Anda di halaman 1dari 36

1

Pendekatan Kejang
pada Anak

NEUROPEDIATRI FEBRUARI 2021


2
Pendahuluan
Kejang  gejala klinis dari berbagai penyakit
 disebabkan oleh lepasnya muatan listrik di otak secara
berlebihan akibat kelainan anatomi, fisiologi, biokimia, atau
gabungannya.

Sekitar 10% anak menderita paling tidak 1x kejadian kejang dalam 5


tahun pertama hidupnya
Klasifikasi 3
Kejang

Disertai demam Tanpa disertai


demam

Intracranial Ekstracranial

- Kejang demam - Gangguan metabolik


- Meningitis Sederhana - Ganggaun elektrolit
- Encephalitis - Kejang demam - Keganasan
- Abses kompleks - Epilepsi
4
Kejang demam
Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan
sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di
atas 38 C ), yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.

Klasifikasi :
1. Kejang demam sederhana
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam Kejang demam 5
sederhana kompleks

Durasi < 15 menit >15 menit

Tipe kejang Kejang umum (tonik Kejang fokal / kejang


dan atau klonik) umum didahului kejang
fokal

Berulang Tidak berulang dalam Berulang / > 1 x dalam


waktu 24 jam 24 jam
6
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
dikerjakan atas indikasi, misalnya darah perifer , elektrolit, gula darah.

Lumbal Pungsi :
Indikasi : - Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
- Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP
- Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah
mendapat antibiotik dan pemberian antibiotic tersebut dapat mengaburkan gejala
meningitis
7
Pemeriksaan penunjang
Elektroencephalogram (EEG) :
- Hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya
fokus kejang di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

CT scan / MRI kepala :


- Dilakukan jika didapatkan indikasi seperti kelainan neurologis
fokal yang menetap, misalnya hemiparesis / paresis nervus
cranialis
9
Pemberian obat saat demam
Antipiretik :
- Paracetamol dosis 10 -15 mg/kg/x

Antikonvulsan :
1. Prophylaxis intermiten
2. Prophylaxis rumatan
1. Prophylaxis intermiten 10
- diazepam oral 0,3 mg/kg/x sebanyak 3x sehari. (dosis max
7,5mg/kg/x)
- diazepam rektal 0,5 mg/kg/x
- Diberikan hanya pada saat demam, selama 48 jam pertama
demam

2. Prophylaxis rumatan
- Asam Valproat 15 – 40 mg/kg/hari, dibagi dalam 2 dosis.
- Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
- Diberikan selama 1 tahun.
11
Meningitis
Peradangan pada selaput pembungkus jaringan otak
(meningen)
Disebabkan oleh : bakteri , virus, TB, jamur
12
Etiologi
Bakteri  Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis,
Haemophlius influenzae type B.

