Anda di halaman 1dari 47

Konsep dan Askep Lengkap Kejang Demam

Oleh Kelompok 2
Profesi Ners Stase Kep. Anak

Arif Maulana Ibrahim 201FK04077


Rizki Fadillah 201FK04025
Rulla Luqiana 201FK04055
Siti Rohaniah 201FK04067
Winny Astriyanti 201FK04065
Yuni Saputri 201FK04040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG 2020

1
Konsep
Kejang Demam
DEFINISI

kejang yang terjadi pada anak usia 6 bulan


sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu
tubuh dari 38°C sampai 40°C tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit akut (Niswah, 2016).

3
KLASIFIKASI KEJANG

Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks


(simple febrile seizure) (complex febrile seizure)

4
KEJANG DEMAM SEMENTARA KEJANG DEMAM KOMPLEKS

• Kejang demam yang berlangsung • Kejang demam berlangsung lama,


singkat, umumnya berlangsung <15 lebih dari 15 menit.
menit. • Kejang fokal atau parsial satu sisi,
• Tidak berulang dalam waktu 24 jam, atau kejang umum didahului kejang
atau hanya terjadi sekali dalam 24 jam. parsial
• Kejang bersifat umum dan tonik-klonik, • Kejang berulang 2 kali atau lebih
tanpa gerakan fokal. dalam 24 jam.
• Kejang ini tidak meningkatkan resiko
kematian, kelumpuhan atau retardasi
mental. Pada akhir kejang diakhiri
dengan suatu keadaan singkat seperti
mengantuk (drowsiness).

5
ANATOMI FISIOLOGI

1. Otak Besar
2. Otak Kecil
3. Batang Otak
4. Medulla
Oblongata
5. Pons

6
ETIOLOGI

1. Faktor-faktor 6. Gangguan
prenatal metabolisme
2. Malformasi otak 7. Neoplasma, toksin
congenital 8. Gangguan sirkulasi
3. Faktor genetika 9. Penyakit degeneratif
4. Penyakit infeksi susunan saraf.
(ensefalitis, 10. Respon alergi atau
meningitis) keadaan imun yang
5. Demam > 38oC abnormal.
6. Trauma
7
PATHWAY

Infeksi bakteri virus dan


parasit

Rangsangan mekanik
dan biokimia. Gangguan
Reaksi inflamasi
keseimbangan cairan
dan elektrolit

Proses demam

Perubahan konsentrasi Kelainan neurologis


Hipertermi ion diruang ekstraseluler perinatal/prenatal

Resiko kejang berulang Ketidakseimbangan Perubahan difusi Na+


potensial membran ATP dan Ka+
ASE
8
LANJ. PATHWAY

Resiko kejang berulang Ketidakseimbangan Perubahan difusi Na+ dan


potensial membran ATP Ka+
ASE

Resiko keterlambatan
Perubahan beda potensial
perkembangan
membran sel neuron

Pelepasan muatan listrik


semakin meluas keseluruh
sel maupun membran sel Resiko cedera
sekitarnya dengan bantuan
neurotransmiter

Kejang

9
LANJ. PATHWAY

Resiko cidera Kejang

Kesadaran menurun Kurang dari 15 menit lebih dari 15 menit

Reflek menelan menurun Kontraksi otot meningkat Perubahan suplay darah


keotak

Resiko Aspirasi Metabolisme meningkat Resiko kerusakan sel


neuron otak

Suhu tubuh makin Resiko ketidaefektifan


Kebutuhan O2 meningkat meningkat perfusi jaringan otak

Ketidakefektifan
Resiko Aspiksia
termoregulasi 10
MANIFESTASI KLINIK

1. Kenaikan suhu tubuh > 38oC


2. Kehilangan kesadaran atau pingsan
3. Tubuh, Kaki, dan tangan menjadi kaku
4. Biasanya kepala anak terkulai kebelakang
5. Disusul dengan gerakan kejut / kejang
6. Gigi terkatup
7. Kadang disertai muntah
8. Nafas tak terkontrol atau berhenti beberapa saat

11
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

tidak rutin tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan atas indikasi misalnya
darah perifer, elektrolit, dan gula darah

2. PEMERIKSAAN CAIRAN SEREBROSPHINAL

dilakukan untuk menegakan atau kemungkinan terjadinya meningitis.

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. PEMERIKSAAN ELEKTROENSELOGRAFI (EEG)

EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya fokus kejang
di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

4. PEMERIKSAAN CT SCAN

Jika ada kelainan neurologis fokal yang menetap, misalnya hemiparesis atau
paresis nervus kranialis

13
KOMPLIKASI

1.
Pneumonia

2. Asfiksia

3. Retardasi Mental

4. Cedera Fisik khususnya laterasi


dagu dan dahi

14
PENATALAKSANAAN
1. Tetap tenang dan tidak panik. DI RUMAH
2. Segera pindahkan anak ke tempat yang aman
3. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar
leher.
4. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila
terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung.
5. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya
sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukkan
sesuatu kedalam mulut.
6. Ventilasi ruangan cukup
7. Berikan diazepam (sebaiknya orang tua atau
pengasuh dirumah menyediakan diazepam)
8. Kalau beberapa kemudian tidak membaik atau tidak
tersedianya diazepam maka segera bawa anak
kerumah sakit

15
PENATALAKSANAAN
DI RUMAH SAKIT

Saat terjadi kejang


1. Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangat efektif dalam menghentikan
kejang.
2. Bila tetap masih kejang, berikan fenitoin per IV sebanyak 15 mg/kgBB perlahan-lahan.
3. Kejang yang berlanjut dapat diberikan pentobarbital 50 mg IM dan pasang ventilator
bila perlu.

Setelah kejang berhenti


1. Antipiretik
2. Antikonvulsan

Bila kejang berulang


Berikan pengobatan rumatan dengan fenobarbital atau asam valproat

16
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
KEJANG DEMAM
PENGKAJIAN

IDENTITAS

Identifikasi pasien dan keluarga


Pasien : nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, diagnosa keperawatan.
Orang tua : nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat,
pekerjaan
Sibling Rivallry : Urutan anak dalam keluarga, umur, adanya
penyakit yang sama sebelumnya.

18
RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama, biasanya anak mengalami peningkatan suhu


tubuh >38 °c, pasien mengalami kejang dan bahkan pada pasien
kejang demam sederhana biasanya mengelami kejang 1 kali dengan
durasi 15 detik dan mengalami penurunan kesadaran.

2. Riwayat kesehatan sekarang, biasanya orang tua klien


mengatakan badan anaknya terasa panas, anaknya sudah
mengalami kejang 1 kali atau berulang dan durasi kejangnya berapa
lama, tegantung jenis kejang demam yang dialami anak

19
RIWAYAT KESEHATAN

3. Riwayat kesehatan lalu, khusus anak usia 0-5 tahun dilakukan


pengkajian prenatalcare, natal dan postnatal. Untuk semua usia
biasanya pada anak kejang demam sederhana, anak pernah
mengalami jatuh atau kecelakaan, sering mengkonsumsi obat
bebas dan biasanya perkermbangannya lebih lambat.
4. Riwayat kesehatan keluarga, biasanya orang tua anak atau
salah satu dari orang tuanya ada yang memiliki riwayat kejang
demam sejak kecil.
5. Riwayat imunisasi, anak yang tidak lengkap melakukan
imunisasi biasanya lebih rentan terkena infeksi atau virus seperti
virus influenza.

20
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum biasanya anak rewel dan menangis,


kesadaran compos mentis.
2. TTV suhu tubuh biasanya >38 °c, respirasi untuk anak 20-30
kali / menit, nadi pada anak usia 2 - 4 tahun 100 - 110 kali
/menit.
3. BB (berat badan), biasanya pada anak kejang demam
sederhana tidak mengalami penurunan berat badan yang
berarti.
4. Kepala, tampak simetris dan tidak ada kelainan yang
tampak
5. Mata, kedua mata simetris antara kiri dan kanan, sklera
anemis dan konjungtiva pucat.

21
PEMERIKSAAN FISIK

6. Hidung, penciuman baik dan tidak ada pernapasan cuping


hidung, bentuk hidung simetris, mukosa hidung berwarna
merah muda.
7. Mulut, gigi lengkap dan tidak ada caries, mukosa bibir pucat
dan pecah pecah, tongsil tidak hiperemis.
8. Leher, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
9. Thoraks (dada), inspeksi biasanya gerakan dada simetris,
tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Palpasi,
biasanya vremitus kiri kanan sama. Auskultasi, biasanya
ditemukan suara nafas tambahan.

22
PEMERIKSAAN FISIK

10. Jantung, biasanya mengalami penurunan dan peningkatan


denyut jantung. Inspeksi, cordis tidak terlihat. Abdomen,
lemas dan datar, tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan.
11. Anus, biasanya tidak terjadi kelainan pada genitalia dan
tidak ada lecet pada anus.
12. Ekstermitas atas dan bawah tonus otot mengalami
kelemahan dan CRT >2 detik, akral teraba dingin. Penilaian
tingkat kesadaran Compos mentis (consclus), yaitu
kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, nilai
GCS: 15-14.

23
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi obstruksi jalan nafas berhubungan dengan


penutupan faring oleh lidah, spasme otot bronkus
2. Resiko cedera berhubungan dengan ketidakefektifan
orientasi (kesadaran umum), kejang.
3. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat
kesadaran, penurunan reflek menelan.
4. Resiko kejang berulang berhubungan dengan hipertermi.
5. Cemas pada orang tua berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit.
6. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

24
ASUHAN KEPERAWATAN AN.A USIA 4
TAHUN 8 BULAN DENGAN GANGGUAN
SISTEM NEUROLOGIS: KEJANG DEMAM
DI RUMAH SAKIT BHAKTI KENCANA
PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA (PENANGGUNG JAWAB)


IDENTITAS KLIEN
Nama : An.A
Umur : 4 Tahun 8 Bulan
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku Bangsa :-
Alamat : Jln.Tri Swadaya Pakjo
No.Medrec : 220128
Dx.Medis : Kejang Demam Sederhana ( KSD )
Tgl.Masuk : 16 Mei 2016
Tgl.Pengkajian : 19 Mei 2016
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.R
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan: Wirasuasta
Hub.Dengan Klien : Ayah Kandung
2. Alasan datang ke Rumah Sakit
Ibu klien mengatakan anaknya kejang lamanya kuang lebih 10 menit,
badan panas ( temperature 39,3ºC ), anak gelisah dan napsu makan
berkurang disertai diare dimana An. A bab 3 kali sehari dengan konsistensi
cair berampas.

3. Keluhan Utama
Kejang demam

4. Riwayat Penyakit Sekarang PQRST


An. A mengalami kejang dengan suhu 39,3 derajat celcius, panas seluruh
tubuh, lamanya kejang kurang lebih 10 menit.

5. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Riwayat Reproduksi (Kehamilan dan Kelahiran)
1)Pre Natal
2)Natal
3)Post Natal (24 jam pertama – 28 hari)
1) Pre Natal

• Kehamilan yang ke berapa saat mengandung klien : Kehamilan pertama


• Kehamilan tersebut direncanakan / tidak (uraikan sikap / emosional ibu selama
mengandung klien) : Direncanakan dan ibu merasa senang ketika mengandung klien
• Jarak Kehamilan Berapa Tahun/bulan : Tidak berjaraka karena inimerupakan anak
pertamanya
• Perawatan Antenatal care rutin / tidak ( kunjungan ibu saat mengandung klien meliputi
trimester I, II dan III, ke dokter praktek / bidan / Rumah sakit / paraji : Perawatan
antenatal rutin dilakakuan oleh ibu klien. Selama kehamilan klien melakukan
pemeriksaan sebanyak 8 kali oleh bidan di Klinik Mitra Ananda
• BB saat hamil dan penambahan BB pada trimester I, II dan III
BB pada saat hamil 65 kilo. Penambahan BB pada trimester I : 2 kg, pada trimester II :
0,4 Kg, pada trimester III : 4,5 kg
• Adakah penyakit / penyulit yang dialami ibu selama mengandung klien: Ibu Kkien tidak
mempunyai penyakit pada saat hamil
• Apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-obatan / rokok/ minuman keras : Tidak
• Adakah Makanan Pantangan Selama Mengandung klien : Tidak ada
• Imunisasi apa saja yang pernah di dapat ibu selama mengandung klien : Tidak ada
2) Natal
• Usia kandungan ketika melahirkan klien :
Ibu mengatakan usia kandungan pada saat melahirkan klien
usia 37 minggu
• Penolong persalinan :
Ibu mengatakan pertolongan persalinan oleh bidan
• Jenis persalinan :
Ibu mengatakan jenis persalinannya normal/spontan
• Lamanya persalinan : 8 jam
• Komplikasi / penyulit persalinan : tidak ada penyulit saat
persalinan An. A
• Keadaan / kondisi bayi saat lahir : APGAR score normal,
dimana An.A menagis, warna kulit merah muda, denyut nadi
lebih dari 100x/menit, eksremitas bergerak aktive
• BB dan PB klien saat lahir :
Ibu mengatakan BBL klien 3300gr ,PB 47cm
3) Post Natal (24 jam pertama – 28 hari)
a) Kesehatan ibu yang buruk selama masa nifas (mis : pendarahan, komplikasi dan
lain – lain), bayi dilakukan rawat gabung atau tidak? Pada masa nifas ibu sehat dan
tidak mengalami perdarahan

b) Kesehatan bayi post natal : Neonatal (24 jam pertama - 28 hari):


Distres pernafasan : tidak ada
Infeksi : tidak ada
Kelainan congenital : tidak ada
Hipothermi / Hiiperthermi : tidak ada
Sianosis : tidak sianosis
Ikterus : tidak ada icterus
Kejang : tidak ada kejang
Kemampuan makan buruk (riwayat menghisap / sucking malas) : An.A mampu
menghisap dengan baik

c) Nutrisi (colostrum/ ASI)


Cara pemberian : langsung di susui
Waktu pemberian : ASI langsung diberikan
Diganti PASI (susu formula dalam dot / sendok, Sonde) : dicampur dengan susu
formula saat usia 5 bulan karena ASI ibu semakin sedikit
b. Riwayat Pemberian Makan
Lama menyusui : 4 bulan
Pemberian makanan tambahan : tidak ada
Jenis : bubur sun
Umur pemberian makanan tambahan : 6 bulan
c. Penyakit , operasi , pemeriksaan / tindakan medis atau cedera
sebelumnya
Ibu An.A mengatakan bahwa An. A pernah mengalami kejang demam juga
saat usia 1 tahun dan diberi obat paracetamol
d. Penyakit pada masa kanak – kanak
An. A pernah demam kejang saat usia 1 tahun
e. Riwayat Alergi
Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat alergi obat ataupun makanan
f. Imunisasi
No Jenis imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi Frekuensi
pemberian pemberian
1 BCG Umur 2 bln 1 kali Nangis, rewel 3 menit
2 DPT ( I ,II ,III ) Umur 2,3,4 bln 3 kali Nangis 2 menit
3 POLIO ( I, II, III. IV) Umur 1,2,3,4 bln 4 kali Nangis Padasaat
penyuntikan saja

4 CAMPAK Umur 9 bln 1 kali Nangis Padasaat


penyuntikan saja

5 HEPATITIS Umur 6 dan 12 2 kali Nagis 3 menit


bln
6 DPT-HB-HIB-lanjutan Umur 15 bln 1 kali Nangis Padasaat
penyuntikan saja

7 CAMPAK lanjutan Umur 2 thn 1 kali Nangis Padasaat


penyuntikan saja

g. Pengobatan
Ibu klien mengatakan bahwa An. A pernah kejang dan hanya diberi
obat paracetamol
6. Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat tumbuh
BB saat lahir : 3,2 kg
Panjang badan saat ini : 100 cm
BB sebelum sakit : 16 kg
Bb saat ini : 15 kg
Riwayat kembang
Membalikan badan : 3 bulan
Merangkak : 6 bulan
Mengoceh : 1 tahun
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 18 bulan
Gigi geligi (Usia pertumbuhan / tanggalnya gigi, jumlah, masalah dengan gigi) :
Gigi seri : tumbuh pada usia 7 bulan
Gigi taring tumbuh saat usia 8 bulan
Gigi geraham tumbuh saat 14 bulan
Gigi geraham kedua tumbuh saat usia 20 bulan
An. A mengalami karies gigi saat ini
Lingkar lengan atas : 12 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Usia toilet training : 1 tahun 8 bulan
7. Riwayat Psikososial Anak
ibu klien mengatakan bahwa An. A merupakan anak yang ceria, tapi pada
saat sakit An. A suka diam saja dan enggan berbicara. jika anaknya
membutuhkan sesuatu maka akan berbicara dengan menyebutkan ejaan
terakhir dari sebuah kata dan juga mengunakan bahasa tubuh
8.Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu dari An.A mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang pernah
mengalami kejang demam
9. Spiritual Anak dan Keluarga
Agama yang dianut oleh An.A adalah agama islam
10. Pola Pengetahuan Keluarga
Ibu An.A mengatakan bahwa Ibu An.A tidak terlalu tahu mengenai kejang
demam, Ibu An.A tampak binung saat ditanya tentang kejang demam dan
Ibu An.A selalu bertanya-tanya mengenai Kejang Demam.
11. Pola Aktivitas Sehari-hari
Di Rumah
Sebelum Di RS
NO Pola Aktivitas
Masuk RS
1 Nutrisi:
a. Makan
 Jenis, jumlah porsi dan frekuensi Makan nasi dan Bubur biasa
(berapa kali sehari) makanan yang lauk pauk 3 3x/hari hanya
apa saja yang dimakan (termasuk x/sehari habis 1 menghabiskan
makan pokok, dan cemilannya) porsi ½ porsi

 Nafsu makan Baik Nafsu makan


menurun
 Makanan disukai dan tidak disukai anak suka ayam anak suka
tapi kurang ayam tapi
suka dengan kurang suka
sayur dengan sayur

 Pantangan / alergi makanan tidak ada alergi tidak ada alergi


makanan makanan
Nafsu makan
 Perubahan BB selama sakit baik Tidak ada
Tidak ada perubahan
 Makan sendiri / dibantu perubahan Dibantu
Dibantu
Tidak
 Terpasang NGT / tidak
Tidak terpasang terpasang NGT
NGT
b. Minum / Cairan
 Jenis, jumlah porsi dan frekuensi Air susu dan air Air putih,
minuman / cairan yang dikonsumsi putih, 700 600cc/hari
(termasuk air putih, dan minuman cc/hari
yag lainnya) Tidak ada
 Minuman yang disukai dan tidak Tidak ada
disuk
2 Eliminasi
` a. BAK
 Berapa kali sehari, jumlah yang Normal Normal
keluar (cc/ liter) per berapa jam atau
hari, warna, bau
Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan dalam BAK kesulitan kesulitan

