Anda di halaman 1dari 44

Tutor

Ketua

:
: M. Iqbal Hasrimy

Sekretaris

Anggota

: chairu ummatin R.

: Chandra Rama

Isdalia
Mega febriyanti Lbs
M.Mirsyad Mf Lbs
Nashrah Wardiyah
Nuning Sriwahyuni
Nurhamimah Hsb
Suhaiba
Seydina Widowati
Siti Rahmah

SKENARIO
Konvulsi
Bu Sri membawa anaknya berumur 2 tahun ke
UGD RSU Pringadi Medan, karena anaknya telah
demam 3 hari, batuk, dan pilek, kurang lebih 4 bulan
yang lalu anak pernah mengalami kejang umum
(tonik kLonik). Hasil pemeriksaan EEG dijumpai
kelainan iritatif difus.
Hasil pemeriksaan:
Temp : 39 o c.
nadi : 124 x /menit
RR : 24 x /menit
BB : 11 kg

ANALISA MASALAH
Anak berumur 2 tahun, mengalami kejang-kejang
(konvulsi), dan bibirnya sianosis
Anak telah mengalami demam selama 3 hari, batuk,
dan pilek
4 bulan yg lalu anak tersebut pernah mengalami
kejang umum (tonik klonik)
Hasil EEG: dijumpai kelainan iritatif difus

Hasil pemeriksaan : Temp : 39 o c.


nadi : 124 x /menit
RR : 24 x /menit
BB : 11 kg

HIPOTESA
Umur merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya kejang demam pada bayi dan anak
(6bln-6 thn lbh byk terjadi kejang)
Bibir mengalami sianosis karena terjadinya
proses hipoksia pada saat terjadinya kejang
dimana akibat saluran pernafasan yang dpt
terhenti sejenak ketika proses kejang terjadi
Demam merupakan faktor resiko terjadinya
kejang (suhu rektal 38oC)

KEJANG
Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron
yang berlebihan di dalam korteks serebral
Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi
tergantung dari daerah otak fungsional yang
terlibat

PATOGENESIS
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan
antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada
otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori

Contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau


selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol,
benzodiazepin)

Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya


aksi glutamat atau aspartat

KLASIFIKASI KEJANG
Berdasarkan

tanda klinik dan data EEG,


kejang dibagi menjadi :
kejang

umum (generalized seizure) jika


aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak
secara bersama-sama

kejang

parsial/focal jika dimulai dari


daerah tertentu dari otak

Kejang umum terbagi atas:

Tonic-clonic convulsion = grand mal


merupakan bentuk paling banyak terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah,
keluar air liur
bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur

Abscense attacks = petit mal


jenis yang jarang
umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau
awal remaja
penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedipkedip, dengan kepala terkulai
kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan
sering tidak disadari
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi
pada pasien normal
Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot jatuh, tapi bisa
Petit mal
segera recovered

Kejang parsial terbagi menjadi :

Simple partial seizures


pasien tidak kehilangan kesadaran
terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu
dari tubuh
Complex partial seizures
pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial

EPILEPSI

DEFINISI

Epilepsi adalah manifestasi klinis yang serupa dan


berulang serta paroksismal yang disebabkan oleh
hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf diotak
yang spontan,bukan disebabkan oleh suatu
penyakit otak akut.

13

ETIOLOGI
1. IDIOPATIK.
2. SIMTOMATIK :
a. KELAINAN INTRA KRANIAL :
- TUMOR.
- VASKULER.
- TRAUMA.
- INFEKSI.
- KONGENITAL DAN HEREDITER.

14

ETIOLOGI
b. EKSTRA KRANIAL :
- ANOXIA.
- HIPOGLIKEMIA.
- GGN ELEKTROLIT.
- GGN METABOLIK.
- DRUGS.
- UREMIA.

15

KLASIFIKASI
ILAE (1981) :
1. SERANGAN PARSIAL :
1.1 SERANGAN PARSIAL SEDERHANA (KESADARAN
BAIK) :
1.1.1 DENGAN GEJALA MOTORIK.
1.1.2 DENGAN GEJALA SENSORIK.
1.1.3 DENGAN GEJALA OTONOM.
1.1.4 DENGAN GEJALA PSIKIS.
1.2 SERANGAN PARSIAL KOMPLEKS (KESADARAN
TERGANGGU) :
1.2.1 SERANGAN PARSIAL SEDERHANA
DIIKUTI
DENGAN GANGGUAN KESADARAN.
1.2.2 GANGGUAN KESADARAN SAAT AWAL
16
SERANGAN.

