TO 5
1. B. Malaria serebral
Tn. Ari, 36 th, kondisi tidak sadar, panas menggigil
sejak 4 hari yang lalu.
Pasien sudah ke dokter dan berobat ttapi tidak ada
perbaikan.
Seminggu lalu pasien psien baru pulang dari papua.
Pemeriksaan fisik : TD 140/90 mmhg, nadi
100x/menit, suhu 40, delirium, kaku kuduk, sklera
tidak ikterik.
Diagnosis?
Malaria serebral
• Ensefalopati difus dengan penurunan kesadaran
dan berhubungan dengan sequestrasi
mikrovaskular serebral
• Manifestasi klinis yang berat dari malaria
(umumnya akibat P. falciparum) à ditandai dengan
perubahan status mental hingga koma (pada
dewasa, GCS <9), biasanya didahului oleh kejang
• Angka mortalitas 25-50%, dapat menyebabkan
kematian bila tidak ditangani dalam waktu 24-72
jam
Medscape
Gejala dan tanda
• Trias malaria (demam, • Pemeriksaan dengan
menggigil, dan berkeringat) mikroskop sediaan darah
• Sakit kepala tebal dan tipis à bentuk
aseksual P. Falcifarum; tidak
• Nyeri tengkuk, kaku otot ditemukan infeksi lain
dan kejang umum
• Dapat ditemukan
• Sering dijumpai hipoglikemia, hiponatremia,
splenomegali dan hipofosfatemia
hepatomegali
• Peningkatan limfosit pada
• Gangguan kesadaran atau analisis CSF
koma (biasanya dalam 24 -
72 jam) • CT dan MRI: edema
serebral
Medscape
Pilihan jawaban lain
• A. Strokeà seharusnya tidak ada demam
• C. Sepsis à diagnosis kurang tepat
• D dan E à kurang tepat karena di sini ada riwayat
bepergian dari daerah endemik
2. C. Carpal Tunnel Syndrome
• Ny. Tejo, 32 tahun, mengeluh pergelangan tangan
sering terasa sakit dan kesemutan.
• Awalnya muncul ketika sedang menjahit
menggunakan mesin jahit. Nyeri sering muncul
ketika malam hari. Phalen’s sign (+).
• Diagnosis yang paling mungkin?
Manifestasi Klinis Carpal tunnel syndrome
http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
• Onset kurang dari 7 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• 314.00 ADHD: Predominantly inattentive type if inattention
criterion is met for the past 6 months, but hyperactivity/impulsivity
criterion is not met
• 314.01 ADHD: Predominantly hyperactive/impulsive type if
hyperactivity/impulsivity criterion is met for the past 6 months, but
inattention criterion is not met
• 314.01 ADHD: Combined type if both inattention and
hyperactivity/impulsivity criteria are met for past 6 months (Note
that this code is the same as that used for the predominantly
hyperactive type.)
• 314.9 ADHD not otherwise specified (NOS): Other disorders with
prominent symptoms of attention-deficit or hyperactivity-
impulsivity that do not meetDSM-IV-TR criteria
29. C. Parkinsonisme
30. B. Agonis dopamin
• Laki-laki 68 tahun
• wajahnya kaku
• tidak berekspresi
• Tangannya sering gemetar
• berjalan mengambil langkah kecil
Diagnosis pada pasien ini adalah...
Tatalaksana…
Patofisiologi Parkinson Disease
Manifestasi Klinis Parkinson
Karakteristik : TRAP
- Tremor saat istirahat à khas: pill rolling
- Rigiditas à khas: fenomena cog wheel (roda
pedati)
- Akinesia
- Postural instability
- Muka seperti topeng
Tatalaksana Medikamentosa
Levodopa + karbidopa à dipertimbangkan pada pasien
parkinson berat berusia lanjut. Bekerja dengan cara
sebagai agonis (pengganti) dopamin.
Trihexyphenidil à antikolinergik, untuk mengurangi
keluhan tremor.
Benserazide à segolongan dengan carbidopa, untuk
mempertahankan kadar Levodopa dalam ganglia basal.
Amantadine à dipertimbangkan pada pasien parkinson
ringan tanpa gangguan aktivitas.
Bromocriptine à golongan dopamin agonis,
dipertimbangkan pada pasien parkinson berat usia
muda.
Pilihan Jawaban Lain (29)
• A. Katatonik àposisi tubuh kaku tidak bisa
digerakkan
• B. Fleksibilitas cerea à tubuh bisa digerakkan,
dipertahankan
• D. Diskinesia tardif à melakukan gerakan berulang-
ulang melibatkan otot2 (mengecap-ngecap, dll)
• E. Distonia akut à kaku otot-otot
31. E. Voyeurisme
• Laki-laki 38 tahun
• sering mengintip orang mandi
• mengintip orang berhubungan seksual
• mengalami kepuasan jika melakukan hal tersebut
Gangguan yang dialami oleh Tn. Ziga adalah...
Gangguan Seksual (Parafilia)
• Fetishisme: kepuasan seksual didapat dari objek/benda
tertentu
• Ekshibisionisme: kepuasan seksual didapat dengan
memperlihatkan alat kelamin di situasi dan tempat yang
tidak semestinya
• Masokisme: kepuasan seksual didapat dengan cara disiksa
• Sadisme: kepuasan seksual didapat dengan cara menyiksa
• Troilisme: kepuasan seksual melalui hubungan seksual
dengan lebih dari satu pasangan pada saat bersamaan
(termasuk menonton pasangannya berhubungan dengan
orang lain)à saat ini sudah tidak termasuk parafilia
• Voyeurisme: Kepuasan seksual dengan cara mengintip,
tanpa keinginan melakukan hubungan seksual. Bila
menonton dengan terbuka ia tidak akan merasa puas, harus
ada unsur mengintipnya.
Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Masokisme à disiksa
• B. Ekshibisionisme à memamerkan
• C. Fethisisme à objek/benda tetentu
• D. Sadisme à menyiksa
32. C. Ciri kepribadian histrionik
• Wanita 33 tahun
• sering berpakaian mencolok
• bersuara keras menarik perhatian
• senang menjadi pusat perhatian
• membuat suasana menjadi ramai
• menganggu orang di sekitarnya
Kemungkinan kepribadian Ny. Yusi adalah...
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh
• Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak
layak
• Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab
atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung pada orang
lain, apapun konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan,
perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku dalam
memandang suatu hal
Sumber: Medscape
Pilihan Jawaban Lainnya
• A. Late insomnia à terbangun dini hari tidak bisa
tidur kembali
• C. Early insomnia à susah untuk tidur
• D. Night Terror à mimpi buruk tengah malam
• E. Hipersomnia à sering mengantuk meski waktu
tidur cukup
34. D. Gangguan Konversi
• Wanita 24 tahun
• kebutaan mendadak
• tidak ada riwayat trauma
• terjadi ketika ia mendengar ayah divonis hukuman
penjara
• 1 bulan terakhir merasa hidupnya menjadi susah
• PF: dalam batas normal
Kemungkinan yang terjadi pada pasien ini adalah...
• Gangguan konversi à yaitu gangguan yang ditandai oleh satu
atau lebih gejala neurologis (kelumpuhan, kebutaan, kebas)
yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis dan tidak
terjadi secara disengaja. Diagnosis gangguan ini juga
mengharuskan faktor psikologis yang mencetuskan awal gejala.
• Gangguan factitious à berpura-pura memiliki keluhan fisik
untuk motif/tujuan tertentu yang spesifik (contoh: menghindar
dari tanggung jawab)
• Gangguan psikosomatis à stressor psikis menjadi keluhan
fisik
• Malingering à pura-pura memiliki keluhan fisik untuk alasan
yang tidak terlalu jelas (untuk cari perhatian)
• Hipokondriasis à preokupasi memiliki suatu penyakit yang
spesifik (contoh: kanker payudara), walaupun setelah diperiksa
tidak memiliki kelainan tersebut
Pilihan lain
• Malingering à memiliki tujuan tertentu
• Factitious Disorder à mencari perhatian medis
• Hipokondriasis à datang dg diagnosis penyakit
• Gangguan psikosomatis à gangguan penyakit
organik dengan faktor psikologis di dasarnya
35. B. Skizofrenia Residual
• Laki-laki 58 tahun
• menarik diri dari pergaulan
• menyendiri dan pendiam
• jarang mau berbicara dengan orang lain
• menjalani pengobatan skizofrenia
• Saat ini tidak melihat bayangan aneh & mendengar
suara-suara yang menakutkan
• Tidak dapat melakukan aktivitas merawat diri sendiri
dengan baik
Kemungkinan diagnosis pasien saat ini adalah...
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif
(afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik
dimana suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau
halusinasi auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara
satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak
untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
• Mekanisme defensif?
Acting Out
• Impuls yang dirasakan dalam diri dikonversi
menjadi suatu bentuk perilaku
• Perilaku yang dilakukan dapat menjadi “pelega”
bagi kecemasan yang terjadi di dalam dirinya
• Contoh: orang dewasa marah – melempar buku ke
orang yang dikesalinya
• Pada anak-anak, temper tantrum adalah bagian
dari acting out
• Reaksi formasi: pertahanan dilakukan dengan
“membalik” apa yang menjadi kecemasannya. Contoh:
pasien yang cemas karena sering berjudi, menjadi
masuk ke tempat ibadah (bukan karena kesadaran
untuk bertobat)
• Proyeksi: upaya menyalahkan orang lain/bena
• Splitting: mengkategorikan orang ke dua kutub berbeda
(baik sekali vs jahat sekali)
• Altruisme: mekanisme defensif yang matur, di mana
mengalihkan rasa cemas dalam diri menjadi sesuatu
yang bermanfaat untuk orang lain
39. A. Terazosin
• Laki-laki 70 tahun
• BAK tidak lampias sejak 1 bulan
• sering terbangun di malam hari
• susah menahan BAK
• ketika BAK, airnya keluar setetes demi setetes
• berusaha mengeden untuk mengeluarkan BAK
• BAK tidak disertai darah dan tidak terasa nyeri
Obat yang secara cepat dapat mengatasi gejala
pada pasien adalah…
BPH (benign prostat hyperplasia)
• Pembesaran prostat jinak • α-blocker (terazosin,
doxazosin, prazosin,
• Keluhan sulit kencing tamsulosin, alfulosin,
silodosin) menyebabkan
• RT à lunak, pool atas relaksasi otot polos prostat di
tidak teraba leher buli, kapsul prostat dan
• 2 kelas obat yang dapat uretra pars prostatika.
diberikan • 5α-reductase inhibitor
• α-blocker (finasteride, dutasteride)
bekerja dengan mengurangi
• 5α-reductase inhibitor ukuran kelenjar prostat à
jangka panjang bekerjanya,
tidak langsung (cepat)
• α-blocker bisa digunakan
untuk hipertensi, yang paling
sering digunakan à prazosin
• Oligo/anuria
• Azotemia
• Mual dan
muntah
• Sesak Napas
• Edema
• Kelelahan
• Dehidrasi
• Pruritus
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Gagal jantung à riw. HT, riw jantung, org dewasa
• PPOK à riw merokok, mengi, org dewasa
• Gagal ginjal kronik à berlangsung lama
• GNAPS à riw. Infeksi streptokokus B hemolitikus,
hematuria, oliguria, proteinuria
44. A. Observasi sampai berusia 6 bulan
45. D. Gangguan fertilitas
• Anak 3 bulan
• buah zakar tidak simetris
• sebelah kanan lebih besar
• BAK dirasakan lancar
• Riwayat trauma (-)
• PF: testis kiri pasien tidak ada
Tindakan yang dilakukan pada pasien ini adalah...
Komplikasi?
Kriptokismus/Undescended Testis
• Dapat unilateral (2/3) dan
bilateral (1/3)
• 80% kasus akan membaik pada
usia 1 tahun (paling sering
dalam usia 3 bulan pertama)
• Normalnya, testis turun pada
masa gestasi 8-14 minggu
Kriptorkismus: lokasi testis
1. Sepanjang jalur turunnya testis, mulai dari
retroperitoneal, tepat di bawah ginjal, hingga
cincin inguinal
2. Kanalis inguinalis (90%)
3. Ektopik (subkutan paha, perineum, skrotum
sebelahnya, kanalis femoralis)
4. Tidak berkembang (hipoplastik) atau abnormal
(disgenetik)
5. Tidak ada (anorchia)
Tatalaksana
• Sebagian besar kasus menyatakan operasi usia 6 bulan adalah tindakan
yang paling baik
• “For a palpable undescended testis, treatment is surgical orchiopexy, in which
the testis is brought into the scrotum and sutured into place; the associated
inguinal hernia also is repaired. For a nonpalpable undescended testis,
abdominal laparoscopy is done; if the testis is present, it is moved into the
Surgery should
scrotum. If it is atrophic, the tissue is removed.
be done at about 6 mo of age because
early intervention improves fertility
potential and may reduce cancer risk. Also,
the shorter the child, the shorter the distance necessary to place the testis into
the scrotum. Atrophic undescended testes are likely the result of prenatal
testicular torsion.” (Merck Manual)
• Operasi dilakukan di bawah 2 tahun karena penelitian menunjukkan
operasi sebelum usia 2 tahun mengurangi risiko infertilitas secara
signifikan
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Segera dioperasi à ditunggu dahulu krn bisa turun
sendiri
• Observasi sampai usia 5 tahun à terlalu lama
• Eksplorasi dan lakukan biopsi testis à tidak ada
indikasi
• Dilakukan sirkumsisi segera à bukan sirkumsisi
(fimosis/parafimosis)
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Fimosis à bukan komplikasi
• Parafimosis à bukan komplikasi
• Ca buli à risiko merokok
• ISK berulang à bukan komplikasi (promiskuitas,
hygine buruk)
46. B. Prostatitis Akut
• Laki-laki 30 tahun
• demam sejak 1 minggu
• Menggigil
• mengeluh BAK lebih sedikit
• Pinggang bawah terasa sakit
• nyeri pada perabaan prostat
• nyeri ketok CVA negatif
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
Prostatitis
• Peradangan prostat akibat infeksi
(kronik à > 3 bulan)
• Etiologi tersering : E. coli,Proteous,
Klebsella,Pseudomonas,
Enterobacter,Serratia spp
• Tanda dan Gejala:
• Demam
• Sulit berkemih
• Nyeri perineum
• RT à Nyeri tekan prostat (+)
• Terapi: fluorokuinolon atau
cotrimoxazole PO 2-4 minggu
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba lunak, -
Pool atas tidak
teraba, nyeri tekan (-)
Prostatit + Prostat teraba kenyal, -
is pool atas teraba,
nyeri tekan (+)
Ca - Prostat teraba keras, +
prostat dapat berbenjol-
benjol, pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
PILIHAN JAWABAN LAINNYA
• Pielonefritis à demam + NK CVA (+)
• Prostatitis kronik à berlangsung > 2 minggu
• Nefrolitiasis à NK CVA (+)
• Sistitis akut à anyang-anyangan, urgensi BAK
47. B. Ginjal tapal kuda
• Horshoe kidney
• (Ren arcuatus) dalam Bahasa Latin
• Kelainan kongenital, 1:500 terutama pada laki-laki
• Sebagian besar kasus asimptomatik, dengan
predisposisi kondisi obstruksi saluran kemih, infeksi
saluran kemih, batu saluran kemih, hingga kanker ginjal.
• Pada perempuan dapat terkait dengan sindroma Turner
(45XO)
48. B. Radiolusen
• Laki-laki 33 tahun
• nyeri di pinggang sebelah kanan sejak 1 bulan
• Pegal, lama kelamaan nyeri
• Penjalaran nyeri (-)
• BAK agak berkurang
• Nyeri (-)
• Demam (-)
• asam urat 9,0 mg/dL
• 2 minggu terakhir sedang mendapatkan allopurinol.
Jika dilakukan pemeriksaan radiologi, maka hasil yang diharapkan
adalah gambaran...
Pemeriksaan sederhana?
BATU SALURAN KEMIH
NEFROLITIASIS
à Nyeri pinggang
URETEROLITIASIS
à Nyeri menjalar ke selangkangan
VESIKOLITIASIS
à BAK terputus, dipengaruhi posisi
URETROLITIASIS
à Retensi urin, nyeri kencing di
genitalia
Batu pada Pemeriksaan X-Ray
• Calcium containing stones are radiopaque
• calcium oxalate +/- calcium phosphate
• struvite (triple phosphate) - usually opaque but variable
• pure calcium phosphate
• Lucent stones include
• uric acid
• cystine
• Indinavir stones
• pure matrix stones
Batu pada Pemeriksaan Lab
• Urinalisis: kristal asam urat, epitel, hematuria
• Radioopak à batu kalsium oksalat atau struvit
• Hiperekoik à USG
• Hipoekoik à USG
• Tanduk rusa à batu kalsium oksalat atau struvit
49. D. Gelombang kejut
• ESWL = extracorporeal
shock wave litotripsy
• Gelombang kejut
menghasilkan
fragmentasi batu yang
lebih mudah keluar
• Indikasi utama untuk
batu dengan ukuran
<2,5 cm
50. A. Relaksasi pembuluh darah
penis
• Mekanisme kerja sildenafil?
• PDE-5 inhibitor, sehingga pada akhirnya meningkatkan
kerja nitrit oksida (NO)
• NO pada akhirnya bermanfaat untuk relaksasi pembuluh
darah penis
• Dengan relaksasi pembuluh darah, aliran darah
meningkat sehingga penis dapat ereksi
51. D. Flexner-Wintersteiner
rosette
• Kata kunci
• Seorang bayi perempuan berusia 9 bulan
• mata kanan juling disertai reflex putih ditengah mata.
• Ibu pasien mempunyai riwayat tumor mata.
• Analisa kasus
• Leukokoria(cat eye)
• strabismus
• glaukom sekunder
• pd retina didapat
tumor, bentuk
kubah, homogen
dan kalsifikasi.
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
Flexner-Wintersteiner
rosettes in retinoblastoma
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
52. E. Keratokonjungtivitis Sicca
• Kata kunci
• Ny. Gira, 46 tahun,
• mata berpasir, kering dan rasa terbakar sejak pasien
menopause.
• Pemeriksaan oftalmologis : keratinisasi ringan
konjungtiva serta hiperemis,
• filamen di kornea disertai plak mukous. Schirmer test < 5
mm setelah 5 menit.
• Apakah diagnosis pasien tersebut?
Keratokonjungtivitis sicca (dry
eye)
Symptom Risk factor
• Foreign-body sensation • smoky or dry
and ocular dryness and
grittiness environments,
• Hyperemia • indoor heating,
• Mucoid discharge
• Ocular irritation • excessive reading or
• Excessive tearing computer use
(secondary to reflex
secretion)
• Photophobia
• Fluctuating or blurry The Schirmer test is used
vision to test aqueous tear
production. N: 5-10mm
Dry eye syndrome. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview
Klasifikasi berdasarkan tes
Schirmer
• > 15 Normal
• 9-14 mild
• 4-8 moderate
• <4 severe
Schirmer’s Test
53. D Artificial tears
• Kata kunci
• Ny. Giza, 44 tahun,
• mata berpasir, kering dan rasa terbakar sejak pasien
menopouse.
• Pemeriksaan oftalmologis : keratinisasi ringan
konjungtiva serta hiperemis,
• meniskus air mata<1 mm,
• filamen di kornea disertai plak mukous. Schirmer test < 5
mm setelah 5 menit.
• Tx?
Tatalaksana yang tepat untuk mata pasien adalah...
• Lubricating supplements are the medications most
commonly used to treat DES.
• Agents that have been used to treat DES include the
following:
• Artificial tear substitutes
• Gels and ointments
• Anti-inflammatory agents -Topical cyclosporine, topical
corticosteroids, or topical or systemic omega-3 fatty acids
(omega-3 fatty acids inhibit the synthesis of lipid mediators and
block the production of interleukin [IL]-1 and tumor necrosis
factor alpha [TNF-α])
• Topical or systemic tetracyclines
• Secretagogues - Diquafosol
• Autologous or umbilical cord serum
• Systemic immunosuppressants
Apa diagnosanya?
ANISOMETROPIA
• Anisometropia adalah suatu keadaan yang terjadi pada mata
yang memiliki kekuatan refraksi yang berbeda, yakni
perbedaan besar miopia, hipermetropia, atau antimetropia
(satu mata miopia, yang lainnya hipermetropia), serta silindris
(astigmatisma). Minimal perbedaan lensa
3.00 Dioptri. (Contoh OS S-3.00, OD S-8.00)
• Jika mata yang satu miopia, yang satu lagi hipermeteropia à
kondisi disebutantimetropia (kondisi yang
merupakan sub-bagian dari anisometropia)
• Apa diagnosanya?
TRIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh ke dalam à erosi
korneaàulkus kornea
• Dapat disebabkan blefaritis dan entropaon
DISTRIKIASIS
• Bulu mata yang tumbuh di tempat yang salah /
adanya bulu mata tambahan yg sering tumbuh pada
muara kelenjar Meibom
Sumber: emedicine
• Entropion:
malposisi berupa
inversi (ke arah
dalam bola mata)
margin kelopak
mata
• Ektropion: malposisi
berupa eversi (ke
arah luar/menjauhi)
margin kelopak
mata
PTOSIS
• Turunnya kelopak mata atas à kelopak sukar
diangkat, sering pada usia lanjut setelah pembedahan
intraokular, miastenia gravis, sindrom horner, Palsi
N.III, suntikan toksin botulinum
LAGOFTALMUS
• Kelopak mata yang tidak dapat meutup
sempurnaàbisa karena bels palsy (paresis N.VII)
56. C. Keratitis Numularis
• Keywords :
• Mata merah dan buram 3 hari
• Visus ODS 1/60
• Hipopion+, infiltrat berbentuk bulat pada permukaan
kornea
Keratitis nummularis
• Etiologi : virus
• Di kornea terdapat inflitrat bulat, injeksi siliar, dapat
timbul hipopion, bagian tengah lebih jernih (halo)
• Bila sembuh, meninggalkan sikatriks ringan.
Edem papil
Pilihan lainnya
• A. Neuritis retrobulbar
• B. Ablasio retina à robekan retina, khas : seperti tirai
bergoyang
• C. Papilitisà pasti ditemukan patologi pada papil
nervus optikus (batas tidak tegas)
• D. Endoftalmitis
• E. Panoftalmitis
58. D. Panoftalmitis
• Keywords :
• Nyeri mata kiri
• Setelah menjalani operasi katarak, tidak kontrol
• VOS 1/300, injeksi konjungtiva dan silier, kesan pus mengisi
seluruh mata
• Nyeri saat menggerakkan bola mata, disertai gerakan tidak
sempurna
• Apa diagnosanya?
SUMBER : KANSKI OPHTHALMOLOGY
Endoftalmitis
• Endoftalmitis à mata merah visus turun, injeksi
silier (+), edema kornea, hipopion, risiko tinggi
pasca operasi mata, pergerakan bola mata normal.
• Panoftalmitis à sama dengan endoftalmitis,
pergerakan bola mata terbatas karena nyeri
• Tatalaksana: pars plana vitrektomi + injeksi Ab
intravitreal, Ab sistemik, injeksi steroid intravitreal
Pilihan Lain
• A. Uveitis anterior à mata merah visus turun, pupil
miosis, flare & keratik presipitat
• B. Uveitis posterior à retinokoroiditis
• C. Endoftalmitis à mirip seperti panoftalmitis,
nyeri tes pergerakan (-)
• E. Keratitis à mata merah visus turun, injeksi silier,
tergantung etiologi.
59. E. Katarak subkapsular
posterior
Keywords:
• Pandangan semakin buram sejak 2 bulan lalu.
• Silau pada malam hari.
• Penggunaan tetes mata steroid (+)
• Kekeruhan lensa tidak merata, refleks fundus (+).
Types of cataracts
• A subcapsular cataract occurs at the back of the lens.
People with diabetes or those taking high doses of
steroid medications have a greater risk of developing a
subcapsular cataract.
• A nuclear cataract forms deep in the central zone
(nucleus) of the lens. Nuclear cataracts usually are
associated with aging.
• A cortical cataract is characterized by white, wedge-like
opacities that start in the periphery of the lens and
work their way to the center in a spoke-like fashion.
This type of cataract occurs in the lens cortex, which is
the part of the lens that surrounds the central nucleus.
SUMBER : ILMU PENYAKIT
Pilihan Lain
MATA NANA WIJANA
Keywords:
• Keluhan mata kiri merah sejak 3 hari
• Injeksi konjungtiva (+), sekret mukopurulen,
• Banyak folikel dan papil di konjungtiva tarsal.
Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
can cause imunokompromais, pasien yg
conjunctivitis memakai kortikosteroid, pasien
Blastomyces yang mendapat terapi
dermatitidis antibiotik
Sporothrix
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva kronis, Hindari alergen
riwayat keluarga atopik, gatal, Antihistamin topikal,
fotofobia, sensasi benda asing, mast cell stabilizer
blefarospasme, cobblestone
pappilae.
http://reference.medscape.com/article/1203385-overview
Pilihan lainnya
• A. pewarnaan sediaan basah à chlamydia
trachomatis untuk keputihan
• B. pewarnaan giemsa
• C. pewarnaan KOH à untuk tinea
• D. pewarnaan tinta india à untuk kriptokokkus
• E. pewarnaan tahan asam à untuk TB/ morbus
hanses
61. D. Pinhole
Keywords:
• Laki-laki 33 tahun
• Keluhan mata kanan penglihatannya kabur.
• AVOD 6/24, AVOS 6/6. pada segmen anterior tampak
tenang.
Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Visus OD 1/~ , injeksi konjungtiva dan injeksi silier (+), COA
kesan dalam dan jernih, TIO 32 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi sulit
dinilai.
• INTI LENSA berada di bawah
Keywords:
• Keluhan nyeri pada mata kanan.
• Pada pemeriksaan ditemukan visus OD 1/~ , injeksi
konjungtiva dan injeksi silier (+), COA kesan dalam
dan jernih, TIO 34 mmHg
• Kekeruhan lensa (+), lensa mengkerut. funduskopi
sulit dinilai.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2722872/
E-Medicine: Phacomorphic
Glaucoma
64. C. Buta warna monokromasi
Keywords:
• Pasien hanya bisa melihat warna hitam dan putih.
• Apa diagnosanya?
Jenis Buta Warna
• Anomalous trichromacy à Terdapat tiga sel kerucut
lengkap, namun saat dewasa mengalami degeneratif
(dapat merah, biru, atau hijau)
• Dichromacy à Salah satu dari tiga sel kerucut tidak
ada.
• Protanopia (buta warna merah hijau)
• Deutranopia (buta warna variasi [hue] merah hijau)
• Tritanopia (buta warna biru kuning)
• Monochromacy à Hanya memiliki satu sel kerucut
atau tidak berfungsinya seluruh sel kerucut.
• Monokromatisme batang (Gangguan tajam penglihatan,
nistagmus, buta warna total)
• Monokromatisme kerucut (buta warna total saja)
Tes Ishihara
• Lempeng pertama akan
terbaca 12 oleh orang
normal, buta warna
sebagian, maupun buta
warna total.
• Lempeng berikutnya
akan terbaca 8 oleh
orang normal, terbaca 3
oleh buta warna merah
hijau, tidak terbaca
oleh buta warna total.
65 . A. Telah terjadi perbedaan tekanan antara
telinga luar dengan telinga tengah
• Kata kunci
• Tn. Aki, 23 tahun,
• . Mengeluh lambat laun pendengarannya terganggu oleh
karena bindeng ketika sedang mendaki gunung Hauk
yang berketinggian 2000 meter.
• Gejala:
• Akibat sumbatan koana à bernapas melalui mulut, fasies adenoid (hidung
kecil, gigi insisivus ke depan, arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan
wajah seperti orang bodoh), faringitis dan bronkitis, gangguan ventilasi dan
drainase sinus paranasal à sinusistis kronik
• Akibat sumbatan tuba eustachius à OMA berulang, otitis media kronik,
OMSK
• Gangguan tidur, tidur mengorok à secara kronis menurunkan asupan
oksigen SETIAP HARI à gangguan perkembangan kognitif otak, retardasi
mental, dan pertumbuhan fisik berkurang
Indikasi Adenoidektomi
1. Sumbatan
• Sumbatan hidung yg menyebabkan bernapas melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Adenoid face
2. Infeksi
• Adenoiditis berulang/kronik
• OME berulang/kronik
• OMA berulang
3. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Buku THT FKUI
Pilihan lainnya
• A. Polip nasi à benjolan terlihat pada anterior
rhinoskopi
• B. Hipertrofi adenoid
• C. Deviasi septum nasi à miringnya pembatas
hidung kiri dan kanan
• D. Abses peritonsil à komplikasi tonsilitis
• E. OMSK maligna à pasien tidak mengorok
69. B. Back Blow sebanyak 5x
• Keywords :
• By. Usia 11 bulan
• Pasien tersedak saat disuapi kacang oleh ibunya
• Sadar, sulit bernafas, tidak bisa mengeluarkan suara
Abdominal Thrust
70. A. Metaplasia epitel ,silia
menghilang, kelenjar atrofi
• Nn. Gigi, 17 tahun,
• 3 minggu tidak bisa mencium bau sama sekali.
• Dua bulan yang lalu penciuman masih normal
tetapi makin lama makin berkurang dan akhirnya
hilang.
• Teman mencium bau yang tidak enak,
• Pada pemeriksaan hidung dijumpai lubang hidung
yang lapang, krusta (+++) kehijauan dan foetor ex
nasalis, pemeriksaan test penghidu : anosmia total.
• Pertanyaan: Temuan histopatologi ?
Rinitis atrofi
• Infeksi hidung kronik yang
ditandai dengan atrofi progresif
mukosa dan tulang konka
• Mukosa hidung menghasilan
sekret kental dan cepat
mengering sehingga terbentuk
krusta yang berbau busuk
• Pada histo PA ditemukan
metaplasia epitel toraks bersilia
menjadi epitel kubik atau epitel
gepeng berlapis
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
71. B. Kultur swab tenggorok
• Keywords :
• Usia 4 tahun
• Demam dan sulit makan 4 hari
• Tonsil T3/T3 hiperemis, detritus, pseudomembran warna
putih
• Apa diagnosanya?
Nodul Pita Suara
• Disebabkan oleh penyalahgunaan suara dalam waktu
lama (misal pada penyanti, MC, dsb)
• Disebut juga singer’s node
• Gejala: suara parau, kadang disertai batuk.
• Pada pemeriksaan laring akan dijumpai nodul di pita
suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil, berwarna
keptihan. Predileksi nodul terletak di sepertiga
anterior pita suara dan sepertiga medial. Nodul
biasanya bilateral.
• Terapi: istirahat bicara dan terapi suara
BUKU AJAR THT-KL. Edisik ke-6. FKUI
Pilihan Lain
• A. Nodul laring
• B. Kanker laring à
- faktor risiko merokok kuat
- massa berkelompok, mudah berdarah
• C. Papilomatosis laring à infeksi HPV 6/11 pada
laring, jarang terjadi
• D. Polip laring
• E. Faringitis akut à hanya faring hiperemis, tak
berubah suara
74. B. Dimenhidrinat
• Keywords :
• Muntah-muntah sejak 2 jam
• Mual, pusing, lemas
• Sering dirasakan ketika naik kendaraan
• PF dalam batas normal
KOMPLIKASI
MEDSCAPE
Pseudokista
• Pemeriksaan fisis:
• PF dapat normal
• Wheezing
• Ekspirasi memanjang
78 D. Adanya obstruksi dini
terutama pada awal ekspirasi
Keywords:
• Tn. Primatyo usia 60 thn sesak nafas sejak 1 hari
yang lalu.
• Riwayat merokok sejak 40 tahun lalu, 1
bungkus/hari.
• Tekanan darah 120/80mmhg, nadi 103 x/menit,
respirasi 32 x/menit, suhu 37.8°C.
• PF: wheezing di lapang paru
• Etiologi:
• ISNBA à mikroorganisme è bakteri
• Berbeda-beda letak berdasarkan negara, lokasi, dan lainnya.
• CAP di Amerika à S. pneumoniae (60-70%)
• CAP di Indonesia à Klebsiella pneumoniae (45,18%), S.
pneumoniae (14,04%).
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Klasifikasi
• Berdasar klinis dan epidemiologis
• CAP
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada imunokompromais
• Berdasar bakteri penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur
• Berdasar predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisial
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
X-Ray pneumonia lobaris
• Konsolidasi lobus
tertentu
• Panah hitam : air
bronchogram
• Panah putih :
fisura transversalis
81 B. 2RHZE/4(RH)3
• Keywords:
- Tn. Sule usia 32 tahun batuk berdahak kuning
kehijauan sejak 3 minggu lalu.
- Pernah mengeluh keluhan serupa à hasil BTA
positif.
- Hanya mengonsumsi OAT selama 2 minggu, namun
kemudian berhenti (kasus baru )
• Oseltamivir oral
• Terapi: 2x75mg selama 5 hari dalam 2 hari setelah gejala
influenza
• Profilaksis: diberikan pada kontak. 1x75mg minimal 7 hari
(diberikan dalam 2 hari setelah kontak)
• Zanamivir inhalasi
• Dosis: 2x10mg (2 puff) selama 5 hari
Sumber : Emedicine
Pilihan lainnya
• A. Primary snoring à simple snoring, mendengkur
tanpa periode apneu
• C. Bronkitis kronik à inflamasi bronkus
• D. Hipersomnia : rasa kantuk berlebihan di siang
hari, tidur malam yang panjang > 10 jam, sulit
bangun tidur
• E. Narkolepsi : classic tetrad à EDS (excessive
daytime sleepiness), katapleksi, halusinasi
hipnogogik, sleep paralysis
84. C. Coronavirus
Keywords :
• Tn. Saipul 55 tahun
• demam, batuk dan sesak napas
• baru saja pulang dari menunaikan ibadah haji
• takut terkena flu unta à MERS
Sumber :
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/m
ers-cov/en/
Pilihan lainnya
• A. Influenza virus A à influenza seasonal
• B. Influensi virus B à influenza seasonal
• D. H1N1 à swine flu
• E. H5N1 à avian influenza/flu burung
85 B. Paramyxovirus
• Keywords:
- Anak Jamil usia 4 tahun
- Demam dan bengkak pada kedua pipi yang terasa
sedikit nyeri
- Karies maupun abses gigi dan gusi (-)
- Riwayat imunisasi MMR (-).
• Keywords:
- Ibu Jayko menyusui akan diterapi OAT.
- Bayi usia 4 bulan masih diberikan ASI eksklusif.
- Tumbuh kembang bayi tercatat baik di KMS.
Pedoman
Tatalaksana
Jantung –
PERKI 2015
Kelainan EKG pada Gagal Jantung
Kelainan Foto Thorax pada Gagal Jantung
Pedoman
Tatalaksana
Jantung –
PERKI 2015
Kelainan Foto Thorax pada Gagal Jantung
90. B. Bradikinin
Keywords:
• Tn. Jojon usia 40 tahun, rutin mengonsumsi obat
golongan ACE-inhibitor
• Belakangan ini pasien mengeluhkan batuk kering.
• ACE inhibitor à
Angiotensin II ¯à
bradikinin à
stimulasi serabut saraf
vagal eferen à
batuk
91 C. Ulkus Iskemik
• Ny. Natnat usia 60 tahun luka
diujung jempol kiri, nyeri
• Perokok aktif, riwayat diabetes
(-)
• Ulkus hitam bergaung dasar
jaringan nekrotik diujung jempol
kiri dan kaki kiri pasien tampak
atrofi.
• ABI <0.5
• Dipikirkan PAD à Ulkus
iskemik
Medscape
Ankle Brachial Index
• Salah satu
diagnosis
penunjang PAD
Medscape
EKG pada Pericarditis
Bedakan dengan PJK dari anamnesis nyeri dada tipikal dan enzim jantung
93 E. II, III, aVF
Keywords
• Ny. Monmon 54 tahun nyeri dada tipikal disertai
keringat dingin, lemas, mual, dan muntah.
• Riwayat DM dan hipertensi
• EKG à AV blok, disertai ST depresi.
Akut Subakut
• Demam tinggi • Demam tidak tinggi
• Murmur bisa tidak atau normal
terdengar di 1/3 pasien • Murmur di 99% pasien
• Progresif, sudden onset • Gejala lebih ringan,
gejala gagal jantung mialgia, cepat lelah,
• Etiologi tersering à tidak nafsu makan
Staphylococcus aureus • Etiologi tersering à
Streptococcus viridans
95. E. Rhabdomiolisis
Keywords:
• Ny. Sakti usia 48 tahun datang dengan hasil lab
kolesterol total 400mg/dL. LDL 170, HDL 40.
• Dokter memberikan obat simvastatin pada pasien.
Medscape
96. C. Regurgitasi Mitral dan Aorta
Keyword :
• Tn Jono 72 thn gejala gagal
• murmur diastolik di ICS II linea parasternalis dextra à
regurgitasi aorta
• murmur holosistolik di apeks à regurgitasi mitral
Murmur Lokasi
• Murmur sistolik • Aorta à sela iga 2
• Regurgitasi katup linea parasternal kanan
mitral/trikuspid • Pulmonal àsela iga 2
• Stenosis katup linea parasternal kiri
aorta/pulmonal
• Murmur diastolik • Mitral à sela iga 5-6
• Regurgitasi katup
linea midklavikula kiri
aorta/pulmonal (apeks)
• Stenosis katup • Trikuspid à sela iga 4
mitral/trikuspid linea parasternal kiri
PSL : Parasternal Line
MCL : Midclavicular Line
Murmur
Bates’ physical
examination
97. C. Limfedema
Keywords:
• Tn. Maming 34 tahun
• Kedua kaki bengkak 1 minggu
• Awal kecil lalu semakin membesar dan terasa berat
• Riwayat hipertensi dan sakit jantung disangkal
• Riwayat kencing seperti susu (+) à filariasis
• PF à edema non-pitting, tidak nyeri dan perabaan
hangat
www.surgicalnotes.uk
Pilihan lainnya
• A. Kurang nya oksigen pada pembuluh darah koroner à
Infark miokard akut à Nyeri dada tipikal, gejala otonom,
kelainan EKG dan enzim jantung
• Keywords:
- Nyeri perut bagian kanan , awalnya di ulu hati
- Mual, muntah dan tidak mau makan
- Suhu tubuh 38.7 C, nyeri tekan Mc Burney (+), nyeri alih
(+), nyeri tekan lepas (+).
- Pada pemeriksaan lab leukosit 15.000 dan segmen 86%.
• Keywords:
- Keluhan kuning
- Nyeri ulu hati menjalar hingga punggung, BAB
pasien dempul.
- Penurunan berat badan
- Teraba massa di epigastrium, hepatomegali (-)
• 3 posisi
• AP supine
• AP erect
• Left lateral decubitus
Stoker J, van Randen A, Lameris W, Boermeester MA. Imaging patients with acute abdominal pain. Radiology 2009; 253: 31-46.
• Foto polos abdomen 3 posisi yaitu :
a. Posisi tidur/supine, untuk melihat distribusi usus,
preperitonial fat, ada tidaknya penjalaran.
b. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan
kemungkinan perforasi usus.
c. Posisi setengah duduk atau tegak. Kemungkinan
adanya air fluid level dan step ladder appearance.
Pada peritonitis kemungkinan didapatkan adanya
kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat
dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas
subdiafragma atau intra peritoneal.
• Kriteria diagnosis untuk kasus iritabel bowel syndrome (IBS), dispepsia fungsional,
maupun konstipasi fungsional
106 D. Rehidrasi melalui jalur
intraoseus
• Keywords:
- Sulit dibangunkan dan tampak lemah
- TD 80/60, nadi 140x/menit dan teraba lemah. Akral
dingin dan CRT > 2 detik.
- Diare akut dan muntah (+)
- Dokter dan perawat mencoba menginfus pasien namun
gagal walau sudah 3 kali mencoba.
• Keywords:
- Sering terlihat lemas
- Konjungtiva pucat (+)
- Telur berbentuk tempayan.
http://emedicine.medscape.com/article/788570-overview
Gambaran Klinis Khas
qTrichuris à prolaps rektum
qAscaris à Muntah dan BAB cacing
qEnterobius à pruritus nokturna, autoinfeksi
qTaenia à Kejang
108 C. Labiopalatoschisis
• Keywords:
- Celah di bibir dan langit-langit
- Kesulitan menyusu
Palatoschisis Labio-gnato-palatoschisis
109 A. Daerah lusen subdiafragma
kanan
• Keywords:
- Muntah darah, nyeri seluruh perut
- Sering mengonsumsi piroksikam
- Riwayat BAB hitam (+)
- Konjungtiva anemis (+), defans muskular (+) di seluruh
lapang perut
- Bising usus menurun
• Keywords:
- Terdapat benjolan di perut
dengan dasar umbilikus,
diameter benjolan 8 cm.
- Benjolan berupa organ
abdomen yang dilapisi
peritoneum.
• Keywords:
- Mata kuning dan badan kuning sejak 3 bulan yang lalu
- Nyeri perut kanan atas yang dirasakan semakin
bertambah saat makan makanan berlemak.
- Bilirubin total : 8 mg/dl, Bilirubin direk : 7 mg/dl ,
Bilirubin indirek : 1 mg/dl , Gamma GT : 200 U/L, ALP :
400 U/L. SGOT/SGPT: 30/40.
• Patofisiologi ikterik yang terjadi pada pasien adalah ?
Obstruksi
• Prehepatic =
hemolysis
• Hepatic = parekimal =
hepatocellular
• Posthepatic =
obstruksi bilier
• Keywords:
- Perut kanan atas membesar
- Demam, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah
- Riwayat diare berbau busuk
Sumber : Medscape
117 C. Hipertrofi Stenosis Pilorus
• Keywords:
- Muntah seperti menyemprot dan terkadang
ditemukan bercak seperti kopi.
- Massa seperti buah zaitun di regio epigastrium.
- Gambaran string sign dan single bubble sign.
• Keywords:
- Pucat dan mata kuning
- Anemis, ikterik, dan splenomegaly.
- Hb 8 g/dL, hematokrit 23.7%, MCV 78 fl, MCH 26.5 pg,
MCHC 36.1 g/dL, RDW 23.3%, leukosit 10400/ml, trombosit
346000/ml, hitung jenis 6/0/0/48/39/7, dan normoblast 2%.
- Eritrosit normokrom, anisopoikilositosis, mikrositik, sferosit
30%, dan polikromasi. Tes Coombs (-).
• Keywords:
- Diare sejak 2 bulan lalu
- Penurunan berat badan (sebelumnya 60 kg, saat ini
menjadi 50 kg)
- Sering berganti-ganti pasangan
- Tes HIV positif dan jumlah sel CD4 350 sel/mm3.
Gejala:
• Lemas , mual, nyeri ulu hati
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, hepatosplenomegali
Hasil lab:
1. Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat: bilirubin,
urobilinogen, sterkobilinogen feses meningkat
2. Retikulositosis
3. Morfologi anemia ini pada umumnya ialah normokromik
normositer dan juga terdapat peningkatan retikulosit
4. Tes Coombs direk positif
Transfusion Therapy
122 E. Sel langerhans
• Keywords:
- Gatal pada jari tangan, pergelangan tangan, dan
selangkang sejak 1 minggu lalu.
- Gatal dirasakan terutama pada malam hari
- Lesi eritema, pustule, dan eskoriasi.
- Mengikuti pesantren kilat di Pondok, teman-temannya
memiliki keluhan serupa.
• Keywords:
- Sesak napas yang memberat
- Penurunan kesadaran, TD 65 per palpasi, ronki di kedua
lapang paru.
- Prokalsitonin meningkat, d-dimer meningkat, PT 11,0
(8,0), aPTT 25,2 (11,0).
http://emedicine.medscape.com/article/199627-treatment
Patogenesis DIC
Klinis DIC
Diagnosis dan Tatalaksana DIC
Pilihan Lain
• A. Hemofilia A à aptt >>, genetik terkait
kromosom X
• C. ITP à trombosit <<, BT >>, autoimun
• D. Defisiensi vitamin K à PT >>, apTT >>,
perdarahan intrakranial
• E. Von Willebrand Disease à Trombosit <<, apTT >>
125 E. Cryoprecipitate
• Keywords:
- Sering mimisan
- Hb 9,0 g/dL, hitung eritrosit 3,8 juta sel/mm3,
leukosit 7.500, trombosit 155.000, PT 10,0 (10,2),
aPTT 25,4 (19,8).
Dasar diagnosis
•Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding, epistaksis, hematuria
•PF:
•Neonatus: perdarahan umbilikus
•Anak: hemarthrosis
•TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
•PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑, ↓FVIII/FIX, inhibitor FVIII/FIX
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
www.hemophiliabangalore.org%2Ffaq.html&psig=AFQjCNHqiXf-45oNv3cyZb6u6WiBW2p-
2w&ust=1451975174017442
Tatalaksana
Terbaik: faktor konsentrat (konsentrat faktor VIII untuk
hemofilia A dan faktor IX untuk hemofilia B)
Pilihan lain:
• Fresh frozen plasma, berisi seluruh faktor pembekuan
dan protein serum. Mudah didapat, namun
konsentrasinya rendah
• Cryoprecipitate, dari plasma darah yang disentrifugasi
kemudian diambil endapannya à mengandung
fibrinogen, faktor VIII, IX, vWF, dan beberapa protein
pembekuan lain. Lebih pekat sehingga konsentrasi
yang dibutuhkan lebih sedikit à lebih dipilih
Packed Red Blood Cell (PRBC)
• Ht PRBC > whole blood (70% vs 40%).
• Pemberiannya diikuti dengan kristaloid atau koloid
• dekstrosa 5% dalam salin 0,4%, dekstrosa 5% dalam salin 0,9%,
salin 0,9%, dan Normosol-R dengan pH 7,4
• Perlu dihangatkan terlebih dahulu ~ 37oC
• Satu unit à meningkatkan Ht 3% atau Hb 1g/dl.
Packed Red Blood Cell (PRBC)
Rekomendasi trasfusi sel darah merah
• Hb <7g/dl à hampir selalu diindikasikan. [Rekomendasi
A]
• Hb 7-10 g/dl à hipoksia atau hipoksemia. [Rekomendasi
C]
• Hb ≥10 g/dl à tidak dilakukan, kecuali bila ada indikasi
tertentu, (PPOK dan iskemia jantung). [Rekomendasi A]
Keyword:
• Perempuan 18 tahun nyeri pinggang sebelah kiri.
• Disertai demam, menggigil, dan peningkatan frekuensi
berkemih.
• Urin: bakteri kokus gram (+) di urine.
Diagnosis: pielonefritis
Kemungkinan bakteri penyebab tersebut adalah..
• The bacterial strains that cause UTIs include:
• Escherichia (E.) coli is responsible for most uncomplicated cystitis cases in
women, especially in younger women. E. coli is generally a harmless
microorganism originating in the intestines. If it spreads to the vaginal
opening, it may invade and colonize the bladder, causing an infection. The
spread of E. coli to the vaginal opening most commonly occurs when
women or girls wipe themselves from back to front after urinating, or after
sexual activity.
• Staphylococcus saprophyticus accounts for 5 - 15% of UTIs, mostly in
younger women.
• Klebsiella, Enterococci, and Proteus mirabilis account for most of
remaining bacterial organisms that cause UTIs. They are generally found in
UTIs in older women.
• Rare bacterial causes of UTIs include Ureaplasma
urealyticum and Mycoplasma hominis, which are typically harmless
organisms.
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa Placenta
Inversio uteri
Ruptur uteri
Tatalaksana Robekan Serviks
Pembahasan
• Pada soal didapatkan pasien dalam keadaan syok
hipovolemik akibat perdarahan post partum maka
yang pertama dilakukan adalah resusitasi cairan.
Pilihan Lain
B. Transfusi darah
C. Laparotomi à inversion uteri jika gagal dengan
reposisi
D. Pemberian oksitosin à terapi atonia uteri
E. Kompresi bimanual à terapi atonia uteri
130. D. Shoulder presentation
Keywords :
• Ny. Sara 28 tahun G1P1A0 G1P1A0 hamil 37 minggu.
• Leopold 1 tidak teraba massa à kemungkinan letak
lintang
• Leopold 2 teraba bagian keras pada sisi kiri à kepala di
kiri ibu dan bokong di kanan ibu
Presentasi janin?
Pemeriksaan Leopold
Leopold 1 à menentukan usia Leopold 2 à menentukan di mana
kehamilan dan bagian janin apa letak punggung ataupun kaki janin
yang ada di fundus uteri pada kedua sisi perut ibu.
• bagian punggung akan teraba
• Apabila kepala janin teraba di jelas, rata, cembung, kaku/tidak
bagian fundus, yang akan dapat digerakkan.
teraba adalah keras,bundar • bagian-bagian kecil (tangan dan
dan melenting (seperti mudah kaki) akan teraba kecil,
digerakkan). bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba
• Apabila bokong janin teraba di gerakan kaki janin secara aktif
bagian fundus, yang akan maupun pasif.
terasa adalah lunak, kurang • Apabila kepala janin teraba di
bundar, dan kurang sisi kanan dan kiri ibu, yang
akan teraba adalah keras,
melenting. bundar dan melenting (seperti
• Fundus kosong apabila posisi mudah digerakkan).
janin melintang pada rahim.
Pemeriksaan Leopold
Leopold 3 à menentukan
bagian janin apa (kepala atau
bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta
apakah bagian janin tersebut
sudah menyentuh pintu atas
panggul.
1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Ketuban Pecah Dini
• Anamnesis
– Merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba
– Anamnesis mencari faktor risiko
• Pemeriksaan fisik
– Inspekulo: melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau
menggenang di forniks posterior
– Tercium bau khas cairan ketuban
• Pemeriksaan Penunjang
– Tes Lakmus (merah menjadi biru)/Pemeriksaan pH vagina
didapatkan hasil basa
– Ferning (+) pada pemeriksaan mikroskopis
– Pemeriksaan LEA cairan ketuban untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi intrauterin (LEA +2 atau lebih curiga
infeksi)
1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Ketuban Pecah Dini
• Tatalaksana Umum
• Eritromisin 4x250 mg selama 10 hari
• Rujuk ke fasilitas yang memadai
• Tatalaksana Khusus
• Usia kehamilan lebih dari 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada
kontraindikasi
• Usia kehamilan 24-33 minggu
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin
lakukan persalinan segera
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan
32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru
dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang
1. Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23.New York: McGraw-Hill; 2010.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1 Jakarta; 2013.1
Indikasi untuk sectio caesarea antara lain meliputi:
1. Indikasi Medis : Ada 3 faktor penentu dalam proses persalinan yaitu :
a) Power : Yang memungkinkan dilakukan operasi caesar, misalnya daya mengejan
lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi
tenaga.
b) Passanger : Diantaranya, anak terlalu besar, anak “mahal” dengan kelainan letak
lintang, primi gravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu
lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut
jantung janin kacau dan melemah).
c) Passage : Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius
pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa
menular ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis), condyloma lota
(kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (penyakit infeksi
yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis
B dan hepatitis C.
2. Indikasi Ibu
a) Usia : Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun,
memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40
tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko,
misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan preeklamsia.
Eklampsia (keracunan kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang sehingga dokter
memutuskan persalinan dengan sectio caesarea.
b) Tulang Panggul : Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat
menentukan mulus tidaknya proses persalinan.
c) Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea : Sebenarnya, persalinan
melalui bedah caesar tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus
berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada indikasi yang
mengharuskan dilakukanya tindakan pembedahan, seperti bayi terlalu
besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka,
operasi bisa saja dilakukan.
d) Faktor Hambatan Jalan Lahir : Adanya gangguan pada jalan lahir,
misalnya jalan lahir yang kaku sehingga tidak memungkinkan adanya
pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat
pendek, dan ibu sulit bernafas.
e) Kelainan Kontraksi Rahim : Jika kontraksi rahim lemah dan tidak
terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak elastisnya leher rahim
sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, menyebabkan kepala
bayi tidak terdorong, tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar.
f) Ketuban Pecah Dini : Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya
dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan.
3. Indikasi Janin
a) Ancaman Gawat Janin (fetal distress) : Detak jantung
janin melambat, normalnya detak jantung janin berkisar
120- 160. Namun dengan CTG (cardiotography) detak
jantung janin melemah, lakukan segera sectio caesarea
segara untuk menyelematkan janin.
b) Bayi Besar (makrosemia)
c) Faktor plasenta
d) Kelainan letak
e) Kelainan tali pusat
Pilihan Lain
A. Terminasi dengan induksi à KPD tanpa gawat
janin
B. Terminasi dengan ekstraksi vakum à pembukaan
lengkap dengan gawat janin
C. Terminasi dengan ekstraksi forceps à pembukaan
lengkap dengan gawat janin
E. Pemberian kortikosteroid à KPD <32 minggu
133. A. Asam folat
Keywords:
• Wanita G2P1A0 u.k 8 minggu
• Riwayat melahirkan anencephalus
Suplementasi? Asam folat
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Lain
B. Asam retinoat à dosis tinggi dihindari à
fetotoksik
C. Zinc
D. Sulfas ferosus à untuk mencegah ADB
E. Asam askorbat à mempercepat penyerapan besi
134. B. Otot polos
Leimyoma
à
jaringan
terdiri
dari
serabut
otot
polos
135. D. Biparietal diameter
Keywords:
• Tes kehamilan (+)
• Tidak tahu HPHT
• USG di trimester kedua
• Pemeriksaan USG
Yang dilakukan saat ini? Pengukuran biparietal
diameter
Femur can be used to determine gestational age, but it is more useful in
length helping evaluate fetal weight. It is also useful as a marker for fetal
malformation and genetic abnormality.
Gestationa The first element to be measurable is the gestation sac of the early
l sac pregnancy. The gestational sac is measured in three dimensions, and
the average, the Mean Sac Diameter (MSD) used for estimating
gestational age. It is useful between 5 and 8 menstrual weeks with
accuracy of +/- 3 days. As a rough rule of thumb, the MSD + 30 =
Menstrual Age in days.
Crown The length of the embryo on the longest axis (excluding the yolk sac)
rump constitutes the crown-rump length. This is among the best documented
length parameters to date the embryo, with accuracy of +/- 3-5 days. As a
rough rule of thumb, the CRL + 6.5 = Menstrual Age in Weeks; A
pregnancy ultrasound measurement that measures the length in
centimeters from the top of the baby's head to the bottom of the
buttocks; Can be measured by around seven weeks of pregnancy
Biparietal Among the most accurate 2nd trimester measures of gestational age.
diameter Measured from the beginning of the fetal skull to the inside aspect of
the distal fetal skull ("outer to inner") at the level of the cavum septum
pelucidum, this is one of the basic fetal measurements. Using this same
image, the frontal occipital diameter (FOD) is obtained and the fetal
head circumference (HC) is either obtained directly, or by formula from
the BPD and FOD.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Giant Baby
• Giant baby / Big baby syndrome / Makrosomia
• Didiagnosis apabila bayi lahir dengan berat badan
lebih dari 4000 gram, tanpa melihat usia
gestasional
Hidramnion
• Hidrosefalus à
penumpukan cairan
serebrospinal (CSS) secara
aktif yang menyebabkan
dilatasi sistem ventrikel
otak, dimana terjadi
akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau
lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid
• Disebabkan oleh karena
terdapat ketidak
seimbangan antara produksi
dan absorpsi dari CSS
Hidrops fetalis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Pemeriksaan konfirmasi untuk
ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)
• Dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu,
dengan cara:
• Minta ibu untuk makan makanan yang cukup
karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-
12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
• Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di
pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75
gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa
darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.
Pemeriksaan konfirmasi untuk
ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)
• Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan
apabila ditemukan:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/912.html
• Ascorbate and citrate increase iron uptake in part by acting as weak
chelators to help to solubilize the metal in the duodenum. Iron is readily
transferred from these compounds into the mucosal lining cells.
Conversely, iron absorption is inhibited by plant phytates and tannins.
These compounds also chelate iron, but prevent its uptake by the
absorption machinery . Phytates are prominent in wheat and some
other cereals, while tannins are prevalent in (non-herbal) teas.
• Lead is a particularly pernicious element to iron metabolism (Goya,
1993). Lead is taken up by the iron absorption machinery, and
secondarily blocks iron through competitive inhibition. Further, lead
interferes with a number of important iron-dependent metabolic steps
such as heme biosynthesis. This multifacted attack has particularly dire
consequences in children, were lead not only produces anemia, but can
impair cognitive development. Lead exists naturally at high levels in
ground water and soil in some regions, and can clandestinely attack
children's health.
http://sickle.bwh.harvard.edu/iron_absorption.html
142. C. Atresia esofagus
• Keywords :
G4P3A0 hamil 28 minggu, uterus lebih besar dari
usia kehamilan, protein dipstik (-), bagian tubuh
anak sulit diraba, edema vulva dan tungkai.
• Diagnosis : (Poli)Hidramnion
• Penyebab: salah satunya adalah atresia esofagus,
duodenum
• Penyebab lain dalam pilihan cenderung
menyebabkan/disebabkan oleh oligohidramnion.
Pilihan Lain
A. Insufisiensi uteroplasenta à patofisiologi
preeklamsia
B. Agenesis renal à oligohidramnion
D. Defek tabung neural à defisiensi asam folat
E. Sindrom Potter à hypoplasia paru neonates
karena oligohidramnion dan kompresi in utero
143. A. Koloni pseudohifa dan
blastospora
• Keywords:
• G1P0A0 hamil 30 minggu
• Keputihan bergumpal, gatal, panas
• PF: vulva hiperemis, sekret putih bergumpal
KANDIDIASIS VULVOVAGINAL
144. C. Teratoma ovarium
• Keywords:
• Perempuan, 28 tahun, nyeri perut terus menerus
• PF: massa adneksa kanan
• USG: massa berambut
Kista Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil
ovarium dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
serosa tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini
adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat
karena bercampur darah.
Teratoma cystic tumors composed of well-differentiated derivations from at least two of the
ovarium three germ cell layers (ectoderm, mesoderm, and endoderm). The gross pathologic
appearance of mature cystic teratomas is characteristic. The tumors are unilocular and
are filled with sebaceous material, Squamous epithelium lines the wall of the cyst, and
compressed, often hyalinized ovarian stroma covers the external surface. Hair follicles,
skin glands, muscle, and other tissues lie within the wall.
Mioma uteri Tumor jinak otot rahim. Tampak massa hipoekoik di dalam dinding rahim
Ca jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. USG:shows a central
endometriu mass replacing the endometrial stripe, with hyperechoic and hypoechoic regions.
m
145. D. Pasien harus sedang tidak
haid
• Keywords :
• Ny. Kimi 32 tahun datang untuk pemeriksaan papsmear
ulang karena hasil papsmear sebelumnya meragukan.
• Pasien sudah menikah selama 5 tahun.
• Apa yang harus dipastikan sebelum dilakukan
pemeriksaan ?
Test Pap
DISPLASIA
Lesi Pra kanker
KANKER
Perkembangan Lesi Prakanker
Perkembangan Kanker Seviks
Pap Smear
Syarat Pemeriksaan Pap Smear
• Jangan melakukan pemeriksaan lainnya sebelum mengambil
sampel
• Dilakukan di luar menstruasi
• Penggunaan obat per vaginam harus dihentikan 7 hari sebelum
pengambilan sampel
• Pasien pasca persalinan, pasca pembedahan, pasca radiasi
pemeriksaan smear dilakukan ketika sudah terjadi penyembuhan
dari kondisi – kondisi tersebut
• 2 hari sebelum pemeriksaan dianjurkan untuk tidak melakukan
cuci vagina (douching)
• Tidak melakukan hubungan seksual minimal 3 x 24 jam
• Jika sedang hamil pemeriksaan dilakukan pada 3 bulan pasca
persalinan
146. C. Embrio tidak dapat
implantasi di rahim
Keywords:
• Belum punya anak sejak 5 tahun menikah.
• Aplasia uteri.
Gangguan pada
plasenta
(preeclampsia,
Persalinan Infeksi (sistemik
Vaskulopati Preterm atau asending)
ureteroplasenta)
Kehamilan
Mulitpel
Toll-like-receptor
Respon inflamasi:
Sitokin (TNF, IL-1, IL-6, IL-10), Kemokin
(MIP, MCP), Prostaglandin, Proteases,
Functional progesterone withdrawal
Persalinan Preterm:
Pematangan serviks, Kontraksi myometrium,
Ruptur membrane janin, Pelepasan plasenta
Persalinan Preterm
TANDA
GEJALA •Terjadi kontraksi:
• Kontraksi uterus yang a)4 kali dalam 20 menit, ATAU
teratur b)8 kali dalam 60 menit diikuti
dengan perubahan serviks yang
• Nyeri pada pelvis progresif
•Pembukaan serviks ≥ 2 cm
• Nyeri punggu •Fluor (+) berwarna putih susu dan
• Keluarnya lender bergumpal pada dinding vagina
bercampur darah dari
vagina PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan swab keputihan
• Adanya riwayat keputihan • Cek darah perifer lengkap
disertai gatal • Cek urin lengkap
Persalinan Pre Term (Tatalaksana)
• Tirah baring
• Tokolitik tidak diberikan pada:
a) Usia kehamilan di bawah 24 minggu atau di atas 34 minggu
b) Pembukaan > 3 cm
c) Ada Korioamnionitis, preeclampsia, atau perdarahan janin
d) Gawat janin atau janin meninggal atau cacat
• Tokolitik: diberikan pada 48 jam pertama
a) Nifedipin 3 x 10 mg per oral
b) Terbutalin sulfat 1000 µg dalam 500 ml larutan infus NaCl 0,9% dengan dosis awal 10 tetes/menit
lalu dinaikkan 5 tetes / menit tiap 15 menit hingga kontraksi hilang
c) Salbutamol: dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus 10 tetes / menit. Jika kontraksi masih ada,
naikkan kecepatan 10 tetes / menit setiap 30 menit
• Antibiotik: Ampisilin: 2 g IV setiap 6 jam atau Klindamisin: 3 x 300
mg PO
• Kortikosteroid:
a) Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali, ATAU
b) Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
Mengapa jawabannya infeksi?
• Pasien didiagnosis persaliann preterm karena
terdapat mulas yang teratur pada usia kehamilan
30 minggu ( 2 kali dalam 10 menit = 4 kali dalam 20
menit), keluar lendir darah
• Pada kasus dapat dilihat bahwa penyebab
persalinan preterm pada pasien dikarenakan oleh
infeksi ditandai dengan keputihan yang gatal dan
tidak diobati dan pada pemeriksaan fisis tampak
flour album warna putih susu bergumpal
148. C. Sistokel
Keywords:
• Wanita 60 tahun
• Rasa tidak nyaman lubang kemaluan setelah BAK
• Riwayat melahirkan 3 kali (pervaginam)
• Menopause
• Riwayat ISK
• Pemeriksaan: bagian menonjol pada anterior
vagina
Diagnosis? Sistokel
Sistokel
• Definisi: prolapse anterior • Gejala:
à jaringan penunjang • Ringan à tidak ada gejala
antara dinding vagina dan signifikan
kandung kemih melemah • Rasa penuh pada pevis
sehingga kandung kemih dan vagina
mencembung ke vagina • Peningkatan
ketidaknyamanan saat
• Faktor risiko batuk
• Melahirkan • Rasa tidak lampias setelah
• Penuaan BAK
• Histerektomi • ISK berulang
• Genetik • Nyeri saat hubungan
• Obesitas sesual
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-20026175
Sistokel
• Diagnosis • Tatalaksana:
• Pemeriksaan pelvik • Pesarium
• Pengisian kuesioner • Estrogen
• Tes kandung kemih dan • Bedah
urin • Kasus ringan à tidak
perlu ditatalaksana
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystocele/basics/treatment/con-20026175
Pilihan Lain
A. Inkontinensia urin tipe tekanan à tidak mampu
menahan BAK terutama saat batuk
B. Inkontinensia urin tipe urgensi à ada tanda
mengompol saat hasrat ingin BAK
D. Rektokel à prolapse posterior
E. Vaginokel à tidak ada
149. C. 2
Keywords:
• Wanita 50 tahun rasa tidak nyaman di perut bawah
• Anak 4 dan lahir pervaginam
• Pemeriksaan: serviks 1 cm di atas himen
Stadium berdasarkan POP-Q? 2
Pelvic Organ Prolapse
Quantification (POP-Q)
• Himen sebagai acuan perbandingan à menggunakan 6
titik dan 3 pengukuran
• Titik
• Aa à 3 cm proksimal atau atas dari cincin himen pada
dinding vagina anterior di garis tengah
• Ap à 3 cm proksimal atau atas dari cincin himen pada
dinding vagina posterior di garis tengah
• Ba à titik distal yang bergantung pada dinding vagina
anterior
• Bp à titik distal yang bergantung pada dinding vagina
posterior
• C à serviks dan jarak dari himen
• D à kavum douglas dan jarak dari himen
• Terjadi akibat:
• Defisiensi insulin DAN
• Hormon counterregulatory berlebihan (glucagon, katekolamin, kortisol, dan
hormone pertumbuhan)
• Gejala yang dominan:
• Mual dan muntah
• Nyeri abdomen hebat
• Hiperglikemia à glukosuria à kekurangan dairan à takikardia,
hipotensi, dan vasodilatasi perifer
• Tanda khas: respirasi Kussmaul dan napas berbau aseton (“fruity
odor”)
• INFEKSI sering menjadi presipitan à cari sumber infeksi! Dan tangani
Kata kunci
• Perempuan 53th
• Penurunan kesadaran 2 jam.
• 5 hari: demam, batuk berdahak, sesak à kemungkinan pneumonia
• Dikatakan ada penyakit gula 10 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.
• PF: letargis, HT ↑, takikardia, takipneu cepat dan dalam (pernapasan
Kussmaul); demam.
• Lab: anemia, leukositosis; GDS ↑ 450 mg/dL; Na+ ↓130 mEq/L K+ ↓ 3,3
mEq/L dengan analisis gas darah pH ↓ 7,28, PaCO2 ↓ 28 mmHg, HCO3-
↓ 20 mmol/L. Keton (+)
• Setelah diberkan oksigen, rehidrasi, dan insulin short acting…
Tatalaksana selanjutnya adalah…
Tatalaksana KAD
• Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik:
• Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 L/jam diuresis min 50 ml/jam
• Tentukan status hidrasi • > 5,2 mEq/L à tidak perlu
kalium tambahan
• Dehidrasi berat: lanjutkan IV fluid
sampai tertangani, tunda pemeriksaan • > 3,3 – 5,2 mEq/L à 20 – 30
Na mEq/L à target K+ 4 – 5
• Dehidrasi ringan: lanjutkan IV fluid, mEq/L
periksa Na à tentukan ulang jenis
cairan IV berdasarkan hasil Na • HCO3-
• Insulin: ditambahkan 1-2 jam setelah • pH > 6,9 : tidak perlu HCO3
IV fluid • pH < 6,9 : larutkan 100 mEq
• Bolus 0,1 U/kg, lanjutkan dengan HCO3 dalam 400 mL IV fluid
• IV drip 0,1 U/kg/jam yang mengandung 20 mEq K+
• Target: kadar glukosa serum ↓ 10% à IV drip 200 ml/jam
dalam 1 jam pertama
Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN.
Hyperglycemic crisis in adult patients with diabetes.
Diabetes Care. 2009;32(7):1339. Copyright 2009
American Diabetes Association.
153. D. Hiperkalsemia akibat
hiperparatiroidisme
Kata kunci
• Perempuan, 55 tahun
• kencing berpasir berulang; polyuria (+).
• Nyeri sendi lutut dan siku, hangat (+) bengkak (+) hilang timbul
• Riwayat “maag kronis”
• Ibu pasien: maag kronis; meninggal ec hipoglikemia berat.
• PF: nyeri ketok CVA kanan (+). EKG: interval QT yang memendek.
• Kata kunci
• Anak perempuan, 12 tahun
• Benjolan di leher sejak 1 tahun: tidak nyeri, tidak bertambah
besar.
• BB turun 7 kg dlm 1 bulan
• Kadang berdebar
• PF: TTV normal; mata kanan dan kiri exoftalmus.
• Status lokalis à suspek pembesaran tiroid jinak
• Lab FT4 8, TSHs 0.023.
• Jenis obat antitiroid yang tepat adalah…
Graves’ disease
• Tirotoksikosis v.s.
hipertiroidisme
• Tirotoksikosis: kondisi kelebihan
hormon tiroid
• Hipertiroidisme: fungsi tiroid
yang berlebihan
• Penyebab tirotoksikosis
• Tirotoksikosis v.s.
hipertiroidisme
• Tirotoksikosis: kondisi kelebihan
hormon tiroid
• Hipertiroidisme: fungsi tiroid
yang berlebihan
• Penyebab tirotoksikosis
• Gejala • Tanda
• Hiperaktivitas, irritable, disforia • Graves’ oftalmopati & dermopati
• Berkeringat terus • Takikardia; AF pada geriatri
• Tidak tahan panas • Tremor
• Letih dan lemah • Goiter
• Penurunan BB dengan • Kulit lembab, hangat
peningkatan nafsu makan • Kelemahan otot, miopati otot
• Diare proksimal
• Poliuria • Retraksi kelopak mata
• Gangguan menstruasi: • Ginekomastia
Oligomenorea
• Libido ↓ Sumber: Harrison’s 19th ed
Manifestasi Klinis Graves’
• Grade oftalmopati
• 0: Tidak ada tanda dan gejala
• 1: Retraksi palpebral
• 2: Keterlibatan jaringan lunak
(edema periorbital)
• 3: Proptosis (> 2mm)
• 4: Diplopia à otot ekstraokular
terkena
• 5: Kornea rusak
• 6: Kebutaan akibat kompresi n.
optikus
• Graves’ dermopati dan akropati:
sangat jarang
Sumber: Harrison’s 19th ed
• Obat utk pasien tirotoksikosis
akibat Graves’:
• Definitif
• Simptomatik
• Pasien dengan hipotiroidisme
akibat Grave harus diterapi
dengan salah satu dari:
• Terapi 131I
• Obat antitiroid
• Tiroidektomi
• Indikasi obat antitiroid
• Kemungkinan remisi ↑
• Geriatri dg komobid, usia
harapan hidup ↓
• Riw operasi atau radioterapi
pada area leher
• Graves’ oftalmopati derajat
sedang-berat
Sumber: Harrison’s 19th ed; ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011
• Tujuan pengobatan: meredakan gejala hipertiroidisme
sambil menunggu remisi spontan; bukan bersifat
imunosupresif
• Meredakan gejala secepat dan seaman
Obat antitiroid
mungkin
• Durasi pengobatan: 1 – 1,5
• Pilihan obat antitiroid: tahun
• Methimazole: mulai dosis tinggi
10-20 mg/hari à diteruskan • Setelah stop: tetap cek fungsi T
hingga eutiroid (kadar T4 normal, setiap 1-3 bln selama 6-12 bln
diperiksa tiap 4 minggu) à
penyesuaian dosis terkecil yang • Efek samping methimazole:
dapat mempertahankan kadar • Hepatotoksik
eutiroid: biasanya untuk • Embriopati à kontraindikasi
maintenance 5-10 mg/hari ibu hamil trimester 1
• Propiltiourasil (PTU): mulai dosis
tinggi 3 x 50 – 150 mg à • Efek samping PTU:
(monitoring T4) à maintenance • Agranulositosis
3 x 50 mg
• ANCA-positive vasculitis
• Hepatitis nekrotik fulminan
Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011
• Pengobatan simptomatik berupa beta blocker, ada 2
pandangan mengenai indikasinya:
• Pada semua pasien dengan tirotoksikosis simptomatik
• Hanya pada pasien geriatric dengan tirotoksikosis simptomatik;
pada pasien lainnya hanya diberikan apabila HR saat istirahat >
90x/menit atau ada kormobiditas KV à lebih dianjurkan
Sumber: ATA
guidelinde
ENDOCRINE
PRACTICE Vol 17
No. 3 May/June
2011
155. E. Addison disease
Kata kunci
• Perempuan, 34 tahun
• BB ↓ 10 kg dalam 3 bulan.
• Lemas, mudah letih, tidak nafsu makan; mual hilang-timbul
• Riwayat pingsan berulang: pandangan gelap (+) kepala
terasa ringan (+)
• PF: bercak hiperpigmentasi generalisata pada kulit &
membran mukosa. Rambut ketiak dan rambut pubis tidak
ada.
Kata kunci
• Laki-laki 48 thn
• Nyeri tengkuk.
• Menyangkal keluhan lainnya.
• PF:
• TD 150/90 mmHg à hipertensi
• BB 85 kg, TB 165 cm à BMI 31,22 kg/m2 (Obese II)
• lingkar perut 105 cm à Obesitas sentral
• Hasil lab: kolesterol total 250 mg/dL (↑); HDL 35 mg/dL (↓); LDL
200 mg/dL (↑); GDP 95 mg/dl (N); GD2PP 170mg/dl (↑).
Tatalaksana untuk pasien ini adalah…
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
Sindrom Metabolik
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular dan
DM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan HDL
rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi
Pada kolom sebelah kanan, cut off lingkar perut berbeda-beda antarras
Kadar Kategori
trigliserida
< 150 mg/dL Normal
150 – 199 Borderline
mg/dL high
200 – 499 High
mg/dL
> 500 mg/dL Very high
Sumber:
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/art
icle/003493.htm
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazin
e/issues/summer12/articles/summer12pg6-
7.html
Tatalaksana
• Kata kunci
• Laki-laki 38 thn
• kemerahan pada kulit badan, lengan, dan kaki
• Baal pada kedua telapak tangan dan kaki.
• PF: plak eritematosa berbatas tegas, berukuran numuler, berjumlah 7,
tersebar pada badan, lengan, dan kaki. Pembesaran N. Ulnaris bilateral.
• Hasil BTA kerokan kulit (+): rata-rata 6 BTA dalam 1 lapang pandang
PB MB
Kata kunci
• Laki-laki 37 tahun
• Kemerahan pada wajah sisi kanan, meluas
• Gatal (+); ↑ jika terpapar sinar matahari.
• Hobi berkebun
• Status dermatologi: pada area antara zygoma dan preaurikular
kanan, terdapat plak eritematosa soliter berukuran plakat, tepi
yang lebih aktif; skuama halus putih (+).
Kata kunci
• Laki-laki, 39 tahun
• Lenting kemerahan pada siku kiri 2 hari yang lalu.
• Panas menyengat (+) gatal (+).
• Baru kembali dari pedalaman Kalimantan à tinggal di kapal
apung dan tidur di dek kapal yang terbuka.
• PF: pada siku kiri, plak eritematosa multipel; linear;
• bagian tengah plak tampak krusta kekuningan dan koleret à bekas
vesikel yg pecah
• ekskoriasi (+).
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
Dermatitis Paederus
• Infeksi dermatofita pada kaki, terutama sela jari dan telapak kaki
• Faktor risiko:
• Bekerja di tempat basah: tukang cuci, petani
• Selalu memakai sepatu tertutup: tentara
• Manifestasi klinis
• Tipe interdigitalis • Tipe vesicular subakut • Tipe papuloskuamosa
• Paling sering hiperkeratotik kronis
• Vesikel/vesikulopustu
• bercak
• Maserasi sela2 jari l à pecah: skuama
melingkar = koleret • Skuama putih, mengkilat
• Kulit putih; fisura • Tidak radang
(+) • Telapak dan
• Jika luas = moccasin foot
• Bau tidak enak (+) punggung kaki
• Gatal hebat
• Tatalaksana • Tatalaksana
Hilangkan faktor risiko! • Lesi akut yang “basah” à
• Kaus kaki harus yang serap kompres/rendam larutan PK
keringat, ganti tiap hari 1/5000
• Hindari sepatu tertutup • Ketoconazole 2% cream 2x/hari
dan terlalu sempit selama 2 – 4 minggu
http://www.dermnetnz.org/fungal/tinea-pedis.html • Jika masih ada/berulang: azole
Dermatomikosis superfisialis PERDOSKI 2004 oral
Jawaban Lain
• A. Tinea pedis vesicular subakut à ada lenting
• B. Tinea pedis interdigitalis
• C. Tinea pedis papuloskuamosa hiperkeratotik
kronis à telapak kaki tebal (hiperkeratotik)
• D. Kandidosis interdigital à maserasi lebih >>;
gambaran KOH pseudohifa dengan blastospora
• E. Dermatitis kontak iritan à ada paparan terhadap
zat iritan (detergen, dll)
169. D. Gameksan 1%
Kata kunci
• Laki-laki, 32 tahun
• Gatal di area kemaluan sejak 3 hari: pangkal penis à
menyebar hingga perut bagian bawah dan paha medial.
• Riwayat promiskuitas (+)
• Status dermatologis: Erosi dan ekskoriasi multipel pada
mons pubis dan medial paha; lup à makula serulae (+)
• A. Fixed drug
eruption
• D. Sindroma Stevens-Johnson
• Lesi berupa bula dan pengelupasan pada kulit
• Nistatin
• Gentian violet
174. D. Dermatitis kontak alergi
Kata kunci
• Perempuan, 20 tahun
• Gatal pada lubang tindik kedua telinga.
• PF: area lobulus telinga bilateral: papul eritematosa
multipel + erosi, ekskoriasi dan krusta. Hangat +
Apa diagnosisnya?
Dermatitis Kontak Alergi
Contoh kasus DKA
• Alergi nikel yang
dijadikan rantai jam
tangan
• Gatal kulit akibat reaksi alergi • Alergi terhadap bahan
terhadap suatu substansi yang plaster luka (rosin)
berkontak dengan kulit.
• Reaksi kulit dapat terjadi beberapa • Dermatitis tangan pada
jam, hari, hingga tahun setelah pekerja pabrik karet
kontak pertama • Dermatitis fotokontak
• Beratnya reaksi kulit tidak à alergi terhadap
berbanding lurus dengan jumlah sunscreen atau sabun
allergen yg terpapar antibakteri yang timbul
setelah paparan
• Karakteristik umum lesi DKA: terhadap sinyal
• Sebagian besar: lesi hanya matahari
mencakup area kulit tempat • Lainnya: DKA thdp
kontak dengan allergen terjadi parfum, cat rambut, http://www.dermnetnz.or
• Dapat merah, bengak, dan obat topikal g/dermatitis/contact-
melepuh atau kering dan kasar allergy.html
PPK PERDOSKI 2011
Dermatitis Kontak Iritan
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
• Patogenesis
• Kerusakan kulit akibat iritan > kemampuan kulit
utk beregenerasi
• Iritan ↓jumlah minyak dan pelembab alami pada
kulit à ↑penetrasi iritan ke bagian kulit lebih
dalam à menginisiasi inflamasi
• Klasifikasi
DKI akut
• Terpapar dengan iritan kuat (cairan asam atau basa
kuat), biasanya tidak sengaja/kecelakaan à
bengkak, lepuh, nyeri, merah.
DKI kronis kumulatif
• Terpapar iritan lemah seperti air, sabun, atau
detergen dalam waktu cukup lama (beberapa
minggu) à kering, gatal, dan kulit retak
• Disintegrasi kulit à luka dg krusta dan keropeng
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Tatalaksana
• Mencegah paparan dengan iritan/alergen potensial
• Jika paparan pada kulit telapak tangan: gunakan sarung
tangan
• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi:
irigasi + antidote topical spesifik
• Simptomatik: antihistamin oral utk ↓ gatal
• Prinsip umum:
• Penggunaan krim pelembab
• Steroid topical untuk ↓ inflamasi: secara umum à potensi sedang
(flucinolone acetonide)
• Antibiotik apabila ada infeksi sekunder http://www.dermnetnz.org/derm
atitis/contact-allergy.html
http://www.dermnetnz.org/derm
atitis/contact-irritant.html
PPK PERDOSKI 2011
Jawaban Lain
• A. Urtikaria à reaksi vaskular di kulit berupa edema; warna
pucat-kemerahan; rasa gatal dan panas
• B. Dermatitis atopi à peradangan kulit kronik yg gatal,
disertai kulit kering. Predileksi (dewasa): ekstensor
ekstremitas. Biasanya ada stigmata atopi lainnya.
• C. Dermatitis kontak iritan à lepuh dan radang hebat jika
akut, akibat zat iritan kuat; merah, kulit pecah, jika kronik,
akibat zat iritan lemah (biasanya berkaitan dengan
pekerjaan)
• D. Dermatitis kontak alergi
• E. Dermatitis serpiginosa à dermatitis yang lesinya berupa
garis linear berkelok.
175. B. Permetrin 5%, single dose
• Kata kunci:
• Perempuan, gravida
• Gatal di daerah tangan dan perut, terutama malam hari.
• Tinggal di pesantren, keluhan serupa pada teman +
• PF: lesi serpiginosa berwarna putih keabuan,
menyerupai terowongan sepanjang 2 cm.
• Pengobatan yang dianjurkan oleh dokter adalah…
Skabies
• Gudik, budukan, gatal agogo
• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan à taruh di kaca objek
à lihat dengan mikroskop
• Menyikat kulit à tamping di kertas putih à lihat dengan kaca pembesar
• Biopsi irisan à lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional à periksa dengan pewarnaan HE
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin
FKUI
Tatalaksana Skabies
• Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam; tidak
efektif untuk stadium telur sehingga harus digunakan >3
hari
• Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua
stadium, diberikan malam hari selama 3 hari; sulit
ditemukan
• Gameksan 1%: efektif untuk semua stadium, dihindari
untuk anak <6 tahun dan wanita hamil, efek neurotoksik
dan teratogenik
• Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium
tungau), dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih. Bila belum sembuh, diulang 1
minggu kemudian. Kontraindikasi: anak kurang dr 2
bulan Sumber : Ilmu Penyakit Kulit danKelamin
FKUI
176. C. Adiposera
Keywords :
• Pada mayat ditemukan bahan yang berwarna putih-
kekuningan, lunak, berminyak dan berbau tengik.
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi berhenti,
kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi,
pembuluh darah retina tersegmentasi, pengeringan
kornea (xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor
mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis),
pembusukan (dekomposisi, putrefaksi), adiposera
(lilin mayat), mummifikasi
Keywords :
• tanda kutis anserina dan ujung jari kebiruan.
Tenggelam
• Air tawar
- Absorpsi cairan masif (elektrolit air tawar <
elektrolit darah à hemodilusi darah, hemolisis à
hiper K, hiper Ca à fibrilasi ventrikel
• Air asin
- air ditarik dari sirkulasi pulmonal à edema
pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemia, hiper
Mg
Keywords :
• Tidak ditemukan cairan yang masuk ke dalam
saluran pernapasan.
• Tidak ada alkohol dalam darah
• Kemungkinan kasus tersebut adalah kasus...
Keywords :
• tanda jeratan di leher dengan jejas jerat 4 cm, jejas
serong dari depan dan naik ke atas belakang,
edema, bengkak dan jejas warna kecoklatan, kulit
dan mukosa sianosis, sklera hiperemis, ditemukan
bendungan pada organ dalam à kemungkinan
kasus gantung
• Mekanisme ?
Asfiksia
• Keadaan yang ditandai terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan
oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai
peningkatan CO2 (hiperkapnia) sehingga tubuh
mengalami hipoksia hipoksik
• Bisa terjadi karena 3 hal : alamiah (penyakit :
difteri, fibrosis paru); trauma mekanik; keracunan
Keywords :
• berobat karena luka memar KDRT.
• Hal yang tepat dilakukan dokter?
UU No.23 tahun 2004
• Sumber : http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4c4ec5b9df888/parent/19748
UU No.23 tahun 2004
• Sumber : http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt4c4ec5b9df888/parent/19748
Jawaban lain
• A. Meminta untuk menghindari suami demi
keselamatannya à bukan anjuran yang baik
dilakukan oleh dokter
• B. Menganjurkannya bercerai dengan suami à
bukan hal yang tepat dilakukan dokter
• D. Memeriksa saja dan tidak ikut campur urusan
rumah tangga pasien
• E. Tidak melakukan pemeriksaan sebelum
mendapat surat dari kepolisian à boleh periksa
sebelum dapat surat kepolisian namun bukan
pembuatan VeR
181. B. Profil gigi
Keywords :
• Yang bukan termasuk data sekunder ?
• Data primer:
• sidik jari, profil gigi, DNA
• Data Sekunder:
• Visual
• Fotografi
• properti (pakaian, perhiasan, dokumen, dll)
• medik - antropologi (tinggi badan, bentuk badan, hingga ciri-ciri
yang ada pada tubuh misal tanda lahir atau tato.)
182. A. Mengumpulkan data
antemortem
Keywords :
• sudah tiba di tempat dan mengamankan lokasi
serta membuat dokumentasi tempat kejadian.
• sudah mengumpulkan data post mortem.
• Langkah selanjutnya ?
Disaster Victim Identification (DVI )
prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban
kematian akibat bencana massal
Tahapan
1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP). Dalam tahap ini, dilakukan pembatasan area
dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak rusak serta dapat dilakukan pengumpulan korban, labeling dan
dokumentasi untuk kepentingan identifikasi.
2. collecting post mortem data, terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi, pengambilan foto,
pengambilan sidik jari, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan DNA dan
mencegah perubahan post mortem
3. collecting ante mortem data, dilakukan dengan menanyakan pada keluarga. Kemudian dibuat analisis
dan dibuat resume
4. Comparing am-pm data (rekonsiliasi) dalam fase ini, data post mortem dan ante mortem yang telah
didapatkan dibandingkan dan dicocokkan. Jika kecocokan semakin banyak, maka identitas korban akan semakin mudah untuk
diketahui
5. returning to the family, jika korban telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan rekonstruksi hingga
didapatkan kondisi/kosmetik terbaik untuk kemudian dikembalikan pada keluarganya.
183. E. Sebab kematian
Keywords :
• Hal yang dilaporkan oleh dokter pada kesimpulan
visum?
Format VER
1. Kata ‘Pro Justitia’
2. Pendahuluan
tertulis nama dokter pembuat ver dan institusi kesehatan, instansi penyidik, nomor dan
tanggal surat permintaan, tempat dan waktu pemeriksaan serta identitas korban
3. Pemberitaan (diberi judul ‘hasil pemeriksaan’)
korban hidup : keadaan sakit/luka, tindakan medik yang dilakukan, keadaan stlh
pengobatan
korban meninggal : keadaan alat dalam
sifatnya objektif, pengganti barang bukti
4. Kesimpulan
Pendapat subjektif mengenai jenis luka/cedera, jenis kekerasan atau zat penyebab, derajat
perlukaan dan sebab kematian. Pada kejahatan susila juga dituliskan apakah terjadi
persetubuhan, perkiraan waktu kejadian dan usia atau kepantasan korban untuk dikawin
5. Penutup
tertulis kalimat baku : demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengah kitab undang-
undang hukum acara Pidana.
Keywords
• tanda tak pasti dari kematian ?
Tanda Kematian
• Tidak pasti : pernafasan berhenti, sirkulasi berhenti,
kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi,
pembuluh darah retina tersegmentasi, pengeringan
kornea (xerosis)
• Pasti : lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor
mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis),
pembusukan (dekomposisi, putrefaksi), adiposera
(lilin mayat), mummifikasi
Keywords
• Nn.Cinta, 23 tahun ditemukan meninggal di kamar
kos nya dalam kondisi terbaring.
• Jenis Visum et repertum?
• Jenis VeR:
• VeR hidup
• VeR definitif – Definitif: dibuat seketika, dimana
• VeR sementara korban tidak memerlukan perawatan
dan pemeriksaan lanjutan sehingga
• VeR lanjutan tidak menghalangi pekerjaan korban.
• VeR Jenazah Kualifikasi luka ditulis derajat I.
– Sementara: dibuat sementara waktu
karena korban memerlukan perawatan
dan pemeriksaan lanjutan sehingga
menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka tidak ditulis.
– Lanjutan: yaitu VeR yang dibuat saat
luka korban telah sembuh atau pindah
rumah sakit atau pindah dokter atau
pulang paksa. Kualifikasi luka ditulis.
• VeR jenazah
– Terhadap korban yang sudah
meninggal
186. B. Meminta izin pasien untuk memanggil
keluarga pasien untuk dijelaskan oleh dokter
Keywords :
• Tn. Rinto, 72 tahun, sudah dijelaskan 3 kali namun
belum mengerti juga.
• Sebagai dokter, langkah apa yang sebaiknya
dilakukan selanjutnya?
Langkah yang paling tepat dalam hal ini adalah?
• Prinsip pemberian informasi (dan informed
consent), harus menilai kompetensi pasien
• Permenkes 290/MENKES/PER/III/2008
Jawaban lain
• A. Langsung melakukan tindakan yang terbaik
karena sudah melakukan informed consent à
pasien tidak kompeten untuk informed consent
• C. Meminta pasien menandatangani informed
consent terlebih dahulu à pasien tidak kompeten
• D. Tidak melakukan tindakan apapun sebelum
pasien mengerti
• E. Membatalkan tindakan medis --> bukan sesuatu
yang bijak
187. B. Refleksi perasaan
Keywords :
• Dokter mengatakan “Saya melihat bapak suka
mengetuk-ngetukkan jari di meja, bisa bapak
ceritakan tentang kebiasaan bapak tersebut?”
• Sikap dokter tersebut menunjukkan?
Refleksi perasaan
Contoh
Mengemukakan pernyataan refleksi dengan awalan kata yang sesuai
dengan petunjuk dari klien, apakah disampaikan secara visual,
auditori atau kinestetik.
Contoh respon refleksi:
Berdasarkan penyampaian visual:
“Sepertinya Anda kecewa saat ini”
Contoh respon refleksi yang auditori:
“ kedengarannya Anda kecewa saat ini ’’
Contoh respon Refleksi Kinestik:
“ saya dapat memahami kekecewaan Anda saat ini ”
Refleksi perasaan
• upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman klien kemudian
merefleksikan kepada klien kembali (Willis, 2009:184).
• ketrampilan mikro yang paling bermanfaat ketika dipraktikan dengan benar dan pada
saat yang tepat selama proses konseling. Refleksi perasaan adalah merefleksikan
kepada klien ekspresi – ekspresi emosional yang terjadi dalam diri klien. (Geldard &
Geldard (2011: 81) )
188. D. Justice
Keywords
• Dokter mendirikan dan menjual obat yang tidak
dijual apotik lain di daerahnya.
• Apa kaidah bioetik yang dilanggar dokter
tersebut?
Kaidah yang dilanggar? Justice
à Kaidah justice berkaitan dengan:
• Distribusi sumber daya kesehatan secara adil
(distributive justice)
• Menghargai hak orang lain & masyarakat (rights-based
justice)
• Menghargai hukum yang dapat diterima secara moral
(legal justice)
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien
>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks membahas hak orang lain selain pasien, ada
unsur hak sosial (masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
189. A. Non maleficence
Keywords :
• Pasien dalam kondisi tidak sadar, namun harus
segera dioperasi, dan keluarga susah dihubungi.
Dokter tetap melakukan operasi.
• Apa kaidah yang diutamakan oleh dokter?
Kaidah Dasar Bioetik
KAIDAH DASAR BIOETIK DESKRIPSI
Beneficence • Setting: saat kondisi pasien wajar à dokter melakukan
pelayanan yang terbaik untuk pasien
• Dokter sudah menilai keuntungan/benefit untuk paien
>>>> risiko
Non-maleficence • Konteks gawat darurat à safe life!
• Tidak merugikan dari sudut pandang pasien
• Prinsip “Do no harm”
Autonomy • Konteks pasien berpendidikan , dewasa, pecari nafkah
• Mejaga rahasia pasien (privacy)
• Menghargai hak menetukan nasib sendiri
• Melaksanakan informed consent
Justice • Konteks mebahas hak orang lain selain pasien, ada
unsur hak sosial (masyarakat atu komunitas)
• Semua pasien memiliki hak yang sama tanpa
memperhatikan status sosial
190. A. Anak kandung
Keywords
• Beberapa orang yang mengantar pasien di RS,
antara lain: anak kandung (30 tahun), adik sepupu
(60 tahun), tetangga (35 tahun), kepala desa (45
tahun), adik suaminya (adik ipar).
• Dalam hal ini, siapa yang berhak untuk
menandatangani informed consent adalah?
Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008
• Semua tindakan harus dengan persetujuan pasien
yang kompeten
– Kompeten: usia cukup (18 tahun ke atas) atau telah/pernah
menikah, sadar, tidak cacat mental
– Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak
diberikan oleh keluarga terdekat (suami/istri, orang tua
kandung, anak kandung, saudara kandung) atau wali
Keywords :
• Pada tahun 2011, kasus flu burung banyak terjadi di
Tiongkok dan dalam jangka waktu singkat flu
burung menyebar dengan cepat ke seluruh bagian
di dunia.
• Keadaan ini disebut?
• Pandemi: epidemi yang terjadi pada wilayah yang
sangat luas, mencakup populasi yang banyak di
beberaa negara (global epidemi
Pandemi Vs Epidemi Vs Endemi Vs sporadik
Pilihan lainnya
• A. Endemià suatu keadaan dimana suatu penyakit
menetap pada masyarakat di wilayah tertentu
berada dalam jumlah
• C. Epidemi à mewabahnya penyakit dalam suatu
komunitas dan melebihi batas normal
• E. Sporadisà suatau keadaan dimana jumlah
penyakit berubah-ubah sesuai perubahan waktu
192. A. Planning
Keywords :
• dalam pelaksanaannya ada beberapa posyandu
yang tidak memenuhi target karena kekurangan
vaksin polio dibandingkan jumlah sasaran imunisasi
di daerah tersebut.
• Dari unsur pokok/fungsi manajemen, unsur
manakah yang kurang dilakukan oleh dokter
puskesmas sebagai koordinator?
Fungsi Manajemen
• Planning ( fungsi perencanaan )
• Organizing ( fungsi pengorganisasian)
• Directing ( pengarahan )
• Controlling ( pengendalian )
Keywords :
• Dokter telah menyiapkan tempat dan waktu serta
telah mengundang pasien ke ruang konsultasi.
• Langkah breaking bad news selanjutnya?
Breaking Bad News
Prinsip
• Jangan menunda menemui pasien atau membiarkan pasien cemas
menunggu info
• Privasi dan tanpa gangguan (no interuptions) à matikan hp kalo perlu
• Jika pasien terlihat tidak ‘sanggup’ à TUNDA, lanjutkan lain waktu
Langkah SPIKES
• Setting
• Perception
• Invitation
• Knowledge
• Empathy
• Summary
Step What to Do
Setting Menentukan lokasi penyampaian yang tepat : sepi , bangku cukup, terdapat
tisu, mengundang hanya orang yang penting, mematikan hp
Perception Menanyakan pasien tentang apa saja yang sudah pasien pahami tentang
kondisi dirinya sejauh ini untuk menyamakan persepsi
Mencari tahu pengetahuan pasien dan keadaan emosi pasien selama pasien
merespon pertanyaan
Invitation Memancing pasien untuk membagi informasi terbaru. Misal :
“Would it be okay for me to discuss the results of your tests with you now?”
“How do you prefer to discuss medical information in your family?” “Some
people prefer a global picture of what is happening and others like all the
details, what do you prefer?”
Knowledge Berikan informasinya. Hindari jargon medis.
Give a warning… “I have something serious we need to discuss”
Say it simply and stop. (e.g.“Your cancer has spread to your liver. It is getting
worse despite our treatments.”)
Empathy Menunggu respon pasien terutama respon emosi.
“I know this is not what you expected to hear today.”
Summary Mendiskusikan langkah/pertemuan selanjutnya.
“We’ve talked about a lot of things today, can you please tell me what you
understand.”
“Let’s set up a follow-up appointment.”
• A. Merencanakan jadwal follow up à langkah ke-6
• B. Menyampaikan hasil pemeriksaan à langkah ke-
4
• D. Menyiapkan tisu à masuk langkah pertama
• E. Menentukan tatalaksana untuk pasien à
langkah terakhir
194. B. Semantic barrier
Keywords :
• mengalami kesulitan berkomunikasi karena pasien
hanya mengerti bahasa Karo.
• Hal ini dikenal dengan?
BARRIER PADA KOMUNIKASI EFEKIF
• SEMANTIC BARRIER à KEGAGALAN MENGERTI ATAU
BAHKAN SALAH DALAM MENGARTIKAN PESAN DARI
SENDER (UNCLARIFIED ASSUMPTIONS, FAULTY
TRANSLATION)
• PSYCHOLOGICAL OR EMOTIONAL BARRIERS à
GANGGUAN KOMUNIKASI KARENA GANGGUAN MENTAL,
DISTRUST, GANGGUAN ATENSI
• ORGANISATIONAL BARRIERS à POSISI ORGANISASI,
ATURAN BISA MENUNDA/MENGHAMBAT KOMUNIKASI
• PERSONAL BARRIERS à BERHUBUNGAN LANGSUNG
DENGAN PERSONAL SENDER ATAUPUN PENERIMA
• CONTOH PERSONAL BARRIERS: LACK OF CONFIDENCE
IN SUBORDINATES, FEAR OF CHALLENGE OF
AUTHORITY
195. D. Tidak minum alkohol
Keywords :
• Ia ingin mencari hubungan antara kejadian malaria dengan
pemakaian kelambu.
• 80% yang tidak memakai kelambu terjangkit malaria
• 20% yang memakai kelambu yang tidak terjangkit malaria.
Lihat tabel di slide berikutnya
1 kali
Odds ratio = 80 x 20 : 80 x 20 =
198. A. 250/300
199. E. 250/260
Kanker Kolon Total
Positif Negatif
Screening Positif 250 50 300
Negatif 10 190 200
Total 260 240 500
Positif Negatif
Sensitivitas Spesifisitas
=250/260 =190/240
Uji Diagnostik
baku emas
+ -
+ a b
alat uji
- c d
Uji Diagnostik
Sensitivitas
a
Dari yang sakit, berapa
yang hasilnya positif? a + c
Spesifisitas
d
Dari yang tidak sakit,
berapa yang hasilnya b + d
negatif?
Uji Diagnostik
Keywords :
• tingkat keparahan hipermetropi ringan, sedang dan
berat.
• Skala yang digunakan pada ?
Jenis Variabel
Skala NU-RI (+) KA-NO
Pengukuran [NUmerik – Rasio Interval (+) KAtegorik – Nominal
Ordinal]
(Jenis Dibagi menjadi dua, yaitu:
Variabel) 1. Numerik à angka; dibagi lagi menjadi:
a. Rasio à tidak bisa nilai minus. Contoh: berat
badan, tinggi badan.
b. Interval à bisa nilai minus. Contoh: suhu
tubuh.
2. Kategorik à data; dibagi lagi menjadi:
a. Nominal à sederajat. Contoh: gender,
sembuh-tidak sembuh, hidup-mati, golongan
darah, status pernikahan.
b. Ordinal à bertingkat. Contoh: baik-
sedang-buruk, pendidikan, stadium
penyakit, kadar kolesterol (rendah-
normal-tinggi).
Jawaban lain
• A. Rasio à tidak bisa nilai minus, co : berat badan
• C. Interval à bisa nilai minus, co : suhu tubuh
• D. Nominal à sederajat, co : hidup-mati
• E. Rating