Anda di halaman 1dari 33

ANTI GASTRITIS DALAM

TERAPI PENDEKATAN
DENGAN TANAMAN HERBAL
DOSEN PENGAMPU : DR. KATRIN M.S., APT
OLEH : ZAHRA NUR MARYAM
NPM 1706007513
Content List

Pendahuluan

Patofisiologi
gastritis

Tanaman Herbal
untuk gastritis
1. PENDAHULUAN
Dan di Indonesia angka
Kasus kejadian Gastritis di kejadian Gastritis di
dunia sebesar 37,8% beberapa daerah cukup
menurut WHO, lebih tinggi dengan
tinggi angka kejadianya di prevalensi 274.396
banding penyakit saluran kasus dari 238.452.952
pencernaan lainya.
2. PATOFISIOLOGI GASTRITIS
PATOFISIOLOGI GASTRITIS

Gastritis merupakan keadaan radang atau


infalamasi yang di tandai dengan iritasi, atau
erosi lapisan lambung yang dapat terjadi
secara akut ataupun secara bertahap. Mukosa
lambung dapat terus terpapar oleh banyak
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
gastritis.
Gejala Gastritis

ditandai dengan
rasa sakit atau
tidak nyaman di Mual
bagian atas
perut.

Muntah

(Lee et al, 2008)


Faktor Penyebab Gastritis
Signaling infeksi H. Pylori Stephanie et al, 2013
Endoskopi gastrik pada normal dan gastritis.
Terapi Gastritis Konvensional Dengan Efek Sampingnya
Poojitha et al, 2016
List Tanaman Sebagai Gastroprotektif Poojitha et al, 2016
Cond’t

Das et al, 2016


3.DAFTAR TANAMAN YANG MEMILIKI AKTIVITAS
ANTI-GASTRIK
3.1. Curcuma Domestica Val (Kunyit )
• Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma Domestica Val. (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991)
Synonim : Curcuma longa Linne
• Simplisia : Curcuma Domesticae Rhizome
• Standar menurut Farmakope Herbal Indonesia
- Ekstrak : Mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3,20 % dan
kurkuminoid tidak kurang dari 33,90% dihitung sebagai kurkumin
- Bagian yang digunakan : Rhizome
- Randemen tidak kurang dari 11,0 %
- Pemerian : esktrak kental berwarna kuning, bau khas, rasa agak pahit.
- Kandungan kimia : kurkumin, kurkuminoid, protein, fosfor, golongan
fenol, β-diketone, dan metil,
- Senyawa indentitas : Kurkumin.
- Kadar air tidak lebih dari 10 %.
- Abu total tidak lebih dari 0,4 %
- Abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,1 %
• Data Toksisitas :
- Hepatotoksik

Efek pencegahan ekstrak kunyit pada kerusakan hati bebek yang diinduksi oleh

alfatoksin. Ekstrak disiapkan dengan merebus 1 g bubuk kunyit dalam 100 mL air. Ekstrak

kunyit berair (10 mg/mL) menghambat produksi toksin hingga 99 %. Ekstrak alkohol kunyit

juga menunjukan efek penghambatan, dengan efek yang lebih rendah. Penggunaan kunyit

dan kurkimin mereversal lemak dan neksrosis yang diinduksi oleh alfatoksin (Soni et al,

