA, yang
biasa ditambahkan sebagai terapi : modafinil,amodafinil
• Bedah bila diperlukan : uvulopalatopharyngoplasty,
rekonstruksi kraniofasial, trakeostomi

Sumber : Emedicine
Pilihan lainnya
• A. Primary snoring à simple snoring, mendengkur
tanpa periode apneu
• C. Bronkitis kronik à inflamasi bronkus
• D. Hipersomnia : rasa kantuk berlebihan di siang
hari, tidur malam yang panjang > 10 jam, sulit
bangun tidur
• E. Narkolepsi : classic tetrad à EDS (excessive
daytime sleepiness), katapleksi, halusinasi
hipnogogik, sleep paralysis
84. C. Coronavirus
Keywords :
• Tn. Saipul 55 tahun
• demam, batuk dan sesak napas
• baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji
• takut terkena flu unta à MERS

Apa penyebab penyakit flu unta tersebut?


Middle East Respiratory Syndrome
(MERS)
• MERS à infeksi respirasi oleh virus corona di Arab
tahun 2012
• Corona virus à virus yang menyebabkan common
cold hingga SARS
• Gejala: demam, batuk, sesak napas
• Penyebaran virus: close contact
• Tatalaksana: tidak ada
• Pengobatan suportif sesuai kondisi pasien

Sumber :
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/m
ers-cov/en/
Pilihan lainnya
• A. Influenza virus A à influenza seasonal
• B. Influensi virus B à influenza seasonal
• D. H1N1 à swine flu
• E. H5N1 à avian influenza/flu burung
85 B. Paramyxovirus
• Keywords:
- Anak Jamil usia 4 tahun
- Demam dan bengkak pada kedua pipi yang terasa
sedikit nyeri
- Karies maupun abses gigi dan gusi (-)
- Riwayat imunisasi MMR (-).

• Penyebab tersering kasus ini? Paramyxovirus


Parotitis Epidemika (Gondongan)
• Infeksi virus Mumps, gol. Paramyxovirus
• Transmisi dan patogenesis
• Masuk melalui hidung/mulut à replikasi di mukosa
sal.napas atas à kel.limfe regional à viremia 3-5 hari à
organ target: kelenjar parotis, ovarium, pankreas, tiroid,
ginjal, jantung, otak à apoptosis sel
• Gej.klinis
• Prodromal: malaise, nyeri otot daerah leher, nyeri kepala
• Diikuti pembengkakan kel.liur: parotis, submaksilaris,
sublingual. Sebagian besar (70-80%) bilateral, 25% uni
• Gej.klasik: sakit telinga jika mengunyah, nyeri jika makan
asam
• Orkitis-epididimitis à gej.klinis tersering kedua setelah
parotitis pada laki-laki dewasa Buku Ajar Infeksi IKA FKUI
CDC – epidemic parotitis
Parotitis Epidemika (Gondongan)
• Diagnosis ditegakkan secara klinis, fitur lain:
• Riw.kontak 2-3 minggu sebelum onset
• Parotitis atau keterlibatan kelenjar lain
• Tanda meningitis aseptik
• Terapi: self-limiting disease, suportif: hidrasi dan
nutrisi yang cukup, analgesik untuk mengurangi nyeri
• Komplikasi: ketulian akibat neuritis, mielitis, DM
(patogenesis belum jelas), hepatitis, miokarditis,
artitis, tiroiditis

Buku Ajar Infeksi IKA FKUI


CDC – epidemic parotitis
Vaksinasi MMR
• MMR (Mumps, Morbili,
Rubella): Trimovax
• Live attenuated
• Kontraindikasi:
imunokompromais,
malignancy
• Jadwal:
• 12-15 bulan
• 6 tahun
Sumber : pedoman
imunisasi, IDAI
Jadwal Imunisasi IDAI 2014
Pilihan lainnya
• A. Coronavirus à MERS
• C. Cytomegalovirus à infeksi intrauterin à
kelainan kongenital
• D. Eipstein barr virus à karsinoma nasofaring
• E. Staphylococcus aureusà SSSS, impetigo
86 A. Back blow
• Keywords:
- Anak Jayen 18 bulan sesak nafas setelah ditinggal
bermain dengan kacang goreng
- Sesak berat, nafas cuping hidung (+), stridor (+). RR
52x/menit.

• Tindakan awal yang dilakukan? Back blow


CHOKING :
Tindakan awal à back blow
Pilihan Lain
• B. Abdominal thrust à pada kasus tersedak orang
dewasa.
• C. Manuver heimlich à dewasa
• D. Pemasangan Oropharyngeal airway (OPA) à
untuk mencegah lidah jatuh
• E. Triple maneuver airway à head tilt, chin lift, jaw
thrust.
87 D. Tetap melanjutkan ASI dan memberikan
INH kepada anak untuk profilaksis

• Keywords:
- Ibu Jayko menyusui akan diterapi OAT.
- Bayi usia 4 bulan masih diberikan ASI eksklusif.
- Tumbuh kembang bayi tercatat baik di KMS.

• Bagaimana tindakan yang tepat?


TB Anak – Klasifikasi (ATS/CDC)
Class Contact Infection Disease Management

• Kontak dinilai dengan


0 - - - -
adanya kontak dengan
I + - - 1st proph. pasien TB di sekitar
II + + - 2nd proph.
lingkungan
• Infeksi dinilai dengan
III + + + OAT thera.
uji Mantoux
• Disease dinilai dengan
TB scoring menurut
WHO
TB Anak –
Pencegahan/Kemoprofilaksis
• Kemoprofilaksis primer • Kemoprofilaksis
• Diberikan untuk sekunder
mencegah infeksi • Diberikan untuk
• Diberikan pada anak mencegah sakit TB
dengan kontak TB (+) • Diberikan pada kontak
tetapi uji tuberkulin (-) TB (+), uji mantoux (+),
• Obat: INH 5-10 tetapi klinis (-), Ro (-)
mg/kgBB/hari selama 3- • Obat: INH 5-10
6 bulan mg/kgBB/hari selama 6-
9 bulan

Sumber : PPM IDAI


Pilihan Lain
• A. Menganjurkan untuk memberikan anak susu
formula
• B. Menganjurkan untuk tidak kontak dengan anak
selama pengobatan
• C. Menghentikan pemberian ASI
• E. Tetap melanjutkan ASI selama pengobatan
dengan OAT dan memberikan OAT kepada anak à
bila pada anak klinis TB dengan skor TB 6 atau lebih
88 C. Hiperkalemia
Keywords:
• Tn. Teval 75 tahun, berdebar-debar
• Lemas seluruh tubuh, mual-muntah
• Riwayat DM selama 15 tahun, saat ini menggunakan
insulin.
• Nadi 120 kali/menit, reguler
• EKG: gelombang T sangat tinggi.

• Kelainan elektrolit apa yang terjadi pada pasien ini?


Tanda Hiperkalemia (EKG)
Gejala Gangguan Elektrolit
Lainnya
Gangguan Gejala EKG
elektrolit
Hiperkalemia Dominan jantung T wave sangat tinggi + interval QT memendek à QRS
Jantung à depolarisasi telat melebar à Interval PR memanjang à P wave hilang
Neuromuskular à paralisis à R wave memendek à depresi/elevasi ST à sine
wave à VF à asistol
Hipernatremia Dominan: neurologi
Neurologi à gelisah, letargi, hiperefleks, kejang
Hiponatremia Dominan: neurologi
Saraf à anoreksia, mual, lemas à edema cerebri (letargi, delirium, kejang)
Hiperkalsemia Anoreksia, mual-muntah, lemas, poliuria à ataksia, iritabilitas, letargi, koma
Hipertensi
EKG: ST segment memendek, QT interval memendek
Hipokalsemia Parestesia, laringospasme (stridor +), spasme karpopedal (Trousseau’s sign +),
spasme masseter (Chvostek’s sign +), kejang
EKG: QT interval memanjang
89 C. EKG dan rontgen toraks
Keywords:
• Ny. Inaaya berusia 55 tahun
• DOE, PND, OT
• TD 160/90 mmHg, nadi 120 x/menit, nafas 30
x/menit, suhu 36,7C, JVP meningkat, rongki basah
halus basal dikedua lapangan paru, kedua tungkai
pitting udem.
Saat ini, pasien kemungkinan mengalami:

• Gagal jantung kongestif, dengan kemungkinan saat ini


dekompensasi (acute decompensated heart failure) à
suatu perburukan kasus gagal jantung yang tadinya relatif
stabil.

• Gejala dan tanda: DoE (dispnu of effort), PND


(paroxysmal nocturnal dypsneu), ortopneu (banyak
bantal untuk kepala)

• Dapat pula ditemukan: kardiomegali, gallop, murmur,


aritmia, ronki basah bilateral paru, wheezing, akral dingin
dan basah, saturasi O2 <90%, batswing appearance dan
Kerley line pd rontgen dada.
Pedoman
Tatalaksana
Jantung –
PERKI 2015
Kelainan EKG pada Gagal Jantung

Pedoman
Tatalaksana
Jantung –
PERKI 2015
Kelainan EKG pada Gagal Jantung
Kelainan Foto Thorax pada Gagal Jantung

Pedoman
Tatalaksana
Jantung –
PERKI 2015
Kelainan Foto Thorax pada Gagal Jantung
90. B. Bradikinin
Keywords:
• Tn. Jojon usia 40 tahun, rutin mengonsumsi obat
golongan ACE-inhibitor
• Belakangan ini pasien mengeluhkan batuk kering.

• Substansi yang terlibat dalam mekanisme


terjadinya efek samping ini adalah...
Medscape
• ACE inhibitor akan
menghambat konversi
angiotensin I menjadi
angiotensin II.

• ACE inhibitor à
Angiotensin II ¯à
bradikinin ­à
stimulasi serabut saraf
vagal eferen ­à
batuk
91 C. Ulkus Iskemik
• Ny. Natnat usia 60 tahun luka
diujung jempol kiri, nyeri
• Perokok aktif, riwayat diabetes
(-)
• Ulkus hitam bergaung dasar
jaringan nekrotik diujung jempol
kiri dan kaki kiri pasien tampak
atrofi.
• ABI <0.5
• Dipikirkan PAD à Ulkus
iskemik

• Apakah jenis ulkus yang


dialami pasien?
Extremity Ulcers

Medscape
Ankle Brachial Index

• Salah satu
diagnosis
penunjang PAD

• Pada kasus ini,


sudah adanya
ulkus iskemik dan
rest pain
menandakan
adanya gangguan
arteri berat
92 C. ST elevasi
Keywords:
• Tn. Sanca 31 tahun
• Nyeri di dada sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan
terutama saat sedang menarik nafas.
• PF ditemukan adanya friction rub.

• Apa gambaran EKG yang mungkin ditemukan pada


pasien ini?
Perikarditis
• Nyeri dada pleuritik à nyeri pada dada yang timbul
saat menarik napas atau saat batuk
• Demam
• Pericardial friction rub
• ST elevasi di semua lead

Medscape
EKG pada Pericarditis

Bedakan dengan PJK dari anamnesis nyeri dada tipikal dan enzim jantung
93 E. II, III, aVF
Keywords
• Ny. Monmon 54 tahun nyeri dada tipikal disertai
keringat dingin, lemas, mual, dan muntah.
• Riwayat DM dan hipertensi
• EKG à AV blok, disertai ST depresi.

• Kemungkinan gangguan koroner pada pasien ini


terdapat pada lead...
MCI dengan komplikasi

Braunwald’s e-book of cardiology


94 A. Streptokokus viridans
Keywords:
• Tn. Joni usia 31 tahun cepat lelah sejak 1 minggu
lalu, sering sesak bila berlari dan demam hilang
timbul
• Riwayat cabut gigi 3 minggu lalu
• PF à opening snap di apeks à mitral stenosis

• Apa etiologi tersering pada kasus di atas?


Endokarditis infektif
• Infeksi pada endokardial jantung
• Menyebabkan gangguan pada katup (baik
insufisiensi maupun vegetasi)
• Faktor risiko tersering:
• Riwayat cabut gigi à katup mitral
• Riwayat penggunaan jarum suntik à katup trikuspid
• Etiologi tersering:
• Pada riwayat cabut gigi dan subakut à Streptokokus
viridans
• Pada riwayat penggunaan jarum suntik à
Staphylococcus aureus
Akut vs Subakut

Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi
• Murmur bisa tidak atau normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden onset • Gejala lebih ringan,
gejala gagal jantung mialgia, cepat lelah,
• Etiologi tersering à tidak nafsu makan
Staphylococcus aureus • Etiologi tersering à
Streptococcus viridans
95. E. Rhabdomiolisis
Keywords:
• Ny. Sakti usia 48 tahun datang dengan hasil lab
kolesterol total 400mg/dL. LDL 170, HDL 40.
• Dokter memberikan obat simvastatin pada pasien.

• Efek samping obat tersebut yang berbahaya


adalah...
Simvastatin
• Efek samping simvastatin:

• Sering terjadi • Jarang terjadi


• Peningkatan CPK • Mialgia
• Konstipasi • Miopati
• ISPA • Artralgia
• Kembung • Artritis
• Peningkatan • Eosinofilia
transaminase • Menggigil
• Nyeri kepala • Angioedema
• Mialgia • Rabdomiolisis à yang
• Eksim paling ditakutkan
• Vertigo • Nyeri perut
• Nyeri perut
Statin dan Rhabdomiolisis

Medscape
96. C. Regurgitasi Mitral dan Aorta

Keyword :
• Tn Jono 72 thn gejala gagal
• murmur diastolik di ICS II linea parasternalis dextra à
regurgitasi aorta
• murmur holosistolik di apeks à regurgitasi mitral

• Apa kemungkinan kelainan katup pasien ini?


Murmur dan Lokasi Katup Jantung

Murmur Lokasi
• Murmur sistolik • Aorta à sela iga 2
• Regurgitasi katup linea parasternal kanan
mitral/trikuspid • Pulmonal àsela iga 2
• Stenosis katup linea parasternal kiri
aorta/pulmonal
• Murmur diastolik • Mitral à sela iga 5-6
• Regurgitasi katup
linea midklavikula kiri
aorta/pulmonal (apeks)
• Stenosis katup • Trikuspid à sela iga 4
mitral/trikuspid linea parasternal kiri
PSL : Parasternal Line
MCL : Midclavicular Line
Murmur

Bates’ physical
examination
97. C. Limfedema
Keywords:
• Tn. Maming 34 tahun
• Kedua kaki bengkak 1 minggu
• Awal kecil lalu semakin membesar dan terasa berat
• Riwayat hipertensi dan sakit jantung disangkal
• Riwayat kencing seperti susu (+) à filariasis
• PF à edema non-pitting, tidak nyeri dan perabaan
hangat

• Apa yang dialami pasien ini?


Limfedema
• Edema oleh karena obstruksi aliran limfatik
• Klasifikasi:
• Primer à kongenital
• Sekunder à filariasis oleh Wuchereria bancrofti, atau
sedang dalam pengobatan keganasan
• Biasanya terkena kaki
• Edema bisa pitting (early onset) maupun non-
pitting (late onset)
• Tidak nyeri
Medscape
Pilihan lainnya
A. Limfadenitis à pembesaran KGB
B. Limfangitis à pembesaran KGB, biasanya
didahului trauma
D. DVT à edema, nyeri, riwayat imobilisasi lama
E. CHF à edema pitting, terdapat riwayat gagal
jantung
98. E. Robeknya lapisan dinding
aorta
• Keyword:
• Tn. Danu 54 tahun, syncope
• Nyeri dada yang teramat sangat di daerah pertengahan
dada, tajam seperti ada sesuatu yang robek.
• FFR: rokok, hipertensi
• PF: TD kanan 130/50, TD kiri 100/30, nadi 100x/menit
teraba keras, murmur diastolic pada sela iga II
parasternal kanan
• Regurgitasi aorta
• Ro: pelebaran mediastinum
• EKG normal.
Diseksi aorta
• Terobeknya lapisan dinding aorta
• Robekan tunika intima à daarah memasuki ruang intima-
media àpropagasi diseksi
• Gejala:
• Nyeri dada berat tiba-tiba, tajam seperti dirobek
• Syncope
• Neurologis: stroke, kesemuta/nyeri/kelemahan ekstremitas,
• Tanda:
• Hiper/hipotensi
• Perbedaan tekanan darah kanan/kiri > 20mmHg
• Regurgitasi aorta: pulsasi keras, wide pulse pressure, murmur diastolik
• Tamponade jantung
• Pulsasi asimetris
• Bruit
• Parestese perifer
Medscape
• Lab:
• Penurunan Hb/Ht à ruptur
• Peningkatan Ur/Cr à keterlibatan a.renalis
• Peningkatan enzim jantung à keterlibatan a.koroner
• Peningkatan FDP (fibrin degradation product) à
trombosis
• Ro: pelebaran mediastimum
• CT-scan: definitif
nyha

www.surgicalnotes.uk
Pilihan lainnya
• A. Kurang nya oksigen pada pembuluh darah koroner à
Infark miokard akut à Nyeri dada tipikal, gejala otonom,
kelainan EKG dan enzim jantung

• B. Kelainan pada fungsi kontraksi otot jantung à . Gagal


jantung kongestif à DOE, OT, PND + edema ektremitas

• C. Kelainan pada katup jantung à stenosis/insufisiensi


katup jantung

• D. Peradangan pada perikardium à perikarditis à


pericardial friction rub, ST elevasi di semua lead
99 B. LVH
• Keywords:
• By. Kenken 6 bulan tampak biru.
• Apabila pasien menangis, pasien bertambah biru. Bayi
tdak kuat menetek lama, sering terputus-putus.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB kurang dari -2 SD,
clubbing finger, suara jantung S2 tunggal. Pemeriksaan
radiologis menunjukkan gambaran boot shape.

• Kelainan yang terdapat pada pasien, kecuali…


TOF
• R-L shunt à Cyanotic
• VSD, pulmonary stenosis,
overriding aorta and right
ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru à
sistemik perifer resistance
↓ (nangis). Dapat
diperbaiki dengan cara ↑
resistensi perifer (jongkok)

• PF: single S2 (akibat


stenosis pulmonal)
• Foto thoraks: boot shape
Keywords utk PJB lainnya
• ASD à fixed split S2
• PDA à continuous murmur
• Stenosis Aorta à katup aorta, murmur sistolik
• ToF à biru, squatting (jongkok), gambaran boot
shape.
• Stenosis Pulmonal à katup pulmonal, murmur
sistolik
100 C. EKG
Keywords:
• Ny. Jeni 61 tahun, berdebar-debar dan sesak
napas.
• Pemeriksaan tensi 170/90 mmHg, nadi 135x, tidak
teratur, FP 20, suhu 37,50C.

