BAB I
PENDAHLUAN
daya manusia yang memiliki keahlian yang lebih dari satu. Salah satu cara untuk
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat menjadi tenaga kerja
yang baik dapat dicapai dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah dipelajari pada dunia kerja nyata, sehingga menjadi keseimbangan antara
ilmu yang dipelajari dengan kenyataan yang sebenarnya.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, Politeknik Negeri Ujung
Pandang memiliki sistem pendidikan yang menitik beratkan pada praktek dan
teori, yang diharapkan mampu mencetak atau menghasilkan tenaga-tenaga
professional yang siap pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk
mewujudkan itu, Politeknik Negeri Ujung Pandang secara khusus jurusan Teknik
Kimia mempunyai program kegiatan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa,
yang bertujuan memberikan pengalaman dan wawasan kerja serta menambah
kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
Berdasarkan tuntutan akademis tersebut, maka kami melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Bosowa Energi dalam bentuk Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Jeneponto 2 x 125 MW selama satu bulan sehingga diharapkan mampu
menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman untuk belajar
menghadapi dunia kerja serta dapat mengasah kemampuan berinteraksi social
terhadap lingkungan kerja nyata.
1.5 Manfaat
1. Dapat mengetahui fungsi dan prinsip kerja PLTU secara umum.
2. Dapat mengetahui proses pngoperasian PLTU Jeneponto 2 x 125 MW.
Karena Laporan Kerja Praktek ini merupakan suatu studi penulisan, maka
penulis mencari dan mengumpulkan bahan-bahan dan data-data yang diperlukan
dengan metode sebagai berikut :
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
DWT. Kehadiran PLTU Jeneponto sangat membantu PT. PLN (persero) dalam
penyediaan tenaga listrik di SULSELBAR serta membantu pemerintah dalam
penurunan subsidi bahan bakar minyak. PLTU ini dioperasikan bersama
perusahaan asal China, Chengda Engineering Coorporation.
Adapun sejarah singkat dari PLTU Jeneponto ialah pembangunan
pelabuhan khusus Februari 2010 – Mei 2011, pembangunan pembangkit Juli
2010 – April 2012, commisioning Mei – Oktober 2012, Commercial operation
date 2012. Dengan prestasi yang dicapai yaitu periode pelaksanaan konstruksi
yang cepat.
PLTU Jeneponto terdiri dari pakan pembangkit listrik yang terbesar di
Sulawesi Selatan. Dua unit masing-masing berkapasitas 125 MW dengan
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya dan high speed diesel
(HSD) untuk start up steam generator sampai pada beban ±45%. HSD dipasok
dengan kapal tanker melalui fuelunloading jetty menggunakan pipa sepanjang
±800 m ke tangki penyimpanan HSD. Sedangkan batubara dipasok melalui coal
unloading jetty dan di transfer dengan menggunakan belt conveyor ke coal
storage area atau ke coal bunker. Tenaga listrik yang dihasilkan, disalurkan
dengan tegangan 150 kV ke sistem jaringan transmisi Sulawesi Selatan.
PLTU Jeneponto memiliki sertifikat kelayakan operasi untuk setiap
unitnya, untuk unit I sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik
kelayakan operasi nomor: 585.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 30
September 2012 hingga 29 September 2017, kemudian untuk unit II sertifikat
dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik kelayakan operasi nomor:
666.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 31 Oktober 2012 hingga
Oktober 2017.
2. UNIT 2
Drum lifting #2 : December 16, 2011
Generator lifting #2 : December 16, 2011
Boiler hydraulic test #2 : June 18, 2012
First firing #2 : August 10, 2012
Steam purging #2 : August 30, 2012
Official synchr : September 6, 2012
Load rejection #2 : October 10-13, 2012
2. Secretary
a. Tugas administrasi perkantoran, meliputi surat menyurat, pembuatan
laporan,dan pengisian.
b. Tugas resepsionis, meliputi making call, melayani tamu, dan
menyusun jadwal pertemuan pimpinan.
c. Tugas social, meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim
ucapan selamat kepada relasi, dan mempersiapkan resepsi/jamuan
acara resmi kantor.
d. Tugas Insidentil, meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan
pidato, presentasi, dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan.
3. O & M Manager
Bertugas untuk mengatur semua operasional listrik dan pemeliharaannya.
5. R & D Manager
Bagian R & D bertaanggung jawab untuk memastikan kualitas performasi
dalam perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan,
bertanggung jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang telah
dianggarkan perusahhan untuk riset dan pengembangan, melalkukan test
dan jarang membuat alat test sendiri dan terus mengembangkan teknologi
baru untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkanperusahaan dan
juga bagian yang dihubungi apabila pihak luar hendak melakukan
kerjasama dengan perusahaan yang berkaitan dengan pengadaan barang
dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan perusahaan.
6. Rendal Operasi
Perencanaan dan pengendalian operasi seperti beban dan termsuk CCR,
pelaporan hasil produksi bunker.
a. Operator CCR
Berikut adalah beberapa tugas operator antara lain :
1) Memonitoring kinerja mesin PLTU seperti boiler, turbin dan
generator dari CCR.
2) Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas
lapangan.
b. ADM produksi
Tugasnya merekap dan membuat laporan hasil produksi mingguan
dan bulanan, serta membantu kelancaran proses produksi dan mulai
penyediaan bahan baku, perlengkapan dan peralatan kerja.
c. Bahan bakar
Melakukan pekerjaan administrasi bahan bakar, menghitung
inventorying bahan bakar, menjadwalkan pengadaan bahan bakar
serta pengecekan kualitas bahan bakar.
7. Rendal maintenance
Perencanaan dan pengendalian maintenance, mengatur schedule
maintenance menegndalikan dan mengawasi maintenace.
a. BTG engineer
Bertugas melakukan patroli disekitar boiler, turbin dan generator
b. Coal & ash handling engineer
Bertugas melakukan patroli disekitar coal dan ash handling
8. HR dan Umum
a. Personalia
Bertanggungjawab terhadap persoalan administrasi yang bertugas
mengurus pengembangan karir dan mengadakan training.
b. Bagian umum
Bertugas mengurus hal-hal umum yang sifatnya mendukung operasional
contohnya seperti bidang security, cleaning, authorial dan hal-hal
umum lainnya.
c. Document Control
Bertugas mengatir dan mengarsipkan semua dokumen perusahaan
d. Comdev
Seorang manager condev bertanggungjawab atas :
1) Mendesain, mengimplementasikan, dan mengelola program
CD/CSR untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai
dengan aturan hukum positif, perarturan perusahaan dan hal-hal
terkait lainnya.
2) Menyediakan dukungan manajemen dalam meningkatkan citra
dan reputasi perusahaan serta menciptakn hubungan yang baik
antara perusahaan dan masyarakat dan pengusaha/pemerintah
setempat.
e. Cashier
Bertugas mengatur keuangan di lapangan
9. Lingkungan dan K3
a. Lingkungan
Berhubungan dengan lingkungan serta kebersihannya.
b. Safety&Security
Bertugas melaksanakan koordinasi antara Bosowa dengan pelaksana.
10. Logistik
a. Gudang
Sebagai tempat penyimpanan material dan spare part serta mengatur
barang keluar masuk gudang
b. Pengadaan
Melakukan pengadaan barang, maupun mencari vendor serta
melakukan transaksi untuk pengadaan barang.
d. Supporting engineer
Bertugas untuk mendukung kelangsungan kerja dari sipil engineer,
electrical engineer dan mechanical engineer.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
a – b : Air dipompa dari tekanan P2 ke P1. Langkah ini disebut kompresi
isentropis. Proses ini berlangsung pada pompa air pengisi.
c – d : Air jenuh berubah wujud menjadi Fasa uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar (tekanan tetap) dan
entropi bertambah karena adanya proses pemanasan dalam furnace,.
Kelemahan PLTU
• Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar.
• Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar.
• Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu.
• Investasi awalnya mahal
BAB IV
PEMBAHASAN
Water Treatment
Plant
Boiler Turbin
Generator (BTG)
PLN
Adapun tahapan proses pengolahan air baku (air laut) menjadi air demin
digambarkan di diagram Alir Water Treatment Plant :
4.1.1 Intake
Intake merupakan tempat masuknya air laut sebagai air baku pada
instalasi pengolahan air (Water Treatment Plant). Intake juga merupakan
tempat penyaringan air laut yang pertama dilakukan sebelum masuk ke proses
pengolahan selanjutnya. Pada jalur masuk intek dipasang jaring-jaring yang
berfungsi untuk menyaring partikel-partikel besar seperti kayu,dan ikan besar.
Sebelum air memasuki intek terlebih dahulu di injeksikan Natrium
Hipo Clorid (NaClO) yang berfungsi untuk mematikan mikroorganisme yang
lolos dari penyaringan pertama kemudian diteruskan ke penyaringan kedua
yaitu Bar Screen yang berfungsi untuk menyaring sisa partikel-partikel yang
lebih kecil atau binatang laut yang mati seperti kerang-kerang dan ikan kecil.
Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran yang mungkin
terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air laut kemudian di teruskan ke
Cooling Water Pump. Fungsi dari CWP (Cooling Water Pump) ini sendiri
yaitu untuk memompa air laut menuju Condensor dan juga akan diteruskan
menuju Clarifier.
4.1.2 Clarifier
Clarifier merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk menjernihkan
air baku (air laut) yang masih mengandung partikel-partikel pengotor dengan
cara pengendapan, untuk mempercepat proses pengendapan ditambahkan
chemical koagulan agar terjadi proses koagulasi pada air. Koagulasi adalah
suatu proses pemisahan padatan yang tersuspensi dalam air melalui proses
kimia. Zat kimia yang ditambahkan yaitu PAC (Poli Aluminium Clorida)
yang berfungsi untuk mengikat partikel-partikel kecil menjadi partikel besar
yang mengendap kebawah dan natrium hipoclorid yang berfungsi untuk
membunuh lumut dan mikroorganisme.
Flok yang sudah terbentuk pada proses biasanya dibuang melalui drain
yang terdapat di bawah clarifier, sedangkan hasil air pengendapan di alirkan
ke penampungan selanjutnya dengan system overflow.
Dibutuhkan alat-alat penunjang clarifier agar proses pengendapan
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, alat-alat penunjang yang lazim
digunakan adalah:
a. Dosing pump yang berfungsi untuk inject chemical (koagulan, khlorin
dll), untuk besaran flow rate dosing pump dihitung berdasarkan
kapasitas pompa yang dibutuhkan dengan batas minimal 0,1-1% (mis:
Flow air yang diinginkan 2000 liter/jam maka dosing pump yang ideal
mempunyai kapasitas maksimal 2 liter – 20 liter/jam.
b.Mixing Tank yang berfungsi sebagai tanki buffer untuk memastikan
chemical teraduk sempurna dan iaseny dengan air, sehingga proses
kimiawi yang dihasilkan ias optimal.
c.Sediment Pond yang berfungsi kolam untuk mengendapkan lumpur atau
padatan yang telah terbentuk di clarifier tetapi belum sempat
mengendap dengan sempurna, sediment pond juga ias meringankan
kerja Sand Filter sehingga tidak sering mampat.
d.Bag Filter 20 micron, yang diperlukan jika karakter air baku tidak ias
merespon proses koagulasi dan flokulasi dengan cepat sehingga masih
tersisa flok flok halus yang tidak ias terendap sempurna walaupun
sudah melewati proses dalam sediment pont.
e.Lamella Plate diantaranya adalah mempunyai kapasitas dua sampai
empat kali lipat dibandingkan dengan clarifier konvensional, dapat
menghemat penggunaan coagulant dan frekwensi backwash filter dapat
dikurangi sehingga menghemat biaya operasional, dapat digunakan
untuk menghapus ion, padat dan untuk mengurangi kekeruhan.
4.1.3 Filterbasin
Filter Basin terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen,
bata semen atau bak untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini
dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.
Tahapan ini memanfaatkan pasir lambat yang berfungsi untuk menyaring
partikel berukuran kecil yang lolos dari Clarifier. Jika pasir lambat telah jenuh
maka akan terbackwash dan sisa kotorannya akan dibuang secara otomatis.
Kemudian air laut diteruskan ke Sea Water Tank.
Gambar 4.15RO
2 (Reverse Osmosis)
4.1.12 Mixedbed
Berfungsi sebagai tempat mengikat kation anion yang terkandung dalam
air (Middle Water) dengan menggunakan resin kation anion (Ion Exchange)
sehingga nilai konduktivitasnya menurun.
Proses pengangkutan batu bara dari kapal tongkang ke bunker dan coal
yeard membutuhkan waktu sebanyak 40-60 jam. Adapun jenis batu bara yang
dipakai pada PLTU Jeneponto adalah SSP, Adaro dan Kideko dengan kalori
tertinggi dimiliki oleh batu bara jenis Adaro yaitu sekitar 5000-5500 kkal/gr.
Pada C1 dilengkapi dengan magnetik separator yang berfungsi
menarik/mengikat bahan-bahan yang tidak diinginkan yang masuk bercampur
dengan batu bara
b. Ruang CCR
Ruang CCR merupakan ruangan pengontrol semua alat-alat yang
bekerja secara
otomatis,
sehingga operator
tidak harus selalu
terjun langsung
dilapangan.
c.Coal yard
Coal Yard merupakan tempat penimbunan batubara sementara yang
dikirim dari Unloading Area sebelum dilanjutkan ke power plant. Coal yard
dilengkapi Stacker Reclaimer.. Di dalam Coal Yard terdapat beberapa
tumpukan batu bara yang diatur ketinggiannya menggunakan SR untuk
mengangkut batu bara sehingga tumpukannya merata. Tumpukan tersebut
dibedakan berdasarkan jenis batu baranya dikarenakan batu bara yang berbeda
jenis tidak boleh tercampur sebab memiliki kalori yang berbeda.
d. Coal Bunker
Coal Bunker merupakan tempat
penyimpanan akhir batubara yang
ditampung dalam bunker yang
sebelum digunakan sebagai bahan
bakar PLTU. Pengisian batubara
kedalam bunker menggunakan
tripper car yang bisa dioperasikan
secara otomatis dari control room dan
lokal. Bunker terdiri atas 2 unit,
setiap unit terdiri atas 4 buah bunker.
Kapasitas coal bunker 250 MT.
e. Emergency Hopper
Emergency hopper merupakan tempat penyimpanan batu bara sementara
untuk di bawa kebunker memiliki fungsi yang sama dengan coal yard.
Emergency hopper berada dibawah tanah dilengkapi lubang sebagai tempat
masuknya batu bara berada diatas.
2) Motor
Berfungsi sebagai penggerak utama dari Belt Conveyor. Dalam
pengoperasiannya dihubungkan dengan gearbox dan fluid coupling.
Biasanya menggunakan Motor listrik untuk menggerakkan drive pulley.
Tenaga (HP) dari Motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu:
Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan antara idler
dengan komponen lain.
Menggerakkan muatan secara mendatar.
Mengangkut muatan secara tegak(vertikal).
Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
3) Reducer
Peralatan yang menggandengkan sumber daya ke pulley dan berfungsi
mereduksi putaran dari Motor agar putaran input dari Motor dapat
dikurangi.
4) Idler
Carrying Idler : Berfungsi untuk menjaga belt pada bagian yang berbeban
atau sebagai roll penunjang ban bermuatan material.
Posisi dari Carrying idler berada di atas conveyor table.
Komposisinya terdiri dari 3 buah roll penggerak
berbentuk V.
Impact idler : posisinya persis di bawah chute. Pada bagian luarnya
dilapisi dengan karet dan jarak antara satu sama lain lebih
rapat dari carrying idler. Fungsinya untuk menahan belt
agar tidak sobek/rusak akibat batubara yang jatuh dari
atas.
Return idler : berada di bawah belt pada sisi balik conveyor.
Komposisinya hanya terdiri dari 1 buah roll penyangga
dan berfungsi untuk menyangga belt dengan arah putar
balik.
Steering idler : merupakan idler yang berfungsi untuk menjaga kelurusan
belt agar tidak jogging (bergerak ke kiri/kanan).
5) Pulley
b. Straiker Reclaimer
Stacker Reclaimer (SR) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
dan mengatur ketinggian tumpukan batubara (Coal) sehingga merata pada Coal
Yard.
c. Ship Unloader
Ship unloader adalah suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran
batubara dari kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self
Unloading) peralatan ini dilengkapi dengan Grab (bucket) dengan kapasitas
bongkar 60-70 ton/ jam.
d. Crusher
Crusher berfungsi untuk menghancurkan batubara yang lewat peralatan
tersebut mempunyai ukuran lebih besar dari 32 mm. Peralatan ini dirancang
hanya untuk menghancurkan batubara, bukan untuk batu atau material lain.
f. Bulldozer
Bulldoser adalah alat pengankut yang mempunyai ban berupa rel yang khusus
beroprasi di area coal yeard. Bulldoser bertugas memasukkan batubara ke hoper
tail C8 dan mencegah terbakarnya batubara dengan cara membonkar tumpukan
batu bara.
g. Whell loader
Weloader adalah alat pengankut yang mempunyai ban melingkar dan terbuat
dari karet. Weloader biasanya beroprasi mengangkut buttom as dan bahan bakar
dalam area PLTU Jeneponto.
h. Silo
Silo berfungsi sebagai tempat penampungan terakhir limbah batu bara.
Adapun limbah batu bara terbagi dua yaitu fly as dan buttom as. Fly as adalah
limbah batu bara yang berbenuk seperti debu yang dapat di pakai sebagai bahan
pembuatan semen sedangkan Buttom as adalah limbah batu bara yang
berdiameter besar yang terbuang atau terseleksi pada bunker sebelum masuk ke
coal mill
i. Two way
Two way berfungsi untuk mindahkan aliran batubara dari arah yang satu ke
yang lainnya. Alat ini mempunyai dua posisi pada sisi pengeluaran, dan tidak
boleh dipindahkan pada saat ada aliran batubara.
2. Peralatan Pendukung
a. Sensor bunker
Sensor bunker berfungsi untuk
mendeteksi isi dari bunker, apabila penuh
maka warna sensor berubah menjadi
warna hijau.
c. Gas kolektor
Gas kolektor berfungsi untuk menghisap dan mengelurkan debu mealalui
corong yang ada di sekitar conveyer 6.
3. Peralatan Pengaman
a. Pull cord
Pull Cord berfungsi untuk memberhentikan Belt Conveyor dengan cara
menarik tali yang dipasang sepanjang belt sisi kiri dan kanan apabila ada
gangguan atau kelainan peralatan di local. Peralatan pengaman ini dipakai juga
pada saat ada pekerjaan perbaikan/pemeliharaan.
b. Tombol emergency
Tombol switch untuk memberhentikan jika ada gangguan atau kelainan
dilokal, juga pada saat dilakukan pemeliharaan/perbaikan. Alat ini lokasinya di
dekat Motor penggerak.
c. Alarm
Alarm merupakan alat yang berfungsi untuk menginformasikan apabila
terjadi kecelakaan kerja pada sekitar conveyer.
d. Coal Shelter
Coal Shelter merupakan cover atau penutup batu bara yang terdapat diatas
SR dan Coal Yard yang berfungsi melindungi batu bara dari hujan dan sinar
matahari.
e. Belt Sway
Belt sway berfungsi untuk mendeteksi adanya kemiringan pada conveyer
f. Cctv
Cctv berfungsi sebagai alat pengamatan/pengawasan alat dari jauh.
g. Water spray
Water spray juga termasuk bagian dari safety sistem conveyor yang
fungsinya untuk mengurangi polusi debu batubara dan juga sebagai safety jika
sewaktu waktu batubara terbakar di atas Belt Conveyor.
h. Hose Hydrant
Hose hydrant
merupakan sebuah terminal
air untuk bantuan darurat
ketika terjadi kebakaran
sehingga mempermudah
proses penanggulangan
ketika terjadi bencana
kebakaran.
i. Apar
Alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran
kecil.
j. Zero Speed
Zero Speed berfungsi untuk mendeteksi kecepatan belt conveyer.
k. Bocket
Bocket berfungsi mendeteksi apabila overflow atau kelebihan batu bara
pada hopper.
1. Kapal Tongkang
Batu bara yang dipasok dari luar diangkut dengan kapal tongkang.
Kapasitas kapal tongkang biasanya 8.000 – 10.000 ton. Kapal tongkang
biasanya datang sebanyak 10 kali perbulan, adapun waktunya tidak menentu
sesuai dengan pesanan PT. Bosowa. Batu bara yang dipakai oleh PLTU
Jeneponto yaitu Batu bara Adaro,Kideko dan SSP.
2. Ship Unloader ( SU )
Batu bara pada kapal tongkang di bongkar dengan alat ship unloader.
Waktu pembongkaran satu kapal tongkang biasanya memakan waktu 40 – 60
jam. Ship Unloader memepunyai crappes yang berfungsi mengangkat batu bara
dari kapal tongkang ke Hoper C1. Satu kali crap SU dapat mengangkat 6 – 7 ton
batu bara. Ship unloader pada PLTU Jeneponto biasanya hanya beroperasi pada
siang hari, bila malam hari pengoperasiannya dihentikan, hal itu dikarenakan
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Conveyor 1 (C1)
Dari Kapal tongkang ,SU langsung mengalirkan batu bara ke C1 melalui
hoper dan chute. Pada C1 Head terdapat magnetik separator yang berfungsi
menjerat benda asing berukuran besar yang ikut bersama dengan batu bara salah
satunya besi dengan bantuan magnet yang dapat bekerja secara otomatis,
apabila telah full makan alat dioffkan maka benda asing tersebut akan jatuh
dengan sendirinya.
4. Conveyor 2 (C2)
Setelah melalui hoper dan chute pada C1 head kemudian lanjut ke C2
tail.Conveyor akan jalan menuju ke C2 head.
5. Conveyor 3 (C3)
Dari C2 head akan masuk ke hoper dan chute selnjutnya masuk ke C3.
Pada C3 ini terdapat To Way. To Way ini akan mengatur aliran batu bara yaitu
proses stacking atau packing yang jalan. Proses stacking berlangsung dan batu
bara akan melewati C7 dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal
yard. Sedangkan proses packing terjadi apabila volume bangker menurun dan
ada kapal tongkang yang bongkar muatan di jety.
6. Conveyor C7
Pada conveyor C7 ini dapat terjadi Tacker. Proses stacking dilakukan alat
stacker reaclainmer apabila volume banker masih besar dan ada kapal tongkang
yang sedang bongkar muatan di jety. Proses stacking berlangsung dan batu bara
akan melewati C7 dan ditampung di penampungan sementara yaitu coal yeard.
7. Conveyor C8
C8 merupakan conveyor emergency hopper yang digunakan apabila alat
SR mengalami masalah. Batu bara akan didorong oleh bullduser masuk ke
hoper tail C8.
8. Conveyor 4 (C4)
Batu bara yang dialirkan dari C7 dan C8 akan masuk hoper tail C4. Pada
C4 terdapat alat crusher yang berfungsi menghancurkan batu bara yang
berukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga pada coal mill proses
penghancurannya tidak terlalu lama, karena batu bara yang diinginkan pada
boiler harus berdiameter sangat kecil seperti debu. Batu bara selanjutnya
menuju C4 head.
9. Conveyor 5 (C5)
Batu bara dari C4 head akan masuk ke hoper dan chute kemudian
mengalir ke C5 tail. Batu bara akan menuju C5 head, pada C5 head terdapat
magnetik separator yang berfungsi menangkap benda asing yang ikut dengan
batu bara sebelum masuk ke hoper dan cube.
11. Bunker
Batu bara dari C6 akan masukkan dan di tampung dalam bunker sebelum
digunakan dalam furnace sebagai bahan bakar.
Boiler dengan tipe water tube boiler dibentuk oleh pipa-pipa (tubing). Pipa-
pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan terhadap
perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air / uap air yang
mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa bersifat konduktor panas yang
baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke air /
Pipa-pipa pada boiler besar di desain khusus dan cukup unik. Pipa-pipa
tersebut berkontur ulir di dalamnya, sehingga menciptakan aliran turbulen pada
saat air atau uap air mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya
aliran turbulen adalah untuk mengurangi efek gesekan antara air atau uap air
dengan permukaan pipa, sehingga mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran
yang mengganggu (turbulensi) pada lekukan pipa. Pada akhirnya hal ini akan
meningkatkan efisiensi perpindahan energi panas dari proses pembakaran ke air.
1) Sirkit air
c) Coal Mill
Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi
proses pembakaran, karena semakin kecil ukuran partikel batubara
maka akan semakin cepat pula batubara tersebut terbakar. Coal
mill berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi bubuk
(pulverized fuel), batubara keluaran pulverizer akan berukuran 200
MESH atau 75 µm. Sedang untuk membawa bubuk batubara ke
furnace, dihembuskan udara primer ke mill. Udara primer
dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan dipanaskan pada Air
Preheater sehingga cukup untuk mengeringkan bubuk batubara.
PLTU Jeneponto terdiri 4 unit coal mill untuk 1 unit Boiler,
dengan menggunakan tipe Bowl mill. Selanjutnya batubara yang
sudah digiling di tiap Mill akan didorong oleh primary air ke
Burner (4 sudut furnace) melalui coal pipe. Posisi burner
bertingkat mulai dari paling bawah Mill A, Mill B, Mill C, dan
Mill D.
e) Oil burner
Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara adalah sebagai
bahan bakarpenyalaan/pembakaranawal,menaikkan temperature
dan tekanan pada saat start dingin serta berfungsi sebagai
stabilisasi pembakaran.Untuk kesempurnaan proses pembakaran,
maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar diatomisasi
(dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara. Pengaturan
pembakaran atau panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan
mengatur aliran HSD atau menambah/ mengurangi ignitor yang
4) Sirkit Uap
Sirkit uap dalam boiler adalah uap dari drum boiler dalam kondisi
jenuh dialirkan ke superheater I (primary SH) dan ke superheater II
(secondary SH) kemudian ke outlet header untuk selanjutnya disalurkan ke
turbin. Apabila suhu uap melebihi batas suhu kerjanya, maka de superheater
kerja menyemprotkan air untuk menurunkan suhu sehingga sesuai harga yang
diinginkan. Desuperheater terletak diantara superheater I dan Superheater II.
Setelah memutar turbin akan kembali ke Reheater untuk dipanaskan kembali.
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi
panas dan kekeringan nya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap
panas lanjut). Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. Sebagai
pemanasnya adalah gas hasil pembakaran bahan bakar. Reheater berfungsi
untuk memanaskan uap dari HP turbin agar kandungan energi panasnya
meningkat lagi setelah memutar turbin. Uap ini selanjutnya dialirkan kembali
ke turbin (IP turbin). Pemanasan dilakukan dengan gas buang keluar
superheater.
5) Soot blower
Fungsi soot blower adalah untuk membersihkan abu atau jelaga yang
menempel pada bagian boiler yang dilewati gas buang, dengan
menyemprotkan uap ke pipa pemanasan. Berdasarkan bentuknya ada 2 jenis
soot blower, yaitu :
a) Soot blower yang berbentuk panjang untuk mencapai abu atau
jelaga yang menempel pada boiler bagian dalam.
b) Soot blower yang berbentuk pendek untuk mecapai abu atau jelaga
yang menempel pada dinding ruang bakar (furnace)
6) Safety Valve
Safety Valve berfungsi mengamankan pipa steam dari tekanan
berlebih, terdapat pada Drum boiler, pipa main steam, pipa cold reheat, dan
pipa hot reheat.
Bagian-bagian turbin:
a) Casing adalah bagian yang diam merupakan rumah atau wadah dari rotor.
Pada casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan
berjajar terdiri dari beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu
gerak pada rotor.
b) Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak
yang terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor
sama dengan jumlah baris sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu
diam dan sudu gerak disebut tingkat (stage). Sudu gerak berfungsi untuk
merubah energi kinetik uap menjadi energi mekanik
c) Bantalan berfungsi adalah untuk menopang dan menjaga rotor turbin agar
tetap pada posisi normalnya. Ada dua macam bantalan pada turbin, yaitu
bantalan journal yang berfungsi untuk menopang dan mencegah poros
turbin dari pergeseran arah radial dan Bantalan aksial (thrust bearing)
yang berfungsi untuk mencegah turbin bergeser kearah aksial.
d) Katup utama turbin terdiri dari main stop valve (MSV) dan governor valve
(GV). Selain itu dilengkapi dengan katup uap reheat, yaitu reheat stop
valve (RSV) dan interceptor valve (ICV).
e) Sistem pelumasan
Pelumasan bantalan sangatlah penting sehingga turbin tidak boleh diputar
tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan adalah
tekanan. Untuk menjamin tekanan minyak pelumas yang konstan
disediakan beberapa pompa minyak pelumas yaitu Main oil pump (MOP),
Auxiliary oil pump (AOP), dan Emergency oil pump (EOP). Selain itu
dilengkapi dengan system jacking oil dan turning gear.
3. Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi
listrik. Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di
PLTU. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan
tegangan listrik manakala turbin berputar. Proses konversi energi didalam
generator adalah dengan memutar medan magnet didalam kumparan. Rotor
generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada
stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator.
Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke
kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet
ini disebut eksitasi. Generator PLTU jeneponto menggunakan system
pendingin udara.
a) Casing
Casing terbuat dari baja ringan yang dirancang untuk menopang inti
stator dan kumparan-kumparan- nya.
b) Stator
Stator adalah bagian yang diam atau tidak bergerak yang sekaligus
menjadi body generator. Stator berupa kumparan jangkar yang
mengeluarkan tegangan hasil GGL.
c) Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar atau bergerak dari generator.
Kumpuran rotor diberikan eksitasi dengan tegangan arus DC kemudian
dengan bantuan tenaga uap melalui turbin yang dikopel langsung dengan
rotor makan rotor berputar dan terjadilah induksi ke stator.
d) Eksiter
Eksiter adalah alat untuk pembangkitkan arus eksitasi. Eksitasi adalah
sistem mengalirkan pasok listrik DC untuk penguat medan rotor
Generator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan rotor, maka rotor
menjadi medan magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya.
Untuk mengalirkan arus listrik ke rotor dapat dilakukan dengan melalui
slipring dan sikat arang (brush) atau membuat eksiter dengan kumparan
berputar. Dalam keadaan start atau beroperasi sendiri tegangan Generator
tergantung pada besarnya arus eksitasi.
4. Condenser
Condenser adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Prosesnya
uap dari low pressure turbin masuk dan didialirkan kedalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air
sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut
kondensor tipe surface (permukaan). Uap yang telah berubah fase menjadi
cair digunakan sebagai air umpan boiler.
Sistem ini menggunakan air tawar atau air demin sebagai media
pendinginnya. Sirkulasi air pendingin bantu merupakan siklus
tertutup sehingga sering disebut dengan sistem air pendingin siklus
tertutup (closed cooling circulating water). Karena menggunakan air
demin, maka airnya bersih, sehingga biasanya hanya dipasang satu
saringan.
Gambar 4.74 Air pendingin pembantu (CCCW)
3) Condensor Pump
Kondensor pump adalah pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air
7. Deaerator
Air dari low pressure heater mengalir masuk ke deaerator. Deaerator
berfungsi untuk membuang gas-gas pencemaran dari dalam air kondensat
seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan non condensable gas lainnya.
Pencemaran gas dapat menyebabkan korosi pada saluran dan komponen-
komponen yang dilalui oleh air kondensat. Panas yang digunakan untuk
memanaskan ini berasal dari intermediated pressure turbin. Temperatur air
keluaran sekitar 145°C.
Gambar 4.78Deaerator
1. Bunker
Unit Coal dan Ash Handling menyuplai batu bara ke bunker dngan kapasitas
250 MT. PLTU Jeneponto memiliki 4 bunker yang mendukung satu unit furnace.
Bunker tersebut berkapasitas 250 MT. Secara keseluruhan terdapat 8 unit bunker
yang mendukung pasokan batu bara 2 unit furnace.
2. Coal Feeder
Coal feeder akan mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke dalam coal
mill (pulverizer) . Coal feeder dilengkapi dengan katup otomatis yang berfugsi
untuk membuka dan menutup jalur batu bara menuju coal mill. Jumlah
batubaradiatur sesuai dengan kebutuhan beban yang diinginkan, pengaturan ini
diatur sesuai dengan kecepatan putaran motor yang terdapat pada coal feeder.
Terdapat 8 unit coal feeder yang mendukung proses pengoperasian 2 unit ruang
bakar.
3. Coal Mill
Batubara yang diatur jumlahnya oleh coal feeder masuk ke coal mill melalui
sisi inlet pada bagian atasnya. Batubara jatuh pada sebuah mangkung yang
berputar. Pada bagian lain terdapat 3 buah grinding yang dapat berputar bebas
karena permukaan grinding tersebut bersentuhan dengan mangkuk yang berputar
tadi. Pada grinding terdapat sistem pegas untuk memudahkan dalam
menghancurkan batubara. Udara panas dengan tekanan dan temperatur yang
terjaga dimasukkan ke dalam coal mill sebagai media untuk membawa batubara
yang telah halus keluar coal mill. Pada sisi outlet (bagian atas) terdapat sudu-sudu
classifier yang berfungsi untuk memfilter agar hanya batubara yang telah halus
saja yang dapat melewati sudu-sudu tersebut. Batubara yang tidak dapat melewati
classifier jatuh kembali ke table untuk digrinding agar lebih halus. Batu bara
digrinding higga menjadi bubuk (pulverized fuel), batubara keluaran pulverizer
berukuran 200 MESH atau 75 µm. Terdapat 8 unit coal mill yang mendukung
proses pengoperasian 2 unit ruang bakar (furnace).
4. Furnace
Pulverized fuel (batu bara yang telah halus) yang keluar dari coal mill
dibawa oleh udara bertekanan menuju ke burner malalui pipa-pipa. Pipa-pipa ini
terletak di empat sudut furnace. Disetiap sudut furnace, posisi burner bertingkat
mulai dari paling bawah Mill A, Mill B, Mill C, dan Mill D.Penembakan panas
dari pipa burner dimulai dari pipa yang paling bawah.
5. Boiler
Tipe boiler yang digunakan di PLTU Jeneponto adalah tipe water tube
boiler. Terdapat pipa-pipa air didalam furnace yang didesain sedemikian rupa,
sehingga proses dapat berlangsung dengan baik. Air diisikan ke pipa-pipa boiler
hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler
air yang berada didalam pipa dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.Pembakaran dilakukan
secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara
dari luar. Terdapat 2 unit boiler di PLTU Jeneponto.
6. Drum Boiler
Uap dari boiler masuk ke drum boiler. Uap ini masih mengandung air,
sehingga harus dipisahkan lagi hingga menjadi uap kering di superheater.
Didalam drum boiler terdapat separator cyclone yang berfungsi untuk
memisahakan uap dan air. Uap hasil pemisahan akan menuju ke superheater
sedangkan air akan turun kembali ke drum boiler. Akibat pemanasan selain
temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari
air di drum turun melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum
melalui pipa-pipa pemanas (riser). Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar
7. Superheater
Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar kandungan energi panas
dan kekeringannya bertambah sehingga menjadi uap superheat (uap panas lanjut).
Uap saturated yang masuk ke pipa-pipa superheater dipanaskan lebih lanjut
sehingga dapat mencapai uap superheater dan memenuhi syarat untuk masuk
turbin uap. Apabila suhu uap melebihi batas suhu kerjanya, maka de superheater
bekerja menyemprotkan air untuk menurunkan suhu sehingga sesuai harga yang
diinginkan. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air tersebut dikontrol oleh
control valve. Komponen inilah yang berfungsi untuk menjaga agar spesifikasi
uap air selalu dalam parameter terbaik.
9. Reheater
Reheater memanaskan kembali uap dari HP turbin agar kandungan energi
panasnya (entalpi uap) meningkat lagi setelah digunakan memutar turbin. Pada
pemanasan ulang itu temperatur akan naik, sedangkan tekanannya tetap sehingga
entalpi uap akan naik kembali. Temperatur pemanas ulang reheater akhir
393.20℃ dan tekanan 0.41 Mpa. Uap ini selanjutnya dialirkan kembali ke turbin
(IP turbin).
12. Generator
Uap yang berasal dari low pressure turbin masuk ke dalam generator.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik manakala turbin berputar. Proses konversi energi didalam generator adalah
dengan memutar medan magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai
medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga
timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat
rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor.
Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut
eksitasi.
13. Kondensor
Kondenser merubah uap menjadi air. Prosesnya uap dari low pressure turbin
masuk dan didialirkan kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap
mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Uap
yang telah berubah fase menjadi cair digunakan sebagai air umpan boiler
18. Deaerator
Air dari low pressure heater mengalir masuk ke deaerator. Deaerator
berfungsi untuk membuang gas-gas pencemaran dari dalam air kondensat seperti
oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan non condensable gas lainnya yang
dapat menyebabkan korosi pada alat. Pada bagian ini juga terjadi proses
pemanasan air umpan dengan suhu sekitar 140 ℃. Panas yang digunakan untuk
memanaskan ini berasal dari intermediated pressure turbin.
pemanasan awal (pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh BFWP juga
memiliki temperatur tertentu yang cukup panas.
21. Economiser
Economiser sebenarnya adalah bagian dari boiler. Economiser memanaskan
air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam economiser air menyerap panas
gas buang yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui
cerobong.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PLTU Jeneponto adalah pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia
timur dengan daya 2 X 125 MW. Bahan baku yang digunakan adalah air demin. Air
demin merupakan air yang tidak mengandung mineral-mineral (bebas dari mineral-
mineral yang terlarut dalam air) yang didapatkan melalui proses proses demineralisasi
menggunakan system Reverse Osmosis (RO) maupun Multi Effect Destillation
(MED). Air demin berfungsi sebagai air umpan pada boiler dalam menghasilkan
steam melalui proses perubahan fase air menjadi vapour atau uap air yang nantinya
akan digunakan sebagai penggerak pompa turbin. PLTU Jeneponto terdiri dari
komponen utama yaitu Boiler Turbin Generator dan komponen pendukung Water
Treatment Plant serta Coal dan Ash Handling. Adapun unit Chlorination Plant dan
Waste Water Treatment adalah bagian dari Water Treatment Plant.
Boiler Turbin Generator berperan untuk mengubah air demin menjadi uap
superheater sehingga dapat menggerakkan turbin. Generator yang dikopel langsung
dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik manakala turbin berputar. Water
Treatment Plant berperan untuk memproduksi semua kebutuhan air bagi operasional
PLTU yaitu Demineralized Water atau Air Demin dan Fresh Water yang
dipergunakan sebagai Air Service. Coal dan Ash handling System merupakan sistem
untuk menangani mulai dari pembongkaran batubara dari kapal/tongkang (Unloading
Area) sampai ke area penimbunan/penyimpanan di stock pile ataupun langsung
pengisian ke bunker (power plant), yang selanjutnya digunakan untuk pembakaran di
Boiler.
5.2 Saran
PLTU Jeneponto dalam proses pengoperasiannya tentunya menghasilkan
limbah berupa limbah berupa limbah B3 yang berasal dari rangkaian proses yang
terjadi di Coal dan Ash Handling System berupa air yang mangandung endapan batu
bara, Water Treatment Plant berupa limbah B3, sludge dan Boiler Turbin Genarator
berupa air dengan suhu tinggi. PLTU Jeneponto yang telah beroperasi selama 3
tahun, untuk ditahun-tahun mendatang diharapkan mampu mengolah limbah-limbah
tersebut dengan lebih baik lagi sebelum dibuang ke lingkungan dengan
memperhatikan AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan). Limbah-limbah yang lain
seperti limbah bottom ash dapat dimanfaatkan juga sama halnya dengan limbah fly
ash yang dijadikan sebagai bahan pengeras semen.