1992).
Uji toksisitas mutagenik dan toksisitas oral akut pada
ekstrak polisakarida rimpang kunyit (NR-INF-02) menggunakan
metode yang standar. Pengujian toksisitas ini memberikan hasil
tidak ditemukanya efek mutagenik pada aktivitas turmacin (NR-
INF-02) sampai pada dosis 5000µg/mL dengan uji Bacterial
reverse mutation test (BMRT). Tidak menunjukan aktivitas
mutagenik NR-INF-02 dengan rentang 250.36 sampai 2500
µg/mL dan tidak ditemukan aktivitas metabolik (S9). Dalam uji
toksisitas oral akut NR-INF-02 aman sampai dosis 5 g/kg BB
dengan tikus wistar. Dari keseluruhan pengujian di hasilkan
dosis toleransi maksimal lebih dari 5 g/kg berat badan tikus
(Velusami et al, 2013)
• Data Preklinik.
• In vitro
• Penghambatan pertumbuhan H.pylori oleh kurkumin. 45 strain Bakteri
diisolasi dari pasein dengan gastritis, dyspepsia. MIC dari kurkumin pada
range dosis 5 µL sampai 50 µL. Dan mayositas strain memiliki MIC baik 10
µg/mL (23%) atau 15 µg/mL (58 %). Bahkan beberapa strain menunjukan
MIC yang tinggi (7.7 % dan 1,5 % dengan menghasilkan MIC dari 30 µg/mL
dan 50 µg/mL. Hasil ini dengan jelas mengkonfirmasi bahwa kurkumin
memiliki daya hambat yang kuat dalam melawan strain H.pylori dari pasein
yang terkena gastritis. MIC dari Amoksilin dan Klaritromisin sebagai standar
berkisar antara 0,03 untuk 2 µg/mL dan 0,02 untuk 0,12 µg/mL. MIC dari
Amoksilin, Curcumin dan Klaritromisin dalam melawan bakteri H.pylori
strain ATCC (strain pembanding ) adalah 0,03, 15 dan 0,02 µg/mL(De et al,
2009)
• In vivo
• Efek pengujian curcumin dalam melawan H.pylori di mencit
dengan Dosis 12 gram pada manusia yang di konversikan
dengan dosis pada mencit digunakan dalam pengujian.
Curcumin di ujikan pada mencit yang diinfeksi oleh AM1 dan
SS1 secara terpisah. Metode yang digunakan untuk menilai
kurkumin menggunakan tes urease dari masing-masing
jaringan tikus. Hasil ini menunjukan bahwa kurkumin benar-
benar menghilangkan H.pylori dari perut tikus.
• Data Klinik.
Pemberian 700 mg kurkumin standar yang diberikan secara oral
dengan penggunaan 3 kali sehari. Diujikan pada pasein yang
dibagi kedalam tiga kelompok uji, kelompok kontrol dan
kelompok standar. Kelompok terapi kurkumin secara signifikan
menurunkan skor inflamasi aktif dan kronis dengan endoskopi
dibandingkan dengan standard dan kontrol dengan nilai p >
0,05. dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa kurkumin bisa
menjadi suplemen yang berguna untuk memperbaiki peradangan
kronis gastritis yang berhubungan dengan H. pylori (Judaki et al,
2017)
3.2 Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)

• Nama simplisia : Andrographis Paniculata herba


Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Asterids
Bangsa : Lamiales
Suku : Acanthae
Marga : Andrographis
Jenis : Andrographis paniculata
• Bagian yang digunakan Herba
• Standar menurut Farmakope Herbal Indonesia
Adalah semua bagian diatas tanah dari tanaman Andrographis paniculata Ness dari suku
Lamiaceae. Mengandung tidak kurang dari 0,64 %.
Senyawa identitas andrografolid.
Susut pengeringan tidak lebih dari 10 %.
Abu tidak larut asam tidak lebih dari 1,7 %
Sari larut air tidak kurang dari 15, 7 %.
Sari larut etanol tidak kurang dari 9,2 %.
Kadar androgafolid tidak kurang dari 0,64 %.
• Kandungan kimia andrographolide, panaculoside, flavonoid, andrographonin, panicalin,
neoandrographolide, apigenin 7-4-dimetil eter (Joselin et al, 2014)
• Data keamanan
Andrographolide juga melindungi terhadap hepatotoksisitas akibat etanol pada tikus dengan efektifitas yang
setara dengan silymarin. Oral pra- dan posttreatments tikus dewasa dengan ekstrak A. paniculata melindungi
terhadap peningkatan serum yang diinduksi etanol transaminases. Efek perlindungan satu dosis oral masing-
masing ekstrak dan andrografolid telah dipelajari di karbon tetraklorida- (CCl4-) menginduksi mikrosomik hati
peroksidasi lipid, juga melaporkan Efek hepatoprotektif ekstrak kasar minyak daun melawan kerusakan hati
akibat CCl4; efek ini telah terjadi juga telah terbentuk melawan toksisitas akibat parasetamol dalam model
tikus ex vivo dari hepatosit terisol (Joselin et al, 2014)
• Data farmakologi
Sebuah studi melaporkan evaluasi potensi anti-ulcerogenik dan anti-oksidan in vivo ekstrak air A. paniculata
(APA) pada tikus ulkus lambung eksperimental. Tikus Wistar jantan yang diberi pretreated dengan (500 dan
1000 mg / kg bb) APA secara terpisah terpapar etanol (EtOH) (80%), salin (NaCl) (25%) dan indometasin (IM)
(30 mg / kg bb). Efek APA pada jaringan lambung dianalisis berdasarkan nilai ulkus (AS), malondialdehid
(MDA), estimasi total protein, non-protein sulfhydryl (NP-SH) dan perubahan histologis. Pemberian APA secara
oral pada dosis yang lebih rendah (500 mg / kg bb) dan dosis yang lebih tinggi (1000 mg / kg bb) secara
signifikan memperbaiki konsentrasi MDA, protein total dan NP-SH pada ulkus EtOH, IM dan NaCl. Ulkus pada
kelompok perlakuan EtOH dan NaCl dikurangi secara signifikan menjadi 1,8 dan 4,1 kali lipat setelah perlakuan
awal APA (1000 mg / kg bb). Analisis histologis menegaskan kembali efek perlindungan APA dengan
menunjukkan penghambatan ringan dan kerusakan mukosa pada tikus APA pretreated, dibandingkan dengan
kerusakan jaringan yang parah pada tiga model ulkus. Efek perlindungan APA pada ulkus EtOH dan NaCl
disebabkan oleh modulasi aktivitas antioksidan. Ini mungkin karena adanya flavonoid, diterpine dan
andrographolides di APA (Al-Damash, 2015)
3.3 Curcuma xanthorrhiza Roxb (Temulawak)
Nama Simplisia : Curcumae Xahnthorizae Rhizome

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Jenis : Curcuma xanthorrhiza Roxb


• Bagian yang digunakan : Rhizome
• Standard Menurut Farmakope Herbal Indonesia
• Ekstrak kental temulawak mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 4,60
% v/b dan kurkuminoid tidak kurang dari 14,20 % dihitung sebagai kurkumin.
• Randemen esktrak tidak kurang dari 18,0 %.
• Senyawa Indentitas : Xanthorizol
• Pemerian ekstrak : warna kuning kecoklatan, bau khas dan rasa pahit.
• Kadar air tidak lebih dari 10 %
• Abu total tidak lebih dari 7,8 %
• Abu tidak larut asam tidak lebih dari 1,6 %
• Kandungan kimia : Xantorizol, Kurkuminoid, kurkumin, bisdemetoksi
kurkumin (Rahim et al, 2014)
• Uji toksisitas akut oral
Uji toksisitas akut oral telah di ujikan pada pemberian oral
standar Curcuma xhanthoriza ekstrak etanol pada mencit dengan
ranging dosis 300-5000mg/kg dan diuji selama 14 hari. Hasil
pengujian ini membuktikan relative tidak ada efek toksik pada
pengujian ini (Devaraj et al, 2010)
• Data Preklinik : In vivo
Tikus yang diinduksi dengan gastrik ulcer dengan pemberian
etanol. Dosis pengujian pada kelompok hewan terhadap 250 mg/kg
bb dan 500 mg/kg bb ekstrak daun Curcuma xhantoriza memberikan
efek yang signifikan dari luka di mukosa lambung. Ekstrak ini
meningkatkan berat mucus, menaikan kadar prostaglandin E2 dan
superoksida dismutase. Kesimpulanya bahwa ekstrak daun Curcuma
xanthoriza dapat memberikan perlindungan pada lambung dan
menjaga integritas struktur mukosa lambung (Rahim et al, 2013)
Panax ginseng C.A. Meyer (Ginseng)
• Nama simplisia :
• Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Mognoliopsida
Bangsa : Apiales
Suku : Araliaceae
Marga : Panax
Jenis : Panax Ginseng C.A. Meyer
• Nama Simplisia : Panax Radix
• Bagian yang digunakan : Radix
• Kandungan kimia : ginsenosid , protopanaxadiol,
protopanaxatriol, malonyl ginsenosid.
• Senyawa identitas : Ginsenosides
• Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %
• Abu total tidak lebih dari 4,2 %
• Abu tidak larut asam tidak lebihd ari 1 %
• Abu sulfat tidak lebih dari 12 %
• Ekstraksi yang larut alkohol tidak kurang dari
14,0%
WHO monograph Vol 1
• Data Kamanan
Toksisitas akut oral dari ginseng rendah (LD50 > 5000mg/kgbb
tikus dan mencit 200 mg/kgbb) tidak ada efek toksik juga di hasilkan dari
identifikasi toksisitas menggunakan babi mini pada dosis 2000mg/kg bb (80
mg ginsenosida/kg) (Carabin et al, 2000).
• Data Preklinik
Pengujian efek protektif gastrointestinal yang mengadung ginseng
korea pada mencit. Ulcer di lambunng diinduksi secara oral menggunakan
HCL atau etanol atau indometacin. penggunaan korean ginseng dengan
variasi dosis 30, 100, 300 mg/kg bb mampu menurunkan ulkus di lambung
secara signifikan pada dosis 100 dan 300 mg/kg bb. Mekanisme ini terjadi
karena efek gastroprotektif dari ginseng disebabkan oleh efek ameliorating
pada kerusakan oksidatif dengan meningkatkan aliran darah di mukosa
lambung (oyagi et al, 2010)
• Data Klinik
• Penggunaan Radix ginseng dan kombinasi Poria cocos,
Rhizoma Atractylodis Macrocephalae dan Radix Glycyrrhizae
dalam sedian yang disebut Sijunzi decoction yang digunakan
untuk mengobati kronik atopik gastritis yang di kombinasikan
dengan obat standard. metode studi yang digunakan
retrospektif dianalisa dengan meta analisa yaitu evaluasi data
base. Modifikasi penggunaan sediaan dekok ini yang
dikombinasikan dengan obat-obat standard tampak memiliki
manfaat untuk kronik atopik gastritis (Gan et al, 2017)
REFERENSI
• Al-dahmash, B. A. (2015). Andrographis paniculata Aqueous Extract Shows Anti-Ulcerogenic Effects in Rats Via Modulation of Anti-Oxidant System, 47(5),
1475–1485.

• Boltin, D., & Niv, Y. (2014). Pharmacological and alimentary alteration of the gastric barrier. Best Practice and Research: Clinical Gastroenterology, 28(6), 981–
994. https://doi.org/10.1016/j.bpg.2014.09.001

• Boro, S., & Sarma, M. P. (2016). Helicobacter Pylori and Steps for its Elimination : A Review Helicobacter Pylori and Steps for its Elimination : A Review
Helicobacter Pylori and Steps for its Elimination : A Review HelicobacterPyloriandStepsforitsEliminationAReview, 16(4), 31–36.

• Carabin, I. G., Burdock, G. A., & Chatzidakis, C. (2016). Safety Assessment of Panax Ginseng, 293–301.

• Das, B. K., Singh, M. K., & Kulkarni, J. M. (2016). Potential Gastroprotective Medicinal Plants: an Overview. International Research Journal of Pharmacy, 7(2),
8–14. https://doi.org/10.7897/2230-8407.07213

• De, R., Kundu, P., Swarnakar, S., Ramamurthy, T., Chowdhury, A., Nair, G. B., & Mukhopadhyay, A. K. (2009). Antimicrobial activity of curcumin against
helicobacter pylori isolates from India and during infections in mice. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 53(4), 1592–1597.
https://doi.org/10.1128/AAC.01242-08

• Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi 1,Depkes RI, Jakarta

• Devaraj, S., Esfahani, A. S., Ismail, S., Ramanathan, S., & Yam, M. F. (2010). Evaluation of the antinociceptive activity and acute oral toxicity of standardized
ethanolic extract of the rhizome of curcuma xanthorrhiza roxb. Molecules, 15(4), 2925–2934. https://doi.org/10.3390/molecules15042925

• Elseweidy, M. M. (2017). Brief Review on the Causes, Diagnosis and Therapeutic Treatment of Gastritis Disease. Alternative & Integrative Medicine, 6(1), 1–6.
https://doi.org/10.4172/2327-5162.1000231

• Jayakumar, T., Hsieh, C.-Y., Lee, J.-J., & Sheu, J.-R. (2013). Experimental and Clinical Pharmacology of Andrographis paniculata and Its Major Bioactive
Phytoconstituent Andrographolide. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2013(Figure 1), 1–16. https://doi.org/10.1155/2013/846740

• Kusters , J. G., van Vliet, A. H. M., & Kuipers, E. J. (2006). Pathogenesis of Helicobacter pylori Infection. Clinical Microbiology Reviews, 19(3), 449–490.
https://doi.org/10.1128/CMR.00054-05
• Solomon Jeeva, J. J. (2014). Andrographis paniculata: A Review of its Traditional Uses, Phytochemistry and Pharmacology. Medicinal & Aromatic Plants, 3(4), 1–15.
https://doi.org/10.4172/2167-0412.1000169

• Judaki, A., Rahmani, A., Feizi, J., Asadollahi, K., & Hafezi Ahmadi, M. R. (2017). Curcumin in combination with triple therapy regimes ameliorates oxidative stress and histopathologic changes in
chronic gastritis– associated helicobacter pylori infection. Arquivos de Gastroenterologia, 54(3), 177–182. https://doi.org/10.1590/s0004-2803.201700000-18

• Matsumoto, T., Sun, X. B., Hanawa, T., Kodaira, H., Ishii, K., & Yamada, H. (2002). Effect of the antiulcer polysaccharide fraction from Bupleurum falcatum L. on the healing of gastric ulcer
induced by acetic acid in rats. Phytotherapy Research, 16(1), 91–93. https://doi.org/10.1002/ptr.986

• Oyagi, A., Ogawa, K., Kakino, M., & Hara, H. (2010). Protective effects of a gastrointestinal agent containing Korean red ginseng on gastric ulcer models in mice. BMC Complementary and
Alternative Medicine, 10, 45. https://doi.org/10.1186/1472-6882-10-45

• Polydorides, A. D. (2014). Pathology and differential diagnosis of chronic, noninfectious gastritis. Seminars in Diagnostic Pathology, 31(2), 114–123.
https://doi.org/10.1053/j.semdp.2014.02.008

• Mallapu, P., & Venkateswara, S. (2017). REVIEW : LIST OF MEDICINAL PLANTS FOR, 5(12), 1570–1575.

• Rahim, N. A., Hassandarvish, P., Golbabapour, S., Ismail, S., Tayyab, S., & Abdulla, M. A. (2014). Gastroprotective effect of ethanolic extract of curcuma xanthorrhiza leaf against ethanol-
induced gastric mucosal lesions in sprague-dawley rats. BioMed Research International, 2014, 1–10. https://doi.org/10.1155/2014/416409

• Sah, A., Jha, R., Sah, P., Shah, D., & Yadav, S. (2013). Turmeric (curcumin) remedies gastroprotective action. Pharmacognosy Reviews, 7(1), 42. https://doi.org/10.4103/0973-7847.112843

• Saranya, P., Geetha, A., & Selvamathy, S. M. K. (2011). A biochemical study on the gastroprotective effect of andrographolide in rats induced with gastric ulcer. Indian Journal of
Pharmaceutical Sciences, 73(5), 550–557. https://doi.org/10.4103/0250-474X.99012

• Soni, K. B., Rajan, A., & Kuttan, R. (1992). Reversal of aflatoxin induced liver damage by turmeric and curcumin. Cancer Letters, 66(2), 115–121. https://doi.org/10.1016/0304-3835(92)90223-I

• Morales-guerrero, S. E., & Aguilar-gutiérrez, G. R. (n.d.). World â€TM s largest Science , Technology & Medicine Open Access book publisher The Role of CagA Protein Signaling in Gastric
Carcinogenesis — CagA Signaling in Gastric Carcinogenesis.

• Velusami, C. C., Boddapati, S. R., Hongasandra Srinivasa, S., Richard, E. J., Joseph, J. A., Balasubramanian, M., & Agarwal, A. (2013). Safety evaluation of turmeric polysaccharide extract:
Assessment of mutagenicity and acute oral toxicity. BioMed Research International, 2013, 1–10. https://doi.org/10.1155/2013/158348

• WHO. 1999. WHO Monograph on selected medicinal Plants Vol 1. Genewa

Anda mungkin juga menyukai