Virus  enterovirus, coxsackievirus, echovirus, herpesvirus

Jamur  cryptococcus neoformans, Candida, H. capsulatum


13
Gejala klinis
-Demam
-Kejang
-Nyeri kepala
-Tanda rangsang meningeal (+)
-UUB membonjol (+) pada anak kecil.
-Peningkatan TIK
-Kelainan neurologis fokal, parese nerves cranialis
-Neurologic sequalae : gangguan pendengaran, gangguan penglihatan
14
15
16
Penanganan
Terapi empiris cephalosporin generasi III
- Cefotaxime 200mg/kgBB/hari, diberikan setiap 6 jam
- Ceftriaxone 100mg/kgBB/hari, diberikan setiap 12 jam
Lama terapi 14-21 hari.
Neonatus ditambahkan ampicillin 50mg/kgBB/x, setiap 6 jam
Pasien yang alergi terhadap B-lactam antibiotik  Chloramfenikol dosis
100mg/kgBB/hari, diberikan setiap 6 jam
- Kortikosteroid  dexamethasone dosis 0,15mg/kgBB/x, setiap 6 jam
17
Penanganan
Meningitis Tuberkulosa :
- Isoniazid 10 – 20 mg/kgBB/hari
- Rifampisin 10 – 20 mg/kgBB/hari
- Pirazinamide 30 - 40 mg/kgBB/hari
- Ethambutol 15 – 25 mg/kgBB/hari
- Kortikosteroid: prednison 1-4mg/KgBB/hari, atau
dexamethasone 0,3 mg- 0,6 mg/kgBB/hari
Lama terapi 9-12 bulan.
18
Encephalitis
Infeksi pada jaringan otak oleh karena berbagai organisme, pada
umumnya karena virus.
Gejala klinis :
- Suhu mendadak tinggi
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Kesadaran cepat menurun hingga kejang
- Bisa didapatkan hemiparesis, disfasia, paresis nerves cranialis
19
Diagnosis
Biakan darah  sukar  viremia berlangsung sebentar.
Pemeriksaan Serologik :
- Complement fixation test
- Hemaglutination inhibition test
- Neutralitation test
Pemeriksaan cairan serebrospinal
- normal pada seperempat jumlah pasien, bisa didapatkan
peninggian tekanan, pleositosis, kadar protein meningkat,
20
Diagnosis
Elektroencephalografi (EEG)
- Dapat ditemukan gambaran periodic lateralizing epileptiform
discharge atau perlambatan fokal di daerah temporal atau
frontotemporal
CT scan kepala / MRI
- Bisa didapatkan gambaran daerah hipodens di lobus temporal
atau frontal , kadang meluas hingga lobus oksipitalis
21
Tatalaksana
Aciklovir dengan dosis 30mg/kgBB/hari ,
dibagi dalam 3 dosis.
Diberikan selama 10 hari
22
23
Abses otak
- Infeksi lokal intracranial yang dimulai dengan area cerebritis
dan berkembang menjadi kumpulan nanah yang dikelilingi oleh
kapsul
- Disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan
parasit yang menyebar secara perkontinuitatum (otitis media,
sinusitis) atau hematogen (PJB sianotik, infeksi paru)
24
Gejala Klinis
Tergantung pada lokasi , ukuran, luasnya edama sekeliling serta virulensi dari
mikroorganisme penyebab.
Trias klasik :
- Demam
- Nyeri kepala
- Defisit neurologis fokal
Kejang dijumpai pada 30 – 50% kasus
Tanda – tanda peningkatan TIK , UUB menonjol pada neonates, papil edema
25
Pemeriksaan penunjang
CT scan kepala + kontras / MRI kepala
- Dapat menunjukan lokasi, ukuran, dan jumlah abses.
- Tampak lesi ring – enhancement.
26
Penanganan
1. Medikamentosa :
- Cefalosporin generasi III
Cefotaxime 50mg/kg/x tiap 6 jam
Ceftriaxone 75-100mg/kg/hari tiap 12 jam
- Metronidazole, 10 mg/kg/x tiap 8 jam
- Diberikan selama 6-8 minggu

2. Operasi pembedahan
- Needle aspiration
- Eksisi
Algoritma penanganan 27
abses otak pada anak
Algoritma penanganan
28
abses otak pada anak
29
Epilepsi
-Bangkitan kejang tanpa provokasi atau dua
bangkitan kejang dengan jarak waktu antar bangkitan
pertama dan kedua lebih dari 24 jam.

-Insidensi sekitar 0,3 – 0,4 % pada populasi anak


30
31
32
33
Pemeriksaan penunjang
EEG (elektroensefalografi)
- Bagian dari evaluasi awal pada semua anak dengan suatu
kejadian episodik.
- Membantu dalam diagnosis sindrom spesifik.
- EEG normal tidak menyingkirkan suatu epilepsi

CT scan / MRI kepala


- Mencari lesi structural sesuai indikasi
34
Pengobatan
Obat lini pertama :
- Asam Valproat : 10-40 mg/kgBB/hari, 2-3 dosis
- Phenobarbital : 4-5 mg/kgBB/hari, 2 dosis
- Phenytoin : 5-7mg/kgBB/hari, 3 dosis
- Carbamazepine : 10-30mg/kgBB/hari, 2-3 dosis
35
Pengobatan
Obat lini kedua :
- Topiramate : 5 - 10 mg/kgBB/hari
- Lamotrigine : 5 - 10 mg/kgBB/hari
- Levetiracetam : 30 - 60 mg/kgBB/hari
- Clobazam : 0,5 - 2 mg/kgBB/hari
- Clonazepam : 0,1 – 0,3 mg/kgBB/hari
36

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai