Disusun oleh :
Hans Natanael
1015129
PEMBIMBING :
dr. Franky Saputra, Sp.A
1
I. ANAMNESIS
Immanuel dengan keluhan utama mencret sejak 1 hari yang lalu, mencret
kurang lebih sepuluh kali per hari (kemarin satu kali), konsistensi cair,
berwarna kuning, bau feses asam, terakhir mencret tidak berbau, feses
keluhan mencret muncul), muntah kurang lebih lima kali per hari (kemarin
tujuh kali, hari ini kurang dari tiga kali), isi sisa makanan dan cairan, tidak
BAK jarang dan warna lebih pekat, pasien minum lebih banyak,
2
2. 5. Tumbuh kembang anak
Berbalik : 3 bulan
Duduk : -
Berdiri : -
Bicara : -
Berjalan : -
Membaca : -
Menulis : -
Sekolah :-
2. 6. Susunan keluarga
2. 7. Imunisasi
2. 8. Makanan
Usia 0 – 4 bulan : ASI ekslusif
Usia 4 bulan – sekarang : ASI + Serelac
3
2. 9. Penyakit dahulu
4
II. PEMERIKSAAN FISIK
3.3. Pengukuran
Umur : 0 tahun 4 bulan
Berat Badan : 8,5 kg
Tinggi Badan : 69 cm
Status gizi : Baik (menurut Z-Score, WHO)
5
Palpasi : pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus simetris
kanan = kiri, ICS tidak melebar
Perkusi : sonor, kiri = kanan
Auskultasi : VBS +/+, Ronki -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, kuat angkat -, penjalaran -
Perkusi : -
Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus dan rectum : perianal rash (+), lecet (-)
Anggota gerak/ekstremitas: akral hangat, capillary refill < 2 detik
Kulit : kembali lambat (turgor buruk), sianosis (-), pucat (-), ikterik (-),
oedem (-)
6
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
13 Januari 2015
Hemoglobin : 10,59 g/dL
Hematokrit : 31,5 % (L)
Jumlah leukosit : 11,910 /mm3
Jumlah trombosit : 405,000 /mm3
Eritrosit : 4,4 juta /mm3
Nilai-nilai MC
o MCV : 72 fL (L)
o MCH : 24 pg/mL (L)
o MCHC : 34 g/dL
Na : 144 gr/dL
K : 4,1 gr/dL
Gula darah sewaktu : 91 mg/dL (H)
7
IV. RESUME
Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan pasien diare sejak 1 hari yang
lalu, + 10x/hari (kemarin 1x), konsistensi cair, warna kuning, bau feses asam,
terakhir mencret tidak berbau, lendir (+), darah (-), dan agak menyemprot.
keluhan mencret muncul), muntah + 5x/hari (kemarin 7x, hari ini <3x), isi sisa
Keluhan diare dan vomitus juga disertai demam sejak 1 hari yang lalu,
timbul mendadak dan terus-menerus (38,3o C). Menggigil (-), berkeringat (-),
• UB: (-)
• RPD: (-)
• RPK: (-)
• R. Alergi: (-)
• R. Makanan: ASI eksklusif (+) 4 bulan, ASI & Cerelac (+) 3 minggu
terakhir
• Pemeriksaan fisik:
- Suhu : 38,3 oC (axillar) febris
- Abdomen: BU (+) meningkat
- Anus : perianal rash (+)
• Tanda-tanda dehidrasi sedang: gelisah dan rewel, kelopak mata cekung
+/+, mukosa bibir kering, kulit kembali lambat (turgor buruk)
8
V. DIAGNOSIS
1. 3 jam pertama :
– Oralit yg diberikan (75 ml x BB anak) à 637,5 ml
– Menurut usia (<1 tahun) à 300 ml
2. Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit:
- Untuk anak <2 tahun, sesendok teh tiap 1-2 menit.
- Bila muntah, tunggu 10 menit. Pemberian lebih lambat sesendok
teh tiap 2-3 menit
3. Setelah 3-4 jam nilai kembali:
– Tidak dehidrasi à rencana terapi A.
– Tetap dehidrasi ringan/sedang à ulangi rencana terapi B. Mulai
diberi makanan, susu, dan sari buah.
– Bila dehidrasi berat à ganti rencana terapi C.
VIII. PROGNOSIS
14/1/2015 15/1/2015
Keluhan Mencret 3x, cair-padat, Mencret (-), muntah (-),
kuning, tidak berbau, lendir demam (-), tampak tenang,
(-), darah (-), muntah (-), mau minum dan makan
demam (-), tampak tenang,
mau makan dan minum
PEMBAHASAN
Diare Akut
Definisi
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
dan lendir dalam tinja. Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair
sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang
terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan
Parasit.
Insidensi
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat.
Penyakit diare adalah penyebab kematian kedua tertinggi pada anak berusia
kurang dari 5 tahun. Setiap tahunnya, diare membunuh kurang lebih 760.000 anak
dibawah 5 tahun. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian
sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7
kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan
diare 3 kali setiap tahun.
Etiologi
FAKTOR RISIKO
Cara penularan diare biasanya melalui fecal-oral, yaitu melalui makanan yang
tercemar atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang- barang yang tercemar tinja penderita, atau
tidak langsung melalui lalat.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain :
tidak memberika ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak
memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan,
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal
tersebut, beberapa faktor lain yaitu gizi buruk, imunodifisiensi, berkurangnya
keasaman lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4
minggu terakhir dan faktor genetik.
Faktor lainnya :
1. Faktor usia (terjadi pada 2 tahun awal kehidupan, tertinggi pada 6-11 bulan
usia bayi, pada saat diberi makanan pendamping ASI).
2. Infeksi asimptomatik (infeksi usus sebagian besar bersifat asimptomatik,
terutama setlah berusia diatas 2 tahun, dimana sedang dalam pembentukan
imunitas aktif).
3. Faktor musim (diare karena bakteri terjadi pada saat musim panas apabila
berada di daerah subtropis, sedangkan virus pada musim dingin. Di daerah
tropic, diare karena rotavirus terjadi sepanjang musim, meningkat pada
musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri meningkat pada saat
musim hujan).
Klasifikasi
Berdasar patomekanisme dibagi berdasarkan :
a. Diare sekretorik
Diare sekretorik adalah diare yang terjadi akibat aktifnya enzim adenil
siklase yang merubah adenosine triphosphate(ATP), menjadi cyclic
adenosine monophosphate(cAMP). Akumulasi cAMP akan menarik cairan
ke dalam lumen usus karena sekresi aktif, air, ion klorida, natrium, dan
bikarbonat. Adenil siklase diaktifkan oleh toksin yang dihasilkan dari
mikroorganisme antara lain Vibrio vholera, Entero toksigenik (ETEC),
Shigella, Clostridium, Salmonella dan Campylobacter.
b. Diare invasive
Diare invasive adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke
dalam mukosa usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus. Diare
invasive disebabkan oleh virus (Rotavirus), Bakteri (Shigella, Salmonella,
Campyobacter, Enteroinvasive E. coli (EIEC), dan Yersinia) atau parait
(Amoeba).
Diare invasive dibagi menjadi 2 bentuk :
- Diare non dysenteriform
- Diare dysenteriform
c. Diare osmotic
Diare yang disebabkan tekanan osmotic yang tinggi di dalam lumen usus,
sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen usus yang
menimbulkan watery diarrhea.
Berdasarkan penyebabnya
a. Bakteri
b. Virus
c. Parasit
Cara menilai derajat dehidrasi :
Gejala dan Tanda A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel* Letargik,
penurunan
kesadaran*
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Basah Kering Sangat kering
Mulut/ lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum normal, Tampak Sulit, tidak dapat
tidak haus kehausan* minum*
Kulit Turgor kembali Turgor kembali Turgor kembali
cepat lambat sangat lambat
Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat,
sedang, bila ada bila ada satu tanda
satu tanda * *, disertai tanda
disertai tanda lain lainnya
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
PENATALAKSANAAN
Rencana Terapi A
R
RENCANA T
RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI C
CARA PEMBERIAN ZINC PADA ANAK
Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat obat Zinc selama 10 hari
berturut-turut
• Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30
detik), segera berikan kepada anak.
• Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali
hingga satu dosis penuh.
• Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan
obat Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan
Terapi Antibiotika
Penyebab Antibiotika pilihan Alternatif
Kolera Tetracycline Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x/hari(3 hari) 4x/hari(3hari)
Shigella dysentery Ciprofloxacin Pivmecillinam
15 mg/kgBB 20mg/kgBB
2x/hari(3 hari) 4x/hari(5 hari)
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1x/hari IM(2-5 hari)
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x/hari(5 hari)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kgBB
3x/hari(5 hari)
Pencegahan
Pencegahan tingkat pertama ini dilakukan pada masa prepatogenesis
dengan tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap diare. Adapun
tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pencegahan primer yaitu:
a. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara
optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai
umur 4-6 bulan, tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
ASI steril berbeda dengan sumber susu lain. Susu formula atau cairan lain
disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang
kotor. Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakan botol dapat menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme
lain yang akan menyebabkan diare .
Setiap harus diberi ASI saja rgna sampai mereka berumur 6 bulan . Setelah
6 bulan kehidupan, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambah dengan
makanan lain (proses menyapih).
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi yang sedang menyusui mencegah
tumbuhnya bakteri penyebab diare.
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula
merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula
biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya gizi buruk.
d. Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare.
e. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan
jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap
penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban,
dan keluarga harus buang air besar di jamban.
f. Membuang Tinja Bayi yang Benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja anak bayi itu tidak berbahaya. Hal
ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak
dan orangtuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Garna, Herry. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran. Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi ke-4.
UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2012. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi jilid 1.
Departemen Kesehatan RI 2011. Buku saku LINTAS Diare.
Departemen Kesehatan RI. 1999. Buku Ajar Diare.
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
www.depkes.go.id/downloads/SK1216-01.pdf.
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Jilid I. Edisi ketiga.
Jakrta :Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Suharyono, Aswitha, & EM Halimun, 1999, Gastroenterologi Praktis Anak.FKUI