Oleh:
Muhammad Fauzan
D.600.180.045
Oleh:
Muhammad Fauzan
D.600.180.045
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Hari/Tanggal:……………………………….
Oleh:
MUHAMMAD FAUZAN
D600.180.045
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1
2
BENANG
PALET
MESIN WARPING PREPARATION
(WINDING)
MESIN SIZING
(KANJI)
CUCUK
(RACING)
TENUN
PROSCESS
(LOOM)
INSPECTING
FOLDING FINISHING
KAIN GREY
GUDANG
SELESAI
G. Personalia
Uraian lengkap personalia pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Tenaga Kerja
Karyawan-karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta dibagi dalam 2
bagian, yaitu:
a. Bagian Produksi, yaitu bagian yang bekerja di Departemen Weaving,
Departemen Finishing dan Departemen Printing. Pada Departemen Weaving
terbagi menjadi beberapa bagian yaitu operator RRT 52, operator picanol,
operator toyoda, pengisi palet, palet, warping, pengkanjian, cucuk, pengawas
monitor, pengawas umum, bengkel, dan listrik. Adapun bagian finishing terdiri
dari inspecting, folding, dan mending.
b. Bagian non produksi, yaitu karyawan kantor sesuai dengan struktur organisasi.
7
2. Penggajian Karyawan
Penggajian keryawan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta dilakukan
menggunakan beberapa sistem upah, yaitu:
a. Upah Bulanan
Upah bulanan diberikan setiap tanggal 1 setiap bulannya, sistem gaji bulanan
ini diterima oleh staff, kepala bagian dan mandor.
b. Upah Mingguan
Upah mingguan diberikan setiap hari sabtu setiap minggunya. Sistem upah
mingguan ini diterima oleh bagian operator pada Departemen weaving,
finishing dan printing.
c. Upah borongan
Upah atau gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah pekerja yang dapat
diselesaikan, misalnya pengepakan dan pembungkusan.
d. Upah lembur
Upah lembur diberikan ketika pekerja atau operator melakukan kerja diluar jam
kerja yang ditetapkan perusahaan.
3. Kesejahteraan Karyawan
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan
beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh semua karyawan dan hak yang perlu
diterima, yaitu:
a. Tunjangan.
Masing-masing pegawai tetap di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
mendapatkan tunjangan hari raya, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan
Tunjangan pensiun. Sedangkan untuk pegawai tidak tetap hanya mendapat
tunjangan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dan tunjangan hari raya.
b. Cuti Hamil
Tunjangan kesehatan yang diberikan kepada karyawan yang sedang mengambil cuti
hamil, yaitu berupa upah 50% dari upah minimum yang diterima.
c. Fasilitas kendaraan.
Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan berupa alat transportasi, guna menunjang
mobilitas keryawan ke perusahaan, yaitu berupa bus untuk karyawan.
d. Pelatihan
Terdapat beberapa pelatihan dan pengembangan bagi karyawan di PT. Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta, bentuk pelatihan yang dilakukan berupa seminar
dan training. Seminar ditunjukan kepada para karyawan yang dirasa berkompeten
di masing-masing divisi perusahaan. Sedangkan training ditunjukan kepada
karyawan baru yang sedang dalam masa training selama 3 bulan, hal ini
dimaksudkan agar karyawan memiliki ketrampilan dan tanggungjawab terkait
dengan proses produksi produk yang berkualitas.
e. Memberikan pakaian dan seragam dinas.
f. Setiap satu tahun sekali diadakan acara santai bersama.
g. Mushola sebagai sarana ibadah seluruh karyawan.
8
5. Rekrutmen Karyawan
PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta menerima karyawan baru dengan
beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Tingkat Pendidikan
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Pengalaman Kerja
e. Jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan
Kemudian diadakan ujian, bila dinyatakan lulus, maka calon karyawan diwajibkan
mengkuti Job training dengan masa percobaan selama 3 bulan. Apabila dalam masa
percobaan dianggap berhasil menyelesaikan dengan baik maka calon karyawan
tersebut diangkat menjadi keryawan perusahaan.
