Oleh :
Di setujui oleh:
Mengetahui:
Ketua Jurusan,
Di setujui oleh:
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan magang
industri ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah
Magang industri. Laporan ini dibuat dengan cara melakukan observasi secara
langsung di PLN UPDK TELLO, melakukan studi literatur, melakukan
wawancara dengan karyawan dan berbagai pihak yang membantu.
Penulis menyadari bahwa terlaksananya kegiatan magang industri dan
penulisan laporan ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Orang tua kami yang senangtiasa dukungan mental dan rohani serta semangat
kepada kami.
2. Bapak Achmad Fadhil selaku Manager Unit Layanan PLTG Tello yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Magang Industri.
3. Bapak Zaqki Destian selaku pembimbing lapangan yang selalu membantu dan
memberikan arahan dan nasehat selama pelaksanaan Magang Industri.
4. Seluruh karyawan PLN UPDK TELLO serta semua pihak yang telah
membantu selama pelaksanaan Magang Industri.
5. Teman-teman kerja praktek/PKL di PLN UPDK TELLO tepatnya di Unit
Layanan PLTG yang telah memberikan support selama pelaksanaan kerja
praktek sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
laporan ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang berguna untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak serta menjadi acuan untuk penyusunan laporan selanjutnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
PROFIL KENDALA TEKNIS.......................................................................................21
3.1 Sistem Pendinginan (Cooling Water System).................................................21
3.2 Prinsip Kerja Cooling Water System...............................................................22
3.3 Lube Oil Cooler Turbin Gas............................................................................22
3.4 Permasalahan yang Terjadi Pada Lube Oil Cooler......................................23
3.5 Perbaikan 88QA...............................................................................................24
3.6 Pengertian motor listrik 3 phase.....................................................................24
3.7 Ada 2 model penyambungan pada rangkaian motor 3 phase:....................26
3.8 Konstruksi Motor 3 Fasa.................................................................................27
3.9 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa..............................................................31
3.10 Mengapa Motor Induksi 3 Fasa dapat Start Sendiri?..................................33
BAB 4................................................................................................................................34
PEMECAHAN MASALAH............................................................................................34
4.1 Pemecahan Masalah Teknis..................................................................................34
A. Sistem Pendinginan (Cooling Water System).................................................34
B. AUXILIARY LUBE OIL PUMP MOTOR...................................................35
BAB 5................................................................................................................................36
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................36
5.2 Saran.......................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................37
LAMPIRAN......................................................................................................................38
Lampiran 1...................................................................................................................38
Lampiran 2...................................................................................................................46
Lampiran 3...................................................................................................................48
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Teknis Turbin pada Unit Pembangkit PLTG Tello......................13
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Dokumentasi......................................................................................34
ix
BAB 1
PROFIL PERUSAHAAN
Telepon : 021-7251234
Fax : 021-7221330
1
1.2. Visi dan Misi PT PLN (Persero)
Visi
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan
Pelanggan untuk Solusi Energi.
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
3
daya terpasang masing-masing sebesar 2,84 MW yang berlokasi di dekat
PLTU Tello. Pada tahun 1976, tepatnya bulan Juni dibentuk unit-unit
sektor Tello. Dengan nama PLN Wilayah VIII dengan unit asuhan PLTD
Bontoala dan Gardu Induk Transmisi.
Pada tahun yang sama PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello mendapat
tambahan 1 unit PLTG dengan daya terpasang 14,66 MW. Dengan
berkembangnya pembangunan di Kota Makassar, serta sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi yang meningkat, PLN mendapat tambahan
beberapa pembangkit yaitu:
- Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alston dengan daya terpasang 21,35
MW
- Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi dengan daya
terpasang 2 x 12,6 MW.
- Tahun 1989 dibangun 2 unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2
x 12,4 MW.
- Tahun 1997 di bangun 2 unit PLTG GE dengan daya 2 x 33,4 MW.
