Anda di halaman 1dari 25

CASE

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI


RINGAN-SEDANG

Disusun oleh :
Hans Natanael
1015129

PEMBIMBING :
dr. Franky Saputra, Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UKM
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2015
IDENTITAS PENDERITA

Nama penderita : An. MAN


No. RM : 01.184.599
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 0 tahun 4 bulan
Datang melalui : IGD RS. Immanuel

Tanggal dirawat : 13 Januari 2015


Tanggal diperiksa : 13 Januari 2015

Ayah : Nama : Tn. KP


Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Terusan Pasir Koja no. 13 RT/RW 5/3

Ibu : Nama : Ny. AS


Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Terusan Pasir Koja no. 13 RT/RW 5/3

1
I. ANAMNESIS

2. 1. Heteroanamnesis diberikan oleh Ibu penderita tanggal 13 Januari 2015

2. 2. Keluhan Utama : Mencret dan muntah

2. 3. Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien anak laki-laki berusia 0 tahun 4 bulan masuk ke IGD RS

Immanuel dengan keluhan utama mencret sejak 1 hari yang lalu, mencret

kurang lebih sepuluh kali per hari (kemarin satu kali), konsistensi cair,

berwarna kuning, bau feses asam, terakhir mencret tidak berbau, feses

berlendir, tidak berdarah, dan agak menyemprot.

Keluhan diawali dengan muntah sejak 1 hari yang lalu (sebelum

keluhan mencret muncul), muntah kurang lebih lima kali per hari (kemarin

tujuh kali, hari ini kurang dari tiga kali), isi sisa makanan dan cairan, tidak

ada darah, dan tidak menyembur.

Keluhan mencret dan muntah juga disertai panas badan 1 hari

yang lalu, timbul mendadak dan dirasakan terus-menerus. Tidak ada

keluhan menggigil, berkeringat, batuk, maupun pilek pada pasien.

BAK jarang dan warna lebih pekat, pasien minum lebih banyak,

dan saat menangis hanya mengeluarkan sedikit air mata.

• Usaha berobat : Pasien belum pernah berobat sebelumnya


• Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi pada anak maupun keluarga

2. 4. Riwayat kehamilan dan persalinan :


Anak ke-1 dari 1 anak. Lahir hidup : 3 Lahir mati : - Abortus : -
Lahir aterm, lahir spontan langsung menangis, ditolong oleh bidan
Berat badan lahir : 3100 gram Panjang badan lahir : 52 cm

2
2. 5. Tumbuh kembang anak
Berbalik : 3 bulan
Duduk : -
Berdiri : -
Bicara : -
Berjalan : -
Membaca : -
Menulis : -
Sekolah :-

2. 6. Susunan keluarga

No. Nama Umur L/P Keterangan

1 Tn. KP 27 tahun L Ayah, sehat


2 Ny. AS 25 tahun P Ibu, sehat

3 An. MAN 0 tahun 4 L Pasien


bulan

2. 7. Imunisasi

Dasar Ulangan Anjuran


1. BCG 2 hari - - - 6. HIB -
2. DPT 2 bln 4bln - - - - 7. MMR -
3. POLIO 2bln 4bln - - - - 8. Hep A -
4. Hep B 4hari 1bln - - - - 9. Cacar air -
5. Campak - - - -

2. 8. Makanan
Usia 0 – 4 bulan : ASI ekslusif
Usia 4 bulan – sekarang : ASI + Serelac

3
2. 9. Penyakit dahulu

Batuk – pilek : - TBC : -


Diare : - Cacar Air : -
Tifus perut : - Campak : -
Pneumonia : - Ginjal : -
Batuk rejan : - Asma / Alergi : -
Difteri : - Kejang : -
Tetanus : - Lainnya : -
Hepatitis : -

2. 10. Penyakit keluarga


Asma : -
TBC : -
Ginjal : -
Lain – lain : -
Penyakit darah : -
Peny. Keganasan : -
Kencing manis : -

4
II. PEMERIKSAAN FISIK

3.1. Keadaan umum


Keadaan umum : gelisah, rewel
Kesadaran : compos mentis
Kesan sakit : sakit sedang

3.2. Tanda vital


Nadi : 120x / menit ; regular, equal, isi cukup
Respirasi : 30x / menit ; tipe abdominothorakal
Suhu : 38,3C ( aksiler )

3.3. Pengukuran
Umur : 0 tahun 4 bulan
Berat Badan : 8,5 kg
Tinggi Badan : 69 cm
Status gizi : Baik (menurut Z-Score, WHO)

3.4. Pemeriksaan Sistematik

Kepala : ubun-ubun datar, bentuk dan ukuran simetris


Rambut : hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata, lebat.
Mata : mata cekung (+/+), air mata (+), konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik-/-
THT : PCH -/-, sekret hidung -/-, faring hiperemis, tonsil T1/T1
Mulut : bibir kering, mukosa basah
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax
Dinding thorax / paru
Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)

5
Palpasi : pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus simetris
kanan = kiri, ICS tidak melebar
Perkusi : sonor, kiri = kanan
Auskultasi : VBS +/+, Ronki -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, kuat angkat -, penjalaran -
Perkusi : -
Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus dan rectum : perianal rash (+), lecet (-)
Anggota gerak/ekstremitas: akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit : kembali lambat (turgor buruk), sianosis (-), pucat (-), ikterik (-),
oedem (-)

6
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

13 Januari 2015
 Hemoglobin : 10,59 g/dL
 Hematokrit : 31,5 % (L)
 Jumlah leukosit : 11,910 /mm3
 Jumlah trombosit : 405,000 /mm3
 Eritrosit : 4,4 juta /mm3
 Nilai-nilai MC
o MCV : 72 fL (L)
o MCH : 24 pg/mL (L)
o MCHC : 34 g/dL
 Na : 144 gr/dL
 K : 4,1 gr/dL
 Gula darah sewaktu : 91 mg/dL (H)

7
IV. RESUME

Seorang anak laki-laki umur 0 tahun 4 bulan, status gizi baik,

kesadaran compos mentis, kesan sakit ringan sedang, datang dengan

keluhan utama diare dan vomitus.

Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan pasien diare sejak 1 hari yang

lalu, + 10x/hari (kemarin 1x), konsistensi cair, warna kuning, bau feses asam,

terakhir mencret tidak berbau, lendir (+), darah (-), dan agak menyemprot.

Keluhan diawali dengan vomitus sejak 1 hari yang lalu (sebelum

keluhan mencret muncul), muntah + 5x/hari (kemarin 7x, hari ini <3x), isi sisa

makanan & cairan, darah (-), menyembur (-).

Keluhan diare dan vomitus juga disertai demam sejak 1 hari yang lalu,

timbul mendadak dan terus-menerus (38,3o C). Menggigil (-), berkeringat (-),

batuk (-), pilek (-) BAK <<, tampak kehausan (+).

• UB: (-)
• RPD: (-)
• RPK: (-)
• R. Alergi: (-)
• R. Makanan: ASI eksklusif (+) 4 bulan, ASI & Cerelac (+) 3 minggu
terakhir

• Pemeriksaan fisik:
- Suhu : 38,3 oC (axillar)  febris
- Abdomen: BU (+) meningkat
- Anus : perianal rash (+)
• Tanda-tanda dehidrasi sedang: gelisah dan rewel, kelopak mata cekung
+/+, mukosa bibir kering, kulit kembali lambat (turgor buruk)

8
V. DIAGNOSIS

Differential Diagnosis : Diare Akut e.c. Rotavirus DD/ bakteri


Diagnosis tambahan : Dehidrasi ringan-sedang

Diagnosis kerja: Diare Akut e.c. Rotavirus dengan Dehidrasi ringan-sedang

VI. USUL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan kertas lakmus


PCR/ELISA
Feses rutin
VII. PENATALAKSANAAN (Terapi B)

1. 3 jam pertama :
– Oralit yg diberikan (75 ml x BB anak) à 637,5 ml
– Menurut usia (<1 tahun) à 300 ml
2. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit:
- Untuk anak <2 tahun, sesendok teh tiap 1-2 menit.
- Bila muntah, tunggu 10 menit. Pemberian lebih lambat  sesendok
teh tiap 2-3 menit
3. Setelah 3-4 jam nilai kembali:
– Tidak dehidrasi à rencana terapi A.
– Tetap dehidrasi ringan/sedang à ulangi rencana terapi B. Mulai
diberi makanan, susu, dan sari buah.
– Bila dehidrasi berat à ganti rencana terapi C.

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
IX. FOLLOW UP

14/1/2015 15/1/2015
Keluhan Mencret 3x, cair-padat, Mencret (-), muntah (-),
kuning, tidak berbau, lendir demam (-), tampak tenang,
(-), darah (-), muntah (-), mau minum dan makan
demam (-), tampak tenang,
mau makan dan minum

TTV N : 120x/ menit 124x/ menit


R : 30x/ menit 30x/ menit
S : 36,1oC 36,0oC

Pemeriksaan Turgor baik Turgor baik


Fisik Kelopak mata cekung -/- Mata cekung -/-
Mukosa lidah dan mulut Mukosa lidah dan mulut
basah (+) basah (+)
Air mata (+) Air mata (+)
Abd. cembung, BU (+) Abd. cembung, BU (+)
meningkat normal

PEMBAHASAN
Diare Akut

Definisi
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
dan lendir dalam tinja. Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair
sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang
terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan
Parasit.

Insidensi

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat.

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi


masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah
kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1
dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi.
Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan
waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter
jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

Penyakit diare adalah penyebab kematian kedua tertinggi pada anak berusia
kurang dari 5 tahun. Setiap tahunnya, diare membunuh kurang lebih 760.000 anak
dibawah 5 tahun. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian
sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7
kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan
diare 3 kali setiap tahun.

Kejadian diare di Indonesia masih terdapat kira-kira 60 juta episode setiap


tahun, di mana 1-5% yang akan menjadi diare kronik. Di Indonesia dari 2.812
pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa
provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam
yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01,
diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi,
Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.

Etiologi

Infeksi : Bakteri : E. Coli, Shigela, Salmonela, Vibrio, Yersinia, Campylobacter.


Virus : Rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus.
Parasit : Ameba, Giardia lamblia, Kriptosporidium.
Alergi : Protein air susu sapi
Intoleransi : Karbohidrat
Malabsorpsi : Karbohidrat, lemak, protein
Keracunan makanan : Zat kimia beracun
Toksin mikroorganisme : Clostridium perfringens, Stafilokokus.
Imunodefisiensi

FAKTOR RISIKO
Cara penularan diare biasanya melalui fecal-oral, yaitu melalui makanan yang
tercemar atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang- barang yang tercemar tinja penderita, atau
tidak langsung melalui lalat.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain :
tidak memberika ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak
memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan,
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal
tersebut, beberapa faktor lain yaitu gizi buruk, imunodifisiensi, berkurangnya
keasaman lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4
minggu terakhir dan faktor genetik.
Faktor lainnya :
1. Faktor usia (terjadi pada 2 tahun awal kehidupan, tertinggi pada 6-11 bulan
usia bayi, pada saat diberi makanan pendamping ASI).
2. Infeksi asimptomatik (infeksi usus sebagian besar bersifat asimptomatik,
terutama setlah berusia diatas 2 tahun, dimana sedang dalam pembentukan
imunitas aktif).
3. Faktor musim (diare karena bakteri terjadi pada saat musim panas apabila
berada di daerah subtropis, sedangkan virus pada musim dingin. Di daerah
tropic, diare karena rotavirus terjadi sepanjang musim, meningkat pada
musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri meningkat pada saat
musim hujan).

Klasifikasi
Berdasar patomekanisme dibagi berdasarkan :
a. Diare sekretorik
Diare sekretorik adalah diare yang terjadi akibat aktifnya enzim adenil
siklase yang merubah adenosine triphosphate(ATP), menjadi cyclic
adenosine monophosphate(cAMP). Akumulasi cAMP akan menarik cairan
ke dalam lumen usus karena sekresi aktif, air, ion klorida, natrium, dan
bikarbonat. Adenil siklase diaktifkan oleh toksin yang dihasilkan dari
mikroorganisme antara lain Vibrio vholera, Entero toksigenik (ETEC),
Shigella, Clostridium, Salmonella dan Campylobacter.
b. Diare invasive
Diare invasive adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke
dalam mukosa usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus. Diare
invasive disebabkan oleh virus (Rotavirus), Bakteri (Shigella, Salmonella,
Campyobacter, Enteroinvasive E. coli (EIEC), dan Yersinia) atau parait
(Amoeba).
Diare invasive dibagi menjadi 2 bentuk :
- Diare non dysenteriform
- Diare dysenteriform
c. Diare osmotic
Diare yang disebabkan tekanan osmotic yang tinggi di dalam lumen usus,
sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen usus yang
menimbulkan watery diarrhea.

