1505519057
Laporan Praktik Kerja Lapangan Ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
Program Diploma III
FAKULTAS TEKNIK
2022
LEMBAR PENGESAHAN (1)
disetujui oleh:
Pembimbing Lapangan/Industri
Pemimpin Prusahaan/Industi
i
LEMBAR PENGESAHAN (2)
No Registrasi : 1505519057
Dosen Pembimbing
NIP:196309152001121001
Dosen Penguji
NIP:
Mengetahui
NIP. 196705151993041001
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan
laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Proses Pembentukan Mesin Schutte dan
Pelumasan”. Sholawat dan salam tidak luput diucapkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, semoga mendapat syafaatnya di akhirat kelak.
Selama proses Praktek Kerja Lapangan, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang telah membantu pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini, Khususnya kepada:
1. Dr. Uswatun Hasanah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negri Jakarta
2. Drs. Syamsuir, MT. selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin
3. Drs. Sugeng Priyanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
banyak bantuan dalam penulisan Laporan PKL
4. Bapak istanto Minajaya selaku pembimbing Praktikan di Departemen Enginering
Divisi Technical Enginering PT. Garuda Metalindo Indonesia Plant 5
5. Orang Tua dan kakak selaku keluarga yang selalu memberi dukungan dan semngat
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pebaca khususnya bagi
mahasiswa/i yang ingin magang atau melakukan PKL di PT. GARUDA
METALINDO INDONESIA.
iii
ABSTRAK
PT. Garuda Metalindo Indonesia MM2100 merupakan plant produksi strategis untuk
kawasan ASEAN, yang dapat memenuhi semua kebutuhan dalam pasar dalam negri maupun
di regional ini. Terletak di daerah industry Kawasan Industri Kota Cikarang Barat,
Kab.Bekasi, Jawa Barat. Praktikan ditempatkan di Plant 5 pada bagian Technical Enginering
Departement ini bertugas untuk mengembangkan line produksi, mengawasi proses produksi,
dan memperbaiki keadaan abnormal di mesin Cold forging, Schutte, dan Welding Rolling.
Mesin Schutte adalah alat yang berlaku Prinsip kerja Metal Forming adalah pekerjaan
membuat perubahan bentuk pada benda kerja dengan menerapkan gaya eksternal sehingga
terjadi deformasi plastis, dengan adanya gaya eksternal ini akan terjadi perubahan bentuk
permanen benda kerja.
Proses mesin proses produksi dan perawatan pelumasan pada mesin schutte di PT.
GARUDA METALINDO INDONESIA. Hambatan yang sering terjadi adalah keruskan
produk atau kerusakan mesin pada saat maas production dan Lupa mengganti tool yang
sudah melewati lifetime dan tidak menginput lifetime tool yang sebelumnya di gunakan pada
saat pergantian tool pada mesin schutte.
iv
DAFTAR ISI
v
5.2 SARAN....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
LAMPIRAN............................................................................................................................23
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Negri Jakarta sebagai salah satu instansi perguruan tinggi yang berturut
andil mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dengan cara
mengirimkan mahasiswa yang telah memenuhi syarat agar melaksanakan kegiatan PKL ke
prusahaan yang sudah di ajukan dan di terima untuk melaksanakan kegiatan PKL di
prusahaan tersebut. Tempat pelaksanaan PKL harus selarang dengan bidang pendidikan yang
di tempuh mahasiswa di program studi teknik mesin Universitas Negri Jakarta
PT. Garuda Metalindo Indonesia MM2100 merupakan plant produksi strategis untuk
kawasan ASEAN, yang dapat memenuhi semua kebutuhan dalam pasar dalam negri maupun
regional ini. Terleatak di daerah industry Kawasan Industri Kota Cikarang Barat, Kab.Bekasi,
Jawa Barat. PT. Garuda Metalindo Indonesia dkenal sebagai perusahaan produksi bolts dan
nuts, Selain itu PT. Garuda Metalindo Indonesia juga membuat komponen kendaraan seperti
housing spark plug.
Hal yang di amati selama proses PKL meliputi lokasi gedung dan proses pembuatan
Housing Spark Plug. Metode yang dilakukan selama proses PKL yaitu dengan cara observasi,
wawancara, dekumentasi dan mempresentasikan.
1
1.2 Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dan kegiatan yang di lakukan di PT. Garuda
Metalindo maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dengan di laksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini, yaitu:
2
7. Dapat mengetahui proses pembentukan produk housing pada mesin Schutte.
8. Dapat mengetahui cara perawatan pelumasan pada mesin Schutte.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), yaitu:
1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan kelulusan untuk jenjang Diploma Tiga di
jurusan Teknik Mesin Universitas Negri Jakarta.
2. Menambah ilmu pengetahuan Teknik Mesin khususnya di bidang Machining.
3. Meningkatkan keterampilan yang dimiliki terutama dalam bidang
yang berhubungan dengan praktik kerja lapangan.
4. Menambah wawasan Mahasiswa.
5. Mengetahui hambatan dan solusi yang terjadi.
6. Menambah pengalaman tentang lingkup kerja di prusahaan.
1.6 Capaian
Adapun capaian yang di dapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
yaitu:
1. Memperoleh pengalaman bekerja di salah satu prusahaan besar yaitu PT. Garuda
Metalindo Indonesia.
2. Memperoleh ilmu pengetahuan tentang Proses Pembentukan Mesin Schutte dan
Pelumasan.
3. Memperoleh ilmu serta pengalaman tentang proses pembentukan produk housing.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Sumber : www.garudametalindo.co.id
Sejarah singkat prusahaan PT. Garuda Metalindo adalah sebuah prusahaan Pembuat
baut dan mur yang di gunakan untuk furniture, elektronik, sepeda, kontruksi bangunan,
sepeda motor dan lainnya. Mulai aktif sejak tahun 1970 berawal dari sebuah industri kecil
(Home industry) yang memproduksi spring centre bolt dan spring U bolt, sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi, pada tahun 1982 didirikanlah PT.Garuda Metalindo kemudian
berkembang hingga sekarang menjadi sebuah prusahaan baut dan mur yang terkenal dan
terpercaya kehandalannya di Indonesia dan beberapa Negara Asia. Juga melayani pesanan
pelanggan baut dan mur dari ukuran diameter 2 mm sampai dengan diameter 30 mm.
Sekarang ini PT. Garuda Metalindo mempunyai 2 plant produksi yaitu plat 1 di
daerah kapuk Jakarta utara dan plant 2 di daerah jatake tanggerang. Plant kapuk menempati
lahan seluas 18.578 m2 dan luas bangunan 12.130 m2, dan plant jatake menempati lahan
seluas 20.000 m2 dan luas bangunan 14.000 m2. Terhitung sampai akhir desember 2015,
jumlah karyawan PT. Garuda Metalindo Indonesia mencapai 2351 karyawan dan kedua
pabrik tersebut, dengan kapasitas produksi 3300 ton pertahun.
4
mutakhir, PT. Garuda Metalindo telah berkerja sama dengan NEDSCHROEF Herentals
dalam pengembangan kompetensi karyawan melalui penggunaan pusat penelitian dalam
pengembangan mereka. Bersama dengan berkembangnya prusahaan, PT. Garuda Metalindo
telah menerapkan system Manajemen kualitas seperti IS09000:1994 pada tahun 2000 yang
telah diperbaharui ke ISO9001:2000 pada tahun 2002 dan juga iso/ts 16949 pada tahun 2004.
Selain itu sejak tahun 2004, PT. Garuda Metalindo telah mengembangkan suatu system ERP
(Enterprise Resource Planning) untuk mendukung aktivitas prusahaan dan juga telah
menerapkan sistem AS/RS (Automated Storage & Retrieval System) untuk mengatur system
persediaan. Sistem AS/RS ini telah membatu prusahaan dengan baik dalam menerapkan
FIFO (First In First Our) metode pengembalian untuk persediaan.
Ada pun Visi dan Misi yang ingin di capai oleh PT. Garuda Metalindo Indonesia,
yaitu :
Visi
Visi dari PT. Garuda Metalindo indonesia adalah untuk menjadi prusahaan kelas
dunia dalam industri Baut dan Mur dan produk terkait serta komponen otomotif
melalui keunggulan manajemen dan sember Daya manusia dan memanfaatkan
tekhnologi tepat guna untuk menjadi pemain kunci di pasar region dan internasional.
Misi
5
2.3 Struktur Organisasi Prusahaan
Struktur organisasi PT. Garuda Metalindo Indonesia ditetapkan berdasarkan surat
Keputusan direksi (SKD). Organisasi merupakan sesuatu hal yang penting dalam mengatur
manajemen kepemimpinan, kinerja maupun administrasi. Organisasi juga turut menentukan
hasil dari prusahaan baik berupa produk maupun kepuasan pelanggan, dalam hal ini
bagaimana sebuah organisasimenentukan berjalan tidaknya prusahaan.
6
Sumber : www.garudametalindo.co.id
Tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan pada PT. Garuda Metalindo Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Presiden Director
a. Presiden Directur berada pada tingkat yang paling tinggi dalam
struktur organisasi prusahaan, karena sebagai pemilik prusahaan.
Presiden Director membawahi langsung Vice Presiden Dirictor.
b. Tugas dari seorang Presiden Director adalah mengawasi jalannya
prusahaan dan mengarahkan langkah prusahaan melalui laporan yang
di sampaikan oleh Vice Presiden Dirictor.
2. Vice Presiden Director
a. Vice Presiden Director membawahi langsung Managing Director.
b. Tugas seorang Vice Presiden Director adalah menerima laporan dari
General Manager dan menyampaikan laporan tersebuk ke Presiden
Director.
c. Selain itu juga bertugas untuk menghadiri acara atau undangan sebagai
wakil prusahaan jika Presiden Directur berhalangan hadir.
3. Commercial Director
a. Dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab
langsung terhadap Finance Accounting Division dan Procurement
Division.
b. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang terkaiy dengan
operasional perusahaan.
4. Finance dan Accounting Division
a. Dipimpin oleh seorang Finance Manager.
b. Mengatur keuangan perusahaan secara keseluruhan.
c. Melakukan audit dan bertanggung jawab pada kegiatan aktivitas
pembiayaan secara keseluruhan.
d. Memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh staff dan memberikan
laporan tersebut kepada Operational Director.
5. Procurement Division
7
a. Bertanggung jawab terhadap pembelian material untuk bahan baku
produksi.
b. Mengontrol stok sparepart pendukung mesin-mesin produksi.
c. Melaporkan harga pembelian dasar sebagai patokan untuk Marketing
Division.
6. Operational Director
a. Bertanggung jawab terhadap Vice President Director dan bertugas
mengontol dan mengawasi kegiatan yang terjadi di 4 departemen
melalui laporan yang diberikan oleh manager masing-masing
departemen.
b. Operational Director membawahin langsung 4 departemen, yaitu Sales
and Marketing Division, Finance Division, After Sales Service
Division, dan Sparepart Division.
c. Tugas seorang Operational Director adalah merencanakan strategi
bisnis yang baru pada PT. Garuda Metalindo Indonesia.
7. Marketing Division
a. Dipimpin oleh seorang Sales and Marketing Manager.
b. Bertugas untuk mengatur strategi atau target penjualan dan pemasaran
produk mobil.
c. Bertanggung jawab atas semua penjualan yang terjadi dan mengatur
promosi dalam bentuk iklan maupun acara-acara khusus.
d. Melakukan monitoring kegiatan kerja pada divisi supervisor dan
counter.
e. Memeriksa laporan penjualan dan pemasaran yang di buat oleh staff
dan memberikan laporan tersebut kepada Operational Directur.
8. Manufacturing Division
a. Bertanggung jawab sebagai monitoring projek terhadap berjalannya
proses produksi.
b. Bertanggung jawab atas kualitas barang terhadap hasil proses produksi.
c. Merencanakan terhadap pendapatan material pada saat jalannya proses
produksi.
d. Melakukan proses pemakingan pada saat sebelum barang dikirim.
e. Melakukan perawatan terhadap life time tooling.
8
f. Melakukan pengiriman barang pada saat barang sudah di packing.
9. Tevhnivsl Enginering Division
a. Dipimpin oleh seorang Spare part Manager.
b. Bertanggung jawab atas penyediaan sparepart yang di butuhkan oleh
after sales service Division dan pelanggan.
c. Mengawasi persediaan sparepart dan bertanggung jawab atas
pemesanan sparepart dan vendors.
d. Memeriksa laporan rutin yang di buat oleh staff dan memberikannya
kepada Operational Director.
9
3. Quality Room dan Perakitan
Ruangan ini biasanya digunakan untuk pengecekan ukuran standar dari barang (Part)
atau Material shot.
4. Tempat Parkir kendaraan
Tempat ini biasanya digunakan untuk menaruh kendaraan untuk para karyawan
tempat bekerja.
5. Ruang Office
Ruangan ini biasanya digunakan untuk para assistant manager dan para kepala gedung
untuk rapat.
6. Toilet
Ruangan ini biasanya di gunakan karyawan untuk membuang air kecil dan buang air
besar.
7. Kantin
Tempat ini biasanya digunakan untuk makan bersama seluruh karyawan prusahaan.
1. Bolt (Baut)
Baut adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penyambung/penikat komponen yang
satu dengan yang lainnya agar menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuk sesuai
dengan keinginan perancangannya. Teknik penyambungan dengan menggunakan baut dan
mur relative lebih aman, karena lebih mudah dipasang dan dibongkar kembali apabila di
perlukan untuk melakukan hal-hal seperti perawatan, perbaikan, dan lain-lain contok produk
dapat di lihat pada gambar berikut ini:
10
Gambar 2.2 Baut
Sumber : www.garudametalindo.co.id
2. Nut (Mur)
Mur adalah suatu alat pengikat dengan ulir dibagian dalam. Mur hampir selalu di
gunakan berpasangan dengan baut untuk mengikat beberapa bagian part menjadi satu. Contoh
produk mur dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sumber : www.garudametalindo.co.id
3. U-Bolt
U Bolt di gunakan pada system suspense dan light trucks sampai heavy trailer teucks,
produk U Bolt dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
11
Gambar 2.4 U-Bolt
Sumber : www.garudametalindo.co.id
4. Rivet
Sumber : www.garudametalindo.co.id
5. Special Parts
Kategori special part adalah part yang pada umumnya biasa dipesan sesuai dengan
keinginan customer, berikut ini adalah gambaran part special:
12
Gambar 2.6 Special Part
Sumber : www.garudametalindo.co.id
Housing Spark Plug merupakan komponen baru yang di produksi dan merupakan
supplier untuk PT. Denso Indonesia, Housing Spark Plug itu sendiri di produksi untuk rumah
busi, busi tersebut nantinya berguna untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang
masuk ke dalam ruang pembakaran (Ignition) lalu menghantarkan energi panas tersebut
keluar dari ruang pembakaran (Transfer).
Sumber: www.garudametalindo.co.id
13
BAB III
Jam Kerja : Senin - Jumat: Pukul 07.30 WIB s/d 17.00 WIB
14
Setelah di terima oleh prusahaan proses selanjutnya adalah mendapatkan briefing oleh
salah satu staf prusahaan mengenai tata tertib dan kegiatan yang harus di lakukan oleh
penulis. Briefing tersebut mengenai waktu jam kerja dan perlengkapan alat pelindung diri
yang di gunakan pada saat kegiatan PKL
Prakrikan melaksanakan PKL dengan bimbingan oleh staf yaitu Bapak Istanto Minajaya.
15
menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Schutte) dan
9 28 Januari 2022
menginput data dekidaka.
10 29 Januari 2022 Libur Weekend
11 30 Januari 2022 Libur Weekend
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Schutte) dan
12 31 Januari 2022
menginput data dekidaka.
13 1 Februari 2022 Libur Weekend (Tahun Baru Imlek)
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Schutte) dan
14 2 Februari 2022
menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Schutte) dan
15 3 Februari 2022
menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Schutte) dan
16 4 Februari 2022
menginput data dekidaka.
17 5 Februari 2022 Libur Weekend
18 6 Februari 2022 Libur Weekend
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Welding Rolling)
19 7 Februari 2022
dan menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Welding Rolling)
20 8 Februari 2022
dan menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Welding Rolling)
21 9 Februari 2022
dan menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Welding Rolling)
22 10 Februari 2022
dan menginput data dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Welding Rolling)
23 11 Februari 2022
dan menginput data dekidaka.
24 12 Februari 2022 Libur Weekend
25 13 Februari 2022 Libur Weekend
26 14 Februari 2022 Sakit
27 15 Februari 2022 Sakit
Membuat laporan tentang tingkat keberhasilan dan
28 16 Februari 2022
persyaratan perbaikan.
29 17 Februari 2022 Membuat laporan tentang tingkat keberhasilan dan
16
persyaratan perbaikan.
Membuat laporan tentang tingkat keberhasilan dan
30 18 Februari 2022
persyaratan perbaikan.
31 19 Februari 2022 Libur Weekend
32 20 Februari 2022 Libur Weekend
Membuat laporan tentang tingkat keberhasilan dan
33 21 Februari 2022
persyaratan perbaikan.
34 22 Februari 2022 Presentasi laporan.
Mengidentifikasi kesalahan system untuk
35 23 Februari 2022
meminimalkan waktu henti system operasional.
Mengidentifikasi kesalahan system untuk
36 24 Februari 2022
meminimalkan waktu henti system operasional.
Mengidentifikasi kesalahan system untuk
37 25 Februari 2022
meminimalkan waktu henti system operasional.
38 26 Februari 2022 Libur Weekend
39 27 Februari 2022 Libur Weekend
40 28 Februari 2022 Libur Weekend (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW)
41 1 Maret 2022 Libur Weekend (Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW)
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Cold Forging,
42 2 Maret 2022 Schutte, dan Welding Rolling) dan menginput data
dekidaka.
43 3 Maret 2022 Libur Weekend (Hari Raya Nyepi)
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Cold Forging,
44 4 Maret 2022 Schutte, dan Welding Rolling) dan menginput data
dekidaka.
45 5 Maret 2022 Libur Weekend
46 6 Maret 2022 Libur Weekend
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Cold Forging,
47 7 Maret 2022 Schutte, dan Welding Rolling) dan menginput data
dekidaka.
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Cold Forging,
48 8 Maret 2022 Schutte, dan Welding Rolling) dan menginput data
dekidaka.
17
Pemantauan Operasi rasio (Mesin Cold Forging,
49 9 Maret 2022 Schutte, dan Welding Rolling) dan menginput data
dekidaka.
Monitoring mesin Schutte dan mencatat jika ada
50 10 Maret 2022
kerusakan pada mesin.
Monitoring mesin Schutte dan mencatat jika ada
51 11 Maret 2022
kerusakan pada mesin.
52 12 Maret 2022 Libur Weekend
53 13 Maret 2022 Libur Weekend
Monitoring mesin Cold Forging dan mencatat jika ada
54 14 Maret 2022
kerusakan pada mesin.
Monitoring mesin Cold Forging dan mencatat jika ada
55 15 Maret 2022
kerusakan pada mesin.
Monitoring mesin Welding Rolling dan mencatat jika
56 16 Maret 2022
ada kerusakan pada mesin.
Monitoring mesin Welding Rolling dan mencatat jika
57 17 Maret 2022
ada kerusakan pada mesin.
Monitoring mesin Schutte dan mencatat jika ada
58 18 Maret 2022
kerusakan pada mesin.
59 19 Maret 2022 Libur Weekend
60 20 Maret 2022 Libur Weekend
Berpamitan kepada Karyawan PT. Garuda Metalindo
61 21 Maret 2022
Indonesia.
18
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
No Nama Tahap
. Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022
1. Persiapan PKL
2. Pelaksanaan PKL
3. Pelaporan PKL
19
BAB IV
PEMBAHASAN
60% isi seluruhnya
Dengan menggunakan prinsip kerja CNC, Mesin Schutte adalah alat mesin
manufaktur tingkat tinggi yang dapat melakukan banyak operasi pemesinan yang berbeda
dengan akurasi yang lebih tinggi, kualitas yang lebih tinggi, dan permukaan akhir yang lebih
tinggi. Penggiling dan operasi bubut dilanjutkan oleh pusat perkakas mesin CNC. Pusat
permesinan CNC dan pusat sadap berisi serial JDT, JDP, JDL dan JDV. JDT adalah pusat
ketukan dengan panduan linier 3 sumbu, serial JDP adalah panduan kotak 3 sumbu yang
merupakan pilihan terbaik untuk bagian cetakan, JDL dengan 2 sumbu linear guieway + 1
axis box guideway yang untuk produksi masal, JDV serial adalah 3 sumbu panduan linear
guidewat pusat mesin untuk penggilingan.
Mesin Schutte di PT. Garuda Metalindo Indonesia plant MM2100 berfungsi untuk
merubah Steel wire dies (Die enam) menjadi Housing yang nantinya akan di lanjutkan
dengan tahapan selanjutnya yaitu memasuki mesin Welding Rolling yaitu proses pengelasan
dan pembuatan ulir sehingga membentuk Housing untuk Sparkplug.
20
Proses pembentukan produk Housing juga melalui berbagai tahapan proses, yaitu :
Proses Schutte
Housing
Inspection Tool
Welding Rolling
21
1. Proses hasil dari Mesin Cold Forging (Die Enam)
Steel wire dies atau yang di sebut dengan Die Enam merupakan proses terakhir mesin
Cold Forging di mana sebelumnya steel wire dies yang telah di potong terjadi penempaan
dan dideformasikan untuk persiapan ke tahap selanjutnya.
Penempatan terjadi karena adanya Headling slide yang bergerak maju mundur dan
menempa steel wire dengan kuat pukul yang telah di tentukan. Headling slide bergerak maju
dan mundur karena mendapatkan tenaga dari motor yang di hubungkan kepada Headling
slide melalui headling crank connection.
Pada proses ini terjadi beberapa penempaan setiap satu langkah tempa. Pada setiap
langkah tempa memiliki hasil tempa yang berbeda. Steel wire dies merupakan penempatan
keenam atau terakhir dari mesin Cold Forging yang selanjutnya Die Enam akan di proses
mengguanakan mesin Schutte.
2. Proses Schutte
22
Sumber : Dokumen Pribadi
Proses Produksi adalah suatu proses untuk mengubah Die enam menjadi Housing
dengan ukuran tertentu dengan menggunakan mesin Schutte, untuk di persiapkan menuju
proses selanjutnya dengan menggunakan mesin Welding Rolling untuk di jadikannya Housing
Sprak Plug.
1. Proses Conveyor System, pada proses ini merupakan tahapan pertama yaitu di
mana Conveyor System menggunakan mekanisme penarik yang menghasilkan
gerakan memutar terus-menerus sehingga beban di atasnya dengan mudah
berpindah dari satu titik ke titik lain.
2. Proses Pembubutan, ini merupakat tahapan kedua setelah Die Enam di antar
melalui Conveyor System dalam proses pembuatan komponen Spark plug, divisi
machinery PT. Garuda Metalindo Indonesia melakukan beberapa proses
pemesinan dan pembuatan alat bantu cekam tersebut adalah chucking collet yang
di gunakan untuk mencekam Housing pada saat proses Schutte. Dalam aplikasinya
alat ini memegang Housing agar tidak terlepas saat dilakukan peroses Schutte atau
pembentukan profil luar dengan tools cutting bite.
3. Housing
Housing merupakan proses terakhir mesin Schutte yang siap untuk dipindahkan ke
mesin Welding Rolling, tetapi sebelum itu Housing harus melawati proses pengecekan
menggunakan Inspection Tool.
4. Inspection Tool
23
Gambar 4.4 Inspection Tool
Sebelum produk masuk ke mesin Welding Rolling untuk di proses, produk harus
dilakukan pengecekan supaya tidak terjadi Product NG (Noot Good) yang berkelanjutan.
Inspection Tool adalah suatu elemen yang memiliki peran penting, alat ini di
butuhkan agar bisa memastikan kualitas produk yang di hasilkan bisa sesuai dengan
ketentuan dan juga standar, apabila produk yang di hasilkan sudah tidak sesuai dengan
ketentuan standar dan juga spesifikasi, maka produk tersebut di sebut dengan Product NG
(Noot Good).
5. Welding Rolling
Fungsi mesin ini pada umumnya digunakan sebagai alat pengelasan, proses
pengelasan dilakukan dengan cara melakukan penyambungan EE Plate dan Housing pada
dua benda kerja yang nantinya di gunakan untuk rumah busi, jenis las mesin ini
24
menggunakan power supply (energi listrik) untuk membuat busur listrik (loncatan arus listrik)
antara elektroda dengan benda kerja untuk mencairkan logam tersebut pada titik pengelasan.
Elektroda arc welding terdiri dari 2 bagian inti yang terbuat dari baja yang berfungsi sebagai
filler dan bahan pembungkus yang disebut fluks yang berfungsi untuk melindungi logam cair
dari udara disekitarnya dan menjaga busur listrik agar tetap stabil. Adapun untuk Energy
listrik yang digunakan pada arc welding ini dapat menggunakan arus searah (DC) atau
bolak-balik (AC). Proses pengelasan arc welding ini bisa dilakukan secara manual, semi-
otomatis, atau otomatis.
Metode pelumasan alat mesin dan pilihan pelumasan ditentukan sesuai dengan
struktur alat mesin, tingkat otomatis, kondisi kerja alat mesin dan persyaratan presisi.
Pelumasan alat mesin memenuhi persyaratan untuk mengurangi keausan dan mengurangi
konsumsi.
1. Titik pelumasan alat mesin banyak dan rumit, dan banyak alat mesin dilumasi pada
saat yang sama. Oleh karena itu, pelumasan otomatis juga diadopsi, yang juga disebut
pelumasan sirkulasi paksa untuk menghemat tenaga dan memastikan pelumasan yang
andal.
2. Alat mesin bergantung pada transmisi hidrolik. Untuk menyederhanakan sistem
pelumasan, banyak peralatan mesin dibagi oleh sistem hidrolik dan pelumasan. Oleh
karena itu, perlu untuk mempertimbangkan persyaratan pelumasan dari setiap titik
pelumasan sambil memastikan operasi normal sistem hidrolik. Di bawah premis
mempertimbangkan biaya operasi, minyak pelumas (lemak) dengan indeks viskositas
tinggi, kinerja anti-aus dan ketahanan oksidasi harus digunakan sebanyak mungkin.
25
3. Pelumasan rel panduan dan bantalan utama dari satu alat mesin besar, biasanya
dengan pelumasan pengisian bahan bakar gravitasi (minyak tetes, inti
minyak). Metode pelumasan harus mempertimbangkan fluiditas pelumas untuk
memastikan bahwa pelumas dapat secara otomatis mengalir ke pasangan gesekan
4. Peralatan mesin yang besar memiliki banyak transmisi gigi, bantalan geser dan
guling. Secara khusus, mesin penggiling universal memiliki perangkat transmisi yang
rumit, dan kehilangan daya akibat gesekan mencapai 30-40%. Oleh karena itu,
viskositas yang tepat dan pelumasan anti aus yang baik harus dipertimbangkan ketika
memilih oli pelumas, sehingga meminimalkan kerugian gesekan. Untuk menghemat
konsumsi daya
5. Alat mesin seadanya sebagian besar pekerjaan intermiten, sehingga akan
menghasilkan beban dampak dengan pelumasan batas, jadi pertimbangkan tahunan
yang sesuai, kinerja pelumasan yang baik dan tahan tekanan ekstrim.
6. Peralatan mesin presisi memiliki persyaratan yang sangat ketat untuk kenaikan suhu
minyak pelumas, umumnya tidak dapat melebihi 2-5°C suhu kamar, sehingga
viskositas minyak dan metode pelumasan dan kapasitas tangki harus hati-hati dihitung
dan dirancang.
7. Sistem pelumasan dari alat mesin, sistem hidrolik dan berbagai pasangan gesekan
tidak tersegel dengan baik, yang akan menyebabkan chip penggilingan logam dan
partikel abrasif dalam proses pemrosesan untuk memasuki sistem pelumasan, yang
mungkin tidak hanya memblokir rangkaian oli , tetapi juga mempercepat kerusakan
minyak. Oleh karena itu, perhatian pada penyegelan sistem diperlukan
8. Dalam alat pemotong dan penggilingan logam untuk pendinginan, peralatan pelumas
dan benda kerja permesinan, sebagian besar larutan emulsi dan natrium trifosfat berair
yang digunakan pada mesin penggiling dapat memasuki minyak pelumas untuk
mendorong kemerosotan dan emulsifikasi minyak. Oleh karena itu, emulsi minyak
harus dipertimbangkan untuk ketahanannya terhadap emulsifikasi, air, karat dan
korosi.
9. Rel pemandu alat mesin adalah titik kunci dan kesulitan pelumasan alat
mesin. Pergerakan rel pemandu diulangi, dan kecepatan serta bebannya sangat
berubah, dan rentan terhadap fenomena creep, yang menyebabkan presisi pemesinan
menurun dan bahkan alat mesin dihilangkan. Karena itu, ketika memilih minyak
26
pelumas sejak dini, pertimbangkan viskositas yang sesuai dan ketahanan yang baik
terhadap creeping.
Beberapa mesin menggunakan oli sebagai pelumas, pelumas ini biasanya ditampung
dalam tabung yang di tempatkan dibagian belakang mesin. Tabung ini dilengkapi dengan
sensor yang terhubung dengan mesin yang akan memberikan peringatan apabila jumlah oli
sudah tidak mencakupi. Jumlah oli pelumasi ini harus di periksa setiap hari dan di tambah apa
bila perlu. Jenis oli yang biasa di gunakan pada Mesin Schutte antara lain :
27
4.2.1 Pedoman Pelumasan
28
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan hasil uraian kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
Praktikan laksanakan mulai 21 Januari 2022 sampai dengan 21 Maret 2022 di PT. Garuda
Metalindo Indonesia, Praktikan mengambil kesimpulan sebagai berikut:
5.2 SARAN
Berikut saran setelah pelaksanaan PKL di PT. Garuda Metalindo Indonesia di bagia
technical engineer antara lain :
1. Sebaiknya melakukan pengecekan Oil secara berkala yang ada pada mesin
Schutte.
2. Sebaiknya tool sebelum dandori diberikan informasi (nomor tool) atau tool sudah
disiapkan sebelum melakukan pergantian agar tidak terjadi kesalahan pada saat
penempatan
3. Sebaiknya melakukan debug trial terlebih dahulu sebelum dilakukannya mass
production agar terhindar dari NG proses material.
4. Saling mengingatkan kepada sesama karyawan untuk selalu menggunakan alat
perlindungan diri apabila sedang melakukan perbaikan agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
29
5. Sering melakukan pelatihan kepada pengawas mesin terhadap kerusakan produk
dengan kasus rusak yang sama atau yang baru supaya tidak terjadi, dan dapat
dengan mudah memperbaiki apabila hal tersebut terjadi lagi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Fathomi, Mukhamad. 2011. Pristiwa Lupa dalam Belajar. Sumsel: Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Huda.
Poerwadaraminta, W.J.S. 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jalarta: Balai Pustaka
31
LAMPIRAN
32
33
Lampiran 2 Surat Penerimaan PKL
34
Lampiran 3 Sertifikat PKL
35
Lampiran 4 Lembar Penilaian
36
37
Lampiran 5 Gambar Foto Kegiatan Selama PKL
38
39
Lembar 6 Struktur Organisasi Prusahaan
40
41
Lembar 7 Pedoman Pelumasan
42