Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB I
PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia maka semakin tinggi
juga sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Namun dengan tingginya
sumber daya manusia tidak memastikan bahwa sumber daya tersebut berkualitas.
Oleh karena itu Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lainnya untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Dengan adanya teknologi yang canggih belum tentu menunjang berkualitasnya
sumber daya manusia tersebut. Namun dengan terjun langsung kedunia kerja
yang sebenarnya maka sumber daya tersebut akan terlatih dengan sendirinya.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
maka harus diimbangi juga dengan sumber daya manusia yang handal. Jika tidak,
maka kita akan tergilas dengan pesatnya ke majuan serta katatnya persaingan. Di
dalam upaya peningkatkan sumber daya manusia, Indonesia melakukan beberapa
kerja sama guna mempercepat pengalihan teknologi. Beberapa teknologi tersebut
adalah upaya pengolahan air laut yang dapat menghasilkan sehingga
menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik. Sampai saat ini listrik
memegang peranan penting dalam kehidupan, semakin berkembangnya suatu
teknologi maka semakin banyak pula kebtuhan listrik yang dibutuhkan hal
tersebut juga berbanding lurus dengan pembangunan maupun kebutuhan tersier
masyarakat umumnya.
Terlebih pada masa era globalisasi dan pasar bebas seperti saat ini, kebutuhan
akan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas sangatlah tinggi. Hal ini
dibutuhkan agar sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dengan sumber
daya manusia luar negeri yang berkualitas. Oleh kerana itu dibutuhkan sumber

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 1


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

daya manusia yang memiliki keahlian yang lebih dari satu. Salah satu cara untuk
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat menjadi tenaga kerja
yang baik dapat dicapai dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah dipelajari pada dunia kerja nyata, sehingga menjadi keseimbangan antara
ilmu yang dipelajari dengan kenyataan yang sebenarnya.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, Politeknik Negeri Ujung
Pandang memiliki sistem pendidikan yang menitik beratkan pada praktek dan
teori, yang diharapkan mampu mencetak atau menghasilkan tenaga-tenaga
professional yang siap pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk
mewujudkan itu, Politeknik Negeri Ujung Pandang secara khusus jurusan Teknik
Kimia mempunyai program kegiatan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa,
yang bertujuan memberikan pengalaman dan wawasan kerja serta menambah
kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Berdasarkan tuntutan akademis tersebut, maka kami melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Bosowa Energi dalam bentuk Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Jeneponto 2 x 125 MW selama satu bulan sehingga diharapkan mampu
menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman untuk belajar
menghadapi dunia kerja serta dapat mengasah kemampuan berinteraksi social
terhadap lingkungan kerja nyata.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja PLTU secara umum.
2. Mengetahui proses pngoperasian PLTU Jeneponto 2 x 125 MW.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 2


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.3 Tujuan Umum


1 Untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2 Untuk mendapatkan pengalaman kerja sekaligus menggabungkan antara teori
yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan kerja.
3 Untuk melatih keterampilan, sikap serta pola bertindak di dalam lingkungan
kerja yang sesungguhnya.

1.4 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja PLTU secara umum.
2. Untuk mengetahui proses pngoperasian PLTU Jeneponto 2 x 125 MW.

1.5 Manfaat
1. Dapat mengetahui fungsi dan prinsip kerja PLTU secara umum.
2. Dapat mengetahui proses pngoperasian PLTU Jeneponto 2 x 125 MW.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Bososwa Energi PLTU
Jeneponto Coal Fired Steam Power Plant 2X125 MW, Desa Punagaya, Kec.
Bangkala, Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan PKL
mulai tanggal 22 Juli sampai dengan 22 Agustus 2015.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 3


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.7 Metode Pengumpulan Data

Karena Laporan Kerja Praktek ini merupakan suatu studi penulisan, maka
penulis mencari dan mengumpulkan bahan-bahan dan data-data yang diperlukan
dengan metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap


proses pengoperasian dan sistem yang ada pada PLTU Jeneponto.
2. Metode wawancara, mengumpulkan data dengan cara melakukan
wawancara atau diskusi dengan narasumber dari perusahaan yang
memiliki pengetahuan mengenai pengoperasian dan sistem yang ada di
PLTU Jeneponto.
3. Metode partisipasi, cara mengumpulkan data dengan melibatkan diri
secara langsung di perusahaan terutama yang berhubungan dengan pokok
permasalahan.
4. Metode studi literatur dan studi pustaka, dengan membaca buku
pendukung yang telah tersedia di perusahaan. Selanjutnya dibandingkan
dengan keadaan nyata yang ada di lapangan.

1.8 Batasan Masalah


Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) kami dituntut untuk menyusun
suata laporan PKL yang membahas mengenai proses di komponen utama dan
komponen pendukung di PLTU Jeneponto. Pembimbing kami di PT.Bosowa
Energi memberikan tugas untuk membahas proses di Water Treatment Plant
(Demineral Plant) secara khusus dan membahas proses di Coal Handling serta
Boiler Turbin Generator secara garis besar .

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 4


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

Kebutuhan akan energi listrik di indonesia, khususnya diwilayah


Sulawesi Selatan dan sekitarnya cenderung meningkat terutama untuk
masyarakat setempat. Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah
tersebut adalah program percepatan 10.000 MW dengan membangun PLTU
Jeneponto, Sulawesi Selatan 2x125 MW. Keberadaan proyek ini sangat
diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik yang diproyeksikan akan terjadi
di dua (2) atau tiga (3) tahun mendatang. Sementara itu ketersediaan energi
listrik yang dihasilkan oleh PLTD, PLTG/GU dan PLTA yang meyuplai
kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan, belum mampu memenuhi
permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Sehingga diharapkan dengan
pembangunan pembangkit ini, maka PLN akan mampu memenuhi kebutuhan
listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
PLTU Jeneponto terletak di pantai Buttaguntung desa Punagaya.,
kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan luas area
sekitar 50 hektar, 10 km dari jalan utama trans Sulawesi Makassar-Jeneponto,
kira-kira 68 km dari kota Makassar, Sulawesi Selatan.
PT. Bosowa Energi adalah perusahaan joint venture antara Bosowa
Coorporation dan sumber gas Sakti Prima yang merupakan salah satu
Independent power producer (IPP). PLTU Jeneponto dengan bahan bakar
batubara mensupply power ke sistem jaringan 150kV PLN SULSELBAR dengan
masa kontrak 30 tahun. PLTU Jeneponto didirikan diatas lahan seluas 62,3 ha
dan terintegritas dengan pelabuhan khusus yang dapat disandari barge 12.000

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 5


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DWT. Kehadiran PLTU Jeneponto sangat membantu PT. PLN (persero) dalam
penyediaan tenaga listrik di SULSELBAR serta membantu pemerintah dalam
penurunan subsidi bahan bakar minyak. PLTU ini dioperasikan bersama
perusahaan asal China, Chengda Engineering Coorporation.
Adapun sejarah singkat dari PLTU Jeneponto ialah pembangunan
pelabuhan khusus Februari 2010 – Mei 2011, pembangunan pembangkit Juli
2010 – April 2012, commisioning Mei – Oktober 2012, Commercial operation
date 2012. Dengan prestasi yang dicapai yaitu periode pelaksanaan konstruksi
yang cepat.
PLTU Jeneponto terdiri dari pakan pembangkit listrik yang terbesar di
Sulawesi Selatan. Dua unit masing-masing berkapasitas 125 MW dengan
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya dan high speed diesel
(HSD) untuk start up steam generator sampai pada beban ±45%. HSD dipasok
dengan kapal tanker melalui fuelunloading jetty menggunakan pipa sepanjang
±800 m ke tangki penyimpanan HSD. Sedangkan batubara dipasok melalui coal
unloading jetty dan di transfer dengan menggunakan belt conveyor ke coal
storage area atau ke coal bunker. Tenaga listrik yang dihasilkan, disalurkan
dengan tegangan 150 kV ke sistem jaringan transmisi Sulawesi Selatan.
PLTU Jeneponto memiliki sertifikat kelayakan operasi untuk setiap
unitnya, untuk unit I sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik
kelayakan operasi nomor: 585.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 30
September 2012 hingga 29 September 2017, kemudian untuk unit II sertifikat
dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik kelayakan operasi nomor:
666.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 31 Oktober 2012 hingga
Oktober 2017.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 6


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Besaran investasi pembangunan PLTU Jeneponto mencapai 203.000.000


USD yang bersumber dari pinjaman China development Bank dan Bank Rakyat
Indonesia serta equity Bosowa Energy.
Proses konstruksi PLTU Jeneponto meliputi :
1. UNIT 1
Jetty construction : Feb 2010-May 2011
Land clearing : July 27, 2010
First excavation : July28, 2010
Drum lifting #1 : July 23, 2011
Generator lifting #1 : July 23, 2011
Boiler hydraulic test #1 : July 24, 2011
First firing #1 : January 16, 2012
Steam purging #1 : March 18, 2012
Synchronize #1 : 18-22 Of March 2012
Rr test 168hr #1 : May 1, 2012
Ndc test #1 : May 30-June 4, 2012
Load rejection test #1 : August 5-6, 2012
Performance test #1 : August 16-17, 2012

2. UNIT 2
Drum lifting #2 : December 16, 2011
Generator lifting #2 : December 16, 2011
Boiler hydraulic test #2 : June 18, 2012
First firing #2 : August 10, 2012
Steam purging #2 : August 30, 2012
Official synchr : September 6, 2012
Load rejection #2 : October 10-13, 2012

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 7


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

RR test 168hr #2 : October 14-20, 2012


NDC test #2 : October 15-19, 2012
Performance test #2 : October 20-30, 2012
COD : October 2012

2.2 Struktur Organisasi


Adapun struktur organisasi site PT. BOSOWA ENERGI Jeneponto Coal
Fired Steam Power Plant 2X125 MW
1. General Manager
Bertanggung jawab penuh atas PLTU dan bertanggung jawab atas
implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan
perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan startegi perusahaan
sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh.

2. Secretary
a. Tugas administrasi perkantoran, meliputi surat menyurat, pembuatan
laporan,dan pengisian.
b. Tugas resepsionis, meliputi making call, melayani tamu, dan
menyusun jadwal pertemuan pimpinan.
c. Tugas social, meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim
ucapan selamat kepada relasi, dan mempersiapkan resepsi/jamuan
acara resmi kantor.
d. Tugas Insidentil, meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan
pidato, presentasi, dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.

3. O & M Manager
Bertugas untuk mengatur semua operasional listrik dan pemeliharaannya.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 8


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. ADM& Umum manager


Bertugas untuk koordinasi dan membantu operasional umum organisasi.
Untuk mengola suatu proyek organisasi guna menjamin audit dan
dokumentasi pekerjaan dengan baik sesuai prosedur.

5. R & D Manager
Bagian R & D bertaanggung jawab untuk memastikan kualitas performasi
dalam perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan,
bertanggung jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang telah
dianggarkan perusahhan untuk riset dan pengembangan, melalkukan test
dan jarang membuat alat test sendiri dan terus mengembangkan teknologi
baru untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkanperusahaan dan
juga bagian yang dihubungi apabila pihak luar hendak melakukan
kerjasama dengan perusahaan yang berkaitan dengan pengadaan barang
dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan perusahaan.

6. Rendal Operasi
Perencanaan dan pengendalian operasi seperti beban dan termsuk CCR,
pelaporan hasil produksi bunker.
a. Operator CCR
Berikut adalah beberapa tugas operator antara lain :
1) Memonitoring kinerja mesin PLTU seperti boiler, turbin dan
generator dari CCR.
2) Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas
lapangan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 9


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3) Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga


peralatan tidak cepat rusak sehingga jangka waktu pemakaian
peralatan akan lebih lama.
4) Menempatkan peralatan dengan aman diarea yang telah di
tentukan.
5) Mengikuti peraturan mematikan mesin dengan baik
6) Memastikan bahawa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal.
7) Memastikan kebersihan alat selalu terjaga.

b. ADM produksi
Tugasnya merekap dan membuat laporan hasil produksi mingguan
dan bulanan, serta membantu kelancaran proses produksi dan mulai
penyediaan bahan baku, perlengkapan dan peralatan kerja.

c. Bahan bakar
Melakukan pekerjaan administrasi bahan bakar, menghitung
inventorying bahan bakar, menjadwalkan pengadaan bahan bakar
serta pengecekan kualitas bahan bakar.

7. Rendal maintenance
Perencanaan dan pengendalian maintenance, mengatur schedule
maintenance menegndalikan dan mengawasi maintenace.
a. BTG engineer
Bertugas melakukan patroli disekitar boiler, turbin dan generator
b. Coal & ash handling engineer
Bertugas melakukan patroli disekitar coal dan ash handling

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 10


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

c. WTP & WWTP engineer


Bertugas melakukan patroli disekitar WTP dan WWTP.

8. HR dan Umum
a. Personalia
Bertanggungjawab terhadap persoalan administrasi yang bertugas
mengurus pengembangan karir dan mengadakan training.
b. Bagian umum
Bertugas mengurus hal-hal umum yang sifatnya mendukung operasional
contohnya seperti bidang security, cleaning, authorial dan hal-hal
umum lainnya.
c. Document Control
Bertugas mengatir dan mengarsipkan semua dokumen perusahaan
d. Comdev
Seorang manager condev bertanggungjawab atas :
1) Mendesain, mengimplementasikan, dan mengelola program
CD/CSR untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai
dengan aturan hukum positif, perarturan perusahaan dan hal-hal
terkait lainnya.
2) Menyediakan dukungan manajemen dalam meningkatkan citra
dan reputasi perusahaan serta menciptakn hubungan yang baik
antara perusahaan dan masyarakat dan pengusaha/pemerintah
setempat.
e. Cashier
Bertugas mengatur keuangan di lapangan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 11


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

9. Lingkungan dan K3
a. Lingkungan
Berhubungan dengan lingkungan serta kebersihannya.
b. Safety&Security
Bertugas melaksanakan koordinasi antara Bosowa dengan pelaksana.

10. Logistik
a. Gudang
Sebagai tempat penyimpanan material dan spare part serta mengatur
barang keluar masuk gudang
b. Pengadaan
Melakukan pengadaan barang, maupun mencari vendor serta
melakukan transaksi untuk pengadaan barang.

11. Project Officer


a. Civil Engineering
Bertugas untuk mereview desain bangunan, mengawasi pelaksanaan,
mengevaluasi pekerjaan dan melaporkan hal-hal yang berhubungan
dengan bagian sipil.
b. Electrical Engineer
Bertugas untuk mereview desain kelistrikan , mengawasi pelaksaan
pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan dan melaporkan hal-hal yang
berhubungan dengan bagian kelistrikan.
c. Mechanical engineer
Bertugas untuk mereview desain mekanikal , mengawasi pelaksaan
pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan dan melaporkan hal-hal yang
berhubungan dengan bagian mekanikal.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 12


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d. Supporting engineer
Bertugas untuk mendukung kelangsungan kerja dari sipil engineer,
electrical engineer dan mechanical engineer.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 13


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 14


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Fungsi PLTU


PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat
sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Dalam usaha penyediaan
energi listrik yang handal dan efisien inilah didirikan PLTU Jeneponto yang
merupakan salah satu Unit yang memproduksi energi listrik dengan
menggunakan bahan bakar utama Batubara dan terkoneksi langsung dengan
UPB (Unit Pengatur Beban) PT. PLN (persero) wilayah Sulselrabar.
PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU
berlangsung melalui 3 tahapan. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar
diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur
tinggi. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik. PLTU
adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena
efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan
energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 15


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.1Proses konversi energy pada PLTU

3.2 Prinsip Kerja PLTU


Pada proses pengoperasian PLTU Jeneponto menggunakan fluida
kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Pertama air diisikan ke
boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam
boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan
udara sehingga berubah menjadi uap. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan
tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Ketiga, generator yang dikopel
langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari
perputaran medan magnet dalam kumparan.
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan
air pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi
uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 16


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Proses yang terjadi dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Gambar 3.2 Siklus fluida kerja PLTU

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan


dengan diagram T – s (temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus
rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 17


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.3 Diagram T -s

Keterangan:
a – b : Air dipompa dari tekanan P2 ke P1. Langkah ini disebut kompresi
isentropis. Proses ini berlangsung pada pompa air pengisi.

b – c : Air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih.


Wujudnya adalah dari fasa cair ke fasa cair Jenuh.

c – d : Air jenuh berubah wujud menjadi Fasa uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar (tekanan tetap) dan
entropi bertambah karena adanya proses pemanasan dalam furnace,.

d – e : Uap jenuh dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai suhu kerjanya


sehingga menghasilkan uap superheat. Langkah ini terjadi di boiler
dengan proses isobar.

e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah


ini adalah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.


Langkah ini adalah isobar isotermis, dan terjadi didalam kondensor.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 18


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.3 Keunggulan Dan Kelemahan PLTU


PLTU merupakan pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik sehingga menghasilkan energi listrik yang
ekonomis.
Keunggulan PLTU
• Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar
(padat, cair, gas).
• Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
• Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
• Kontinyuitas operasinya tinggi
• Usia pakai (life time) relatif lama

Kelemahan PLTU
• Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar.
• Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar.
• Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu.
• Investasi awalnya mahal

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 19


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.4 Bagian-bagian PLTU


PLTU Jeneponto terdiri dri 2 unit masing-masing berkapasitas 125MW
yang tersusun atas beberapa komponen utama yaitu boiler, turbin uap,
kondensor, pompa dan generator. Selain itu terdapat pula beberapa peralatan
penunjang seperti:

a. Water treatment plant c. Auxiliary Boiler


b. Coal handling system d. Waste water treatment plant
c. Ash handling system e. Chlorination Plant

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi


dengan sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen
tersebut. Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama
akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 20


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada PLTU Jeneponto 2 x 125 MW adalah unit dengan mesin pembangkit


yang terdiri dari komponen utama dan instalasiperalatam penunjang. Komponen
utama PLTU adalah unit Boiler Turbin Generator (BTG) terdiri dari sebagai berikut :
1. Boiler, Kondensor dan Pompa
2. Turbin uap
3. Generator
Selain itu PLTU Jeneponto dalam proses pengoperasiannya didukung oleh :
1.Coal dan Ash Handling
2.Water Treatment Plant (WTP)
3.Waste Treatment Plant ( Masih dalam tahap pembangunan dan belum
beroperasi )
4.Chlorination Plant
5.Auxiliary Boiler
Secara sederhana dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Coal and Ash
Handling

Water Treatment
Plant

Boiler Turbin
Generator (BTG)

PLN

Gambar 4.1 Komponen yang terdapat di PLTU Jeneponto

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 21


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan


sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan
atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.

4.1 Water Treatment Plant ( WTP)


Water Treatment Plant pada Pembangkit Listrtik Tenaga Uap (PLTU
Jeneponto) merupakan instalasi pengolahan air yang berfungsi untuk
memproduksi semua kebutuhan air bagi operasional PLTU. Pada dasarnya ada
dua jenis air yang dibutuhkan PLTU yaitu Demineralized Water atau Air Demin
dan Fresh Water yang dipergunakan sebagai Air Service. Air demin merupakan
air yang tidak mengandung mineral-mineral (bebas dari mineral-mineral yang
terlarut dalam air) yang didapatkan melalui proses pengolahan air laut sebagai air
bakunya yang berfungsi sebagai air umpan pada boiler dalam menghasilkan steam
melalui proses perubahan fase air menjadi vapour atau uap air yang nantinya akan
digunakan sebagai penggerak pompa turbin.

Gambar 4.2 Water Treatment Plant PLTU Jeneponto

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 22


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Adapun tahapan proses pengolahan air baku (air laut) menjadi air demin
digambarkan di diagram Alir Water Treatment Plant :

Gambar 4.3 Diagram alir proses water treatment plant

4.1.1 Intake

Gambar 4.4 Intake

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 23


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Intake merupakan tempat masuknya air laut sebagai air baku pada
instalasi pengolahan air (Water Treatment Plant). Intake juga merupakan
tempat penyaringan air laut yang pertama dilakukan sebelum masuk ke proses
pengolahan selanjutnya. Pada jalur masuk intek dipasang jaring-jaring yang
berfungsi untuk menyaring partikel-partikel besar seperti kayu,dan ikan besar.
Sebelum air memasuki intek terlebih dahulu di injeksikan Natrium
Hipo Clorid (NaClO) yang berfungsi untuk mematikan mikroorganisme yang
lolos dari penyaringan pertama kemudian diteruskan ke penyaringan kedua
yaitu Bar Screen yang berfungsi untuk menyaring sisa partikel-partikel yang
lebih kecil atau binatang laut yang mati seperti kerang-kerang dan ikan kecil.
Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran yang mungkin
terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air laut kemudian di teruskan ke
Cooling Water Pump. Fungsi dari CWP (Cooling Water Pump) ini sendiri
yaitu untuk memompa air laut menuju Condensor dan juga akan diteruskan
menuju Clarifier.

Gambar 4.5 Traveling Screen

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 24


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.1.2 Clarifier
Clarifier merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk menjernihkan
air baku (air laut) yang masih mengandung partikel-partikel pengotor dengan
cara pengendapan, untuk mempercepat proses pengendapan ditambahkan
chemical koagulan agar terjadi proses koagulasi pada air. Koagulasi adalah
suatu proses pemisahan padatan yang tersuspensi dalam air melalui proses
kimia. Zat kimia yang ditambahkan yaitu PAC (Poli Aluminium Clorida)
yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel kecil menjadi partikel besar
yang mengendap kebawah dan natrium hipoclorid yang berfungsi untuk
membunuh lumut dan mikroorganisme.

Gambar 4.6 Clarifier

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 25


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Flok yang sudah terbentuk pada proses biasanya dibuang melalui drain
yang terdapat di bawah clarifier, sedangkan hasil air pengendapan di alirkan
ke penampungan selanjutnya dengan system overflow.
Dibutuhkan alat-alat penunjang clarifier agar proses pengendapan
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, alat-alat penunjang yang lazim
digunakan adalah:
a. Dosing pump yang berfungsi untuk inject chemical (koagulan, khlorin
dll), untuk besaran flow rate dosing pump dihitung berdasarkan
kapasitas pompa yang dibutuhkan dengan batas minimal 0,1-1% (mis:
Flow air yang diinginkan 2000 liter/jam maka dosing pump yang ideal
mempunyai kapasitas maksimal 2 liter – 20 liter/jam.
b.Mixing Tank yang berfungsi sebagai tanki buffer untuk memastikan
chemical teraduk sempurna dan iaseny dengan air, sehingga proses
kimiawi yang dihasilkan ias optimal.
c.Sediment Pond yang berfungsi kolam untuk mengendapkan lumpur atau
padatan yang telah terbentuk di clarifier tetapi belum sempat
mengendap dengan sempurna, sediment pond juga ias meringankan
kerja Sand Filter sehingga tidak sering mampat.
d.Bag Filter 20 micron, yang diperlukan jika karakter air baku tidak ias
merespon proses koagulasi dan flokulasi dengan cepat sehingga masih
tersisa flok flok halus yang tidak ias terendap sempurna walaupun
sudah melewati proses dalam sediment pont.
e.Lamella Plate diantaranya adalah mempunyai kapasitas dua sampai
empat kali lipat dibandingkan dengan clarifier konvensional, dapat
menghemat penggunaan coagulant dan frekwensi backwash filter dapat
dikurangi sehingga menghemat biaya operasional, dapat digunakan
untuk menghapus ion, padat dan untuk mengurangi kekeruhan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 26


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.7Lamela Plate

4.1.3 Filterbasin
Filter Basin terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen,
bata semen atau bak untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini
dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.
Tahapan ini memanfaatkan pasir lambat yang berfungsi untuk menyaring
partikel berukuran kecil yang lolos dari Clarifier. Jika pasir lambat telah jenuh
maka akan terbackwash dan sisa kotorannya akan dibuang secara otomatis.
Kemudian air laut diteruskan ke Sea Water Tank.

Gambar 4.8 Filter Basin

Pengolahan air bersih dengan menggunakan sistem saringan pasir lambat


konvensional ini mempunyai keunggulan antara lain :
 Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
 Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 27


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses


penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
 Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat
sederhana.

Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir


lambatkonvensiolal tersebut yakni antara lain :
 Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi
besar, sehingga sering terjadi kebuntuan. Akibatnya waktu pencucian filter
menjadi pendek.
 Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang
cukup luas.
 Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk
lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih
dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula.
 Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air
gambut.

4.1.4 Sea Water Tank


Sea Water Tank merupakan tempat penyedia bahan baku untuk clorin plan
dan penampungan raw water atau air umpan untuk ke MMF. Pada bagian ini
berjalan secara terus menerus sehingga terdapat saluran pembuangan apabila
di tangki sudah full (Overflow) menuju WWTP (Waste Water Treatment
Plan).

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 28


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.9 Sea Water Tank

4.1.5 MMF (Multi media Filter)


MMF (Multi Media Filter) berfungsi untuk menghilangkan partikel yang
berukuran ≥ 10-15 microns termasuk partikel yang berukuran kecil yang
sudah terkoagulasi yang terkandung dalam Raw Water. Disini terdapat 5 tank
MMF yang didalamnya terdapat tiga macam saringan yaitu pasir silika,
antrasit dan Garnet. Kadar Chlor harus dikurangi atau dihilangkan karena zat
tersebut dapat menyebabkan karat atau korosi.MMF juga berfungsi sebagai
tempat menyaring flokulan-flokulan yang lolos dalam penyaringan pada
filterbasin.Sebelum running, dilakukan back wash untuk membersihkan dan
membuang sisa air yang tertinggal pada proses sebelumnya.

Gambar 4.10MMF (Multi media Filter)

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 29


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.1.6 ACF (Active Carbon Filter)


Seperti dengan namanya pada bagian ini terdapat 4 tabung yang
didalamnya terdapat karbon aktif yang berfungsi untuk menghilangkan TSS,
menyerap kandungan Chlor yang masih tersisa, menghilangkan warna, bau
dan rasa pada air. Sebelum masuk ke Catridge Filter, terlebih dahulu di injek
dengan Chemical Reducing Agent yang berfungsi untuk mengikat Chlorin
dan Anti Scale yang berfungsi untuk menghancurkan kerak-kerak.

Gambar 4.11ACF (Active Carbon Filter)

4.1.7 Catridge Filter


Berfungsi untuk menyaring kotoran yang lewat dari MMF dan ACF dan
memastikan air yang masuk ke RO sudah bersih dari partikel pengotor.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 30


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.12 Catridge Filter

4.1.8 RO 1 (Reverse Osmosis)


Didalam RO 1 terdapat membran semi permeable yang sangat sensitif
sehingga dalam penggunaanya harus sesuai standar operasional. Pada proses
ini air asin berubah menjadi air tawar kemudian di lanjutkan ke fresh water
sedangkan air asin yang tidak melewati membran akan terbuang sebagai
Consentrate atau Reject.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 31


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.13 RO 1 (Reverse Osmosis)


4.1.9 Fresh water
Berfungsi sebagai tempat penampungan air umpan untuk RO 2 dan
sebagai air service yang berfungsi untuk kebutuhan sebagai Fire Fighting (air
pemadam) dan kebutuhan sehari-hari.

Gambar 4.14 Fresh Water

4.1.10 RO 2 (Reverse Osmosis)


Fungsinya sama dengan RO 1 hanya saja pada RO 2, Consentrate yang
terbuang langsung masuk ke
penampungan netral menuju
Reusing Tank yang nantinya
akan digunakan sebagai air
Spray Batu Bara. Kemudian
air yang lolos dari membran
diteruskan ke middle tank.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 32


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.15RO
2 (Reverse Osmosis)

4.1.11 Middle tank


Tempat penampungan air yang berasal dari RO 2 yang kemudian
diteruskan ke mixedbed.

Gambar 4.16 Middle Tank

4.1.12 Mixedbed
Berfungsi sebagai tempat mengikat kation anion yang terkandung dalam
air (Middle Water) dengan menggunakan resin kation anion (Ion Exchange)
sehingga nilai konduktivitasnya menurun.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 33


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.17Mixed Bed

Gambar 4.18NaOH Tank dan HCL Tank

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 34


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.1.13 Demin Tank


Sebagai tempat penampungan air demineral yang nantinya akan dijadikan
sebagai air umpan boiler.

Gambar 4.19 Demin Tank

Gambar 4.20 Waste Water Treatment

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 35


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.2 Coal Ash Handling


4.2.1 Teori Coal Ash Handling
PLTU secara garis besar menghasilkan listrik dengan mengubah air
menjadi uap dengan memanfaatkan panas dari pembakaran batubara dalam
boiler. Uap yang dihasilkan akan digunakan sebagai media penggerak turbin
uap yang telah dikopel dengan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
PLTU menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar batubara yang relatif besar jumlahnya
diperlukan suatu penanganan khusus yang dinamakan Coal Handling System.
Coal Handling System merupakan sistem untuk menangani mulai dari
pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (Unloading Area) sampai ke area
penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung pengisian ke bunker
(power plant), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di Boiler. Pada
coal handling terdapat 3 proses yaitu stacking, reclaiming, fhycing.
Stacking merupakan pembongkaran batu bara dari SU menuju ke coal
yard, reclaiming merupakan pengambilan batu bara dari coal yard menuju ke
bunker, sedangkan fhycing merupakan pengambilan batu bara dari tongkang
ke bunker.
Coal Handling System berfungsi menangani mulai dari pembongkaran
batubara dari kapal/tongkang (Unloading Area) sampai ke area
penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung pengisian ke bunker
(power plant ), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di Boiler. Alat
transportasi batubara yang digunakan dengan system conveyor.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 36


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.2.2 Coal Handling System


1. Coal Handling Area
a. Unloading Area/Pelabuhan (Jety)
Unloading Area (Jetty) merupakan dermaga atau tempat merapat kapal
laut pengangkut batubara dengan daya dukung maksimal tongkang 80.000-
10.000 MT. Dilengkapi dengan 2 unit ship unloader berkapasitas 60-70 ton/h.
Namun, salah satu SU tidak berfungsi/rusak sehingga hanya ada satu SU yang
beroperasi. SU dilengkapi dengan crappes hopper yang berfungsi
memindahkan batu bara dari kapal tongkang ke conveyer 1 (C1). Adapun
kapasitas crappes hopper satu kali angkut kurang lebih sebanyak 7 Ton. Jetty
terletak kurang lebih sekitar 1 km dari proses penyimpanan batu bara (Coal
Yard dan bunker) yang dihubungkan dengan conveyer.

Gambar 4.21Pelabuhan / Jetty PLTU Jeneponto

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 37


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Proses pengangkutan batu bara dari kapal tongkang ke bunker dan coal
yeard membutuhkan waktu sebanyak 40-60 jam. Adapun jenis batu bara yang
dipakai pada PLTU Jeneponto adalah SSP, Adaro dan Kideko dengan kalori
tertinggi dimiliki oleh batu bara jenis Adaro yaitu sekitar 5000-5500 kkal/gr.
Pada C1 dilengkapi dengan magnetik separator yang berfungsi
menarik/mengikat bahan-bahan yang tidak diinginkan yang masuk bercampur
dengan batu bara

b. Ruang CCR
Ruang CCR merupakan ruangan pengontrol semua alat-alat yang
bekerja secara
otomatis,
sehingga operator
tidak harus selalu
terjun langsung
dilapangan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 38


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.22 Ruang CCR Coal dan Ash Handling

Gambar 4.23Penampakan CCTV dari ruang CCTV

c.Coal yard
Coal Yard merupakan tempat penimbunan batubara sementara yang
dikirim dari Unloading Area sebelum dilanjutkan ke power plant. Coal yard
dilengkapi Stacker Reclaimer.. Di dalam Coal Yard terdapat beberapa
tumpukan batu bara yang diatur ketinggiannya menggunakan SR untuk
mengangkut batu bara sehingga tumpukannya merata. Tumpukan tersebut
dibedakan berdasarkan jenis batu baranya dikarenakan batu bara yang berbeda
jenis tidak boleh tercampur sebab memiliki kalori yang berbeda.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 39


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.24 Coal Yard

Coal yard dilengkapi dengan cover/coal shelter sebagai pelindung batu


bara dari hujan sehingga dapat mengurangi proses plugging,yaitu kondisi
dimana batu bara yang basah akibat terkena hujan sehingga menjadi lengket
apabila melalui proses, kemudian menghindari terkenanya matahari langsung
karena batu bara memiliki sifat mudah terbakar sehingga dapat memicu resiko
terjadinya self combustion (terbakar dengan sendirinya), namun coal shelter
tersebut belum menutupi batu bara secara menyeluruh sehingga sering kali
terjadi kebakaran kecil. Selain itu coal shelter juga berfungsi menguranmgi
frekuensi batu bara tertiup angin sehingga menyebabkan polusi pada
lingkungan sekitar.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 40


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d. Coal Bunker
Coal Bunker merupakan tempat
penyimpanan akhir batubara yang
ditampung dalam bunker yang
sebelum digunakan sebagai bahan
bakar PLTU. Pengisian batubara
kedalam bunker menggunakan
tripper car yang bisa dioperasikan
secara otomatis dari control room dan
lokal. Bunker terdiri atas 2 unit,
setiap unit terdiri atas 4 buah bunker.
Kapasitas coal bunker 250 MT.

Gambar 4.25 Coal Bunker

e. Emergency Hopper
Emergency hopper merupakan tempat penyimpanan batu bara sementara
untuk di bawa kebunker memiliki fungsi yang sama dengan coal yard.
Emergency hopper berada dibawah tanah dilengkapi lubang sebagai tempat
masuknya batu bara berada diatas.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 41


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.26 Emergency Hopper


4.2.3 Peralatan Coal Handling System
1. Peralatan Utama
a. Conveyer
Conveyor di dalam Coal Handling System merupakan peralatan yang
sangat vital dan berfungsi untuk menstransmisikan batubara dari Unloading
Area sampai Stock pile atau ke Coal Bunker (power plant ).
Kontruksi dari belt ini berupa karet memanjang yang saling bersambungan
dengan beberapa stasiun conveyer sejumlah 8 buah dengan panjang dan lebar
yang berbeda. Adapun panjang conveyer untuk C1 132,46 m, C2 820,07 m, C3
56,591 m, C4 76 m, C5 168,02 m, C6 86,74 m, C7 178,05 m dan C8 92,4 m.
Kemudian untuk lebar conveyer pada C1,C2,C7,dan C8 adalah 100 cm
sedangkan untuk C4,C5 dan C6 adalah 80 cm. Conveyer ini digulungkan
diantara 2 buah pulley yang terletak pada setiap ujung Conveyor. PLTU
Jeneponto menggunakan 8 Conveyer untuk mentransfer batubara dengan
kecepatan 2 m/s. Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan system
conveyor diantaranya adalah :
 Menurunkan biaya dan waktu pada saat memindahkan batubara.
 Meningkatkan efisiensi pemindahan material.
 Menghemat ruang.
 Menjaga kualitas lingkungan kerja (bersahabat dengan lingkungan).
 Tidak berisik.
 Menurunkan tingkat polusi udara

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 42


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Bagian – bagian dari Conveyor yaitu :


1) Belt Conveyor
Merupakan ban berjalan
yang berfungsi untuk
membawa material dan
meneruskan batu bara. Diatas
belt conveyer terdapat cover
atau atap conveyer yang
berfungsi melindungi batu
bara agar tidak beterbangan
karena dapat mengakibatkan
polusi.

Gambar 4.27 Belt Conveyer

2) Motor
Berfungsi sebagai penggerak utama dari Belt Conveyor. Dalam
pengoperasiannya dihubungkan dengan gearbox dan fluid coupling.
Biasanya menggunakan Motor listrik untuk menggerakkan drive pulley.
Tenaga (HP) dari Motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan antara idler
dengan komponen lain.
Menggerakkan muatan secara mendatar.
Mengangkut muatan secara tegak(vertikal).
Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 43


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu


diperlukan.

Gambar 4.28 Motor

3) Reducer
Peralatan yang menggandengkan sumber daya ke pulley dan berfungsi
mereduksi putaran dari Motor agar putaran input dari Motor dapat
dikurangi.

4) Idler

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 44


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.29 Idler

 Carrying Idler : Berfungsi untuk menjaga belt pada bagian yang berbeban
atau sebagai roll penunjang ban bermuatan material.
Posisi dari Carrying idler berada di atas conveyor table.
Komposisinya terdiri dari 3 buah roll penggerak
berbentuk V.
 Impact idler : posisinya persis di bawah chute. Pada bagian luarnya
dilapisi dengan karet dan jarak antara satu sama lain lebih
rapat dari carrying idler. Fungsinya untuk menahan belt
agar tidak sobek/rusak akibat batubara yang jatuh dari
atas.
 Return idler : berada di bawah belt pada sisi balik conveyor.
Komposisinya hanya terdiri dari 1 buah roll penyangga
dan berfungsi untuk menyangga belt dengan arah putar
balik.
 Steering idler : merupakan idler yang berfungsi untuk menjaga kelurusan
belt agar tidak jogging (bergerak ke kiri/kanan).

5) Pulley

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 45


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.30 Pulley


 Drive Pulley : merupakan pulley yang secara langsung atau tidak
langsung terhubung dengan Motor listrik dan dikopling
dengan gearbox. Fungsinya untuk memutar belt menuju
ke depan. Posisi drive pulley tidak harus selalu di depan,
bisa dipasang dimana saja yang dianggap
memungkinkan.
 Snub pulley : digunakan untuk memperbesar sudut llitan kontak
antara pulley dengan belt. Biasanya Snub pulley terletak
di dekat drive pulley.
 Take up pulley : untuk menjaga ketegangan belt. Take up pulley
terhubung dengan Counter weight Band pulley : yang
berfungsi untuk menikungkan atau membelokkan arah
belt.
 Tail pulley : berada di sisi belakang conveyor berfungsi untuk
memutar kembali Belt Conveyor menuju ke arah drive
pulley.
 Counter weight Counter weight : pemberat yang terhubung dengan Take
up pulley yang berfungsi untuk memberi/menjaga
ketegangan belt.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 46


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Straiker Reclaimer
Stacker Reclaimer (SR) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
dan mengatur ketinggian tumpukan batubara (Coal) sehingga merata pada Coal
Yard.

Gambar 4.31Stacker Reclaimer (SR)

c. Ship Unloader
Ship unloader adalah suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran
batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self
Unloading) peralatan ini dilengkapi dengan Grab (bucket) dengan kapasitas
bongkar 60-70 ton/ jam.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 47


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.32 Ship Unloader

d. Crusher
Crusher berfungsi untuk menghancurkan batubara yang lewat peralatan
tersebut mempunyai ukuran lebih besar dari 32 mm. Peralatan ini dirancang
hanya untuk menghancurkan batubara, bukan untuk batu atau material lain.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 48


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.33 Crusher


e. Hopper
Hopper berada di sisi depan conveyor. Memiliki bentuk yang lebih besar dan
berfungsi untuk menampung batubara dengan kuantitas relatif banyak sebelum
diarahkan ke conveyor. Hopper dilengkapi dengan chute yang memudahkan
batubara untuk meluncur, sehinnga tidak menggumpal maupun terjadi
penyumbatan.

f. Bulldozer
Bulldoser adalah alat pengankut yang mempunyai ban berupa rel yang khusus
beroprasi di area coal yeard. Bulldoser bertugas memasukkan batubara ke hoper
tail C8 dan mencegah terbakarnya batubara dengan cara membonkar tumpukan
batu bara.

Gambar 4.34 Buldozer

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 49


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

g. Whell loader
Weloader adalah alat pengankut yang mempunyai ban melingkar dan terbuat
dari karet. Weloader biasanya beroprasi mengangkut buttom as dan bahan bakar
dalam area PLTU Jeneponto.

h. Silo
Silo berfungsi sebagai tempat penampungan terakhir limbah batu bara.
Adapun limbah batu bara terbagi dua yaitu fly as dan buttom as. Fly as adalah
limbah batu bara yang berbenuk seperti debu yang dapat di pakai sebagai bahan
pembuatan semen sedangkan Buttom as adalah limbah batu bara yang
berdiameter besar yang terbuang atau terseleksi pada bunker sebelum masuk ke
coal mill

Gambar 4.35Fly Ash Silo

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 50


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.36Bottom Ash Silo

i. Two way
Two way berfungsi untuk mindahkan aliran batubara dari arah yang satu ke
yang lainnya. Alat ini mempunyai dua posisi pada sisi pengeluaran, dan tidak
boleh dipindahkan pada saat ada aliran batubara.

Gambar 4.37 Two Way

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 51


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

j. Two side pluge


Two side pluge berada pada C6 yang berfungsi mengarahkan batu bara
masuk pada bunker. Alat tersebut berjumlah 8 buah sesuai dengan jumlah
bunker. Cara kerja alatnya dilakukan secara bertahap apabila bunker 1 full maka
2 side pluge yang kedua dibuka. Kerja alat tersebut dilakukan secara otomatis
yang dikontrol diruangan CCR coal handling.
Gambar 4.38 Two Side Pluge

2. Peralatan Pendukung
a. Sensor bunker
Sensor bunker berfungsi untuk
mendeteksi isi dari bunker, apabila penuh
maka warna sensor berubah menjadi
warna hijau.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 52


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.39 Sensor Bunker


b. Magnetik separator
Magnetic Separator berfungsi untuk memisahkan logam besi dari batubara.
Prinsip kerja Magnetic Separator ini berdasarkan induksi elektromagnetik,
logam besi yang terbawa pada aliran batubara akan ditarik oleh medan
elektromagnetik lalu
menempel pada conveyor.
Apabila sudah banyak
kotoran yang menempel
maka magnetik separator
di geser ke samping dan
dilepaskan dengan meng-
offkan alatnya.
Gambar 4.40 Magnetic Separator

c. Gas kolektor
Gas kolektor berfungsi untuk menghisap dan mengelurkan debu mealalui
corong yang ada di sekitar conveyer 6.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 53


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.41Gas Kolektor


d. Vibrator
Vibrator berfungsi menggetarkan hopper sehingga batu bara yang masuk
pada hopper sehingga dapat jatuh sempurna ke dalam chute.

Gambar 4.42 Vibrator

3. Peralatan Pengaman
a. Pull cord
Pull Cord berfungsi untuk memberhentikan Belt Conveyor dengan cara
menarik tali yang dipasang sepanjang belt sisi kiri dan kanan apabila ada
gangguan atau kelainan peralatan di local. Peralatan pengaman ini dipakai juga
pada saat ada pekerjaan perbaikan/pemeliharaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 54


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.43 Pull Cord

b. Tombol emergency
Tombol switch untuk memberhentikan jika ada gangguan atau kelainan
dilokal, juga pada saat dilakukan pemeliharaan/perbaikan. Alat ini lokasinya di
dekat Motor penggerak.

c. Alarm
Alarm merupakan alat yang berfungsi untuk menginformasikan apabila
terjadi kecelakaan kerja pada sekitar conveyer.

Gambar 4.44 Alarm

d. Coal Shelter
Coal Shelter merupakan cover atau penutup batu bara yang terdapat diatas
SR dan Coal Yard yang berfungsi melindungi batu bara dari hujan dan sinar
matahari.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 55


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.45 Coal Shelter

e. Belt Sway
Belt sway berfungsi untuk mendeteksi adanya kemiringan pada conveyer

Gambar 4.46 Belt Sway

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 56


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

f. Cctv
Cctv berfungsi sebagai alat pengamatan/pengawasan alat dari jauh.

Gambar 4.47 CCTV

g. Water spray
Water spray juga termasuk bagian dari safety sistem conveyor yang
fungsinya untuk mengurangi polusi debu batubara dan juga sebagai safety jika
sewaktu waktu batubara terbakar di atas Belt Conveyor.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 57


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.48 Water Spray

h. Hose Hydrant
Hose hydrant
merupakan sebuah terminal
air untuk bantuan darurat
ketika terjadi kebakaran
sehingga mempermudah
proses penanggulangan
ketika terjadi bencana
kebakaran.

Gambar 4.49 Hose Hydrant

i. Apar
Alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran
kecil.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 58


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.50 Apar

j. Zero Speed
Zero Speed berfungsi untuk mendeteksi kecepatan belt conveyer.

Gambar 4.51 Zero Speed

k. Bocket
Bocket berfungsi mendeteksi apabila overflow atau kelebihan batu bara
pada hopper.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 59


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.52 Bocket


4.2.4 Proses Coal Handling

Gambar 4.53 Flowchart proses coal da ash handling

1. Kapal Tongkang
Batu bara yang dipasok dari luar diangkut dengan kapal tongkang.
Kapasitas kapal tongkang biasanya 8.000 – 10.000 ton. Kapal tongkang
biasanya datang sebanyak 10 kali perbulan, adapun waktunya tidak menentu
sesuai dengan pesanan PT. Bosowa. Batu bara yang dipakai oleh PLTU
Jeneponto yaitu Batu bara Adaro,Kideko dan SSP.

2. Ship Unloader ( SU )
Batu bara pada kapal tongkang di bongkar dengan alat ship unloader.
Waktu pembongkaran satu kapal tongkang biasanya memakan waktu 40 – 60

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 60


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

jam. Ship Unloader memepunyai crappes yang berfungsi mengangkat batu bara
dari kapal tongkang ke Hoper C1. Satu kali crap SU dapat mengangkat 6 – 7 ton
batu bara. Ship unloader pada PLTU Jeneponto biasanya hanya beroperasi pada
siang hari, bila malam hari pengoperasiannya dihentikan, hal itu dikarenakan
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Conveyor 1 (C1)
Dari Kapal tongkang ,SU langsung mengalirkan batu bara ke C1 melalui
hoper dan chute. Pada C1 Head terdapat magnetik separator yang berfungsi
menjerat benda asing berukuran besar yang ikut bersama dengan batu bara salah
satunya besi dengan bantuan magnet yang dapat bekerja secara otomatis,
apabila telah full makan alat dioffkan maka benda asing tersebut akan jatuh
dengan sendirinya.

4. Conveyor 2 (C2)
Setelah melalui hoper dan chute pada C1 head kemudian lanjut ke C2
tail.Conveyor akan jalan menuju ke C2 head.

5. Conveyor 3 (C3)
Dari C2 head akan masuk ke hoper dan chute selnjutnya masuk ke C3.
Pada C3 ini terdapat To Way. To Way ini akan mengatur aliran batu bara yaitu
proses stacking atau packing yang jalan. Proses stacking berlangsung dan batu
bara akan melewati C7 dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal
yard. Sedangkan proses packing terjadi apabila volume bangker menurun dan
ada kapal tongkang yang bongkar muatan di jety.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 61


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Conveyor C7
Pada conveyor C7 ini dapat terjadi Tacker. Proses stacking dilakukan alat
stacker reaclainmer apabila volume banker masih besar dan ada kapal tongkang
yang sedang bongkar muatan di jety. Proses stacking berlangsung dan batu bara
akan melewati C7 dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal yeard.

7. Conveyor C8
C8 merupakan conveyor emergency hopper yang digunakan apabila alat
SR mengalami masalah. Batu bara akan didorong oleh bullduser masuk ke
hoper tail C8.

8. Conveyor 4 (C4)
Batu bara yang dialirkan dari C7 dan C8 akan masuk hoper tail C4. Pada
C4 terdapat alat crusher yang berfungsi menghancurkan batu bara yang
berukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga pada coal mill proses
penghancurannya tidak terlalu lama, karena batu bara yang diinginkan pada
boiler harus berdiameter sangat kecil seperti debu. Batu bara selanjutnya
menuju C4 head.

9. Conveyor 5 (C5)
Batu bara dari C4 head akan masuk ke hoper dan chute kemudian
mengalir ke C5 tail. Batu bara akan menuju C5 head, pada C5 head terdapat
magnetik separator yang berfungsi menangkap benda asing yang ikut dengan
batu bara sebelum masuk ke hoper dan cube.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 62


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10. Conveyor 6 (C6)


Dari hoper chute C5 head akan turun ke C6, pada C6 ini terdapat 2 side
pluge sebanyak 8 buah yang berfungsi mengarahkan batu bara masuk kedalam
bunker. Pada C6 ini terdapat alat Dust Kolektor yang berfungsi mengisap debu
dalam bunker.

11. Bunker
Batu bara dari C6 akan masukkan dan di tampung dalam bunker sebelum
digunakan dalam furnace sebagai bahan bakar.

4.3 Boiler Turbin Generator


Pada unit BTG PLTU Jeneponto 2 x 125 MW terdiri dai 2 unit yang
tersusun atas beberapa komponen utama yaitu boiler, turbin dan generator. Proses
yang terjadi pada unit BTG dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Gambar 4.54Flowchart proses pada BTG

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 63


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.3.1 Peralatan BTG


1. Boiler dan alat bantu
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
PLTU Jeneponto terdiri dari 2 unit boiler. Uap yang dihasilkan boiler
adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah
produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan
panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-
pipa berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air). Boiler PLTU
Jeneponto type PC Boiler, nominal tekanan uap: 13,8 Mpa dan temperatur steam:
540 °C, B-MCR: 410t/h, produksi Dongfang Boiler Group.

Gambar 4.55 Komponen boiler

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 64


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Boiler dengan tipe water tube boiler dibentuk oleh pipa-pipa (tubing). Pipa-
pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap
perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang
mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa bersifat konduktor panas yang
baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air /

uap air bisa efektif.


Gambar 4.56 Penampakan bagian dalam pipa boiler

Pipa-pipa pada boiler besar di desain khusus dan cukup unik. Pipa-pipa
tersebut berkontur ulir di dalamnya, sehingga menciptakan aliran turbulen pada
saat air atau uap air mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya
aliran turbulen adalah untuk mengurangi efek gesekan antara air atau uap air
dengan permukaan pipa, sehingga mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran
yang mengganggu (turbulensi) pada lekukan pipa. Pada akhirnya hal ini akan
meningkatkan efisiensi perpindahan energi panas dari proses pembakaran ke air.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 65


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1) Sirkit air

Sirkit airnya adalah air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler


menggunakan pompa air pengisi (BFP) dengan melalui economiser dan
ditampung didalam drum boiler. Economiser adalah bagian dari boiler yang
merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam
economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater
sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.Air dari drum turun melalui
pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah
air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk
dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan sehingga
mendidih dan naik ke drum kembali.
Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan
air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap
dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus
dijaga konstan pada level normalnya. Uap didalam boiler dipisahkan melalui
separator cyclone.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 66


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.57 Bagian drum boiler

Gambar 4.58Drum Boiler

2) Sirkit Udara dan Gas

Udara berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar sehingga


disebut udara pembakaran. Udara berasal dari atmosfir dihisap oleh FD fan
dan dialirkan ke air heater. Udara panas dari air heater kemudian masuk
kedalam windbox dan selanjutnya didistribusikan ke tiap-tiap burner untuk
proses pembakaran.
Gas panas hasil pembakaran atau disebut gas buang (flue gas)
berfungsi sebagai sumber energi panas. Gas panas dari ruang bakar dialirkan
ke pipa-pipa superheater, pipa-pipa reheater, ke economiser, dan ke air heater.
Dari air heater gas masuk ke alat penangkap abu (ESP). dan dari ESP gas
dihisap oleh ID fan untuk selanjutnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 67


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

a) Forced draft fan (FDF) berfungsi sebagai pemasok udara pembakaran,


dimana udara ini diambil dari atmosfir kemudian dialirkan ke air heater.

Gambar 4.59 FDF

b) Air peheater berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran


dengan memanfaatkan gas buang.
Gambar 4.60 Air peheater

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 68


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

c) Electrostatic Precipitator (ESP) berfungsi untuk menangkap abu


dan debu yang terbawa dalam gas hasil pembakaran sebelum
dibuang ke atmosfir.

Gambar 4.61Electrostatic Precipitator (ESP)

d) Induced draft fan (IDF berfungsi untuk menghisap gas dan


membuang ke atmosfir melalui cerobong. IDF juga berfungsi
mengontrol tekanan ruang bakar agar selalu sedikit vakum.

Gambar 4.62 IDF

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 69


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3) Sistem bahan bakar

Bahan bakar batubara pada PLTU Jeneponto adalah sebagai bahan


bakar utama. Persediaan batubara melalui sistem belt conveyor dari Tongkang
dan stockpile area untuk melayani kebutuhan pembakaran di boiler, batubara
ditampung pada bunker (silo) di tiap boiler. Pemasokan batubara dari bunker
ke burner ruang bakar dilakukan melalui coal feeder, mill pulveriser, dan coal
pipe.

a) Coal Bunker berfungsi sebagai alat penampungan batu bara


sebelum melalui proses grinding. PLTU Jeneponto memiliki 4 coal
bunker yang digunakan untuk mendukung supply batubara ke 1
unit Boiler.

b) Coal Feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan


masuk ke dalam coal mill (pulverizer). PLTU Jeneponto memiliki
1 unit coal feeder untuk setiap 1 unit bunker, sehingga terdapat 4
unit coal feeder untuk 1 unit Boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 70


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.63 Coal Feeder

c) Coal Mill
Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi
proses pembakaran, karena semakin kecil ukuran partikel batubara
maka akan semakin cepat pula batubara tersebut terbakar. Coal
mill berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi bubuk
(pulverized fuel), batubara keluaran pulverizer akan berukuran 200
MESH atau 75 µm. Sedang untuk membawa bubuk batubara ke
furnace, dihembuskan udara primer ke mill. Udara primer
dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada Air
Preheater sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batubara.
PLTU Jeneponto terdiri 4 unit coal mill untuk 1 unit Boiler,
dengan menggunakan tipe Bowl mill. Selanjutnya batubara yang
sudah digiling di tiap Mill akan didorong oleh primary air ke
Burner (4 sudut furnace) melalui coal pipe. Posisi burner
bertingkat mulai dari paling bawah Mill A, Mill B, Mill C, dan
Mill D.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 71


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.64 Coal Mill


d) Primary air fan (PAF) menghembuskan udara primer ke mill untuk
membawa bubuk batubara ke burner, dipanaskan pada air
preheater sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batubara.
e) Seal Air fan (SAF) yaitu alat yang berfungsi menghasilkan udara
perapat yang digunakan pada Mill Pulperizer dan acces udara pada
boiler.

Gambar 4.65 Seal Air Fan (SAF)

e) Oil burner
Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara adalah sebagai
bahan bakarpenyalaan/pembakaranawal,menaikkan temperature
dan tekanan pada saat start dingin serta berfungsi sebagai
stabilisasi pembakaran.Untuk kesempurnaan proses pembakaran,
maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar diatomisasi
(dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara. Pengaturan
pembakaran atau panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan
mengatur aliran HSD atau menambah/ mengurangi ignitor yang

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 72


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

operasi. Pada PLTU Jeneponto Terdapat 4 Tiny oil gun yang


menyatu dengan saluran Coal pipe Mill A dan 8 Large oil gun
dalam 1 unit boiler. HSD dioperasikan pada saat start up awal
sampai mencapai beban 50%, serta menjadi back up pada saat
salah satu Mill dalam keadaan trip.

Gambar 4.66 Oil Burner

4) Sirkit Uap

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 73


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Sirkit uap dalam boiler adalah uap dari drum boiler dalam kondisi
jenuh dialirkan ke superheater I (primary SH) dan ke superheater II
(secondary SH) kemudian ke outlet header untuk selanjutnya disalurkan ke
turbin. Apabila suhu uap melebihi batas suhu kerjanya, maka de superheater
kerja menyemprotkan air untuk menurunkan suhu sehingga sesuai harga yang
diinginkan. Desuperheater terletak diantara superheater I dan Superheater II.
Setelah memutar turbin akan kembali ke Reheater untuk dipanaskan kembali.
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi
panas dan kekeringan nya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap
panas lanjut). Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Sebagai
pemanasnya adalah gas hasil pembakaran bahan bakar. Reheater berfungsi
untuk memanaskan uap dari HP turbin agar kandungan energi panasnya
meningkat lagi setelah memutar turbin. Uap ini selanjutnya dialirkan kembali
ke turbin (IP turbin). Pemanasan dilakukan dengan gas buang keluar
superheater.

5) Soot blower
Fungsi soot blower adalah untuk membersihkan abu atau jelaga yang
menempel pada bagian boiler yang dilewati gas buang, dengan
menyemprotkan uap ke pipa pemanasan. Berdasarkan bentuknya ada 2 jenis
soot blower, yaitu :
a) Soot blower yang berbentuk panjang untuk mencapai abu atau
jelaga yang menempel pada boiler bagian dalam.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 74


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.67 Soot Blower panjang

b) Soot blower yang berbentuk pendek untuk mecapai abu atau jelaga
yang menempel pada dinding ruang bakar (furnace)

Gambar 4.68 Soot Blower pendek

6) Safety Valve
Safety Valve berfungsi mengamankan pipa steam dari tekanan
berlebih, terdapat pada Drum boiler, pipa main steam, pipa cold reheat, dan
pipa hot reheat.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 75


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.69 Safety Valve

2. Turbin dan alat bantu


Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung
dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan
tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya
naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin yang
dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran
(energi mekanik). Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan
temperatur turun hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini
kemudian dialirkan kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air
kondensat, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar
generator. Jenis turbin PLTU Jeneponto adalah jenis Turbin reaksi, terdiri dari
High pressure turbin, Intermediate pressure turbin, dan Low pressure turbin.
Turbin PLTU Jeneponto produksi Dongfang Turbine co., Ltd, rated output:
135 MW, nominal tekanan uap: 13,24 Mpa dan temperatur steam: 535 °C.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 76


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.70 Turbin

Bagian-bagian turbin:
a) Casing adalah bagian yang diam merupakan rumah atau wadah dari rotor.
Pada casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan
berjajar terdiri dari beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu
gerak pada rotor.
b) Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak
yang terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor
sama dengan jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu
diam dan sudu gerak disebut tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk
merubah energi kinetik uap menjadi energi mekanik
c) Bantalan berfungsi adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar
tetap pada posisi normalnya. Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu
bantalan journal yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros
turbin dari pergeseran arah radial dan Bantalan aksial (thrust bearing)
yang berfungsi untuk mencegah turbin bergeser kearah aksial.
d) Katup utama turbin terdiri dari main stop valve (MSV) dan governor valve
(GV). Selain itu dilengkapi dengan katup uap reheat, yaitu reheat stop
valve (RSV) dan interceptor valve (ICV).
e) Sistem pelumasan
Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh diputar
tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah
tekanan. Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan
disediakan beberapa pompa minyak pelumas yaitu Main oil pump (MOP),
Auxiliary oil pump (AOP), dan Emergency oil pump (EOP). Selain itu
dilengkapi dengan system jacking oil dan turning gear.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 77


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

f) Sistem perapat poros (Gland seal system)


Celah diantara casing (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang berputar)
turbin menyebabkan terjadinya kebocoran uap keluar atau udara masuk
turbin. Untuk mencegah kebocoran pada celah tersebut dipasang perapat ,
Tetapi perapat yang hanya menggunakan labirin masih memungkinkan
terjadinya kebocoran. Untuk itu pada labirin diberikan fluida uap sebagai
media perapat (gland seal steam).

3. Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi
listrik. Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di
PLTU. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan
tegangan listrik manakala turbin berputar. Proses konversi energi didalam
generator adalah dengan memutar medan magnet didalam kumparan. Rotor
generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada
stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator.
Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke
kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet
ini disebut eksitasi. Generator PLTU jeneponto menggunakan system
pendingin udara.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 78


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.71 Generator

Spesifikasi Generator PLTU Jeneponto unit 1 adalah sebagai berikut :

 Produksi : Shandong Jinan


 Type : QFa – 125 -2
 Rated power : 125 MW
 Rated output : 156.25 MVA
 Rated voltage : 13.8 kV (13.800 Volt)
 Rated current : 6537 A
 Rated speed : 3000 r/min
 Rated frequency : 50 Hz
 Power factor : 0.8 (Lagging)
 Exciting current : 1432.8 A
 Connection : Y (Star)
 Phase number :3

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 79


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Komponen utama generator adalah sebagai berikut :

a) Casing
Casing terbuat dari baja ringan yang dirancang untuk menopang inti
stator dan kumparan-kumparan- nya.
b) Stator
Stator adalah bagian yang diam atau tidak bergerak yang sekaligus
menjadi body generator. Stator berupa kumparan jangkar yang
mengeluarkan tegangan hasil GGL.
c) Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar atau bergerak dari generator.
Kumpuran rotor diberikan eksitasi dengan tegangan arus DC kemudian
dengan bantuan tenaga uap melalui turbin yang dikopel langsung dengan
rotor makan rotor berputar dan terjadilah induksi ke stator.
d) Eksiter
Eksiter adalah alat untuk pembangkitkan arus eksitasi. Eksitasi adalah
sistem mengalirkan pasok listrik DC untuk penguat medan rotor
Generator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan rotor, maka rotor
menjadi medan magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya.
Untuk mengalirkan arus listrik ke rotor dapat dilakukan dengan melalui
slipring dan sikat arang (brush) atau membuat eksiter dengan kumparan
berputar. Dalam keadaan start atau beroperasi sendiri tegangan Generator
tergantung pada besarnya arus eksitasi.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 80


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Condenser
Condenser adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Prosesnya
uap dari low pressure turbin masuk dan didialirkan kedalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air
sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut
kondensor tipe surface (permukaan). Uap yang telah berubah fase menjadi
cair digunakan sebagai air umpan boiler.

Gambar 4.72 Kondensor

Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga


dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin yang
digunakan di PLTU Jeneponto diambil langsung dari laut yang pompanya
terletak pada saluran intake. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah
turbin sehingga memudahkan aliran uap turbin untuk masuk kondensor karena
grafitasi. Selain itu kondesor juga merupakan tempat penambahan air demin
dari make up water tank untuk menambah volume air umpan boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 81


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1) Sistem air pendingin

a) Air pendingin Utama, Fungsi sistem air pendingin utama adalah


menyediakan pasokan air pendingin untuk mendinginkan uap di
kondensor. Kebutuhan air pendingin yang banyak dan terus menerus
hanya dapat dipenuhi dari sumber air yang berlimpah yaitu air laut,
danau atau sungai. Sistem air pendingin utama selain mendinginkan
kondensor juga digunakan untuk mendinginkan sistem pendingin bantu
(Open cooling circulating water).

Gambar 4.73 Air pendingin utama

b) Air pendingin bantu Sistem air pendingin bantu merupakan pemasok


kebutuhan air pendingin untuk alat-alat bantu pembangkit termal.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 82


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Sistem ini menggunakan air tawar atau air demin sebagai media
pendinginnya. Sirkulasi air pendingin bantu merupakan siklus
tertutup sehingga sering disebut dengan sistem air pendingin siklus
tertutup (closed cooling circulating water). Karena menggunakan air
demin, maka airnya bersih, sehingga biasanya hanya dipasang satu
saringan.
Gambar 4.74 Air pendingin pembantu (CCCW)

2) Sistem air penambah


Make up water tank adalah tangki yang berisi air demin yang akan
digunakan sebagai air umpan boiler, karena siklus yang digunakan adalah
siklus tertutup sehingga didalam sirkulasinya dapat terjadi kehilangan massa
air yang salah satunya dapat disebabkan oleh adanya kebocoran - kebocoran
didalam system. Apabila lever air umpan di kondensor berkurang, maka air
demin dari make up water tank akan ditambahkan ke dalam kondensor. Air
laut terlebih dahulu diolah menjadi air demineralized pada Water treatment
plant untuk dihilangkan ion-ion mineralnya yang dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 83


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.75Make Up Water Tank

3) Condensor Pump
Kondensor pump adalah pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air

kondensat dari Condensor menuju deaerator.


Gambar 4.76 Kondensor Pump

5. Gland Steam Heater


Air kondensat akan melalui pemanasan di gland steam heater sebelum
masuk ke deaerator. Gland steam heater adalah alat penukar panas yang
memanfaatkan uap bekas dari perapat poros turbin, Uap bekas ini akan
memanaskan air kondensat yang mengalir melintasi gland steam heater.
Temperatur air keluaran sekitar 41°C.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 84


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.77 Gland Steam Heater

6. Low Pressure Heater


Air umpan boiler dari gland steam akan mengalir melalui LP heater.
Alat ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi siklus serta untuk menghemat
pemakaian bahan bakar. Apabila air umpan boiler tidak dipanaskan terlebih
dahulu, maka dibutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menaikkan
temperature air umpan di dalam boiler. LP heater menggunakan uap ekstraksi
dari intermediate pressure turbin dan low pressure turbin. Temperatur air
keluaran sekitar 130°C.

7. Deaerator
Air dari low pressure heater mengalir masuk ke deaerator. Deaerator
berfungsi untuk membuang gas-gas pencemaran dari dalam air kondensat
seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan non condensable gas lainnya.
Pencemaran gas dapat menyebabkan korosi pada saluran dan komponen-
komponen yang dilalui oleh air kondensat. Panas yang digunakan untuk
memanaskan ini berasal dari intermediated pressure turbin. Temperatur air
keluaran sekitar 145°C.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 85


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.78Deaerator

8. Boiler Feed Water Pump


Boiler Feed Water Pump berfungsi untuk mengontrol dan mensupply
air pada jumlah tertentu yang berasal dari Deaerator menuju boiler dengan
spesifikasi tekanan tertentu. Air tersebut sebelum masuk ke boiler biasanya
mengalami pemanasan awal (pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh
BFWP juga memiliki temperatur tertentu yang cukup panas.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 86


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.79 Boiler Feed Water Pump

9. High Pressure Heater


High pressure turbin berfungsi untuk memanaskan air umpan boiler
yang melewatinya, air umpan ini berasal dari deaerator. Uap panas untuk
memanaskan air umpan diperoleh dari uap ekstraksi high pressure turbin.
Temperatur air keluaran sekitar 220°C.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 87


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.80High Pressure Heater

10. System udara Kempa


Udara kompresor atau udara kempa (bertekanan) banyak dipergunakan
pada unit pembangkit untuk kebutuhan peralatan instrumen/kontrol dan untuk
kebutuhan umum. Udara kempa untuk peralatan instrumen biasa disebut
pneumatic sedangkan untuk kebutuhan umum disebut service. Kompresor
untuk kedua jenis kebutuhan udara pada dasarnya adalah sama, hanya saja
udara keluar kompresor untuk instrumen/kontrol harus dikeringkan terlebih
dahulu didalam dryer (pengering) sebelum masuk ke sistem. Sistem udara
bertekanan (compressed air) di PLTU ada dua, yaitu Udara instrumen/kontrol
dan Udara service.

11. Transformator Daya


Transformator daya fungsinya adalah untuk memindahkan/
mentransfer daya listrik dari rangkaian satu kerangkaian lainnya, dengan
menaikkan tegangan dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi ( Step
Up) atau sebaliknya dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah (Step Down)
dengan tidak merubah frekuensi.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 88


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.81 Transformator Daya

12. GIS(Gas Insulated Switchgear)


Gas Insulated Switchgear atauGasInsulated Substationbiasa disebut
dengan istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus
jaringan listrik yang dikemas dengan menggunakan gas SF 6 bertekanan
sebagai material isolasi elektrik dan pemadaman busur api.GIS sendiri
merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang menggunakan isolasi Gas.
Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS terbagi menjadi dua, yaitu di dalam
ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). GIS biasa ditempatkan pada
perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil dibandingkan dengan
yang konvensional.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 89


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.82 GIS (Gas Insulated Switchgear)

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 90


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4.3.2 Proses Pada BTG


Pada proses pengoperasian PLTU Jeneponto menggunakan fluida kerja
air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan
fluida yang sama secara berulang-ulang.Secara sederhana proses yang terjadi
pada BTG sebagai berikut :
1) Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas
hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi
uap.
2) Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3) Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 91


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Proses pada BTG PLTU Jeneponto 2x125 MW dapat digambarkan sebagai


berikut :

Gambar 4.83 Flowchart proses BTG PLTU Jeneponto 2x125 MW

1. Bunker
Unit Coal dan Ash Handling menyuplai batu bara ke bunker dngan kapasitas
250 MT. PLTU Jeneponto memiliki 4 bunker yang mendukung satu unit furnace.
Bunker tersebut berkapasitas 250 MT. Secara keseluruhan terdapat 8 unit bunker
yang mendukung pasokan batu bara 2 unit furnace.

2. Coal Feeder

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 92


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Coal feeder akan mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke dalam coal
mill (pulverizer) . Coal feeder dilengkapi dengan katup otomatis yang berfugsi
untuk membuka dan menutup jalur batu bara menuju coal mill. Jumlah
batubaradiatur sesuai dengan kebutuhan beban yang diinginkan, pengaturan ini
diatur sesuai dengan kecepatan putaran motor yang terdapat pada coal feeder.
Terdapat 8 unit coal feeder yang mendukung proses pengoperasian 2 unit ruang

bakar.

Gambar 4.84 Prinsip kerja Coal Feeder

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 93


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3. Coal Mill
Batubara yang diatur jumlahnya oleh coal feeder masuk ke coal mill melalui
sisi inlet pada bagian atasnya. Batubara jatuh pada sebuah mangkung yang
berputar. Pada bagian lain terdapat 3 buah grinding yang dapat berputar bebas
karena permukaan grinding tersebut bersentuhan dengan mangkuk yang berputar
tadi. Pada grinding terdapat sistem pegas untuk memudahkan dalam
menghancurkan batubara. Udara panas dengan tekanan dan temperatur yang
terjaga dimasukkan ke dalam coal mill sebagai media untuk membawa batubara
yang telah halus keluar coal mill. Pada sisi outlet (bagian atas) terdapat sudu-sudu
classifier yang berfungsi untuk memfilter agar hanya batubara yang telah halus
saja yang dapat melewati sudu-sudu tersebut. Batubara yang tidak dapat melewati
classifier jatuh kembali ke table untuk digrinding agar lebih halus. Batu bara
digrinding higga menjadi bubuk (pulverized fuel), batubara keluaran pulverizer
berukuran 200 MESH atau 75 µm. Terdapat 8 unit coal mill yang mendukung
proses pengoperasian 2 unit ruang bakar (furnace).

Gambar 4.85 Prinsip kerja Coal Mill

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 94


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Furnace
Pulverized fuel (batu bara yang telah halus) yang keluar dari coal mill
dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipa-pipa. Pipa-pipa ini
terletak di empat sudut furnace. Disetiap sudut furnace, posisi burner bertingkat
mulai dari paling bawah Mill A, Mill B, Mill C, dan Mill D.Penembakan panas
dari pipa burner dimulai dari pipa yang paling bawah.

5. Boiler
Tipe boiler yang digunakan di PLTU Jeneponto adalah tipe water tube
boiler. Terdapat pipa-pipa air didalam furnace yang didesain sedemikian rupa,
sehingga proses dapat berlangsung dengan baik. Air diisikan ke pipa-pipa boiler
hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler
air yang berada didalam pipa dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.Pembakaran dilakukan
secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar. Terdapat 2 unit boiler di PLTU Jeneponto.

6. Drum Boiler
Uap dari boiler masuk ke drum boiler. Uap ini masih mengandung air,
sehingga harus dipisahkan lagi hingga menjadi uap kering di superheater.
Didalam drum boiler terdapat separator cyclone yang berfungsi untuk
memisahakan uap dan air. Uap hasil pemisahan akan menuju ke superheater
sedangkan air akan turun kembali ke drum boiler. Akibat pemanasan selain
temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari
air di drum turun melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum
melalui pipa-pipa pemanas (riser). Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 95


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses


perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap
dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.

7. Superheater
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi panas
dan kekeringannya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap panas lanjut).
Uap saturated yang masuk ke pipa-pipa superheater dipanaskan lebih lanjut
sehingga dapat mencapai uap superheater dan memenuhi syarat untuk masuk
turbin uap. Apabila suhu uap melebihi batas suhu kerjanya, maka de superheater
bekerja menyemprotkan air untuk menurunkan suhu sehingga sesuai harga yang
diinginkan. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air tersebut dikontrol oleh
control valve. Komponen inilah yang berfungsi untuk menjaga agar spesifikasi
uap air selalu dalam parameter terbaik.

8. High Pressure (HG) Turbin


High Pressure Turbin adalah turbin uap yang menggunakan fluida kerja uap
superheater dengan tekanan dan temperatur yang paling tinggi. Uap superheater
yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin high pressure (HP) dengan suhu
378.43℃ dan tekanan 2.12 Mpa. Kemudian keluar pada sisi exhaust menuju ke
boiler lagi untuk proses reheater.
High pressure turbin disusun oleh blade-blade yang lebih kecil dan lebih
rapat, sehingga dibutuhkan tekanan dan temperatur yang tinggi untuk
menggerakkan blade pada turbin tersebut sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 96


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.86High Pressure (HG) Turbin

9. Reheater
Reheater memanaskan kembali uap dari HP turbin agar kandungan energi
panasnya (entalpi uap) meningkat lagi setelah digunakan memutar turbin. Pada
pemanasan ulang itu temperatur akan naik, sedangkan tekanannya tetap sehingga
entalpi uap akan naik kembali. Temperatur pemanas ulang reheater akhir
393.20℃ dan tekanan 0.41 Mpa. Uap ini selanjutnya dialirkan kembali ke turbin
(IP turbin).

10. Intermediate Pressure (IP) Turbin


Intermediate Pressure (IP) Turbin adalah turbin uap yang menggunakan
fluida kerja uap superheater dengan tekanan dan temperatur yang lebih rendah
dibandingkan dengan high pressure turbin. Intermediate pressure turbin disusun
oleh blade-blade yang sedikit lebih besar dan lebih renggang dibandingkan
dengan susuanan blade pada high pressure turbin, sehingga dibutuhkan tekanan
dan temperatur yang lebih rendah untuk menggerakkan blade pada turbin tersebut
sehingga dapat menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 97


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.87 Intermediate Pressure (IP) Turbin

11. Low Pressure (LP) Turbin


Uap air yang keluar dari intermediate pressure turbine masuk ke low
pressure turbine. Low pressure turbin disusun oleh blade-blade yang besar dan
renggang dibandingkan dengan susuanan blade pada high pressure turbin dan
intermediate pressure turbin, sehingga dibutuhkan tekanan dan temperatur yang
rendah untuk menggerakkan blade pada turbin tersebut untuk menghasilkan daya
mekanik berupa putaran.
Uap yang telah melewati intermediate pressure turbin masuk dan mendorong
sudu-sudu gerak pada low pressure turbin sehingga mengakibatkan poros turbin
berputar. Turbin ini langsung terhubung dengan generator. Sisa uap yang telah
mendorong sudu-sudu gerak pada low pressure turbin akan mengalir menuju
kondensor untuk di proses kembali menjadi air umpan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 98


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.88Low Pressure (LP) Turbin

12. Generator
Uap yang berasal dari low pressure turbin masuk ke dalam generator.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik manakala turbin berputar. Proses konversi energi didalam generator adalah
dengan memutar medan magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai
medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga
timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat
rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor.
Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut
eksitasi.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 99


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 4.89 Generator

13. Kondensor
Kondenser merubah uap menjadi air. Prosesnya uap dari low pressure turbin
masuk dan didialirkan kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap
mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Uap
yang telah berubah fase menjadi cair digunakan sebagai air umpan boiler

15. Make Up Water Tank


Make up water tank berisi air demin digunakan sebagai air umpan boiler,
karena siklus yang digunakan adalah siklus tertutup sehingga didalam
sirkulasinya dapat terjadi kehilangan massa air yang salah satunya dapat
disebabkan oleh adanya kebocoran - kebocoran didalam system. Apabila lever air
umpan di kondensor berkurang, maka air demin dari make up water tank akan
ditambahkan ke dalam kondensor.

16. Gland Steam Heater

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 100


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Air dari kondensor ( kondensat ) melalui pemanasan di gland steam sebelum


masuk ke deaerator. Gland steam mengkondensasi uap bekas dari perapat poros
turbin. Uap bekas ini akan memanaskan kondesat yang mengalir melintasi gland
steam kondensor. Suhu kondensat di glan steam sekitar 130℃.

17. Low Pressure Heater


Air umpan boiler dari gland steam mengalir melalui low pressure heater.
Alat ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi siklus serta untuk menghemat
pemakaian bahan bakar. Apabila air umapn boiler tidak dipanaskan terlebih
dahulu, maka dibutukan lebih banyak bahan bakr untuk menaikkan temperature
air umpan didalam boiler. Low pressure heater menggunakan uap panas dari
intermediated pressure turbin dan low pressure turbin. Suhu air umpan pada saat
melewati low pressure heater sekitar 130℃.

18. Deaerator
Air dari low pressure heater mengalir masuk ke deaerator. Deaerator
berfungsi untuk membuang gas-gas pencemaran dari dalam air kondensat seperti
oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan non condensable gas lainnya yang
dapat menyebabkan korosi pada alat. Pada bagian ini juga terjadi proses
pemanasan air umpan dengan suhu sekitar 140 ℃. Panas yang digunakan untuk
memanaskan ini berasal dari intermediated pressure turbin.

19. Boiler Feed Water Pump


Boiler feed water pump mengontrol dan mensupply air pada jumlah tertentu
yang berasal dari tanki air (Feed Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi
tekanan tertentu. Air tersebut sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 101


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

pemanasan awal (pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh BFWP juga
memiliki temperatur tertentu yang cukup panas.

20. High Pressure Heater


High pressure heater memanaskan air umpan boiler yang melewatinya, air
umpan ini berasal dari air umpan yang dipompoa deaerator. Uap panas untuk
memanaskan air umpan diperoleh dari sisa uap high pressure turbin. Suhu air
umpan yang melewati high pressure turbin sekitar 200℃.

21. Economiser
Economiser sebenarnya adalah bagian dari boiler. Economiser memanaskan
air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam economiser air menyerap panas
gas buang yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui
cerobong.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 102


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PLTU Jeneponto adalah pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia
timur dengan daya 2 X 125 MW. Bahan baku yang digunakan adalah air demin. Air
demin merupakan air yang tidak mengandung mineral-mineral (bebas dari mineral-
mineral yang terlarut dalam air) yang didapatkan melalui proses proses demineralisasi
menggunakan system Reverse Osmosis (RO) maupun Multi Effect Destillation
(MED). Air demin berfungsi sebagai air umpan pada boiler dalam menghasilkan
steam melalui proses perubahan fase air menjadi vapour atau uap air yang nantinya
akan digunakan sebagai penggerak pompa turbin. PLTU Jeneponto terdiri dari
komponen utama yaitu Boiler Turbin Generator dan komponen pendukung Water
Treatment Plant serta Coal dan Ash Handling. Adapun unit Chlorination Plant dan
Waste Water Treatment adalah bagian dari Water Treatment Plant.
Boiler Turbin Generator berperan untuk mengubah air demin menjadi uap
superheater sehingga dapat menggerakkan turbin. Generator yang dikopel langsung
dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik manakala turbin berputar. Water
Treatment Plant berperan untuk memproduksi semua kebutuhan air bagi operasional
PLTU yaitu Demineralized Water atau Air Demin dan Fresh Water yang
dipergunakan sebagai Air Service. Coal dan Ash handling System merupakan sistem
untuk menangani mulai dari pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (Unloading
Area) sampai ke area penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung
pengisian ke bunker (power plant), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di
Boiler.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 103


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

5.2 Saran
PLTU Jeneponto dalam proses pengoperasiannya tentunya menghasilkan
limbah berupa limbah berupa limbah B3 yang berasal dari rangkaian proses yang
terjadi di Coal dan Ash Handling System berupa air yang mangandung endapan batu
bara, Water Treatment Plant berupa limbah B3, sludge dan Boiler Turbin Genarator
berupa air dengan suhu tinggi. PLTU Jeneponto yang telah beroperasi selama 3
tahun, untuk ditahun-tahun mendatang diharapkan mampu mengolah limbah-limbah
tersebut dengan lebih baik lagi sebelum dibuang ke lingkungan dengan
memperhatikan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan). Limbah-limbah yang lain
seperti limbah bottom ash dapat dimanfaatkan juga sama halnya dengan limbah fly
ash yang dijadikan sebagai bahan pengeras semen.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang 104

Anda mungkin juga menyukai