• Susp Aritmia à pemeriksaan penunjang awal EKG


Ventrikular ekstrasistol /
Ventricular Supraventrikular takikardi premature ventricle
fibrillation contraction
Asistol vs PEA
Pulseless Electrical Activity
Asistol (PEA)
• Tidak teraba nadi • Gambaran EKG apapun
• Gambaran EKG flat kecuali VT or VF
• Tidak teraba nadi
Pilihan lainnya
• A. Foto rontgen toraks à bukan pemeriksaan awal,
curiga kardiomegali
• B. Enzim jantung à penunjang MCI
• D. Ekokardiografi à penunjang awal belum
diagnostik, jantung/gangguan anatomis
• E. Treadmill à penunjang angina pektoris stabil
101 E. 10

• Keywords:
- Nyeri perut bagian kanan , awalnya di ulu hati
- Mual, muntah dan tidak mau makan
- Suhu tubuh 38.7 C, nyeri tekan Mc Burney (+), nyeri alih
(+), nyeri tekan lepas (+).
- Pada pemeriksaan lab leukosit 15.000 dan segmen 86%.

• Berapakah skor Alvarado pada kasus diatas?


10
ANALISIS
• nyeri perut bagian kanan, awalnya di ulu hati à
migratory pain à skor = 1
• mual, muntah à skor = 1
• tidak mau makan à anoreksia à skor = 1
• suhu tubuh 38.7 C à skor =1
• nyeri tekan Mc Burney (+) à skor = 2
• nyeri tekan lepas (+) à skor = 1
• leukosit 15000 à skor = 2
• segmen 86%. à shift to the left à skor = 1
• Total skor = 10
102 D. Gangguan siklus urobilinogen
intrahepatik
• Keywords:
- Demam, mual, nyeri perut kanan atas dan tampak
kuning.
- BAK pasien lebih gelap menyerupai air teh.
- Beberapa teman sekelasnya pun mengalami kelainan
serupa.

• Mekanisme yang menyebabkan keluhan di atas ?


Gangguan siklus urobilinogen intrahepatik
Prehepatik, intrahepatik,
posthepatik
• Prehepatic =
hemolysis
• Hepatic = parekimal =
hepatocellular
• Posthepatic =
obstruksi bilier

Sumber : buku ajar ipd


103 D. Ca kaput pancreas

• Keywords:
- Keluhan kuning
- Nyeri ulu hati menjalar hingga punggung, BAB
pasien dempul.
- Penurunan berat badan
- Teraba massa di epigastrium, hepatomegali (-)

• Kemungkinan diagnosis? Ca kaput pancreas


Klinis Kanker Pankreas
• Penurunan BB signifikan à
karakteristik
• Nyeri mid-epigastrik; menjalar
ke punggung
• Nyeri terutama malam hari
• Onset diabetes mellitus dalam
1 tahun terakhir
• Painless obstructive jaundice:
à paling karakteristik untuk
ca kaput pankreas
• Pruritus
• Migratory thrombophlebitis
• Kandung empedu teraba

Emedicine Pancreatic cancer


Diagnosis
• Sangat sulit untuk deteksi dini
• Lab: darah lengkap, amilase lipase, Ca 19-9
• Imaging: CT scan, transcutaneous ultrasonography
(TUS), endoscopic ultrasonography (EUS), MRI,
endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP), PET scan
104 B. Supine, tegak, lateral
dekubitus
• Keywords:
- Nyeri pada perut, demam (-)
- Pasien disarankan melakukan foto rontgen abdomen
3 posisi.

• Bagaimana posisi yang di sarankan?


Supine, tegak, lateral dekubitus
Foto Polos Abdomen
• Foto polos abdomen adalah pemeriksaan radiologi
awal yang umum dikerjakan pada pasien dengan
akut abdomen
• Dapat mengeksklusi kemungkinan obstruksi usus dan
perforasi organ berongga

• 3 posisi
• AP supine
• AP erect
• Left lateral decubitus

Stoker J, van Randen A, Lameris W, Boermeester MA. Imaging patients with acute abdominal pain. Radiology 2009; 253: 31-46.
• Foto polos abdomen 3 posisi yaitu :
a. Posisi tidur/supine, untuk melihat distribusi usus,
preperitonial fat, ada tidaknya penjalaran.
b. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan
kemungkinan perforasi usus.
c. Posisi setengah duduk atau tegak. Kemungkinan
adanya air fluid level dan step ladder appearance.
Pada peritonitis kemungkinan didapatkan adanya
kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat
dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas
subdiafragma atau intra peritoneal.

Sumber : emedicine, buku ajar ipd


Ileus obstruksi Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
muntah, nyeri perut perut (-)
Bising usus meningkat, dapat Bising usus menghilang
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal Dilatasi usus proksimal – distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT, Atasi penyebabnya, misal
laparotomi imbalans elektrolit (hipokalemia)

105. D. Glasgow-Blatchford
• Keywords:
- Scoring untuk memutuskan tatalaksana pada kasus
perdarahan saluran gastrointestinal akut
- Belum ada pemeriksaan endoskopi saluran cerna

• Apa scoring yang digunakan?


Glasgow-Blatchford
• Skor total rendah (0) artinya
intervensi minimal
diperlukan
• Skor >0 artinya intervensi
diperlukan, seperti
pengawasan di ruang rawat
inap
• Skor >5 memerlukan
intervensi lebih lanjut
Rockall Score

• Scoring untuk menentukan prognosis pada kasus


perdarahan saluran cerna akut
Forrest

• Klasifikasi Forrest didapatkan setelah pemeriksaan endoskopi saluran cerna


dilakukan
Child-Pugh

• Sistem scoring untuk mengklasifikasi kondisi sirosis hepatis


ROME III

• Kriteria diagnosis untuk kasus iritabel bowel syndrome (IBS), dispepsia fungsional,
maupun konstipasi fungsional
106 D. Rehidrasi melalui jalur
intraoseus
• Keywords:
- Sulit dibangunkan dan tampak lemah
- TD 80/60, nadi 140x/menit dan teraba lemah. Akral
dingin dan CRT > 2 detik.
- Diare akut dan muntah (+)
- Dokter dan perawat mencoba menginfus pasien namun
gagal walau sudah 3 kali mencoba.

• Tindakan selanjutnya ? Rehidrasi melalui jalur


intraoseus
Intraoseus efektif dan efisien
For patients in extremis from respiratory failure or
shock, securing vascular access is crucial, along with
establishing an airway and ensuring adequacy of
breathing and ventilation. Peripheral intravenous
catheter insertion is often difficult, if not impossible,
in infants and young children with circulatory
collapse. Intraosseous (IO) needle placement, shown
in the images below, provides a route for
administering fluid, blood, and medication. An IO line
is as efficient as an intravenous route and can be
inserted quickly, even in the most poorly perfused
patients.
http://emedicine.medscape.com/article/908610-overview
Perhatikan pada soal!
• Anak syok à rehidrasi harus cepat
• Pasien muntah setiap kali diberi cairan à jalur
enteral sulit digunakan
• Pilihan:
• CVC: butuh skill khusus dan waktu lama
• Venaseksi: butuh waktu lama
• NGT: sulit dilakukan pada pasien e.c muntah profus
• Pilihan à intraoseus

Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit, WHO
107 B. Prolaps rektum

• Keywords:
- Sering terlihat lemas
- Konjungtiva pucat (+)
- Telur berbentuk tempayan.

• Apa komplikasi yang paling mungkin? Prolaps rektum


Nematoda
Ascaris N.americanus/ A. Trichuris trichiuria
lumbricoides duodenale
Living site Small intestine Small intestine Large intestine
Diagnostic Egg Egg Unembryonated
egg
Infective Egg Larva filariform/ L3 Embryonated egg
Route Ingested Penetrate the skin Ingested
Treatment Albendazole Albendazole Albendazole
Mebendazole Mebendazole Mebendazole
Ivermectin Pirantel Pamoat Ivermectin
Trichuris trichiuria

http://emedicine.medscape.com/article/788570-overview
Gambaran Klinis Khas
qTrichuris à prolaps rektum
qAscaris à Muntah dan BAB cacing
qEnterobius à pruritus nokturna, autoinfeksi
qTaenia à Kejang
108 C. Labiopalatoschisis
• Keywords:
- Celah di bibir dan langit-langit
- Kesulitan menyusu

• Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah ?


Labiopalatoschisis
Labiopalatoschizis
• Terdapat celah pada bibir dan langit-langit pasien
sehingga terdapat hubungan antara hidung dan
mulut.

• Gnathoschisis = cleft jaw è a congenital facial


anomaly of the jaw resulting from failure of fusion
of the mandibular prominences.
Labioschisis Labio-gnatoschisis

Palatoschisis Labio-gnato-palatoschisis
109 A. Daerah lusen subdiafragma
kanan
• Keywords:
- Muntah darah, nyeri seluruh perut
- Sering mengonsumsi piroksikam
- Riwayat BAB hitam (+)
- Konjungtiva anemis (+), defans muskular (+) di seluruh
lapang perut
- Bising usus menurun

• Gambaran foto penunjang yang diharapkan ?


Lusen subdiafragma kanan
• Gambaran radiologi :
• Udara bebas dibawah subdiafragma
• Lebih tepat dilihat di subdiafragma kanan, karena di
subdiafragma kiri teradapat gaster (terkadang sulit
membedakan udara bebas intraabdomen dengan udara
gaster)
• Pasien saat di foto harus dalam posisi erect (udara selalu
mencari tempat tertinggi)
Pilihan Lain
• B. String sign à pada hipertrofi stenosis pilorus
• C. Herring bone à pada ileus obstruksi
• D. Target sign à pada intususepsi
• E. Bird beak sign à pada akalasia
110 E. Inokulasi epitel, bakteremia,
dan destruksi plak peyeri
• Keywords:
- Demam selama 7 hari, dan tidak BAB sejak 3 hari yang
lalu.
- Demam semakin tinggi pada sore hari
- Lidah kotor
- Tes tubex +++.

• Apa mekanisme yang mendasari keluhan pasien ?


Inokulasi epitel, bakteremia, dan destruksi plak peyeri
Demam Tifoid
• Gejala khas pada typhoid
ØStepwise fever pattern
ØGejala gastrointestinal (nyeriperut, konstipasi), batuk, sakit
kepala.
ØBradikardi relatif
ØLidah tifoid
ØLeukopenia
PATOGENESIS
111 C. Adenokarsinoma kolon
• Keywords:
- Keluhan buang air besar berdarah sejak 3 bulan lalu
- Berat badan pasien cenderung menurun,
- Gambaran “apple core”.

• Diagnosis pada pasien ini adalah?


Adenokarsinoma kolon
Adenokarsinoma Kolon
Gejala dan Tanda Penunjang:
• Hematoskezia • Lab: Hb turun, darah samar
• Kolon asenden: sering tinja
asimptomatis à awal lesu • Barium enema: filling
dengan darah samar pada defect berbentuk anular
tinja atau apple core
• Kolon desenden: • Kolonoskopi (gold
perubahan pola defekasi standard)
• Rektum dan sigmoid: • CT Scan adomen dan CT
divertikulitis dengan nyeri, kolangiografi
demam, gejala obstruktif,
BAB darah dan lendir
PF: RT
Sabiston textbook surgery, Kapita Selekta Kedokteran edisi IV
Napkin ring = Apple core
Pilihan lainnya
• A. Kolitis ulseratif : diare kronik berdarah,
kolonoskopi : patchy ulcus, skip lesion (-),
tenesmus, gambaran “lead pipe”
• B. Divertikulitis : nyeri perut kiri bawah, diare
berdarah, komplikasi fistula kolovesical =
pneumaturia
• D. Karsinoma gaster : penurunan berat badan, nyeri
epigastrium kronik, “signet ring cell”
• E. Keganasan pankreas : paling sering tumor kaput
pankreas menimbulkan kolestasis, massa di regio
epigastrium
112 A. Doksisiklin
• Keywords:
- Diare dan muntah hebat
- Setelah mengkomsumsi udang dan kerang setengah matang
- Tidak demam dan tidak nyeri perut.
- Mukosa mulut kering dan mata sayu
- Fecal smear :tidak ditemukan sel darah.
- Hipokalemia, kadar bikarbonat serum rendah.

• Tatalaksana yang tepat pada kasus ini ?


Doksisiklin
• Penyebab : Vibrio cholera à khas penyebab diare
profuse sampai menyebabkan dehidrasi
• Campylobacter jejuni, Shigella disentri, E. Yersenia
enterocolitis à diare darah
• Salmonella cholerasius à diare tanpa darah, demam,
sering akibat ternak
Vibrio cholera
• Gram-negative curved bacillus
dengan flagela tunggal
• Gejala khas: profuse secretory diarrhea, pada kasus berat
dehidrasi yang terjadi dapat menyebabkan kematian. Umumnya
tidak nyeri dan tanpa demam
• Merupakan organisme di air asin. Transmisi sekunder melalui
fecal oral, dapat dari makanan yang terkontaminasi
• Terapi: rehidrasi lalu AB pilihan: doksisiklin, tetrasiklin,
Trimethoprim sulfamethoxazole, ciprofloxacin

Sumber : buku ajar IPD jilid 1


• Sumber : Konsensus penatalaksanaan diare akut pada dewasa, 2009
113 C. Omfalokel

• Keywords:
- Terdapat benjolan di perut
dengan dasar umbilikus,
diameter benjolan 8 cm.
- Benjolan berupa organ
abdomen yang dilapisi
peritoneum.

• Apakah diagnosis yang


mungkin pada pasien ini?
Omfalokel
Diadaptasi dari
aschraft
pediatric surgery
Pilihan lainnya
• A. Gastroskisis à tidak dilapisi peritoneum
• B. Tumor abdomen à perut membesar, gejala dan
tanda bergantung lokasi tumor spesifik
• D. Hernia diafragmatika à massa di rongga toraks,
bising usus pada toraks, abdomen scaphoid
• E. Hernia umbilikalis à protrusi umbilikal,
umumnya karena peningkatan tekanan intra
abdomen, atau hipotiroid kongenital
114 D. Batu saluran bilier
• Keywords:
- Nyeri ulu hati yang tembus hingga ke belakang
- Muntah hijau
- Nyeri perut kanan atas, tidak ada organomegali.
- Leukositosis dan amilase lipase yang meningkat.

• Kemungkinan diagnosis ? Pankreatitis akut


• Kemungkinan faktor pencetus?
Pankreatitis Akut
• Peradanagn pankreas yang • Diagnosis (2 dari 3)
menyebabkan aktivasi enzim • Nyeri hebat daerah abdomen
pankreas • Peningkatan enzim pankreas (≥3
• Klasifikasi kali lipat normal)
• Interstitial oedematous • Gambaran pankreatitis akut
pancreatitis pada CT Scan dengan kontras
• Necrotizing pancreatitis • Tatalaksana
• Etiologi: • Rujuk ke dokter spesialis
• Obstruksi mekanik ampula • Pantau TTV, rehidrasi, koreksi
elektrolit, nutrisi
• Konsumsi alkohol • Pencegahan komplikasi lokal
• Trauma dan sistemik
• Metabolik
• Toksin
• Obat-obatan
• Infeksi Sumber : emedicine, buku ajar ipd
• Kelainan kongenital
• Penyakit vaskular
• Mutasi genetik gen CFTR
115 A. Obstruksi

• Keywords:
- Mata kuning dan badan kuning sejak 3 bulan yang lalu
- Nyeri perut kanan atas yang dirasakan semakin
bertambah saat makan makanan berlemak.
- Bilirubin total : 8 mg/dl, Bilirubin direk : 7 mg/dl ,
Bilirubin indirek : 1 mg/dl , Gamma GT : 200 U/L, ALP :
400 U/L. SGOT/SGPT: 30/40.
• Patofisiologi ikterik yang terjadi pada pasien adalah ?
Obstruksi
• Prehepatic =
hemolysis
• Hepatic = parekimal =
hepatocellular
• Posthepatic =
obstruksi bilier

Sumber : buku ajar ipd


116 B. Ukuran diameter abses > 5 cm

• Keywords:
- Perut kanan atas membesar
- Demam, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah
- Riwayat diare berbau busuk

• Indikasi rujukan bedah yang tepat pada pasien ini


? Ukuran diameter abses > 5 cm
Kemungkinan diagnosis pasien : amebiasis hepar

Indikasi untuk dilakukan aspirasi terapetik (indikasi bedah) :


1. Risiko tinggi untuk terjadi ruptur abses ; ukuran kavitas
lebih besar dari 5 cm
2. Abses hepar pada lobus kiri karena mortalitas dan
frekuensi perembesan ke perikardium lebih tinggi
3. Tidak respon pada terapi setelah 5-7 hari
4. Tidak dapat dibedakan dengan abses hepar piogenik

Sumber : Medscape
117 C. Hipertrofi Stenosis Pilorus

• Keywords:
- Muntah seperti menyemprot dan terkadang
ditemukan bercak seperti kopi.
- Massa seperti buah zaitun di regio epigastrium.
- Gambaran string sign dan single bubble sign.

• Diagnosis yang tepat ? Hipertrofi Stenosis Pilorus


Hipertrofi stenosis pilorus
• Terjadinya obstruksi akibat hipertrofi dari muscular
layer pilorus.
• Tanda dan gejala :
• Muntah tidak bercampur cairan empedu pada usia 4-8
minggu
• Muntah terjadi beberapa saat setelah menyusu
• Terkadang muncul sedikit hematemesis atau bright-red
flecks atau a coffee-ground appearance (bercak kopi)
• Pasien tidak tampak sakit, bayi akan tetap menyusu
kuat setelah muntah
Aschraft pediatric surgery, emedicine
• Pemeriksaan penunjang : USG, Barium upper GI
study, endoscopy
• Tatalaksana : Operasi (setelah mengkoreksi
gangguan elektrolit maupun gangguan lainnya yang
terjadi pada pasien)
Ramstedt pyloromyotomy remains the standard
procedure of choice
String sign
Pilihan lainnya
• A. Atresia duodenum : kembung, foto polos :
double bouble
• B. Akalasia : gambaran paruh burung
• D. Intususepsi : BAB seperti red currant jelly, teraba
portio like
• E. Hernia diafragmatika : massa di rongga toraks,
bising usus di rongga dada, abdomen scaphoid
118 A. Asam lambung mengiritasi
esofagus
• Keywords:
- Nyeri dada timbul saat pasien berbaring
- Riwayat merokok dan meminum alkohol
- Batuk tanpa dahak
- Sudah meminum nitrat namun keluhan makin
bertambah.

• Apa patofisiologi keluhan diatas ?


Asam lambung mengiritasi esofagus
119 C. Sferositosis herediter

• Keywords:
- Pucat dan mata kuning
- Anemis, ikterik, dan splenomegaly.
- Hb 8 g/dL, hematokrit 23.7%, MCV 78 fl, MCH 26.5 pg,
MCHC 36.1 g/dL, RDW 23.3%, leukosit 10400/ml, trombosit
346000/ml, hitung jenis 6/0/0/48/39/7, dan normoblast 2%.
- Eritrosit normokrom, anisopoikilositosis, mikrositik, sferosit
30%, dan polikromasi. Tes Coombs (-).

• Apakah kemungkinan diagnosis ? Sferositosis herediter


Cara Singkat Evaluasi anemia
hemolisis
120 D. IV

• Keywords:
- Diare sejak 2 bulan lalu
- Penurunan berat badan (sebelumnya 60 kg, saat ini
menjadi 50 kg)
- Sering berganti-ganti pasangan
- Tes HIV positif dan jumlah sel CD4 350 sel/mm3.

• Pasien di atas menderita HIV stadium ? IV


HIV/AIDS
Pilihan Lain
121 A. Sel darah merah pekat yang
dicuci
• Keywords:
- Mata kuning disertai badan lemah
- Konjungtica pucat, sklera subikterik, lien membesar
Schuffner II
- Hb 5.5 g/dL, leukosit 5500/mm3, trombosit 200.000
/mm3, retikulosit 3.5%. Tes coombs direk dan
indirek (+)

• Apakah pemberian transfusi yang cocok pada


kasus diatas? Sel darah merah pekat yang dicuci
Autoimmune Hemolytic Anemia
Occurs when antibodies directed against the person's own RBC

Gejala:
• Lemas , mual, nyeri ulu hati
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, hepatosplenomegali

Hasil lab:
1. Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat: bilirubin,
urobilinogen, sterkobilinogen feses meningkat
2. Retikulositosis
3. Morfologi anemia ini pada umumnya ialah normokromik
normositer dan juga terdapat peningkatan retikulosit
4. Tes Coombs direk positif
Transfusion Therapy
122 E. Sel langerhans

• Keywords:
- Gatal pada jari tangan, pergelangan tangan, dan
selangkang sejak 1 minggu lalu.
- Gatal dirasakan terutama pada malam hari
- Lesi eritema, pustule, dan eskoriasi.
- Mengikuti pesantren kilat di Pondok, teman-temannya
memiliki keluhan serupa.

• Reseptor imun nonspesifik apa yang terlibat pada


kasus di atas? Sel langerhans
Respon imun Nonspesifik dan
Spesifik
SKIN IMMUNE RESPONSE TO
S. SCABIEI
• Human skin harbours a variety of immune
response-associated components that together
form the skin immune system, which consists
typically of lymphocytes, Langerhans cells, dermal
dendritic cells, keratinocytes, granulocytes and
skin-draining regional lymph nodes.

The immunology of susceptibility and resistance to scabies S. F. WALTON1


(2010)
• Furthermore, in this latter study levels of the growth-
related oncogene alpha (GROalpha), TGF-a and cutaneous
T-cell attracting chemokine from keratinocytes and IL-6
and G-CSF from fibroblasts were also downregulated.
Another study using stimulated cultured dermal
microvascular endothelial cells documents that the var.
canis extract inhibits the expression of intracellular
adhesion molecule-1 and E-selectin and downregulates
secretion of IL-1a (58). Furthermore, these observed
inhibitory effects were not altered in the presence of
histamine and lipid-derived biologic mediators (59). Over
all, these findings confirm uncharacterized mite proteins
have immunomodulatory properties that favour invasion
of the host by the parasite via down regulating or
depressing inflammatory processes of resident cells in the
skin and possibly influencing a delayed immune reaction
ANALISIS
• Mekanisme defensif non spesifik terhadap skabies
diperankan oleh beberapa sel seperti lymphocytes,
Langerhans cells, dermal dendritic cells,
keratinocytes, dan granulocytes.
• Namun, protein tungai men-downregulasi protein
yang dihasilkan sel-sel residen di kulit tersebut
àdelayed hipersensitivity tipe 4
• Peranan sel T (respon imun spesifik) memicu
hipersensitivitas tipe 4 lebih dominan dalam
patogenesis skabies.
123 B. Deferasirox
• Keywords:
- Lemas
- Riwayat serupa di keluarga
- Konjungtiva anemis, sklera ikterik, ditemukan
hepatomegali dan splenomegali.
- Hb 6,0 g/dl, hematokrit 24%, hitung eritrosit 5 juta
sel/mm3, hitung leukosit 6.800, hitung trombosit
mencapai 255.000, MCV 60, MCH 25.

• Untuk menangani komplikasi penyakit tersebut, terapi


yang tepat ? Deferasirox
Thalassemia
• Kelainan eritrosit bawaan akibat berkurang/tidak disintesisnya rantai
globin a/b
Thalassemia
• Gejala klinis:
• Pucat kronis
• Hepato-splenomegali
• Ikterik
• Short stature
• Facies Cooley
• Hiperpigmentasi
• Riwayat keluarga (+) Apusan darah tepi:
Mikrositik, hipokrom,
anisopoikilositosis, sel target (+),
eritrosit muda (+)
PP untuk menegakkan diagnosis:
Elektroforesis Hb
Thalassemia
• Tatalaksana: transfusi • Agen kelasi besi diberikan
• Hb pre-transfusi: 8 g/dl; target jika:
Hb: 12-13 g/dl • Ferritin serum>1.000 ng/ml
• Komplikasi dari tatalaksana: • Saturasi transferin>55%
• Hemokromatosis akibat • 10-20 kali transfusi PRC
transfusi berulang • Menerima transfusi darah
• Komplikasi ini muncul di akhir sebanyak 1 liter
dekade 1 atau awal dekade 2 • Jenis-jenis agen kelasi besi:
• Iron overload terjadi di • Subkutan = Deferoksamin
jantung, liver, organ endokrin, • Oral = Deferipron dan
dan tulang Deferasirox
Pilihan Lain
Beta bloker à agen blokade simpatis (tidak
dibutuhkan dalam kondisi ini)
Fondaparinux à heparin dengan berat molekul
rendah, untuk mengencerkan darah (tidak
dibutuhkan dalam kondisi ini)
Aspirin à anti agregasi platelet (tidak dibutuhkan
dalam kondisi ini)
Klopidogrel à anti agregasi platelet (tidak
dibutuhkan dalam kondisi ini)
124 B. DIC

• Keywords:
- Sesak napas yang memberat
- Penurunan kesadaran, TD 65 per palpasi, ronki di kedua
lapang paru.
- Prokalsitonin meningkat, d-dimer meningkat, PT 11,0
(8,0), aPTT 25,2 (11,0).

• Diagnosis yang tepat adalah ?


DIC
Patogenesis Perdarahan
• Gangguan trombosit
• Gangguan faktor pembekuan
• Gangguan pembuluh darah
Gangguan platelet
Gangguan Faktor Koagulasi dan
Vaskular
DIC
Sindroma klinikopatologis yang
dikarakteristikkan dengan aktivasi
koagulasi secara sistemik yang
membentuk clot fibrin sehingga
menyebabkan gagal organ,
disertai konsumsi trombosit dan
faktor koagulasi sehingga
menyebabkan perdarahan.

http://emedicine.medscape.com/article/199627-treatment
Patogenesis DIC
Klinis DIC
Diagnosis dan Tatalaksana DIC
Pilihan Lain
• A. Hemofilia A à aptt >>, genetik terkait
kromosom X
• C. ITP à trombosit <<, BT >>, autoimun
• D. Defisiensi vitamin K à PT >>, apTT >>,
perdarahan intrakranial
• E. Von Willebrand Disease à Trombosit <<, apTT >>
125 E. Cryoprecipitate

• Keywords:
- Sering mimisan
- Hb 9,0 g/dL, hitung eritrosit 3,8 juta sel/mm3,
leukosit 7.500, trombosit 155.000, PT 10,0 (10,2),
aPTT 25,4 (19,8).

• Tatalaksana yang tepat ?


Cryoprecipitate
Hemofilia
• Patogenesis: terjadi akibat defek pada Aktifitas
secondary hemostasis akibat defisiensi Klinis Perdarahan
FVIII/FIX
FVIII atau FIX
Trauma
• X-linked resesif Ringan 5-40%
berat
• Klasifikasi Trauma
Sedang 1-5%
• Hemofilia A: ↓ FVIII (1:10.000) ringan
• Hemofilia B: ↓ FIX (1:30.000-50.000) Berat <1% Spontan

Dasar diagnosis
•Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding, epistaksis, hematuria
•PF:
•Neonatus: perdarahan umbilikus
•Anak: hemarthrosis
•TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
•PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑, ↓FVIII/FIX, inhibitor FVIII/FIX
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
www.hemophiliabangalore.org%2Ffaq.html&psig=AFQjCNHqiXf-45oNv3cyZb6u6WiBW2p-
2w&ust=1451975174017442
Tatalaksana
Terbaik: faktor konsentrat (konsentrat faktor VIII untuk
hemofilia A dan faktor IX untuk hemofilia B)
Pilihan lain:
• Fresh frozen plasma, berisi seluruh faktor pembekuan
dan protein serum. Mudah didapat, namun
konsentrasinya rendah
• Cryoprecipitate, dari plasma darah yang disentrifugasi
kemudian diambil endapannya à mengandung
fibrinogen, faktor VIII, IX, vWF, dan beberapa protein
pembekuan lain. Lebih pekat sehingga konsentrasi
yang dibutuhkan lebih sedikit à lebih dipilih
Packed Red Blood Cell (PRBC)
• Ht PRBC > whole blood (70% vs 40%).
• Pemberiannya diikuti dengan kristaloid atau koloid
• dekstrosa 5% dalam salin 0,4%, dekstrosa 5% dalam salin 0,9%,
salin 0,9%, dan Normosol-R dengan pH 7,4
• Perlu dihangatkan terlebih dahulu ~ 37oC
• Satu unit à meningkatkan Ht 3% atau Hb 1g/dl.
Packed Red Blood Cell (PRBC)
Rekomendasi trasfusi sel darah merah
• Hb <7g/dl à hampir selalu diindikasikan. [Rekomendasi
A]
• Hb 7-10 g/dl à hipoksia atau hipoksemia. [Rekomendasi
C]
• Hb ≥10 g/dl à tidak dilakukan, kecuali bila ada indikasi
tertentu, (PPOK dan iskemia jantung). [Rekomendasi A]

Pada pasien ini anemia tidak urgent untuk ditranfusi


karena Hb masih 9 dan penyebab anemia adalah
pendarahan akibat defisiensi faktor yang harus diatasi
terlebih dahulu
Trombosit Konsentrat
• Disimpan dalam suhu kamar; tahan 5 hari.
• Satu unit à meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3
Rekomendasi transfusi trombosit
• Perdarahan dengan trombosit <50.000/µl
• Pada kasus DHF dan DIC à merujuk penatalaksanaan
masing-masing

Pada kasus ini, pasien tidak ada gangguan trombosit


126. D. S. saphrophyticus
Revisi: kokus gram positif

Keyword:
• Perempuan 18 tahun nyeri pinggang sebelah kiri.
• Disertai demam, menggigil, dan peningkatan frekuensi
berkemih.
• Urin: bakteri kokus gram (+) di urine.
Diagnosis: pielonefritis
Kemungkinan bakteri penyebab tersebut adalah..
• The bacterial strains that cause UTIs include:
• Escherichia (E.) coli is responsible for most uncomplicated cystitis cases in
women, especially in younger women. E. coli is generally a harmless
microorganism originating in the intestines. If it spreads to the vaginal
opening, it may invade and colonize the bladder, causing an infection. The
spread of E. coli to the vaginal opening most commonly occurs when
women or girls wipe themselves from back to front after urinating, or after
sexual activity.
• Staphylococcus saprophyticus accounts for 5 - 15% of UTIs, mostly in
younger women.
• Klebsiella, Enterococci, and Proteus mirabilis account for most of
remaining bacterial organisms that cause UTIs. They are generally found in
UTIs in older women.
• Rare bacterial causes of UTIs include Ureaplasma
urealyticum and Mycoplasma hominis, which are typically harmless
organisms.

Source: Urinary tract infection | University of Maryland Medical


Center http://umm.edu/health/medical/reports/articles/urinary-tract-
infection#ixzz3YVhxHMjI
• The bacteria that most often cause cystitis and pyelonephritis are
the following:
• Enteric, usually gram-negative aerobic bacteria (most often)
• Gram-positive bacteria (less often)
• In normal GU tracts, strains of Escherichia coli with specific
attachment factors for transitional epithelium of the bladder and
ureters account for 75 to 95% of cases.
• The remaining gram-negative urinary pathogens are usually other
enterobacteria, typically Klebsiella or Proteus mirabilis, and
occasionally Pseudomonas aeruginosa.
• Among gram-positive bacteria, Staphylococcus saprophyticusis
isolated in 5 to 10% of bacterial UTIs. Less common gram-
positive bacterial isolates are Enterococcus faecalis (group D
streptococci) and Streptococcus agalactiae (group B streptococci),
which may be contaminants, particularly if they were isolated
from patients with uncomplicated cystitis.
Merck Manual
Pilihan Lain
A.Chlamydia trachomatis à gram negatif; servisitis
B.Enterobacter à gram negatif, ISK
C.Escherisia coli à gram negatif, etiologi ISK
tersering
E.Staphylococcus aureus à gram positif, pioderma
127 A. Pil KB
Keywords:
• Tidak ingin hamil terlebih dahulu
• Belum memiliki anak
• Tidak ada riwayat medis sebelumnya

Pilihan KB yang tepat untuk pasien ? Pil KB


Pil KB pilihan tepat untuk menunda kehamilan.
Keuntungan: fertilitas kembali cepat begitu pil KB
distop.
Mekanisme Kerja Efektivitas Keuntungan Risiko Efek Alasan Alasan
Samping Beberapa Beberapa
Orang Orang Tidak
Menyukai Menyukai
Menekan ovulasi, Kurang dari Mengurangi Trombosis Perubahan Dapat Relatif mahal
mencegah 1 diantara risiko kanker vena dalam pola haid, dihentikan dan harus
implantasi, 100 ibu endometrium, (jarang), sakit kepala, kapanpun digunakan
mengentalkan lendir dalam 1 kanker ovarium, stroke, dan pusing, mual, tanpa setiap hari
serviks, dan tahun penyakit radang serangan nyeri bantuan
mengganggu panggul jantung payudara, tenaga
pergerakan tuba simptomatik, (sangat perubahan kesehatan,
sehingga nyeri haid, jarang). BB, tidak
transportasi telur masalah perubahan mengganggu
terganggu. Pil ini perdarahan suasana hubungan
diminum setiap hari. haid, sindrom perasaan, seksual
ovarium jerawat,
polikistik peningkatan
tekanan
darah.
Pilihan Lain
B. Tubektomi à kontrasepsi mantap
C. Pantang berkala à kontrasepsi alamiah à
kegagalan tinggi
D. Kondom à kontrasepsi pada pria
E. Implan à kontrasepsi jangka panjang (2-3 tahun)
128. B. Menghindari makanan
yang dimasak setengah matang
Keywords :
• Perempuan G1P0A0 hamil 8 minggu.
• Riwayat infertilitas selama 5 tahun.
• R/ skrining TORCH
Edukasi?
Infeksi Sitomegalovirus
• Penularan : horizontal (droplet infection, kontak air
ludah dan air seni), vertical (ibu ke janin), hubungan
seksual
• Diagnosis
• Serologik : perubahan seronegatif menjadi seropositive
(interval 3 minggu)
• Terapi dan Konseling
• Jika terdeteksi pada UK < 20 minggu à terminasi
• Terapi diberikan jika terdapat infeksi CMV serius seperti
retinitis, esophagitis pada AIDS serta tindakan profilaksis
untuk pencegahan infeksi CMV setelah transplantasi
organ

Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo, 2010


Infeksi Toksoplasmosis
• Infeksi toxoplasma yang terjadi baru :
• Antibodi IgM yang sangat tinggi (dapat bertahan hingga 1
tahun)
• Antibodi IgG dan IgM yang tinggi di saat bersamaan
• Peningkatan antibodi IgG sebesar 4 kali dalam waktu 2-3
minggu
• Spiramycin diyakini mengurangi resiko terjadinya infeksi
terhadap janin
• Apabila suspek toxoplasmosis : pyrimethamine dan
sulfonamides dapat diberikan untuk infeksi maternal pada
kehamilan akhir dengan hasil toxoplasma di cairan amnion (-)
• Jika infeksi terdiagnosis saat prenatal : pyrimethamine,
sulfonamides, dan asam folat diberikan untuk eradikasi parasit
di plasenta dan fetus (masih kontroversial)

Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo, 2010


Infeksi Rubella
• Diagnosis
• Penegakkan diagnosis rubella --> bila titer
meningkat 4 x saat fase akut, dan imunitas menetap
lama
• IgM spesifik rubella dapat terlihat 1 – 2 mgg setelah
infeksi primer dan menetap selama 1 - 3 bln
• IgM (+) à adanya infeksi primer, tetapi IgM (-)
belum tentu tidak terinfeksi

Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo, 2010


Konseling dan Edukasi
Pencegahan TORCH
• Memakan semua sayuran dan daging dalam
keadaan sudah dimasak
• Skrining serologic premarital dilanjutkan dengan
skrining bulanan selama kehamilan bagi ibu hamil
dengan seronegatif
• Vaksinasi MMR
• Hindari seks bebas (berhubungan selain dengan
suami)

Buku Ilmu Kebidanan FKUI Sarwono Prawirohardjo, 2010


129. A. Resusitasi dengan cairan
kristaloid
• Keywords :
• Ny. Isah 35 tahun post partum anak ketiga dengan berat
4000 gram.
• TD 80/palpasi, nadi cepat, napas cepat, akral dingin,
dan kesadaran mulai menurun.
• Fundus uteri tidak teraba dan pada pemeriksaan vagina
didapatkan perdarahan aktif dan tampak robekan luas
pada serviks

Diagnosis : Ruptur Serviks


Tatalaksana awal?
Perdarahan Post Partum

Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir

Retensio
placenta

Sisa Placenta

Inversio uteri

Ruptur uteri
Tatalaksana Robekan Serviks
Pembahasan
• Pada soal didapatkan pasien dalam keadaan syok
hipovolemik akibat perdarahan post partum maka
yang pertama dilakukan adalah resusitasi cairan.
Pilihan Lain
B. Transfusi darah
C. Laparotomi à inversion uteri jika gagal dengan
reposisi
D. Pemberian oksitosin à terapi atonia uteri
E. Kompresi bimanual à terapi atonia uteri
130. D. Shoulder presentation
Keywords :
• Ny. Sara 28 tahun G1P1A0 G1P1A0 hamil 37 minggu.
• Leopold 1 tidak teraba massa à kemungkinan letak
lintang
• Leopold 2 teraba bagian keras pada sisi kiri à kepala di
kiri ibu dan bokong di kanan ibu

Presentasi janin?
Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 à menentukan usia Leopold 2 à menentukan di mana
kehamilan dan bagian janin apa letak punggung ataupun kaki janin
yang ada di fundus uteri pada kedua sisi perut ibu.
• bagian punggung akan teraba
• Apabila kepala janin teraba di jelas, rata, cembung, kaku/tidak
bagian fundus, yang akan dapat digerakkan.
teraba adalah keras,bundar • bagian-bagian kecil (tangan dan
dan melenting (seperti mudah kaki) akan teraba kecil,
digerakkan). bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba
• Apabila bokong janin teraba di gerakan kaki janin secara aktif
bagian fundus, yang akan maupun pasif.
terasa adalah lunak, kurang • Apabila kepala janin teraba di
bundar, dan kurang sisi kanan dan kiri ibu, yang
akan teraba adalah keras,
melenting. bundar dan melenting (seperti
• Fundus kosong apabila posisi mudah digerakkan).
janin melintang pada rahim.
Pemeriksaan Leopold
Leopold 3 à menentukan
bagian janin apa (kepala atau
bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta
apakah bagian janin tersebut
sudah menyentuh pintu atas
panggul.

Leopold 4 à Bertujuan untuk


mengkonfirmasi ulang bagian janin
apa yang terdapat di bagian bawah
perut ibu, serta untuk mengetahui
seberapa jauh bagian bawah janin
telah memasuki pintu atas
panggul.
131. E. Kelainan Fibrokistik Payudara =
Mammary Dysplasia
• Keywords
• Ny. Kinanti usia 35 tahun benjolan pada kedua payudara
sejak 2 minggu
• Nyeri serta membesar saat menstruasi.
• Terdapat benjolan di kedua payudara multiple ukurang
+/- 1 cm dengan konsistensi kenyal

Kesan : Tumor jinak payudara


Pemeriksaan awal yang dilakukan?
Kelainan Fibrokistik
Payudara/Mamari Displasia
• Definisi : massa multiple di payudara yang
dapat tumbuh bilateral pada kedua payudara
dengan 3 ciri gambaran patologik
• Kista multiple
• Proliferasi epitel
• Fibrosis
• Gejala dan tanda : benjolan di payudara
dirasakan nyeri terutama saat menstruasi,
benjolan multiple dengan konsistensi kenyal
• Pemeriksaan penunjang :
• USG mammae <35 tahun
• Mamografi >35 tahun
• Biopsi
• Tatalaksana : Eksisi

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan FKUI (Sarwono Prwirohardjo), 2010


Pilihan Lain
A. Fibroadenoma mammae à biasanya pada usia
20an tahun dan tidak dipengaruhi oleh siklus mens
B. Mastitis à disertai demam, nyeri dan kemerahan
pada payudara
C. Inverted Nipple à puting terbenam
D. Karsinoma mammae à benjolan teraba keras dan
terfiksir dengan jaringan sekitar
132. D. Terminasi dengan SC
• Keywords :
• Ny. Sukmi, 19 tahun G1P0A0 hamil aterm
• Keluar air-air sejak 1 hari lalu.
• Tidak ada keluhan keluar lender maupun darah.
• Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
• TFU sesuai usia kehamilan, DJJ 180 x/menit, presentasi
kepala.
• Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2 cm,
pendataran serviks sekitar 30%, kepala di Hodge II.

Diagnosis : Ketuban pecah dini dengan gawat janin


Ketuban Pecah Dini
• Definisi : Keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu
• Faktor predisposisi :
• Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
• Infeksi traktus genital
• Perdarahan antepartum
• Merokok

1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Ketuban Pecah Dini
• Anamnesis
– Merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba
– Anamnesis mencari faktor risiko
• Pemeriksaan fisik
– Inspekulo: melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau
menggenang di forniks posterior
– Tercium bau khas cairan ketuban
• Pemeriksaan Penunjang
– Tes Lakmus (merah menjadi biru)/Pemeriksaan pH vagina
didapatkan hasil basa
– Ferning (+) pada pemeriksaan mikroskopis
– Pemeriksaan LEA cairan ketuban untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi intrauterin (LEA +2 atau lebih curiga
infeksi)

1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Ketuban Pecah Dini
• Tatalaksana Umum
• Eritromisin 4x250 mg selama 10 hari
• Rujuk ke fasilitas yang memadai
• Tatalaksana Khusus
• Usia kehamilan lebih dari 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada
kontraindikasi
• Usia kehamilan 24-33 minggu
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin
lakukan persalinan segera
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan
32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru
dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang
1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Indikasi untuk sectio caesarea antara lain meliputi:
1. Indikasi Medis : Ada 3 faktor penentu dalam proses persalinan yaitu :
a) Power : Yang memungkinkan dilakukan operasi caesar, misalnya daya mengejan
lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi
tenaga.
b) Passanger : Diantaranya, anak terlalu besar, anak “mahal” dengan kelainan letak
lintang, primi gravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu
lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut
jantung janin kacau dan melemah).
c) Passage : Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius
pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa
menular ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis), condyloma lota
(kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (penyakit infeksi
yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis
B dan hepatitis C.
2. Indikasi Ibu
a) Usia : Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun,
memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40
tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko,
misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan preeklamsia.
Eklampsia (keracunan kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang sehingga dokter
memutuskan persalinan dengan sectio caesarea.
b) Tulang Panggul : Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat
menentukan mulus tidaknya proses persalinan.
c) Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea : Sebenarnya, persalinan
melalui bedah caesar tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus
berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada indikasi yang
mengharuskan dilakukanya tindakan pembedahan, seperti bayi terlalu
besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka,
operasi bisa saja dilakukan.
d) Faktor Hambatan Jalan Lahir : Adanya gangguan pada jalan lahir,
misalnya jalan lahir yang kaku sehingga tidak memungkinkan adanya
pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat
pendek, dan ibu sulit bernafas.
e) Kelainan Kontraksi Rahim : Jika kontraksi rahim lemah dan tidak
terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak elastisnya leher rahim
sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, menyebabkan kepala
bayi tidak terdorong, tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar.
f) Ketuban Pecah Dini : Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya
dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan.
3. Indikasi Janin
a) Ancaman Gawat Janin (fetal distress) : Detak jantung
janin melambat, normalnya detak jantung janin berkisar
120- 160. Namun dengan CTG (cardiotography) detak
jantung janin melemah, lakukan segera sectio caesarea
segara untuk menyelematkan janin.
b) Bayi Besar (makrosemia)
c) Faktor plasenta
d) Kelainan letak
e) Kelainan tali pusat
Pilihan Lain
A. Terminasi dengan induksi à KPD tanpa gawat
janin
B. Terminasi dengan ekstraksi vakum à pembukaan
lengkap dengan gawat janin
C. Terminasi dengan ekstraksi forceps à pembukaan
lengkap dengan gawat janin
E. Pemberian kortikosteroid à KPD <32 minggu
133. A. Asam folat
Keywords:
• Wanita G2P1A0 u.k 8 minggu
• Riwayat melahirkan anencephalus
Suplementasi? Asam folat

Asam folat 400 µg 1x/hari à ideal diberikan 2 bulan


sebelum hamil
Asam folat u/ mencegah neural tube defect
Riwayat NTD à asam folat ditingkatkan menjadi 4 mg
1x/hari

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Lain
B. Asam retinoat à dosis tinggi dihindari à
fetotoksik
C. Zinc
D. Sulfas ferosus à untuk mencegah ADB
E. Asam askorbat à mempercepat penyerapan besi
134. B. Otot polos
Leimyoma
à
jaringan
terdiri
dari
serabut
otot
polos
135. D. Biparietal diameter
Keywords:
• Tes kehamilan (+)
• Tidak tahu HPHT
• USG di trimester kedua
• Pemeriksaan USG
Yang dilakukan saat ini? Pengukuran biparietal
diameter
Femur can be used to determine gestational age, but it is more useful in
length helping evaluate fetal weight. It is also useful as a marker for fetal
malformation and genetic abnormality.

Gestationa The first element to be measurable is the gestation sac of the early
l sac pregnancy. The gestational sac is measured in three dimensions, and
the average, the Mean Sac Diameter (MSD) used for estimating
gestational age. It is useful between 5 and 8 menstrual weeks with
accuracy of +/- 3 days. As a rough rule of thumb, the MSD + 30 =
Menstrual Age in days.
Crown The length of the embryo on the longest axis (excluding the yolk sac)
rump constitutes the crown-rump length. This is among the best documented
length parameters to date the embryo, with accuracy of +/- 3-5 days. As a
rough rule of thumb, the CRL + 6.5 = Menstrual Age in Weeks; A
pregnancy ultrasound measurement that measures the length in
centimeters from the top of the baby's head to the bottom of the
buttocks; Can be measured by around seven weeks of pregnancy
Biparietal Among the most accurate 2nd trimester measures of gestational age.
diameter Measured from the beginning of the fetal skull to the inside aspect of
the distal fetal skull ("outer to inner") at the level of the cavum septum
pelucidum, this is one of the basic fetal measurements. Using this same
image, the frontal occipital diameter (FOD) is obtained and the fetal
head circumference (HC) is either obtained directly, or by formula from
the BPD and FOD.

Humerus Useful as a marker for fetal malformation and genetic abnormality,


length together with femur length.
136. B. Gemeli
Keywords:
• Wanita 27 tahun
• G3P2A0 hamil 7 bulan
• Uterus lebih besar dari kehamilan, anak sulit
teraba, teraba 3 bagian besar dari ballotement
Kemungkinan diagnosis? Gemeli

Kesimpulan à uterus lebih besar dari usia kehamilan curiga


mola (keluhan perdarahan pervaginam usia kehamilan
muda), gemeli, hidramnion, giant baby
Gemeli/Kehamilan Ganda
— Definisi
— Kehamilan ganda ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih
— Diagnosis
— Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya amenorea
— Hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda:
— Kepala janin relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
uterus
— Teraba 2 balotemen atau lebih
— Terdengar lebih dari satu denyut jantung bayi dengan
menggunakan stetoskop fetal
— Faktor Predisposisi
— Usia ibu > 30 tahun
— Konsumsi obat untuk kesuburan
— Fertilisasi in vitro
— Faktor keturunan

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Giant Baby
• Giant baby / Big baby syndrome / Makrosomia
• Didiagnosis apabila bayi lahir dengan berat badan
lebih dari 4000 gram, tanpa melihat usia
gestasional
Hidramnion

• Hidramnion atau poli hidramnion à jumlah


air ketuban melebihi dari batas normal
• Volume ketuban normal: 1-2 liter
• Oligohidramnion à kekurangan air ketuban
• Gejala hidramnion:
• Pembesaran uterus dengan kesulitan
meraba bagian kecil janin / mendengar
denyut janin
• Akibat overdistensi à dispnea, edema
ekstremitas bawah, vulva
Hidrosefalus

• Hidrosefalus à
penumpukan cairan
serebrospinal (CSS) secara
aktif yang menyebabkan
dilatasi sistem ventrikel
otak, dimana terjadi
akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau
lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid
• Disebabkan oleh karena
terdapat ketidak
seimbangan antara produksi
dan absorpsi dari CSS
Hidrops fetalis

• Adalah suatu kondisi edema pada janin


• Gambaran klinis: abnormalitas akumulasi
cairan dalam rongga tubuh (pleural,
percardial dan peritoneal) dan jaringan lunak
tubuh dengan ketebalan dinding lebih dari 5
mm
• Sering berhubungan dengan hidramnion dan
penebalan plasenta ( > 6 mm) pada 30 – 75%
kasus • Dengan USG tampak gambaran:
• Terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan • Edema anasarka
à akumulasi cairan lebih banyak • Penumpukan cairan dalam rongga tubuh seperti
dibandingkan dengan yang diabsorbsi pleura – perikardium dan rongga peritoneal
• Hidramnion
• Plasenta yang tebal
137. A. Tingtura podofilin 25%
Keywords:
• G2P1 hamil 32 minggu
• Kutil alat kelamin
• PF: vegetasi bertangkai dgn permukaan berjonjot
Diagnosis: kondiloma akuminata pada kehamilan
Terapi yang tidak dapat diberikan pada kehamilan:
tingtura podofilin
Kondiloma
Akuminata
• Etiologi: HPV tipe 6 da 11
• Penularan: mikrolesi melalui hub seksual
• Pemeriksaan penunjang:
• Tes as asetat 5% (pd perianal sekitar 15 mnt)
• Kolposkopi
• Histopatologi
• Terapi:
• Tingtur podofilin 10-25% à kontraindikasi pada hamil
• Asam TCA 50-90%
• Bedah: listrik, skalpel, beku, laser
• Imunoterapi
• Interferon
• Krim 5 fluorourasil
138. B. Kontrasepsi oral +
metformin
Keywords:
• Wanita 36 tahun
• Infertil
• Mens tdk teratur, hirsutisme, akne, alopesia
Diagnosis: PCOS
Tatalaksana: Kontrasepsi oral + metformin
Polycyclic ovarian syndrome
(PCOS)
Gambaran umum:
• Pertumbuhan polikistik ovarium
kedua ovarium, amenorea sekunder,
oligomenorea, dan infertilitas
• Sekitar 50% pasien mengalami
hirsutisme dan obesitas.
• Usia 15-30 tahun
PCOS
• Penunjang:
• USG ovarium
• CT Scan/ MRI pelvis à adrenal dan ovarium
• Tatalaksana:
• Diet
• Aktivitas fisik
• Turunkan BB
• Medikamentosa
• Agen kontrasepsi oral (co: etinilestradiol)
• Antiandrogen (co: spironolakton)
• Agen hipoglikemik (co: metformin, insulin)
• Selective estrogen receptor modulator (co: klomifen sitrat)
• Bedah
139. C. 29 Mei 2016
Keywords:
• Wanita 25 tahun tidak haid 3 bulan
• HPHT 17 Mei 2016; siklus 26 hari
Ovulasi pada pasien? 29 Mei 2016
Tetap 14 hari!
Perhitungan
HPHT 17 Mei 2016
Siklus haid 26 hari
Fase luteal 14 hari; fase folikuler 12 hari (26-14)
HPHT+fase folikuler=ovulasi

17 Mei 2016+12 hari= 29 Mei 2016


140. B. Penurunan kadar gula
darah
• Keywords :
• Ny. Sindy, 34 tahun, G3P2A0,
• Menderita DM tipe II dan menggunakan insulin
• GDS : 100 mg/dL.

Risiko pada bayi?


Diabetes Gestasional
• Definisi : keadaan intoleransi karbohidrat yang memiliki
awitan atau pertama kali ditemukan pada kehamilan
• Faktor risiko
• obesitas
• riwayat diabetes melitus gestasional sebelumya
• glukosuria
• riwayat keluarga dengan diabetes
• abortus berulang
• riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi >4000
gram
• riwayat preeklampsia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Pemeriksaan konfirmasi untuk
ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)
• Dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu,
dengan cara:
• Minta ibu untuk makan makanan yang cukup
karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-
12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
• Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di
pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75
gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa
darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.
Pemeriksaan konfirmasi untuk
ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)
• Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan
apabila ditemukan:

• Kadar gula darah puasa >92 mg/dl


ATAU
• Kadar gula darah setelah 1 jam >180 mg/dl
ATAU
• Kadar gula darah setelah 2 jam >153 mg/dl
Tatalaksana Diabetes Gestasional
• Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah puasa <95mg/dl dan
kadar glukosa 2 jam sesudah makan <120 mg/dl.

• Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:


• Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100).
• Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas
fisik + 300 kal untuk kehamilan.
• Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat
kegemukan. Bila kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan
untuk meningkatkan BB.
• Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB.
Tatalaksana Diabetes Gestasional
• Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan
dipertimbangkan bila pengaturan diet selama 2
minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah.

• Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu


0,5-1,5 unit/kgBB/hari.

• Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan


pemeriksaan tinggi fundus uteri, USG, dan
kardiotokografi.
Risiko bayi dengan ibu DM dalam
kehamilan
• Makrosomia
• Hipoglikemia
• Pertumbuhan janin terhambat
• Kelainan kongenital
• Hipokalsemia dan hipomagnesemia
• Hiperbilirubinemia
• Polisitemia
• Asfiksia
• Risiko kelahiran prematur
141. E. Teh
• Keywords:
• Ny. Mia, 29 tahun, G1P0A0
• Anemia dalam kehamilan à anjuran tablet besi
• Minuman yang sebaiknya dihindari ? Teh
• Iron is LIKELY SAFE for most people when it is taken
by mouth in appropriate amounts. However, it can
cause side effects including stomach upset and
pain, constipation or diarrhea, nausea, and
vomiting. Taking iron supplements with food seems
to reduce some of these side effects. However,
food can also reduce how well the body absorbed
iron. Iron should be taken on an empty stomach if
possible. If it causes too many side effects, it can be
taken with food. Try to avoid taking it with foods
containing dairy products, coffee, tea, or cereals.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/912.html
• Ascorbate and citrate increase iron uptake in part by acting as weak
chelators to help to solubilize the metal in the duodenum. Iron is readily
transferred from these compounds into the mucosal lining cells.
Conversely, iron absorption is inhibited by plant phytates and tannins.
These compounds also chelate iron, but prevent its uptake by the
absorption machinery . Phytates are prominent in wheat and some
other cereals, while tannins are prevalent in (non-herbal) teas.
• Lead is a particularly pernicious element to iron metabolism (Goya,
1993). Lead is taken up by the iron absorption machinery, and
secondarily blocks iron through competitive inhibition. Further, lead
interferes with a number of important iron-dependent metabolic steps
such as heme biosynthesis. This multifacted attack has particularly dire
consequences in children, were lead not only produces anemia, but can
impair cognitive development. Lead exists naturally at high levels in
ground water and soil in some regions, and can clandestinely attack
children's health.

http://sickle.bwh.harvard.edu/iron_absorption.html
142. C. Atresia esofagus
• Keywords :
G4P3A0 hamil 28 minggu, uterus lebih besar dari
usia kehamilan, protein dipstik (-), bagian tubuh
anak sulit diraba, edema vulva dan tungkai.

• Diagnosis : (Poli)Hidramnion
• Penyebab: salah satunya adalah atresia esofagus,
duodenum
• Penyebab lain dalam pilihan cenderung
menyebabkan/disebabkan oleh oligohidramnion.
Pilihan Lain
A. Insufisiensi uteroplasenta à patofisiologi
preeklamsia
B. Agenesis renal à oligohidramnion
D. Defek tabung neural à defisiensi asam folat
E. Sindrom Potter à hypoplasia paru neonates
karena oligohidramnion dan kompresi in utero
143. A. Koloni pseudohifa dan
blastospora
• Keywords:
• G1P0A0 hamil 30 minggu
• Keputihan bergumpal, gatal, panas
• PF: vulva hiperemis, sekret putih bergumpal

• Kesan: kandidiasis vulvovaginalis


• Gambaran khas yang ditemukan: koloni pseudohifa,
blastospora
http://www.phac-aspc.gc.ca/std-mts/sti-its/cgsti-
ldcits/section-4-8-eng.php

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
144. C. Teratoma ovarium
• Keywords:
• Perempuan, 28 tahun, nyeri perut terus menerus
• PF: massa adneksa kanan
• USG: massa berambut

• Diagnosis: teratoma ovarium


Kistadenom A type of cystic adenoma. Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
a berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang
mengandung mukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.

Kista Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil
ovarium dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
serosa tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah.

Teratoma cystic tumors composed of well-differentiated derivations from at least two of the
ovarium three germ cell layers (ectoderm, mesoderm, and endoderm). The gross pathologic
appearance of mature cystic teratomas is characteristic. The tumors are unilocular and
are filled with sebaceous material, Squamous epithelium lines the wall of the cyst, and
compressed, often hyalinized ovarian stroma covers the external surface. Hair follicles,
skin glands, muscle, and other tissues lie within the wall.

Mioma uteri Tumor jinak otot rahim. Tampak massa hipoekoik di dalam dinding rahim

Ca jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. USG:shows a central
endometriu mass replacing the endometrial stripe, with hyperechoic and hypoechoic regions.
m
145. D. Pasien harus sedang tidak
haid
• Keywords :
• Ny. Kimi 32 tahun datang untuk pemeriksaan papsmear
ulang karena hasil papsmear sebelumnya meragukan.
• Pasien sudah menikah selama 5 tahun.
• Apa yang harus dipastikan sebelum dilakukan
pemeriksaan ?
Test Pap

• Alat skrining (deteksi dini) lesi


prakanker atau infeksi HPV
• Bukan merupakan diagnosis adanya
lesi serviks
• Diagnosis pasti dengan histopatologi

Feldman S, Goodman A, Goff B, Falk S. Tests for


screening for cervical cancer. 2009
Kesalahan Yang Sering Terjadi
:

• Sediaan apus terlalu tipis, jumlah sel


terlalu sedikit
• Sediaan apus terlalu tebal dan tidak
rata, sehinggal sel bertumpuk
• Telah kering sebelum difiksasi
• Cairan fiksasi tidak menggunakan
alkohol 95%

Feldman S, Goodman A, Goff B, Falk S. Tests for


screening for cervical cancer. 2009
PERUBAHAN
SEL NORMAL

DISPLASIA
Lesi Pra kanker

KANKER
Perkembangan Lesi Prakanker
Perkembangan Kanker Seviks
Pap Smear
Syarat Pemeriksaan Pap Smear
• Jangan melakukan pemeriksaan lainnya sebelum mengambil
sampel
• Dilakukan di luar menstruasi
• Penggunaan obat per vaginam harus dihentikan 7 hari sebelum
pengambilan sampel
• Pasien pasca persalinan, pasca pembedahan, pasca radiasi
pemeriksaan smear dilakukan ketika sudah terjadi penyembuhan
dari kondisi – kondisi tersebut
• 2 hari sebelum pemeriksaan dianjurkan untuk tidak melakukan
cuci vagina (douching)
• Tidak melakukan hubungan seksual minimal 3 x 24 jam
• Jika sedang hamil pemeriksaan dilakukan pada 3 bulan pasca
persalinan
146. C. Embrio tidak dapat
implantasi di rahim
Keywords:
• Belum punya anak sejak 5 tahun menikah.
• Aplasia uteri.

Penyebab gangguan ? Tidak dapat implantasi di


rahim
Implantasi Zigot di Uterus
147. E. Infeksi
• Keywords :
• Ny. Z, 27 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu mulas teratur
sejak 2 jam yang lalu.
• Lendir darah sudah keluar
• 1 bulan lalu pasien sering mengeluhkan keputihan gatal
• Denyut Jantung Janin 150 kali/menit, kontraksi 2 kali tiap
10 menit lamanya 20 detik.
• Porsio licin, ostium terbuka 2 cm, selaput ketuban (+),
fluor (+) warna putih susu bergumpal dan menempel di
dinding vagina

Kesimpulan : Persalinan Preterm


Persalinan Pre Term
• Faktor predisposisi
Definisi : perubahan • Usia ibu < 18 tahun atau > 40
tahun
serviks dan disertai • Hipertensi
kontraksi uterus yang • Perkembangan janin terhambat
• Solusio plasenta
teratur sebanyak 4 • Plasenta previa
• Ketuban pecah diniBakterial
kali dalam 20 menit vaginosis
• Serviks inkompetens
atau 8 kali dalam 60 • Kehamilan ganda
• Penyakit periodontal
menit yang terjadi di • Riwayat persalinan preterm
usia kehamilan sebelumnya
• Kurang gizi
sebelum 37 minggu • Merokok
• Infeksi intrauterine

1.Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23. McGraw-Hill; 2010.


2.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013
Janin Patologis
(defek atau
kelainan genetik)

Gangguan pada
plasenta
(preeclampsia,
Persalinan Infeksi (sistemik
Vaskulopati Preterm atau asending)
ureteroplasenta)

Kehamilan
Mulitpel

1.Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23. McGraw-Hill; 2010.


2.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013
Infeksi

Toll-like-receptor

Respon inflamasi:
Sitokin (TNF, IL-1, IL-6, IL-10), Kemokin
(MIP, MCP), Prostaglandin, Proteases,
Functional progesterone withdrawal

Persalinan Preterm:
Pematangan serviks, Kontraksi myometrium,
Ruptur membrane janin, Pelepasan plasenta
Persalinan Preterm
TANDA
GEJALA •Terjadi kontraksi:
• Kontraksi uterus yang a)4 kali dalam 20 menit, ATAU
teratur b)8 kali dalam 60 menit diikuti
dengan perubahan serviks yang
• Nyeri pada pelvis progresif
•Pembukaan serviks ≥ 2 cm
• Nyeri punggu •Fluor (+) berwarna putih susu dan
• Keluarnya lender bergumpal pada dinding vagina
bercampur darah dari
vagina PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan swab keputihan
• Adanya riwayat keputihan • Cek darah perifer lengkap
disertai gatal • Cek urin lengkap
Persalinan Pre Term (Tatalaksana)
• Tirah baring
• Tokolitik tidak diberikan pada:
a) Usia kehamilan di bawah 24 minggu atau di atas 34 minggu
b) Pembukaan > 3 cm
c) Ada Korioamnionitis, preeclampsia, atau perdarahan janin
d) Gawat janin atau janin meninggal atau cacat
• Tokolitik: diberikan pada 48 jam pertama
a) Nifedipin 3 x 10 mg per oral
b) Terbutalin sulfat 1000 µg dalam 500 ml larutan infus NaCl 0,9% dengan dosis awal 10 tetes/menit
lalu dinaikkan 5 tetes / menit tiap 15 menit hingga kontraksi hilang
c) Salbutamol: dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus 10 tetes / menit. Jika kontraksi masih ada,
naikkan kecepatan 10 tetes / menit setiap 30 menit
• Antibiotik: Ampisilin: 2 g IV setiap 6 jam atau Klindamisin: 3 x 300
mg PO
• Kortikosteroid:
a) Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali, ATAU
b) Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
Mengapa jawabannya infeksi?
• Pasien didiagnosis persaliann preterm karena
terdapat mulas yang teratur pada usia kehamilan
30 minggu ( 2 kali dalam 10 menit = 4 kali dalam 20
menit), keluar lendir darah
• Pada kasus dapat dilihat bahwa penyebab
persalinan preterm pada pasien dikarenakan oleh
infeksi ditandai dengan keputihan yang gatal dan
tidak diobati dan pada pemeriksaan fisis tampak
flour album warna putih susu bergumpal
148. C. Sistokel
Keywords:
• Wanita 60 tahun
• Rasa tidak nyaman lubang kemaluan setelah BAK
• Riwayat melahirkan 3 kali (pervaginam)
• Menopause
• Riwayat ISK
• Pemeriksaan: bagian menonjol pada anterior
vagina
Diagnosis? Sistokel
Sistokel
• Definisi: prolapse anterior • Gejala:
à jaringan penunjang • Ringan à tidak ada gejala
antara dinding vagina dan signifikan
kandung kemih melemah • Rasa penuh pada pevis
sehingga kandung kemih dan vagina
mencembung ke vagina • Peningkatan
ketidaknyamanan saat
• Faktor risiko batuk
• Melahirkan • Rasa tidak lampias setelah
• Penuaan BAK
• Histerektomi • ISK berulang
• Genetik • Nyeri saat hubungan
• Obesitas sesual

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-20026175
Sistokel
• Diagnosis • Tatalaksana:
• Pemeriksaan pelvik • Pesarium
• Pengisian kuesioner • Estrogen
• Tes kandung kemih dan • Bedah
urin • Kasus ringan à tidak
perlu ditatalaksana

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-20026175
Pilihan Lain
A. Inkontinensia urin tipe tekanan à tidak mampu
menahan BAK terutama saat batuk
B. Inkontinensia urin tipe urgensi à ada tanda
mengompol saat hasrat ingin BAK
D. Rektokel à prolapse posterior
E. Vaginokel à tidak ada
149. C. 2
Keywords:
• Wanita 50 tahun rasa tidak nyaman di perut bawah
• Anak 4 dan lahir pervaginam
• Pemeriksaan: serviks 1 cm di atas himen
Stadium berdasarkan POP-Q? 2
Pelvic Organ Prolapse
Quantification (POP-Q)
• Himen sebagai acuan perbandingan à menggunakan 6
titik dan 3 pengukuran
• Titik
• Aa à 3 cm proksimal atau atas dari cincin himen pada
dinding vagina anterior di garis tengah
• Ap à 3 cm proksimal atau atas dari cincin himen pada
dinding vagina posterior di garis tengah
• Ba à titik distal yang bergantung pada dinding vagina
anterior
• Bp à titik distal yang bergantung pada dinding vagina
posterior
• C à serviks dan jarak dari himen
• D à kavum douglas dan jarak dari himen

Urogynecology & Pelvic Reconstructive Surgery


Pelvic Organ Prolapse
Quantification (POP-Q)
• 3 pengukuran
• gh – hiatus genital
• pb – perineal body
• tvl – total vaginal length
• 3 level dan 4 stadium
• Level 1 – prolapse uterin
• Level 2 – prolapse dinding
vagina
• A – anterior
• B – posterior
• Level 3 – sebagian besar dari
distal
• Up – uretral (inkontinensia
urin tipe tekanan)
• Below – perineum (untuk
badan perineal

Urogynecology & Pelvic Reconstructive Surgery


Pelvic Organ Prolapse
Quantification (POP-Q)
• Staging
• 0 – no prolapse
• I – cervix turun tetapi
lebih dari 1 cm di atas
himen
• II – cervix 1 cm di atas
atau bawah himen
• III – cervix lebih dari 1
cm di bawah himen
tetapi kurang dari tvl 2
• IV – cervix lebih dari tvl
2

Urogynecology & Pelvic Reconstructive Surgery


150. C. Astenozoospermia
• Analisis sperma:

• Volume ejakulat 2,5 cc


• Hitung spermatozoa 22 juta/ml
• Motilitas total 22%
• Morfologi normal
Jawaban lain
• A. Hypospermia: volume ejakulat berkurang
• B. Oligozoospermia: konsentrasi spermatozoa
berkurang
• C. Astenozoospermia
• D. Teratozoospermia: morfologi spermatozoa
abnormal
• E. Nekrozoospermia: spermatozoa imotil dan mati
151. A. Ketoasidosis diabetikum
Kata kunci
• Perempuan 53th
• Penurunan kesadaran 2 jam.
• 5 hari: demam, batuk berdahak, sesak à kemungkinan pneumonia
• Dikatakan ada penyakit gula 10 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.
• PF: letargis, HT ↑, takikardia, takipneu cepat dan dalam (pernapasan
Kussmaul); demam.
• Lab: anemia, leukositosis; GDS ↑ 450 mg/dL; Na+ ↓130 mEq/L K+ ↓ 3,3
mEq/L dengan analisis gas darah pH ↓ 7,28, PaCO2 ↓ 28 mmHg, HCO3-
↓ 20 mmol/L. Aseton (+)
Diagnosis pada pasien ini adalah…
Komplikasi akut DM
akibat hiperglikemia berat

• Hiperglikemia berat = saat kadar


gula darah > 300 mg/dL
• Assess: kestabilan kondisi klinis,
kesadaran, dan hidrasi
• Berkaitan dengan: defisiensi
insulin relatif, kekurangan cairan,
dan abnormalitas asam-basa
• Ada 2 kemungkinan:
ketoasidosis diabetikum (KAD)
atau hyperosmolar nonketotik
(HONK)
Sumber: Harrison’s 19th ed
Ketoasidosis Diabetikum

• Terjadi akibat:
• Defisiensi insulin DAN
• Hormon counterregulatory berlebihan (glucagon, katekolamin, kortisol, dan
hormone pertumbuhan)
• Gejala yang dominan:
• Mual dan muntah
• Nyeri abdomen hebat
• Hiperglikemia à glukosuria à kekurangan dairan à takikardia,
hipotensi, dan vasodilatasi perifer
• Tanda khas: respirasi Kussmaul dan napas berbau aseton (“fruity
odor”)
• INFEKSI sering menjadi presipitan à cari sumber infeksi! Dan tangani

Sumber: Harrison’s 19th ed


Parameter Nilai normal
Oksigenasi 80 – 100 mmHg
(PaO2)
pH 7,35 – 7,45
PaCO2 35 – 45 mmHg
HCO3- 22 – 26 mmol/L

Sumber: Harrison’s 19th ed


http://lifeinthefastlane.com/investigations/a
cid-base/
Jawaban Lain
• A. Ketoasidosis diabetikum
• B. Hiperglikemia à tidak spesifik
• C. Krisis adrenal à terjadi pada pasien dengan
insufisiensi adrenal primer. Gejala: mual, muntah, nyeri
abdomen, hipotensi yg refrakter, gejala SSP
• D. Krisis hiperosmolar non-ketotik à hipergikemia >
600 mg/dL, hyperosmolar > 330 mEq/L, aseton
negative.
• E. Thyroid storm à terdapat riwayat tirotoksikosis
sebelumnya, disertai goiter; hasil pemeriksaan darah
justru GDS ↓↓↓
152. C. Menambahkan K+

Kata kunci
• Perempuan 53th
• Penurunan kesadaran 2 jam.
• 5 hari: demam, batuk berdahak, sesak à kemungkinan pneumonia
• Dikatakan ada penyakit gula 10 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.
• PF: letargis, HT ↑, takikardia, takipneu cepat dan dalam (pernapasan
Kussmaul); demam.
• Lab: anemia, leukositosis; GDS ↑ 450 mg/dL; Na+ ↓130 mEq/L K+ ↓ 3,3
mEq/L dengan analisis gas darah pH ↓ 7,28, PaCO2 ↓ 28 mmHg, HCO3-
↓ 20 mmol/L. Keton (+)
• Setelah diberkan oksigen, rehidrasi, dan insulin short acting…
Tatalaksana selanjutnya adalah…
Tatalaksana KAD
• Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik:
• Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 L/jam diuresis min 50 ml/jam
• Tentukan status hidrasi • > 5,2 mEq/L à tidak perlu
kalium tambahan
• Dehidrasi berat: lanjutkan IV fluid
sampai tertangani, tunda pemeriksaan • > 3,3 – 5,2 mEq/L à 20 – 30
Na mEq/L à target K+ 4 – 5
• Dehidrasi ringan: lanjutkan IV fluid, mEq/L
periksa Na à tentukan ulang jenis
cairan IV berdasarkan hasil Na • HCO3-
• Insulin: ditambahkan 1-2 jam setelah • pH > 6,9 : tidak perlu HCO3
IV fluid • pH < 6,9 : larutkan 100 mEq
• Bolus 0,1 U/kg, lanjutkan dengan HCO3 dalam 400 mL IV fluid
• IV drip 0,1 U/kg/jam yang mengandung 20 mEq K+
• Target: kadar glukosa serum ↓ 10% à IV drip 200 ml/jam
dalam 1 jam pertama
Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN.
Hyperglycemic crisis in adult patients with diabetes.
Diabetes Care. 2009;32(7):1339. Copyright 2009
American Diabetes Association.
153. D. Hiperkalsemia akibat
hiperparatiroidisme
Kata kunci
• Perempuan, 55 tahun
• kencing berpasir berulang; polyuria (+).
• Nyeri sendi lutut dan siku, hangat (+) bengkak (+) hilang timbul
• Riwayat “maag kronis”
• Ibu pasien: maag kronis; meninggal ec hipoglikemia berat.
• PF: nyeri ketok CVA kanan (+). EKG: interval QT yang memendek.

Kondisi yang dialami pasien terjadi akibat…


Hiperkalsemia
• Jika disebabkan karena • Gejala muncul pada kadar Ca2+ > 2.9 – 3
hiperPTH à biasanya mmol/L
asimptomatik • > 3.2 mmol/L: kalsifikasi pada organ viseral
• > 3.7 – 4.5 mmol/L
• Manifestasi klinis:
• Fatigue, depresi
• Mental confusion
• Anoreksia
• Mual, muntah
• Batu ginjal
• Artritis pseudogout
Sumber: Harrison’s 19th ed
Hiperparatiroidisme Primer

• = Gangguan metabolism kalsium, fosfat, dan tulang akibat


↑ sekresi PTH à hiperkalsemia dan hipofosfatemia
• Etiologi:
• Adenoma kelenjar paratiroid
• Sindrom herediter: multiple endocrine neoplasia (MEN 1 dan 2A)
• MEN 1 (= Wermer’s syndrome) • MEN 2A
• HiperPTH • HiperPTH
• Tumor pituitari, tumor • Pheochromocytoma
pankreas • Karsinoma meduler tiroid
• Hipersekresi gaster dengan
PUD (Zollinger-Ellison
syndrome)
Sumber: Harrison’s 19th ed
Jawaban Lain
• A. Hiperkalemia akibat hipertiroidisme à gejala
hiperkalemia: terutama neurologis (paralisis) dan gangguan
irama jantung. Gejala hipertiroid: berdebar-debar, ↓ BB,
berkeringat.
• B. Hiperkalemia akibat hiperparatiroidisme à gejala
hiperkalemia: terutama neurologis (paralisis) dan gangguan
irama jantung. HiperPTH tidak menyebabkan hiperK+
• C. Hiperkalsemia akibat hipertiroidisme à Gejala
hipertiroid: berdebar-debar, ↓ BB, berkeringat.
Hipertiroidisme tdk menyebabkan hiperkalsemia
• D. Hiperkalsemia akibat hiperparatiroidisme
• E. Hiperurisemia à artritis akibat gout ec hiperurisemia:
sendi kecil (pergelangan dan jari2 tangan).
154. A. Propiltiourasil
• Koreksi: batas tidak tegas

• Kata kunci
• Anak perempuan, 12 tahun
• Benjolan di leher sejak 1 tahun: tidak nyeri, tidak bertambah
besar.
• BB turun 7 kg dlm 1 bulan
• Kadang berdebar
• PF: TTV normal; mata kanan dan kiri exoftalmus.
• Status lokalis à suspek pembesaran tiroid jinak
• Lab FT4 8, TSHs 0.023.
• Jenis obat antitiroid yang tepat adalah…
Graves’ disease

• Tirotoksikosis v.s.
hipertiroidisme
• Tirotoksikosis: kondisi kelebihan
hormon tiroid
• Hipertiroidisme: fungsi tiroid
yang berlebihan
• Penyebab tirotoksikosis

Sumber: Harrison’s 19th ed


Graves’ disease

• Tirotoksikosis v.s.
hipertiroidisme
• Tirotoksikosis: kondisi kelebihan
hormon tiroid
• Hipertiroidisme: fungsi tiroid
yang berlebihan
• Penyebab tirotoksikosis

Sumber: Harrison’s 19th ed


Manifestasi Klinis Graves’

• Gejala • Tanda
• Hiperaktivitas, irritable, disforia • Graves’ oftalmopati & dermopati
• Berkeringat terus • Takikardia; AF pada geriatri
• Tidak tahan panas • Tremor
• Letih dan lemah • Goiter
• Penurunan BB dengan • Kulit lembab, hangat
peningkatan nafsu makan • Kelemahan otot, miopati otot
• Diare proksimal
• Poliuria • Retraksi kelopak mata
• Gangguan menstruasi: • Ginekomastia
Oligomenorea
• Libido ↓ Sumber: Harrison’s 19th ed
Manifestasi Klinis Graves’

• Grade oftalmopati
• 0: Tidak ada tanda dan gejala
• 1: Retraksi palpebral
• 2: Keterlibatan jaringan lunak
(edema periorbital)
• 3: Proptosis (> 2mm)
• 4: Diplopia à otot ekstraokular
terkena
• 5: Kornea rusak
• 6: Kebutaan akibat kompresi n.
optikus
• Graves’ dermopati dan akropati:
sangat jarang
Sumber: Harrison’s 19th ed
• Obat utk pasien tirotoksikosis
akibat Graves’:
• Definitif
• Simptomatik
• Pasien dengan hipotiroidisme
akibat Grave harus diterapi
dengan salah satu dari:
• Terapi 131I
• Obat antitiroid
• Tiroidektomi
• Indikasi obat antitiroid
• Kemungkinan remisi ↑
• Geriatri dg komobid, usia
harapan hidup ↓
• Riw operasi atau radioterapi
pada area leher
• Graves’ oftalmopati derajat
sedang-berat

Sumber: Harrison’s 19th ed; ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011
• Tujuan pengobatan: meredakan gejala hipertiroidisme
sambil menunggu remisi spontan; bukan bersifat
imunosupresif
• Meredakan gejala secepat dan seaman
Obat antitiroid
mungkin
• Durasi pengobatan: 1 – 1,5
• Pilihan obat antitiroid: tahun
• Methimazole: mulai dosis tinggi
10-20 mg/hari à diteruskan • Setelah stop: tetap cek fungsi T
hingga eutiroid (kadar T4 normal, setiap 1-3 bln selama 6-12 bln
diperiksa tiap 4 minggu) à
penyesuaian dosis terkecil yang • Efek samping methimazole:
dapat mempertahankan kadar • Hepatotoksik
eutiroid: biasanya untuk • Embriopati à kontraindikasi
maintenance 5-10 mg/hari ibu hamil trimester 1
• Propiltiourasil (PTU): mulai dosis
tinggi 3 x 50 – 150 mg à • Efek samping PTU:
(monitoring T4) à maintenance • Agranulositosis
3 x 50 mg
• ANCA-positive vasculitis
• Hepatitis nekrotik fulminan
Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011
• Pengobatan simptomatik berupa beta blocker, ada 2
pandangan mengenai indikasinya:
• Pada semua pasien dengan tirotoksikosis simptomatik
• Hanya pada pasien geriatric dengan tirotoksikosis simptomatik;
pada pasien lainnya hanya diberikan apabila HR saat istirahat >
90x/menit atau ada kormobiditas KV à lebih dianjurkan

Sumber: ATA
guidelinde
ENDOCRINE
PRACTICE Vol 17
No. 3 May/June
2011
155. E. Addison disease
Kata kunci
• Perempuan, 34 tahun
• BB ↓ 10 kg dalam 3 bulan.
• Lemas, mudah letih, tidak nafsu makan; mual hilang-timbul
• Riwayat pingsan berulang: pandangan gelap (+) kepala
terasa ringan (+)
• PF: bercak hiperpigmentasi generalisata pada kulit &
membran mukosa. Rambut ketiak dan rambut pubis tidak
ada.

Apakah diagnosis pasien ini?


Addison Disease

• Kondisi insufisiensi kelenjar adrenal akibat destruksi atau


disfungsi korteks adrenal yang menyebabkan gangguan
sekresi hormone glukokortikoid dan mineralokortikoid
• Penyebab paling sering: insufisiensi adrenokorteks
autoimun idiopatik dan Tuberkulosis kelenjar adrenal
• Manifestasi klinis: kronik vs akut à akut: krisis adrenal
Manifestasi klinis kronik
• Hiperpigmentasi kulit dan membran mukosa; vitiligo
• Gejala umum: lemas, letih, nafsu makan ↓, BB ↓
• Gejala GIT: mual, muntah, diare
• Kepala terasa ringan + hipotensi
Jawaban Lain

• A. Cushing syndrome à kondisi yang terjadi akibat papara


hormone glukokortikoid jumlah tinggi dalam durasi yg cukup
lama. BB ↑, hirsutisme, HT, DM, osteopenia
• B. Cushing disease à cushing syndrome akibat overproduksi
ACTH
• C. Krisis adrenal à insufisiensi kelenjar adrenal akut.
Biasanya ditandai dengan mual muntah hebat, hipotensi yg
refrakter, ↓ kesadaran
• D. Perdarahan kelenjar adrenal à salah satu penyebab krisis
adrenal, gejala utama: nyeri abdomen
• E. Addison disease
156. D. Simvastatin 1 x 10 mg
Kata kunci
• Laki-laki, usia 58 tahun
• Menderita DM sejak 5 tahun yang lalu.
• Kadar kolesterol total 277 mg/dl ↑; LDL 156 mg/dl
↑; HDL 45 mg/dL ↓; dan trigliserida 105 mg/dL
(dbn).

Apa obat antidislipidemia yang sebaiknya


diberikan?
• Kadar LDL à prioritas utama untuk
dikontrol
• Statin adalah first line untuk ↓ LDL
• Jika dibutuhkan statin dosis ↑ untuk
mengontrol LDL à bisa kombinasi
dengan ezetimibe (mengurangi efek
samping statin dosis tinggi)
• Dislipidemia kombinasi LDL dan TGA ↑:
statin + fenofibrat
• Jk TGA > 500 mg/dL: fenofibrat first line

Konsensus penanganan dislipidemia di Indonesia


Jawaban Lain
• A. Niasin 1x 250 mg à dapat ↓ LDL dan ↑ HDL,
tetapi efek samping banyak: gatal, ggn GI,
hiperglikemia, hiperurisemia
• B. Niasin 1 x 10 mg à s.d.a. dosisnya salah (ini
dosis simvastatin)
• C. Simvastatin 1 x 250 mg à dosisnya salah (ini
dosis niasin)
• D. Simvastatin 1 x 10 mg
• E. Fenofibrat 1 x 100 mg à first line apabila kadar
TGA sangat tinggi (> 500 mg/dL)
157. E. Modifikasi perilaku dan gaya hidup, termasuk:
diet restriksi kalori, rendah garam (DASH), dan aktivitas
fisik.

Kata kunci
• Laki-laki 48 thn
• Nyeri tengkuk.
• Menyangkal keluhan lainnya.
• PF:
• TD 150/90 mmHg à hipertensi
• BB 85 kg, TB 165 cm à BMI 31,22 kg/m2 (Obese II)
• lingkar perut 105 cm à Obesitas sentral
• Hasil lab: kolesterol total 250 mg/dL (↑); HDL 35 mg/dL (↓); LDL
200 mg/dL (↑); GDP 95 mg/dl (N); GD2PP 170mg/dl (↑).
Tatalaksana untuk pasien ini adalah…
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
Sindrom Metabolik
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular dan
DM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan HDL
rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi

Sumber: Harrison’s 19th ed


Kriteria Sindrom Metabolik Sumber: Harrison’s 19th ed

Pada kolom sebelah kanan, cut off lingkar perut berbeda-beda antarras
Kadar Kategori
trigliserida
< 150 mg/dL Normal
150 – 199 Borderline
mg/dL high
200 – 499 High
mg/dL
> 500 mg/dL Very high

Sumber:
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/art
icle/003493.htm
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazin
e/issues/summer12/articles/summer12pg6-
7.html
Tatalaksana

• Sebelum memberikan tatalaksana farmakologi à perubahan gaya


hidup dan perilaku
• Obesitas merupakan asal muasal sindrom metabolic à penurunan BB
krusial!
• Restriksi kalori untuk menurunkan BB awal
• Aktivitas fisik untuk mempertahankan BB ideal
• Tidak boleh turun BB dengan drastis
• Dislipidemia: terutama utk ↓ LDL à First line: STATIN
• Statin poten (atorvastatin dan rosuvastatin) juga ↓ trigliserida
• Jika belum ↓ bisa ditambahkan ezetimibe (penghambat absorpsi kolesterol)
• Gol fibrat: jika LDL dan trigliserida ↑ (fenofibrat)
• HATI2 Kolestiramin bisa ↑ trigliserida

Sumber: Harrison’s 19th ed


Tatalaksana
• Hipertensi:
• First line: ACE-inhibitor atau angiotensin-II receptor
blocker
• Jangan lupa: restriksi sodium, perbanyak serat.
• Gula darah puasa terganggu
• Modifikasi gaya hidup: ↓ BB dan restriksi lemak
• Metformin
• Resistensi insulin:
• Biguanida (metformin) dan tiazolidinedion
Sumber: Harrison’s 19th ed
158. B. Resistensi insulin
• Kondisi medis di samping
adalah akantosis
nigrikans
• Insulin memiliki efek
untuk proliferasi
melanosit
• Dengan demikian, patut
dicurigai terdapat kondisi
resistensi insulin pada
pasien dengan akantosis
nigrikans
159. B. Asiklovir 5x800 mg selama
10 hari lalu rujuk dokter mata
Kata kunci
• Laki-laki, 44 tahun
• Lenting, kulit kemerahan pada dahi serta kelopak
mata sisi kiri.
• Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
• Fungsi N kranialis baik
• Tes tzanck didapatkan sel datia positif.

Tatalaksana pasien yang tepat adalah…


Herpes Zoster

• Infeksi virus varicela zoster yang


menyerang kulit dan mukosa
• Reaktivasi virus yang terjadi
setelah penderita mendapat
varisela
• Sebelum timbul gejala kulit,
timbul gejala prodormal.
• Lokasi unilateral dan dermatomal
• Penunjang: Tzanck test à sel datia berinti banyak

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin


FKUI
Tatalaksana
• Topikal
• Vesikel: bedak salisil 2% atau bedak kalamin
• Vesikel pecah: kompres terbuka dengan antiseptik
• Sistemik
Usia < 50 thn
• Jika ringan: simptomatik dg analgetik à as mefenamat, dipiron, PCT+kodein
• Jika lesi luas: asiklovir 5x800 mg/valasiklovir 3x1000 mg PO selama 5 hari
Usia > 50 thn
• Jika lesi luas: asiklovir 5x800 mg/valasiklovir 3x1000 mg PO selama 7 – 10 hari
Zoster oftalmikus (harus rujuk dokter mata)
• Tanpa paresis N VII: asiklovir 5x800 mg/valasiklovir 3x1000 mg PO selama 10
hari
• Dengan paresis NVII: asiklovir 5x800 mg/valasiklovir 3x1000 mg PO selama 10
hari + prednisone 40 – 60 mg/hari selama 1 minggu
Jawaban Lain
• A. Rujuk dokter mata
• B. Asiklovir 5x800 mg selama 10 hari lalu rujuk
dokter mata
• C. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari lalu rujuk
dokter mata à dosis salah
• D. Asiklovir 5x200 mg selama 5 hari lalu rujuk
dokter mataà dosis salah
• E. Asam mefenamat 3 x 500 mg à zoster non-
oftalmikus pada pasien < 50 tahun
160. C. + 3

• Kata kunci
• Laki-laki 38 thn
• kemerahan pada kulit badan, lengan, dan kaki
• Baal pada kedua telapak tangan dan kaki.
• PF: plak eritematosa berbatas tegas, berukuran numuler, berjumlah 7,
tersebar pada badan, lengan, dan kaki. Pembesaran N. Ulnaris bilateral.
• Hasil BTA kerokan kulit (+): rata-rata 6 BTA dalam 1 lapang pandang

• Indeks bakteri pasien tersebut adalah…


Klasifikasi Lepra (WHO)

PB MB

Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi


• Makula • Berupa hipopigmentasi/eritema (lesi • Lebih sering lesi yang menimbul
• Papul meninggi cenderung tidak menimbul) • Distribusi simetris
• Infiltrat, plak eritem • Distribusi tidak simetris
• Nodul
Kerusakan saraf, ditandai dengan: • Hilang sensasi jelas • Hilang sensasi kurang jelas
• Hilangnya sensasi • Hanya melibatkan satu cabang saraf • Melibatkan banyak cabang saraf
• Kelemahan otot

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


Diagnosis Kusta
• Tanda cardinal:
• Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan saraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif: mencakup n. aurikularis
magnus, n. ulnaris, dan n. peroneus.
• Gangguan subjektif dapat berupa gangguan sensorik, motorik, maupun otonom.
• Pemeriksaan BTA
• Spesimen: sayatan kulit
• Jumlah: 3 spesimen, biasanya dari lesi kulit paling aktif, cuping telinga kanan, dan kiri.
• Parameter: indeks bakteri (IB) yang dinilai dalam 100 lapang pandang (LP)
+1 = 1 – 10 BTA dalam 100 LP
+2 = 1 – 10 BTA dalam 10 LP
+3 = 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP
+4 = 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP
+5 = 101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
+6 = > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


Pengobatan Kusta: multidrug
therapy WHO

• Rejimen MB (lesi > 5 buah) atau BTA positif


(terlepas klasifikasi klinis)
Dapson Rifampisin Klofazimin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan • 50 mg/hari DAN
diawasi • 300 mg/bulan diawasi

Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan • 50 mg selang sehari DAN


diawasi • 150 mg/bulan diawasi

Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan • 50 mg 2 kali seminggu DAN


(1-2 mg/kg BB) Diawasi • 100 mg/bulan diawasi
(5 – 15 mg/kg) (1 mg/kg BB/hari)

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


• Rejimen PB (lesi 2 – 5 buah)
Dapson Rifampisin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan diawasi
Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan diawasi

Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan diawasi


(1-2 mg/kg BB) (5 – 15 mg/kg)

• Rejimen PB (lesi tunggal)


• Rifampisin 600 mg dosis tunggal
• Ofloksasin 400 mg dosis tunggal
• Minosiklin 100 mg dosis tunggal
Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.
Jawaban Lain
• A. + 1 à (1 – 10 BTA dalam 100 LP)
• B. + 2 à (1 – 10 BTA dalam 10 LP)
• C. + 3
• D. + 4 à (11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP)
• E. + 5 à (101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP)
161. E. Tinea fasialis

Kata kunci
• Laki-laki 37 tahun
• Kemerahan pada wajah sisi kanan, meluas
• Gatal (+); ↑ jika terpapar sinar matahari.
• Hobi berkebun
• Status dermatologi: pada area antara zygoma dan preaurikular
kanan, terdapat plak eritematosa soliter berukuran plakat, tepi
yang lebih aktif; skuama halus putih (+).

Apa diagnosis pada pasien ini?


• Infeksi dermatofita pada kulit wajah,
Tinea fasialis
tidak termasuk area jambang,
janggut, dan kumis (tinea barbe)
• Etiologi:
• Tricophyton rubrum: antropofilik
• Microsporum canis: kucing dan
anjing
• T. verrucosum: dari hewan ternak • Tatalaksana:
• Topikal terlebih dahulu à
• Manifestasi klinis terapi selama 4 minggu à
• Paling sering: plak kemerahan tidak respons: pertimbangkan
oral
berbentuk bulat/oval, berskuama,
dengan tepi lebih aktif/central • Pilihan: golongan azol
(miconazole, ketoconazole)
healing atau allylamine (terbinafine)
• Lebih jarang: bentuk yang kronis
(inflamasi <<) dan kerion ( = abses http://www.dermnetnz.org/fungal/tinea-faciei.html
http://emedicine.medscape.com/article/1118316-medication#1
fungi)
Jawaban Lain

• A. Polymorphous light eruption à lesi kulit yg timbul akibat


paparan sinar matahari: muncul pada seluruh area tubuh yg
terpapar sinar matahari. Paling sering bentuk papul
eritematosa
• B. Dermatitis seboroik à plak eritem dengan skuama kuning
pada area seboroik (kulit kepala, lipat nasolabial)
• C. Dermatitis venenata à = dermatitis kontak iritan akut,
termasuk akibat venom binatang, zat kimia, tumbuhan.
• D. Tinea barbe à infeksi dermatofita pada area jambang,
jenggot, kumis
• E. Tinea fasialis
162. A. Dermatitis popok iritan
163. C. Hidrokortison potensi lemah
Kata kunci
• Anak, 3 bulan
• Ruam di daerah tempat pemasangan popok
• KOH: negatif

Diagnosis pada pasien ini adalah…


Tatalaksana yang tepat adalah…
Dermatitis Popok (Napkin
dermatitis, diaper dermatitis)
• Terbagi menjadi dua tipe, yakni iritan dan Candida
• Kontak lama dengan popok basah karena urin/feses,
predileksi genitokrural sesuai tepat popok
• Makula eritematosa, batas agak tegas, bentuk popok
berkontak
• Periksa KOH jika curiga terinfeksi kandida

• Tx: steroid topikal potensi lemah (iritan), kombinasi


anti-kandida topial (nistatin / azol) + seng oksida pada
kasus dermatitis popok kandida
164. E. Antimikotik
• Tatalaksana psoriasis berikut adalah tepat:
• Edukasi pasien
• Fototerapi untuk kasus psoriasis generalisata sedang sampai
berat dengan UVB, PUVA
• Terapi topikal di antaranya:
• Emoilen adalah terapi penting
• Kortikosteroid
• Antralin
• Keratolitik
• Retinoid topikal
• Analog vitamin D
• Tar
• Terapi sistemik dengan metotreksat, siklosporin, retinoid,
hingga hidroksiurea
165. A. Dermatitis Paederus

Kata kunci
• Laki-laki, 39 tahun
• Lenting kemerahan pada siku kiri 2 hari yang lalu.
• Panas menyengat (+) gatal (+).
• Baru kembali dari pedalaman Kalimantan à tinggal di kapal
apung dan tidur di dek kapal yang terbuka.
• PF: pada siku kiri, plak eritematosa multipel; linear;
• bagian tengah plak tampak krusta kekuningan dan koleret à bekas
vesikel yg pecah
• ekskoriasi (+).
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
Dermatitis Paederus

• Tinggal pada area lembab dan tertarik pada


cahaya fluoresens.
• Tidak menggigit ataupun menyengat à lesi
timbul akibat cairan perut (coelomic fluid):
keluar karena serangga remuk tertindih
• Manifestasi klinis:
• < 24 jam pasca-paparan
• Kasus ringan: eritema minimal
• Kasus sedang: eritema berubah jadi vesikel dan
bula à tahapan “skuamosa”: bula pecah dan
mongering (dalam 1 minggu)
• Morfologi: linear
J Clin Aesthet Dermatol. 2011;4(11):44–46
Jawaban Lain
• A. Dermatitis Paederus
• B. Fitodermatitis à riwayat paparan dengan
tumbuh-tumbuhan
• C. Dermatitis atopi à lesi tidak mengarahkan ke
diagnosis ini
• D. Herpes zoster à konfigurasi dermatomal
• E. Insect bite à Papul dengan punctum di atasnya.
Biasanya karena semut.
166. C. Karsinoma sel basal
Kata kunci
• Laki-laki, 62 tahun
• Benjolan pada pipi kiri sejak 1 tahun
• Ukuran ↑, warna semakin gelap, berdarah
• Inti sel tersusun seperti palisade

Kemungkinan diagnosis pada pasien adalah…


167. B. Pitiriasis alba
• Kata kunci
• Anak laki-laki, 10 tahun
• Makula, awalnya merah muda, bentuk oval diameter 2
cm
• Makula berubah warna menjadi hipopigmentasi
• Tidak ada keluhan gatal dan baal
• KOH: negatif untuk mikroorganisme
Pitiriasis Alba
• Dermatitis non-spesifik, predileksi pada anak dan
remaja daerah wajah dan leher
• Etiologi belum diketahui: diperkirakan atopi,
pajanan sinar matahari
• Klinis berupa plak/makula eritema ringan, warna
memudar menjadi plak wawrna putih dan
hipopigmentasi
• Bentuk bulat-oval tidak beraturan, bata agak tegas
• Manajemen: swasirna. Dapat berikan steroid
topikal dan emolien.
168. B. Tinea pedis interdigitalis
Kata kunci
• Laki-laki, 24 tahun
• Gatal pada sela-sela jari kedua kaki.
• Pekerjaan: tentara, jarang mengganti kaus kaki.
• Status dermatologi: maserasi; skuama putih; bau busuk
(+).
• Mikroskopi dengan KOH 10 – 20%: hifa bercabang
dengan septa.

Diagnosis pada pasien adalah…


Tinea Pedis http://www.dermnetnz.org/fungal/tinea-pedis.html
Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004

• Infeksi dermatofita pada kaki, terutama sela jari dan telapak kaki
• Faktor risiko:
• Bekerja di tempat basah: tukang cuci, petani
• Selalu memakai sepatu tertutup: tentara
• Manifestasi klinis
• Tipe interdigitalis • Tipe vesicular subakut • Tipe papuloskuamosa
• Paling sering hiperkeratotik kronis
• Vesikel/vesikulopustu
• bercak
• Maserasi sela2 jari l à pecah: skuama
melingkar = koleret • Skuama putih, mengkilat
• Kulit putih; fisura • Tidak radang
(+) • Telapak dan
• Jika luas = moccasin foot
• Bau tidak enak (+) punggung kaki
• Gatal hebat
• Tatalaksana • Tatalaksana
Hilangkan faktor risiko! • Lesi akut yang “basah” à
• Kaus kaki harus yang serap kompres/rendam larutan PK
keringat, ganti tiap hari 1/5000
• Hindari sepatu tertutup • Ketoconazole 2% cream 2x/hari
dan terlalu sempit selama 2 – 4 minggu
http://www.dermnetnz.org/fungal/tinea-pedis.html • Jika masih ada/berulang: azole
Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004 oral
Jawaban Lain
• A. Tinea pedis vesicular subakut à ada lenting
• B. Tinea pedis interdigitalis
• C. Tinea pedis papuloskuamosa hiperkeratotik
kronis à telapak kaki tebal (hiperkeratotik)
• D. Kandidosis interdigital à maserasi lebih >>;
gambaran KOH pseudohifa dengan blastospora
• E. Dermatitis kontak iritan à ada paparan terhadap
zat iritan (detergen, dll)
169. D. Gameksan 1%
Kata kunci
• Laki-laki, 32 tahun
• Gatal di area kemaluan sejak 3 hari: pangkal penis à
menyebar hingga perut bagian bawah dan paha medial.
• Riwayat promiskuitas (+)
• Status dermatologis: Erosi dan ekskoriasi multipel pada
mons pubis dan medial paha; lup à makula serulae (+)

Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah…


Pedikulosis Pubis

• Infeksi rambut daerah pubis dan sekitarnya


• Etiologi: Phthirus pubis
• Termasuk penyakit menular seksual
• Manifestasi Klinis
• Gatal pada pubis dan sekitarnya (abdomen bagian bawah, hingga dada)
• Makula serulae: bercak berwarna abu/kebiruan
• Black dot: Bercak hitam pada clana dalam (warna putih) saat bangun
tidur à krusta dari darah
• Tatalaksana: dioleskan seluruh tubuh à diamkan 24 jam à ulang
4 hari kemudian
• Gameksan 1%
• Emulsi benzyl benzoate 25%
Buku ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Jawaban Lain
• A. Asiklovir 5x200 mg selama 7 hari à untuk HSV
genital. Gejalanya seharusnya vesikel multipel di dasar
eritematosa
• B. Ketoconazole 2% cream à untuk kandidiasis
intertriginosa. Gejala plak gatal dengan lesi satelit. Ada
predisposisi seperti DM.
• C. Hidrokortison 2,5% cream à untuk dermatitis atau
penyakit kulit inflamatorik
• D. Gameksan 1%
• E. Permetrin 5% à untuk scabies. Kelainan kulit
tampak jelas: papul, vesikel, urtikaria; pruritus
nokturna
170. B. Exanthematous drug
eruption
Kata kunci
• Perempuan 22 tahun, datang ke IGD dengan keluhan ruam
kemerahan seluruh tubuh sejak 4 jam.
• Gatal (+) :
• Riw konsumsi obat antinyeri à sedkit ruam à hilang sendiri
• 1 hari yg lalu: kembali minum antinyeri à ruam kembali muncul.,
lebih berat
• Status dermatologis: plak multipel berupa papul-papul yang
berkonfluensi, eritema (+), batas tegas, tepi ireguler, konfigurasi:
generalisata.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
Erupsi obat morbiliformis

• Bentuk erupsi obat paling seiring


• Etiologi : obat antibiotik, antijamur, antinyeri NSAID.
• Manifestasi Klinis
• Ruam muncul di badan à menyebar ke lengan dan kaki; bilateral;
simetris
• Sudah pernah mengkonsumsi obat penyebab à pasien banyak
• Paling sering: plak eritematosa besar yang terdiri dari papul-papul
berkonluensi.
Jawaban Lain• C. Eritema multiforme à reaksi
hipersensitivitas, berkaitan dengan infeksi virus

• A. Fixed drug
eruption
• D. Sindroma Stevens-Johnson
• Lesi berupa bula dan pengelupasan pada kulit

• E. Hypersensitivity autoimmune reaction à


tidak spesifik
171. A. Prednison oral 1 x 40 mg
Kata kunci
• Tatalaksana reaksi kusta tipe 2 (ENL)?

• Analgetik, antipiretik. MDT dapat diteruskan. Hindari


faktor pencetus. Lini pertama adalah pemberian
prednison 1 x 8 tab (40 mg) untuk 2 minggu pertama.
Turunkan menjadi 30 – 20 – 15 – 10 -5 (setiap 2
minggu)
• Lampren dapat digunakan (untuk ENL yang berulang)
• Talidomid hanya untuk reaksi ENL (jika obat tersedia)
172. A. Dermatitis perioral
Kata kunci
• Perempuan 29 tahun
• kemerahan bagian atas bibir sisi kanan dan kiri serta
dagu; gatal (+)
• Riwayat pakai kosmetik baru (+); riwayat berulang (+)
• Status dermatologis: Pada bibir bagian atas, tepi nostril
hingga lipat nasolabial, dan dagu terdapat papul
multipel eritematosa, berbatas tegas.

Diagnosis pada pasien ini adalah


Dermatitis Perioral
• Periorificial dermatitis is a common facial skin
problem characterised by groups of itchy or tender
small red papules.
• Periorificial dermatitis may be induced by:
• Topical steroids, whether applied deliberately to facial
skin or inadvertently
• Nasal steroids, steroid inhalers, and oral steroids
• Cosmetic creams, make-ups and sunscreens
• Fluorinated toothpaste
• Neglecting to wash the face
• Hormonal changes and/or oral contraceptives
• The characteristics of facial periorificial dermatitis are:
• Unilateral or bilateral eruption on chin, upper lip and eyelids in
perioral, perinasal and periocular distribution
• Sparing of the skin bordering the lips (which then appears pale),
eyelids, nostrils
• Clusters of 1–2 mm erythematous papules or papulopustules
• Dry and flaky skin surface
• Burning irritation
• General measures
• Discontinue applying all face creams including topical steroids,
cosmetics and sunscreens (zero therapy).
• Topical therapy is used to treat mild periorificial dermatitis. Choices
include: Erythromycin Clindamycin Metronidazole
Jawaban Lain
• A. Dermatitis perioral
• B. Dermatitis seboroik à skuama kuning berminyak
• C. Tinea fasialis à lesi lebih aktif tepinya
• D. Herpes zoster à lesi dermatotomal
• E. Insect bite à tidak bilateral, terdapat punctum
173. C. Gentian violet 1%
• Kata kunci:
• Laki-laki, 34 thn, datang
• Tidak nyaman pada lidah dan area mulut.
• Baru terdiagnosis HIV (+).
• PF: pada lidah tampak plak berbatas tegas berwarna
putih seperti krim. Dapat dilepaskan dengan mudah dari
dasarnyaà khas untuk kandidiasis oral
• Tatalaksana yang efektif pada pasien ini…
Oral thrush
• Kandidiasis = penyakit infeksi akibat Candida albicans
atau spesies Candida lainnya
• Kandidiasis mukosa oral:
• Kandidiasis pseudomembran akut = oral thrush
Bercak berwarna putih tebal (pseudomembran) pada mukosa
lidah, palatum, buccal, dan/atau gusi yang berkonfluens
maupun diskret.
• Kandidiasis atrofik akut
• Kandidiasis atrofik kronis
• Keilosis akibat Candida
• Tatalaksana dengan: Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011

• Nistatin
• Gentian violet
174. D. Dermatitis kontak alergi
Kata kunci
• Perempuan, 20 tahun
• Gatal pada lubang tindik kedua telinga.
• PF: area lobulus telinga bilateral: papul eritematosa
multipel + erosi, ekskoriasi dan krusta. Hangat +

Apa diagnosisnya?
Dermatitis Kontak Alergi
Contoh kasus DKA
• Alergi nikel yang
dijadikan rantai jam
tangan
• Gatal kulit akibat reaksi alergi • Alergi terhadap bahan
terhadap suatu substansi yang plaster luka (rosin)
berkontak dengan kulit.
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa • Dermatitis tangan pada
jam, hari, hingga tahun setelah pekerja pabrik karet
kontak pertama • Dermatitis fotokontak
• Beratnya reaksi kulit tidak à alergi terhadap
berbanding lurus dengan jumlah sunscreen atau sabun
allergen yg terpapar antibakteri yang timbul
setelah paparan
• Karakteristik umum lesi DKA: terhadap sinyal
• Sebagian besar: lesi hanya matahari
mencakup area kulit tempat • Lainnya: DKA thdp
kontak dengan allergen terjadi parfum, cat rambut, http://www.dermnetnz.or
• Dapat merah, bengak, dan obat topikal g/dermatitis/contact-
melepuh atau kering dan kasar allergy.html
PPK PERDOSKI 2011
Dermatitis Kontak Iritan

• Salah satu bentuk dermatitis kontak


• Terjadi karena kulit rusak akibat friksi, faktor lingkungan (suhu
dingin), paparan berlebihan terhadap air, ataupun bahan kimia
seperti cairan asam, alkali, detergen, maupun pelarut
• Tingkat keparahan dermatitis bergantung pada:
• Jumlah dan kekuatan zat iritan
• Durasi (seberapa lama) dan frekuensi (seberapa sering) paparan
terhadap iritan
• Kerentanan kulit masing-masing individual à dipengaruhi oleh
tebal/tipisnya kulit di suatu lokasi, produksi minyak pelembab, dan
adanya kecenderungan atopi
• Faktor lingkungan: suhu dan kelembaban

http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
• Patogenesis
• Kerusakan kulit akibat iritan > kemampuan kulit
utk beregenerasi
• Iritan ↓jumlah minyak dan pelembab alami pada
kulit à ↑penetrasi iritan ke bagian kulit lebih
dalam à menginisiasi inflamasi
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan asam atau basa
kuat), biasanya tidak sengaja/kecelakaan à
bengkak, lepuh, nyeri, merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air, sabun, atau
detergen dalam waktu cukup lama (beberapa
minggu) à kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit à luka dg krusta dan keropeng
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Tatalaksana
• Mencegah paparan dengan iritan/alergen potensial
• Jika paparan pada kulit telapak tangan: gunakan sarung
tangan
• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi:
irigasi + antidote topical spesifik
• Simptomatik: antihistamin oral utk ↓ gatal
• Prinsip umum:
• Penggunaan krim pelembab
• Steroid topical untuk ↓ inflamasi: secara umum à potensi sedang
(flucinolone acetonide)
• Antibiotik apabila ada infeksi sekunder http://www.dermnetnz.org/derm
atitis/contact-allergy.html
http://www.dermnetnz.org/derm
atitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Jawaban Lain
• A. Urtikaria à reaksi vaskular di kulit berupa edema; warna
pucat-kemerahan; rasa gatal dan panas
• B. Dermatitis atopi à peradangan kulit kronik yg gatal,
disertai kulit kering. Predileksi (dewasa): ekstensor
ekstremitas. Biasanya ada stigmata atopi lainnya.
• C. Dermatitis kontak iritan à lepuh dan radang hebat jika
akut, akibat zat iritan kuat; merah, kulit pecah, jika kronik,
akibat zat iritan lemah (biasanya berkaitan dengan
pekerjaan)
• D. Dermatitis kontak alergi
• E. Dermatitis serpiginosa à dermatitis yang lesinya berupa
garis linear berkelok.
175. B. Permetrin 5%, single dose
• Kata kunci:
• Perempuan, gravida
• Gatal di daerah tangan dan perut, terutama malam hari.
• Tinggal di pesantren, keluhan serupa pada teman +
• PF: lesi serpiginosa berwarna putih keabuan,
menyerupai terowongan sepanjang 2 cm.
• Pengobatan yang dianjurkan oleh dokter adalah…
Skabies
• Gudik, budukan, gatal agogo

• Infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei

• Gejala klinis à 2 dari 4 tanda kardinal:


• Pruritus nocturna
• Menyerang kelompok
• Ditemukan terowongan
• Ditemukan tungau

• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan à taruh di kaca objek
à lihat dengan mikroskop
• Menyikat kulit à tamping di kertas putih à lihat dengan kaca pembesar
• Biopsi irisan à lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional à periksa dengan pewarnaan HE
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin
FKUI
Tatalaksana Skabies
• Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam; tidak
efektif untuk stadium telur sehingga harus digunakan >3
hari
• Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua
stadium, diberikan malam hari selama 3 hari; sulit
ditemukan
• Gameksan 1%: efektif untuk semua stadium, dihindari
untuk anak <6 tahun dan wanita hamil, efek neurotoksik
dan teratogenik
• Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium
tungau), dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih. Bila belum sembuh, diulang 1
minggu kemudian. Kontraindikasi: anak kurang dr 2
bulan Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin
FKUI
176. C. Adiposera

Keywords :
• Pada mayat ditemukan bahan yang berwarna putih-
kekuningan, lunak, berminyak dan berbau tengik.
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi berhenti,
kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi,
pembuluh darah retina tersegmentasi, pengeringan
kornea (xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor
mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis),
pembusukan (dekomposisi, putrefaksi), adiposera
(lilin mayat), mummifikasi

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Perkiraan waktu kematian
• Livor mortis : mulai tampak 20-30 menit pasca mati,
lengkap dan menetap setelah 8-12 jam (tidak hilang
dengan penekanan)
• Rigor mortis : muncul 2 jam pasca mati secara
sentripetal (luar/otot-otot kecil ke dalam/otot besar).
Teori lama : kraniokaudal. Lengkap dalam 12 jam,
dipertahankan selama 12 jam kemudian menghilang
dalam urutan yang sama.
• Pembusukan : muncul dalam 24 jam pasca mati berupa
kehijauan pada perut kanan bawah (sekum), larva lalat
ditemukan 36-48 jam pasca mati.
Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
Jawaban lain

• A. Putrefaksi à sinonim dekomposisi


• B. Dekomposisi à pembusukan, tanda awal
kehijauan di sekum
• D. Mummifikasi à proses penguapan cairan atau
dehidrasi jaringan
• E. Pugilistic attitude à sikap petinju akibat
terkumpulnya gas pembusukan di dalam rongga
sendi
177. A. Mati tenggelam

Keywords :
• tanda kutis anserina dan ujung jari kebiruan.
Tenggelam
• Air tawar
- Absorpsi cairan masif (elektrolit air tawar <
elektrolit darah à hemodilusi darah, hemolisis à
hiper K, hiper Ca à fibrilasi ventrikel
• Air asin
- air ditarik dari sirkulasi pulmonal à edema
pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemia, hiper
Mg

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Pemeriksaan Luar Jenazah Korban
Tenggelam
• Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir
• Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah
• Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat
perdarahan atau perbendungan
• Kutis anserina (goosebump) pada kulit permukaan anterior
tubuh terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot
erektor pili yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air
• Washer woman’s hand
• Cadaveric spasme
• Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat
gesekan pada benda-benda dalam air

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Jawaban lain
• B. Mati tercekik à perbendungan pada muka dan
kepala, tanda kekerasan akibat mencekik : luka
lecet pada kulit
• C. Mati dibekap à mungkin tidak ada bekas,
mungkin ada luka lecet
• D. Mati terjerat à terdapat bekas jeratan biasanya
mendatar
• E. Mati tergantung à terdapat bekas jeratan, relatif
lebih tinggi pada leher dan tidak mendatar
178. B. Dry drowning

Keywords :
• Tidak ditemukan cairan yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
• Tidak ada alkohol dalam darah
• Kemungkinan kasus tersebut adalah kasus...

• Dry drowning à cairan tidak masuk ke dalam


saluran pernapasan korban. Korban tenggelam
meninggal akibat spasme laring.
• A. Wet drowning à cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan setelah korban tenggelam
• C. Secondary drowning à terjadi gejala beberapa
hari setelah korban tenggelam, meninggal akibat
komplikasi
• D. Immersion syndrome à tiba-tiba meninggal
setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks
vagal. Faktor pencetus : alkohol dan makan terlalu
banyak
• E. Near drowning à hampir meninggal akibat
tenggelam
179. B. Mati lemas = asfiksia

Keywords :
• tanda jeratan di leher dengan jejas jerat 4 cm, jejas
serong dari depan dan naik ke atas belakang,
edema, bengkak dan jejas warna kecoklatan, kulit
dan mukosa sianosis, sklera hiperemis, ditemukan
bendungan pada organ dalam à kemungkinan
kasus gantung
• Mekanisme ?
Asfiksia
• Keadaan yang ditandai terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan
oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai
peningkatan CO2 (hiperkapnia) sehingga tubuh
mengalami hipoksia hipoksik
• Bisa terjadi karena 3 hal : alamiah (penyakit :
difteri, fibrosis paru); trauma mekanik; keracunan

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Asfiksia mekanik
• Penutupan lubang saluran napas atas :
• Pembekapan (smoothering)
• Penyumbatan (gagging/choking)
• Penekanan dinding saluran pernapasan :
• Penjeratan (strangulation)
• Pencekikan (manual strangulation)
• Gantung (hanging)
• Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
• Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning) à namun tidak
semua penyebab kematian adalah asfiksia, sehingga beberapa ahli
memisahkan tenggelam dari kelompok asfiksia mekanik

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Tanda Asfiksia pada bedah
jenazah
• Darah berwarna lebih gelap dan encer karena
fibrinolisin yang meningkat pasca mati
• Busa halus pada saluran pernapasan
• Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam
tubuh
• Ptekiae pada mukosa usus halus, epikardium dsb
• Edema paru
• Berhubungan dengan kekerasan : fraktur laring,
perdarahan faring terutama rawan krikoid
Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
180. C. Menganjurkan meminta
perlindungan ke pihak berwajib

Keywords :
• berobat karena luka memar KDRT.
• Hal yang tepat dilakukan dokter?
UU No.23 tahun 2004

• Sumber : http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4c4ec5b9df888/parent/19748
UU No.23 tahun 2004

• Sumber : http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4c4ec5b9df888/parent/19748
Jawaban lain
• A. Meminta untuk menghindari suami demi
keselamatannya à bukan anjuran yang baik
dilakukan oleh dokter
• B. Menganjurkannya bercerai dengan suami à
bukan hal yang tepat dilakukan dokter
• D. Memeriksa saja dan tidak ikut campur urusan
rumah tangga pasien
• E. Tidak melakukan pemeriksaan sebelum
mendapat surat dari kepolisian à boleh periksa
sebelum dapat surat kepolisian namun bukan
pembuatan VeR
181. B. Profil gigi

Keywords :
• Yang bukan termasuk data sekunder ?
• Data primer:
• sidik jari, profil gigi, DNA
• Data Sekunder:
• Visual
• Fotografi
• properti (pakaian, perhiasan, dokumen, dll)
• medik - antropologi (tinggi badan, bentuk badan, hingga ciri-ciri
yang ada pada tubuh misal tanda lahir atau tato.)
182. A. Mengumpulkan data
antemortem

Keywords :
• sudah tiba di tempat dan mengamankan lokasi
serta membuat dokumentasi tempat kejadian.
• sudah mengumpulkan data post mortem.
• Langkah selanjutnya ?
Disaster Victim Identification (DVI )
prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban
kematian akibat bencana massal
Tahapan

1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP). Dalam tahap ini, dilakukan pembatasan area
dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak rusak serta dapat dilakukan pengumpulan korban, labeling dan
dokumentasi untuk kepentingan identifikasi.

2. collecting post mortem data, terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi, pengambilan foto,
pengambilan sidik jari, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan DNA dan
mencegah perubahan post mortem

3. collecting ante mortem data, dilakukan dengan menanyakan pada keluarga. Kemudian dibuat analisis
dan dibuat resume

4. Comparing am-pm data (rekonsiliasi) dalam fase ini, data post mortem dan ante mortem yang telah
didapatkan dibandingkan dan dicocokkan. Jika kecocokan semakin banyak, maka identitas korban akan semakin mudah untuk
diketahui

5. returning to the family, jika korban telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan rekonstruksi hingga
didapatkan kondisi/kosmetik terbaik untuk kemudian dikembalikan pada keluarganya.
183. E. Sebab kematian

Keywords :
• Hal yang dilaporkan oleh dokter pada kesimpulan
visum?
Format VER
1. Kata ‘Pro Justitia’
2. Pendahuluan
tertulis nama dokter pembuat ver dan institusi kesehatan, instansi penyidik, nomor dan
tanggal surat permintaan, tempat dan waktu pemeriksaan serta identitas korban
3. Pemberitaan (diberi judul ‘hasil pemeriksaan’)
korban hidup : keadaan sakit/luka, tindakan medik yang dilakukan, keadaan stlh
pengobatan
korban meninggal : keadaan alat dalam
sifatnya objektif, pengganti barang bukti
4. Kesimpulan
Pendapat subjektif mengenai jenis luka/cedera, jenis kekerasan atau zat penyebab, derajat
perlukaan dan sebab kematian. Pada kejahatan susila juga dituliskan apakah terjadi
persetubuhan, perkiraan waktu kejadian dan usia atau kepantasan korban untuk dikawin
5. Penutup
tertulis kalimat baku : demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengah kitab undang-
undang hukum acara Pidana.

Sumber : kapita selekta kedokteran


Jawaban lain
• A. Benda yang menyebabkan luka à korban hidup
• B. Derajat keparahan luka à korban hidup
• C. Jumlah luka
• D. Cara kematian à tugas penyidik
184. C. Xerosis mortis

Keywords
• tanda tak pasti dari kematian ?
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi berhenti,
kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi,
pembuluh darah retina tersegmentasi, pengeringan
kornea (xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor
mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis),
pembusukan (dekomposisi, putrefaksi), adiposera
(lilin mayat), mummifikasi

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Perkiraan waktu kematian
• Livor mortis : mulai tampak 20-30 menit pasca mati,
lengkap dan menetap setelah 8-12 jam (tidak hilang
dengan penekanan)
• Rigor mortis : muncul 2 jam pasca mati secara
sentripetal (luar/otot-otot kecil ke dalam/otot besar).
Teori lama : kraniokaudal. Lengkap dalam 12 jam,
dipertahankan selama 12 jam kemudian menghilang
dalam urutan yang sama.
• Pembusukan : muncul dalam 24 jam pasca mati berupa
kehijauan pada perut kanan bawah (sekum), larva lalat
ditemukan 36-48 jam pasca mati.
Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI
Jawaban lain
• A. Livor mortis à lebam mayat
• B. Algor mortis à penurunan suhu tubuh
• D. Rigor mortis à kaku mayat
• E. Putrefaksi à dekomposisi/pembusukan
185. B. VeR jenazah

Keywords
• Nn.Cinta, 23 tahun ditemukan meninggal di kamar
kos nya dalam kondisi terbaring.
• Jenis Visum et repertum?
• Jenis VeR:
• VeR hidup
• VeR definitif – Definitif: dibuat seketika, dimana
• VeR sementara korban tidak memerlukan perawatan
dan pemeriksaan lanjutan sehingga
• VeR lanjutan tidak menghalangi pekerjaan korban.
• VeR Jenazah Kualifikasi luka ditulis derajat I.
– Sementara: dibuat sementara waktu
karena korban memerlukan perawatan
dan pemeriksaan lanjutan sehingga
menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka tidak ditulis.
– Lanjutan: yaitu VeR yang dibuat saat
luka korban telah sembuh atau pindah
rumah sakit atau pindah dokter atau
pulang paksa. Kualifikasi luka ditulis.

• VeR jenazah
– Terhadap korban yang sudah
meninggal
186. B. Meminta izin pasien untuk memanggil
keluarga pasien untuk dijelaskan oleh dokter

Keywords :
• Tn. Rinto, 72 tahun, sudah dijelaskan 3 kali namun
belum mengerti juga.
• Sebagai dokter, langkah apa yang sebaiknya
dilakukan selanjutnya?
Langkah yang paling tepat dalam hal ini adalah?
• Prinsip pemberian informasi (dan informed
consent), harus menilai kompetensi pasien
• Permenkes 290/MENKES/PER/III/2008
Jawaban lain
• A. Langsung melakukan tindakan yang terbaik
karena sudah melakukan informed consent à
pasien tidak kompeten untuk informed consent
• C. Meminta pasien menandatangani informed
consent terlebih dahulu à pasien tidak kompeten
• D. Tidak melakukan tindakan apapun sebelum
pasien mengerti
• E. Membatalkan tindakan medis --> bukan sesuatu
yang bijak
187. B. Refleksi perasaan

Keywords :
• Dokter mengatakan “Saya melihat bapak suka
mengetuk-ngetukkan jari di meja, bisa bapak
ceritakan tentang kebiasaan bapak tersebut?”
• Sikap dokter tersebut menunjukkan?
Refleksi perasaan
Contoh
Mengemukakan pernyataan refleksi dengan awalan kata yang sesuai
dengan petunjuk dari klien, apakah disampaikan secara visual,
auditori atau kinestetik.
Contoh respon refleksi:
Berdasarkan penyampaian visual:
“Sepertinya Anda kecewa saat ini”
Contoh respon refleksi yang auditori:
“ kedengarannya Anda kecewa saat ini ’’
Contoh respon Refleksi Kinestik:
“ saya dapat memahami kekecewaan Anda saat ini ”

Refleksi perasaan
• upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman klien kemudian
merefleksikan kepada klien kembali (Willis, 2009:184).

• ketrampilan mikro yang paling bermanfaat ketika dipraktikan dengan benar dan pada
saat yang tepat selama proses konseling. Refleksi perasaan adalah merefleksikan
kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam diri klien. (Geldard &
Geldard (2011: 81) )
188. D. Justice

Keywords
• Dokter mendirikan dan menjual obat yang tidak
dijual apotik lain di daerahnya.
• Apa kaidah bioetik yang dilanggar dokter
tersebut?
Kaidah yang dilanggar? Justice
à Kaidah justice berkaitan dengan:
• Distribusi sumber daya kesehatan secara adil
(distributive justice)
• Menghargai hak orang lain & masyarakat (rights-based
justice)
• Menghargai hukum yang dapat diterima secara moral
(legal justice)
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien
>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada
unsur hak sosial (masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
189. A. Non maleficence

Keywords :
• Pasien dalam kondisi tidak sadar, namun harus
segera dioperasi, dan keluarga susah dihubungi.
Dokter tetap melakukan operasi.
• Apa kaidah yang diutamakan oleh dokter?
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien
>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks mebahas hak orang lain selain pasien, ada
unsur hak sosial (masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
190. A. Anak kandung

Keywords
• Beberapa orang yang mengantar pasien di RS,
antara lain: anak kandung (30 tahun), adik sepupu
(60 tahun), tetangga (35 tahun), kepala desa (45
tahun), adik suaminya (adik ipar).
• Dalam hal ini, siapa yang berhak untuk
menandatangani informed consent adalah?
Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008
• Semua tindakan harus dengan persetujuan pasien
yang kompeten
– Kompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah
menikah, sadar, tidak cacat mental
– Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak
diberikan oleh keluarga terdekat (suami/istri, orang tua
kandung, anak kandung, saudara kandung) atau wali

• Tindakan berisiko tinggi harus dengan persetujuan


tertulis
• Untuk keadaan gawat darurat (mengancam jiwa)
dimana pasien tidak kompeten dan tidak ditemukan
yang berhak mewakilinya, dokter dapat melakukan
tindakan tanpa persetujuan
Undang-undang lain
• PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3
ayat (1) dan SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3 :
setiap tindakan medis yang mengandung resiko
cukup besar, mengharuskan adanya persetujuan
tertulis, setelah sebelumnya pihak pasien
memperoleh informasi yang kuat tentang perlunya
tindakan medis serta resiko yang berkaitan
dengannya (telah terjadi informed consent).
191. B. Pandemi

Keywords :
• Pada tahun 2011, kasus flu burung banyak terjadi di
Tiongkok dan dalam jangka waktu singkat flu
burung menyebar dengan cepat ke seluruh bagian
di dunia.
• Keadaan ini disebut?
• Pandemi: epidemi yang terjadi pada wilayah yang
sangat luas, mencakup populasi yang banyak di
beberaa negara (global epidemi
Pandemi Vs Epidemi Vs Endemi Vs sporadik
Pilihan lainnya
• A. Endemià suatu keadaan dimana suatu penyakit
menetap pada masyarakat di wilayah tertentu
berada dalam jumlah
• C. Epidemi à mewabahnya penyakit dalam suatu
komunitas dan melebihi batas normal
• E. Sporadisà suatau keadaan dimana jumlah
penyakit berubah-ubah sesuai perubahan waktu
192. A. Planning

Keywords :
• dalam pelaksanaannya ada beberapa posyandu
yang tidak memenuhi target karena kekurangan
vaksin polio dibandingkan jumlah sasaran imunisasi
di daerah tersebut.
• Dari unsur pokok/fungsi manajemen, unsur
manakah yang kurang dilakukan oleh dokter
puskesmas sebagai koordinator?
Fungsi Manajemen
• Planning ( fungsi perencanaan )
• Organizing ( fungsi pengorganisasian)
• Directing ( pengarahan )
• Controlling ( pengendalian )

Planning (Fungsi Perencanaan)

• Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan kegiatan lalu dilanjutkan


dengan penyusunan rencana utk mencapai tujuan. (dalam kasus pelaksanaan kegiatan
vaksin polio)
• Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan
merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu.
• Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen,
karena fungsi yang lain tak akan bisa bejalan tanpa planning.
193. C. Mencari tahu persepsi pasien
sejauh ini mengenai kondisinya

Keywords :
• Dokter telah menyiapkan tempat dan waktu serta
telah mengundang pasien ke ruang konsultasi.
• Langkah breaking bad news selanjutnya?
Breaking Bad News
Prinsip
• Jangan menunda menemui pasien atau membiarkan pasien cemas
menunggu info
• Privasi dan tanpa gangguan (no interuptions) à matikan hp kalo perlu
• Jika pasien terlihat tidak ‘sanggup’ à TUNDA, lanjutkan lain waktu

Langkah SPIKES
• Setting
• Perception
• Invitation
• Knowledge
• Empathy
• Summary
Step What to Do
Setting Menentukan lokasi penyampaian yang tepat : sepi , bangku cukup, terdapat
tisu, mengundang hanya orang yang penting, mematikan hp
Perception Menanyakan pasien tentang apa saja yang sudah pasien pahami tentang
kondisi dirinya sejauh ini untuk menyamakan persepsi
Mencari tahu pengetahuan pasien dan keadaan emosi pasien selama pasien
merespon pertanyaan
Invitation Memancing pasien untuk membagi informasi terbaru. Misal :
“Would it be okay for me to discuss the results of your tests with you now?”
“How do you prefer to discuss medical information in your family?” “Some
people prefer a global picture of what is happening and others like all the
details, what do you prefer?”
Knowledge Berikan informasinya. Hindari jargon medis.
Give a warning… “I have something serious we need to discuss”
Say it simply and stop. (e.g.“Your cancer has spread to your liver. It is getting
worse despite our treatments.”)
Empathy Menunggu respon pasien terutama respon emosi.
“I know this is not what you expected to hear today.”
Summary Mendiskusikan langkah/pertemuan selanjutnya.
“We’ve talked about a lot of things today, can you please tell me what you
understand.”
“Let’s set up a follow-up appointment.”
• A. Merencanakan jadwal follow up à langkah ke-6
• B. Menyampaikan hasil pemeriksaan à langkah ke-
4
• D. Menyiapkan tisu à masuk langkah pertama
• E. Menentukan tatalaksana untuk pasien à
langkah terakhir
194. B. Semantic barrier

Keywords :
• mengalami kesulitan berkomunikasi karena pasien
hanya mengerti bahasa Karo.
• Hal ini dikenal dengan?
BARRIER PADA KOMUNIKASI EFEKIF
• SEMANTIC BARRIER à KEGAGALAN MENGERTI ATAU
BAHKAN SALAH DALAM MENGARTIKAN PESAN DARI
SENDER (UNCLARIFIED ASSUMPTIONS, FAULTY
TRANSLATION)
• PSYCHOLOGICAL OR EMOTIONAL BARRIERS à
GANGGUAN KOMUNIKASI KARENA GANGGUAN MENTAL,
DISTRUST, GANGGUAN ATENSI
• ORGANISATIONAL BARRIERS à POSISI ORGANISASI,
ATURAN BISA MENUNDA/MENGHAMBAT KOMUNIKASI
• PERSONAL BARRIERS à BERHUBUNGAN LANGSUNG
DENGAN PERSONAL SENDER ATAUPUN PENERIMA
• CONTOH PERSONAL BARRIERS: LACK OF CONFIDENCE
IN SUBORDINATES, FEAR OF CHALLENGE OF
AUTHORITY
195. D. Tidak minum alkohol

• Berikut yang tidak termasuk komponen PHBS


adalah ?
196. E. Normality test
• Data numerik harus dipastikan apakah terdistribusi
secara normal atau tidak
• Jika terdistribusi normal, analisis dapat dilakukan
dengan uji parametrik
• Jika tidak normal, data diuji secara no—parametrik
• Uji yang dilakukan adalah uji normalitas (misal:
dengan Kolomogorov-Smirnov)
197. 1 kali (tidak ada di option)

Modifikasi soal: jumlah yang memakai kelambu 100 orang,


tidak memakai kelambu 100 orang
Jawaban menjadi 1 kali

Keywords :
• Ia ingin mencari hubungan antara kejadian malaria dengan
pemakaian kelambu.
• 80% yang tidak memakai kelambu terjangkit malaria
• 20% yang memakai kelambu yang tidak terjangkit malaria.
Lihat tabel di slide berikutnya

Pertanyaan tentang odds rasio.


80% yang tidak memakai kelambu terjangkit malaria
artinya... dari 100 yang tidak memakai kelambu, 80 di
antaranya terkena malaria

20% yang memakai kelambu tidak terjangkit malaria


artinya… dari 100 yang memakai kelambu, 80 di
antaranya terkena malaria
Malaria positif Malaria negatif
Tanpa kelambu 80 orang 20 orang
= 100 orang
Dengan kelambu 80 orang 20 orang
= 100 orang

1 kali
Odds ratio = 80 x 20 : 80 x 20 =
198. A. 250/300
199. E. 250/260
Kanker Kolon Total
Positif Negatif
Screening Positif 250 50 300
Negatif 10 190 200
Total 260 240 500

• Berdasarkan tabel di atas berapa nilai duga


positifnya?
Kanker Kolon Total

Positif Negatif

Screening Positif 250 50 300 PPV =250/300

Negatif 10 190 200


NPV =190/200

Total 260 240 500

Sensitivitas Spesifisitas
=250/260 =190/240
Uji Diagnostik

Membandingkan alat uji baru dengan


baku emas (gold standard).

Baku emas bilang “positif” à


dianggap ada penyakit. Sebaliknya,
dianggap tidak ada penyakit.
Uji Diagnostik

baku emas
+ -
+ a b
alat uji

- c d
Uji Diagnostik

Sensitivitas
a
Dari yang sakit, berapa
yang hasilnya positif? a + c

Spesifisitas
d
Dari yang tidak sakit,
berapa yang hasilnya b + d
negatif?
Uji Diagnostik

Nilai duga positif/PPV


a
Dari yang positif, berapa
yang sebenarnya sakit?
a + b
Nilai duga negatif/NPV
Dari yang negatif, berapa d
yang sebenarnya tidak
sakit? c + d
200. B. Ordinal

Keywords :
• tingkat keparahan hipermetropi ringan, sedang dan
berat.
• Skala yang digunakan pada ?
Jenis Variabel
Skala NU-RI (+) KA-NO
Pengukuran [NUmerik – Rasio Interval (+) KAtegorik – Nominal
Ordinal]
(Jenis Dibagi menjadi dua, yaitu:
Variabel) 1. Numerik à angka; dibagi lagi menjadi:
a. Rasio à tidak bisa nilai minus. Contoh: berat
badan, tinggi badan.
b. Interval à bisa nilai minus. Contoh: suhu
tubuh.
2. Kategorik à data; dibagi lagi menjadi:
a. Nominal à sederajat. Contoh: gender,
sembuh-tidak sembuh, hidup-mati, golongan
darah, status pernikahan.
b. Ordinal à bertingkat. Contoh: baik-
sedang-buruk, pendidikan, stadium
penyakit, kadar kolesterol (rendah-
normal-tinggi).
Jawaban lain
• A. Rasio à tidak bisa nilai minus, co : berat badan
• C. Interval à bisa nilai minus, co : suhu tubuh
• D. Nominal à sederajat, co : hidup-mati
• E. Rating

Anda mungkin juga menyukai