6. Pemberhentian karyawan
Ketentuan dalam pemberhentian keryawan yang diterapkan PT. Iskandar Indah
Printing Textile Surakarta sebagai berikut :
a. Tidak mengikuti training atau mengikuti training namun tidak lulus.
b. Melanggar peraturan yang berlaku diperusahaan
c. Mengundurkan diri dari perusahaan atas permintaan sendiri.
d. Meninggal dunia.
7. Bagian Produksi
a. Proses Produksi
Proses produksi di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta menggunakan
sistem make to order (MTO) yang berorientasikan kepada buyer 50 % dan 50%
digunakan untuk bahan pembuatan batik oleh perusahaan. Bahan-bahan yang
digunakan dalam proses produksi adalah :
9
1) Bahan pokok
a) Benang katun (benang yang berasal dari kapas)
b) Benang rayon (benang yang berasal dari serat buatan)
2) Bahan penolong
Dalam proses produksi, perusahaan juga membutuhkan beberapa bahan lagi untuk
memproses produknya. yaitu antara lain
a) Garam, sabun, kanji, soda, kaustik dan minyak tanah.
b) Naptol, deskol, reaktif, pgmen, dan direk untuk pewarnaan.
c) Sn untuk mengawetkan bahan agar tidak luntur.
d) Tepuk gajung (Cornstat) untuk melenturkan benang.
e) Akrelic untuk melenturkan benang tetapi kelenturannya lebih kuat dari pada
tepung jagung.
f) Bisulfat yang digunakan untuk menghilangkan bau pewarnaan.
2. Permasalahan Khusus
Permasalahan khusus pada laporan ini berfokus pada analisis maintenance atau
perawatan mesin. Pada proses prosuksi, mesin merupakan hal yang paling krusial
sehingga perlu adanya upaya untuk menjaga keandalan dan kinerjanya agar tidak
menghambat kinerja perusahaan dalam menghasilkan produk. PT. Iskandar Indah
Printing Textile Surakarta berdiri pada tahun 1976 sehingga masih menggunakan
mesin dengan usia yang cukup tua dengan rentang usia mesin antara 30-50 tahun.
Sehingga potensi untuk terjadi kerusakan cukup tinggi baik kerusakan minor
maupun major. Kerusakan tersebut dapat menggangu berjalannya proses produksi
perusahaan. Untuk menganalisa risiko operasional dalam sistem produksi PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Khususnya pada Unit mesin sizing
(kanji). Maka perlu adanya observasi dan wawancara untuk mengetahui penyebab
terjadinya kerusakan tersebut.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS
yang terletak di Jl. Pakel No.11, Kerten, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa
Tengah. Luas perusahaan memiliki lahan dengan luas sebesar 20.000 m2. PT.
Iskandar Indah Printing Textile memproduksi kain grey untuk bahan baku batik.
Perusahaan melakukan proses produksi untuk memenuhi permintaan di dalam
maupun luar negeri. Dalam proses produksi kain grey, raw material harus melewati
banyak proses salah satunya adalah proses pengkanjian. Proses pengkanjian
merupakan proses pelapisan benang-benang arah memanjang (benang lusi) dengan
campuran bahan kimia seperti Polyvinil Alcohol (PVA), dextrin, teepol dan lemak
hewan agar benang-benang tersebut memiliki daya tenun yang sesuai dengan
harapan dan memenuhi syarat dalam proses tenun (weaving). Dimana pada proses
tersebut menggunakan mesin sizing Rolux Enterprise. Proses pengkanjian pada
produksi kain grey di PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan proses yang
vital sehingga apabila terjadi kerusakan pada mesin sizing maka akan menghambat
aliran produksi selain itu raw material akan terhambat sehingga menyebabkan tidak
tercapainya target produksi. Disisi lain sistem perawatan yang dilaksanakan pada Commented [u2]: Ada referensinya?
perusahaan masih tergolong konvensional sehingga kurang terkendalinya
ketersediaan mesin.
