Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAK PURWACENG (PIMPINELLA ALPINNA) SEBAGAI AGEN

KEMOPREVENTIF DAN KEMOTERAPI KANKER PARU (KAJIAN


ANTIPROLIFERATIF SERTA UJI APOPTOSIS MELALUI JALUR P53,BCL-2,RB
DAN CASPASE- 9)

Fariz Ihsan1, *, Indra Setyawan1, Suniawan Satrio1, Ayunda Dewi Jayanti1, Shahylananda Tito1,
Elizabeth Henny Herningtyas2

1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Email: ihsan_fire@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kanker paru merupakan kanker urutan ke-3 terbanyak dan penyebab kematian utama pada pria
yang kemoterapinya memberikan banyak efek samping sehingga perlu dicari kemoterapi
alternatif. Kumarin psoraldin diketahui memiliki efek kemotoksik pada sel kanker dan terkandung di
dalam purwaceng (Pimpinella alpinna) namun efek ekstrak air Pimpinella alpinna sebagai agen
antiproliferatif, sitotoksik, penginduksi apoptosis, dan jalur mekanismenya pada sel kanker belum
diteliti secara ilmiah. Penelitian eksperimental murni dengan kultur sel kanker paru A549 ini
menggunakan rentang dosis ekstrak purwaceng 1-10.000 μg/mLdan rentang dosis kontrol positif
cisplatin 1-10 μg/mL yang direplikasi 6 kali serta dengan rentang waktu inkubasi 24-72 jam.
Pada uji sitotoksik dengan inkubasi 24 jam yang dideteksi dengan pewarnaan MTT didapatkan
IC50 sebesar 3.862 μg/mL, sedangkan uji antiproliferasi dengan dosis 550 dan 275 μg/mL
mampu menghambat kecepatan pertumbuhan sel 24 jam pertama dan kedua terhadap kontrol.
Uji ANOVA satu jalan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar ekstrak
purwaceng terhadap variasi waktu (p<0.05). Uji apoptosis yang dideteksi menggunakan
fluoresensi etidium bromide-acridine orange mendapatkan nilai EC50 sebesar 5.271 μg/mL yang
ditandai dengan penurunan ekspresi Rb dan bcl-2 serta peningkatan p53 dan caspase-9.
Statistik Chi-Square menunjukkan proporsi efek IC50 pada ekspresi gen berbeda secara
bermakna(p<0.05) terhadap kontrol. Dapat disimpulkan bahwa Pimpinella alpinna mempunyai
efek antiproliferasi dan sitotoksik terhadap sel kanker paru A549 dan menginduksi apoptosis
melalui perubahan jalur apoptosis berupa penurunan ekspresi Rb dan bcl-2 serta peningkatan
p53 dan caspase-9.

Kata kunci: Pimpinella alpinna, kanker paru, antiproliferasi, sitotoksik, apoptosis.

