Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peralatan
Industri Polimer-Elastomer Di Pabrik Crumb Rubber Pt. Multi Kusuma Cemerlang”
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
(Penyusun)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Terbentuknya makalah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
matakuliah Alat Industri Kimia menjelang UTS adalah membuat makalah dan video
persentasi yang berkaitan dengan kondisi nyata peralatan size reduction, size
enlargement, pemisahan padat-padat, pemisahan padat-cair, evaluasi perancangan salah
satu alat, bahan baku dan produk hasil pada salah satu list bidang pabrik yang sudah di
sediakan oleh dosen pengampu.
Kami memilih pabrik yang berkaitan dengan produk polimer untuk memenuhi
tugas ini, kami mengambil Polimer jenis elastomer atau karet alam pada pabrik PT.
Multi Kusuma Cemerlang dengan alasan proses produksinya berhubungan erat dengan
materi matakuliah Alat Industri Kimia.
Dalam proses pembuatan karet alami memakai bahan baku polimer yang
selanjutnya melewati serangkaian proses menggunakan berbagai jenis mesin industri.
Sehingga dapat menghasilkan karet yang sesuai dengan standar indonesia dan
berkualitas tinggi.
4
I.3 Tujuan
1. Mengetahui Profil Pabrik dari PT. Multi Kusuma Cemerlang
2. Mengetahui Definisi dari Polimer
3. Mengetahui Bahan Baku yang digunakan oleh PT. Multi Kusuma Cemerlang
4. Mengetahui Produk yang dihasilkan oleh PT. Multi Kusuma Cemerlang
5. Mengetahui Definisi dari Size Reduction
6. Mengetahui Definisi dari Size Englargement
7. Mengetahui Definisi dari Pemisahan Padat-Padat
8. Mengetahui Definisi dari Pemisahan Padat-Cair
9. Mengetahui Evaluasi Perancangan Alat Dryer
10. Mengetahui Proses Produksi dari PT. Multi Kusuma Cemerlang
11. Mengetahui Alat Industri yang digunakan oleh PT. Multi Kusuma Cemerlang
12. Mengetahui Evaluasi Kinerja Dryer
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Profil Pabrik
PT. Multi Kusuma Cemerlang (PT. MKC) merupakan salah satu anak
perusahaan PT. Royal Lestari Utama yang bergerak di bidang produksi karet alam
terintegrasi serta menjadi pionir dan pemimpin dalam industri karet alam berkelanjutan.
Dibangun diatas empat pilar yaitu manusia, alam, produk, dan pendapatan PT. MKC
terus mengejar keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan.
PT. MKC mulai beroprasi sejak Agustus 2017 dan berfokus pada produksi dan
penjualan crumb rubber dengan tipe Standard Indonesian rubber (SIR)-20 dan SIR-20
VK. MKC dilengkapi dengan fasilitas produksi berteknologi modern dan canggih
dengan dukungan sumber daya manusia yang unggul. Dengan kapasitas produksi
40,000 ton per tahun, PT. MKC mampu menyerap lebih dari 200 tenaga kerja dengan
70% diantaranya merupakan tenaga kerja lokal. PT. MKC berkomitmen untuk selalu
menghasilkan produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan karet alam dalam
negeri maupun komoditas ekspor. Semua produksi dipastikan melalui proses kontrol
kualitas yang andal dan memenuhi persyaratan standar nasional indonesia (SNI).
Visi dan Misi PT. MKC dijabarkan dalam dokumen ISO 9001:2015, dengan
visi sebagai berikut: “Menjadi yang pertama dan utama di dunia dalam pengembangan
karet alam yang berkelanjutan” sehingga MKC dapat menjadi figur atau contoh untuk
perusahaan pengolahan karet di dunia terutama di Indonesia. Serta misi “Menciptakan
nilai khas dalam setiap aspek bisnis” menjadikan produk MKC memiliki ciri khas dan
unggul.
6
Gambar 1.2 Lokasi PT. Multi Kusuma Cemerlang
II.2 Polimer
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar
yang terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. Molekul yang
kecil disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer
adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantai-rantai atom yang dipadukan
melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul
monomer bereaksi bersama-sama secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier
atau jaringan tiga dimensi dari rantai polimer. Karakteristik utama dari rantai tersebut
adalah ikatan kimia yang kuat dan arahnya sepanjang rantai, tetapi rantai tersebut sisi-
sisinya hanya diikat oleh ikatan lemah van der waals atau biasanya disebut ikatan
hydrogen. Macam-macam ikatan dalam rantai polimer yang panjang dan fleksibel
antara lain: Polyethylene, polystyrene, poly (methyl methacrylate), poly (oxyethylene),
poly (dimethyl siloxane) (Atkins, P. W., 1990).
II.6.1 Termoset
Termoset adalah polimer yang mempunyai struktur ikat silang yang rapat (jauh
lebih banyak dan rapat daripada elastomer).
7
Ikatan silang inilah yang membuat termoset tidak meleleh saat
dipanaskan melainkan menjadi bertambah keras. Pada pembuatan termoset dari
resin pun, ada perbedaan mendasar dengan pembuatan termoplastik, yaitu jika
termoplastik dibuat dengan pendinginan dari bentuk resin yang cair karena
ikatan pada termoplastik tercerai-berai saat dipanaskan dan mencair dan ikatan
yang tercerai- berai itu akan menyatu kembali saat pendinginan. Lain halnya
dengan termoset, resin cair tidak didinginkan melainkan dipanaskan untuk
mengeraskan. Sifat makin mengeras jika dipanaskan ini disebabkan oleh ikatan
silang yang tidak dapat terlepas satu sama lain (berkaitan).
II.6.2 Termoplastik
Polimer dengan banyak rantai molekul cabang dan dengan rantai samping yang
panjang tidak dapat dikompakkan karena struktur yang tidak teratur. Rantai
8
molekul–molekul ini bersaling-silang melilit seperti benang kusut. Plastik yang
tidak terstruktur disebut termoplastik amorf.
II.6.3 Elastomer
Rantai molekur dari elastomer mempunyai sedikit jumlah ikat silang dan
tersusun secara acak (ketidakteraturan).
9
Termoset dan elastomer dikategorikan sebagai polimer ikat silang (cross
link) karena setiap individunya dihubungkan dengan ikatan penghubung
(transverse bond). Pada suhu ruang, molekul yang mempunyai banyak cross
link akan sangat keras (hardness) tetapi mudah patah (brittle) yaitu sensitif
terhadap beban kejut (impact). Seperti halnya elastomer, termoset tidak meleleh
jika dipanaskan karena banyaknya cross link.
10
Tabel 2.1 Komposisi Karet Alam (Surya, 2016)
3. Karbohidrat 1,6 -
Dari tabel tersebut kita jadi mengetahui kandungan protein lateks segar berkisar
antara 1,0 hingga 1,5%, dengan sebagian protein teradsorpsi oleh partikel karet dan
sebagian larut dalam serum. Protein yang teradsorpsi pada permukaan partikel karet
bertindak sebagai lapisan pelindung, memberikan muatan negatif yang mengelilingi
partikel karet dan mencegah interaksi antara partikel karet. Namun, dengan adanya
mikroorganisme,protein menjadi rusak, merusak lapisan pelindung partikel karet dan
interaksiantar partikel karet membentuk serpihan atau gumpalan.
II.4 Produk-TSR/SIR
Spesifikasi Karet Spesifikasi Teknis berdasarkan SNI 1903:2017
Karet spesifikasi teknis atau Technically Specified Rubber (TSR) adalah karet
alam yang diperoleh dari pengolahan lateks, koagulum karet atau bahan olah karet yang
11
berasal dari getah pohon Hevea brasiliensis secara mekanis dengan atau tanpa bahan
kimia, berbentuk karet remah (crumb rubber) atau karet bongkah (block rubber) yang
sifatnya ditetapkan berdasarkan kriteria mutu. Setiap negara produsen karet alam
memiliki standartnya masing-masing yang mengatur kualitas karet spesifikasi teknis
yang di jual:
Standard Indonesia Rubber (SIR) adalah karet alam spesifikasi teknis produksi
Indonesia sesuai parameter mutu yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) 1903:2017, Karet alam – Spesifikasi teknis. Berikut ini tabel 3.1 syarat mutu
SIR berdasarkan jenis uji atau karakteristik, kelompok mutu dan spesifikasi. Standar
Nasional Indonesia (SNI) 1903:2017, Karet alam - Spesifikasi teknis, merupakan
adopsi modifikasi (MOD) dari ISO 2000:2014, Rubber raw natural - Guidelines for the
specification of technically specified rubber (TSR).
Kelompok Mutu
Jenis uji/ SIR SIR SIR SIR SIR SIR SIR SIR 10 SIR 20 Metode
Karakteristik LoV 3CV 3L 3WF 5 10 20 CV/VK CV/VK Uji
Spesifikasi
12
Kode warna
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Coklat Merah Coklat Merah -
pemanduan
Kadar
Kotoran %
SNI
(fraksi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,08 0,16 0,08 0,16
8383
massa),
maks
Kadar
Nitrogen % SNI
(fraksi 0,30 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 ISO
massa), 1656
maks
Kadar zat
menguap % SNI
0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
(fraksi 8356
massa) maks
SNI
P0, min - - 30 30 30 30 30 - - ISO
2007
SNI
PRI, min - 60 75 75 70 50 40 50 40 ISO
2930
Warna SNI
Lovibond, - - 6 - - - - - - ISO
maks 4660
13
Viskositas
SNI
Mooney ML 55±10 60±5 - - - - - 65-5+7 65-5+7
8384
(1+4)100°C)
Kadar gel %
SNI
(fraksi 4,0 - - - - - - - -
8385
massa) maks
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa syarat mutu SIR 20 yaitu memiliki
kadar kotoran maksimal 0,16 % ; kadar abu maksimal 1,00 % ; kadar nitrogen maksimal
0,60 % : kadar zat menguap maksimal 0,80 % ; P0 minimal 30 ; dan PRI minimal 40.
Sedangkan syarat mutu SIR 20 CV/VK yaitu memiliki kadar kotoran maksimal 0,16 %
; kadar abu maksimal 1,00 % ; kadar nitrogen maksimal 0,60 % : kadar zat menguap
maksimal 0,80 % ; PRI minimal 40 ; dan Viskositas Mooney sebesar 65−+75. Perbedaan
SIR 20 dan SIR 20 CV/VK terletak pada karakteristiknya dimana SIR 20
mengutamakan karakteristik P0 atau plastisitas awal sedangkan SIR 20 CV/VK
mengutamakan karakteristik Viskositas Mooney. Berikut ini penjelasan jenis uji atau
karakteristik dari SIR 20 dan SIR 20 CV/VK.
II.6.1 Extruder
Extruder merupakan proses pembentukan dengan penekanan logam kerja
sehingga mengalir melalui cetakan yang terbuka untuk menghasilkan bentuk
pada bagian melintang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun manfaat dari
metode Extruder antara lain:
14
1. Dapat menghasilkan bentuk melintang yang bervariasi dan seragam.
2. Struktur butir dan sifat kekuatannya bertambah dalam pengerjaan dingin
dan hangat.
3. Khusus untuk pengerjaan dingin, dapat dihasilkan toleransi yang ketat
(presisi).
4. Pada beberapa jenis ekstrusi, sisa material yang terbuang kecil atau tidak
ada sama sekali.
II.6.2 Molding
Molding merupakan proses pengubahan partikel plastik menjadi bentuk yang
dikehendaki dengan menggunakan panas untuk melunakan bahan dan tekanan
untuk melekatkan bagiian dan diikuti pemberian bentuk bahan plastis atau
bahan cair tersebut. Proses pengubahan partikel ini menggunakan menggunakan
sebuah rangka kaku atau model yang disebut sebuah mold. mold adalah sebuah
cetakan yang memiliki rongga di dalamnya yang akan diisi dengan material cair.
Cairan tersebut akan mengeras sesuai bentuk rongga di dalam mold.
II.6.3 Granulation
Granulation merupakan proses pembesaran ukuran serbuk dimana suatu
campuran serbuk yang mempunyai daya kohesi kecil dirubah menjadi ukuran
partikel yang lebih besar. Granulasi dimulai dengan pencampuran bahan aktif
yang diperlukan, sehingga dicapai suatu bentuk bahan aktif melalui proses
campuran.
15
II.7 Pemisahan Padat-Padat
Pemisahan padat-padat bertujuan untuk memisahkan partikel padatan
berdasarkan perbedaan ukuran. Pada industri pemisahan padat-padat dilakukan
dengan metode screening/pengayakan. Prinsip kerja dari screening yaitu padatan
dilewatkan pada screen lalu padatan yang berukuran kecil terjatuh ke bagain bawah
screen. Ukuran screen standart antara 4 in sampai dengan 400 mesh.
16
Mekanisme konduksi, jika ada pergerakkan suhu dalam media diam, baik dalam
padat atau cair, Jika ada pergerakkan suhu antara zat padat atau zat cair yang mengalir
di sekitarnya, maka perpindahan panas yang terjadi disebut konveksi, dan jika terdapat
suatu media yang memiliki temperatur memancarkan energi elektromagnetik, sehingga
ada atau tidak ada media perantara perpindahan panas pasti terjadi antara dua
permukaan yang berbeda temperaturnya. Perpindahan panas yang demikian ini disebut
radiasi.
17
disebut konveksi bebas atau konveksi alam. Gambar dibawah ini menunjukkan
proses yang terjadi pada konveksi paksa.
Di industri perpindahan panas yang terjadi tidak hanya dalam satu mekanisme
kondisi saja melainkan terjadi secara gabungan antara konduksi atau konveksi atau
radiasi. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan proses pematangan yang
efisien, gambar dibawah ini menunjukkan mekanisme kerja dari perpindahan pana
Panas yang ditransferkan oleh aliran energi panas akan bersentuhan dengan material
padatan, sehingga apapun media yang menempel pada kondisi tersebut akan
18
mendapatkan dua sumber panas, pertama dari temperatur udara yang tinggi dan
kondisi permukaan padatan yang panas, membuat produk akan cepat matang.
Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima
atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi.
Yang pertama adalah terjadinya perubahan temperatur dari zat tersebut,
kalor yang seperti ini disebut dengan kalor sensibel atau sensible heat,
dan yang kedua adalah terjadi perubahan fase zat, kalor jenis ini disebut
dengan kalor laten atau latent heat. Gambar dibawah ini menunjukkan
kedua kondisi tersebut.
20
Proses diatas terjadi pada saat pengeringan dimulai, panas
diberikan ke bahan akan menaikkan tekanan uap air terutama sejalan
dengan kenaikan suhunya. Pada saat proses ini terjadi perpindahan
massa dari bahan ke udara dalam bentuk uap air sehingga terjadi
pengeringan pada permukaan bahan. Setelah itu tekanan uap air pada
permukaan bahan akan menurun setelah kenaikan suhu terjadi pada
seluruh bahan. Maka terjadi pergerakan air secara difusi yang kemudian
di sedot oleh exhaust fan agar uap air dari bahan menurun sampai terjadi
kesetimbangan dengan udara sekitarnya.
21
Properties menjadi hal utama dalam industri crumb rubber
karena properties disini merupakan parameter kualitas yang dimiliki
oleh karet. Hal inilah yang akan menentukan apakah karet ini layak
digunakan sebagai material berbagai produk kedepannya. Untuk
properties yang dimiliki karet sendiri cukup beragam tetapi dalam
proses pemasakan di dryer properties yang menjadi parameter penting
adalah P0 dan MV, dimana P0 digunakan sebagai indikator saat
produksi SIR 20 dan MV digunakan sebagai indikator saat
memproduksi VKOR.
22
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Proses Produksi
Industri karet umumnya dilakukan dalam bentuk karet remah atau Crumb
Rubber yang diklasifikasikan dengan Standar Indonesia Rubber (SIR). Produksi
Crumb Rubber ada dua, yaitu High Grade adalah produksi yang berasal dari bahan baku
lateks kebun (SIR 3CV, SIR 3L, SIR3WF, SIR 5), dan Low Grade adalah produksi
yang berasal dari bahan baku karet terkoagulasi (SIR 10, SIR 20) (Rosma Situmeang,
2014). Crumb Rubber atau karet remah sebagian besar diproduksi oleh perusahaan
swasta salah satunya PT Multi Kusuma Cemerlang, dimana bahan bakunya
menggunakan karet alam dalam bentuk koagulum yang dikenal dengan istilah bahan
olah karet atau BOKAR yang dihasilkan dari tanaman karet yang dikelola rakyat.
Mesin pengurang ukuran tahap pertama untuk mengurangi ukuran cup lump
atau slab yang sangat besar dan kotor menjadi ukuran yang lebih kecil.
23
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
III.2.2 Prebreaker
Mesin pengecil ukuran tahap kedua yang mengurangi ukuran gumpalan karet
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dalam sekali jalan. Juga
menghilangkan beberapa serum dari karet.
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
24
Gambar 3.1 Hammer Mill
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
25
III.2.4 Creeper
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
III.2.5 Shredder
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
26
Gambar 6.1 Trolley Dryer
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
27
Gambar 8.1 Twin Chamber Press
(Sumber: https://sphere.com.my/products/)
Rata-Rata 33
28
Dari Tabel 1.1 di atas terlihat bahwa proses pemasakan di dalam dryer ini
memberikan pengaruh kepada berat crumb rubber yang ada di dalam tiap trolley-nya.
Dimana Crumb mengalami penurunan berat atau loss weight saat proses pemasakan di
dalam dryer, sebesar 33%. Loss weight terjadi karena air yang terkandung di dalam
crumb akan mengalami proses penguapan selama di dalam dryer, sehingga hanya
menyisakan remahan karet yang sudah matang dan kering. Proses pemasakan sendiri
dilakukan selama 4-5 jam, melalui 3 tahap yaitu maturasi lalu disempurnakan pada oleh
Burner 2 dan 3 lalu proses pendinginan di Cooling Fan.
Selain mengalami penurunan berat atau loss weight produk di dalam dryer
produk juga mengalami perubahan nilai properties yang dapat di kontrol melalui
Statistical Process Control (SPC) yang merupakan salah satu QC tools, yang mana nilai
properties yang dikontrol disini adalah P0 sebagai data kontrol SPC SIR sedangkan
untuk SPC VKOR digunakan nilai MV sebagai data kontrol. Berikut adalah hasil
pengujian P0 untuk produksi SIR 20.
Pada gambar terlihat bahwa nilai P0 berada pada batas standar selama berada di
dalam Dryer ketika proses pemasakan berlangsung, dimana pada hari pertama dan
kedua terdapat 1 special cause yang terjadi yaitu nilai P0 melebihi UCL. Berbeda
halnya dengan hari terakhir observasi dimana terdapat beberapa special cause yang
terjadi terutama untuk nilai P0 yang berada dibawah LCL. Hal ini harus di analisis,
mengapa akhirnya special causes ini bisa terjadi pada dryer.
Dryer dengan bahan bakar LNG merupakan alat utama dalam proses
pengeringan atau dengan kata lain perubahan bahan baku mentah menjadi produk
yang matang atau setengah jadi pada karet atau crumb rubber. Proses pemindahan
29
panas yang terjadi memiliki dua metode gabungan pemindahan panas, yaitu secara
konveksi dan konduksi.
Proses tersebut dilakukan selama 4-5 jam dengan estimasi pergeseran trolley
selama 4,5-6 menit dengan melalui 4 tahapan yaitu pembuangan uap basah crumb
rubber, kemudian maturasi pada burner 1 (yang arah udara panasnya dari bawah
keatas) lalu disempurnakan pada oleh Burner 2 (yang arah udara panasnya dari atas
kebawah) dan Burner 3 (yang arah udarnya dua arah, dari atas maupun dari bawah.
Perpindahan kalor dari udara panas ke crumb rubber (trolley) pada dryer harus
terus dijaga dan di kontrol suhunya, untuk mempertahankan kondisi diantara panas
sensibel dan panas laten, agar nilai properties cake atau crumb rubber tidak rusak
atau turun yang nantinya memiliki dampak kondisi fisik yang masih mentah atau
melting akibat dari suhu yang tidak stabil atau tidak dijaga.
SPC hadir untuk menjaga kestabilan itu, agar operator dapat dengan mudah
mengatur suhu terbaiknya, namun demikian kondisi yang abnormal terjadi pada saat
observasi dryer di hari itu (akibat penyesuaian bahan bakar lama ke baru) dengan
ditunjukkanyya nilai special causes dibawah ini
30
Pada gambar garfik tersebut kita dapat mengetahui bahwa terdapat kondisi
special causes di tanggal 19 November 2021 yang nilainya dibawah LCL, yang
mana artinya pada kondisi tersebut cake tidak memenuhi kriteria properties yang
diinginkan (30-36). Untuk mengetahui penyebabnya, terlampir data yang sudah
kami observasi sebagai berikut.
Dapat dilihat pada tabel diatas, kondisi suhu setting yang sama menghasilkan
nilai properties atau P0 yang berbeda, hal tersebut diakibatkan oleh kondisi suhu
aktual yang berubah-ubah. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor salah satunya
adalah kondisi bahan bakar yang baru, sehingga membuat suhu aktual masih belum
stabil, namun meskipun demikian, kondisi seperti ini dapat dilakukan pemyesuaian
dengan cepat oleh perusahaan, terbukti dari kondisi sepekan yang lalu ketika
berkunjung ke bagian dryer dan melihat suhu aktual dan setting sudah sama, stabil
dan kembali normal.
31
BAB IV
PENUTUPAN
IV.1 Kesimpulan
1. Salah satu mengapa Kondisi abnormal itu terjadi disebabkan oleh pergantian bahan
bakar yang baru
2. Mempertahankan kondisi diantara panas sensibel dan panas laten, agar nilai
properties cake atau crumb rubber tidak rusak atau turun yang nantinya memiliki
dampak kondisi fisik yang masih mentah atau melting akibat dari suhu yang tidak
stabil atau tidak dijaga
3. Kondisi yang abnormal ini dapat ditangani secara cepat oleh perusahaan, terbukti
dari kondisi sepekan yang lalu ketika berkunjung ke bagian dryer dan melihat suhu
aktual dan setting sudah sama, stabil dan kembali normal.
IV.1 Saran
Dari apa yang sudah dilakukan oleh penulis, penulis ingin memberikan saran sebagai
berikut:
1. Tulisan ini belum dilakukan perhitungan evaluasi kinerja alat karena mengikuti
kegiatan observasi yang lebih kearah kualitatif dan analisis data
2. Apa yang ditulis disini kebanyakan bersumber pada hasil observasi
32
DAFTAR PUSTAKA
Arief C. Wibowo, “Polimer Fundamental”, Diktat Pelatihan Plastik PT. Innopack, 2006.
Hisyam, A. (2016) ‘Analisis Perpindahan Panas Pada Oven Electric Heaters Oven for Drying’,
p. 2.
https://sphere.com.my/products/
John Vlachopoulos dan David Strutt, “The Role of Rheology in Polymer Extrusion”.
Ramadhani P, Suci. 2015. Analisis Perpindahan Panas Pada Oven Berbahan Bakar LPG Untuk
Proses Pengeringan Daun Mengkudu Dengan Daya Tampung 1,2 Kg.
Sholeh H, Rahmat. 2014. Tugas Akhir Perencanaan Ulang Oven Untuk Proses Pengeringan
Temulawak Dengan Sumber Panas LPG.
William D. Callister. “Materials Science and Engineering an Introduction 6th eds”. (New York:
John Wiley & Sons, Inc., 2004), hal 464.
33