Salah satu kegiatan penting dalam proses produksi salah satunya adalah
ketersediaan mesin produksi. Mesin diharapkan selalu memiliki tingkat keandalan
beroperasi. Pemeliharaan mesin produksi juga perlu dilakukan untuk menjaga
keandalan dan kinerjanya agar dapat melakukan proses produksi dengan baik
sehingga tidak menghambat aliran produksi (Jannah Dkk, 2017). Pemeliharaan Commented [u3]: Kalimat ini kok agak rancu. Tolong
merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin dicek lagi ya.
kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat
diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. (Ramere Dkk,
2021). Perlu adanya solusi yang diterapkan untuk mengontrol ketersediaan mesin
sizing Rolux Enterprise dikarenakan jumlah mesin yang tersedia hanya 2 unit dan
harus beroperasi selama ±24 jam/hari.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pihak perusahaan dapat
diketahui bahwa sistem perawatan yang diterapkan oleh perusahaan saat ini adalah
perawatan corrective, karena perusahaan hanya melakukan perbaikan pada mesin
setelah mesin mengalami kegagalan dalam beroperasi, pihak perusahaan sendiri
kurang melakukan kegiatan preventive maintenance akan tetapi yang dilakukan
11
12
diperlukannya konsep maintenance yang baik dimana harus diiringi dengan metode
menganalisa penyebab penurunan performance mesin yang baik pula. Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan tindakan before the event untuk
mengeliminasi dan meminimalisasi kemungkinan kegagalan yang terjadi di masa
mendatang. (Nurul, 2020). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
yaitu perlu dilakukan identifikasi risiko atau gangguan yang berpotensi untuk
muncul pada bagian mesin sizing Rolux Enterprise dengan menggunakan metode
FMEA berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number). Dengan demikian metode
ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan menetapkan prioritas untuk tindakan
perbaikan pada proses yang mengalami kegagalan. Hal tersebut sejalan dengan
(Ayi, 2019), bahwa penggunaan FMEA mampu mengidentifikasi resiko kegagalan
yang terjadi selama proses produksi pada pembuatan kain dengan cara menganalisa
moda kegagalan yang menyebabkan cacat produk dengan menggunakan metode
FMEA, mendapatkan risiko kegagalan proses produksi terbesar dalam nilai RPN,
memberikan usulan perbaikan untuk produksi selanjutnya. Hasil dari identifikasi
kegagalan dapat menjadi acuan dalam melakukan perbaikan suatu mesin.
Hasil FMEA tersebut berupa risiko kegagalan pada mesin dapat dianalisis lebih
detail menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). FTA merupakan sebuah
analytical tool yang menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi dari
kesalahan yang menyebabkan kegagalan dari sistem. Teknik ini berguna
mendeskripsikan dan menilai kejadian di dalam sistem. (Windhi Dkk, 2016). Fault
Tree merupakan gambaran hubungan timbal balik yang logis dari peristiwa
peristiwa dasar yang mendorong dalam membangun model pohon kesalahan yang
dilakukan dengan cara wawancara dengan manajemen dan melakukan pengamatan
langsung terhadap proses produksi di lapangan (Angga Pratama, dkk, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor kerusakan mesin sizing Rolux
Enterprise dengan menggunakan metode FMEA dan FTA di PT. Iskandar Indah
Printing Textile dan mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada mesin dalam
proses kanji benang, mengidentifikasi faktor penyebab dan akibat kerusakan pada
mesin serta memberikan usulan pencegahan untuk meminimalisir kejadian terulang
kembali kemudian menganalisa salah satu faktor kegagalan mesin dengan faktor
kegagalan tertinggi menggunakan analisis pohon kesalahan. Commented [u5]: Tujuan merupakan bagian terakhir
dalam pendahuluan.
13
B. Metode
Penelitian ini dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, pada
Departemen Weaving Unit Pengkanjian tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2021.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan tools
pengolahan data yang digunakan berupa FMEA dan FTA dengan tahapan penelitian
yang dilakukan dimulai dari identifikasi dan perumusan masalah dengan cara
melakukan pengumpulan data menggunakan observasi lapangan dan wawancara,
pada tahap observasi dilakukan pengamatan pada proses pengkanjian yang
bertujuan untuk melakukan pengamatan pada mesin sizing Rolux Enterprise dengan
melakukan pendekatan secara langsung terhadap proses produksi mesin sizing.
Dengan melakukan pendekatan tersebut peneliti dapat mengetahui faktor dan gejala
kerusakan mesin sizing Rolux Enterprise. Pada tahap wawancara dilakukan secara
langsung dengan pihak terkait yang memiliki kompetensi mengenai mesin sizing
Rolux Enterprise dengan pengalaman kerja >30 tahun yaitu Kepala Maintenance
lapangan. Data yang diambil dari sumber tunggal dikarenakan seluruh pelaporan
kerusakan dan perawatan mesin dibawah pengawasan dan pengetahuan Kepala
Maintenance. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai data
derajat severity, occurance, dan detection.
Data tersebut digunakan untuk pengisian variabel FMEA dan mencari RPN
untuk mengetahui usulan perbaikan. Tahapan selanjutnya dilakukan pengolahan
data, pengolahan data dilakukan dengan cara merekap data yang sudah didapat dari
hasil observasi dan wawancara terkait kerusakan mesin, kemudian mencari sebab
dan akibat dari beberapa faktor kerusakan serta mengolahnya menggunakan metode
FMEA dengan pembobotan pada setiap faktor kerusakan untuk mengetahui tingkat
RPN (Widianti, 2016). Faktor kerusakan yang memiliki tingkat RPN tertinggi akan
dianalisis lebih lanjut faktor penyebabnya, kerusakan dengan resiko tertinggi
digunakan sebagai top event dalam analisis akar penyebab resiko dengan
menggunakan metode FTA (Saiful dkk, 2019). Kemudian hasil yang didapatkan Commented [u6]: Metode penelitian berisikan hal-hal
dari pengolahan data tersebut akan menjadi dasar dari usulan perbaikan yang akan teknis yang dilakukan dalam penelitian tersebut. Uraian
yang detail akan lebih baik. Referensi diperlukan untuk
direkomendasikan melalui analisis FMEA. mendukung hal teknis tersebut.
Oleh karena itu, sebutkan apa yang dilakukan, kapan dan
dimana dilakukannya, siapa saja yang terlibat, dan
C. Hasil dan Pembahasan bagaimana melakukannya.
1. Proses Identifikasi Faktor Kerusakan Mesin Sizing Rolux Enterprise Commented [u7]: Hasil dan pembahasan membicarakan
Proses identifikasi yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang hasil penelitian yang diperoleh dan membahasnya.
Pembahasan dilakukan dengan cara membandingkan hasil
digunakan antara lain data faktor dan gejala kerusakan mesin. Identifikasi faktor
yang diperoleh terhadap hasil penelitian sebelumnya.
kerusakan mesin merupakan sebuah teknik dalam tercapainya manajemen Pada bagian ini baru sebatas menyampaikan hasil penelitian
operasional yang efektif dan efisien. Metode yang digunakan yaitu FMEA. (pengolahan datanya), namun belum ada pembahasan
terhadap hasil tersebut.
Metode FMEA memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor
kegagalan/kerusakan, penyebab (cause), serta akibat (effect) dari kegagalan
tersebut, sehingga dapat membantu meminimalisir dan mencegah timbulnya
kegagalan tersebut terulang terus menerus (Hery, 2018). Pada metode FMEA
langkah yang dilakukan adalah menentukan prioritas untuk setiap kegagalan
14
berdasarkan nilai RPN (Rio Agus Dkk, 2018). Berikut ini merupakan hasil
identifikasi faktor kerusakan mesin sizing Rolux Enterprise pada Departemen
weaving yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. 1 Identifikasi faktor Kerusakan Mesin Sizing Rolux Enterprise
No Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan
1 Gearbox Gearbox macet
2 Selang Pump Selang putus/bocor
3 Bearing Bearing ambrol
4 Selang Angin Selang bocor
5 Rantai Rantai putus
6 Press Roll Press roll tidak berfungsi sempurna
7 Coupling Bush coupling aus
penanganan yang segera apabila mode kegagalan (failure mode) terjadi. (Nuzul,
2018).
Berdasarkan hasil pengisian variabel FMEA dan perhitungan RPN dari tujuh
jenis kegagalan dengan masing-masing penyebab kegagalan. Didapatkan pada jenis
kegagalan bearing dengan penyebab kegagalan bearing ambrol mendapatkan nilai
RPN tertinggi yang berarti memiliki tingkat resiko kritis tertinggi sehingga
berdasarkan metode FMEA diharuskan memprioritaskan perawatan pada jenis
kegagalan dengan nilai RPN tertinggi. Nilai RPN tersebut diambil dari derajat
severity, occurance, dan detection dengan nilai berturut-turut 8, 5, 7. Derajat
severity tersebut didasarkan hasil pengamatan mengenai downtime mesin dengan
parameter sangat tinggi yaitu 4-8 jam downtime. Derajat occurance tersebut
didasarkan hasil pengamatan mengenai tingkat kejadian terjadinya kerusakan
dengan parameter rendah yaitu 2000 jam operasi. Kemudian untuk derajat detection
didapatkan dari hasil wawancara dengan kepala maintenance dengan parameter
sangat rendah yang berarti sangat sulit kemungkinan untuk mendeteksi kerusakan
yang terjadi.
17
Bearing bermasalah
Mengalami
Kurang Mengalami
benturan dan Kualitas part
Suhu tinggi Umur pakai pemberian Umur pakai gesekan
gesekan buruk
pelumas grease berlebih
berlebih
Berdasarkan gambar 2.1 diagram FTA terdapat 7 basic event dari 1 top event
yang berada pada mesin sizing Rolux Enterprise. basic event merupakan faktor
penyebab terjadinya kegagalan pada part bearing, basic event tersebut diataranya
mengalami benturan dan gesekan berlebih, suhu tinggi, umur pakai, kualitas part
buruk, kurang pemberian pelumas grease, dan mengalami gesekan berlebih. Hasil
dari basic event tersebut menjadi dasar untuk mencari solusi menyelesaikan atau
meminimalisir kegagalan tersebut dapat terulang kembali.
18
5. Usulan Perbaikan
Tabel 2. 6 Hasil Usulan Perbaikan dengan Analisis FMEA
Failure Mode and Effect Analysis
Departemen : Weaving
Unit : Pengkanjian
Nama Mesin : Sizing Rolux Enterprise
Functional
No Failure Mode Failure Cause RPN Usulan Perbaikan
Failure
Terjadi karat Operator harus selalu
Macet dan
yang berlebihan menerapakan SOP,
tidak dapat
1 Gearbox kurangnya 108 penggantian oli
menghasilkan
kebersihan secara rutin.
tenaga
setelah dipakai
Masa pakai Pengecekan tekanan
Terjadi melebihi batas secara rutin,
2 Selang pump 72
kebocoran Terdampak suhu melakukan cek fisik
panas sebelum beroperasi.
Kurangnya Penjadwalan
pemberian penggantian bearing
pelumas dengan benar,
melakukan
Bearing
3 Bearing Masa pakai 280 pengecekan dan
ambrol/aus
melebihi batas pembersihan setiap
hari, melakukan
Karat berlebihan pemberian pelumas
secara rutin.
Selang Terjadi Masa pakai Melakukan cek fisik
4 72
Angin kebocoran melebihi batas sebelum beroperasi.
Masa pakai Memberi oli sebelum
5 Rantai Putus melebihi batas 25 pemakaian atau
Terjadi karat beberapa hari sekali.
Penjadwalan Pengecekan secara
6 Press roll Press rol aus penggantian 48 rutin tiap shift kerja.
tidak tepat
Terjadi masalah Melakukan
kelistrikan pengecekan secara
7 Coupling Macet Kurangnya 32 rutin setiap hari dan
pembersihan perawatan setiap
part minggu.
D. Kesimpulan
Hasil penelitian didapatkan beberapa faktor kerusakan mesin sizing Rolux
Enterprise antara lain, penjadwalan penggantian bearing yang tidak berskala
sehingga menyebabkan bearing ambrol, kurangnya pemberian pelumas dan kurang
nya perawatan rutin pada bearing sehingga berakibat keausan pada mesin.
Berdasarkan hasil perhitungan RPN jenis kegagalan bearing memiliki nilai kritis
tertinggi dengan derajat severity bernilai 8, derajat occurance bernilai 5, dan derajat
detection bernilai 7. Hasil analisis faktor kerusakan bearing pada mesin
menggunakan metode FTA menunjukkan 7 basic event yaitu mengalami benturan
dan gesekan berlebih, suhu tinggi, umur pakai, kualitas part buruk, dan kurangnya
pemberian pelumas berupa grease. Usulan perbaikan yang seharusnya dilakukan
yaitu Sebaiknya dalam melakukan pekerjaan operator sudah menjalankan SOP
dengan baik dan benar, Melakukan penjadwalan penggantian pada semua
komponen terutama pada komponen yang sering mengalami keausan, Sebaiknya
melakukan perawatan rutin tiap minggu, Penyediaan suku cadang yang sering
mengalami penggantian, Sebaiknya operator diberi pengarahan bagaimana
menggunakan mesin agar tidak cepat mengalami kerusakan, Memprioritaskan
pekerjaan perbaikan komponen apabila terjadi kerusakan sesuai dengan rating
tertinggi nilai RPN pada setiap failure mode yang telah dirumuskan pada penelitian
ini.
E. Ucapan Terimakasih
1. Pembimbing lapangan Bapak Agus Mulyo yang selalu menyempatkan waktu
membimbing penulis selama kerja praktik di PT. Iskandar Indah Printing
Textile.
2. Kepala Maintenance Bapak Murwanto yang telah bersedia di wawancara dan
telah membantu selama pelaksanaan kerja praktik di PT. Iskandar Indah
Printing Textile.
3. Dosen Pembimbing Bapak Much. Djunaidi, S.T., M.T. atas kesediaan beliau
membimbing penulisan laporan kerja praktik ini.
4. Saudari Riya Anjani dan Nur Khofifah yang sudah menemani dalam
melaksanakan Kerja Praktik. Commented [u9]: Ucapan terima kasih sebaiknya hanya
untuk pihak2 yang langsung terlibat dalam penelitian.
F. Daftar Pustaka
Ardiansyah, N. and Wahyuni, H. C. (2019) ‘Analisis Kualitas Produk Dengan
Menggunakan Metode FMEA dan Fault Tree Analisys (FTA) Di Exotic
UKM Intako’, PROZIMA (Productivity, Optimization and Manufacturing
System Engineering).
Bakhtiar, A., Sembiring, J. I., & Suliantoro, H. (2018) ‘Analisis Penyebab
Kecacatan Dengan Menggunkan Metode Failure Mode and Effect Analysis
( FMEA ) Dan Metode Fault Tree Analysis ( FTA ) Di PT . Alam Daya
Sakti Semarang’, Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
20
Chi, C. F., Sigmund, D. and Astardi, M. O. (2020) ‘Classification Scheme for Root
Cause and Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) of Passenger
Vehicle Recalls’, Reliability Engineering and System Safety.
Jannah, R. M., Supriyadi, S. and Nalhadi, A. (2017) ‘Analisis Efektivitas pada
Mesin Centrifugal dengan Menggunakan Metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE)’.
Kardos, P., Lahuta, P. and Hudakova, M. (2021) ‘Risk Assessment Using the FMEA
method in the Organization of Running Events’, Transportation Research
Procedia.
Kartika, W. Y., Harsono, A. and Permata, G. (2016) ‘Usulan Perbaikan Produk
Cacat Fault Menggunakan Metode Fault Mode and Effect Analysis Pada
Pt. Sygma Examedia Arkanleema’, Jurnal Online Institut Teknologi
Nasional, 4(01), pp. 345–356.
Mangengre, S. (2019) ‘Implementasi Metode Fault Tree Analysis Untuk Analisis
Kecacatan Produk’, Journal of Industrial Engineering Management, 4(1).
Nurwulan, N. R. and Veronica, W. A. (2020) ‘Implementation of Failure Mode and
Effect Analysis and Fault Tree Analysis in Paper Mill: A Case Study’,
Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 9(3), pp. 171–176.
Pratama, A., Endang W. A., dan Petrus W. (2016). Analisis Penyebab Kecacatan
Wreapper Pada Mesin Single Flowrap (SFW) Menggunakan Metode
Failure Mode Effect and Analysis (FMEA) & Fault Tree Analysis (FTA)
Pada PT. Nestle Indonesia. Jurnal REKAVASI, 4 (1), 1-9. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Ramere, M. D. and Laseinde, O. T. (2021) ‘Optimization of condition-based
maintenance strategy prediction for aging automotive industrial
equipment using FMEA’, Procedia Computer Science, 180, pp. 229–238.
Sharma, K. D. and Srivastava, S. (2018) ‘Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) Implementation: A Literature Review’, Copyright Journal of
Advance Research in Aeronautics and Space Science J Adv Res Aero
SpaceSci, 5(2), pp. 2454–8669.
Subriadi, A. P. and Najwa, N. F. (2020) ‘The consistency analysis of failure mode
and effect analysis (FMEA) in information technology risk assessment’,
Heliyon, 6(1).
Supriyadi and Nabilla, M. (2020) ‘Analisa Kegagalan Produk CLIP RI dengan
Pendekatan Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA )’, Journal of
Industrial Engineering, 5(2), pp. 101–109.
Tejaningrum, A. and Rustyani, I. (2019) ‘Analisis Kualitas Produk Menggunakan
Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Untuk Mengidentifikasi
Faktor Penyebab Dominan’, Management, and Industry (JEMI), 2(3), pp.
128–137.
Widianti, T. (2016) ‘AMTeQ 2015 Annual Meeting on Testing and Quality’.
BAB III
DESKRIPSI LAPORAN HARIAN
20
21
b
22
b
23
b
LAMPIRAN
1. Form Penilaian Pembimbing Lapangan
2. Peta Proses Operasi Kain Grey
OPERATION PROCESS CHART
NAMA OBYEK : KAIN GREY
NAMA PETA : 01
DIPETAKAN OLEH : MUHAMMAD FAUZAN
TANGGAL DIPETAKAN : 08 AGUSTUS 2021
KAIN GREY
O-1
I-1 Benang Lusi
Warping/
O-2
Penghanian
Sizing/
O-3
Kanji
Racing/
O-4
Cucuk
Loom/
O-5
Penenunan
Transportasi
O-6
Inspecting/
Inspeksi
Folding/
O-7
Pelipatan
Mending/
O-8
Perbaikan
O-9
QC
I-2
Finishing /
O-10
Pemutihan
RINGKASAN Transportasi
KEGIATAN JUMLAH WAKTU
Operasi 8 Jam
Transportasi 2 jam
Gabungan 2 jam
S-1 Penyimpanan
Total 12 jam
3. Struktur Organisasi PT. Iskandar Indah Printing Textile
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA UNIT
KEPALA UNIT BAGIAN KAS
PERSIAPAN PROSES FINISHING TEKNIK PEMBUKUAN PEMBELIAN KEAMANAN
KARY AWAN
4. Data Hasil Observasi Analisis Sebab Akibat Faktor Kerusakan Mesin Sizing Rolux Enterprise
Jenis Kegagalan Mode Tingkat Kriteria
No Fungsi Penyebab Akibat Kegagalan Downtime
Kegagalan Fungsi Kegagalan Kejadian Verbal
Tidak dapat
Sistem Gagal Seal karet aus,
menghasilkan
1 Gearbox pemindah memindah Jamming/macet tidak ada 4000 Jam 1 Jam Rendah
tenaga sehingga
tenaga tenaga perawatan rutin
macet
Selang bocor
Gagal Faktor usia selang
Mengalirkan sehingga cairan 10000
2 Selang Pump mengalirkan Kebocoran sehingga part 8 Jam Rendah
coolant coolant tidak dapat Jam
cairan bocor
disalurkan
Bearing/laher
Menyangga Gagal Part aus kurang patah tidak dapat
Sangat
3 Bearing perputaran menahan Patah pemberian grease menyangga 2000 Jam 5-6 Jam
Rendah
pada shaft beban sebagai pelumas komponen yang
berputar
Media Gagal Angin dari mesin
Kompressor rusak,
4 Selang Angin penyalur mengalirkan Kebocoran kompressor tidak 2880 Jam 1 Jam Tinggi
selang bocor
angin angin dapat mengalir
Media untuk Gagal
Kurang pelumas Mesin tidak dapat > 10000
5 Rantai meneruskan meneruskan Jamming/macet 30 Menit Sedang
dan faktor usia berjalan/berputar Jam
putaran putaran
Media Gagal Press roll tidak
3000-4000 Sedang
6 Press Roll pengantar mengalirkan Jamming/macet Press roll aus berfungsi <30 Menit
Jam tinggi
benang benang sempurna
Media Gagal
Coupling tidak Sedang
7 Coupling meneruskan meneruskan Jamming/macet Bush coupling aus 6000 Jam <30 Menit
berfungsi tinggi
putaran putaran
5. Data Hasil Observasi Kerusakan Mesin Sizing Rolux Enterprise Bulan Agustus
Departemen Weaving
Pemberian Kenang-Kenangan
Dokumentasi Wawancara