KLASIFIKASI

1.3 SERANGAN UMUM SEKUNDER :

1.3.1 SERANGAN PARSIAL SEDERHANA


MENJADI TONIK KLONIK.

1.3.2 SERANGAN PARSIAL KOMPLEKS


MENJADI TONIK KLONIK.

1.3.3 SERANGAN PARSIAL SEDERHANA MENJADI


PARSIAL KOMPLEKS,
KEMUDIAN MENJADI
TONIK KLONIK.

17

EPILEPSI PETIT MAL


- BIASA DIJUMPAI PADA ANAK-ANAK.
- ADANYA ABSENCE (LENA) YANG BERLANGSUNG
BEBERAPA DETIK.
- PUCAT.
- MATA MEMANDANG KE SATU TEMPAT.
- PEMBICARAAN TERHENTI.
- GERAKAN TERHENTI.
- PENDERITA TIDAK JATUH.
18

DIAGNOSA

DIAGNOSA EPILEPSI DITEGAKKAN


BERDASARKAN KLINIS:
1. ANAMNESA :
- AUTO DAN ALLO ANAMNESA.
- POLA SERANGAN YANG TERJADI.
- USIA SAAT TERJADI SERANGAN
PERTAMA.
- RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU.
- RIWAYAT PENYAKIT EPILEPSI DALAM
KELUARGA.
- RIWAYAT PERSALINAN.

19

DIAGNOSA
2. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK :
ADA TIDAKNYA DEFISIT NEUROLOGIK,
ATAU KELAINAN NEUROPSIKOLOGIS.
3. PEMERIKSAAN EEG UNTUK KONFERMASI :
ADANYA AKTIFITAS EPILEPTIFORM.
4. PEMERIKSAAN NEURO IMAGING STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL.
20

DIAGNOSA
5. PEMERIKSAAN THD KROMOSOM DAN
MITOKONDRIA BILA DICURIGAI ADA
KELAINAN GENETIK.
6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
DARAH, URINE, CAIRAN SEREBROSPINALIS
(ATAS INDIKASI).

21

INDIKASI EEG PADA EPILEPSI

MEMBANTU

MENEGAKKAN DIAGNOSA.
MENENTUKAN JENIS SERANGAN DAN
LOKASI FOKUS.
MENENTUKAN PROGNOSIS PADA KASUS
-KASUS TERTENTU.
MELACAK FOKUS PADA KASUS - KASUS
YANG KLINIS DICURIGAI EPILEPSI (MIS :
EEG DENGAN TEKNIK KHUSUS ATAU
LONGTERM MONITORING).
MENENTUKAN FOKUS UNTUK
TINDAKAN OPERASI (LONGTERM
22
MONITORING).

INDIKASI PEMERIKSAAN
NEUROIMAJING PADA EPILEPSI
SEMUA

KASUS SERANGAN PERTAMA


YANG DIDUGA ADA KELAINAN
STRUKTURAL.
TERDAPAT DEFISIT NEUROLOGIS FOKAL.
SERANGAN PERTAMA DIATAS USIA 40
TAHUN.
INTRACTABLE EPILEPSY UNTUK
PERSIAPAN OPERASI.
EPILEPSI SERANGAN PARSIAL.
23

DIAGNOSA BANDING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

SYNCOPE.
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACKS.
TRANSIENT GLOBAL AMNESIA.
MIGRAINE.
CATAPLEXY.
PANIC ATTACKS.
CARDIAC DYSRHYTMIA.
HISTERIA, DLL.

24

TERAPI
DIBAGI 2 :
1. UNTUK EPILEPSI IDIOPATIK :
A. NASEHAT.
B. OBAT ANTI EPILEPSI.
2. UNTUK EPILEPSI SIMTOMATIK :
A. NASEHAT.
B. OBAT ANTI EPILEPSI.
C. TERAPI KAUSAL (PENYEBAB).