Tidak terpasang Tidak


 Terpasang kateter / tidak kateter terpasang
kateter
b. BAB
 Berapa kali sehari, jenis BAB (cair, Normal Normal
lembek, padat, ) per berapa jam atau
hari, warna, bau
Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan dalam BAB (konstipasi) Tidak ada Tidak ada
 Memakai pencahar / tidak Tidak ada Tidak ada
 Wash out
3 Istirahat dan Tidur
a. Siang
 Berapa jam (dari jam berapa sampai
jam berapa) 2 jam/hari 30 menit/hari
 Kualitas tidur (nyenyak / tidak) Nyenyak Nyenyak
 Rutin / tidak dilakukan Rutin Rutin
 Tidur sendiri / ditemani Sendiri Ditemani
 Pengantar tidur ada / tidak (cerita Tidak ada Tidak ada
dongeng, ruangan yang terang / agak
gelap, dll)
b. Malam
 Berapa jam (dari jam berapa sampai
jam berapa) 8 jam/hari 7 jam/hari
 Kualitas tidur (nyenyak / tidak Nyenyak Nyenyak
 Tidur sendiri / ditemani Diteman Ditemani
 Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
 Pengantar tidur (cerita dongeng, Tidak ada Tidak ada
ruangan
4 Aktivitas berteman / bermain dan
Rekreasi Mobil-mobilan Robot-robotan
 Jenis permainan yang dilakukan dan dan robot-
disukai robotan Ibunya
Tetangga teman
 Teman bermain yang disukai sebayanya Siang
Pukul 10-12
 Waktu - waktu yang digunakan siang
ketika bermain
5 Kebersihan Diri (personal Hygiene)
 Mandi 2x sehari/di 2x sehari/di lap
Berapa kali sehari, memakai bantu
sabun/tidak,mandi sendir/dibantu,
memakai air dingin/hangat.
 Sikat Gigi 2x sehari
Berapa kali sehari, memakai 2x sehari memakai sikat
odol/tidak,sikat gigi sendiri/dibantu memakai sikat ggi dan pasta
ggi dan pasta gigi /di bantu
 Cuci Rambut gigi /di bantu
Berapa kali sehari/minggu, 3kali dalam
memakai shampoo/tidak, 4 kali dalam seminggu
dibantu/sendiri seminggu menggunakan
menggunakan shampo dan
shampo dan dibantu oleh
dibantu oleh ibu ibu
12. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
Penampilan umum An.A tampak sedikit lemas, tidak bersemangat dan
enggan bercerita, postur tubuh An.A bagus, kebersihan bagus.
b. Ukuran pertumbuhan(saat pengkajian dan cantumkan nilai normalnya)
Tinggi Badan (TB) : 100Cm
Berat Badan (BB) : 16 kg Saat sakit 15 kg
Lingkar Kepala (LK) : 47-53,8 cm (normal)
Lingkar Lengan Atas (LLA) : 16,75 cm (normal)

c. Tanda – tanda Vital (Saat pengkajian dan cantumkan nilai normalnya)


Suhu (S) = 39,3°C
Denyut Nadi (N) = 89x/menit (normal)
Pernafasan = 20 (normal)
Tekanan Darah = 80/100 mmHg (normal)
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Rambut
Rambut bersih, agak berkeringat sedikit, tidak ada parasite
2) Kepala
Tidak ada hidrosepalus maupun mikrosepalus, bentuk kepala simetris
3) Kulit Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada luka/lesi, tidak ada benjolan
4) Muka
Ekspresi wajah An.A datar, wajah simetris
5) Mata
Pengkajian mata eksternal
Posisi mata kanan dan kiri sama, tidak ada lesi, tidak ada bengkak, alis mata
merata, bulu mata merata melengkung ke atas
Konjungtiva
Konjungtiva anemis
Pupil
Respon pupil isokor
Pengkajian penglihatan warna
An. A tidak kooperatif saat disuruh menyebutkan warna
Hidung
Tidak terdapat secret, tidak ada polip, lubah hidung sama antara kanan dan kiri, saat
ditekan anak tidak meringis kesakitan.
Mulut
Mulut simetris tidak ada sumbing atau luka, namun ibu klien mengatakan jika
anaknya membutuhkan sesuatu maka akan berbicara dengan menyebutkan ejaan
terakhir dari sebuah kata dan juga mengunakan bahasa tubuh
Telinga
Posisi tinga kanan dan kiri sama, ketajaman pendengaran An.A bagus, dimana saat
perawatmemanggil namanya dari arah yang berbeda, An. A menoleh.
5) Leher
Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
6) Thorax/Dada
Paru-paru : pada saat diauskultasi paru-paru vesikuler
Jantung : tidak ada murmur
7) Abdomen
Pada abdomen tidak ada kembung dan luka
8) Genitalia
Genitalia normal
9) Ekstremitas
An. A dapat berjalan dengan normal, mobilitas sendi bebas, dimana An.A dapat
menggerakan sendinya sesuai perintah, kekuatan otot agak lemas sedikit. Kuku
klien bersih tidak ada kotoran berwarna putih ke merah-merahan.
13. Data Penunjang
1) Therapi Medis
Pengobatan

