Anda di halaman 1dari 68

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

UNIT PLTU JENEPONTO 2 × 125 MW


PT. BOSOWA ENERGI

LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI

MUH. FADLYANSYAH SUTEJO 1924152015


ISHAK MAULANA AIMAR 1924152017

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO D4


FAKUKTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PT BOSOWA ENERGI

DISUSUN OLEH:

MUH FADLYANSYAH SUTEJO 1924152015


ISHAK MAULANA AIMAR 1924152017

Pembimbing Lapangan Pembimbing PI

Djuanda Duli Drs. Massikki, M.Pd


NIP.119640505199303 1 003

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTEK INDUSTRI

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa mahasiswa yang


tercantum namanya di bawah ini :

Nama : 1. Muh Fadlyansyah Sutejo 1924152015

2. Ishak Maulana Aimar 1924152017

Setelah laporan Praktek industri mahasiswa tersebut di atas diperiksa maka


dinyatakan memenuhi semua persyaratan untuk diajukan ke forum Seminar Praktek
Industri.

Demikian lembar pengesahan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Makassar, Oktober 2022

Di setujui oleh :
Ketua Prodi PTE, Pembimbing PI,

Zulhajji, ST,. M.T Drs. Massikki, M.Pd


NIP. 1972061620003 1 003 NIP.119640505199303 1 003

Mengetahui:
Ketua Jurusan,

Dr. Muh. Yusuf Mappeasse, M.Pd.


NIP 19650317 199303 1 001

iii
BIODATA MAHASISWA PRAKTEK INDUSTRI

Nama : Muh. Fadlyansyah Sutejo

Nim : 1924152015

Program Studi : Teknik Elektro D4

Alamat : BTN Minasaupa blok k1 no.8

Tempat/Tanggal lahir : Tomoni, 11 Agustus 2000

No. HP : 085737432098

Makassar, Oktober 2022

(Muh. Fadlyansyah Sutejo)

iv
BIODATA MAHASISWA PRAKTEK INDUSTRI

Nama : Ishak Maulana Aimar

Nim : 1924152017

Program Studi : Teknik Elektro D4

Alamat : Perumahan Balla Panakkukang

Tempat/Tanggal lahir : Sinjai, 30 Oktober 2001

No. HP : 082346340619

Makassar, Oktober 2022

(Ishak Maulana Aimar)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayanyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Industri ini
dengan judul “PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT PLTU
JENEPONTO 2x125 MW PT. BOSOWA ENERGI”

Laporan Praktek Industri ini disusun sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Diploma IV di Universitas Negeri Makassar Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Program Studi D4 Teknik Elektro.

Dalam menyelesaikan laporan Praktek Industri, penulis telah banyak


mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan ibunda tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan
bantuan baik material maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Industri.
2. Bapak Dr. Muh. Yusuf Mappeasse, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar.
3. Bapak Zulhajji, ST,. MT selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Makassar.
4. Bapak Drs. Massikki, M.Pd. selaku dosen pembimbing Praktek Industri.

5. Bapak Djuanda Duli selaku Pembimbing Praktek Industri di PLTU


Jeneponto.
6. Teman-teman seperjuangan Praktek Industri di PLTU Jeneponto.

vi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
disebabkan keterbatasan dari penulis. Untuk itu kami sebagai penulis laporan ini
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan
Praktek Industri ini.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar khususnya dan seluruh
pembaca pada umumnya.

Makassar, Oktober 2022

Penuli

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN..............................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PI…………………......................................iii

BIODATA PESERTA..................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................vi

DAFTAR ISI................................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………x

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................6

I.1. Latar Belakang....................................................................................................6

I.3. Tujuan Umum......................................................................................................6

I.4. Tujuan Khusus.....................................................................................................7

I.5. Manfaat................................................................................................................7

I.6. Metode Penulisan................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN...........................................................................8

II.1. Sejarah Singkat PLTU Jeneponto......................................................................8

II.2. Visi dan Misi......................................................................................................8

II.3. Struktur Organisasi............................................................................................10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................................................11

III.1. Prinsip Kerja PLTU........................................................................................11

vii
i
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................13

IV.1. Pengolahan Air Umpan Boiler (Water Treatment Plant)...............................13

IV.2. Coal Handling System....................................................................................24

IV.2.1. Coal Handling Area.................................................................................24

IV.2.2. Komponen Coal Handling.......................................................................27

IV.2.3. Ash Handling System..............................................................................32

IV.3. Boiler, Turbin, Generator System..................................................................33

IV.3.1. Boiler.......................................................................................................33

IV.3.2. Turbin......................................................................................................47

IV.3.3. Generator................................................................................................49

IV.3.4. Transformator.........................................................................................51

BAB V PENUTUP......................................................................................................52

V.1. Kesimpulan......................................................................................................51

V.2. Saran................................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................54

LAMPIRAN

ix
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat


diperlukan oleh masyarakat, baik dalam rumah tangga, perusahaan ataupun
industri-industri kecil hingga besar. Melihat dari kebutuhan listrik di Sulsel
dan Sulbar yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang tinggi di
atas rata-rata nasional, membuat PT. BOSOWA ENERGI terus memacu
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jeneponto yang memiliki 4 unit


dengan daya yang terpasang pada masing-masing unit sebesar 2x125 MW
dan 2x135MW. Adapun komponen penunjang proses produksi energi listrik
yaitu bagian WTP (Water Treatment Plan) sebagai penyedia air demin,
bagian Coal Handling System sebagai penyuplai batubara dan bagian BTG
(Boiler Turbin Generator) sebagai bagian proses final penghasil energi listrik.
Penulis memilih PLTU BOSOWA ENERGI Jeneponto sebagai tempat
melaksanakan Praktek Industri selama 3 bulan, karena hal ini sesuai dengan
pengakplikasian ilmu Teknik Elektro dalam industri.

1.2 Tujuan Umum

 Untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Pendidikan Teknik


Elektro Universita Negeri Makassar.
 Untuk mendapatkan pengalaman kerja sekaligus menggabungkan antara
teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan
kerja.
 Untuk melatih keterampilan dan sikap di dalam lingkungan kerja yang
sesungguhnya.

6
I.4. Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui proses pembangkitan listrik secara umum pada unit


PLTU Jeneponto 2 x 125 MW.
 Untuk mengetahui peralatan utama dan peralatan penunjang secara umum
pada unit PLTU Jeneponto.

I.5. Manfaat

 Mengetahui proses pembangkitan listrik secara umum pada unit PLTU


Jeneponto.
 Dapat mengetahui masalah yang ada di dunia kerja maupun dunia industri
dan juga dapat memberikan penyelesaian masalah
 Dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan pada
dunia kerja atau industri dan juga mengetahui keadaan yang
sesungguhnya dalam dunia kerja atau industri

I.6. Metode Penulisan

Laporan Praktek Industri ini merupakan suatu studi penulisan, maka


penulis mencari dan mengumpulkan bahan-bahan dan data-data yang
diperlukan dengan metode sebagai berikut:

1. Metode Observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap


proses pengoperasian dan sistem yang ada pada PLTU Jeneponto.
2. Metode wawancara, mengumpulkan data dengan cara melakukan
wawancara atau diskusi dengan narasumber dari perusahaan yang
memiliki pengetahuan mengenai pengoperasian dan sistem yang ada di
PLTUJenepont

7
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PLTU Jeneponto

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto berlokasi di Desa


Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2008 PT Bosowa Energi mendapat fasilitas kredit perbankan
untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berkapasitas
2 X 125 MW dan 2x135 MW. Tenaga listrik yang dihasilkan, disalurkan
dengan tegangan 150 kV ke sistem jaringan transmisi Sulselbar.

Pembangunan PLTU Jeneponto dimulai sejak november 2010, proyek


pertama bosowa di sektor kelistrikan ini dibangun dan dioperasikan oleh PT.
Bosowa Energi yang diresmikan oleh menteri ESDM Jero Wacik, tanggal 19
Desember 2012. Pembangunan proyek PLTU Jeneponto mencatat prestasi
tersendiri karena pembangunan konstruksi dapat diselesaikan hanya dalam 18
bulan dari rencana 30 bulan.

PT. Bosowa Energi dalam membangun PLTU Jeneponto ini. Dengan


terpasangnya empat unit generator yang didatangkan langsung dari Cina akan
membangkitkan listrik PLTU Jeneponto.

2.2 Visi dan Misi

 Visi
1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Menjadi unit pembangkitan yang handal, efisien dan berwawasan
lingkungan.

8
 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,
berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
6. Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada ”On Condition
Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku
petunjuk pabrik dan pengalaman operasi.
7. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh operasi
pembangkitan terhadap mutu.
8. Kecelakaan nihil.

9
2.3 Struktur Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab


1. PT. Bosowa Ene
segala kegiatan yang berlansung di PLTU Jeneponto
2. PT. Nalco (Ecola
operasional dan pemeliharaan water treatment plant dan waste water
treatment plant unit 1, 2, 3 dan 4
3. PT. Bosowa Ban
pelabuhan yang bertanggung jawab atas operasional terminal khusus
PLTU Jeneponto sebagi salah satu fasilitas pendukung kegiatan coal
handling.
4. PT. D&C Engine
atas kegiatan dan operasional PLTU Jeneponto secara umum yang
meliputi operasi dan pemeliharaan pembangkit serta kegiatan
pemeliharaan kebersihan dan keamanan
5. PT. Sucofindo da
bertugas untuk pemeriksaan qualitas batubara yang diterima.
6. Griya Konstruks
pelaksanaan kegiatan coal handling pada unit 3 dan 4
7. PT. ABC Energi
handling pada unit 1dan 2
8. PT. 911 Celebes
pengamanan

10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Prinsip Kerja PLTU

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak


digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat
sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan
mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung
melalui 3 (tiga) tahapan yaitu :

1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 3.1 Proses Konversi Energi pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara


tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara
berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas

11
panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah
menjadi uap.
 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperature tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator.
 Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar 3.2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLT

12
BAB IV PEMBAHASAN

IV.1. Pengolahan Air Umpan Boiler (Water Treatment Plant)

Water Treatment Plant (WTP) merupakan bagian dari power plant


yang bertugas untuk menyediakan air pengisi boiler dalam sebuah power
plant. Fungsi Water Treatment Plant (WTP) pada PLTU Jeneponto adalah
mengolah air baku menjadi air bebas mineral (air demin), yang mana air
demin digunakan untuk memproduksi uap penggerak turbin uap.

Water treatment plant adalah salah satu unit PLTU yang berfungsi
untuk mengubah air laut menjadi air murni (H20) untuk air umpan boiler
(Demin Water) dengan konduktiviti <0,02 µS. Proses Demineralisasi air
tawar ini memanfaatkan prinsip pengikatan ion-ion menggunakan resin
penukar ion.

Air umpan boiler sangat dijaga tingkat kemurniannya karena air ini
dalam tugasnya sebagai fluida kerja maupun fluida pendingin akan melalui
bagian-bagian peralatan pada pembangkit yang terbuat dari logam. Oleh
karena sifat logam yang dapat terkorosi inilah tingkat kemurnian air perlu
dijaga. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam produksi air
demin dalam Water Treatment Plant ini adalah sebagai berikut:

1. Kondukiviti (<0,02 µS)


2. pH (± 7-9 )
3. Kadar silika ( 0,02 ppm)

Gambar 4.1 Water Treatment Plant PLTU Jeneponto

13
Adapun tahapan proses pengolahan air baku (air laut) menjadi air demin
digambarkan di diagram Alir Water Treatment Plant:

Gambar 4.2 Diagram alir proses water treatment plant

4.1.1 Bagian-bagian WTP PLTU Jeneponto

Berikut merupakan bagian-bagian yang ada pada Water Treatment


Plant (WTP) secara berurut mulai dari Intake sampai ke Demin Tank yaitu :

A. Intake

Gambar 4.3 Intake

14
Intake merupakan tempat masuknya air laut sebagai air baku pada
instalasi pengolahan air (Water Treatment Plant). Intake juga merupakan
tempat penyaringan air laut yang pertama dilakukan sebelum masuk ke
proses pengolahan selanjutnya. Pada jalur masuk intek dipasang jaring-
jaring yang berfungsi untuk menyaring material besar seperti kayu, dan ikan
besar.

Sebelum air memasuki intake terlebih dahulu di injeksikan Sodium


Hypochlorite (NaOCl) yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
yang lolos dari penyaringan pertama kemudian diteruskan ke penyaringan
kedua yaitu Bar Screen yang berfungsi untuk menyaring sisa material yang
lebih kecil atau binatang laut yang mati seperti kerang-kerang dan ikan
kecil.

B. Clarifier (Settling Basin)


Clarifier merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk menjernihkan
air baku (air laut) yang masih mengandung partikel-partikel pengotor dengan
cara pengendapan, untuk mempercepat proses pengendapan ditambahkan
chemical koagulan agar terjadi proses koagulasi pada air.

Gambar 4.4 Clarifier

15
Koagulasi adalah suatu proses pemisahan padatan yang tersuspensi
dalam air melalui proses kimia. Zat kimia yang ditambahkan yaitu PAC (Poli
Aluminium Clorida) yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel kecil
menjadi partikel besar yang mengendap ke bawah dan natrium hipoclorid
yang berfungsi untuk membunuh lumut dan mikroorganisme.

C. Filter Basin

Gambar 4.5 Filter Basin

Filter basin adalah tempat penyaringan air dari clarifier dengan


menggunakan media pasir yang kemudian di alirkan menuju sea water tank.
Pada filter basin terjadi proses back wash. Back wash adalah pencucian yang
dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media
dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running),
kemudian air dialirkan ke Sea Water Tank.

Tahapan ini memanfaatkan pasir lambat yang berfungsi untuk


menyaring partikel berukuran kecil yang lolos dari Clarifier. Jika pasir lambat
telah jenuh maka akan terbackwash dan sisa kotorannya akan dibuang secara
otomatis. Kemudian air laut diteruskan ke Sea Water Tank.

D. Sea Water Tank

Sea Water Tank merupakan tempat penyedia bahan baku untuk


Sodium Hypochlorite generation plan dan penampungan raw water atau air

16
umpan untuk ke MMF. Pada bagian ini berjalan secara terus menerus
sehingga terdapat saluran pembuangan apabila di tangki sudah full menuju
WWTP (Waste Water Treatment Plan).

Gambar 4.6 Sea Water Tank

E. MMF (Multi media Filter)

MMF (Multi Media Filter) berfungsi untuk menghilangkan partikel


yang berukuran ≥ 10-15 microns termasuk partikel yang berukuran kecil yang
sudah terkoagulasi yang terkandung dalam Raw Water. Disini terdapat 5
tangki MMF yang didalamnya terdapat tiga macam saringan yaitu pasir silika,
antrasit dan Garnet. Kadar klor harus dikurangi atau dihilangkan karena zat
tersebut dapat menyebabkan karat atau korosi. Pasir silika yang berfungsi
untuk menghilangkan kadar klor tersebut. MMF juga berfungsi sebagai
tempat menyaring flokulan-flokulan yang lolos dalam penyaringan pada filter
basin. Sebelum running, dilakukan back wash untuk membersihkan dan
membuang sisa air yang tertinggal pada proses sebelumnya.

17
Gambar 4.7 MMF (Multi media Filter)

F. ACF (Active Carbon Filter)

Gambar 4.8 ACF (Active Carbon Filter)

Seperti dengan namanya pada bagian ini terdapat 4 tabung yang


didalamnya terdapat karbon aktif yang berfungsi untuk menghilangkan TSS,
menyerap kandungan klor yang masih tersisa, menghilangkan warna, bau dan
rasa pada air. Sebelum masuk ke Catridge Filter, terlebih dahulu di injek
dengan Chemical Reducing Agent yang berfungsi untuk mengikat klorin dan
Anti Skale yang berfungsi untuk menghancurkan kerak-kerak

18
G. Catridge Filter

Gambar 4.9 Catridge Filter

Catridge Filter berfungsi untuk menyaring atau memfilter air dari


kandungan lumpur, pasir, tanah dan partikel kotoran zat padat terlarut air
lainnya sehingga menghasilkan air jernih, bersih bebas dari pencemaran zat
padat terlarut dalam air. Unit ini menyaring partikel dengan ukuran >5
mikron. Dengan ukuran sekecil ini maka lumpur, tanah dan pasir akan
tersaring dimana ukuran Spoon jauh lebih kecil dari ukuran tanah, pasir dan
lumpur dan juga Unit ini dipasang untuk mengantisipasi bila ada yang lolos
dari ACF .

Gambar 4.10 Reducing dan Antiscalant Tank

Sebelum masuk catridge filter, air diinjeksikan anti klorin, yaitu


Na2SO3 dan anti skalant, yaitu poli karboksilat. Tujuan penginjeksian ant

19
klorin adalah karena catridge filter mempunyai bahan yang tidak tahan
terhadap klorin. Bila terpapar pada klorin, maka serat catridge akan meluruh.
Sedangkan tujuan ditambahkannya anti skalant adalah untuk mencegah
terbentuknya endapan pada RO yang dikhawatirkan akan menyumbat RO dan
mengganggu kinerja dan efisiensi RO.

H. RO 1 (Reverse Osmosis)

Reverse osmosis adalah proses pemisahan zat-zat padat terlarut dari


molekul molekul air dalam suatu larutan. Dilakukan dalam proses pemurnian
air dengan cara memberikan tekanan hidrostatik pada air umpan sehingga
mampu menembus sel membrane permeable dan menghasilkan air murni.
Metode yang dipergunakan pada proses operasi RO merupakan salah satu tipe
metode penyaringan dalam ukuran yang sangat-sangat kecil (nano filtration).

Proses Reverse Osmosis atau Sea Water Reverses Osmosis (SWRO)


adalah penyaring yang berfungsi memproses air laut menjadi air fresh/payau,
yang dapat menurunkan conductivity sampai 700 µS/cm.

Didalam RO 1 terdapat membran semi permeable yang sangat sensitif


sehingga dalam penggunaanya harus sesuai standar operasional. Pada proses
ini air asin berubah menjadi air tawar kemudian di lanjutkan ke fresh water
sedangkan air asin yang tidak melewati membran akan terbuang sebagai
Consentrate atau Reject

Gambar 4.11 Sea Water Reverses Osmosis (SWRO)

20
I. Fresh Water

Tempat penampungan hasil pengolahan dari proses Reverse osmosis


(SWRO). Fresh Water menghasilkan;

1. Air service digunakan untuk kebutuhan portable dan fire fighting.


2. Air umpan digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu untuk menurunkan
konduktifitas di dalam RO2

Gambar 4.12 Fresh Water

J. RO 2 (Reverse Osmosis)

Reverse Osmosis 2 atau Brackish Water Reverses Osmosis (BWRO)


Adalah penyaring yang berfungsi memproses air fresh/payau menjadi air
pure / roproduct, yang dapat menurunkan Konduktifitas sampai 15 µS/cm.

Fungsinya sama dengan RO 1 hanya saja pada RO 2, Consentrate


yang terbuang langsung masuk ke penampungan netral menuju Reusing Tank
yang nantinya akan digunakan sebagai Air Spray Batu Bara. Kemudian air
yang lolos dari membran diteruskan ke middle tank

21
Gambar 4.13 Brackish Water Reverses Osmosis (BWRO)

K. Middle Tank
Tempat penampungan air yang berasal dari RO2 atau brackish water
reverses osmosis (BWRO) yang kemudian diteruskan ke mixed bed.

Gambar 4.14 Middle Tank

L. Mixed Bed

Peralatan untuk mengolah air (Fresh Water) lebih lanjut dengan


metode pertukaran ion. Media yang digunakan adalah proses ion exchange
adalah resin kation anion. Resin yang digunakan lama kelamaan menjadi
jenuh. Sehingga tidak dapat digunakan lagi menukar ion. Untuk itu perlu
dilakukan regenerasi. Regenerasi kation dilakukan dengan menginjeksikan
Asam klorida (HCl) dan anion dengan menginjeksikan Natrium Hidroksida
(NaOH).

22
Proses ion exchange adalah proses penghilangan kandungan mineral
pada air, seperti : na, mg. k, ca dll. yang sesuai dengan persyaratan standar air
pengisi boiler .
Di mixed bed, resin kation dan anion dicampur equably dalam satu
exchanger. Jadi bisa dianggap sebagai sistem bed bertingkat senyawa disusun
oleh banyak resin kation dan resin anion diatur secara bergantian.
Pertukaran kation dan pertukaran anion dilanjutkan secara bersamaan.
H +
berasal dari pertukaran model H dan OH- yang berasal dari model
pertukaran OH diakumulasikan bersama-sama dan mereka bereaksi satu sama
lain. Reaksi pertukaran total berlangsung sepenuhnya. Jadi kualitas air keluar
dari mixed bed jauh lebih baik dengan conductivity 0,1 - 0,2 µS dan PH 6,57.

Gambar 4.15 Mixed Bed

Gambar 4.16 NaOH Tank dan HCL Tank

23
M. Demin Water Tank

Adalah penampung air produk hasil dari mixed bed. Air dari Demin
Water Tank dialirkan menuju boiler untuk digunakan sebagai fasa siklus uap.

Gambar 4.17 Demin Water Tank

4.2 Coal Handling System

PLTU jeneponto 2 x 125 MW adalah suatu pembangkit listrik yang


menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya. Coal handling
system berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari
kapal/tongkang (unloading area), penimbunan/penyimpanan di stock area
atapun pengisian ke bunker (power plant). yang digunakan untuk
pembakaran di Boiler.

4.2.1 Coal Handling Area

Gambar 4.18 Coal Handling Flowchart

24
Pada Coal handling System di PLTU Jeneponto ada tiga proses
utama dalam penanganan batu bara yaitu:

1. Stacking
Stacking adalah proses pengangkutan batu bara dari tongkang
menuju ke coal yard. Dimana pada jetty dilakukan pembongkaran
batu bara. Batu bara dari kapal/tongkang dibongkar dengan
menggunakan Grab ship unloader, dimasukkan ke hopper kemudian
diteruskan ke belt conveyor. Dalam sekali pengambilan batu bara
menggunakan grab dapat terangkut sekitar 6 ton dan hopper dapat
menampung batu bara sekitar 14 ton. Pada hopper terdapat vibrator
yang akan menggerakkan hopper sehingga batu bara akan turun ke
belt conveyor. Selanjutnya batu bara akan melalui Belt Conveyor (C1),
(C2), (C3), (C7) kemudian SR (Stacker Reclaimer) dan batu bara di
tumpuk di Coal Yard.

2. Reclaiming
Reclaiming adalah proses pengambilan kembali batu bara yang
ada di coal yard menuju ke coal bunker. Reclaiming ini dapat melalui
2 jalur yaitu:
 Melalui Belt Conveyor 7 (C7), (C4), Chruser, (C5), (C6)
kemudian akan masuk kedalam bunker. Dalam proses
pengambilanya menggunakan SR (Stacker Reclaimer) yang
dilengkapi oleh bucket conveyor.
 Melalui Belt Conveyor 8 (C8), (C4), Chruser, (C5), (C6)
kemudian akan masuk kedalam bunker. Dalam proses
pengambilanya menggunakan bulldozer yang akan mendorong
batubara sehingga batubara akan jatuh ke Belt Conveyor 8(C8).

25
3. Fetching
Fetching adalah proses pengangkutan batu bara dari jetty ke coal
bunker. Dimana dalam proses pengangkutanya akan melalui SU (Ship
Unloader), Belt Conveyor 1 (C1), (C2), (C3), (C4), Chruser, (C5),
(C6) kemudian akan masuk kedalam bunker.

Secara garis besar Coal Handling Area PLTU Bosowa Jeneponto terbagi
menjadi:

A. Jetty/Unloading Area

Merupakan pelabuhan atau dermaga tempat pembongkaran


batu bara dari tongkang. Pada area ini dilengkapi 3 peralatan ship
unloader yang diberi nama ship unloader A dan ship unloader B.
Unloading area merupakan tempat yang digunakan oleh kapal
tongkang untuk menyandarkan dan membongkar batubara kurang
lebih sebanyak 10.000 ton. (kapasitas batu bara yang di angkut
tongkang 8000-10.000 metrik ton) Pada PLTU Jeneponto
menggunakan dermaga khusus tongkang (Jetty). Pembongkaran
dilakukan dengan menggunakan ship unloader yang berfungsi
untuk mengangkat batu bara dari tongkang menuju hopper yang
disalurkan pada sistem conveyor dengan dilengkapi loader untuk
membantu kelancaran pembongkaran dengan kapasitas 7 ton ditiap
angkutan Grap. Batu bara tersebut kemudian ditransfer ke coal
yard bisa juga langsung ke bunker dengan menggunakan conveyor.

Gambar 4.19 Ship Unloader

26
B. Coal Yard

Merupakan tempat penimbunan batu bara sementara yang


dikirim dari Jetty sebelum dilanjutkan ke Coal bunker. Coal yard
ini dilengkapi Stacker Reclaimer, belt conveyor, emergency
Hopper, dan alat berat (bulldozer, dan wheel loader).
Stacker reclaimer digunakan untuk penimbunan (stacking)
dan pengerukan (reclaiming) batu bara di Coal Yard. Peralatan ini
terdiri dari suatu Bucket Wheel yang ditempatkan pada ujung/akhir
dari slewing dan luffing boom yang terpasang pada suatu Reversible
Boom ConveyorBatu bara yang dikeruk kemudian ditumpahkan ke
Belt Conveyor untuk dilakukan proses Reclaiming menuju bunker.
Rata-rata kapasitas stacker reclaimer dalam beroperasi adalah 250-
300 T/jam.

Gambar 4.20 Coal yard

4.2.2 Komponen Coal Handling

1. Belt Conveyor

Belt conveyor adalah peralatan utama pada sistem coal handling


sebagai sarana untuk membawa batu bara dari Jetty ke Coal yard atau
ke bunker.
Kontruksi dari belt ini berupa karet memanjang yang
digulungkan diantara 2 buah pulley yang terletak pada ujung belt

27
conveyor dan ditopang oleh roller-roller yang berfungsi untuk
mempermudah jalanya belt conveyor. Jalur belt conveyor pada coal
handling system PLTU Jeneponto terdiri dari C1, C2, C3, C4A, C4B,
C5A, C5B, C6A, C6B, C7, C8.

Gambar 4.21 Konstruksi belt conveyor

2. Crusher

Berfungsi untuk menghancurkan batu bara yang lewat peralatan


tersebut mempunyai ukuran lebih besar dari 6 mm Peralatan ini
dirancang hanya untuk menghancurkan batu bara, bukan material lain.

Gambar 4.22 Konstruksi belt conveyor


3. Hopper

Berada di sisi depan conveyor. Memiliki bentuk yang lebih


besar dan berfungsi untuk menampung batu bara dengan kuantitas
relatif banyak sebelum diarahkan ke conveyor. Hopper dilengkapi
dengan chute yang memudahkan batu bara untuk meluncur, sehinnga
tidak menggumpal maupun terjadi penyumbatan.

28
4. Vibrator

Vibrator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menggetarkan


hopper agar batu bara yang berada dalam hopper tidak menggumpal
dan jatuh menuju ke belt conveyor

Gambar 4.23 Vibrator

29
5. Magnetic Separator (MS)

Magnetic separator berfungsi untuk memisahkan logam besi


dari batu bara. Prinsip kerja MS ini berdasarkan induksi
elektromagnetik logam besi yang terbawa pada aliran batu bara akan
ditarik oleh medan elektromagnetik lalu menempel pada Magnetic
Separator.

Gambar 4.24 Magnetic Separator

6. Sampling System (SS)

Pengambilan sampel batu bara dapat dilakukan secara otomatis,


sistem ini akan mengambil secara periodik dari aliran batubara dan
diproses sedemikian rupa, sehingga sampel-sampel dapat mewakili
keseluruhan batu bara.

30
7. Coal Bunker

Adalah tempat penampungan batu bara terakhir sebelum


digunakan untuk pembakaran di boiler.

Gambar 4.25 Coal Bunker

8. Pull Cord/Pull Rope Switch

Berfungsi untuk memberhentikan Belt Conveyor dengan cara


menarik tali yang dipasang sepanjang belt sisi kiri dan kanan apabila
ada gangguan atau kelainan peralatan di local. Peralatan pengaman ini
dipakai juga pada saat ada pekerjaan perbaikan/pemeliharaan.

Gambar 4.26 Pull Cord

9. Two Side plough/Dual Plough

Dual plough adalah peralatan untuk memasukkan batubara ke


dalam bunker secara otomatis dari control room dan juga secara lokal .

31
10. Dust collector
Berfungsi untuk mengisap debu batubara dalam bunker, secara
garis besar peralatan ini terdiri dari blower penyedot debu dan bag
filter.

4.2.3 Ash Handling System

Ash Handling System berfungsi sebagai penanganan debu batu


bara sisa pembakaran dari furnace. pada system ini terdapat proses
penangkapan debu menggunakan elektrostatic precipitator (ESP).Batu
bara yang dialirkan ke dalam ruang bakar akan menghasilkan gas buang
yang mengandung partikel abu. Sebelum dibuang ke atmosfir, gas buang
yang mengandung partikel abu akan melewati suatu ruang yang di
dalamnya terdapat pelat-pelat yang dapat menangkap partikel abu. Pelat
tersebut dialiri listrik searah (DC). Abu hasil tangkapan ESP disalurkan
melalui Transporter/Blower maupun belt conveyor ke Silo
(Penampungan) atau ditampung di tempat penampungan akhir (Ash
Yard) untuk dimanfaatkan/dijual.

Selain itu, Ash Handling Plant juga mempunyai peralatan yang


berfungsi sebagai penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang
berasal dari ruang bakar (furnace) yaitu SDCC (Slug Dust Chain
Conveyer). Batu bara (serbuk) yang dimasukan ke dalam ruang bakar
sebagian tidak terbakar dan abu yang tidak terhisap oleh ID fan akan
jatuh dan ditampung di bagian bawah ruang bakar (bottom ash) dialirkan
melalui SDCC menuju silo bottom ash dan kemudian di tampung di
tempat penampungan akhir (ash yard).

Pada System Ash Handling abu sisa pembakaran dibagi menjadi


tiga yang di bedakan berdasarkan tingkat kekasaran dan kehalusan sisa

32
abu batu bara yaitu Fly Ash (halus), Pyrite ash (agak kasar) dan Bottom
Ash (kasar).

Berdasarkan ash coal yang dihasilkan terbagi atas 2 yaitu:

 Fly Ash

Fly ash merupakan debu sisa pembakaran dari furnance yang


berbentuk partikel halus, fly ash kemudian di alirkan menuju
Elektrostatic Precipitator yang menangkap debu menuju pembuangan
(Chimney)

 Bottom Ash

Bottom ash adalah hasil sisa pembakaran batu bara yang


berbentuk kasar, hasil sisa pembakaran ini kemudian diangkut menuju
tempat penampungan akhir dengan menggunakan truk.

4.3. Boiler, Turbin, Generator System

4.3.1 Boiler

4.3.1.1 Pengertian Boiler

Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang


berfungsi untuk merubah air menjadi uap. Proses perubahan air
menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam
pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar.
Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar
dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.

33
Gambar 4.27 DuaUnit Boiler PLTU Jeneponto

4.3.1.2 System Kerja Boiler

Dalam dunia Industri PLTU, bolier merupakan peralatan


yang sangat dibutuhkan untuk bisa mengubah air demin menjadi uap
superheater dengan memanfaatkan energi panas yang diperoleh dari
hasil pembakaran bahan bakar seperti batu bara, HSD, Gas, MFO,
dll. Uap yamg dihasilkan oleh boiler yang akan dipakai untuk
menggerakkan turbin sehingga generator juga ikut berputar.
Sistem boiler sendiri terdiri dari: sistem air umpan, sistem
steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air
untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem
steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke turbin. Pada
keseluruhan sistem, tekanan steam disalurkan melalui valve dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam
disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat

34
atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan, (2) Air
make-up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi
boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan
awal air umpan menggunakan panas dari gas buang.

4.3.1.3 Boiler Puverizer

Bagian-bagian utama dari boiler pulverizer adalah :

1. Coal Feeder yang berfungsi sebagai pengatur jumlah batu bara


yang masuk ke pulverized melalui sisi inlet pada bagian atas.
2. Grinding yang berfungsi untuk menghancurkan batu bara.

3. Classifier yang berfungsi untuk memfilter agar hanya batu bara


yang telah halus saja yang dapat melewati sudu-sudu tersebut.

Gambar 4.28 Boiler Pulverized PLTU Jeneponto

35
Spesifikasi Boiler Pulverized PLTU Jeneponto:
Manufact : Hangzhou Boiler
Group Co. Ltd. (RRC)
Boiler MCR Steam Flow : 220 t/h
Boiler Peak Steam Flow :242 t/h (Intermediate Peak
Loading)
Main Steam Outlet Temperature : 540 ºC
Main Steam Outlet Pressure (g) : 9.8 MPa
Nominal Steam Pressure : 13,8 MPa
Nominal Steam Temperature : 540oC
Feed Water Temperature : 243 ºC
RH Steam In/Out Temperature : 317/540 ºC
RH Steam In/Out Pressure : 2,44/2,26 Mpa
Feed Water Inlet Temperature : 224 ºC
Exhaust Gas Temperature : ±145 ºC

Jenis Boiler yang digunakan pada kedua unit diatas adalah


boiler pulverized sebab kebanyakan boiler stasiun pembangkit
tenaga yang berbahan bakar batu bara menggunakan batu bara halus,
dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga
menggunakan batu bara yang halus. Teknologi ini berkembang
dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari
90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis boiler
ini.

4.3.1.4 Flow Diagram Proses Boiler Puverizer

Dari flow diagram dapat tergambar secara terperinci


bagaimana proses yang terjadi pada boiler sehingga dapat mengubah
air demin menjadi steam dengan bahan bakar batu bara.

36
Listrik
Super Heater HP IP LP Generator

Uap Uap

Bunker
cairan
Separat
or
cyclone
Drum Boiler Reheater
Make up Water
Condenser Tank

Down comer
Coal feeder
Furnace

Condensate pump
Economizer

Coal Mill
Gland
Steam
Heater
Deaerator

HIGH Ket :
PRESSURE
HEATER = Jalur Batubara
Boiler feed pump Low Pressure
Heater
= Jalur Air
= Jalur Uap (Steam)

4.3.1.5 Bagian-bagian Boiler Puverizer

1. Steam Drum

Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol


kebutuhan air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya
adalah memisahkan uap dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air
boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan pada level
normalnya. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam)
beserta air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap.
Untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka
dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun
ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan
menguap.

37
Gambar 4.29 Steam Drum
2. Superheater

Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap


yang berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah
sehingga belum dapat digunakan. Proses Pemanasan
untuk superheater diambil dari panas gas buang hasil pembakaran
diruang pembakaran (furnace). Superheater dibagi menjadi 3
tahap yaitu : Primary superheater, Secondary superheater, Final
superheater. Primary superheater menerima gas yang relatif
dingin untuk dipanaskan dengan gas buang yang dialiri searah
dengan aliran uap tersebut. Kemudian uap keluar dari secondary
superheater outlet melalui transfer yang dilengkapi dengan
pipa spary type attemperator untuk mengatur suhu uap
menuju secondary superheater. Disini uap akan dipanas lebih
lanjut seperti di primary superheater, selanjutnya uap akan
ke final superheater dimanan uap juga akan dipanasi. Uap
dari final outlet superheater masuk ke final superheater. Dan
keluar melalui final outlet superheater untuk meninggalkan boiler
menuju high pressure. Suhu uap pada superheater ini yaitu
378.43oC 2.12 Mpa.

38
3. Hight Pressure Turbin

Uap dengan suhu 378.43oC dan tekanan 2.12 Mpa dari


Superheater akan masuk ke hight pressure turbin untuk memutar
turbin. Pada hight pressure turbin ini mempunyai blade yang
kecil dan rapat yang sudah di desain dengan memperhitunkan
potensi uap yang masuk.

4. Reheter

Reheater digunakan untuk menaikan kembali entalpi uap


setelah diekspansikan di high pressure turbine dengan jalan
dipanaskan ulang. Pada pemanasan ulang itu temperatur akan
naik, sedangkan tekanannya tetap sehingga entalpi uap akan naik
kembali.

5. Economizer

Economizer adalah alat yang digunakan untuk


memanaskan air pengisi boiler dengan media pemanas energi
kalor yang terkandung didalam gas bekas. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan air pengisi boiler yang suhunya tidak jauh
berbeda dengan air yang terdapat pada boiler drum, yang dapat
mengakibatkan keretakan pada dinding boiler dengan kata lain
economizer memiliki fungsi mengurangi thermal stress serta
untuk menaikkan efisiensi boiler.

6. Downcomer

Pada komponen ini berfungsi untuk membuang air dalam


drum bagian atas, pembuangan air dilakukan bila terdapat zat-zat
yang tidak dapat terlarut, contoh sederhananya ialah munculnya
busa yang dapat menganggu pengamatan terhadap gelas penduga.
Untuk mengeluarkan air dari dalam drum, digunakan blowdown

39
valve yang terpasang pada drum atas, katup ini bekerja bila
jumlah busa sudah melewati batas yang ditentukan.

7. Wall Tube/ Riser (Pipa-Pipa Air)

Wall tube merupakan pipa-pipa yang berada pada sisi


dinding sepanjang furnance, bertujuan agar terjadi perpindahan
panas dari ruang bakar ke water . dimana dalam wall tube
sebagian water akan berubah menjadi steam. Pipa-pipaair
memperoleh air dari header bagian bawah ruang bakar. Pipa-pipa
header tersebut diisi oleh downcomer yang mengalirkan air dari
Drum, turun ke bawah melalui bagian luar dari ketel dan mengisi
header .

8. Boiler Circulating Pump

Boiler circulating pump berfungsi untuk membantu


mengalirkan air dari downcomer menuju wall tube, pompa ini
merupakan jenis sentrifugal yang di gerakkan oleh motor listrik.
Pompa menggunakan air sebagai media pendingin.

9. Kondensor

Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi


air. Prosesnya uap dari low pressure turbin masuk dan didialirkan
kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap
mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin
mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut
kondensor tipe surface (permukaan). Uap yang telah berubah fase
menjadi cair digunakan sebagai air umpan boiler.

40
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin
sehingga memudahkan aliran uap turbin untuk masuk kondensor
karena grafitasi. Selain itu kondesor juga merupakan tempat
penambahan air demin dari make up water tank untuk menambah
volume air umpan boiler.

10. Condensate pump


Condensate pump adalah pompa yang berfungsi untuk
mengalirkan air kondensat dari Condensor menuju deaerator.

11. Gland Steam


Air kondensat akan melalui pemanasan di gland steam
sebelum masuk ke deaerator. Gland steam adalah alat penukar
panas yang memanfaatkan uap bekas dari perapat poros turbin,
Uap bekas ini akan memanaskan air kondensat yang mengalir
melintasi gland steam. Temperatur air keluaran sekitar 45°C.

12. Low Pressure Heater


Air umpan boiler dari gland steam akan mengalir melalui
LP heater. Alat ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi siklus
serta untuk menghemat pemakaian bahan bakar. Apabila air
umpan boiler tidak dipanaskan terlebih dahulu, maka dibutuhkan
lebih banyak bahan bakar untuk menaikkan temperature air

41
umpan di dalam boiler. LP heater menggunakan uap ekstraksi
dari intermediate pressure turbin dan low pressure
turbin.Temperatur air keluaran sekitar 130°C.

Gambar 4.30 Low Pressure

13. Deaerator

Air dari low pressure heater mengalir masuk ke


deaerator. Deaerator berfungsi untuk membuang gas-gas
pencemaran dari dalam air kondensat seperti oksigen (O2),
karbondioksida (CO2), dan non condensable gas lainnya.
Pencemaran gas dapat menyebabkan korosi pada saluran dan
komponen-komponen yang dilalui oleh air kondensat. Panas yang
digunakan untuk memanaskan ini berasal dari intermediated
pressure turbin. Temperatur air keluaran sekitar 145°C.

Gambar 4.31 Daerator

42
14.Boiler Feed Pump

Boiler feed water pump berfungsi untuk mengontrol dan


mensuplai air pada jumlah tertentu yang berasal dari deaerator
menuju boiler dengan spesifikasi tekanan tertentu. Air tersebut
sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami pemanasan awal
(pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh BFWP juga
memiliki temperatur tertentu yang cukup panas.

15.High Pressure Heater

High pressure heater berfungsi untuk memanaskan air


umpan boiler yang melewatinya, air umpan ini berasal dari
deaerator.Uap panas untuk memanaskan air umpan diperoleh dari
uap ekstraksi high pressure turbin. Temperatur air keluaran
sekitar 220°C.

4.3.1.6 Sistem Bahan Bakar Pembakaran

Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan


untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
di butuhkan.

1. Coal Bunker

Adalah tempat penampungan batu bara terakhir sebelum


digunakan untuk tungku pembakaran (furnance) di boiler. PLTU
Jeneponto memiliki 4 coal bunker yang digunakan untuk
mendukung suplai batu bara ke 1 unit Boiler.

43
Gambar 4.32 Coal Bunker

2. Coal Feeder (Pengumpan)

Berfungsi untuk mengalirkan batu bara yang berasal dari


suatu bunker untuk di transfer ke furnance yang digunakan
sebagai bahan bakar. Coal Feeder ini mempunyai kecepatan
rendah dan daya hantar pendek dan dapat diatur kecepatanya
sesuai aliran batu bara yang diinginkan. PLTU Jeneponto
memiliki 1 unit coal feeder untuk setiap 1 unit bunker, sehingga
terdapat 4 unit coal feeder untuk 1 unit boiler.

Gambar 4.33 Coal Feeder

3. Puverizer/ Mill

Berfungsi untuk menggiling batu bara hingga halus, batub


ara keluaran pulverizer akan berukuran 200 MESH atau 75 µm.
Sedang untuk membawa bubuk batu bara ke furnace,

44
dihembuskan udara primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh

45
primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada air preheater
sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batu bara. PLTU
Jeneponto terdiri 4 unit coal mill untuk 1 unit Boiler, dengan
menggunakan tipe Bowl mill.

Gambar 4.34 Puverizer/Mill

4. Primary air fan (PAF)


Berfungsi menghembuskan udara primer ke mill untuk
membawa bubuk batu bara ke furnace, dipanaskan pada air
preheater sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batubara.

Gambar 4.35 Primary air fan

46
5. Seal Air fan (SAF)

Yaitu alat yang berfungsi menghasilkan udara perapat


yang digunakan pada Mill Pulperizer dan acces udara pada boiler.

Gambar 4.36 Seal air fan

6. Oil burner

Sebagai bahan bakar penyalaan/pembakaran awal,


menaikkan temperatur dan tekanan pada saat mulai dingin serta
berfungsi sebagai stabilisasi pembakaran.Untuk kesempurnaan
proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang

Gambar 4.37 Oil Burner

47
7. Furnace

Berfungsi untuk membakar batu bara, selain dari PA fan,


udara pembakaran juga di dapatkan dari secondary air yang
berasal dari FD Fan.

4.3.2 Turbin

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah


energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah
menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Suatu turbin
dapat terdiri dari satu dua atau banyak silinder yang merupakan mesin
rotasi berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik.

Tiap silinder memiliki sebuah rotor yang disangga oleh bantalan-


bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung menjadi satu termasuk rotor
generator. Ruang diantara rotor dengan rumah turbin (casing) terdiri dari
rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang dijajarkan
berselang-seling.
Sudu-sudu tetap dipasang disekeliling bagian dalam rumah
turbin, sedang rangkaian sudu gerak dipasang pada rotor. Bila kedalam
turbin dialirkan uap, maka energi panas yang dikandung uap akan diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Mula-mula energi panas dalam uap diubah terlebih dahulu
menjadi energi kinetik (kecepatan) dengan cara melewatkan uap melalui
nosel-nosel. Uap berkecepatan tinggi kemudian diarahkan ke sudu-sudu
sehingga menghasilkan putaran poros turbin dimana energi mekanik ini
selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator, pompa dan
sebagainya.

48
Perubahan energi panas menjadi energi kinetik terjadi didalam
nosel (sudu diam) turbin, sedangkan perubahan energi kinetik menjadi
energi mekanik dalam bentuk putaran rotor turbin terjadi pada sudu jalan
turbin.

Gambar 4.34 Konversi Energi didalam Turbin

Jadi didalam turbin, uap mengalami proses ekspansi yaitu


penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Akibat pengurangan
tekanan uap didalam rangkaian sudu-sudu, maka kecepatan uap
meningkat sangat tinggi. Kecepatan aliran uap tersebut akan bergantun

49
pada selisih banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi. Selisih
banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi didalam turbin
dinamakan penurunan panas/heat drop.
Pada PLTU Jeneponto menggunakan turbin uap N125-13.24/535/535
dengan daya 125 MW.

Gambar 4.35 Turbin Uap

Berikut Spesifikasi turbin uap N125-13.24/535/535

Tipe : Super-high temperature and pressure,


condensing Double-casing impulse-type steam
turbin
Manufacture : Dongfang Turbin Co,
Ltd. Rated Output : 125 MW
Rated Power : 135 MW
Fresh Pressure : 13,24
Mpa
Exhaust Pressure : 0,0075 Mpa (7.5
KPa) Steam Temperature : 535 ºC
Rated Speed : 3000 rpm
Critical speed : 1562.3 rpm (design)

4.3.3 Generator

Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan


energi listrik. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan
menghasilkan tegangan listrik saat turbin berputar. Proses konversi

50
energi didalam generator adalah dengan memutar medan magnet didalam
kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi
kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara
kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjad i
medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem
pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut
eksitasi.

Gambar 4.36 Generator Uap

Spesifikasi Turbogenerator PLTU Jeneponto adalah sebagai berikut:

Manufacture : Shandong Jinan Power Equipment Pactory


Type : QF-125-2-13.8
Rated Power : 125 MW
Rated Output : 156,25 MVA
Rated Voltage : 13.800 V
Rated Current : 6537,0 A
Excitation Current : 1432,8 A
Frequency : 50 Hz
Rated Speed : 3000 rpm/min
Power Factor : 0.8 Lagging

51
4.3.4 Transformator

Traformator merupakan alat listrik yang berfungsi untuk


menaikkan dan menurunkan tegangan. Tenaga listrik yang dihasilkan
dari keluaran trafo selanjutnya dihubungkan ke rangkaian serandang
hubung (switch yard). Selanjutnya dilanjutkan ke gardu induk (GI).
Spesifikasi Transformator Utama PLTU Jeneponto :

Pabrik pembuat : Chongqing AEA Transformator Group


Rated Power : 63 MVA
Rated Voltage : 10,5 kV/150kV
Rated Current : 230,2 A/ 3464 A
Wiring Group : Ynd11
Frequency : 50 Hz
Cooling : ONAN/ONAF
Impedance Uk : 12 %

(a) (b)
Gambar 4.37 Trafo Utama (a) dan Pemakaian Sendiri (b)

52
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

PLTU adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga uap untuk


menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Secara
umum proses pembangkitan listrik dengan tenaga uap dibagi menjadi tiga
plant yaitu water treatment plant, coal handling system, dan peralatan boiler
turbin generator (BTG).
Pada water treatment plant, air asin diolah menjadi air umpan boiler
untuk diolah menjadi steam yang akan menggerakkan turbin. Sumber bahan
baku yang digunakan ialah air laut. Air umpan boiler dari WTP dipastikan
bebas dari kandungan O2, bebas dari asam, bebas dari bakteri maupun bebas
dari mineral-mineral lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
boiler.
Bahan bakar utama yang digunakan adalah batubara yang disediakan
dari coal handling system. Batu bara ini dimasukkan ke bunker dengan
menggunakan bantuan belt conveyer dan beberapa alat pendukung lainnya.
Batu bara inilah yang akan memanaskan air umpan boiler tadi menjadi steam.
Setelah air umpan masuk kedalam boiler, panas dari batu bara akan
mengubah air tersebut menjadi uap panas lanjut atau uap superheated yang
kemudian dialirkan ke turbin yang akan menghasilkan energi mekanik yang
selanjutnya diubah menjadi energi listrik oleh generator. Diantara turbin dan
generator terdapat couple yang berfungsi untuk menjaga agar putaran turbin
dan generator sejajar. Selanjutnya energi listrik ini dialirkan ke transformator
(Trafo) untuk dinaikkan tegangannya dan disalurkan ke gardu listrik
Pembangkit Listrik Negara (PLN).

53
5.2 Saran

1. Lebih mengutamakan Keselamatan Kesehatan Kerja demi terciptanya


tenaga yang sehat sehingga kinerjanya lebih maksimal.
2. Pada sistem Coal Handling agar selalu melakukan pengecekan berkala
terhadap sensor yang ada dikarenakan sudah banyak sensor yang tidak
memiliki keakuratan dan juga terdapat sensor yang sudah tidak berfungsi
3. Lebih memperhatikan maintenance peralatan agar memperlancar proses
kerja pembangkit listrik.

54
DAFTAR PUSTAKA

Tanpa Nama, 2017 ,“PLTU


Jeneponto Ekspansi 2 x 125
MW (NET OUTPUT)”.
Makassar :
PT Bosowa Energi
Tanpa Nama, 2022 ,”PLTU Jeneponto Ekspansi 2 x 125 MW”.Makassar: PT. Bosowa
Energi.

55
L
A
M
P
I
R
A
56
N

57
58
DAFTAR HADIR PRAKTEK INDUSTRI

BULAN KE : 1
HARI/PARAF
Nama Nim SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT KET
PARAF PARAF PARAF PARAF PARAF

Muh. Fadlyansyah Sutejo 1924152015

Ishak Maulana Aimar 1924152017

Jeneponto, Oktober 2022


Pembimbing Lapangan

Djuanda Duli
DAFTAR HADIR PRAKTEK INDUSTRI

BULAN KE : 2
HARI/PARAF
Nama Nim SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT KET
PARAF PARAF PARAF PARAF PARAF

Muh. Fadlyansyah Sutejo 1924152015

Ishak Maulana Aimar 1924152017

Jeneponto, Oktober 2022


Pembimbing Lapangan

Djuanda Duli

DAFTAR HADIR PRAKTEK INDUSTRI


BULAN KE : 3
HARI/PARAF
Nama Nim SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT KET
PARAF PARAF PARAF PARAF PARAF

Muh. Fadlyansyah Sutejo 1924152015

Ishak Maulana Aimar 1924152017

Jeneponto, Oktober 2022


Pembimbing Lapangan

Djuanda Duli
63
64

Anda mungkin juga menyukai