Anda di halaman 1dari 57

Case

Febris + Anemia
JUNIAWATI
0915088

Pembimbing
dr. Frecillia Regina, Sp. A, IBCLC

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
MARET 2015
1. Identitas

• Nama penderita : M.D.A


• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 7 tahun .
• Diagnosis masuk : Observasi Febris + suspek
anemia
• Tanggal dirawat : 9 Februari 2015
• Tanggal diperiksa : 9 Februari 2015
2. Anamnesis

Heteroanamnesis, diberikan oleh : ibu


penderita
Tanggal : 9 Febuari 2015

• Seorang anak ♂, 7 tahun, 20 kg, 116 cm, status


gizi kurang, datang dengan keluhan utama
febris.

Keluhan utama : demam


• Pasien demam 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit
Immanuel, demam dirasakan terus menerus disertai
dengan menggigil terutama pada malam hari. Demam
di sertai lemas badan pada pasien. Nafsu makan turun
disertai dengan penurunan berat badan sebanyak 2
kilogram (2 minggu).

• Ketika demam ibu pasien menyangkal adanya sakit


kepala, mimisan, gusi berdarah, mual maupun
muntah.
• Karena keluhan demamnya penderita dibawa ke
IGD RSI dan dirawat inap.

• BAK : berwarna merah segar 1 hari setelah


masuk rumah sakit Immanuel 3x sehari ± 200cc
setelah hari kedua keluhan menghilang.
• BAB : satu kali sehari mencret, bewarna coklat
muda, lendir (-) dan tidak berbau.
RPD :
• 1 minggu yang lalu dirawat karena anemia defisensi Fe
dan telah di lakukan transufsi darah sebanyak 2 labu.
▫ KU: lemas badan.
▫ Lemas badan 2 minggu, nafsu makan ↓. Mual dan muntah
(-). BAB dan BAK dbn.
▫ Hb = 6,7 ↓
▫ Fe serum = 19 ↓; TIBC = 234 ↓; Ferritin = 43,95 ↓
▫ SADT :
 E: normokrom anisositosis, normoblast(-), retikulosit (+).
 L: jumlah cukup, limfositosis relatif
 Tc: jumlah cukup, morfologi dbn
 # anemia normokrom disertai limfositosis relatif.
• 2 minggu sebelumnya dirawat karena terkena disentri.
• RPK : tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
• UB : sudah diberi obat penurun panas paracetamol,
demam tidak turun.
• KELUHAN KEADAAN UMUM : lemas,
demam
• KELUHAN ORGAN KEPALA : tidak ada
• KELUHAN ORGAN DI LEHER : Tidak ada
• KELUHAN ORGAN DI DADA : Tidak ada
• KELUHAN ORGAN DI PERUT : Tidak ada
• KELUHAN ANGGOTA BADAN : tidak ada
RIWAYAT KEHAMILAN &
PERSALINAN
• Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara.
▫ Lahir hidup 2, lahir mati (-), abortus (-).
• Riwayat obstetri :
▫ Trimester I : rutin 1 bulan sekali ke bidan
▫ Trimester II : rutin 1 bulan sekali ke bidan
▫ Trimester III : rutin 2 minggu sekali ke bidan
• Riwayat persalinan :
 Lahir preterm (36 minggu), oleh pertolongan bidan secara
spontan, langsung menangis.
 Berat badan lahir 2800 gram.
 Panjang badan saat lahir 51 cm.
 APGAR : ( ibu pasien tidak tahu); langsung menangis.
 Komplikasi persalinan : (-)
TUMBUH KEMBANG ANAK
• Berbalik : 7 bulan
• Duduk tanpa bantuan : 9 bulan
• Duduk tanpa pegangan : 9 bulan
• Berjalan 1 tangan dipegang : 11 bulan