Cara
No Nama Obat Dosis Waktu
Pemberian
1. IVFD RL IV
2. Cefotaksim IV 2 kali sehari
3. Paracetamol IV 4 kali sehari
2) Hasil Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode

HEMATOLOGI
Darah rutin
Hemoglobin g/dl 12,0-16,0 Free cyanide
11,7
Leukosit 103/ul 5,0-13,0 Impedance
8,9
Hitung jenis
Basofil
0,0
Eosinofil 0,0-2,5 Flow cytometry
1,0
Neotrofil batang % 0,0-7,0 Flow cytometry
1,0
Neotrofil segmen % Flow cytometry
53,0˄
Limfosit % 32,0-52,0 Flow cytometry
35,0
Monosit % 30,0-60,0 Flow cytometry
10,0
LED 1 jam % 2,0-15,0 Flow cytometry
27,0
% 3-10 Flow cytometry
Hematokrit
34
Jumlah
421
Trombosit Mm
RBC pulse
Serologi Height
WIDAL % 32-46 Impedance
Negatif
S.Tyhi OS.Paratyphi AO k/ul 150-450
Negatif
Typhi H
Negatif
Paratyphi AH
Negatif
Preparat malaria

Negatif
3) Radiologi, dan lain-lain.
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan Metode
pemeriksaan

Hematologic
Preparat Negative
malaria
14. ANALISA DATA
1 DS : ibu klien mengatakan Kuman penyakit Hipertermis
anaknya demam
DO :
- KU lemah Infeksi bakteri virus
- Suhu badan 39,3°C dan parasit
- Pernafasan
26x/menit
- Denyut nadi Peredaran
86x/menit
- Anak gelisah
- Pemeriksaan Hipotalamus
penunjang jumlah
leukosit 8,9, netrofil
segmen 53,0 ,LED Hipertermi
1jam: H27

2 DS : ibu klien mengatakan Kurang informasi Resiko nutrisi


anaknya tidak mau makan terhadap makanan kurang dari
DO : kebutuhan
- KU lemah
- Makanan yang Intake asupan
dihabiskan hanya 2/4 makanan
porsi atau 3-4 sendok
makan
- Suhu badan : 39,3 Nutrisi kurang dari
- Pernafasan : 26x/menit kebutuhan
- Denyut nadi : 86x/menit
- Klien tampak tidak
nafsu makan
- Mukosa bibir kering
3 DS: ibu klien Rangsang mekanik dan Komunikasi Non Verbal
mengatakan jika biokimia
anaknya
membutuhkan
sesuatu maka akan Perubahan konsentrasi
berbicara dengan ion diruang ekstraseluler
menyebutkan ejaan
terakhir dari sebuah
kata dan juga Ketidakseimbangan
mengunakan bahasa potensi membran
tubuh
DO:
- Klien Kelainan neurologis
berbicara perinatal/prenatal
dengan
mengucapka
n ejaan Resiko komunikasi non
terakhir dari verbal
kata dan juga
menggunaka
n bahasa
tubuh
- Klien pernah
mengalami
kejang pada
umur 1 tahun
dan pada
saat ini
kejang
tersebut
berulang
4 DS: ibu klien Resiko kejang berulang Kurang pengetahuan
mengatakan tidak
terlalu tahu tentang
kejang demam Pengobatan perawatan
DO: kondisi, pronosis, lanjut
- Ibu klien dan diit
tampak
bingung
tentang Kurang informasi
demam perawatan
Ibu klien tampak ,kondisi,prognosis/
bertanya-tanya pengobatan dan
tentang kejang perawatan
demam
15. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1) Hipertermi berhubungan dengan adanya proses infeksi


2) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
asupan makanan kurang
3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
4) Komunikasi non verbal berhubungan dengan kelainan neurologi
perinatal/prenatal

16. NURSING CARE PLANNING


17. FORMAT CATATAN KEPERAWATAN : IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai