- Gangguan
- Kejang demam metabolik
- Meningitis
Sederhana - Ganggaun elektrolit
- Encephalitis - Kejang demam - Keganasan
- Abses kompleks - Epilepsi
4
KEJANG DEMAM
Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 C ), yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial.
Klasifikasi :
1. Kejang demam sederhana
2. Kejang demam kompleks
KRITERIA YANG MASUK DALAM KEJANG
5
DEMAM
Pemeriksaan laboratorium :
dikerjakan atas indikasi, misalnya darah perifer , elektrolit, gula darah.
Lumbal Pungsi :
Indikasi : - Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
- Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP
- Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang
sebelumnya telah
mendapat antibiotik dan pemberian antibiotic tersebut dapat mengaburkan
gejala meningitis
13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroencephalogram (EEG) :
- Hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya
fokus kejang di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Obat yang praktis di bawa org tua/di rumah Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/
kg atau 5 mg BB < 12 kg / 10
mg BB > 12 kg
18
PEMBERIAN OBAT SAAT DEMAM
Antipiretik :
- Paracetamol dosis 10 -15 mg/kg/x
2. Prophylaxis rumatan
- Asam Valproat 15 – 40 mg/kg/hari, dibagi dalam 2 dosis.
- Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
- Diberikan selama 1 tahun.
21
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKERJAKAN BILA 22
SEORANG ANAK KEJANG
Massa Otot Tidak dijumpai atrofi Dijumpai atrofi (sulit ditemukan ada
bayi)
Ditemukan fasikulasi (sulit
ditemukan pada bayi, kecuali di
lidah)
Penilaian Kekuatan Otot 3
Nilai Keterangan
5/5 Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh,
mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan
penuh
4/5 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan sedang
3/5 Hanya mampu melawan gaya gravitasi
Saraf Tepi
Neuritis infeksi,
Kurang gizi
Trauma
Sambungan Saraf -
Otot
Miastenia Gravis
OTOT Otot
33
Miositis akut
virus
Distrofi dll.
KELUMPUHAN SUSUNAN SARAF TEPI 5
LUMPUH LAYUH
- Delay Development
- Waddling Gait
- Nyeri dan Kaku pada Otot
- Kesulitan Berlari dan
Lompat
- Berjalan dengan Jari
- Kesulitan berdiri
- Sering terjatuh
- Gangguan Belajar dan
Keterlambatan Bicara
7
Duschene Muschular Athropy
8
Gower’s Sign
9
Duschene Muschular Athropy
• Pemeriksaan Penunjang:
• Creatinine Phosphokinase (CPK)
• Peningkatan CPK menunjukan
kerusakan dari enzim otot
• Peningkatan CPK per bulan selama 3
bulan Diagnosis DMD
• EMG
• Biopsi Otot
• Degenerasi dari Otot
• Atrofi dari fiber-fiber otot
10
TERAPI
● Penyakit Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) tidak dapat
disembuhkan.
● Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah semakin
memburuknya kondisi penderita, dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
● Penderita DMD akan kehilangan kemampuan untuk berjalan sekitar
usia 12 tahun. Alat bantu yang dapat diberikan pada mereka adalah
penyangga kaki atau kursi roda.
● Terapi fisik juga bisa dilakukan untuk menjaga otot pada kondisi
terbaiknya.
● Obat-obatan steroid atau anti radang bisa diberikan untuk
memperpanjang fungsi otot.
● Pada tahap akhir, kemampuan otot paru-paru pasien juga akan
berkurang sehingga penderita membutuhkan alat ventilator untuk
membantunya bernapas.
CEREBRAL PALSY
51
DIAGNOSIS C
KRITERIA levine POSTER :
P: Posturing/abnormal movement
S: Strabismus
1. Pranatal
– Infeksi intrauterine : Torch, sifilis
– Radiasi
– Asfiksia intrauterine
– Toksemia gravidarum
– DIC kematian pranatal
salah satu bayi kembar
53
2. Perinatal 5
– Anoksia / hipoksia
– Perdarahan otak
– Prematuritas
– Postmaturitas
– Hiperbilirubinemia
– Bayi kembar
3. Post natal
– Trauma kepala
– Meningitis / ensefalitis 6 bulan
pertama kehidupan
– Racun : logam berat, CO
54
6
Klasifikasi
A. Berdasarkan tubuh yang terkena :
1. Hemiparesis / Hemiplegia
2. Diplegia
3. Quadriplegia / Tetraplegia
4. Triplegia
55
7
56
8
9
58
B. Berdasarkan Gangguan Motorik yang Dominan
10
59
11
60
12
61
C. Berdasarkan Derajat Kemampuan Fungsional 13
1.Ringan
- dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
sedikit membutuhkan bantuan
2. Sedang
- aktivitas sangat terbatas
- butuh bantuan /pendidikan khusus
3. Berat
- tidak dapat melakukan aktifitas fisik
- tidak mungkin hidup tanpa pertolongan orang lain
- pendidikan latihan khusussedikit hasilnya
62
Derajat Keparahan 14
( Gross Motor Function Classification System/ GMFCS )
63
15
16
17
GAMBARAN KLINIS
• Gangguan motor : kelainan fungsi & lokalisasi
• Kelainan fungsi motor :
1. Spastisitas
- peningkatan tonus otot & refleks,
(menetap, tidak hilang walau tidur)
- klonus & refleks babinski (+)
- bentuk kelumpuhan spastistik tergantung
letak & luas kerusakan
66
- peningkatan tonus otot tidak sama
18
derajatnya pada 1 gabungan
otot (khas)
- cenderung terjadi kontraktur
3. Koreo-atetosis
- khas : pergerakan terjadi sendirinya
(involuntary movement)
- kerusakan di ganglia basal o/k
asfiksia berat & kern-ikterus
68
4. Ataksia : gangguan koordinasi 20
- Bayi flaksid, perkembangan motor terlambat
5. Gangguan pendengaran
- kelainan neurogen, terutama nada tinggi
- sulit menangkap kata-kata
6. Gangguan bicara
- o/k gangguan pendengaran atau retardasi
mental
7. Gangguan mata
- strabismus konvergen & kelainan refleks
69
21
DIAGNOSA BANDING
1. Proses degeneratif
2. Higroma subdural
3. Arterio-vena yang pecah
4. Kerusakan medula spinalis
5. Tumor intrakranial
70
Pemeriksaan penunjang 22
71
Langkah-Langkah Menegakkan Diagnosis 1
23
73
25
Penilaian
74
26
Penatalaksanaan
Tujuan
• mengembangkan sisa kemampuan
yang ada pada anak seoptimal mungkin
Meningitis Tuberkulosa :
- Isoniazid 10 – 20 mg/kgBB/hari
- Rifampisin 10 – 20 mg/kgBB/hari
- Pirazinamide 30 - 40 mg/kgBB/hari
- Ethambutol 15 – 25 mg/kgBB/hari
- Kortikosteroid: prednison 1-4mg/KgBB/hari, atau
dexamethasone 0,3 mg- 0,6 mg/kgBB/hari
Lama terapi 9-12 bulan.
7
ENCEPHALITIS
Infeksi pada jaringan otak oleh karena berbagai organisme, pada umumnya
karena virus.
Gejala klinis :
- Suhu mendadak tinggi
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Kesadaran cepat menurun hingga kejang
- Bisa didapatkan hemiparesis, disfasia, paresis nerves cranialis
DIAGNOSIS 8
Elektroencephalografi (EEG)
- Dapat ditemukan gambaran periodic lateralizing epileptiform
discharge atau perlambatan fokal di daerah temporal atau
frontotemporal
CT scan kepala / MRI
- Bisa didapatkan gambaran daerah hipodens di lobus temporal atau
frontal , kadang meluas hingga lobus oksipitalis
10
TATALAKSANA
2.Operasi pembedahan
- Needle aspiration
- Eksisi
ALGORITMA PENANGANAN ABSES OTAK PADA ANAK 16
ALGORITMA PENANGANAN ABSES OTAK PADA ANAK 17
18
EPILEPSI
-Bangkitan kejang tanpa provokasi atau dua bangkitan kejang dengan jarak
waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.