• Berjalan tanpa dipegang : 12 bulan
• Bicara 1 kata : 12 bulan
• Bicara 1 kalimat : 18 bulan
• Membaca : 3 tahun
• Menulis : 4 tahun
• Sekolah : 5 tahun
SUSUNAN KELUARGA
Imunisasi
JENIS DASAR ULANGAN ANJURAN
1. BCG 2 bln scar(+) (-) 6. Hib (-)
2. DPT 2 bln 4 bln 6 bln (-) 7. MMR (-)
3. Polio 2 bln 4 bln 6 bln (-) 8. Hep. A (-)
4. Hep. B 0 1 bln 6 bln (-) 9. Cacar air (-)
5. Campak 9 bln (-) 10.
MAKANAN
• 0 - 6 bulan : ASI sesuka bayi
• 4 bulan - 6 bulan : PASI + bubur susu + bubur
saring
• 6 bulan - 12 bulan : PASI sesuka bayi + bubur nasi
+ biskuit + buah-buahan
• 12 bln - 24 bulan : Nasi tim 3x/hari + buah-
buahan 3x/hari + PASI
• 24 bulan – sekarang : Makanan sesuai pola
makanan keluarga (nasi+lauk+sayur+buah 3x
sehari)
PENYAKIT DAHULU
• Diare :+ TBC :-
• Batuk Pilek :+ Cacar air : -
• Tifus perut :- Campak :-
• Pneumonia :- Ginjal :-
• Batuk rejan :- Asma/ alergi :-
• Difteri :- Kejang :-
• Tetanus : - Lainnya : disentri (2015)
• Hepatitis: -
ANAMNESA SOSIAL
• Pasien tinggal di perkampungan dengan lingkungan
yang bersih, sedikit padat, sumber air didapatkan dari
sumur pompa. Sanitasi dalam rumah cukup baik.
Pengangkutan sampah 2 hari sekali.
• Dalam rumah, ventilasi baik, cahaya cukup.
3.Pemeriksaan fisik
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
• Kesadaran : Apatis
• Kesan sakit : sedang
• Nadi : 120 x/menit, regular, equal, isi kurang kurang
• Respirasi : 32 x / menit, thoracoabdominal
• Suhu : 38.4C (aksiler)
• Tekanan darah : 100/80 mmHg
• Kepala : dalam batas normal
• Kulit : Pucat (+), sianosis (-), ikterik
(-)
• KGB : Tidak teraba membesar
• Mata : Konjungtiva anemis +/+,S
sklera ikterik -/-, pupil bulat,
diameter pupil 3 mm=3 mm,
reflek cahaya +/+
• THT : PCH -/-, sekret -/-
• Mulut : Mukosa basah dan bibir lembab,
Leher : dalam batas normal
• Thorax : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)
• Pulmo : VBS +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
• Cor : bunyi jantung murni, reguler,
murmur (-)
• Abdomen : datar, bising usus (+) normal, soepel,
nyeri tekan -, Hepar dan Lien tidak teraba membesar,
nyeri tekan epigastrum (+).
• Ekstremitas : oedem -/-, tonus otot baik,akral
hangat, CRT < 2 detik
4.Pemeriksaan Penunjang

SADT : tanggal 10 Februari 2015


Gambaran darah tepi :
• Eritrosit : normokrom anisositosis, ringan,
Mikrosit (+) retikulosit (+), normoblast (-)
• Leukosit : jumah cukup, morfologi dalam batas
normal.
• Trombosit : jumlah cukup, morfologi dalam
normal
Kesan : Anemia ec ??
Hematologi Rutin 11 -2 – 2015:
• Hb : 10.5 g/dL
• Ht : 30.3 %
• Leukosit : 4.8 10^3/mm3
• Trombosit : 171 10^3/mm3
• Eritrosit : 4.1 juta /mm3
• MCV : 74 fL
• MCH : 26 pq/ml
• MCHC : 35 g/dL
5. Resume
• Pasien datang dengan febris 4 hari, terus
menerus disertai dengan menggigil terutama
pada malam hari. Demam di sertai lemas badan
pada pasien. Nafsu makan turun disertai dengan
penurunan berat badan sebanyak 2 kilogram.

• Cepalgia (-), epitaksis (-), gusi berdarah (-),


nausea (-), vomitus (-).

• RPD : 1 minggu yang lalu dirawat karena


anemia defisensi Fe dan telah di lakukan
transufsi darah sebanyak 2 labu. 2 minggu
sebelumnya dirawat karena terkena disentri.
• BAK : berwarna merah segar 1 hari setelah
masuk rumah sakit Immanuel tiga kali sehari ±
200cc setelah hari kedua keluhan menghilang.

• BAB : satu kali sehari mencret, bewarna coklat


muda, tidak berlendir dan tidak berbau.

• UB : sudah diberi obat penurun panas


paracetamol, demam tidak turun.
Pemeriksaan Fisik tanggal 9 Februari 2015
Keadaan Umum
Kesadaran : Apatis
Keadaan sakit : Sakit sedang
Penampilan umum : Mental : Apatis
Fisik : normal, kurus
Tanda-tanda Vital
• Tekanan darah: -
• Nadi : 120 x / menit, regular, equal, isi
kurang
• Respirasi: 32 x / menit
• Suhu : 38,4 ºC (aksiler)
• Kepala : dalam batas normal
• Kulit : Pucat (+), sianosis (-), ikterik (-)
• KGB : Tidak teraba membesar
• Mata : Konjungtiva anemis +/+,S
sklera ikterik -/-, pupil bulat,
diameter pupil 3 mm=3 mm,
reflek cahaya +/+
• THT : PCH -/-, sekret -/-
• Mulut : Mukosa basah dan bibir lembab
• Leher : dalam batas normal
• Thorax : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)
• Pulmo : VBS +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
• Cor : bunyi jantung murni, reguler,
murmur (-)
• Abdomen : datar, bising usus (+) normal, soepel,
nyeri tekan -, Hepar dan Lien tidak teraba membesar,
nyeri tekan epigastrum (+).
• Ekstremitas : oedem -/-, tonus otot baik,akral
hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan penunjang
SADT :
Eritrosit : normokrom anisositosis, ringan,
Mikrosit (+) retiskulosit (+), normoblast (-)
Kesan : anemia ec ??

Hematologi rutin 11 -2-2015


• Hb : 10.5 g/dL
• Ht : 30.3 %
• MCV : 74 fL
6. Diagnosis
Differential Diagnosis :
•Demam Tifoid
•Dengue Fever
•ISK
• Diagnosis tambahan : Anemia ec suspek
defisiensi Fe

• Status gizi : kurang

• Diagnosis kerja : Demam Tifoid + anemia


ec suspek defisiensi Fe
7. Usulan Pemeriksaan
• Tubex TF
• IgM dan IgG anti-dengue
• Elektrolit, urinalisis dan feses rutin
• Serum besi, TIBC, Ferritin, cek kromosom
Patofisiologi
Etiologi

Cad. Besi «
(Iron Depleted State)

- Turun Feritin Serum


- Absorbsi besi naik
- Pengecatan Besi (-)
Anemia Hipokrom
Mikrositer
(Iron Deficiensy
Cad. Besi kosong Anemia)

Gangguan Eritropoesis - Saturasi Transferin


(Iron Deficient turun Kadar Hb Turun
Erthropesis) - TIBC naik

Buku Ajar IPD, 2009


Strategi diagnosis
8. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
•Tirah baring sampai 3 hari bebas demam,
selama 7 hari kemudian boleh mobilisasi
( duduk ), dan selanjutnya boleh mencoba
berjalan.
•Diet rendah serat.
•Monitoring keadaan umum
Medikamentosa

• Kloramfenikol 4x250mg selama 10-14 hari.


• Paracetamol 120 mg/kali jika demam
• Fero-sulfat 120mg/hari dibagi 3 dosis >> 20
mg/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut2 setiap
tahunnya.
• Asam askorbat 100mg per 15 mg Fe elemental.
Follow up
9. Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Anemia
• Anemia adalah istilah yang menunjukkan
rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. 
• merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. 
Definisi:
• Anemia defisiensi Fe: anemia yang timbul
karena kurangnya cadangan besi (depletion iron
store) untuk eritropoiesis sehingga
pembentukan Hb berkurang yang ditandai
dengan hipokrom mikrositer (gangguan primer
bukan pada eritropoiesis tapi pada
hemoglobinisasi saat proses pematangan)
39

ANEMIA
ANEMIA DEFISIENSI
DEFISIENSI BESI
BESI
KEGUNAAN ZAT BESI DALAM TUBUH
Pembentukan hemoglobin
Pertumbuhan
Bekerjanya bbrp macam enzim
Meningkatkan :
ketahanan terhadap infeksi
kemampuan usus menetralisir zat toksik
kemampuan belajar ( konsentrasi )
40

METABOLISME BESI
Zat besi
Fe+++
Dalam makanan

HCL
Fe+++
lambung
Ferritin
Vit C
usus Fe++ Hemosiderin
Myoglobin
Transferin enzim
Sintesa Hb
( sumsum tulang )
41

KEBUTUHAN TERHADAP BESI


• 5 – 10 mgr / hari
• Meningkat pada :
▫ Bayi
▫ Prasekolah Pertumbuhan
▫ Remaja / pubertas meningkat
▫ Penyakit infeksi

Sangat sedikit
Pengeluaran besi Deskuamasi: sel-sel kulit, sal cerna
Keringat, urine & empedu
42

FAKTOR PENYEBAB

INTAKE
INTAKEKURANG
KURANG
Gizi
Giziburuk
buruk
Makanan
Makanantambahan
tambahan

ABSORBSI
ABSORBSIKURANG
KURANG
Diare KEBUTUHAN
KEBUTUHANMENINGKAT
MENINGKAT
Diare
Sindr Pertumbuhan
Sindrmalabsorbsi
malabsorbsi Pertumbuhan
Gizi Infeksi
Infeksikronis
kronis/ /berulang
Giziburuk
buruk berulang

SINTESA PENGELUARAN
PENGELUARANMENINGKAT
MENINGKAT
SINTESABERKURANG
BERKURANG Infeksi
Kongenital Infeksicacing
cacing
Kongenitalhipo-
hipo- amubiasis
transferinemia amubiasis
transferinemia
43

Derajat
Derajat Defisiensi
Defisiensi Besi
Besi

PRELATEN LATEN LANJUT


Cadangan tak ada ( ANEMIA)
Cadangan besi kurang
Besi serum kurang
Besi serum masih normal
Feritin kurang Cadangan tak ada
Feritin kurang
Belum anemia Besi serum rendah
Belum anemia
Feritin sangat kurang
Timbul gejala
FAKTOR RESIKO  Menderita penyakit maag,
Colon cancer
 Wanita menstruasi
 Penggunaan aspirin jangka
 Wanita menyusui/hamil
panjang
 Bayi, anak-anak dan remaja
 Vegetarian : tidak makan
 Orang dgn konsumsi Fe rendah,. daging, akan tetapi dapat
jarang makan daging dan telur digantikan dengan brokoli dan
selama bertahun-tahun. bayam
ETILOGI
• karena rendahnya masukan besi • kehilangan besi akibat pendarahan
• gangguan absorbsi: gastrektomi, menahun
kolitis kronik • Saluran cerna : tukak peptik,
• Faktor nutrisi : akibat kurangnya besi pemakaian salisilat atau NSAID,
total dalam makanan kanker lambung, kanker kolon,
• Kebutuhan besi meningkat: divertikulosis, hemoroid, dan infeksi
prematuritas, masa pertumbuhan, dan cacing tambang
kehamilan • Saluran genitalia perempuan :
monorrhagia atau metrorhagia
• Saluran kemih : hematuria
• Saluran napas : hemoptoe
GEJALA KLINIS
Umum Khas

- Hb: turun 7-8 g/dl • Koilonychias

- Lemah,lesu, cepat lelah • Atrofi papil lidah

- mata berkunang-kunang • Stomatitis angularis

- telinga mendenging • Disfagia

• Atrofi mukosa gaster  akhloridia

(asam lambung tidak terbentuk)


PATOGENESIS
ALGORITME PENDEKATAN DIAGNOSIS PASIEN DENGAN ANEMIA HIPOKROM
MIKROSITER
Diferensial Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
  Anemia Defisiensi besi Anemia akibat Trait Thalassemia Anemia sideroblastik
penyakit kronik

Derajat anemia Ringan sampai berat Ringan Ringan Ringan sampai berat

MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N


MCH Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
Besi serum Menurun < 30 Menurun <50 Normal/ Normal/

TIBC Meningkat >360 Menurun < 300 Normal/↓ Normal/↓

Saturasi Menurun <15% Menurun/N 10-20% Meningkat >20% Meningkat >20%


transferin
Besi sumsum Negative Positif Positif kuat Positif dgn ring sideroblast
tulang

Protoporfirin Meningkat Meningkat Normal Normal


eritrosit
Ferritin serum Menurun <20µg/l Normal 20-200 µg/l / Meningkat >50 µg/l Meningkat >50 µg/l

Elektroforesis N N Hb A2 meningkat N
Hb
TATALAKSANA
Terapi Besi Oral:
• ferrous sulphat: DOC karena efektif, murah, dan aman. Dosis : 3x200 mg

• Manfaat: ↑ proses eritropoiesis.

• Cara pemberian: sebaiknya saat lambung kosong,

• Efek samping: gangguan GIT (mual, muntah, dan konstipasi)

u/ mencegah dikaukan dgn menurunkan dosisnya.

• Pengobatan dilakukan selama 6-12 bulan sampai kadar Hb normal.

• Pencegahan: pemberian dosis pemeliharaan sebesar 100-200 mg.


Preparat besi dgn injeksi Pengobatan lain
• Bila terjadi intoleransi dengan • Diet (Makanan ↑ protein yang
pemberian oral, gangguan berasal dari hewan.
pencernaan, atau kepatuhan • Konsumsi vitamin C ↑ absorpsi
pasien untuk minum obat yang besi. dosis : 3x100 mg
rendah. Transfusi darah
• Preparat : iron dextran kompleks
• penyakit jantung anemik dengan
50 mg besi/ml,
ancaman payah jantung.
• efek samping : reaksi anafilaktik,
• gejala simptomatik pusing yang
mual, muntah, dan nyeri perut.
mencolok
• Wanita hamil trimester akhir atau
preoperasi
PROGNOSIS
• Prognosis baik apabila penyebab anemianya hanya karena
kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya
• Terapi adekuat. Gejala anemia dan menifestasi klinis lannya
akan membaik
KOMPLIKASI
• Overdosis besi oral atau IM : Gangguan GIT
• Anemia berat: hipoksemia dan ↑ insufisiensi koroner dan iskemia
miokard. Memperburuk status pasien penyakit paru kronis.
• Kardiomegali -gagal jantung
• Kerusakan struktur dan fungsi jaringan epitel: koilonychia , atrofi
papila lindah, Angular stomatitis
• kehilangan progresif sekresi asam, pepsin, dan faktor intrinsik
dan pembentukan antibodi terhadap sel parietal lambungVili
usus kecil menjadi tumpul.
PENCEGAHAN

• pendidikan kesehatan pemberantasan infeksi cacing


tambang
• pemberian supplement besi untuk profilaksis pada yang
rentan mengalami ADB
• fortifikasi bahan makanan agar dapat memenuhi kebutuhan
tubuh akan besi.
Daftar Pustaka
Kliegman, Stanton, Schor. 2010. Nelson
Textbook of Pediatrics. Elsevier.

Bag. Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. 2014.


Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Bandung : UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai