Anda di halaman 1dari 10

AGRITECH

Pengaruh Waktu Fermentasi Pikel Yakon Terhadap pH, Total Fenolik dan Aktivitas
Antioksidan

Effect of Fermentation Time Yakon pickel against pH, Total Phenolic and Antioxidant
Activity

Ega Rocky Maulana Rafsanjani* dan Prima Retno Wikandari


Jurusan Kimia FMIPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang, Surabaya, 60231
*Corresponding author, e-mail: rocky_ega@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi Lactobacillus
plantarum B1765 terhadap pH, total fenol dan aktivitas antioksidan pikel yakon Smallanthus
sonchifolius. Pikel yakon dibuat dengan menambahkan 10% bakteri asam laktat Lactobacillus
plantarum B1765 pada potongan umbi yakon yang direndam larutan garam 1%. Lama fermentasi
pada penelitian ini adalah 0, 3, 24, dan 48 jam. Hasil uji pH, total fenolik, dan aktivitas antioksidan
dianalisis menggunakan anova satu arah untuk melihat pengaruh lama fermentasi pikel yakon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH. Nilai pH awal dari 6,15 menjadi 3,28.
Penurunan juga terjadi pada total fenol pikel yakon dari total fenol awal 241,71 mg GAE/g ekstrak
hingga mencapai 165,11 mg GAE/g ekstrak di lama fermentasi 48 jam. Penurunan lainnya juga
diikuti aktivitas antioksidan pikel yakon. Aktivitas antioksidan menurun dari nilai IC50 awal sebesar
345,650 menjadi 468,068. Pada hasil statistik yang didapat menunjukkan adanya pengaruh pada uji
pH, total fenol, dan aktivitas antioksidan hingga lama fermentasi 48 jam dengan nilai signifikan
P<0,05. Setelah itu diuji duncan untuk melihat beda nyata tiap perlakuan. Hasil uji duncan pH, total
fenol dan aktivitas antioksidan menunjukkan pada jam ke-24 sampai jam ke-48 tidak berbeda nyata.
Hal ini dikarenakan lama fermentasi berpengaruh terhadap pH pikel yakon, sehingga secara tidak
langsung lama fermentasi dapat menurunkan sifat katalitik enzim Polifenoloksidase (PPO) dalam
proses pencoklatan enzimatis senyawa fenolik. Dari hasil uji duncan tersebut maka lama fermentasi
yang tepat dalam pembuatan pikel yakon untuk mempertahankan total fenolik dan aktivitas
antioksidan adalah 24 jam.
Kata kunci: pikel umbi yakon, nilai pH, lama fermentasi, Lactobacillus plantarum B1765, Total
fenol, Aktivitas antioksidan.
Abstract. This study aims to determine the effect of Lactobacillus plantarum B1765 fermentation time
on pH, total phenol and antioxidant activity yacon Smallanthus sonchifolius pickel. Yakon pickel
made by adding 10% lactic acid bacterium Lactobacillus plantarum B1765 on tuber pieces were
soaked yakon 1% salt solution. Fermentation time in this study were 0, 3, 24, and 48 hours. The test
results pH, total phenol and antioxidant activity were analyzed using ANOVA one way to look at the
effect of fermentation time yakon pickel. In the statistical results obtained showed their influence on
the test pH, total phenol and antioxidant activity of up to 48-hour fermentation period with significant
P value <0.05. After it was tested duncan to see a real difference every treatment. The results showed
that a decline in pH. The initial pH value of 6.15 to 3.28. The decline also occurred in total phenol
pikel yakon of total phenol initial 241.71 mg GAE / g extract up to 165.11 mg GAE / g extract in the
fermentation time of 48 hours. The decline also followed more antioxidant activity in yakon pickel.
The antioxidant activity decreased from the initial IC50 value of 345.650 became 468.068. Duncan
test results pH, total phenol and antioxidant activity showed at the 24th hour until the 48th hour are
not significantly different. This is because the length of fermentation affect the pH pikel yakon, thus
indirectly fermentation time can lower the catalytic properties of the PPO enzyme in the process of

1
AGRITECH

enzymatic browning of phenolic compounds. From the test results duncan the fermentation time is
right in making yakon pickel to maintain total phenol and antioxidant activity is 24 hours.

Keyword: yacon roots pickles, nilai pH, fermentation time, Lactobacillus plantarum B1765, total
phenol and antioxidant activity

Pengkajian tentang antioksidan dan menjadi o-kuinon yang merupakan molekul


radikal bebas dewasa ini semakin berkembang. yang sangat elektrofilik dan polimerisasinya
Hal ini didasarkan karena radikal bebas yang dapat menyebabkan munculnya pigmen coklat,
berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan merah atau hitam (Mayer &Harel, 1979).
beberapa penyakit degeneratif seperti kanker, Asam ferulat, asam kafeat, asam
aterosklerosis, diabetes mellitus, jantung klorogenat merupakan komponen antioksidan
koroner, rematik, katarak dan lain sebagainya. pada umbi yakon yang dapat menjadi substrat
Penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh bagi enzim polifenol oksidase (PPO) pada
radikal bebas tersebut mendorong masyarakat proses pencoklatan enzimatis (Winarno, 2002;
mengkonsumsi makanan dan minuman yang Zhao et al., 2011). Beberapa penelitian
berlabel antioksidan dengan harga yang cukup menyimpulkan bahwa telah terjadi proses
mahal, padahal komponen antioksidan yang pencoklatan enzimatis pada olahan umbi
terdapat di alam sangatlah melimpah. yakon seperti jus, tepung dan kripik. (Granato
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat et al., 2011; Perreira et al., 2012; Rodrigues et
sebagai sumber antioksidan adalah umbi al., 2014; Rebelo et al.,2008). Pada penelitian
yakon. Yakon memiliki nama latin pereira et al, (2012) menunjukan telah terjadi
Smallanthus sonchifolius yang berasal dari pencoklatan enzimatis oleh enzim PPO pada
pegunungan Andes, Peru. Tanaman yakon tepung yang dibuat dari bagian kulit dan
mulai ditanam di Indonesia pada awal 1990 daging buah yakon masing-masing 300,2 U.g-
1
dan mulai dikenal masyarakat luas sekitar .min-1 dan 81,5 U.g-1.min-1.
tahun 2006. Yakon mengandung senyawa Terdapat beberapa cara untuk
metabolit sekunder yang berperan sebagai mengendalikan reaksi pencoklatan enzimatis,
antioksidan adalah asam klorogenat, asam salah satunya adalah penambahan senyawa
kafeat, asam ferulat dan turunan asam kafeat asam. Metode penggunaan asam sebagai
lain (Simonovska, et al., 2003; Lachman, et penghambat pencoklatan enzimatis ini
al., 2005; Takenaka et al., 2003 ). didasarkan pada pengaruh pH terhadap enzim
Pada umumnya, umbi yakon dikonsumsi PPO. Suasana yang asam dapat menonaktifkan
dalam keadaan segar, dan produk olahan enzim PPO dan mencegah terjadinya
lainnya seperti kripik, selai, sirup dan tepung pencoklatan enzimatis (Mizobutsi., et al, 2010
untuk mendapatkan cita rasa baru [4, 5, 10]. ; Hidayat, dkk., 2012). Enzim ini dapat
Pengolahan dan teknik penyimpanan umbi dihambat dengan menurunkan pH larutan
yakon yang salah dapat menyebabkan hingga 3,0 atau dibawahnya sebab pH optimal
komponen antioksidan dapat berkurang enzim fenolase adalah 6,5 (Winarno,2002).
apabila setelah umbi yakon terpotong, Pendapat ini diperkuat oleh penelitian yang
terkupas, dan mengalami kerusakan secara dilakukan Altunkaya & gokmen (2007), yaitu
mekanis disimpan terlalu lama serta dibiarkan pH optimum enzim PPO pada pH 7, dan
terpapar oksigen (Zulfahnur,2009). diketahui aktivitasnya menurun pada pH 4.
Berkurangnya komponen antioksidan ini Peran pH asam dalam inaktivasi enzim
disebabkan oleh reaksi pencoklatan enzimatis. PPO ini diketahui tidak berpengaruh terhadap
(Kanako et al., 2011 dan Radi et al., 1997). jumlah total fenolik, sehingga metode
Pencoklatan enzimatis pada tanaman terutama penggunaan asam sebagai penghambat
terkait dengan oksidasi senyawa fenolik pencoklatan enzimatis sangat cocok diterapkan

2
AGRITECH

pada olahan umbi yakon. Penelitian sejenis Penelitian ini diperkuat oleh Artanti (2009)
telah dilakukan untuk menghambat dan Saulnier et al., (2007) bahwa bakteri
pencoklatan enzimatis melalui penambahan Lactobacillus plantarum dapat memetabolisme
asam sitrat, asam askorbat, dan asam asetat FOS dan inulin untuk menghasilkan asam
dengan menurunkan pH produk. Pada laktat, sehingga menyebabkan penurunan pH
penelitian yang dilakukan Zhao et al.,(2011), produk dan peningkatan keasaman produk.
menunjukkan bahwa aktivitas enzim PPO akan Lactobacillus plantarum B1765
menurun seiring dengan bertambahnya merupakan salah satu strain dari Lactobacillus
konsentrasi asam askorbat, dengan konsentrasi plantarum yang diisolasi dari bekasam ikan
0.15, 1.5, dan 15 mM akan menghambat enzim bandeng (Wikandari, dkk., 2012). Pada
PPO sebesar 5%, 37% dan 100%. penelitian ini Lactobacillus plantarum B1765
Asam laktat hasil fermentasi juga akan dijadikan kultur starter dalam pembuatan
memiliki potensi yang sama baiknya dalam pikel fermentasi. Pengolahan umbi yakon
menurunkan pH produk dan mencegah proses menjadi pikel belum pernah diteliti, khususnya
pencoklatan. Berdasarkan hasil statistik pada pembuatan pikel umbi yakon dengan
penelitian Mandasari dkk., (2015) penambahan kultur starter Lactobacillus
menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi plantarum B1765.
asam laktat dan lama perendaman berbeda Pada penelitian ini akan dikaji potensi
nyata terhadap peningkatan derajat putih pikel umbi yakon terfermentasi bakteri
tepung. Peningkatan ini dikarenakan Lactobacillus plantarum B1765 dalam
kemampuan asam dalam menghambat enzim mempertahankan senyawa fenolik sebagai
fenolase yang berpengaruh dalam browning salah satu sumber antioksidan pada umbi
enzimatik (Hartanti, 2013 dalam Mandasari yakon. Hal ini dilakukan dengan cara
dkk., 2015. Asam laktat hasil fermentasi juga mempelajari pengaruh lama fermentasi pikel
telah dimanfaatkan untuk mendapatkan warna terhadap pH, total fenolik dan aktivitas
tepung yang memiliki nilai derajat putih lebih antioksidan pada waktu yang telah ditentukan.
tinggi ( Tina, 2010). Whitaker (1996) menyatakan bahwa semakin
Pemecahan karbohidrat dalam sel bakteri asam larutan fermentasi, aktivitas enzim PPO
probiotik seperti BAL akan menghasilkan yang merupakan penyebab pencoklatan
energi untuk aktivitasnya sehingga dihasilkan enzimatis dapat terhambat, karena pH
SCFA (Asam laktat, asam asetat, dan asam- optimum enzim PPO berkisar 5-7 sehingga
asam lainnya). Umbi yakon merupakan memperkecil terjadinya pencoklatan enzimatis.
substrat yang baik bagi pertumbuhan BAL, Saat pH pikel dapat mencegah proses
karena pada 115 gram berat kering umbi pencoklatan terus terjadi, maka pada akhirnya
yakon mengandung karbohidrat sebanyak 105 akan didapatkan rentang hari yang tepat dalam
gram. Sebanyak 60% dari total karbohidrat mengolah pikel yakon dalam mempertahankan
yang ada pada umbi yakon antara lain FOS total fenolik dan aktivitas antioksidannya.
dan inulin. (Polreich, 2003; Campos, et al., Berdasarkan penelitian-penilitian tersebut,
2012). Lactobacillus plantarum merupakan maka penelitian ini bertujuan untuk
salah satu jenis BAL yang diketahui dapat mengetahui ph, total fenol dan aktivitas
menfermentasi Fruktan (inulin dan FOS) antioksidan pikel umbi yakon yang
menjadi asam laktat dalam metabolisme difermentasi oleh BAL Lactobacillus
anaerob (Naganandhini, et al.,2014). Fruktan plantarum B1765. Diharapkan produk pikel
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh spesies umbi yakon ini mampu menghasilkan inovasi
bakteri L. Plantarum (velikova et. al., 2014; baru di bidang pangan.
Saulnier et. al., 2007). Hasil fermentasi
tersebut menghasilkan produk berupa Short METODE PENELITIAN
Chain Fatty Acid (SCFA) (Roberfroid, 2000). Persiapan Kultur Starter

3
AGRITECH

Sebanyak 1 ml isolat Lactobacillus selama 1 menit lalu, diamkan selama 6 menit,


plantarum B1765 diremajakan dalam 5 ml kemudian tambahkan 4 mL larutan Na2CO3
medium deMan Rogosa Sharpe (MRS) broth pada masing-masing konsentrasi diukur
yang telah disterilisasi. Lalu diinkubasi selama serapan pada panjang gelombang serapan
20 jam pada suhu 37°C. Selanjutnya diambil 1 maksimum, lalu buat kurva kalibrasinya
ml dan diinokulasikan kedalam 9 ml MRS hubungan antara konsentrasi asam galat
broth steril, kemudian inkubasi kembali dengan absorbansi. Pengukuran dengan
selama 24 jam pada sehu 37°C. Kultur yang langkah yang sama dapat dilakukan pada
telah diperbanyak kemudian dipisahkan sampel. Total fenolik (TF) diukur berdasarkan
dengan cara sentrifugasi. Setelah itu endapan kurva baku asam galat dan dinyatakan sebagai
dipisahkan dari filtratnya. kemudian endapan mg Gallic Acid Equivalent /g ekstrak.
yang terbentuk diresuspensi dengan larutan
Perhitungan kandungan fenolik total
NaCl 0,85%. Terakhir tambahkan kembali 10
menggunakan rumus berikut:
ml NaCl 0,85% pada endapan dan siap C. V. fp
digunakan sebagai kultur starter. 𝑇𝐹 =
g
Pembuatan Pikel Umbi Yakon Keterangan:
Umbi yakon dikupas dan dipotong-
potong berbentuk dadu dengan ukuran untuk TF = total fenolik
tiap sisi ±1cm dan ditimbang sebanyak 200 C = Konsentrasi fenolik (nilai x)
gram. Lalu dimasukkan potongan-potongan V = Volume yang digunakan
umbi yakon dengan larutan garam dan fp = Faktor pengenceran
Lactobacillus plantarum B1765 ke dalam g = Berat sampel yang digunakan (g)
botol dengan ketentuan 200 gram umbi yakon;
200ml larutan garam 1% ; serta kultur Uji Aktivitas Antioksidan
Lactobacillus plantarum B1765 dengan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan
penambahan 10% (v/b) dari berat media yang
berdasarkan prosedur yang digunakan
difermentasi.
Putri,(2015). Pengukuran absorbansi larutan
Uji pH DPPH dilakukan dengan memipet 300 µL
Sampel yang telah diblender (medium pelarut (metanol) dan ditambahkan larutan 3
fermentasi) diambil sekitar 10 ml dan mL DPPH dibiarkan selama 30 menit.
ditempatkan dalam beaker glass ukuran 50 ml. Selanjutnya diukur absorbansinya pada
Selanjutnya dilakukan pengukuran panjang gelombang (λ) 400-600 nm dan
menggunakan pH sampel mencatat absorbansinya pada puncak panjang
gelombang sebagai absorban kontrol.
Uji Total Fenolik
Pembuatan larutan uji dengan menimbang
Analisis kandungan fenolik total
ekstrak sebanyak 2ml sampel uji pada
menggunakan metode Folin-Ciocalteu yang
pengujian total fenolik dan diencerkan dengan
absorbansinya diukur pada panjang gelombang
metanol hingga 2 mL (1000 ppm).
maksimum asam galat menggunakan prosedur
Selanjutnya, dibuat variasi konsentrasi 25, 50,
yang digunakan Sugiat, dkk (2010) dengan
75 dan 100 ppm. Kemudian pengukuran
sedikit dimodifikasi. Pertama yang dilakukan
antioksidan larutan uji digunakan metode yang
adalah membuat kurva stadart, dimana standart
sama, dimana 300 µL pelarut diganti dengan
yang digunakan adalah asam galat. Standar
300 µL larutan uji (sampel). Selanjutnya di
asam galat dibuat dengan variasi konsetrasi 0,
ukur absrbansinya pada panjang gelombang
20, 40, 60, 80 mg/L. Dari masing-masing
(λ) 400-600 nm dan mencatat absorbansinya
konsentrasi diambil 1 mL, tambahkan 0,5 mL
pada puncak panjang gelombang sebagai
reagen Folin-Ciocalteau. Di homogenkan
absorban sampel. Aktivitas antioksidan

4
AGRITECH

dinyatakan dalam bentuk persen penangkapan No. Lama Fermentasi pH


radikal DPPH dan dihitung dengan persamaan. (jam)
1 0 6,15a
Abs. DPPH − Abs. Sampel
% Peredaman = 𝑥 100% 2 3 5,14b
Abs. DPPH
3 24 3,43c
Setelah diketahui % Peredamannya, lalu 4 48 3,28c
tentukan nilai IC50 dari persamaan garis linear Pada lama fermentasi 24 hingga 48 jam
yang di dapatkan dari % Peredaman berbagai menunjukkan perubahan nilai pH yang tidak
variasi konsentrasi yang telah ditentukan. berbeda nyata. Hal ini terjadi karena dua
faktor. Faktor yang pertama, adalah akibat
HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber karbohidrat pada sampel telah
Berdasarkan hasil uji statistik
menipis, menyebabkan asam organik (SCFA)
menggunakan One Way Anova dinyatakan ada
hasil metabolisme juga tidak banyak
pengaruh terhadap lama waktu fermentasi
mengalami kenaikan. Faktor yang kedua
pikel umbi yakon pada nilai pH, total fenol,
adalah pengaruh pH lingkungan BAL
dan aktivitas antioksidan dengan nilai
terghadap enzim-enzim metabolisme BAL itu
signifikan <0,05. Selanjutnya hasil uji duncan
sendiri. Pada pH 3,43 sampai 3,28
didapatkan hasil yang tidak beda nyata pada
menyebabkan kinerja enzim-enzim
lama fermentasi 24 dan 48 jam.
metabolime Lactobacillus plantarum B1765
Uji pH tidak maksimal. Kinerja enzim yang melambat
Terjadi penurunan nilai pH dari jam ke 0 mengakibatkan proses metabolisme
sampai dengan jam ke 48. Seiring menghasilkan asam organik juga mengalami
bertambahnya lama waktu fermentasi pikel
perlambatan. Akibatnya nilai pH pada lama
umbi yakon, maka pH akan semakin menurun.
Penurunan nilai pH disebab oleh metabolisme fermentasi 24 hingga 48 jam tidak berbeda
bakteri Lactobacillus plantarum B1765 nyata.
mengubah substrat karbohidrat menjadi asam Uji Total Fenolik
laktat dan SCFA, dengan kata lain bakteri Pada penelitian ini didapatkan nilai total
tersebut dapat memanfaatkan substrat yang fenolik masih menurun dari pada lama
terdapat pada umbi yakon. fermentasi 0 jam sampai 24 jam. Tetapi pada
Hasil penelitian ini diperkuat dengan
lama fermentasi 48 jam sudah tidak berbeda
penelitian sebelumnya bahwa terjadi
penurunan pH selama proses fermentasi nyata dengan total fenol pikel yakon dengan
bakteri Lactobacillus plantarum. Hasil lama fermentasi 24 jam. Ini dapat terjadi
pengukuran pH menunjukkan bahwa pH dikarenakan terjadi oksidasi senyawa fenol
media MRSB + Inulin serta MRSB + FOS, oleh enzim PPO. Reaksi pencoklatan enzimatis
masing-masing bernilai 7.23 dan 7.22 pada juga terjadi pada umbi yakon yang telah
jam ke-0, mengalami penurunan menjadi 4.94
dipotong menjadi keripik dan diolah menjadi
serta 4.69 pada jam ke-12 [1]. Asam laktat
merupakan asam yang mudah terdisosiasi tepung (Perreira et al., 2012; Rodrigues et al.,
membentuk ion H+ dan ion CH3CHOHCOO-. 2014; Rebelo et al.,2008). Reaksi pencoklatan
Semakin tinggi konsentrasi asam laktat akan enzimatis disebabkan oleh oksidasi phenol
menghasilkan konsentrasi ion H+ yang atau polyphenol karena adanya enzim phenol
semakin tinggi sehingga pH menjadi semakin oksidase (phenolase) dan polifenol oksidase
asam [7]. Penelitian lain menyimpulkan bahwa (polyphenolase) (Tien,dkk.,2010). Diketahui
semakin lama waktu fermentasi minuman kopi
pada umbi yakon juga terdapat enzim PPO
oleh Lactobacillus plantarum B1765, maka
semakin rendah pH yang dihasil [12]. yang dapat menyebabkan peristiwa
pencoklatan enzimatis (Neves dan Silva,
Tabel 1. Uji pH pikel umbi yakon terhadap
2007).
lama waktu fermentasi

5
AGRITECH
OH berpengaruh terhadap kinerja enzim PPO.
OH Terjadinya perubahan nilai pH sangat

e
mempengaruhi kerja enzim karena perubahan
as

di p
ol
en

h
pH menyebabkan terjadinya perubahan pada

en
ph

ola
no

daerah katalitik dan konformasi dari enzim,


mo

se
OH O dimana sifat ionik dari gugus karboksil dan
R
O gugus amino enzim tersebut sangat mudah
dipengaruhi oleh pH (Pelczar dan Chan, 1986).
Penelitian yang dilakukan Altunkaya &
gokmen (2007), yaitu pH optimum polifenol
oksidase (PPO) pada pH 7, dan diketahui
R R
monohydroxy phenol O-Quinon aktivitasnya menurun pada pH 4.
Polimer
Uji Aktivitas Antioksidan
Pada pengujian aktivitas antioksidan
Gambar 1. Pencoklatan Enzimatis (Simpson,
senyawa DPPH ditangkap oleh senyawa
2012) antioksidan yang melepas radikal hidrogen
sehingga membentuk DPPH-H tereduksi.
Reaksi pencoklatan enzimatis oleh PPO
DPPH yang menerima elektron atau radikal
dapat menurunkan kandungan senyawa fenolik hidrogen akan membentuk diamagnetik yang
pada buah atau sayuran. Pada penelitian yang stabil (Armala, 2009). Senyawa fenolik dan
dilakukan Kanako et al (2011) membuktikan flavonoid merupakan antioksidan primer
bahwa total fenolik, asam kloregenat, katekin (Pokorny et al., 2001 dalam Astuti, 2008).
dan epikatekin akan berkurang selama proses Diketahui bahwa pada umbi yakon
mengandung beberapa senyawa fenolik yang
pencoklatan pada buah apel. Diduga ini juga
berkhasiat sebagai antioksidan seperti asam
terjadi pada pikel umbi yakon dikarenakan klorogenat, asam ferulat, asam 3,5-
dalam pembuatan pikel yakon tentu melewati dikaffeoylkuinat, asam 2,4-dikaffeoylatratat,
proses pengupasan dan pemotongan yang asam 2,5-dikaffeoyltratat dan asam 2,3,4-
mengakibatkan terjadi proses pencoklatan oleh trikaffeoylatratat. (Simonovska, et al., 2003;
enzim PPO mengkatalisis reaksi oksidasi Lachman, et al., 2005; Takenaka et al., 2003 ).
senyawa fenolik menjadi o-quinon seperti Penelitian ini diperkuat oleh Yan et al, pada
tahun 1999, bahwa umbi yakon mengandung
pada gambar 1.
sejumlah Asam klorogenat yang berkhasiat
Tabel 2. Uji total fenol pikel umbi yakon sebagai antioksidan. Kemampuannya
terhadap lama waktu fermentasi menangkal radikal bebas telah dibuktikan
dengan uji aktivitas antioksidan dengan
No. Lama Fermentasi Total fenol (mg metode DPPH.
(jam) GAE/ g ektrak) Asam ferulat, asam kafeat, asam
1 0 241,71a klorogenat merupakan komponen antioksidan
2 3 228,18b pada umbi yakon yang dapat menjadi substrat
bagi enzim polifenol oksidase (PPO) pada
3 24 167,14c
proses pencoklatan enzimatis (Winarno, 2002;
4 48 165,11c Zhao et al., 2011).
Reaksi pencoklatan enzimatis oleh PPO
Dari data tabel 2. Dapat diketahui bahwa dapat menurunkan kandungan senyawa fenolik
pada jam ke-24 dan ke-48 tidak berbeda nyata. pada buah atau sayuran. Pada penelitian yang
Ini diakibatkan pH yang asam telah dilakukan Kanako et al (2011) membuktikan
menghentikan proses pencoklatan enzim PPO. bahwa total fenolik, asam kloregenat, katekin
Nilai pH akibat fermentasi Lactobacillus dan epikatekin akan berkurang selama proses
plantarum B1765 pikel yakon tentu pencoklatan pada buah apel.

6
AGRITECH

Tabel 3. Uji Aktivitas Antioksidan pikel 3 Sedang 100-250 ppm


umbi yakon terhadap lama waktu 4 Lemah 250-500 ppm
fermentasi
No. Lama Fermentasi Aktivitas Kesimpulan
(jam) antioksidan
(IC50) Dari Hasil penelitian dapat ditarik
1 0 345,65a kesimpulan bahwa:
2 3 352,64b 1. Lama fermentasi berpengaruh terhadap
3 24 482,30c nilai pH, total fenolik dan aktivitas
4 48 486,07c antioksidan pikel umbi yakon
2. Lama fermentasi 24 merupakan waktu
Dari data tabel 3. Dapat diketahui bahwa yang tepat dalam pengolahan pikel yakon
pada jam ke-24 dan ke-48 tidak berbeda nyata. dikarenakan sudah tidak terjadi perubahan
Ini diakibatkan pH yang asam telah pH, total fenolik dan aktivitas
menghentikan proses pencoklatan enzim PPO. antioksidan.
Nilai pH akibat fermentasi Lactobacillus Saran
plantarum B1765 pikel yakon tentu Penelitian lanjutan diperlukan dalam
berpengaruh terhadap kinerja enzim PPO. pengembangan produk pikel umbi yakon
Terjadinya perubahan nilai pH sangat menggunakan Lactobacillus plantarum B1765
mempengaruhi kerja enzim karena perubahan dengan menggunakan variasi penambahan
pH menyebabkan terjadinya perubahan pada konsentrasi larutan garam, dan pengujian
daerah katalitik dan konformasi dari enzim, organoleptik demi mengetahui keamanan
dimana sifat ionik dari gugus karboksil dan pangannya.
gugus amino enzim tersebut sangat mudah
dipengaruhi oleh pH (Pelczar dan Chan, 1986). 1. Simonovska B., Irena Vovk,Samo
Penelitian yang dilakukan Altunkaya & Andrenšek, Katerina Valentová, Jitka
gokmen (2007), yaitu pH optimum polifenol Ulrichová. 2003. Investigation of
oksidase (PPO) pada pH 7, dan diketahui phenolic acids in yacon (Smallanthus
sonchifolius) leaves and tubers. Journal
aktivitasnya menurun pada pH 4.
of Chromatography A, 1016: 89-98.
Semakin tinggi nilai IC50 maka aktivitas
2. Takenaka M., Xiaojun Yan, Hiroshi Ono,
antioksidan pikel yakon semakin lemah. Pada Mitsuru Yoshida, Tadahiro Nagata, Tateo
enelitian Susanti (2015) dan Noorhajati (2014) Nakanishi, 2003. Caffeic Acid
membuktikan bahwa total fenolik berpengaruh Derivatives in the Roots of Yacon
pada kandungan antioksidan, semakin tinggi (Smallanthus sonchifolius) J. Agric. Food
total fenolik maka kandungan antioksidan Chem. 51 (3), pp 793–796.
semakin tinggi. Dengan kata lain jika total 3. Lachman J, B. Havrland, A.
fenolik menurun maka kandungan aktivitas Hejtmankova, E. C. Fernandez & V.
antioksidannya juga menurun. Berikut Pivec. 2005. Content of Polyphenolic
merupakan tabel tingkat kekuatan antioksidan Antioxidants and Phenolic acids in
dengan metode DPPH: selected Parts of Yacon (Smallanthus
Sonchifolius (Poepp. Et Endl.) H.
Tabel 4. Tingkat Kekuatan Antioksidan Robinson). Scientia Agriculturae
dengan Metode DPPH (Suratmo,2009) Bohemica, 36, 2005.(2): 49-54
No. Intensitas Nilai IC50 4. Zulfahnur. 2009. Mempelajari Pengaruh
Antioksidan Reaksi PencoklatanEnzimatis Pada Buah
1 Sangat kuat <50 ppm Dan Sayur. Bogor: Institut Pertanian
2 Kuat 50-100 ppm Bogor.

7
AGRITECH

5. Radi, M., M. Mahrouz, A. Jaouad, M. roots (Smallanthus sonchifolius (poepp, &


Tacchini, S. Aubert, M. Hugues, and M.J. endl) H. Robinson). Lima: Peru
Amiot. 1997. Phenolic Composition, Uneversity of Kassel.
Browning Susceptibility, and Carotenoid 15. Pereira, J.A.R., M.F.P. Barcelos., M.C.A.
Content of Several Apricot Cultivars at Pereira., E.B. Ferreira. 2012. Studies of
Maturity. Hort Science 32(6); 1087-1091. chemical and enzymatic characteristics of
6. Castro, A., M. Caballero, A. Herbas, S. Yacon (Smallanthus sonchifolius) and its
Carballo. 2012. Antioxidants in yacon flours. Food Sci. Technol, Campinas,
products and effect of long term storage. 33(1): 75-83
Ciênc. Tecnol. Aliment., Campinas, 32(3): 16. Granato D, M.L. Masson, J.C.B. Ribeiro.
432-435. 2012. Sensory acceptability and physical
7. Genta, S., W. Cabrera, N. Habib, J. Pons, stability evaluation of a prebiotic soy-
I. M. Carillo, S. Sanchez. 2009. Yacon based dessert developed with passion fruit
syrup: Beneficial effects on obesity and juice. Ciênc. Tecnol. Aliment., Campinas,
insulin resistance in humans. Clinical 32(1): 119-125
Nutrition 28 (2009) 182–187 17. Rodrigues, O.R.L., E.R. Asquieri., D.C.
8. Kanako A., E. Saito, K. Taniguchi, Orsi. 2014.Prevention of enzymatic
K.Joshita, dan Masatsune. 2011. Role of browning of yacon flour by the combined
Chlorogenic Acid Quinone and use of anti-browning agents and the study
interaction of Chlorogenic Acid Quinone of its chemical composition. Food Sci.
and Catechin in the Enzymatic Browning Technol, Campinas, 34(2): 275-280
of Apple. Departement of Nutrition and 18. Rebelo, A. M.; Casali, E. Z.; Bertoldi, F.
Food Scince, Ochanomizu University.2-1- C. 2008. Controle de escurecimento
1 Otsuka, Bunkyo-ku. Tokyo 112-8610, enzimático em chips de yacon. Evidência,
Japan. Biosci. Biotechnol. Biochem.,75 Joaçaba, vol 8, no 1-2, p. 7-16.
(5), 829-832. 19. Mizobutsi G. L., F. L. Finger, R. A.
9. Altunkaya & gokmen, 2007. Effect of Ribeiro, R. Puschmann, L. L. M. Neves,
various inhibitors on enzymatic & W. F. da Mota,2010. Effect of pH and
browning, antioxidant activity and total temperature on peroxidase and
phenol content of fresh lettuce (Lactuca polyphenoloxidase activities of litchi
sativa). Food Chemistry 107 (2008) pericarp. Sci. Agric. (Piracicaba, Braz.),
1173–1179 vol.67, no.2, hal.213-217
10. Mayer, A.M. and E. Harel. 1979. 20. Hidayat T., Risfaheri, & S. I.
Polyphenol oxidases in plants. Kailaku.2012.Pengaruh Konsentrasi Dan
Phytochemistry 18: 193-215. Waktu Perendaman Dalam Asam Sitrat
11. Winarno F. G. 2002. Kimia Pangan dan Terhadap Mutu Lada Hijau Kering. J.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Pascapanen 9 (1) 2012: 45-53.
12. Zhao Y., Junkuan Wang, Olivier Ballevre, 21. Tina Apriliyanti. 2010. Kajian Sifat
Hongliang Luo, and Weiguo Zhang. 2011. Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi
Antihypertensive effects and mechanisms Jalar Ungu (Ipomoea batatas blackie)
of chlorogenic acids. Hypertension dengan Variasi Proses Pengeringan.
Research. 1–5 Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
13. Zhao, Z., Zhu, L., Yu, S. and Saska, M. Maret Surakarta. Skripsi.
2011.Partial purification and 22. Campos, D., I.B. Pallardel, R. Chirinos,
characterization of polyphenol oxidase A.A. Galvez, R. Pedreschi, 2012.
from sugarcane (Saccharum officinarum Prebiotic effects of yacon (Smallanthus
L.). Sugar Industry Vol 136 No. 5 hal sonchifolius Poepp. & Endl), a source of
296–301. fructooligosaccharides and phenolic
14. Polreich S. 2003. Establishment of a compounds with antioxidant activity.
classification scheme to structure the Food Chemistry 135 (2012) 1592–1599
post-harvest diversity of yacon storage

8
AGRITECH

23. Naganandhini, S., K. Vijila., S. Aspek Kimia dan Mikrobiologi. Jurusan


Gunasekaran. 2014. Optimizing Kimia FMIPA Universitas Negeri
Fermentation Conditions for Surabaya. Prosiding Seminar Nasional
Fructosyltransferase Enzyme Production Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-
by Lactobacillus plantarum. African 602-0951-12-6
Journal of Microbiology Research Vol. 32. Helferich, W. dan D.C. Westhoff. 1980.
8(25), pp. 2429-2435. All About Yogurt. Prentice Hall. Inc
24. Artanti A. 2009. Pengaruh Prebiotik 33. Whitaker, J.R. 1996. Polyphenol oxidase.
Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) In Food Chemistry, (O.R. Fennema, ed.)
Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis pp. 492-494, Marcel Dekker, New York
Probiotik. Skripsi FTP, Bogor:IPB. 34. Tien M., Sugiyono, Fitryono A. S. 2010.
25. Saulnier D.M.A, D. Molenaar,G.R. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Gibson,W.M. de Vos, S. Kolida. 2007. Bandung:Alfabeta
Identification of Prebiotic Fructooligo- 35. Simpson, B K. 2012. Food Biochemistry
saccharide Metabolism in Lactobacillus and Food Processing (2nd Ed.). John
plantarum WCFS1 through Microarrays. Wiley & Sons, Inc.
Applied and Environmental Microbilogy, 36. Astuti S, 2008. Isoflavon Kedelai dan
Mar. 2007, p. 1753–1765 Vol. 73, No. 6 Potensinya Sebagai Penangkap Radikal.
26. Roberfoid, Marcel B. 2000. Prebiotics Jurnal Teknologi Industri dan Hasil
and Probiotic: are they functional foods? Pertanian Volume 13, No. 2
The America Journal of Clinical Nutrion. 37. Armala, M. M. 2009, Daya Antioksidan
1682S-1687S. Fraksi Air Ekstrak Herba Kenikir
27. Velikova P.V., G.I. Blagoeva, V.G. (Cosmos caudatus H.B.K) dan Profil KLT.
Gotcheva, P.M. Petrova. 2014. Novel Skripsi, 39, Fakultas Farmasi.Universitas
Bulgarian Lactobacillus strains ferment Islam Indonesia. Yogyakarta.
prebiotic carbohydrates. J. BioSci. 38. Susanti, T. M. I. 2015. Analisis
Biotech. 2014, 55-60. ISSN: 1314-6246 Antioksidan, Total fenolik dan Kadar
28. Wikandari P. R., Suparmo, Y. Marsono Kolesterol pada Telur Asin dengan
dan E. S. Rahayu. 2012. Potensi Bakteri Penambahan Ekstrak Jahe. Program
Asam Laktat yang diisolasi dari bekasam Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran.
sebagai penghasil Angiotensin Converting Universitas Diponegoro. Skripsi
Enzyme Inhibitor pada Fermentasi “ 39. Noorhajati, H. 2014. Aktivitas
Bekasam-Like” Product. Agritech. Vol. antioksidan ekstrak kulit batang Trengguli
32, No. 3. (Cassia fistula) dengan uji DPPH.
29. Sugiat, D., Hanani E., dan Mun’im A. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
2010. Aktivitas Antioksidan dan Pendidikan Sains IX, FMIPA. UKSW.
Penetapan Kadar Fenol Total Ekstrak Salatiga, 21 juni 2014, Vol 5. No 1. ISSN;
Metanol Dedak Beberapa Varietas Padi 2087 – 0922.
(Oryza sativa L.). ISSN : 1693- 40. Takenaka M., Xiaojun Yan, Hiroshi Ono,
9883.Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. Mitsuru Yoshida, Tadahiro Nagata, Tateo
VII, No. 1, April 2010, 24-33 Nakanishi, 2003. Caffeic Acid
30. Putri A. A. S., dan Hidajati N. 2015. Uji Derivatives in the Roots of Yacon
Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik (Smallanthus sonchifolius) J. Agric. Food
Ekstrak Metanol Kulit Batang Tumbuhan Chem. 51 (3), pp 793–796
Nyiri Batu (Xylocarpus moluccensis). 41. Yan X., M. Suzuki., M. Ohnishi-
UNESA Journal of Chemistry Vol. 4, Kameyama.,T.Nakanishi., T. Nagata.,Y.
No.1, Januari 2015 Sada. 1999. Extraction and identification
31. Setiawan W., P.R. Wikandari.2016 of antioxidants in the Roots of Yacon
Pengembangan Minuman Kopi (Smallanthus sonchifolius). J. Agric.
Fermentasi dengan Kultur Starter Food Chem. 1999, 47, 4711-4713
Lactobacillus plantarum B1765. Tinjauan

9
AGRITECH

42. Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986,


Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo
dkk. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
43. Suratmo. 2009. Potensi Ekstrak Daun
Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai
Antioksidan. http://fisika.brawijaya.ac.id/.
44. Mandasari, R., B.S. Amanto., dan
Achmad Ridwan A. 2015. kajian
karakteristik fisik, kimia, fisikokimia dan
sensori tepung kentang Hitam (Coleus
tuberosus) Termodifikasi Menggunakan
Asam Laktat. Jurnal Teknosains Pangan
Vol 4 No. 3
45. Neves, V.A., and Silva A. 2007.
Polyphenol Oxidase from Yacon Roots . j.
agric. food chem. 55, 2424-2430.

10

Anda mungkin juga menyukai