4
Berikut ini data-data Unit Pembangkit PT PLN (Persero) Sektor Tello:
Tabel 1.1 Data Unit Pembangkit PT PLN UPDK Tello
5
BAB 2
PROFIL UNIT LAYANAN PLTG TELLO
6
2.2. Struktur Unit Kerja
Unit Induk
Pembangkitan dan
Penyaluran
Unit Pelaksana
Pengendalian
Pembangkitan
Pejabat
Supervisor Supervisor Pelaksana K3L
Pemeliharaan Operasi dan Keamanan
7
2.3. Definisi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
8
Di dalam ruang bakar, bahan bakar dan udara diberi pengapian (ignition)
dari busi sehingga terjadi pembakaran. Dengan perantara ignitor pada saat
start pembakaran terjadi pemanasan dari ignitor dihentikan dan proses
pembakaran berlanjut ke proses pembakaran berlanjut ke ruang bakar lainnya
melalui crossfire tube. Udara dan gas yang bercampur tinggi ini
diekspansikan ke dalam turbin gas melalui nozzle, kemudian gas hasil
pembakaran tersebut menumbuk turbin dan energi kinetik dari gas diubah
menjadi energi gerak rotasi, akibatnya turbin berputar. Sekitar 60% daya
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar beban (compressor dan
pompa-pompa) sedangkan sisanya digunakan untuk memutar beban lainnya
seperti generator listrik,dll. Setelah melewati turbin, gas tersebut dibuang
keluar melalui saluran buang (Exhaust).
9
2.5. Siklus Brayton
2 3
2
1
4
2
10
Gambar 2.4 Kompresor (Compressor)
Compressor berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal
dari air inlet untuk proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar
(combustion chamber). Kompresor yang digunakan pada turbin gas
merupakan kompresor aksial yang berguna untuk memasok udara
bertekanan ke dalam ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan.
Kapasitas kompresor harus cukup besar karena pasokan udara lebih
(excess air) untuk turbin gas dapat mencapai 350%. Penggunaan udara
compressor dibagi menjadi tiga bagian :
a. Udara Primer (± 30%) yang masuk ke dalam ruang bakar sebagai
udara pembakaran.
b. Udara Sekunder (± 70%) yang masuk ke dalam ruang bakar dan
bercampur dengan gas hasil pembakaran dengan tujuan melindungi
bagian dalam ruang bakar dan gas hasil pembakaran guna mencegah
panas lebih dari bagian dalam ruang bakar.
c. Sebagian kecil udara sekunder digunakan sebagai pendingin sudu
turbin.
11
proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa
udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Udara pembakaran yang
sudah dimampatkan diberikan langsung dari kompresor ke ruang
pembakaran. Bahan bakar dimasukkan ke masing-masing ruangan
melalui nozzle bahan bakar, nozzle berfungsi untuk menginjeksikan
bahan bakar.
Pada saat start untuk membakar campuran udara dan bahan bakar,
sebagai penyalaan awal digunakan busi (ignitor) yang akan menghasilkan
bunga api yang selanjutnya terjadi penyalaan, busi tersebut tidak akan
memercikkan bunga api lagi. Bahan bakar disemprotkan melalui nozzle,
sehingga tersembur beberapa kabut bertekanan tinggi sehinga terjadi
pembakaran antara udara dan bahan bakar.
Jumlah bahan bakar yang dimasukkan ke dalam ruang pembakaran
diatur sesuai daya keluar atau putaran turbin yang dibutuhkan.
Pengaturan bahan bakar dilakukan oleh servo/governor secara otomatis
dan mendistribusikan bahan bakar ke dalam flow divider yang dilengkapi
dengan 10 buah komponen.
4. Turbin Gas
12
Data Teknis GE I GE II
Pabrik pembuat General Elektrik General Elektrik
Type MS 6001 MS 6001
Serial Number 296850 296851
Rated Power 33,440 KW 33,440 KW
Turbin Stage 3 3
Compressor Stage 17 17
Putaran 5100 rpm 5100 rpm
Bahan Bakar HSD HSD
Tahun Operasi Agustus 1997 September 1997
Speed Tronic Mark
Kontrol Speed Tronic Mark V
V
5. Load Gear
13
suatu coupling. Coupling ini biasa disebut load coupling. Sebelum
pemasangan load coupling ini, terlebih dahulu harus diperiksa apakah
antara poros turbin dan poros load gear sudah lurus (alignment). Karena
apabila terjadi miss alignment pada daerah ini maka vibrasi yang timbul
pada saat unit beroperasi akan sangat besar.
6. Generator
Generator pada prinsipnya merubah energi kinetik menjadi energi
listrik. Generator yang digunakan oleh PLTG unit pembangkitan adalah
generator sinkron. Kecepatan putaran turbin berbeda dengan kecepatan
putaran rotor pada generator sehingga antara keduanya dikopel melalui
load gear yang akan menurunkan kecepatan turbin dari 5100 rpm
menjadi 3000 rpm pada rotor generator, karena frekuensi yang
dibutuhkan adalah 50 Hz kerja.
Generator memiliki rotor dan stator. Dengan adanya perpotongan
medan gaya magnet pada saat rotor generator diputar, maka akan timbul
tenaga listrik dari generator. Agar tegangan generator tetap konstan
walaupun beban berubah-ubah maka generator dilengkapi dengan exiter
dan AVR (automatic voltage regulator).
Generator pada PLTG general electric yang terdiri atas dua unit,
menggunakan generator sinkron tiga fasa ,ada pun karakteristik dari
generator PLTG GE adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Data teknis generator pada GE PLTG Tello
14
Arus 2279 A 2279 A
7. Exhaust
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.
Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Exhaust Frame Assembly.
b. Exhaust Diffuser Assembly
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada
exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian
didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum
dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust
thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data
pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah thermocouple yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol
dan 6 buah untuk temperatur trip.
15
Data Teknik GE I GE II
Serial Number 08VF 168992 08VF 168992
Rating/rpm 710HP/2300 710HP/2300
Jumlah Silinder 8V 8V
William Detroit William Detroit
Buatan
Diesel Allison Diesel Allison
Techno Starter Techno Starter
Motor Stater
Model ST-169D-3 Model ST-169D-3
2. Accessory Gear
Accessory Gear adalah rangkaian gear yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan putaran poros yang dibutuhkan oleh turbin
serta diesel start. Accessory gear digabungkan langsung melalui coupling
fleksibel terhadap rotor turbin. Fungsinya adalah untuk mengerakkan
masing-masing accessory turbin gas dengan kecepatan yang tepat dan
untuk menghubungkan turbin ke penggerak awalnya (diesel
start).Accessory Gear juga berfungsi untuk mentransmisikan putaran
turbin kepada alat-alat bantu untuk turbin seperti: pompa utama minyak
pelumas, pompa air pendinginan, pompa hidrolik, pompa bahan bakar
cair , dan pompa utama automizing udara compressor serta menyumpai
pelumasan pada bantalan turbin.
16
memasang suatu alat flow divider, yang memiliki 10 element. Untuk
memonitor flow divider, maka ujung poros flow divider dilengkapi
dengan magnetic pick up, yang akan memberikan sinyal pada system
kontrol. Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang
bakar, maka turbin dilengkapi dengan governor, agar putaran turbin tetap
konstan meskipun beban turbin berubah-ubah. Sistem pengaturan bahan
bakar dengan menggunanakan by pass valve.
17
Pembangkit, untuk sistem startnya digunakan sebuah starting diesel
engine. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh starting diesel
engine yaitu:
a. Dapat memberikan torsi yang tinggi untuk menggerakkan turbin
b. Dapat memutar turbin dengan kondisi awal sampai terjadi pembakaran
yang sempurna
c. Dapat membuat turbin berputar dengan sendirinya sampai starting
diesel engine terlepas dari turbin secara otomatis.
2. Proses kompressi
Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor
dan masuk keruang bakar dengan cara dikabutkan bersama bahan bakar
lewat nozzle secaraterus menerus dengan kecepatan tinggi.
3. Transformasi energi thermis ke mekanik
Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar
diberipengapian (ignition) oleh busi (spark plug) pada saat permulaan
pembakaran.Pembakaran seterusnya terjadi terus menerus dan hasil
pembakarannya berupagas bertemperatur dan bertekanan tinggi dialirkan
ke dalam cakram melalui sudu-sudu yang kemudian diubah menjadi
tenaga mekanis pada perputaranporosnya.
4. Transformasi energi mekanik ke energi listrik.
Poros turbin berputar hingga 5.100 rpm, yang sekaligus memutar
porosgenerator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Putaran turbin
5.100 rpm diturunkan oleh load gear menjadi 3.000 rpm, dan kecepatan
putaran turbin inidigunakan untuk memutar generator.
Udara luar yang dihisap masuk compressor, kemudian dimanfaatkan
hingga padasisi keluarannya menghasilkan tekanan yang cukup tinggi.
Bersama denganudara yang yang bertekanan tinggi, bahan bakar
dikabutkan secara terusmenerus dan hasil dari pembakaran tersebut
dengan suatu kecepatan yang tinggimengalir dengan perantaraan
transition piece menuju nozzle dan sudu - sudu turbin dan pada akhirnya
keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara bebas.
18
Prosedur Pengoperasian PLTG
Adapun persiapan yang harus dilakukan, yaitu:
a. Memeriksa bahan bakar diesel (cukup)
b. Memeriksa L.O diesel start (cukup)
c. Memeriksa level L.O tangki reservoir (cukup)
d. Memeriksa level air tangki radiator (cukup)
e. Buang udara pada sistem bahan bakar, air pendinginan, minyak
pelumas, jika memungkinkan (jika ada)
f. Memeriksa level L.O kompresor tangki udara (cukup)
g. Memeriksa tekanan tangki kompresor ± 6 kg/cm2
h. Memeriksa tangki bahan bakar harian no. 6 (cukup)
i. Katup flame detector harus terbuka
j. Mechanical over speed harus reset.
Prosedur Start
1. Pastikan alat-alat bantu dan alat-alat proteksi dalam keadaan siap
(ready to start)
2. Putar master control switch pada posisi start. Lampu start akan
menyala.
3. Alat-alat bantu (L.O priming pump, salah satu pompa bahan bakar)
akan bekerja. Lampu Aux. Running akan Menyala.
4. Rachet akan jalan terus
5. Mula-mula starting diesel akan jalan. Kemudian sebuah alat control
(DEDEC II) mengontrol mesin dari idle speed (650 rpm) sampai
maximum speed (2.200 rpm), untuk break away dibutuhkan bantuan
dari rachet hidraulik.
6. Pada saat putaran turbin mencapai 20% speed, maka proses
pembakaran dalam ruang bakar akan dimulai.
7. VCE akan naik pada harga mulai pembakaran (± 8).
8. Busi akan menyala selama 60 detik.
9. Ketika turbin gas mencapai self sustaining speed, kira-kira 3600 rpm
sampai 3800 rpm synchro-self shifting akan terlepas secara otomatis.
19
10. Putaran turbin akan naik terus. Ketika putaran turbin mencapai
95%speed, IGV akan terbuka penuh ±85° serta bleed valve tertutup.
11. Pompa minyak pelumas bantu (motor AC) stop dan pelumasan
disuplay dari pompa pelumas utama yang disambung/dibawa oleh
poros turbin melalui auxillary gear.
12. Setelah putaran mencapai putaran penuh (100%), lampu complete
sequence menyala dan lampu speed akan menyala terus menerus. Kini
turbin siap untuk dibebani setelah diadakan pemanasan ±5 menit.
Keunggulan PLTG
a. Efisiensi lebih tinggi
b. Konstruksi sederhana dan ara yang dibutuhkan lebih kecil
c. Kapasitas elektrik lebih bervariasi
d. Lebih ramah lingkungan dibanding PLTU
e. Kecepatan dalam merespon kenaikan power lebih tinggi
Kelemahan PLTG
a. Biasanya hanya untuk memenuhi peak power
20
b. Polusi suara
c. Biaya operasional lebih tinggi
1. Pergantian Oli di GE 2
21
dan arus berada pada standart semestinya.
Gambar 2.11 Checklist Pengecekan Terminal Box MCC Tegangan dan Arus
Gambar 2.
13 Motor
88QA
22
6. Pergantian bering motor Penngeluar Udara Panas
23
Gambar 2. 16 Pemasangan Whellspace Suhu
24
Gambar 2. 18 Laporan CCR-Mesin dan CCR-Listrik
BAB 3
PROFIL KENDALA TEKNIS
3.1 Sistem Pendinginan (Cooling Water System)
25
fungsi, yaitu (Anugrah, 2012) :
a) Sebagai pendingin lube oil dengan menggunakan heat exchanger,
b) Sebagai pendingin untuk oil diesel start dan bearing.
Sistem pendinginan yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing. Komponen – komponen utama dari cooling system adalah:
1. Off base Water Cooling Unit
2. Lube Oil Cooler
3. Main Cooling Water Pump
4. Temperature Regulation Valve
5. Auxilary Water Pump
6. Low Cooling Water Pressure Switch
3.2 Prinsip Kerja Cooling Water System
Pada cooling water system menggunakan dua buah cooling water pump
(CWP) yang berfungsi untuk mensirkulasikan air. Setelah itu discharge
cooling water pump (CWP) dicabang menjadi dua line, yaitu menuju ke heat
exchanger untuk pendingin lube oil dan diesel start untuk pendingin udara
dan pendinginan diesel start. Pendingin lube oil, dengan menggunakan heat
exchanger didesain dari plat penukar panas untuk aliran oil dan air dengan
arah berlawanan. Sedangkan pendingin udara, pendinginan diesel start
dengan cara melewatkan air pada tube berada pada posisi bawah diesel start.
Setelah digunakan untuk mendinginkan lube oil dan diesel start, cooling water
didinginkan menggunakan cooler fan yang terdiri dari 3 group dan
masingmasing group terdapat 3 fan, jadi jumlah fan yang dipakai untuk
mendinginkan cooling water ada 9 fan. Aliran cooling water diatur oleh
thermostatic valve, dimana aliran diatur berdasarkan temperature cooling
water. Untuk menstabilkan tekanan suction cooling water pump (CWP)
dipasang pressure accumulator dan untuk pengaman tekanan lebih dipasang
pressure limiting valve (Anugrah, 2012).
26
3.3 Lube Oil Cooler Turbin Gas
Pada dasarnya sistem pendinginan diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan untuk menyerap panas, sehingga terjadi penurunan suhu pada suatu
sistem. Begitu juga dengan sistem pendinginan minyak pelumas (oil) untuk
bantalan-bantalan di turbin gas, dimana fluida yang digunakan adalah udara
dan air sebagai media pendinginnya. Rangkaian pada sistem ini merupakan
pendingin tertutup dan bertekanan.
Prinsip operasi lube oil cooler adalah pertama minyak pelumas (oil) keluar
dari poros bantalan turbin, generator dan komponen lainnya dengan
membawa suhu yang sangat tinggi, lalu dimasukkan ke dalam main oil tank
dengan bantuan vacuum dan dilakukan sirkulasi kembali dengan cara minyak
pelumas keluar dari main oil tank dengan bantuan pompa main oil pump,
kemudian dialirkan menuju lube oil cooler fan atau biasa disebut dengan
radiator fan, pada radiator fan minyak pelumas masuk ke dalam tube-tube
(budles tube) yang berada pada lube oil cooler tepatnya dibawah fan atau
kipas pendingin. Saat di radiator fan minyak pelumas lewat didalam pipa
tertutup lalu udara dihisap oleh fan untuk dialiri dan ditabrakkan dengan pipa
yang berisi minyak pelumas tersebut. Disitulah proses perpindahan panas
terjadi yaitu minyak pelumas lewat membawa panas lalu diambil panas
tersebut oleh udara lalu dikeluarkan. Setelah melakukan pendinginan pada
lube oil cooler lalu melewati filter untuk meminimalisir apabila ada kotoran
kemudian dialirkan menuju komponen-komponen yang membutuhkan seperti
pada bantalan poros turbin untuk mendinginkan temperatur bantalan tersebut
dan melumasi bearing.
27
sistem dapat mengalami kerusakan yang sangat fatal dan berbahaya. Bila
salah satu lube oil cooler gagal beroperasi, maka terjadi overheat pada
bantalan-bantalan dan poros turbin gas atau tidak maksimalnya proses
perpindahan panas pada lube oil cooler.
Selain itu pada lube oil cooler, fan juga memiliki peran penting dalam
proses perpindahan panas yaitu bekerja sebagai penarik udara yang akan
digunakan untuk mendinginkan bundles tube. Penyebab penurunan performa
pada fan biasanya dikarenakan komponen tersebut kotor, sehingga dapat
menghambat putaran atau penarikan udara yang mengakibatkan udara yang
diserap tidak banyak seperti semestinya.
28
3.5 Perbaikan 88QA
29
dan rotor. Pada stator terdapat lilitan (winding) atau magnet permanen,
sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus
yang melalui medan magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat
berputar. Motor arus AC adalah sumber arus berasal arus AC, tegangan
sumber AC dapat berupa satu fasa maupun tiga fasa. Jenis motor listrik
berdasarkan rotornya adalah motor sikron dan motor induksi. Motor
induksi adalah salah satu jenis dari motor - motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnetik. Motor induksi memiliki sebuah
sumber energi listrik yaitu disisi stator, sedangkan sistem kelistrikan disisi
rotornya diinduksikan melalui celah udara dari stator dengan media
elektromagnetik.
Motor induksi 3 phase Motor AC 3 phase bekerja dengan
memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk menimbulkan gaya putar
pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk menghasilkan beda
phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor pada motor 3 phase
perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber. Motor induksi tiga
fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor
dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap)
dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga
fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor
belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor
terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar
tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi
rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati
slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian
disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung
singkat dengan batangan logam yang lain.
Motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor
30
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator. (Gede, 2013). “Menurut sudjoto ( 1984 : 107) , motor induksi sering
di sebut motor tidak serempak. Disebut demikian karena jumlah putaran
rotor tidak sama dengan putaran medan magnit stator”. Menurut Robert
Rosenberg (1985 : 91) mengemukakan bahwa motor berfasa banyak
adalah motor arus bolak-balik (AC) yang direncanakan baik untuk tiga
fasa maupun yang lainnya. Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah
suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara
medan stator dan medan rotor yang dioperasikan pada sistem tenaga tiga
fasa. Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik
yang merubah energi listrik menjadi energi gerak, motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh
arus stator.
31
Gambar 3.3 Sambungan hubungan star
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung
dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung
tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika
dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.
Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √3 x tegangan antar
phase
2. Sambungan Delta
32
3.8 Konstruksi Motor 3 Fasa
1. Stator
merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada
komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini
dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri
memiliki 3 bagian penting:
Frame
33
untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda-benda dari luar (seperti batu yang dilemparkan
ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi agar frame
menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah
sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak
merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada
permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran
tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.
INTI
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti
stator bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh
kumparan pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3
fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya
inti stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi
silikon untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang
kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks
WINDING
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing
kumparannya dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung
dari bagaimana metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis
rotor yang digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya
menggunakan rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa
menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada
sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator
winding juga dikenal sebagai kumparan medan.
2. Rotor
Merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor
dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang
terpasang pada pusat rotor. Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi
34
menjadi 2 macam:
SARANG TUPAI ATAU SQUIRREL CAGE
Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung
dan diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus
namun sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat
“konduktor” pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium.
Umumnya rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis
ini sangat sering digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan
berapapun kutub pada stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas
angin dan blower pada printer.
SLIP RING
35
Gambar 3.8 Rangkaian Rotor Slip Ring
Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan
memiliki sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung
dengan salah satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung
dengan rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal
rangkaian kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga
berbentuk star. Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga
kecepatan putaran motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya rotor jenis
ini digunakan untuk beban-beban besar seperti untuk menggerakkan
elevator atau lift.
36
kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini
mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar”
seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan
sinkron.
Gambar 3.10 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian
(www.learnengineering.org)
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator
sudah dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus
akan terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus
dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat
munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka
rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini
ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan
sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron
dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga
tidak ada gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz.
Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat
gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh
udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor
jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor
mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah motor
dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan
ini dikenal sebagai slip.
37
Gambar 3.11 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz
(www.learnengineering.org)
38
atau lebih tepat dikatakan resultan gayanya nol karena gaya yang dihasilka
n fluks sama dengan gaya yang dihasilkan arus induksi pada rotor.
39
berbeda-beda baik dari segi alat ukurnya (detektor) maupun material yang
terpasang pada mesin tersebut. Maka akan terjadi gangguan apabila kondisi yang
terjadi tidak sesuai settingan yang telah ditetapkan.
Fungsi pelumasan adalah untuk melumasi bagian-bagian yang berputar
agar tidak terjadi gesekan langsung dan memperpanjang usia komponen mesin.
Demikian juga pada PLTG, pelumasan berfungsi untuk :
1. Mencegah keausan dari adanya gesekan langsung antara poros dan
tumpuan bearing.
2. Mengambil panas yang ditimbulkan karena gesekan, radiasi dan lain-
lain serta mengeluarkannya melalui alat penukar panas (Heat
Exchanger) yang seterusnya didinginkan oleh udara atau air.
3. Sebagai Perapat, pelumas dapat difungsikan sebagai perapat, misalnya
untuk mencegah bocornya hydrogen dari poros generator ke udara luar
serta juga merapatkan celah antara rumah bantalan dan poros turbin gas
agar gas panas dari turbin tidak keluar.
4. Sebagai Pencegah Korosi, pelumas dapat mengurangi laju korosi, karena
membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam (bantalan dan
poros), sehingga kontak langsung antara zat penyebab korosi dengan
permukaan logam dapat dihindari atau dikurangi.
5. Sebagai Peredam Getaran, getaran dapat terjadi pada komponen mesin
saat beroperasi, di antaranya pada roda gigi. Lapisan minyak pelumas
akan memperkecil benturan di antara permukaan roda gigi yang saling
bersinggungan, sehingga dapat meredam getaran dan mengurangi
kebisingan.
40
Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak akan menghasilkan panas,
dimana panas yang berlebihan dapat merusak bagaian-bagaian peralatan.
Pelumas berperan sebagai heat transfer akibat gesekan tadi.
2) Mengurangi Korosi
Karat dapat ditimbulkan oleh asam, alkaline bahkan air, kemudian karat
akan menimbulkan lubang pada permukaan. Dengan adanya lubang tersebut
membuat permukaan yang licin menjadi kasar sehingga memperbesar gesekan.
Pelumas akan mengatasinya dengan membuat suatu rintangan pengaman antara
permukaan dan bahan-bahan yang merusak tersebut.
3) Membentuk perapat
Beban kejut banyak terjadi pada banyak peralatan mesin jika kedua
permukaan beradu sangat cepat. Sebagai contog pada gigi-gigi pada roda gigi
kecepatan tinggi yang berhubungan satu sama lain. Penggunaan pelumas akan
memperkecil kejutan atau benturan pada beban, sehingga mengurangi keausan
pada roda gigi tersebut dan bunyi yang ditimbulkan.
41
Lube Oil Pump (QE). Auxiliary Lube Oil Pump (QA) beroperasi untuk
menyuplai oli menuju bearing turbin gas dan generator, untuk selanjutnya turbin
gas diputar dengan hydraulic rachet. Hal ini bertujuan agar start up gaya geser
(friction force) yang terjadi diantara metal bearing dengan poros turbin gas dan
generator dapat dikurangi. Setelah turbin gas mulai start dan putaran mulai naik
sampai 95% putaran turbin, maka supply minyak pelumasan diambil alih dari
Auxiliary Lube Oil Pump (QA) ke Main Lube Oil Pump (MOP). Dimana, Main
Lube Oil Pump ini diputar melalui hubungan antara Accessories Gear. Sedangkan
Emergency Lube Oil Pump beroperasi saat tekanan lube oil rendah (6 ± 1 PSIG
or 2.76 ± 0.07 BARG) dan pada saat kondisi tegangan supply AC dari jaringan
hilang.
BAB 4
PEMECAHAN MASALAH
42
(Standar Operational Prosedure) yaitu sesuai manual book atau buku
petunjuk yang dikeluarkan oleh perusahaan mesin tersebut. Pemeliharaan
yang dapat dilakukan terhadap peralatan Lube Oil Cooler adalah :
Preventive maintenance yang dilakukan berdasarkan interval waktu yang
telah ditetapkan setiap minggu disaat ada pengaduan dari pihak yaitu
berupa pengecekan visual terhadap komponen dan kebersihan instansi.
Biasanya pemeliharaan rutin yang dilakukan untuk menjaga keadaan lube
oil cooler yaitu:
1. Pengecekan visual pada komponen-komponen lube oil cooler
2. Pengencangan belt apabila belt mengalami kendor
3. Pergantian memolube yang telah habis
4. Pembersihan area
Overhaul dilakukan setiap satu/dua tahun tergantung waktu tempuh yang
dilakukan peralatan yaitu berupa pembongkaran dan perbaikan komponen
dalam lube oil cooler itu sendiri.
Perbandingan nilai rata-rata logaritmik dari perbedaan suhu antara aliran
panas dan dingin (LMDT) sebelum dan sesudah dilakukannya perawatan
(maintenance) yaitu dimana tingginya nilai LMDT sebelum perawatan,
namun setelah dilakukannya perawatan nilai LMDT pada lube oil cooler
mengalami penurunan, sehingga nilai efektivitas dan efisiensi dari lube oil
cooler meningkat.
43
b. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa
tersebut.
c. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar
yang telah ditentukan.
d. Melakukan alignment pada poros pompa dan
penggeraknya.Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
e. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada
rumah bantalan dan perbaikan pada seal gland,untuk
mengantisipasi kebocoran.
44
45
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penurunan performa pada lube oil cooler terjadi akibat kipas (fan) yang
kotor atau adanya komponen lain pada lube oil cooler yang kotor.
2. Dampak dari penurunan performa lube oil cooler adalah dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan temperatur pada minyak pelumas (oil).
Sehingga mengakibatkan bantalan menjadi cepat aus, dan bila hal ini
terjadi maka sistem dapat mengalami kerusakan yang sangat fatal dan
berbahaya. Bila salah satu lube oil cooler gagal beroperasi, maka terjadi
overheat pada bantalan-bantalan dan poros turbin gas atau tidak
maksimalnya proses perpindahan panas pada lube oil cooler.
3. Pemeliharaan/perawatan sangat membantu dalam menjaga dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi performa perpindahan panas dari
suatu alat pendinginan yang terdapat pada PLTG sesuai dengan SOP
(Standar Operational Prosedure) yang ada.
5.2 Saran
Perawatan yang sudah berjalan dengan baik agar dipertahankan sehingga
pengotoran dapat dicegah atau diminimalisir agar lube oil cooler dapat
bekerja dengan baik dan semestinya.
Untuk memastikan kinerja yang optimal dari sistem hidrolik PLTG dan
mencegah risiko potensial, berikut adalah beberapa saran yang dapat diikuti:
1. Pemantauan Rutin: Selalu lakukan pemantauan rutin terhadap kondisi oli.
Lakukan pengukuran viskositas secara berkala dan catat hasilnya dalam catatan
pemeliharaan.
2. Jadwal Penggantian Oli: Ikuti jadwal penggantian oli yang direkomendasikan
oleh produsen peralatan atau panduan pemeliharaan. Penggantian oli secara
teratur adalah kunci untuk menjaga viskositas yang sesuai.
46
3. Pemilihan Oli yang Tepat: Pastikan oli yang digunakan memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan oleh sistem hidrolik di PLTG Anda. Konsultasikan dengan
produsen oli atau produsen peralatan jika perlu.
4. Penggunaan Filter Oli: Instal filter oli yang efektif dalam sistem hidrolik untuk
menghilangkan partikel kotoran dan kontaminan. Filter oli akan membantu
menjaga kualitas oli.
5. Kontrol Suhu: Pastikan sistem hidrolik dilengkapi dengan kontrol suhu yang
baik. Ini akan membantu mencegah overheating yang dapat mengurangi
viskositas oli.
6. Pemurnian Oli: Pertimbangkan penggunaan sistem pemurnian oli jika terdapat
kontaminan yang signifikan dalam oli. Ini akan membantu menjaga kualitas oli
dalam jangka panjang.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
Lampiran 1
49
General Electric GE2.
1. Pengukuran turbin kontrol
JB002 accessory base.
Senin, 14 2. Pengukuran turbin kontrol
6
Agustus 2023 JB019 accessory base.
3. Membersihkan area turbin load
gear.
50
2. Mengamati PDC (Panel
Distribution Control).
1. Melakukan sirkulasi oli light di
Senin, 28 GE 2.
15
Agustus 2023 2. Pengukuran turbin kontrol
JB002 accessory base.
51
PDC GE, wetscan dan black
September
start.
2023
52
3. Pergantian Bearing Pada Motor
88QA.
53
electric 1 Atau GE1.
Oktober 2023 2. Pemeriksaan Battery Accu Pada
Ruang Kontrol GE1.
54
1. Membersihkan Rembesan Oli
Rabu, 25 Dengan Membersihkan
50
Oktober 2023 Halaman GE 1 Dan GE 2.
2. Membuka Filter Oli.
1. Membersihkan Rembesan Oli
Kamis, 26
51 Dengan Membersihkan
Oktober 2023
Halaman GE 1 Dan GE 2.
1. Membersihkan Rembesan Oli
Jumat, 27
52 Dengan Membersihkan
Oktober 2023
Halaman GE 1 Dan GE 2.
1. Membersihkan Rembesan Oli
Senin, 30
53 Dengan Membersihkan
Oktober 2023
Halaman GE 1 Dan GE 2.
Rabu, 1
1. Pembersihan Rembesan Oli
55 November
Pada GE1 Dan GE2
2023
Kamis, 2 1. Pemeriksaan Dan Pengukuran
56 November Tenaga Battery Accu Pada
2023 Ruangan
Jumat, 3 1. Membersihkan Rembesan Oli
57 November Dengan Membersihkan
2023 Halaman GE 1 dan GE 2
1. Pemeriksaan Trafo Daya
Senin, 6 2. Pemeriksaan Trafo PS
58 November 3. Pemasangan Tiang Lampu Pada
2023 Area Cooling Water System
PLTG Tello
1. Membersihkan Rembesan Oli
Selasa, 7
59 Dengan Membersihkan
November
55
2023 Halaman GE 1
Zaqki Destian
NIP : 9116182ZY
ULPLTG TELLO
Lampiran 2
Berikut ini kami sampaikan Nilai Mahasiswa Magang Industri di lingkungan kerja
kami atas nama :
Nama Mahasiswa : M.Khaeril Hamzah
NIM : 200204602008
Program Studi : Teknik Elektro D4
Unit Kerja Praktek : Unit Layanan PLTG Tello, Makassar
Nilai Huruf Mutu : A B C D E
Zaqki Destian
NIP : 9116182ZY
57
ULPLTG TELLO
Berikut ini kami sampaikan Nilai Mahasiswa Magang Industri di lingkungan kerja
kami atas nama :
Nama Mahasiswa : Ahmad Riswan Saputra
NIM : 200204602023
Program Studi : Teknik Elektro D4
Unit Kerja Praktek : Unit Layanan PLTG Tello, Makassar
Nilai Huruf Mutu : A B C D E
Absensi :
Kualitas Pekerjaan :
Kompetensi Mahasiswa :
Etika dan Perilaku :
TOTAL :
Demikian Surat Keterangan Nilai ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Zaqki Destian
NIP : 9116182ZY
58
Lampiran 3
DOKUMENTASI
59
60
61