Abstrak
Proses fermentasi dapat mengurangi kadar tanin dalam bunga pisang ambon,
sehingga bunga pisang ambon yang telah mengalami fermentasi mempunyai rasa
yang tidak sepat. Penggunaan konsentrasi garam dan gula merupakan perlakuan
yang diterapkan dalam penelitian ini. Pembuatan pikel bunga pisang ambon
(Musa paradisiaca L.), merupakan salah satu cara pemanfaatan bunga pisang
ambon. Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi garam dan gula yang
tepat agar menghasilkan pikel bunga pisang ambon yang berkarakteristik baik
yang disukai panelis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok yang perlakuannya disusun secara faktorial dengan pengulangan
tiga kali. Sebagai faktor pertama adalah konsentrasi garam yang terdiri atas 3 taraf
yaitu 10 %, 12,5%, dan 15 %, sedangkan faktor ke dua, adalah konsentrasi gula
yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0,5 %, 1 %, dan 1,5 %. Pengujian perlakuan dengan
uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
interaksi antara konsentrasi garam dan konsentrasi gula terhadap karakteristik
pikel bunga pisang ambon. Konsentrasi garam terbaik dihasilkan pada perlakuan
penambahan garam 12,5 %, dan konsentrasi gula terbaik dihasilkan pada
penambahan gula 1,5 %. Konsentrasi garam dan gula terbaik menghasilkan
penurunan kadar tanin tertinggi selama berlangsungnya proses fermentasi.
Pendahuluan
1.Latar belakang
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman asli Asia Tenggara
termasuk Indonesia, yang dimanfaatkan mulai dari bonggol sampai bunganya.
Bunga pisang belum banyak dimanfaatkan karena rasanya sepat sehingga kurang
disukai masyarakat. Bunga pisang yang telah dimanfaatkan adalah bunga pisang
klutuk yang dikonsumsi dengan cara direbus atau dibuat abon sedangkan bunga
pisang yang lain kurang disukai masyarakat.
Tingginya kadar tanin pada bunga pisang menyebabkan rasa sepat pada olahan
bunga pisang, permasalahan ini dapat diatasi dengan mengurangi kadar tanin dari
produk olahan bunga pisang. Fermentasi merupakan salah satu cara mengurangi
kadar tanin dari hasil oalahan bunga pisang sehingga dapat meningkatkan
kesukaan masyarakat serta meningkatkan nilai ekonomi bunga pisang.
2.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Berapa konsentrasi garam yang tepat yang menghasilkan pikel bunga
pisang ambon berkarakteristik terbaik ?
2. Berapa konsentrasi gula yang tepat yang menghasilkan pikle bunga pisang
ambon berkarakteristik terbaik ?
3. Adakah interaksi antara konsentrasi garam dan gula terhadap karakteristik
pikel bunga pisang ambon ?
3.Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menentukan konsentrasi garam yang tepat yang menghasilkan pikel bunga
pisang ambon dengan karakteristik terbaik.
2. Menentukan konsentrasi gula yang tepat yang menghasilkan pikel bunga
pisang ambon dengan karakteristik terbaik.
3. Mengetahui interaksi antara garam dan gula dalam proses fermentasi.
4.Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini merupakan salah satu cara defersifikasi pengolahan bunga
pisang yang dapat dimasyarakatkan pada petani pisang sehingga dapat menambah
penghasilan melalui pengolahan pikel bunga pisang.
Tinjauan Pustaka
Bunga pisang merupakan bunga majemuk pada ujung batang yang panjang
dan kuat. Bunga jumlahnya banyak dengan daun pelindung berwarna coklat
kemerah-merahan dan saling menutup satu sama lain. Bunga berkumpul pada
tiap-tiap ketiak daun pelindung dan jika telah menjadi buah disebut dengan sisir.
Bunga pisang muncul akan membuka kelopaknya setiap 1-2 hari sekali selama 710 hari. Bunga pisang sisa atau bunga pisang yang tidak dibuahi dapat diambil
setelah 15-20 hari atau setelah terbentuk tangkai bunga sepanjang 10-20 Cm (
Munajim , 1988).
Kandungan zat gizi pada bunga pisang perseratus gram menurut Munajim
(1988), adalah protein 1,38 gr; lemak 0,43 gr; karbohidrat 7,77 gr; mineral Ca 4
mg; Fe 0,2 mg; F 60 mg; kandungan vitamin A 160 SI; B 0,04 mg dan C 8 mg.
Senyawa lain yang terkandung dalam bunga pisang adalah tanin terdiri atas
katekin, leucoantosianin, dan asam hidroksi yang masing-masing dapat
menimbulkan warna bila bereaksi dengan ion logam (Winarno, 1984). Tanin
adalah komponen senyawa organik yang sangat komplek dan banyak terdapat
pada tanaman seperti pada kulit, daun, akar dan buah ( Winarno dan Laksmi,
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan
perlakuan yang disusun pola faktorial sebagai berikut :
1. Faktor konsentrasi garam (G) terdiri atas 3 taraf yaitu :
G 1 = konsentrasi garam 10 %
G 2 = konsentrasi garam 12,5 %
G 3 = konsentrasi garam 15 %
2. Faktor konsentrasi gula terdiri atas 3 taraf yaitu :
S 1 = konsentrasi gula 0,5 %
S 2 = konsentrasi gula 1 %
S 3 = konsentrasi gula 1,5 %
Parameter yang diamati adalah :
1. Analisis kimia meliputi kadar tanin, kadar asam laktat, kadar garam, pH .
2. Analisis mikrobiologi yaitu total bakteri.
3. Analisis organoleptik yang meliputi rasa sepat, warna, aroma dan tektur
Skema tahapan pengolahan pikel bunga pisang adalah :
Pemotongan
Blanching I
Pembotolan I
Fermentasi
garam
gula
Larutan garam+gula
Desalting
Blanching II
Pembotolan II
Hari ke 0
Hari ke 9
Hari ke 18
7,94 a
7,83 a
7,71 a
6,48 a
6,42 a
6,36 a
5,50 a
5,39 a
5,27 a
7,89 a
7,79 a
7,79 a
6,45 a
6,41 a
6,40 a
5,45 a
5,35 a
5,35 a
Keterangan : nilai rata-rata perlakuan yang ditandai dengan huruf yangsama tidak
berbeda nyata menurut UJI Jarak Berganda Duncan pada taraf 95 %
6
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata kadar tanin terendah diperoleh pada
perlakuan konsentrasi garam 15 % dan rata-rata kadar tanin tertinggi diperoleh
pada perlakuan konsentrasi garam 10 %. Semakin tinggi konsentrasi garam yang
ditambahkan kadar tanin yang dihasilkan semakin rendah hal ini disebabkan
karena konsentrasi garam yang ditambahkan akan meningkatkan tekanan osmosis
dalam cairan yang mengakibatkan tanin dalam bahan keluar sehingga kadar tanin
dalam pikel bunga pisang ambon berkurang. Menurut Munajim (1988), adanya
larutan garam mengakibatkan tekanan osmosis sehingga zat gizi yang ada dalam
bahan akan keluar dan digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri fermentasi.
rataan
0,54 a
0,53 a
0,49 a
0,49 a
0,51 a
0,56 a
3.Kadar garam
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi
garam memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sedangkan perbedaan
konsentrasi gula tidak memberi pengaruh nyata pada kadar garam yang
dihasilkan, tetapi tidak terjadi interaksi antara keduanya . Hasil analisis secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi garam dan gula terhadap kadar garam pikel
bunga pisang ambon.
Perlakuan
Konsentrasi garam (%)
G 1 (10)
G 2 (12,5)
G 3 (15)
Konsentrasi gula (%)
S 1 (0,5)
S 2 (1)
S 3 (1,5)
rataan
2,56 a
2,72 a
2,97 a
2,81 a
2,75 a
2,69 a
4.pH
8
Rataan
0,54 a
0,53 a
0,49 a
0,49 a
0,51 a
0,56 a
5.Total mikroba
Berdasarkan analisis statistik perlakuan konsentrasi garam dan gula tidak
berpengaruh nyata pada total mikroba yang dihasilkan setelah difermentasi selama
18 hari, dan tidak terjadi interaksi anatara keduanya. Hasil secara keseluruhan 10 4
a
Tabel 5. Pengaruh konsentrasi garam dan gula terhadap total mikroba pada
pikel bunga pisang ambon.
Perlakuan
Konsentrasi garam (%)
G 1 (10)
G 2 (12,5)
G 3 (15)
90,22 x 10 4 a
90,11 x 10 4 a
88,33 x 10 4 a
52,22 x 10 4 a
40,70 x 10 4 a
47,89 x 10 4 a
88,22 x 10 4 a
89,11 x 10 4 a
91,33 x 10 4 a
48,00 x 10 4 a
48,09 x 10 4 a
52,00 x 10 4 a
Tabel 6. Pengaruh konsentrasi garam dan gula terhadap rasa sepat pikel bunga
pisang ambon.
Perlakuan
Konsentrasi garam (%)
G 1 (10)
G 2 (12,5)
G 3 (15)
Konsentrasi gula (%)
Rataan
3,28 a
3,24 a
3,22 a
10
S 1 (0,5)
S 2 (1)
S 3 (1,5)
3,20 a
3,27 a
3,28 a
Tabel 7. Pengaruh konsentrasi garam dan gula terhadap warna pikel bunga
pisang ambon.
Perlakuan
Konsentrasi garam (%)
G 1 (10)
G 2 (12,5)
G 3 (15)
Konsentrasi gula (%)
S 1 (0,5)
S 2 (1)
S 3 (1,5)
Rataan
1,88 a
1,75 a
1,87 a
1,88 a
1,84 a
1,78 a
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki warna pikel yang
dihasilkan.
gula menghasilkan tekstur yang sama dan tidak terjadi interaksi diantara kedua
perlakuan tersebut. Keuntungan proses fermentasi adalah terjadinya perubahan
tekstur dari bertekstur keras menjadi lebih lunak. Pada pengolahan pikel tekstur
yang sangat lunak menunjukkan adanya penyimpangan sehingga diharapkan
tekstur yang dihasilkan dapat disukai panelis, hasil secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh konsentrasi garam dan gula terhadap tekstur pikel bunga pisang
ambon.
Perlakuan
Konsentrasi garam (%)
G 1 (10)
G 2 (12,5)
G 3 (15)
Konsentrasi gula (%)
S 1 (0,5)
S 2 (1)
S 3 (1,5)
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :
1. Konsentrasi garam terbaik adalah pada perlakuan penambahan konsentrasi
12,5 %. Faktor konsentrasi garam berbeda nyata terhadap kadar garam dan
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar asam laktat, kadar tanin, pH,
jumlah mikroba, tingkat kesukaan terhadap rasa sepat, warna, aroma dan
tekstur pikel bunga pisang ambon.
13
Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara mengurangi reaksi
pencoklatan pada pikel yang dihasilkan sehingga warnanya lebih menarik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan lama fermentasi
yang tepat
Daftar pustaka
Apriantono, 2004. Pengolahan Berbagai Makanan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Bender, 2002. Dictionary of Nutrions and Food Technologi, Butter worth
scientific London.
Buckle, 1995. Food Science, diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono, UI
Press, Jakarta
Dahlan dan Sriwulan Handono,2005. Fermentasi Sayur dan Buah, Departemen
Perindustrian Bogor
Gatot Prianto, 1988. Teknik Pengawetan Pangan, PAU Pangan Gizi UGM
Jogjakarta
Kapti Rahayu dan Slamet,1988. Mikrobiologi Pangan, PAU pangan Gizi, UGM
Jogjakarta
Munajim, 1988. Teknologi Pengolahan Pisang, PT Gramedia , Jakarta.
Saripah Hudaya dan Setiasik Darajat, 2000. Dasar-dasar Pengawetan, Depdikbud
Jakarta
Winarno, 1984, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia jakarta
Winarno dan Sri lakmis, 2003. Pigmen dalam Pengolahan Pangan, Dept
Teknologi Hasil pertanian, Fatemeta IPB Bogor
Riwayat penulis : Ir Hj. Nataliningsih MPd, adalah dosen kopertis wilayah IV
Jabar dan Banten yang di perbantukan di Universitas Bandung Raya.
14