Berdasarkan pada lama diare, dibagi atas :


a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik yang berlangsung diatas 14 hari, dengan etiologi non infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung diatas 14 haru dengan etiologi infeksi

Berdasarkan penyebabnya
a. Bakteri
b. Virus
c. Parasit
Cara menilai derajat dehidrasi :
Gejala dan Tanda A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel* Letargik,
penurunan
kesadaran*
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Basah Kering Sangat kering
Mulut/ lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum normal, Tampak Sulit, tidak dapat
tidak haus kehausan* minum*
Kulit Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali
cepat lambat sangat lambat
Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat,
sedang, bila ada bila ada satu tanda
satu tanda * *, disertai tanda
disertai tanda lain lainnya
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

PENATALAKSANAAN
Rencana Terapi A

R
RENCANA T

RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI C
CARA PEMBERIAN ZINC PADA ANAK
Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat obat Zinc selama 10 hari
berturut-turut

• Dosis obat Zinc (1 tablet = 20 mg)


- Umur < 6 bulan : 1/2 tablet /hari
- Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet /hari

• Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30
detik), segera berikan kepada anak.

• Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali
hingga satu dosis penuh.

• Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan
obat Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan

Terapi Antibiotika
Penyebab Antibiotika pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x/hari(3 hari) 4x/hari(3hari)
Shigella dysentery Ciprofloxacin Pivmecillinam
15 mg/kgBB 20mg/kgBB
2x/hari(3 hari) 4x/hari(5 hari)

Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1x/hari IM(2-5 hari)
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x/hari(5 hari)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kgBB
3x/hari(5 hari)

Pencegahan
Pencegahan tingkat pertama ini dilakukan pada masa prepatogenesis
dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap diare. Adapun
tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pencegahan primer yaitu:

a. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara
optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai
umur 4-6 bulan, tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
ASI steril berbeda dengan sumber susu lain. Susu formula atau cairan lain
disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang
kotor. Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakan botol dapat menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme
lain yang akan menyebabkan diare .
Setiap harus diberi ASI saja rgna sampai mereka berumur 6 bulan . Setelah
6 bulan kehidupan, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambah dengan
makanan lain (proses menyapih).
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi yang sedang menyusui mencegah
tumbuhnya bakteri penyebab diare.
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula
merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula
biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya gizi buruk.

b. Pemberian Makanan Pendamping ASI


Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan
masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping
ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit
lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI
yang baik meliputi perhatian kapan, apa dan bagaimana makanan pendamping
ASI diberikan.

c. Menggunakan Air Bersih yang cukup


Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan
atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan,
makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih
mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat
yang tidak mendapatkan air bersih.
Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai
dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

d. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare.

e. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap
penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban,
dan keluarga harus buang air besar di jamban.
f. Membuang Tinja Bayi yang Benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak berbahaya. Hal
ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak
dan orangtuanya.

g. Pemberian Imunisasi Campak


Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian iimunisasi
campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi campak
segera setelah berumur 9 bulan. Anak harus diimunisasi terhadap campak secepat
mungkin setelah usia 9 bulan. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat
pada anak-anak yang sedang menderita campak dalam 4 mingggu terkahir. Hal ini
sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita. Selain imunisasi
campak, anak juga harus mendapat imunisasi dasar lainnya seperti imunisasi BCG
untuk mencegah penyakit TBC, imunisasi DPT untuk mencegah penyakit
diptheri, pertusis dan tetanus, serta imunisasi polio yang berguna dalam
pencegahan penyakit polio.

DAFTAR PUSTAKA
Garna, Herry. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran. Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi ke-4.
UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2012. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi jilid 1.
Departemen Kesehatan RI 2011. Buku saku LINTAS Diare.
Departemen Kesehatan RI. 1999. Buku Ajar Diare.
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
www.depkes.go.id/downloads/SK1216-01.pdf.
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Jilid I. Edisi ketiga.
Jakrta :Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Suharyono, Aswitha, & EM Halimun, 1999, Gastroenterologi Praktis Anak.FKUI

Anda mungkin juga menyukai