25

OBAT ANTI EPILEPSI


PRINSIP PENGOBATAN :
- MENGURANGI / MENGHILANGKAN SERANGAN.
- TERAPI SEAWAL MUNGKIN.
- OBAT SESUAI JENIS EPILEPSI.
- OBAT DIUPAYAKAN TUNGGAL.
- DOSIS MINIMAL YANG EFEKTIF.
- PEMAKAIAN OBAT TERATUR.

26

Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya


Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
parsial
Drug of
choice
Alternati
ves

Tonicclonic

Abscense

Myoclonic,
atonic

Karbamaze
Valproat Etosuksimi Valproat
pin
Karbamaze
d
Fenitoin
pin
Valproat
Valproat
Fenitoin
Lamotrigin Lamotrigin Clonazepa Klonazepa
Gabapentin Topiramat
m
m
Topiramat
Primidon Lamotrigin Lamotrigin
Tiagabin
Fenobarbit
Topiramat
Primidon
al
Felbamat
Fenobarbita
l

CARA PENGHENTIAN OBAT


1. BEBAS SERANGAN 2 TAHUN ATAU
LEBIH.
2. HENTIKAN OBAT SECARA BERTAHAP
(3-6 BULAN).
3. PERSETUJUAN PENDERITA /
KELUARGANYA.

28

HAL YANG MEMPERMUDAH


BANGKITAN EPILEPSI
- DEMAM.
- LAPAR (HIPOGLIKEMI).
- HIPOCALSEMIA.
- HAID.(CATAMENIAL EPILEPSY).
- HAMIL.
- KURANG TIDUR.
- TERLALU LELAH.
29

KEJANG DEMAM

DEFENISI
Kejang demam adalah
kejang yang disertai demam / terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 380C)
yang disebabkan suatu proses
ekstrakranium

PENYAKIT PENYERTA

Yg sering penyakit :
Sal

nafas bgn atas


Otitis media
Pharingitis,
Roseola
Shigellosis

FAKTOR PREDISPOSISI
Umur
Tingkat kenaikan suhu
Sifat panas yg terjadi
Cepatnya kenaikan suhu
Anak-anak yg seblumnya abnormal
pertumbuhan / perkembangan
Ambang kejang yg rendah

KLASIFIKASI KD

Kejang demam sederhana (96.9%)


Kejang demam kompleks (3.1%)

34

KEJANG DEMAM SEDERHANA


Lama kejang < 15 menit
Kejang umum/kedua belah tubuh
Serangan kejang sekali pada satu periode
demam

35

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


Lama kejang > 15 menit
Kejang fokal/sebelah tubuh
Serangan kejang lebih satu kali dalam 24 jam

Biasanya ada kelainan neurologi pasca kejang

36

PEMERIKSAAN EEG

Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau


memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada
pasien kejang demam
Abnormalitas EEG berhubungan dengan seringnya
serangan kejang
- 18% pada anak dengan sekali serangan kejang
- 63% pada anak dengan 4 x atau lebih serangan
kejang

37

PENCITRAAN

Computed Tomography Scan (CT-Scan) atau


Magnetic Resonance Imaging (MRI) jarang
sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas
indikasi seperti:

Kelainan neurologik fokal yang menetap


(hemiparesis)
Paresis nervus VI
Papiledema

38

DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Terpapar toksin
Emboli sepsis
Sindroma hemolitik-uremika
Ensefalopati akut
Malaria
Syncope
Menggigil waktu demam
Epilepsi mioklonik

39

PENATALAKSANAAN KD
Penatalaksanaan

saat kejang

Pemberian

obat pada saat demam

Pemberian

obat rumat

40

PENATALAKSANAAN SAAT KEJANG


(PENCEGAHAN KD LAMA/ PROLONG SEIZURE)

Diberikan segera pada saat kejang terjadi


Diberi larutan diazepam per rectal

Diazepam rektal sangat efektif, dan dapat diberikan di


rumah
Dosis 0,3-0,5mg/kg
Untuk memudahkan:

mg untuk BB < 10 kg
10 mg untuk BB > 10 kg

41

PEMBERIAN OBAT PADA SAAT DEMAM


(PENCEGAHAN KD INTERMITTEN)
Antipiretik

Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan


antipiretik mengurangi risiko terjadinya kejang
demam, namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan
Dosis Parasetamol yang digunakan adalah 10 15
mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari
5 kali.
Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari

42

Prognosis

Biasanya dapat sembuh dengan baik


KD berulang
Epilepsi

43

WASSALAM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai