PADA ANAK
Achyarini Noviola
G1A218056
Pembimbing: dr. Dian Angraeni, Sp.A,M.Kes
Insidens epilepsi pada anak dilaporkan dari berbagai negara, sekitar 4 sampai 6 per
1000 anak. Di Indonesia terdapat paling sedikit 700.000 sampai 1.400.000 kasus
epilepsi dengan pertambahan 70.000 kasus baru setiap tahun; dan diperkirakan 40% -
50% dari seluruh kasus tersebut terjadi pada anak anak.
Etiologi
Kejang yang
diprovokasi
3
2
1
Gambar 1. Tipe kejang dan epilepsi ( Precision in pediatric epilepsy. F1000Research. 2019.)
Bentuk-bentuk Kejang
Bangkitan Umum
• Tonik – Klonik (Grand Mal)
- Diawali dengan hilangnya
kesadaran
- tubuh menegang (tonik)
- diikuti sentakan otot (klonik)
- Bernafas dangkal
- bibir dan kulit terlihat keabuan/
biru
- Air liur dapat terakumulasi dalam
mulut
- Dapat terjadi kehilangan kontrol
kandung kemih
- berlangsung sekitar ≤ 2 menit
- diikuti dengan periode
kebingungan, agitasi dan tidur Gambar kejangTonik – Klonik (Grand Mal) www.netterimages.com
● Absens (Petit Mal)
- mendadak
- ditandai dengan menatap, hilangnya
ekspresi, tidak ada respon,
menghentikan aktifitas yang dilakukan
- Durasi kurang lebih 10 detik
- segera kembali sadar dan melanjutkan
aktifitas
- Terjadi pada satu area otak dan terkadang menyebar ke area lain
- Jika menyebar, akan menjadi kejang umum (sekunder)
- 60 % penderita epilepsi merupakan kejang parsial
- Kejang singkat ini diistilahkan “aura” atau - dimulai dengan tatapan kosong, kehilangan
“warning” ekspresi atau samar-samar, penampilan
- terjadi sebelum kejang parsial kompleks atau bingung.
kejang tonik klonik. - Kesadaran terganggu
- Tidak ada penurunan kesadaran, - memiliki perilaku yang tidak biasa (gelisah,
- durasi kurang dari satu menit bergumam)
- dapat berlangsung dari 30 detik sampai tiga
menit.
Diagnosis
Anamnesi
s
Riwayar Penyakit Sekarang Anamnesis (auto dan
aloanamnesis)
- gambaran bentuk bangkitan (dari penderita &/ orang tua /
saksi)
- Apa yang tampak selama kejadian?
- Durasi kejadian
- Frekwensi serangan
- Faktor pencetus
- Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
- Usia saat serangan terjadinya pertama
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sosial.
Riwayat pengobatan.
Riwayat Pemeriksaan penunjang lain.
pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan neurologi
- seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus,
- status mental
gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau
- saraf kranialis
difus
- refleks tendon
- memperhatikan adanya keterlambatan perkembangan,
organomegali
- mendeteksi adanya penyakit vaskular
- pemeriksaan kardiovaskular
- Pemeriksaan kulit mendeteksi sindrom neurokutaneus
Pemeriksaan Penunjang
- Elektro ensefalografi
(EEG)
Gambar EEG Normal dan abnormal Absance saizure: StatPearls Publishing LLC. 2020
Pemeriksaan Radiologis
Gabapentin Kejang parsial dengan dan tanpa Efek sampingnya adalah sedasi,
generalisasi sekunder. edema, dan peningkatan berat
badan.
Lacosamide Kejang parsial dengan dan tanpa Efek sampingnya adalah sedasi,
generalisasi sekunder. ataksia, dan pusing
Lamotrigine epilepsi absen, kejang atonik, pusing, ataksia, diplopia,
epilepsi parsial, dan kejang tonik- insomnia, sakit kepala dan ruam
klonik umum primer. kulit
Levetiracetam untuk sebagian besar jenis kejang. tidak memiliki efek samping yang
pilihan lini pertama untuk mengancam jiwa.
kebanyakan epilepsi.
Oxcarbazepine Kejang parsial, kejang tonik-klonik mengantuk
umum atau primer atau sekunder.
Perampanel Kejang parsial dengan dan tanpa sedasi, ataksia, dan iritabilitas
generalisasi sekunder dan kejang
tonik-klonik umum primer
Prognosis
prognosis penyakit sangat tergantung terhadap intesitas
terjadinya serangan dimana intesitas serangan ini dapat
dikuranggi dengan cara menghindari factor pencetus ataupun
pengendalian aktifitas sehari – hari. Penanganan pada kasus
epilepsi saat serangan merupakan factor penting penentuan
prognosis.
Terimakasih