Anda di halaman 1dari 30

SEIZURES AND

BRAIN TUMORS
dr. Adrian Dewata Wardhana, Sp.B

1
SEIZURES
2
SEIZURE : EPILEPTIC AND NON-EPILEPTIC
◦ Seizure (bangkitan) :
◦ Gangguan fungsi elektrik otak tiba-tiba dan
sementara karena terjadi lepas muatan listrik
paroksismal yang berlebihan dan abnormal dari
neuron serebral
◦ Manifestasi : dengan atau tanpa kejang

◦ Konvulsi (kejang) :
◦ Gerakan tonik-klonik yang berkaian dengan
beberapa bangkitan
◦ Akibat ketidak seimbangan Inhibisi dan eksitasi neuron
otak :
◦ Inhibisi : Gamma aminobutyric acid (GABA)
◦ Eksitatorik : Glutamat dan Aspartat

3
Klasifikasi Etiologi Bangkitan

KRIPTOGENIK SIMPTOMATIK :
IDIOPATIK - DIKETAHUI PENYEBAB (1/3 DARI SEMUA
- AKIBAT KELAINAN LAIN YANG BELUM
- BELUM BISA DITENTUKAN DIKETAHUI
BANGKITAN)
- GENETIK - E.G. INFEKSI, KONGENITAL, METABOLIC,
ELEKTROLIT

- Benign neonatal familial convulsions


- Benign neonatal convulsions - West syndrome
- Benign myoclonic epilepsy in infancy - Lennox-Gastaut syndrome
- Childhood absence epilepsy (pyknolepsy) - Epilepsy with myoclonic-astatic seizures
- Juvenile absence epilepsy - Epilepsy with myoclonic seizures
- Juvenile myoclonic epilepsy
- Epilepsies with grand mal seizures on
awakening
- Other idiopathic generalized epilepsies
- Epilepsies with seizures precipitated by
specific
modes of activation 4
TIDAK TERKLASIFIKASI
- Data / Riwayat Tidak Komplit
- Muncul dengan gejala fokal dan umum
- Contoh :
- Neonatal seizures (gerakan mata ritmis, mengunyah, berenang)
- Spasme infantile
- Epilepsi mioklonik parah pada infant
- Epilepsi dengan spike-waves yang kontinyu pada tidur saat gelombang tidur lambat
- Acquired epileptic aphasia (Landau-Keffner syndrome)

5
Epilepsi
◦ Diagnosis Klinis ditandai dengan bangkitan berulang
akibat gangguang fungsi otak secara intermittent
◦ Karena hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf di otak →
Fokus epileptogenik
◦ 1x kejang belum bisa dikatakan sebagai epilepsy

◦ Ada faktor pencetus :


◦ kurang tidur, stress emosional, kelelahan fisik, infeksi, demam,
alcohol, rangsangan cahaya, perubahan hormonal,
rangsangan suara
◦ Obat :
1. ANTIBIOTIK: peniciline, Izoniazid, Cycloserine
2. HYPOGLYCAEMIC drugs: Insulin, Phenformin
3. HORMONAL/ METABOLIC drugs: Prednisone, Oral
contraceptives, Oxytoxin
4. ANESTHETICS: Methohexital, Ketamine, Halothane, Propofol,
Althesin 6
Klasifikasi Bangkitan Epileptik
A. PARSIAL
- Parsial sederhana
- TIDAK DISERTAI GANGGUAN KESADARAN
- Bangkitan dari tangan, kaki, dan muka menyebar pada sisi yang sama
- Gejala :
- Ilusional : Halusinasi Visual, pandangan kabur
- Auditorik : Halusinasi auditorik
- Somatosensorik
- Kognitif
- Otonom (berketingat, memerah, pucat)

- Parsial Kompleks
- DISERTAI GANGGUAN KESADARAN
- Diawali dengan aura (sensasi aneh dari organ khusus → perasa,
penghidu, numbness)
- Otomatisme (mengunyah, menelan, tertawa

- PARSIAL MENJADI GENERAL SEKUNDER 7


B. GENERAL
- Disfungsi otak bilateral
- Gejala bersifat bilateral
- Hampir selalu ada penurunan kesadaran
- Jenis :
1. Absans (Petit Mal) → gangguan kesadaran
mendadak, mata memandang jauh ke depan,
berhentinya kegiatan motoric
2. Mioklonik → Gerakan konvulsio pada ekstremitas
atau trunkus, cepat, tiba-tiba, tidak menyebar
dari otot satu ke yang lain
3. Tonik → Tonus otot berlebih (spasme/kaku)
4. Klonik → serangkaian kontraksi dan relaksasi otot
(berkedut)
5. Tonik-klonik (Grand mal) → didahului jeritan,
sentakan, kehilangan kesadaran. Diikuti
Kaku/Tonik (10-30 detik) dan relaksasi/Klonik (30-
60 detik) Setelah bangkitan lemas, bingung atau
tertidur.
6. Atonik, akinetik
8
NICE Guideline penanganan Kejang
(2021)

9
Epilepsies, 2021 Maitland, 2005 10
Status Epilepticus
◦ Bangkitan tunggal yang
berlangsung minimal 30
menit, atau
◦ 2 bangkitan atau lebih
dimana diantaranya tidak
terdapat pemulihan
kesadaran dari bangkitan
sebelumnya.

Crawshaw et al., 2019


11
Acar, et al., 2020
12
Kejang Demam
(Febrile Convulsion)
◦ Bangkitan kejang yang disebabkan kenaikan
suhu tubuh ( rektal > 38c) karena proses
extrakranium
◦ Pada balita 6 bln – 5 th
◦ Jenis :
◦ Kejang Demam Sederhana :
◦ Singkat, < 15 mnt, umum tonik atau dengan
klonik, tanpa gerakan fokal atau berulang
dalam 24 jam
◦ Kejang Demam Kompleks :
◦ Ciri ( salah satu dibawah ini ):
◦ > 15 menit durasi
◦ Kejang fokal atau parsial, atau Kejang
umum didahului kejang parsial
◦ Kejang berulang atau lebih dari 1 kali dalam
24 jam
13
Penanganan
Kejang
Demam
(IDAI 2012)

14
Kemungkinan berulangnya kejang
demam
◦ Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

- Bila seluruh faktor di atas ada → kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80%
- Bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya10%-
15%.
- Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.

15
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila
kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih

16
BRAIN TUMORS
17
Gould, 2018
18
Patologi Umum pada Otak
1. Proses Space Occupying Lesion (SOL) :
- Proses desak ruang dapat memberikan gejala secara fokal (defisit neurologis terjadi sesuai area yg
mengalami penekanan, biasanya pada tumor).
- Contoh :
◦ Cerebellum akan menyebabkan tremor, gait ataxia
◦ Korteks motorik → paresis

- Difus → Peningkatan ICP. (Normal 10-15 mmHg)


- Gejala klasik : nyeri kepala, mual muntah, dan penurunan kesadaran. nyeri kepala yg kronik progresif, penurunan
visus, dan penurunan kesadaran.
2. Patologi fungsional
3. Patologi struktural

19
Hukum
Monroe-
Kellie

20
21
22
Etiologi Brain Tumor
◦ Menurut asalnya dibedakan menjadi :
◦ Meninges (granulatio arachnoidea) → meningioma
◦ Epitel → astrositik, oligodendroglial, ependimal, pineal, embryonal, plexus choroideus
◦ Nerve → accoustic neurinoma
◦ Hematopoietik / vasa
◦ Germ cell - terratoma
◦ Maldevelopmental origin → craniopharyngioma
◦ Sella tumor → adenoma hipofisis
◦ Jaringan sekitar → chordoma
◦ Metastasis

23
Klasifikasi
Brain
Tumor

Shergalis, 2018
24
25
GLASGOW COMA
SCALE (GCS)
26
27
28
TERIMA KASIH
29
Daftar Pustaka
◦ Acar et al., 2020. The COVID-19 from neurological overview. Turk J Neurol(10.4274/tnd.2020.73669):58-108
◦ Cranwshaw et al., 2019. Medical management of status epilepticus: Emergency room to intensive care unit.
DOI:https://doi.org/10.1016/j.seizure.2019.10.006
◦ https://calgaryguide.ucalgary.ca/presentation-of-increased-icp/
◦ Epilepsies: diagnosis and management. 2021. https://www.guidelines.co.uk/neurology-/nice-epilepsy-guideline/234875.article
◦ Gould, 2018. Breaking down the epidemiology of brain cancer. https://www.nature.com/articles/d41586-018-06704-7
◦ Konsensus Penatalakasanaan Kejang Demam (IDAI). 2012. https://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Kejang-Demam-
Neurology-2012.pdf
◦ Shergalis et al., 2018. Current Challenges and Opportunities in Treating Glioblastoma. Pharmacological Reviews 70(3):412-445.
DOI:10.1124/pr.117.014944
◦ Maitland et al., 2005. Management of severe malaria in children: Proposed guidelines for the United Kingdom. BMJ Clinical
Research 331(7512):337-43. DOI:10.1136/bmj.331.7512.337
◦ https://www.epilepsy.com/article/2016/12/2017-revised-classification-seizures
◦ https://www.netterimages.com/absence-petit-mal-seizures-labeled-jones-2e-pharmacology-frank-h-netter-63300.html

30

Anda mungkin juga menyukai