1. PENDAHULUAN

Setiap penyakit kanker hingga saat ini sampai tahun 2030 dan akan mencapai
masih dianggap sebagai ancaman 11 juta kematian(IUCC,2009).
kematian yang utama bagi sebagian Di antara penyakit kanker yang ada,
orang(Sabrina,2009).Menurut WHO, kanker paru memiliki prevalensi
kanker juga merupakan masalah utama tertinggi di dunia dengan 18 % dari total
di dunia dan pada tahun 2008 kanker (WHO, 2008). Selain itu, kanker
kankeradalah penyebab kematian paru diakui mempunyai tingkat
tertinggi di dunia yaitu mencapai 7,6 insidensi yang tinggi di dunia karena
juta kematian atau sekitar 13 % dari sebanyak 17% insidensi terjadi pada
seluruh kematian (WHO,2008). pria (peringkat kedua setelah kanker
Kematian yang disebabkan kanker prostat) dan 19% pada wanita (peringkat
diperkirakanakan terus meningkat ketiga setelah kanker payudara dan
kanker kolorektal) (Ancuceanu and
Victoria, 2004).Insidensi kanker ini keuntungan untuk mengembangkan
cenderung meningkat hingga 0,5% berbagai penelitian di bidang medis
setiap tahunnya, terutama di negara – (Indrayani et al., 2006).
negara berkembang. Negara-negara Pimpinella alpinna merupakan salah satu
berkembang yang dimaksud adalah tanaman herbal yang berpotensi untuk
negara yang paling rentan memiliki mengobati penyakit kanker. Kumarin yang
banyak faktor risiko, salah satunya terkandung dalam akar Pimpinella alpinna
Indonesia. Indonesia memiliki dalam bentuk kumarin psoraldin. Kumarin
prevalensi yang tinggi terhadap salah psoraldin meningkatkan efek anti kanker
satu faktor risiko kanker paru yaitu pada nekrosis tumor. Psoraldin adalah
konsumsi rokok (WHO Indonesia & furanokumarin alami terisolasi dari
DepKes RI, 2003). Selain itu, coryfoliapsoralea yang memiliki sifat anti
berdasarkan keterangan Global Adult kanker dan kemopreventif yang memicu
Tobacco Survey (GATS), sebuah survei apoptosis pada sel kanker tanpa toksisitas
global standar untuk memonitor terhadap jaringan normal ( Medical
penggunaan tembakau di suatu negara, University of Silesia in Katowice,
menunjukkan prevalensi perokok aktif Jordana 19, 41-808 ). Selain kumarin,
pria di Indonesia sebesar 67,4 persen. kandungan Alkaloida pada akarPimpinella
Peningkatan konsumsi rokok di suatu Alpinna juga berpotensi sebagai agen anti
populasi ini yang akan meningkatkan kanker dengan menghambat proliferasi
pula prevalensi kejadian kanker paru (antiproliferatif) dan menginduksi proses
(Sat Sharma, 2009). apoptosis dari sel kanker tersebut
Telah banyak upaya yang dilakukan (Sreelatha and padma, 2009).
untuk mengatasi penyakit kanker paru
yang prevalensinya begitu tinggi di Berdasarkan manfaat tanaman Pimpinella
dunia.Pemberian kemoterapi sebagai alpinna sebagai afrodisiak atau penambah
pengobatan pada kanker paru sering vitalitas pria, yang mana faktor risiko
menimbulkan efek samping berupa mual, kanker paru yakni merokok juga menjadi
muntah (Abdul muthalib, 2006), kelelahan, suatu prevalensi yang tinggi pada pria di
kehilangan nafsu makan (National cancer Indonesiaserta belum adanya penelitian
center Singapore, 2012) dan kerontokan yang secara spesifik mengevaluasi
rambut (Wills et al., 2009).Penderitaan efektivitas akarPimpinella alpinna pada
yang dialami pasien kanker paru akibat pencegahan dan penyembuhan penyakit
efek samping kemoterapi tersebutakan kanker paru melalui aktivitas anti kanker
mempengaruhi kondisi psikologis pasien yaitu apoptosis dan antiproliferasi sel
menjadi lebih buruk sehingga proses kanker, sehingga hal tersebut mendasari
penyembuhan akan semakin lama. diadakannya penelitian untuk mengetahui
Hal tersebut mendorong dilakukannya potensi akar Pimpinella alpinna dalam
pencarian sumber obat baru yang proses pencegahan dan penyembuhan
berasal dari alam, salah satunya adalah penyakit kanker paru.
tanaman herbal. Kekayaan Indonesia
akan tanaman herbal merupakan suatu

2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam
eksperimental murni dengan metode post rentang waktu empat bulan.
test only with control group design.

Rancangan Penelitian
Sel kanker paru

+ Ekstrak P. alpinna -Ekstrak P. alpinna

Sel kanker rusak/mati Uji antiproliferasi


Sel kanker tidak mati

Uji apoptosis Viabilitas sel


kanker

+ Apoptosis -Apoptosis

Pembuatan larutan uji dan kontrol


Pimpinella alpina kering dihaluskan Uji antiproliferasi
menjadi serbuk, lima ratus gram diaduk Sel kanker paru A549 di kultur pada
dalam tujuh bagian air distilat 80o C selama medium, 36 sumuran pada total volume
2 jam, dan di dinginkan dalam suhu 200 mikroliter DMEM yang disuplemen
ruangan. Supernatan diambil setelah dengan 1% FBS. Sel yang dikultur
larutan disaring.Masing masing larutan diberikan 0.2% DMSO dan ekstrak air
dievaporasi menggunakan rotator Pimpinela alpinna pada berbagai
evaporator.Cisplatin(kontrol) dibuat dalam konsentrasi. Lalu diinkubasi dengan
berbagai konsentrasi dengan pengenceran beberapa variasi waktu yakni 24, 48, dan
menggunakan medium. 72 jam, setelah dinkubasi ditambahkan 1
mg/ml MTT dan di inkubasi 4 jam.
Standarisasi Ekstrak (pengujian Hasilnya di absorbansi pada 550 nm.
kandungan kimia ekstrak)
Pengujian dilakukan terhadap parameter Uji Sitotoksik
non spesifik yang meliputi penetapan Sel kanker paruA549 di kultur pada
kadar air, penetapan kadar abu. medium, 96 sumuran pada total volume
Pengujian terhadap parameter spesifik 200 mikroliter DMEM yang disuplemen
meliputi Identitas Ekstrak, Organoleptik dengan 1% FBS. Sel yang dikultur
dan Kandungan kimia ekstrak. Untuk diberikan 0.2% DMSO dan ekstrak air
mengetahui profil adanya senyawa Pimpinela alpinna pada berbagai
alkaoid dan kumarin dengan konsentrasi (1 – 10.000 μg/mL)dan
menggunakan uji analisis bahan kimia. cisplatin sebagai kontrol positif pada
Deteksi alkaloid pada ekstrak dengan berbagai konsentrasi 1-10 μg/mL, pada 24
penambahan Dragendorf pada suasana jam dalam keadaan yang sama setiap grup
asam dan memberikan hasil positif dibuat 6 kali pengulangan. Lalu setelah
apabila muncul endapan merah-coklat. inkubasi 24 jam, ditambahkan 1 mg/ml
Deteksi kumarin pada ekstrak dengan MTT dan di inkubasi 4 jam. Hasilnya di
penambahan amonia dan memberikan absorbansi pada 550 nm.
hasil positif jika mengalami fluorsensi
warna hijau (kumarin isobergapten)
pada UV 365 nm.
ekstrak air Pimpinella alpina dengan
Uji Apoptosis konsentrasi ½ IC50, IC50, dan 2 IC50.
Sel kanker paru kecil dikultur dalam 24 Cisplatin diberikan sebagai kontrol
sumuran. Pada uji sitotoksik tahap 2 positif dengan berbagai konsentrasi (1 –
telah diperoleh nilai IC50 untuk ekstrak 10 μg/mL).Tiap konsentrasi dilakukan
air Pimpinella alpina. Sumuran yang pengulangan sebanyak tiga kali.
akan diisi diberi coverslip pada dasar Microplate diinkubasi dalam inkubator
sumuran. Sel kanker paru A549 dan 5% CO2 pada suhu 370 C dan pH 7,4-
medium sebanyak 500 μl dengan jumlah 7,7. Setelah 24 jam, medium dibuang,
sel 1×104 diisikan dalam sumuran dicuci dengan PBS. Coverslip diambil
microplate. Selanjutnya, ditambahkan dan diletakkan pada kaca obyek,
ditambahkan tetesan larutan etidium dilapisi Poly L-Lysin dan ditunggu
bromid-acridine orange dan diamati hingga kering. Setelah kering, dilakukan
dengan mikroskop fluoresen dengan fiksasi menggunakan metanol kemudian
perbesaran 100kali. direndam dalam peroxide blocking
solution. Slide diinkubasi dalam
Uji Jalur Induksi Apoptosis prediluted blocking serum pada suhu
Uji ini dilakukan menggunakan 25% selama 10 menit dan ditambahkan
microplate 24 sumuran. Sumuran yang antibodi anti p53, Rb, Bcl-2, caspase 9.
akan diisi diberi coverslip pada dasar Selanjutnya ditetesi mounting media
sumuran. Sel kanker paru kecil dan ditutup dengan deck glass.Ekspresi
(NSCLC) dan medium sebanyak 500 μl p53, Rb, Bcl-2, Caspase-9 diamati
dengan jumlah sel 1×104 diisikan dalam menggunakan mikroskop cahaya.
sumuran microplate. Selanjutnya,
ditambahkan ekstrak air Pimpinella Analisis Statistik
alpinnadengan konsentrasi ½ IC50, Uji antiproliferasi akan melihat
IC50, dan 2 IC50. Cisplatin diberikan kemampuan ekstrak air Pimpinella alpinna
sebagai kontrol positif dengan berbagai dengan dosis efektifnya dalam
konsentrasi (1 – 10 μg/mL). Tiap mempertahankan sel kanker paru A549
konsentrasi dilakukan pengulangan yang hidup (viabilitas sel) untuk tetap
sebanyak tiga kali. Microplate bertahan atau tidak berproliferasi (tumbuh
diinkubasi dalam inkubator 5% CO2 menjadi bertambah banyak) pada skala %
pada suhu 370 C dan pH 7,4-7,7. Setelah viabilitas yang tetap. Aktivitas
24 jam, medium dibuang, dicuci dengan antiproliferasi dinyatakan dalam %
PBS. Isi viabilitas sel yang hidup. Data absorbansi
sumuran dipindahkan dalam tabung 1,5 yang diperoleh dari uji kinetika
ml kemudian ditambahkan DMEM proliferasi sel dikonversi ke dalam
hingga volume 1 ml. Isi tabung persen sel hidup.Persen sel hidup
diteteskan pada kaca obyek yang telah dihitung menggunakan rumus:

Dalam hal ini % viabilitas sel dilihat dengan dosis efektifnya (EC50) untuk
berdasarkan satuan waktu (24,48,dan 72 membuat apoptosis pada sel kanker paru
jam). Adapun kemampuan A549. Kemampuan induksi apoptosis
mempertahankan % viabilitas sel dalam dinyatakan dalam EC50(konsentrasi yang
variasi waktu dapat dihitung dengan menyebabkan apoptosis 50% populasi
menggunakan analisis Uji ANOVA sel)dengan analisis regresi linier.Perbedaan
menggunakan SPSS 20 untuk kemampuan apoptosis ekstrak air
mengetahui signifikansi perbedaan Pimpinella alpinna dan cisplatin(kontrol
antara kelompok kontrol dengan positif) dinilai dengan uji regresi linear
kelompok perlakuan. menggunakan SPSS 20.
Uji sitotoksik akan melihat kemampuan Uji Jalur Induksi Apoptosis akan melihat
ekstrak air Pimpinella alpinna dengan kemampuan ekstrak air Pimpinella alpinna
dosis efektifnya (IC50) untuk membuat efek dengan dosis efektifnya (IC50) untuk
toksik pada sel kanker paru A549.Aktivitas membuat apoptosis sel kanker paru A549
Sitotoksik dinyatakan dalam IC50 melalui jalur ekspresi gen p53, Rb, Bcl-2,
(konsentrasi yang menyebabkan Caspase-9. Kemampuan apoptosis dinilai
kematian 50% populasi sel) dengan berdasarkan jalur ekspresi gen yang
analisis regresi linier menggunakan SPSS dominan pada sel kanker paru A549 yang
20. diuji dengan uji x2 (chi-square)
Uji Induksi Apoptosis akan melihat menggunakan SPSS 20.
kemampuan ekstrak air Pimpinella alpinna

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil kumarin, sehingga dapat diketahui bahwa
Standarisasi Ekstrak zat aktif di dalam ekstrak Pimpinella
Standarisasi Ekstrak dilakukan untuk alpinna yang digunakan adalah alkaloid
memastikan ekstrak Pimpinella alpinna dan kumarin (gambar 1). Profil
yang digunakan dalam penelitian ini sesuai kandungan kimia ekstrak sangat penting
standar. Hasil Analisis bahan kimia karena digunakan sebagai acuan untuk
menunjukkan bahwa ektrak air Pimpinella memperkirakan penelusuran mekanisme
alpinna yang akan digunakan dalam kerja ekstrak yang digunakan dalam
penelitian ini mengandung alkaloid dan penelitian ini.

(a) (b)

Gambar 1. Hasil Analisis bahan kimia menunjukkan bahwa (a) terdapat kandungan
kumarin yang ditunjukkan dengan warna fluoresensi hijau pada UV 365 nm dan (b)
terdapat kandungan alkaloid yang ditunjukkan dengan adanya endapan merah-coklat.

Uji Antiproliferasi Pimpinella alpinna lebih rendah


Untuk melihat aktifitas proliferasi sel dibandingkan kurva dari kelompok
kanker paru A549 pada perlakuan kontrol/sel antara 24 jam pertama dan
ekstrak air Pimpinella alpinna, maka 24 jam kedua. Ini berarti bahwa
dilakukan uji doubling time. Hasil uji perlakuan ekstrak air Pimpinella
terhadap sel kanker paru A549 alpinna mampu mempengaruhi kinetika
memperlihatkan bahwa perlakuan proliferasi sel kanker paru A549 secara
dengan ekstrak air Pimpinella alpinna bermakna (P<0,05) pada semua variasi
(550, 275, 137,5μg/mL) mampu waktu. Dalam artian lainnya, Ekstrak air
menghambat pertumbuhan sel A549 Pimpinella alpinna mampu
(Gambar 2) pada jam ke 24, 48 dan 72 menghambat proliferasi sel berdasarkan
secara signifikan (P<0,05). Penetapan variasi waktu terhadap kontrol sel
konsentrasi ekstrak air Pimpinella dimana terjadi memperpanjang waktu
alpinna mempertimbangkan bahwa penggandaan sel (doubling time).
konsentrasi tersebut dibawah harga IC50- Berdasarkan profil proliferasi sel,
nya pada uji sitotoksisitas, sehingga sel ekstrak air Pimpinella alpinna mampu
tidak terlalu banyak yang mati pada menghambat pertumbuhan sel kanker
pengamatan pada jam ke-48 dan 72 dan paru A549. Mekanisme penghambatan
lebih lanjut agar kinetika proliferasi sel pertumbuhan sel kanker bisa melalui
dapat teramati hingga jam ke-72.Hasil cell cycle arrest, cell cycledelay maupun
uji antiproliferatif ekstrak air Pimpinella mekanisme apoptosis. Untuk
alpinna terhadap sel kanker paru A549 mengetahui apakah mekanisme
(gambar 2). penghambatan melalui mekanisme
Dari Gambar 2, kurva rerata selisih % apoptosis, maka dilakukan pengamatan
kehidupan sel terhadap waktu apoptosis.
pengamatan dari kelompok ekstrak air
Gambar 2. Efek variasi kadar ekstrak air Pimpinella alpinnaterhadap kinetika
pertumbuhan sel kanker paru A549. Hasil uji doubling time ekstrak air Pimpinella
alpinna dilakukan dengan menginkubasi sel kanker paru A549 dengan kepadatan
2x104 di dalam sumuran dengan ekstrak air Pimpinella alpinna (kadar 550, 275, 137,5
μg/mL) dan dilihat absorbansinya pada jam ke-24, 48 dan 72.

Uji Sitotoksik kenaikan persentase kematian sel. Pada


Uji sitotoksik dilakukan terhadap sel perlakuan ekstrak air Pimpinella
kanker paru A549 untuk mengetahui alpinna dengan kadar 3.000 μg/mL dan
potensi penghambatan dan efek toksik 5000 μg/mL dapat menaikkan
terhadap pertumbuhan sel akibat persentase kematian sel secara
perlakuan ekstrak air Pimpinella signifikan (P<0.05). Ekstrak air
alpinna. Uji ini dilakukan untuk Pimpinella alpinna memiliki aktifitas
menentukan kadar sampel uji yang penghambatan pertumbuhan sel kanker
dapat memberikan efek toksik pada paru A549 dengan (IC50)sebesar 3.862
pertumbuhan sel kanker paru A549 μg/mL (gambar 3). Nilai IC50 diatas 100
sampai 50% populasi sel (IC50). Hasil μg/mL menunjukkan adanya potensi
uji memperlihatkan bahwa kenaikan ekstrak uji sebagai agen kemoterapi.
kadar perlakuan sampel menyebabkan
penurunan persentase sel hidup atau

y = 5E-05x + 0,3069
R² = 0,5957
IC50 = 3.862 μg/mL
.
Gambar 3. Hasil uji statistik regresi linear yang menunjukkan bahwa Ekstrak air
Pimpinella alpinna memiliki aktifitas toksik dan penghambatan pertumbuhan sel
kanker paru A549 dengan (IC50)sebesar 3.862 μg/mL.

Uji Apoptosis
Pengamatan apoptosis dilakukan dengan besar menyerap Acrydine orange. Dan
metode doublestainning menggunakan hanya sebagian kecil sel kanker paru
etidium bromide-acrydine orange (EB- A549 yang menyerap Etidium bromide
AO).Hasil pengamatan menunjukan pada kontrol sel karena integritas sel
bahwa pada kontrol sel terlihat masih baik.
kebanyakan selkaknker paru A549 Sel kanker paru A549 diberi perlakuan
berfluorosensi hijau karena sebagian dengan berbagai kadar ekstrak air
Pimpinella alpinna. Pada sel dengan persentase apoptosis sel kanker paru
perlakuan ekstrak air Pimpinella A549. Adapun yang menjadi kadar
alpinna kadar 5000 μg/mL sebagian efektif (EC50) untuk membuat 50 %
besar sel berfluorosensi merah dan populasi sel mengalami apoptosis yakni
orange (sel yang apoptosis) serta ada sebesar 5.271 μg/mL (gambar 5). Selain
beberapa saja yang berfluorosensi hijau itu pada sel dengan perlakuan ekstrak air
(gambar 2). Hal ini menandakan mulai Pimpinella alpinna juga terlihat adanya
hilangnya permeabilitas membran pada fragmentasi inti sel yang kemudian
sebagian besar sel (53 % populasi sel) menjadi badan-badan apoptosis. Hal ini
karena perlakuan ekstrak air Pimpinella menunjukan bahwa perlakuan ekstrak
alpinna. Akibatnya etidium bromide air Pimpinella alpinna menyebabkan
dapat masuk ke dalam sel dan terjadinya apoptosis (gambar 4).
menimbulkan fluorosensi oranye/merah Untuk melihat perbedaan antara
sebagai indikator kematian sel kemampuan apoptosis ekstrak air
(apoptosis sel). Sehingga secara Pimpinella alpinna dan cisplatin (kontrol
signifikan (P<0.05) ekstrak air positif kemoterapi kanker paru) digunakan
Pimpinella alpinna dengan kadar uji regresi linear, dimana didapatkan
tertentu dapat menaikkan persentase hasil adanya perbedaan yang signifikan
apoptosis sel. Dapat dilihat pada sajian antara kemampuan apoptosis ekstrak air
data beserta analisisnya memperlihatkan Pimpinella alpinna dan cisplatin (kontrol
bahwa semakin tinggi kadar perlakuan positif kemoterapi kanker paru) (gambar
sampel maka semakin tinggi pula 5).

Gambar 4. Efek ekstrak air Pimpinella alpinna menginduksi apoptosis pada sel A549
setelah 24 jam perlakuan dengan sampel uji. Pengecatan dilakukan dengan menanam
sel A549 sebanyak 2 X 104 sel/sumuran pada coverslips dalam plate 24, dilakukan
pewarnaan mengunakan acrydine orange-ethidium bromide dan dilihat dengan
mikroskop fluorosence. A. kontrol sel, B. Ekstrak air Pimpinella alpinna μg/mL.
Perbesaran 100x, apoptosis (sel merah), sel hidup (sel hijau).

Gambar 5. Hasil uji statistik regresi linear yang menunjukkan bahwa Ekstrak air
Pimpinella alpinna memiliki kemampuan menginduksi apoptosis kanker paru A549
dengan (EC50)sebesar 5.271 μg/mL.
Gambar 6. Hasil uji statistik regresi linear yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antara kemampuan apoptosis ekstrak air Pimpinella alpinna dan cisplatin
(kontrol positif kemoterapi kanker paru).

Uji Jalur Induksi Apoptosis


Pada uji jalur induksi apoptosis, sel berwarna coklat, sedangkan sel
yang mengekspresikan p53, Rb, Bcl-2, imunonegatif berwarna biru keunguan
dan caspase-9 (sel imunopositif) tampak pada nukleusnya dengan sitoplasma
sebagai gambaran sel dengan sitoplasma jernih (gambar 7).

(a) (b)
Gambar 7. Sel kanker A549 setelah pewarnaan imunohistokimia (a) sel imupositif
berwarna coklat (b) sel imunopositif berwarna biru keunguan. Selanjutnya, persentase
sel imunopositif dihitung untuk mendapatkan data rerata persentase ekspresi p53, Rb,
Bcl-2, dan caspase-9 setelah diinkubasi dengan ekstrak air Pimpinella alpinna selama
24 jam yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata persentase ekspresi p53, Rb, Bcl-2, dan caspase-9 sel kanker paru
A549 setelah perlakuan
Perlakuan Konse Eks Eksp Eks Eksp
ntrasi pre resi pre resi
(μg/ml si Rb si casp
) p53 (%) Bcl ase-9
(%) -2 (%)
(%)
Ekstrak 23, 37,7 44,
air 2250 50 0 80 0,32
Pimpinell 4500 61, 51, 93,4
a alpinna (IC50) 90 0,05 48 0
0,0 0,0 40,0
9000 0 0,00 0 0
Kontrol 0 19, 32,3 84, 17,2
negatif 90 0 00 0

Proporsi efek IC50 ekstrak air Pimpinella secara signifikan (p<0.05) terhadap
alpinnapada ekspresi p53, Rb, Bcl-2, kontrol(sel kanker paru A549 tanpa
dan caspase-9 terhadap kontrol perlakuan).
negatif(sel kanker paru A549 tanpa
perlakuan) diuji secara statistik dengan Pembahasan
analisis Chi-Square. Dari hasil analisis, Berdasarkan uji sitotoksik, didapatkan
didapatkan nilai p<0,05. Nilai ini nilai dosis IC50Pimpinella alpinna
menunjukkan bahwaproporsi efek IC50 adalah 3.862 μg/mL. Nilai ini sangat
ekstrak air Pimpinella alpinna pada jauh jika dibandingkan dengan nilai
peningkatan Rb dan caspase-9 berbeda IC50cisplatin (kontrol , yaitu sebesar
4,62μg/ml (Scrivenet al., 2009). Suatu pengamatan dengan mikroskop
ekstrak dianggap berpotensi untuk fluoresen.
dikembangkan sebagai terapi antikanker Pengendalian apoptosis dihubungkan
jika memiliki IC50lebih dari dengan gen yang mengatur siklus sel,
100μg/ml(Mans et al., 2000).Tingginya termasuk di antaranya gen p53, Rb, myc
nilai IC50 pada ekstrak air Pimpinella dan lain-lain. Beberapa jenis gen
alpinnadapat disebabkan oleh berfungsi sebagai penghambat
penggunaan pelarut air yang diduga apoptosis, di antaranya keluarga gen
melarutkan kandungan zat aktif yang bcl-2 dan beberapa jenis onkogen virus
ada pada tanaman Pimpinella yang dikenal memiliki potensi untuk
alpinna.Berbeda dengan cisplatin yang mengakibatkan transformasi sel menjadi
merupakan zat murni, ekstrak ganas. Fungsi produk gen p53 dan Rb
mengandung berbagai zat aktif terkait erat dengan peristiwa dalam
nonspesifik sehingga membutuhkan siklus sel pada fase G1. Gen
dosis lebih besar untuk menimbulkan retinoblastoma (Rb) mencegah
efek yang sama. berlangsungnya siklus sel pada fase
Suatu senyawa dapat bersifat toksik G1/S dengan menghambat fungsi faktor
pada sel kanker dengan beberapa transkripsi E2F dan dengan demikian
mekanisme yang berbeda, yaitu melalui menghambat fungsi berbagai gen yang
efek antiproliferasi, penghambatan bekerja pada fase S, termasuk di
siklus sel, inhibisi angiogenesis, antaranya myc, myb, dan DNA
pengrusakan sel secara langsung yang polimerase α. Sebagian besar partner
menyebabkan nekrosis, serta induksi Rb1 dalam mengatur siklus sel adalah
apoptosis.Semua proses ini merupakan regulator transkripsi seperti E2F, c-Abl
efek toksik yang pada akhirnya dan Mdm2. Mdm2 merupakan salah
menimbulkan kematian pada sel kanker satu faktor yang menghambat apoptosis.
(Ren et al., 2003).Pada penelitian ini, Pada saat apoptosis Mdm2 mengalami
ekstrak air Pimpinella alpinna degradasi oleh caspases.
diharapkan mampu menginduksi Pada induksi apoptosis terjadi cleavage
apoptosis pada sel kanker, sehingga pada C-terminal molekul Rb oleh
didapatkan kematian sel kanker tanpa caspases sehingga terjadi akumulasi
menimbulkan reaksi inflamasi dan ΔRb1. Fragmen ΔRb1 ini secara
rendah efek samping bagi biologis tetap aktif karena domain
tubuh.Berdasarkan hal ini, nilai IC50 fungsional minimal Rb1 sebagai gen
ekstrak air Pimpinella alpinna yang supresor terletak pada bagian ini,
tinggi sepenuhnya menunjukkan bahwa sehingga apoptosis lebih banyak
Pimpinella alpinna berpotensi untuk diasosiasikan dengan kehilangan seluruh
dikembangkan sebagai terapi rantai Rb1 dan tidak bergantung pada
antikanker.Pimpinella alpinna tidak akumulasi ΔRb1. Adanya degradsi Rb1
menimbulkan efek toksik dengan menjadi ΔRb1, membuat ΔRb1
pengrusakan sel secara langsung kehilangan kemampuan dalam mengikat
(nekrosis), melainkan bersifat toksik Mdm2 sehingga Mdm2 didegradasi oleh
melalui induksi apoptosis, sehingga caspase. Terjadinya degradasi Rb dan
Pimpunella alpinna ini cukup Mdm2 oleh caspase menyebabkan
berpotensi untuk dijadikan terapi aktivasi E2F-1 dan p53, sehingga
antikanker. Kemampuan ekstrak air menginduksi apoptosis.Perombakan
Pimpinella alpinna dalam menginduksi Rb1 di-katalisasi oleh upstream
apoptosis ini terbukti dari hasil uji caspase(s) yang tidak memiliki
apoptosis menggunakan pewarnaan kemampuan untuk membunuh sel
acridine orange.Acridine orange sehingga harus dirombak oleh
merupakan zat pengecat yang selektif caspase(s) yang mampu membunuh sel
terhadap asam nukleat dan mampu (death effector caspases). Pada
menembus membrane plasma. Pada sel apoptosis yang diinduksi oleh Fas/FasL
yang mengalami apoptosis, acridine death effector caspases diaktivasi
orange ini akan berikatan dengan DNA melalui jalur yang tidak bergantung
dan memancarkan warna oranye pada pada Rb1. Preservasi Rb1 melalui
ekspresi ΔRb1 tidak berdampak pada mitokhondria tidak bergantung pada
apoptosis melalui jalur Fas/FasL, tetapi caspases, dan dampaknya tidak selalu
pada induksi melalui TNF-αR, upstream diasosiasikan dengan terjadinya pori
caspases diaktifkan untuk merombak pada membran mitokhondria. Atas
Rb1, walaupun mekanisme ini tidak rangsangan apoptosis, bax yang
cukup efisien untuk menghasilkan merupakan faktor proapoptotik segera
kematian sel. Degradasi selanjutnya berpindah tempat dari sitoplasma ke
bersama-sama dengan perombakan mitokhondria dan secara langsung dapat
Mdm2 mengakibatkan aktivasi E2F dan menginduksi penglepasan cytochrome-c
p53. melalui pori yang dibuatnya pada
Ekspresi Rb1 mutant yang resisten membran mitokhondria. Apabila
terhadap perombakan oleh caspases aktivasi caspase-8 melalui cara ini
melindungi E2F dan mencegah inefisien, ditempuh jalur lain yaitu
degradasi Mdm2, sehingga aktivasi melalui Bid, faktor proapoptotik
death effector caspases terhambat dan anggota keluarga bcl2 yang lain. Bid
tidak terjadi apoptosis.Dalam konteks segera mengalami cleavage dan fragmen
ini Rb1 merupakan substrat penting bagi C-terminalnya segera merangsang
caspases.Dalam fungsinya myc mitokhondria untuk melepaskan
membentuk heterodimer dengan gen cytochrome-c. Caspase-8 yang
max..Kompleks onkoprotein myc-max teraktivasi (misalnya karena pengikatan
meningkatkan apoptosis bila sel Fas/FasL) memecah Bid, menghasilkan
kehilangan faktor pertumbuhan, atau fragmen C-terminal yang kemudian
bila ada intervensi farmakologis.24 melekat pada mitokhondria dan
Dimerisasi myc-max diperlukan baik menginduksi penglepasan cytochrome-
untuk proliferasi maupun c.Cytochrome-c kemudian berfungsi
apoptosis.Walaupun demikian myc dan mengatifkan Apaf-1 (apoptosis protease
max masing-masing memodulasi jalur activating factor) dan pemrosesan
apoptotik yang berbeda. Hal ini caspases-9 yang selanjutnya
dibuktikan dalam suatu penelitian yang mengaktifkan kaskade caspase yang
menyatakan bahwa Bcl-xL menghambat lainnya.Bcl-2/bcl-xl berfungsi
apoptosis sel yang mengekspresikan menghambat penglepasan cytochrome-c
max berlebihan tetapi tidak pada sel-sel dan dengan demikian menghambat
yang mengekspresikan c-myc apoptosis.
berlebihan. Kemampuan ekstrak air Pimpinella
Gen Bcl 2 dikenal sebagai inhibitor alpinna dalam menginduksi apoptosis
apoptosis .gen bcl2 menghambat kemungkinan berkaitan dengan
kemampuan c-myc untuk menginduksi kandungan kumarin dan alkaloid pada
apoptosis. Tidak semua apoptosis dapat tanaman ini.Dalam hal ini, dapat
dihambat oleh gen bcl2. Induksi disimpulkan bahwa mekanisme kumarin
apoptosis oleh TNF tidak dapat dalam menginduksi apoptosis terjadi
dihambat oleh bcl2. Gen bcl2 termasuk melalui jalur ikatan dengan
keluarga gen yang beberapa anggota mengaktifkan reseptor TNF-αR dan juga
keluarganya bersifat menghambat melaluipenghambatan aktivitas DNA
apoptosis (Bcl2, Bcl-x1, Mcl1 dan lain- topoisomerase I/II,modulasi signalling
lain), tetapi beberapa anggota keluarga pathways, pelepasan sitokrom C dengan
yang lain ternyata bersifat memudahkan aktivasi caspase-3 dan -9, dimana
apoptosis (Bax, Bcl-xs, Bad, Bak, dan terjadi penurunan ekspresi gen Rb dan
lain-lain). Keluarga Bcl-2 ini sangat Bcl-2, serta peningkatan ekspresi gen
banyak, saat ini terdapat 19 anggota p53(Ren et al., 2003).Pada pemberian
yang telah teridentifikasi.Bcl-2 adalah ekstrak air Pimpinella alpinna terhadap
protein homolog dengan Ced-9 yang sel kanker paru A549, induksi apoptosis
merupakan prototype semuan domian ini diduga terjadi melalui aktivasi p53,
BH3 homologi dengan Bcl-2. Bcl-2, Rb dan Caspase 9, dimana terjadi
Faktor lain yang berperan pada penurunan ekspresi Rb dan bcl-2 serta
apoptosis adalah cytochrome-c. peningkatan ekspresi p53 dab caspase-9
Penglepasan cytochrome-c oleh yang terbukti dari hasil uji jalur induksi
apoptosismenggunakanpewarnaan Adams, J.M., and Cory, S. 1998. The
imunohistokimia. Bcl-2 protein family:arbitera of
Hal ini menandakan bahwa ekstrak air cell survival. Science 281, 1322-
Pimpinella alpinna mempunyai efek 1326
antiproliferasi dan efek sitotoksik Guevara AP, Vargas C, Sakurai H et al.
terhadap sel kanker paru A549 yang 1999. An antitumor promoter
terjadi melalui induksi apoptosis dengan from Moringa oleifera Lam.
aktivasi p53, Bcl-2, Rb dan Caspase 9. Mutat Res 440: 181–188
Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J,
4. KESIMPULAN et al. 2011. Global cancer
statistics. CA Cancer J. Clin. 61:
Ekstrak air Pimpinella alpinna 69-90
mempunyai efek antiproliferasi, Kumar, V., Cotran, R.S., and Robbins,
sitotoksik dan apoptosis terhadap sel S.L. 2005.Basic Pathology.8th ed.
line A549 kanker paru. Antiproliferasi Philadelpia.
ditunjukkan dengan kemampuuan Quinn, A., Wong, C., Younus, J.,
ekstrak mempertahankan viabilitas sel Dranitsaris, G., Goel, R., and
dalam variasi waktu.Sitotoksik Trudeau, M. 2009. Canadian
ditunjukkan dengan adanya dosis efektif Pattern of Care for Anemia:
IC50 untuk membunuh sel kanker paru Comparison of Chemotherapies in
A549. Apoptosis ditunjukkan dengan Adjuvant Breast Cancer Setting.
pengamatan sel apoptosis, penurunan American Association for Cancer
ekspresi Rb dan bcl-2 serta peningkatan Research.
ekspresi p53 dab caspase-9. Dalam Riset Kesehatan Dasar. 2007.
ektrak air Pimpinella alpinnaditemukan Szewczyk, A., and Wojtczak, L. 2002.
kumarin dan alkaloid sebagai senyawa Mitochondria as a
aktif yang bekerja secara langsung pada pharmacological target.
cell line kanker paru A549. Dengan Pharmacol. Rev. 54:101–127
melihat hasil dari penelitian ini dapat Tjindarbumi, D., dan Mangunkusumo,
diambil kesimpulan bahwa ekstrak air R., 2002. Cancer in Indonesia,
Pimpinella alpinna mempunyai efek Present and Future, Jpn. Clin.
antiproliferasi dan efek sitotoksik Oncol.
terhadap sel kanker paru A549 yang Mardaryev AN, Ahmed MI, Vlahov
terjadi melalui induksi apoptosis dengan NV, Fessing MY, Gill JH, Sharov
aktivasi p53, Bcl-2, Rb dan Caspase-9. AA, Botchkareva NV. 2009.
2010. Micro-RNA-31 controls
5. REFERENSI hair cycle-associated changes in
gene expression programs of the
Abdulmuthalib, 2006.Prinsip Dasar skin and hair follicle.FASEB
Terapi Sistemik pada Kanker. J.24(10):3869-81.
Dalam: Sudoyo, A.W., Zeuner, A., Signore, M., Martinetti, D.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Bartucci, M., Peschle, C., Maria,
Simadibrata, M.K., dan Setiati, S. R.D. 2007. Chemotherapy-
(Ed): Buku Ajar Ilmu Penyakit Induced Thrombocytopenia
Dalam Jilid 2. Edisi 4.Pusat Derives from the Selective Death
Penerbitan Departemen Ilmu of Megakaryocyte Progenitors
Penyakit Dalam Fakultas and Can Be Rescued by Stem
Kedokteran Universitas Cell Factor. Cancer Research.
Indonesia, Jakarta. Pp: 849-854. 67(10):4767-4773.

Anda mungkin juga menyukai