Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara terbesar pengguna dan
produsen energi terbarukan di Asia Tenggara. Dengan populasi melebihi
250 juta orang yang memiliki permintaan listrik tinggi. Permintaan
Indonesia tergantung pada berbagai metode yang digunakan untuk
menghasilkan listrik dari panas bumi, batubara, minyak mentah, dan
pembangkit tenaga air untuk pembangkit daya listrik.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke, pemerintah berkomitmen untuk membangun
pembangkit listrik mencapai 35.000 MW dalam jangka waktu 5 tahun (2014
- 2019). Pembangunan pembangkit listrik 5 tahun kedepan pemerintah akan
membangun 109 pembangkit. Terealisasi pembangunan pembangkit listrik
akan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak.
Untuk mempersiapkan kebutuhan SDM dalam mengelola
pembangkit listrik, maka sebagai mahasiswa Teknik Konversi Energi
setelah mendapat ilmu secara teoritis dan praktikum dalam lembaga
pendidikan (Perguruan Tinggi), dan untuk meningkatkan keahlian dan daya
saing dalam dunia kerja dilaksanakan praktek kerja lapangan (PKL).
Praktek kerja lapangan adalah penerapan seorang mahasiswa
mahasiswi pada dunia kerja nyata yang sesungguhnya, yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan dan etika pekerjaan, serta untuk
mendapatkan kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang ada kaitannya dengan kurikulum pendidikan.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang dikelola oleh PT. Geo
Dipa Energi Unit 1 Dieng merupakan perusahaan yang mempunyai visi dan
misi dalam pengelolaan panas bumi dan ketenagaan yang ramah
lingkungan. Dan sekaligus sebagai penyedia kebutuhan listrik nasional
dengan mengutamakan efisiensi dan produktifitas, sehingga akan

1
menghasilkan listrik yang berkualitas untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi dan taraf kehidupan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Permintaan listrik akan meningkat sejalan dengan pertubuhan
manusia di dunia ini, oleh karena itu PT. Geo Dipa Energi Unit 1 Dieng
berusaha mengelola panas bumi sehingga menghasilkan listrik untuk sistem
jaringan Jawa-Bali.
PT. Geodipa Energi Unit 1 Dieng mempunyai kapasitas listrik 60
MW, namun yang dihasilkan hanya 40 MW karena sesuai dengan
permintaan PLN untuk memenuhi jaringan terpadu Jawa-Bali. PT. Geo
Dipa Energi Unit 1 Dieng mempunyai ruang lingkup pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan instrumen-instrumen dan kendali penyusun
sistem produksi dan melakukan kalibrasi secara rutin.
Berdasarkan teori dalam kuliah dan praktikum yang penulis dapat di
bangku kuliah dan Praktek Kerja Kuliah PT. Geo Dipa Energi Unit 1 Dieng,
maka penulis mengambil judul “Perawatan Hotwell Pump P-101A pada
PLTP Geo Dipa Energi Unit 1 Dieng” sebagai laporan praktek kerja
lapangan ini.

1.2 Ruang Lingkup


Mekanisme dan sistem kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi merupakan suatu kesatuan sistem yang mampu bekerja sama dengan
baik. Sehingga untuk mempelajari masalah tidak menghiraukan masalah
lain. Dalam membuat laporan kerja praktik ini penulis membatasi masalah
yang akan dibahas yaitu hanya membahas tentang Perawatan Hotwell Pump
P-101A pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT. Geo Dipa
Energi Unit 1 Dieng.

1.3 Tujuan Penulisan

Hal-hal yang menjadi tujuan dalam penulisan laporan Praktik Kerja


Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses produksi energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi Unit 1 Dieng.

2
2. Memberikan gambaran tentang pemisahan fluida dua fasa dari uap yang
dihasilkan oleh sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Unit 1 Dieng.
3. Mengetahui perawatan pompa hotwell P101-A pada Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi Unit 1 Dieng.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah :
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Sebagai salah satu persyaratan akhir studi dan memperoleh ahli
madya Program Studi D3 Teknik Konversi Energi Jurusan
Teknik Mesin.
b. Mengetahui secara langsung bagaimana proses produksi energi
listrik dengan sumber tenaga panas bumi.
c. Mengetahui bagaimana perawatan pompa hotwell pada PLTP
Geo Dipa Energi Unit I Dieng.
d. Mendapatkan wawasan dan pengalaman nyata di instansi yang
terkait dengan bidang konversi energi.
e. Mengetahui penerapan teori yang diperoleh di perkuliahan pada
dunia kerja.
1.4.2 Bagi Politeknik
a. Menjalin kerja sama yang baik dalam perkembangan teknologi
antara pihak perusahaan dengan perguruan tinggi dalam hal ini
antara Politeknik Negeri Semarang dengan PT. Geo Dipa Energi
Unit I Dieng.
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam penerapan ilmu dengan
aplikasi yang nyata di dunia industri.
1.4.3 Bagi Perusahaan
a. Mengenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui kerja sama
antara pihak perusahaan dengan perguruan tinggi.
b. Merupakan perwujudan nyata perusahaan dalam pengembangan
pendidikan.

3
c. Dapat membantu program pemerintah dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang lebih berkualitas dan berkompeten.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil PT Geo Dipa Energi


PT.Geodipa Energi merupakan perusahaan gabungan antara
PT.Pertamina (persero) dan PT. PLN(persero), dua BUMN terbesar di
Indonesia. Keduanya memiliki kompetensi dan pengalaman yang sudah
tidak diragukan lagi. Pertamina dalam pengalamannya daam pengembangan
lapangan panas bumi bergabungdengan PLN dengan pengalaman dalam
bidang pembangunan dan penggoperasian pembangkit listrik serta
berwenang dalam penyaluran dan pendistribusian listrik ke seluruh
Indonesia. Kombinasi ini adalah bukti dan jaminan tingginya kompetensi
yang dimiliki PT. Geodipa Energi dalam menjalankan bisnisnya. Logo
perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT Geo Dipa Energi


(Sumber : https://www.geodipa.co.id)

PT.Geodipa energi adalah perusahaan patungan antara PT.PLN dan


PT.Pertamina yang didirikan pada tanggal 5 juli 2002. Dengan fokus
kegiatan sebagai penyedia tenaga listrik dari sumber tenaga panas bumi
untuk menambah pasokan daya listrik sistem jawa madura bali. PT. Geo
Dipa Energi mengoperasikan 1 unit PLTP di lapangan panas bumi dieng
dengan kapasitas terpasang 1x60 MW. Sedangkan untuk unit Patuha dengan
kapasitas terpasang 1x54 MW. Cakupan kegiatan yang dilakukannya mulai
tahap eksplorasi, eksploitasi lahan penghasil panas bumi, pembangunan

5
power plant hingga menyalurkan hasil olahan panas bumi menjadi listrik ke
jaringan listrik interkoneksi Jawa-Madura-Bali.
Head office :Gedung Recapital
Jl.Aditya Warman, Kavling 55
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Phone. 022-7313375 Fax.022-7313364
DIENG plant : Jl.Raya Dieng Batur PO BOX 001 wonosobo Indonesia
Phone.0286-594958 FAX.0286-591959
PATUHA Plant : Jl.PR tanjakan Panjang no.33 Ciwidey Bandung
Indonesia Phone.022-5927249
E-mail : webmaster@geodipa.co.id
Website : www.geodipa.co.id
Secara garis besar PT. Geo Dipa Energi unit Dieng telah melewati
beberapa kejadian penting antara lain:
1. Pemerintahan Hindia Belanda
Sejarah perkembangan proyek panas bumi Dieng dimulai oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918 dengan melakukan
penyelidikan potensi panas bumi Dieng. Pada tahun 1964 sampai 1965
UNESCO mengidentifikasi Dieng dan menetapkan bahwa dieng sebagai
salah satu prospek panas bumi yang sangat bagus di Indonesia. Tahun 1970
USGS (United States Geological Survey) melakukan survey geofisika dan
tahun 1973 melakukan pengeboran 6 sumur dangkal dengan kedalaman
maksimal 150 m dengan temperatur 92-175oC

2. Pertamina
Pada tanggal 17 Agustus 1974 Dieng ditetapkan oleh Menteri
Pertambangan dan Energi dengan surat keputusan
No.491/KPTS/M/Pertamb/1974 sebagai wilayah kerja VI wilayah panas
bumi bagi Pertamina. Penyelidikan Geologi,Geokimia dan Geofisika serta
penggeboran landai suhu berhasil dilakukan Pertamina pada tahun 1976.
Hingga tahun 1994 Pertamina telah menyelesaikan 27 sumur uji produksi
(21 sumur di sikidang, 3 sumur di Sileri, 3 sumur di Pukawajan). Selama

6
1981-1993 Pertamina menghasilkan Power Plant unit kecil (monoblock 2
MW)
3. Himpurma California Energi Ltd (HCE)
Pada tahun 1994 lapangan panas bumi unit Dieng dipegang oleh
Himpurma California Energi (HCE) yang merupakan perusahaan gabungan
antara California Energi Ltd (CE)sebagai pemegang saham mayoritas (90%)
dengan Himpurma Erasindo Abadi (HEA) sebagai pemegang saham
minoritas (10%). HCE sejak tahun 1995-1996 melaksanakan kegiatan
sebagai berikut
3.1. Penggeboran sumur produksi dan sumur re-injeksi, sehingga mampu
menghasilkan uap dikepala separator sebanyak 194 MW.
3.2. Membangun jaringan pipa uap, separator, brine sistem dan gathering
sistem serta membangun pusat pembangkit listrik tenaga panas bumi
unit 1 dengan kapsitas terpasang 60 MW
3.3. Melakukan komisioning dan operasi komersil PLTP init satu selama
72 jam pada tanggal 5 juli-8 juli 1998
Akibat adanya sengketa antara HCE dan PT.PLN (persero) serta
dikeluarkannya surat keputusa presiden RI No. 39 tahun 1997 dan surat
keputusan presiden No.5 tahun 1998, California Energi sebagai
pemenang saham mayoritas sebagai tindakan gugatan PT.PLN
(persero) melalui mahkamah arbitrase international, gugatan ini
dimenagkan HCE pada tahun 2000

4. Overseas Private Intvestement Coorparation (OPIC)


Untuk seementara claim california Energy Ltd ini dibayar oleh
Overseas Private Investement Coorparation (OPIC) dan kepemilikan saham
mayoritas program PLTP Dieng dipegang oleh OPIC. Mengingat
pemerintah RI turut menjamin proyek ini. OPIC meminta agar pemerintah
RI mengganti klaim tersebut. Pada bulan September 2002 sampai Agustus
2002. OPIC dan Pertamina menandatangani intern agreement untuk
melaksanakan perawatan dan pemeliharaan fasilitas aset yang ditinggalkan
oleh HCE, pada tanggal 21 Agustus 2001 pemerintah RI menandatangani

7
Final Sattlement Agreement. Kepemilikan saham mayoritas berpindah dari
OPIC ke pemerintah RI (Depertemen Keuangan). Selanjutnya Menteri
Keuangan RI melalui surat No.S,436/MK02/2001 tanggal 4 september 2001
menunjuk PT.PLN (persero) untuk menggelola aset Dieng Patuha.
5. Badan Penggelola Dieng Patuha (BPDP)
Melalui surat perjanjian kerja sama antara direksi PT.PLN (persero)
dengan Pertamina No.066-1/C00000/2001 tanggal 14 September 2001
membentuk Badan Penggelola Dieng Patuha (BPDP) yang bertugas
melakukan persiapan serta menggelola rekomissioning PLTP unit 1 yang
berkapasitas 60 MW serta merawat aset Dieng Patuha. Sejak tanggal 1
oktober 2002 BPDP dibantu boleh Exitsting Employed, HCE, serta mitra
usaha lainnya melaksanakan kegiatan rekomisioning tersebut dengan
memperbaiki hampir seluruh peralatan yang ditinggalkan California Energy
Ltd serta membangun Rock Muffler dan mengamati sistem purifier
sehingga proyek Dieng yang selama ini terbengkalai mampu beroperasi
kembali dan menghasilkan listrik dari sumber daya panas bumi ke sistem
jaringan terpadu jawa-bali.
6. PT.Geo Dipa Energi
Sejak tanggal 4 september 2002 PT.Geodipa Energi mulai berperan
dalam penggelolaan aset Dieng Patuha. PT. GEO Dipa Energi melalui anak
perusahaan dari PLN dan Pertamina yang didirikan pada 5 Juli 2002, lokasi
kantor pusat Jl. Aditya Warman, Kavling 55 kebayoran baru, Jakarta Selatan
yang kegiatannya melakukan eksplorasi sumber panas bumi. PT. Geo Dipa
Energi merupakan anak perusahaan dari dua BUMN terbesar di Indonesia,
yaitu PT. Pertamina yang memgang saham sebesar 67% dan PT. PLN
(persero) dengan saham sebesar 33%

8
2.2 VISI, MISI dan MOTTO Perusahaan
Visi dari PT.Geo Dipa Energi adalah menjadi perushaan geotermal
yang handal dan terpercaya melalui insan Geo Dipa. Keunggulan oprasional
dan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Misi PT.Geo Dipa Energi adalah :
1) Fokus pada pertumbuhan perushaan yang cepat dan berkesinambungan
dalam mencapai tujuan bisnis
2) Mengoptimalkan produktivitas melalui oprasional yang unggul dan total
quality mannagement.
3) Menyediakan lingkungan yang terbaik untuk berprestasi sebagai
profesional dan menjadi insan Geodipa yang unggul.
4) Turut mendukung program pemerintah dan menyediakan tenaga listrik
panas bumi yang aman dan ramah lingkungan.
Dalam melaksanakan Misi perusahaan, PT.Geo Dipa Energi
memiliki Company Value (Nilai Perusahaan) yang meliputi aspek seperti
Learning; Integrity; Goal Oriented; Honour; Teamwork yang dapat
disingkat menjadikata “LIGHT” . Kata”LIGHT” berarti cahaya, yang dapat
dideskripsikan bahwa PT.Geo Dipa Energi memiliki kemampuan yang
sangat cepat dalam bidang panas bumi baik secara target jangka panjang,
tegnologi seta target produksi. Lurus menggambarkan bahwa PT.Geo Dipa
Energi selalu berusaha fokus pada visi dan misi perusahaan dan memberi
dimana PT.Geo Dipa Energi berusaha untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dan memuaskan bagi masyarakat.
 Learning
Melakukan pembelajarandan inovasi secara berkesinambungan untuk
memberi nilai tambah bagi pelanggan dan pemegang kepentingan.
 Integrity
Bersikap jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran, perkataan dan
tindakan.
 Goal Oriented
Berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala hal dan bersikp
penuh semangat untuk mencapai hasil yang melebihi harapan.

9
 Honour
Bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui
profesionalisme dan sikap saling menghormati.
 Teamwork
Percaya akan kekuatan sinergi dan komunikasi untuk membangun tim
yang unggul.
Motto dari PT.Geo Dipa Energi adalah Keterbukan-Kebersamaan-
Keunggulan.

2.3 Spesifikasi Objek


PT Geo Dipa Energi Unit 1 Dieng merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan
tenaga Panas Bumi. PT Geo Dipa Energi ini merupakan anak perusahaan PT.
Pertamina dan PT PLN melaksanakan operasi & pemeliharaan serta
pengembangan lapangan panas bumi Dieng & Patuha maupun lpangan panas
bumi lainnya. Total potensi energy di lapangan panas bumi Dieng diperkiraan
mencapai sekitar 300 MW.

2.4 Lokasi dan Letak Perusahaan


Lapangan panas bumi Dieng terletak di Propinsi Jawa Tengah +123
km ke arah barat laut dari kota Yogjakarta, yaitu terletak di dua kecamatan,
yaitu kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Kecamatan Kejajar ,
kabupaten Wonosobo. Meliputi area seluas 107.351,995 Ha diketinggian
2098 mdpl (meter diatas permukaan laut) dengan batas-batasnya adalah
sebelah barat garis 02.06.02 BT ,Timur 03.11.31 BT, Utara 07.05.00 LS,
dan Selatan 07.20.00 LS. Berikut merupakan peta letak lapangan panas
bumi Dieng di Propinsi Jawa Tengah.Peta letak lapangan panas bumi dieng
dapat dilihat pada gambar 2.2

10
Pulau Jawa

Concession Area: 63 km2

Gambar 2.2 Letak Lapangan Panas Bumi Dieng.


(Sumber: dokumentasi PLTP Geodipa Dieng)

Lokasi PT. GEO DIPA ENERGI Unit Dieng terletak didaerah dataran
tinggi Dieng. Disamping sebagai lokasi perusahaan, dataran tinggi Dieng
juga sebagai lokasi wisata karena lokasi tersebut terdapat peninggalan
bersejarah seperti candi-candi dan telaga. Suhu lingkungan didataran tinggi
Dieng kurang lebih 160c dengan ketinggian 2000-2100 meter diatas
permukaan laut. Lokasi perusahaan dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu
dari kota Wonosobo dengan jarak tempuh kurang lebih 25 km dan dari kota
Banjarnegara. Dataran tinggi Dieng merupakan perbatasan antara dua
kabupaten yaitu dari Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.
Adapun nama-nama lokasi menurut wilayahnya :
1. Wilayah Hulu
- Pad 7
Terdapat 3 buah sumur produksi yaitu HCE-7A, HCE-7B, dan
HCE-7C. Lokasi ini berada pada ketinggian 1909,5 MDPL.
- Pad 9
Terdapat sumur produksi HCE-9A, DNG-9, dan HCE-9B yang
berada pada ketinggian 2028,6 MDPL.

11
- Pad 28
Terdapat sumur produksi HCE-28A dan HCE-28B yang berada
pada ketinggian 2076,3 MDPL.
- Pad 30
Terdapat 2 sumur produksi yaitu HCE-30 dan HCE-30A.
- Pad 31
Hanya terdapat 1 buah sumur produksi yaitu HCE-31.
2. Wilayah Hilir
- Pad 17
Merupakan sumur injeksi, lokasi ini berada pada ketinggian 2062,5
MDPL.
- Pad 29
Di lokasi ini terdapat 2 buah sumur yaitu HCE-29 sebagai sumur
produksi dan HCE-29A sebagai sumur injeksi.
- Monoblock
Lokasi ini berada pada ketinggian 2062,5 MDPL (pada masa
pertamina ).
- Power plant
Merupakan lokasi pembangkit tenaga listrik dari tenaga panas
bumi yang dihasilkan dari hasil penyaringan uap panas dimana
listrik yang dihasilkan mencapai 60MW.

2.5 Struktur Organisasi


Dalam penggelolaan struktur organissasi PT. GEO DIPA ENERGI UNIT
1 DIENG memiliki ruang lingkup pekerjaan yang dibagi tiga unit yaitu :

a) Manajemen Operasi Perusahaan dan Pemeliharaan.


Manajemen Operasi dan Pemeliharaan melakukan pengaturan dan
pelayanan kerja dan pemeliharaan dibidang produksi uap di sumur produksi,
bidang pembangkitan yang ada di power plant dan bidang laboratorium.
b) Manajemen Finance dan Layanan Umum

12
Menejemen Finance melayani dibidang keuangan dan administrasi di
PT. GEO DIPA ENERGI, sedangkan manajemen layanan umum melakukan
pengaturan dalam bidang hubungan masyarakat, listrik, dan keamanan.
c) Manajemen Engineering
Melaksanakan fungsi engginering seperti pelayanan di bidang
mekanikal dan bidang elektrikal, serta melakukan modifikasi dan desain
untuk berlangsungnya operasi
Operasional PLTP Unit 1 Dieng oleh PT. Geo Dipa Energi (Persero) Unit
Dieng didukung dengan sistem organisasi yang dipimpin oleh seorang General
Manager dan dibantu HSE & Public Relation Superintendant dan Procurement
Superintendant dan membawahi empat divisi yaitu: Steam Field Manager,
Power Plant Manager, Engineering Manager, HC & Finance Manager.
Gambar 2.3 dibawah ini memperlihatkan struktur organisasi PT. Geo Dipa
Energi (Persero)Unit 1 Dieng secara umum, yaitu:

Direktur Utama

Direktur Operasi &


Direktur Keuangan Direktur Umum & SDM
Pengembangan Niaga

BOD

General Manager
Puguh Wintoro

Procurement
Superintendent
Singgih Panca P.

HSE Steam Field Power Plant Maintenance HC & Finance


Manager Manager Manager Manager Manager
Hefi Hendri M Istiawan Nurpratama Izzudin Henky Irawan Agus Supriyanto

SF Planning PP Planning Steam Field


Heath & Safety HC & GA
& Technical Evaluation & Technical Maintenance
Superintendent Assistant Manager
Superintendent Evaluation Superintendent
Suparwanto Weni K.
Riswan Herdian R. Slamet Riyadi Muh. Arifin

PTH. Power Plant


Environtment SF Operation PP Operation Finance
Maintenance
Superintendent Superintendent Superintendent Assistant Manager
Superintendent
Syamsumin Sarbeni Rangkuti Widoyo Azizah S.

Topography
Geosience & Civil Logistic
& technical Production Superintendent Superintendent
Vacant R. Julianto Supriana

SF Maint. Planning
Superintendent
M. Nor Chabib

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Geo Dipa Energi Unit 1 Dieng

Untuk bagian lapangan sendiri ada 3 unit kelompok bagian dimana setiap
bagian memiliki tugas kerja masing masing. Unit yang pertama adalah unit

13
maintenance dimana unit ini bekerja untuk melakukan perawatan dan
perbaikan komponen komponen teknik pada pembangkit listrik tenaga panas
bumi Dieng. Struktur organisasi unit maintenance dapat dilihat pada gambar
2.4.

Maintenance Manager
Henky Irawan

PTH. Power Plant Braine Management SF Maintenance PP Maintenance


Steam Production
Maintenance Facilities Planning Planning
Facilities Supertindent
Superintendent Superintendent Superintendent Superintendent
Muh Arifin
R. Julianto M. Nor Chabib Danang Maulana

PP Mechanical
SF Mechanical SF Electrical PP Electrical Rotating
SF Instrument & Maintenance PP Instrument & Piping and Civil
Maintenance Maintenance Maintenance Equipment
Control Supervisor Supervisor Control Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor
Sulistiono Slamet Riyadi Rhente W. Ismail
Rochmat Deny Kristianto Ismanto Kurniawan TW.
Nikmat Kuntara

PP Mechanical PP Instrument Piping Staff Mechanical Staff


SF Instrument SF Maintenance PP Maintenance
SF Mechanical SF Electrical Staff PP Electrical Staff Subadi Ary Susilo
Staff Staff Staff Planning Staff Planning Staff
Staff Dwi Santoso Vacant M. Nanang
Gondo Wahono Hary Yuswan Vacant Vacant Vacant
Agus Junaidi Kosim
Budi Sucahyo Electrical Staff
Suprianto SF Control Staff PP Control Staff Civil Staff Supartono
Sajad Imam Subekti Suyanto Riyadi
Riqy Yakub

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Unit Maintenance


Unit lapangan selanjutnya adalah unit steam field yaitu unit yang
bekerja mengenai produksi uap, dimana unit ini bertanggung jawab
menyediakan uap dari sumur produksi sampai ke bagian power plant. Struktur
organisasi unit steam field dapat dilihat pada gambar 2.5

14
Steam Field
Manager
M Istiawan
Nurpratama

SF Planning & Geosience &


SF Operation
Technical Technical
Superintendent
Evaluation Production
Sarbeni Rangkuti
Riswan Herdian R Vacant

SF Operation SF Operation SF Operation SF Operation Well Measurement &


Supervisor 1 Geochemist
Supervisor 2 Supervisor 3 Supervisor 4 Data Supervisor
Setya Risnawan Vacant
Murwanto Sukarni R. Suharto Guruh Satya Rajasa

SF Planning & SF Operation Staff 3


Reporting Staff SF Operation Staff 1 SF Operation Staff 2 Budiyono SF Operation Staff 4 Analist
Vacant Sodiq Setiyono Aldi Wahyu S. Prangkas Dedi Sapto Adi Wibowo Slamet Sugiono
Lastyo Sujatmiko Dafit Rizal Hardiyanto Parnen Adi Kuncahyo
Ujang Sunarya Zulkarnain Arif Rahman H. Mujahidin
Yuli Setyanto Wahyu Joko S. Vacant Yudi Iskandar
Supriyono Samuri Budiarso Vacant

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Unit Steam Field


Unit selanjutnya adalah unit Power Plant dimana unit ini bertanggung jawab
mengenai konversi energi, yaitu penkonversian energi uap dari sumber panas
bumi kemudian diubah menjadi energi listrik. Struktur organisasi unit power
plant dapat dilihat pada gambar 2.6
Power Plant
Manager
Izzudin

PP Planning & PP Operation


Technical Superintendent
Evaluation Widoyo
Superintendent
Slamet Riyadi

Balance of Plant
PP Operation PP Operation PP Operation PP Operation
Operation
Supervisor 1 Supervisor 2 Supervisor 3 Supervisor 4
Supervisor
Andi Salahudin Tursin Abdul Qodir A. Mardiyo
Vacant

PP Planning & PP Operation Staff 1 PP Operation Staff 2 PP Operation Staff 3 PP Operation Staff 4 Water & Pump
Evaluation Staff Arif Muliawan Sutrisno Agung Apri Jon Agung Saputro Operation Staff
Vacant Bayu Aji N. Abdul Rais Ahmad Humam Miftahurrohman Vacant
Vacant Ahmad Zulkifli Vacant
Balance of Plant
Operation Staff
Vacant

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Unit Power Plant

2.6 Keselamatan Kerja


Keselamatan dalam setiap aktivitas kerja adalah hal yang pokok dalam
menunjang terciptanya lingkungan kerja yang aman. Untuk menunjang hal
tersebut maka alat keselamatan kerja yang dikenakan dibagi menjadi beberapa
bagian:

15
a. Alat Pelindung Diri
 Baju Kerja (wear pack)
 Helm kerja (safety helm)
 Sarung tangan
 Sepatu kerja (safety shoes)
b. Alat pada pekerjaan khusus
 Gas detector
 SCBA (Self Circuit Breathing Apparatus)
 Fan/blower
c. Alat pada bagian pengelasan
 Baju kerja (wear pack)
 Kacmata las
d. Alat pada bagian listrik
 Sarung tangan tegangan tinggi (20 KV)
e. Alat pada bagian ketinggian
 Sabuk pengaman

2.7 Jam Kerja


Setiap perusahaan memiliki batas kegiatan bagi karyawan yaitu jam kerja
yang dikenakan pada setiap karyawan. Jam kerja regular yang diberlakukan
untuk karyawan adalah lima hari kerja mulai hari senin sampai hari jumat
dengan waktu kerja 40 jam perminggu atau b8 jam perhari. Sedangkan untuk
kerja shift adalah lima hari kerja dengan waktu 40 jam perminggu sesuai
dengan jadwal shift yang berlaku.
Adapun ketentuan-ketentuan jam kerja yang berlaku di PT. GEO
DIPA ENERGI UNIT 1 DIENG adalah:
 Senin jam : 08.00 WIB-17.00 WIB
Jam istirahat : 12.00 WIB-13.00 WIB
 Selasa, Rabu, Kamis jam: 07.30 WIB-17.00 WIB
Jam istirahat : 12.00 WIB-13.00 WIB
 Jumat : 07.30 WIB-15.30WIB

16
Jam istirahat : 11.30 WIB-13.00 WIB
Sementara ketentuan jam kerja shift di PT. GEO DIPA ENERGI
UNIT 1 DIENGADALAH :
 Shift pagi :07.30 WIB-15.30 WIB
 Shift siang :15.30 WIB-23.30 WIB
 Shift malam :23.30 WIB-07.30 WIB

17
BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Steam Field / Lapangan Uap

3.1.1 Kepala Sumur (Well Head)

Seperti halnya sumur-sumur minyak dan gas, di sumur panas bumi juga
dipasang beberapa katup (valve) untuk mengatur aliran fluida. Valve-valve tsb
ada yang dipasang di atas atau di dalam sebuah lubang yang dibeton
(Concrete cellar).

Sementara itu fungsi dari kapala sumur adalah sebagai berikut :

1. Blow Out Preventer

2. Flow Line, mengalirkan fluida (uap)

3. Instal Valve, instrument

Gambar 3.1 Kepala Sumur


3.1.2 Katup (Valve)

Disamping itu biasanya dilengkapi juga oleh Bleed Valve, yaitu katup
untuk menyemburkan ke udara dengan laju aliran sangat kecil (bleeding),
saat sumur tidak diproduktifkan. Fluida perlu dikeluarkan dengan laju alir
sangat kecil agar sumur tetap panas dan gas tidak terjebak di dalam sumur,
dan juga untuk menghindari terjadinya thermal shock atau perubahan panas

18
secara tiba-tiba yang disebabkan karena pemanasan atau pendinginan
mendadak dapat dihindarkan.

Jenis-jenis katup :

1. Master Valve

Fungsi dari master valve : mengalirkan fluida, pengaturan aliran


fluida.

Gambar 3.2 (a) Master valve

2. Bleed Valve
Fungsi dari bleed valve : mengalirkan uap dengan aliran kecil
untuk menjaga sumur tetap panas dan bertekanan pada saat tidak
diproduktifkan.

Gambar 3.2 (b) Bleed valve

3. Top Valve

Terletak pada bagian paling atas dari kepala sumur.


4. Anullus Valve
Terletak di bawah permukaan tanah yang berfungsi sebagai valve
utama.
5. Throttle Chocke
Terletak pada pipa kepala sumur, yang berfungsi sebagai
pengatur tekanan dari kepala sumur yang dipakai sebagai dasar

19
pengaturan besarnya laju produksi sumur tersebut yang diatur oleh
bagian operator produksi.

3.1.3 Separator

Fungsi dari separator adalah memisahkan uap dari air yang bercampur
dalam aliran dua fasa. Separator yang mempunyai effisiensi yang tinggi
adalah jenis Cyclone, dimana aliran uap yang masuk dari arah samping dan
berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Air akan terlempar ke dinding,
sedangkan uap akan mengisi bagian tengah pipa, dan mengalir keatas. Uap
yang keluar dari separator jenis ini mempuyai tingkat kekeringan (dryness)
yang sangat tinggi, lebih dari 99%.

Gambar 3.3 Separator

3.1.4 Silincer atau AFT (Atmospheric Flash Tank)

Silincer atau AFT merupakan silinder yang didalamnya diberi suatu


pelapis untuk mengedapkan suara dan bagian atasnya terbuka. Fluida dari
sumur yang akan disemburkan untuk dibuang, akan menimbulkan kebisingan
yang luar biasa hingga dapat memekakkan telinga dan bahkan bila tanpa
perlindungan telinga, dapat menyebabkan rusaknya pendengaran. Maka
diperlukan Silencer untuk mengurangi kebisingan netralisasi gas dan
biasanya juga mengontrol aliran fluida yang akan dibuang.

20
Gambar 3.4 Silincer atau AFT

3.1.5 Pipa Uap

Fungsi dari pipa uap adalah untuk mengalirkan uap dari sumur produksi
ke pembangkit / power plant untuk menggerakkan turbin.

Gambar 3.5 Pipa Uap

3.1.6 Pond / Balong

Pond / balong adalah sebuah kolam yang digunakan untuk menampung


fluida dari proses produksi dan melakukan pengendapan yang kemudian akan
dipompakan lagi menuju sumur injeksi.

Gambar 3.6 Pond / balong

21
3.1.7 Rock Muffler

Fungsi dari rock muffler adalah untuk memastikan bahwa uap yang
akan dialirkan dari well pad yang mempunyai nilai tekanan yang tidak
melebihi dari batas atau setpoint yang sudah ditentukan dari power plant.
Selain itu rock muffler juga digunakan untuk pengaman.

(a) (b)

Gambar 3.7 (a) Rock Muffler , (b) Bagian dalam dari bak Rock Muffler

3.1.8 Kompresor

Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk menghasilkan


udara bertekanan sebagai energi penggerak katup pneumatik.

Gambar 3.8 Kompresor

3.1.9 Condensate Drain Port (CDP)

Merupakan komponen yang dipasang sepanjang jalur saluran pipa


terutama pada bagian jalur lain yang terjebak kondensat dan membuang
hasil kondensat tersebut ke luar pipa. CDP terdiri dari main valve, condensat
trap, blow down dan pipa.

Main hole digunakan sebagai tempat pembuangan uap basah. Kondesat


yang terjadi dalam pipa akan terdorong dan masuk kedalam main hole.

22
Kondensat yang terkumpul akan dikeluarkan melalui 2 cara yaitu
condensate trap dan blow down.

Gambar 3.9 CDP

3.1.10 Weir Box

Weir box berfungsi sebagai alat untuk mengetahui besarnya laju aliran
uap hasil produksi dan harga kualitas uap hasil produksi secara kasar. Pada
suatu sistem PLTP terdapat tiga jenis weir box yang sering digunakan, yaitu
rectangular, suppressed dan triangular. Pada PLTP Unit 1 Dieng jenis weir
box yang digunakan adalah jenis rectangular weir box.

Gambar 3.10 Weir Box

3.2 Power Plant Component / Komponen Pembangkit

3.2.1 Turbin Uap

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi


potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi

23
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau
dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang
akan digerakkan.

Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat


digunakan pada berbagai bidang seperti bisang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua
bagian utama yaitu stator dan rotor ditambah dengan komponen lainnya
meliputi bantalan dan kopling.

Gambar 3.11 Turbin Uap

Turbin yang digunakan adalah produksi dari Ansaldo, tipe KG3 double
flow 7 stage condensing turbine dengan inlet temperature 210 C, inlet
pressure 5-12 bar, outlet pressure 0,081 bar(a).

Spesifikasi turbin pada PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Spesifikasi Turbin

VENDOR ANSALDO

TURBIN NO 2071

DAYA 60 MW

TEKANAN MASUK 5 – 12 Bar

TEMPERATURE UAP 210 C

TEKANAN KELUAR 0,081 Bar Absolut

24
TAHUN PEMBUATAN 1990

PUTARAN 3000 rpm

JUMLAH TINGKAT 7+7

3.2.2 Generator

Generator adalah sebuah mesin yang merubah energi mekanik menjadi


energi listrik. Generator bekerja berdasarkan hukum Faraday yakni apabila
suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga
memotong garis-garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut
akan timbul ggl (gaya gerak listrik) yang mempunyai satuan volt.

Spesifikasi generator pada PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.2 Spesifikasi Generator

VENDOR ANSALDO

MODEL TEWAC

OUTPUT 75000 KVA

POWER FACTOR 0,8

PHASES 3

FREQUENCY 50 Hz

STATOR VOLTAGE 15000 Volt

STATOR AMPERE 2890 Ampere

NUMBER OF MAGNETICS 2 POLES (NORTH & SOUTH)

RPM 3000

25
Gambar 3.12 Generator

3.2.3 Kondensor

Kondensor merupakan sebuah alat mekanik yang digunakan untuk


mengkondensasikan uap yang keluar dari stage terakhir turbin.

Gambar 3.13 Kondensor

3.2.4 Menara Pendingin / Cooling Tower

Menara pendingin merupakan sebuah alat yang digunakan untuk


mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung
dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/ kipas.

Gambar 3.14 Menara Pendingin

26
3.2.5 Hot Well Pump

Hot Well Pump adalah alat yang memiliki fungsi memompakan air panas
dari kondenser ke cooling tower dan menjaga level air di dalam kondenser
untuk keperluan vacum condenser.

Gambar 3.15 Hotwell Pump


3.2.6 Ejector
Ejektor memiliki fungsi sebagai gas removal system (grs), menarik gas
dan non condensable gas (ncg) dari condenser, vacuum condenser dan
dibuang ke udara (atmosfir) melalui cooling tower.

Gambar 3.16 Ejektor

3.2.7 Transformator

Transformator memiliki fungsi sebagai mendistribusikan daya / power


melalui switch yard dan merubah nominal daya (menaikkan, menurunkan
atau keduanya ).

27
Gambar 3.17 Transformator

Pada PLTP Dieng terdapat 5 buah Transformator dengan spesifikasi


sebagai berikut:

1) Autotransformator 150 kV/15 kV

Transformator milik PLN yang berada di power plant PLTP Dieng,


yang mempunyai fungsi ganda, yaitu :

a) Sebagai trafo step down 150 kV/ 15 kV

Saat tegangan 150 kV dari jaringan transmisi PLN digunakan


untuk mensuplai pembangkit, maka tegangan perlu
diturunkan menjadi 15 kV, untuk itu trafo ini berfungsi
sebagai trafo step down.

b) Sebagai trafo step up 15 kV/150 kV

Saat tegangan 15 kV yang dihasilkan PLTP akan disalurkan


ke jaringan transmisi 150 kV, maka tegangan perlu dinaikan
menjadi 150 kV, untuk itu trafo ini juga berfungsi sebagai
trafo step up.

2) Transformator step down 15 kV/6 kV

3) Transformator step down 15 kV/380 V (2 buah)

4) Transformator step down 6 kV/250 V

28
3.2.8 Switchyard

Switchyard memiliki fungsi sebagai pendistribusian daya ke gardu induk


melalui jaringan kabel tegangan tinggi terdiri: tower, kabel tegangan
tinggi,trafo dan pengamannya.

Gambar 3.18 Switchyard

3.2.9 Scrubber
Scrubber adalah alat yang berfungsi sama dengan separator, yaitu
sebagai pemisah uap dan air.

Gambar 3.19 Scrubber

3.2.10 Demister

Demister adalah alat untuk proses penyaringan yang paling terakhir


sebelum steam yang disaring masuk ke turbin. Proses penyaringan ini
adalah suatu upaya untuk menghindari Proses Vibrasi, Erosi, Dan
pembentukan kerak pada sudut dari nozle yang ada pada turbin.

29
Gambar 3.20 Demister

3.2.11 Katup / Valve


1) Stop Valve (SV)
Berfungsi untuk membuka dan menutup (on/off) aliran uap/steam
ke turbin.
2) Governoor /Control Valve (CV)
Berfungsi untuk mengatur (modulate) jumlah aliran uap/steam ke
turbin.
Setelah steam keluar dari Main Steam valve (MSV). Maka uap kering
yang memiliki tekanan ± 9,8 bar akan melalui Stop Valve (SV) dan Control
Valve (CV) yang masing-masing terdapat 2 ( CV1 dan CV2) dan Stop Valve
(SV) yang jumlahnya masing-masing 2 (SV1 dan SV2). Karena uap yang
akan dialirkan akan menuju pipa yang mana kedua ujung pipa tersebut akan
berhubungan langsung dengan turbin.(Double Flow System).

(a) (b)
Gambar 3.21 (a) stop valve, (b) control valve

30
3.2.12 DCS (Distributed Control System)

Sebuah sistem kontrol yang memproses inputan yang diberikan dari level
transmiter dan memprosesnya untuk mengatur buka dan tutupnya valve.
Selain itu juga untuk mengontrol dan monitoring parameter seperti :
Temperatur, Tekanan, Vibrasi dan Sistem Alarm.

Gambar 3.22 DCS

3.2.13 Main Shaft Oil Pump (MOP)

Supply oli pelumas ke header pelumas turbin – generator untuk


pelumasan bearing terletak di front standart Turbin, gear driven yang
digerakkan oleh poros turbin. Poros / shaft MOP terhubung dengan poros
turbin.

Gambar 3.23 Main Shaft Oil Pump

3.2.14 Intercooler dan Aftercooler/ (E-104) dan (E-103)

Intercooler dan Aftercooler berfungsi sebagai pemisah NCG dengan


bantuan spray water dari auxyliary cooling pump dan vacuum pump yang
kemudian gas tersebut disalurkan menuju cooling tower.

31
(a) (b)
Gambar 3.24 (a) Intercooler dan (b) Aftercooler

3.2.15 Main Condenser

Main condenser merupakan suatu alat yang berfungsi untuk


mengkondensasikan uap sisa dari turbin dengan kondisi tekanan yang
vacuum. Uap sisa dari turbin masuk dari sisi atas condenser, kemudian
mengalami kondensasi akibat penyerapan panas oleh air dingin yang
diinjeksikan melalui spray uap. Air kondensat dipompakan oleh dua pompa
pendingin utama (main cooling water pump) menara pendingin untuk di
dinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali ke condenser. Tekanan
vacuum pada main condenser antara 0,07-0,1 bar dan suhu 400C.

Gambar 3.25 Main Condenser

32
3.2.16 Auxiliary Cooling Water Pump

Auxiliary Cooling Water Pump berfungsi sebagai pompa spray water ke


intercooler. Auxiliary cooling water pump mendapat pasokan air dari basin
cooling tower. Besarnya daya pada auxiliary cooling water pump adalah 20
HP.

Gambar 3.26 Auxiliary Cooling Water Pump

3.2.17 Vacuum Cooling Water Pump

Berfungsi sebagai pompa spay water untuk masuk ke aftercooler.


vacuum cooling water pump mendapat pasokan air dari basin cooling tower.
Besarnya daya pada vacuum cooling water pump adalah 20 HP.

Gambar 3.27 Vacuum Cooling Water Pump

33
3.2.18 Blow Down Pump

Blow down pump adalah pompa yang berfungsi untuk memompakan


kondensat dari cooling tower menuju sumur injeksi. Kondensat dipompa
melalui satu jalur injeksi dan bercampur dengan brine water yang berasal dari
steam field. Selain untuk memompa kondensat yang berasal dari condensate
trap sama dengan kondensat yang lain, semua dipompa melalui satu jalur
injeksi. Besar daya yang dimiliki 200 HP.

Gambar 3.28 Blow Down Pump

3.3 Komponen Pendukung


Komponen pendukung adalah peralatan ataupun konstruksi yang berkaitan
dengan proses pembangkitan tenaga dari uap yang dihasilkan. Peralatan dan
konstruksi tersebut antara lain :

3.3.1 Acid Pump

Acid Pump berfungsi untuk memompakan asam kedalam pipa alir


melalui pipa hot brine setelah separator. Asam ini berfungsi untuk menjaga
agar pH dari brine berkisar antara 4,8 sampai dengan 5,2 sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pengendapan silika.

34
Gambar 3.29 Acid Pump

3.3.2 Seal Water Pump


Seal water pump berfungsi untuk mencampur acid dan air sebelum masuk
kedalam pipa line supaya silika tetap terlarut.

Gambar 3.30 Seal Water Pump

3.3.3 By Pass Valve

By pass valve berfungsi untuk mengalirkan fluida dua fasa langsung ke


silencer untuk mengetahui kebersihan fluida dua fasa sebelum dialirkan ke
separator. Fluida dianggap bersih apabila asap yang keluar dari silencer sudah
tidak mengeluarkan titik-titik air dan brine yang keluar dari silencer sudah
jernih.

35
Gambar 3.31 By Pass Valve

3.3.4 Rupture Disc

Rupture disc berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi kelebihan


tekanan dalam pipa alir yang terletak sebelum separator dan setelah separator.
Rupture disc akan pecah apabila tekanan melebihi tekanan yang diatur dan
fluida akan mengalir langsung ke udara bebas sehingga pipa aman dari
kerusakan.

Gambar 3.32 Rupture Disc

3.4 Prinsip Kerja PLTP

Uap di-supplai dari sumur produksi melalui wellhead dan Throttle


valve, uap kemudian dialirkan ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi
untuk memisahkan uap (pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel
berat (Sodium, Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll). Hasil
dari separator yang berupa air dan benda asing dialirkan menuju ke balong
kemudian didinginkan sesuai suhu lingkungan. Dengan menggunakan pompa
injeksi air tersebut diinjeksikan ke sumur injeksi.

36
Gambar 3.33 Siklus Uap
Setelah itu uap kemudian masuk ke dalam pipa Main Steam Line .
Sebelum menuju Turbin uap melewati Rock Muffler. Pada Rock Muffler
diatur tekanan uapnya 9,65 bar. Dan fungsi lain dari rock muffler yaitu sebagai
peredam, dan sebagai pengaman apabila terjadi trip. Kemudian uap masuk ke
Scrubber dan Demister yang berfungsi untuk memisahkan moisture yang
terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke
dalam Turbin. Sedangkan sisa mouisture dari scrubber dan demister dialirkan
menuju AFT untuk mengurangi kebisingan netralisasi gas dan biasanya juga
mengontrol aliran fluida yang akan dibuang ke balon.

Gambar 3.34 Pembangkit Siklus Uap

37
Gambar 3.35 Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari


Energi Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang
diterima oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan
menyebabkan generator ikut berputar, saat turbin berputar terjadi konversi
dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.

Akibat perputaran turbin maka Generator berputar menghasilkan


Energi Listrik (Electricity). Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin
dikondensasikan di dalam Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct
Contact Condensor).

NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap


oleh First Ejector kemudian masuk ke Intercondensor (Intercooler) sebagai
media pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG
dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam Aftercondensor
(Aftercooler) sebagai media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir
melalui Cooling Tower.

Dari Condensor air hasil Kondensasi dialirkan oleh Hotwell Pump atau
Main Cooling Water Pump masuk ke Cooling Tower untuk didinginkan.

38
Selanjutnya air hasil pendinginan dari Cooling Tower disirkulasikan kembali
ke dalam Condensor sebagai media pendingin.

Auxilliary Cooling Water System disamping sebagai pendingin juga


sebagai pengisi air di Intercondenser (Intercooler) dan Auxilliary Vacuum
Cooling System juga mengisi air pendingin ke Aftercondensor (Aftercooler).
NCG dari aftercooler dialirkan ke Cooling Tower kemudian NCG di buang
ke atmosfer.

Overflow dari Basin Cooling Tower akan ditampung di Balong Power


Plant untuk kepentingan Reinjection Pump. River Make-Up Pump beroperasi
hanya saat akan mengisi Basin Cooling Tower.

Gambar 3.36 Skema PLTP

3.5 Pompa

Pompa merupakan salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Pompa
beroperasi dengan membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk
(suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga penggerak
(motor) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

39
Pada prinsipnya pompa mengkonversi energi mekanik dari suatu
penggerak menjadi energi aliran pada fluida yang melaluinya. Dengan
demikian pompa menaikan energi fluida tersebut yang kemudian dapat
digunakan untuk mengalirkan ke suatu tempat yang lebih tinggi dan
mengatasi tahanan hidrolik dari pipa isap dan tekan, serta mempercepat
aliran. Dari sudut pandang energi, pompa merupakan kebalikan dari motor
atau mesin hidrolik dimana energi fluida diubah menjadi kerja mekanis.

Gambar 3.37 Instalasi Pompa

Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu


peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada
pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air
umpan ke HRSG atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan di HRSG.

3.5.1 Klasifikasi Pompa Berdasarkan Cara Perpindahaan

Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi (perubahan


bentuk energi) pada cairan pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu pompa pemindahan positif dan pompa pemindahan
non positif Digambarkan klasifikasi pompa sebagai berikut :

40
Gambar 3.38 Klasifikasi Pompa

A. Pompa Pemindah Positif (Positive displacement pump)


Adalah pompa dengan ruang kerja yang secara periodik berubah-
ubah dari besar ke kecil atau sebaliknya selama pompa bekerja. Energi
yang diberikan kepada cairan yang dipompakan ialah energi potensial,
sehingga cairan berpindah secara volume per volume. Yang termasuk
Positive displacement pump adalah:

a. Pompa gerak translasi bolak-balik (reciprocating pump) Misalnya:


pompa torak, pompa plunger, dan pompa membran / diafragma.

41
Gambar 3.39 Pompa Torak
b. Pompa gerak berputar (rotary pump) Misalnya: pompa roda gigi, pompa
lube, pompa ulir dan pompa vane

Gambar 3.40 Pompa Roda Gigi Dan Pompa Ulir


B. Pompa Pemindah Non Positif (non positive displacement pump)
Adalah pompa dengan ruang kerja yang tidak berubah-ubah saat
pompa bekerja. Energi yang diberikan pada cairan yang dipompakan
adalah energi kecepatan, sehingga cairan yang berpindah karena adanya
perubahan energi kecepatan yang kemudian diubah lagi menjadi energi
mekanis dalam rumah itu sendiri.yang termasuk pompa pemindah non
positif adalah:

a. Pompa sentrifugal jenisnya : Radial flow, mixed flow, dan axial flow
b. Pompa Jet Jenisnya : Turbin-impeler

42
3.5.2 Berdasarkan Jenis Impeller

Gambar 3.41 Klasifikasi Pompa Berdasarkan Jenis Impeller

Menurut jenis impeller pompa dapat dikategorikan menjadi tiga jenis


yaitu:

A. Pompa aliran radial / sentrifugal

Pada pompa ini impeller dipasang pada salah satu ujung poros
dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan
daya dari penggerak. Impeller jenis ini dipakai pada pompa yang
memerlukan head yang besar dengan kapasitas rendah. Bentuk
impeller yang dipasang menyebabkan aliran fluida yang
melaluinya akan membentuk aliran yang tegak lurus dengan
poros pompa. Aliran yang keluar dari sudu-sudu impeller
ditampung dalam rumah pompa yang selanjutnya akan mengalir
keluar melalui nozel. Untuk mencegah kebocoran fluida keluar
atau udara masuk kedalam pompa maka pada bagian rumah
pompa yang ditembus oleh poros dipasang mechanical seal.

Gambar 3.42 Pompa Aliran Radial/ Sentrifugal

43
B. Pompa Aliran Aksial

Impeller jenis ini dipakai pada pompa yang memerlukan


kapasitas besar dengan head yang rendah. Bentuk impeller yang
sedemikian rupa menyebabkan aliran fluida yang melewati
impeller tersebut bergerak sejajar dengan sumbu poros. Untuk
mengubah head kecepatan menjadi head tekanan dipakai sudu
antar yang berfungsi sebagai diffuser.

Gambar 3.43 Pompa Aliran Aksial

C. Pompa Aliran Campur

Pada pompa ini dipasang impeller yang dapat menghasilkan head


dan kapasitas yang berada diantara aksial dan radial. Pompa aliran
campur mempunyai kontruksi menyebabkan aliran fluida yang
melaluinya akan berbentuk kerucut mengikuti bentuk impelernya.
Impeller dipasang pada salah satu ujung poros dengan ditumpu
oleh bantalan dalam, sedangkan pada ujung yang satu dipasang
kopling dengan bantalan luar di dekatnya, biasanya yang
digunakan adalah bantalan gelinding. Untuk bantalan dalam
dipakai jenis bantalan luncur yang dilumasi gemuk.

Gambar 3.44 Pompa Aliran Campur

44
3.5.3 Berdasarkan Jumlah Tingkat

Berdasarkan jumlah tingkat, pompa dapat dibagi menjadi dua yaitu:

A. Pompa Satu Tingkat

Pompa ini hanya memiliki satu impeller dan head total yang
ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller tersebut relatif
rendah.

Gambar 3.45 Pompa Satu Tingkat

B. Pompa Bertingkat Banyak

Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang


secara berderet (seri) pada satu poros. Fluida yang keluar dari
impeller pertama masuk ke impeller berikutnya dan seterusnya
hingga impeller terakhir. Head total pompa ini merupakan
jumlah dari head yang dihasilkan oleh masingmasing impeller
sehingga relatif tinggi. Kontruksi impeler biasanya menghadap
satu arah tetapi untuk menghindari gaya aksial yang timbul
dibuat saling membelakangi. Pada rumah pompa banyak
tingkat, bisanya dipasang diffuser, tetapi ada juga yang
menggunakan volut. Pemasangan diffuser pada rumah pompa
banyak tingkat lebih menguntungkan daripada

45
dengan rumah volut, karena aliran dari satu tingkat ketingkat
berikutnya lebih mudah dilakukan.

Gambar 3.46 Pompa Bertingkat Banyak

3.5.4 Berdasarkan Letak Poros

Ditinjau dari letak poros, pompa dikategorikan menjadi dua yaitu:

A. Pompa Horizontal
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar.

Gambar 3.47 Pompa Jenis Poros Mendatar

B. Pompa Vertikal

Pompa poros tegak mempunyai poros dengan posisi tegak.


Pompa aliran aksial dan campuran banyak dibuat dengan poros
tegak. Rumah pompa dipasang dengan ditopang pada lantai oleh
pipa yang menyalurkan zat cair keluar pompa. Posisi poros
pompa adalah tegak dan dipasang sepanjang sumbu pipa air
keluar dan disambungkan dengan motor penggerak pada lantai.
Poros dipegangi dengan beberapa bantalan, sehingga kokoh dan

46
biasanya diselubungi pipa selubung yang berfungsi untuk
saluran minyak pelumas. Pompa poros tegak berdasar dari posisi
pompanya ada dua macam yaitu pompa sumuran kering dan
sumuran basah. Sumuran kering pompa dipasang di luar tadah
hisap sedangkan sumuran basah sebaliknya.

Gambar 3.48 Pompa Poros Tegak


3.6 Hotwell Pump P-101A
Hotwell pump P-101A adalah salah satu pompa yang berada pada
power plant di PT.Geo Dipa Enegi Unit 1 Dieng yang mempunyai
fungsi utama mengalirkan air dari kondensor dengan suhu ± 33ºC
menuju cooling tower.Hotwell pump P-101A merupakan jenis pompa
sentrifugal single stage karena fluida dialirkan melalui satu impeller
yang digerakkan oleh poros. Diantara pompa – pompa yang ada di
power plant, hotwell pump P-101A merupakan pompa terbesar yang
ada pada power plant yang digerakkan motor dengan daya 1050 kW.

Output dari hotwell pump terdapat dua valve yaitu stop valve dan
control valve. Stop valve digunakan untuk menghindari adanya aliran
air yang kembali ke condenser sedangkan control valve untuk
mengontrol debit air yang mengalir ke cooling tower dan level air
pada condenser. Air yang dipompa melalui Hotwell pump ini selain
menuju ke cooling tower, tetapi juga menuju ke sumur injeksi (ke
dalam bumi). Melalui control valve, Hotwell pump ini juga
digunakan untuk menjaga level air di dalam condenser agar tidak

47
melebihi ataupun kurang dari level yang ditentukan ( 40% dari
kapasitas condenser) dengan tujuan proses vacum condenser sesuai
target.

Tabel 3.3 Spesifikasi Motor Penggerak Pompa

VENDOR GEC ALSTHOM NANCY, FRANC


TYPE N3RXC 630 k/ 126
POWER 1050 KW=1.05 MW
VOLTASE 6000 V
FREQUENCY 50 HZ
SPEED 495 tr/mn.Rpm
ARUS MASUK 125.2 A
ROTOR 302 Kgm2
Cos phi 0.84
MASSA 10300 Kg
TEMPERATUR 40º C
SPESIFIK 1

Tabel 3.4 Spesifikasi Hotwell Pump

TYPE TERMOMECCANICA S.p.A


ITALIA
VENDOR CEXD 1200
DUTY CONTINOUS
FLUIDA Air ρ=1 kg/ m3
TEMPERATUR 36º C
CAPAITAS 11000 m3 /h=3.05 m3 /s=183.33
m3 / min
ROTASI 495 rpm
POWER INPUT 1162 KW
ELEKTRIK MOTOR POWER 1280 KW

48
EFISIENSI 90 %
BERAT ± 3124 kg
TOTAL HEAD 35 m (close discharge 52)
DIAMETER DISCHARD 1200 mm
DIAMETER SUCTION 1800 mm
DIAMETER IMPELER 82 cm

3.7 Perawatan Hotwell Pump P-101A

Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga


mesin/peralatan dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi yang optimum sesuai
dengan apa yang ditargetkan. Secara umum ada beberapa tujuan
diadakannya perawatan, diantaranya :

a. Untuk memperpanjang umur penggunaan peralatan.


b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang
untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut.
Ditinjau dari pelaksanaannya, perawatan dapat dibagi menjadi
dua yaitu perawatan terrencana (planned maintenance) dan perawatan
tidak terencana (unplanned maintenance)
3.7.1 Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Dalam sistem pemeliharaan terencana, suatu peralatan akan
mendapatkan giliran perbaikan dengan interval waktu yang telah
ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat
diminimalisir. Pemeliharaan terencana terbagi menjadi tiga yaitu :
preventive maintenance, predictive maintenance, dan
overhaul/inspections maintenance Berikut adalah penjelasanya :

49
A. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan rutin yang dilakukan atas dasar interval
waktu (jam, hari, minggu, bulan, jam operasi) yang telah
ditetapkan lebih dulu atau kriteria tertentu lainya serta
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu item
peralatan mengalami kondisi yang tidak diinginkan.
Pelaksanaan preventive maintenance dilakukan tanpa
harus melakukan shutdown unit pembangkitan, namun
dimungkinkan bila hanya membutuhkan shutdown peralatan.
Preventive maintenance termasuk pemeliharaan terencana
jangka pendek sehingga termasuk dalam kategori pemeliharaan
rutin. Preventive maintenance dilakukan oleh staf maintenance
bekerjasama dengan staf operations power plant.
Pengecekan rutin setiap dua jam sekali terhadap
beberapa parameter yang ada pada peralatan dalam power plant
termasuk Hotwell pump P-101A merupakan salah satu bentuk
preventive maintenance.Melalui data hasil control rutin dapat
diprediksi/diambil kesimpulan tentang kondisi peralatan yang
sedang beroperasi. Beberapa parameter seperti tekanan dan
temperature yang ada pada hotwell pump P-101A disajikan pada
gambar tabel berikut.
Tabel 3.5 Data Control HWP P-101A 1 x 2 Jam

50
Beberapa parameter yang digunakan dalam preventive
maintenance pada PLTP Geo Dipa Unit Dieng yaitu :

1. Pemeriksaan tekanan suction dan dischard


Pemeriksaan terhadap tekanan suction dan dischard
dapat dilihat pada pressure indicator yang terpasang di dekat
saluran suction dan dischard. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah terjadi penurunan
tekanan yang drastis baik pada sisi suction maupun dischard.
Apabila terjadi demikian maka perlu dilakukan pemeriksaan
lanjut mengenai kemungkinan adanya kebocoran atau
kerusakan terhadap hotwell pump.
Tekanan suction yang terbaca menurut hasil
pengukuran adalah sebesar -0,48 bar dan tekanan dischard
yang terbaca sebesar 24 bar, hal ini masih masuk dalam
toleransi sehingga dapat dikatakan kondisi hotwell pump
masih normal.
2. Pemeriksaan motor current
Pemeriksaan motor current dilakukan untuk tetap menjaga
agar tidak melebihi batas toleransi yaitu sebesar 125,5 A.
3. Pemeriksaan temperatur bearing dan winding
Pemeriksaan temperatur bearing dilakukan secara
otomatis, besar nilai temperatur bearing dapat dilihat pada
ruang control. Pada data kontrol hotwell pump dihasikan
nilai temperature bearing kisaran 60ºC. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu batasan maksimum dari temperatur
bearing tidak boleh melebihi 70ºC apabila melebihi
temperatur tersebut maka kondisi bearing sudah tidak layak
digunakan dan harus dilakukan penggantian. Untuk
temperature winding terukur kisaran 96ºC, sedangkan batas

51
maksimumnya adalah 150 ºC. Dengan demikian kondisi
bearing dan winding masih baik dan masih layak digunakan.
4. Pemeriksaan level oil bantalan
Level oil bantalan dapat diperiksa secara visual
melalui selang transparan yang terdapat pada pompa bagian
atas. Penambahan oil dilakukan apabila level oil telah
sampai batas minimum, hal ini dilakukan untuk mengurangi
risiko gesekan langsung tanpa perantara antara dua
komponen yang dapat menimbulkan panas sehingga
berdampak terjadinya kerusakan. Perlu diperhatikan dalam
penambahan oil harus sesuai tipenya.
5. Pembersihan peralatan (bila diperlukan)
Pembersihan casing atau body pompa terhadap
kotoran (debu misalnya atau zat lain) harus segera
dilakukan karena apabila terjadi penumpukan kotoran pada
body pompa lama kelaman dapat merusak lapisan body
pompa. Pembersihan dilakukan dengan cara memakai
udara bertekanan.
6. Pengecatan peralatan (bila diperlukan)
Pengecatan dilakukan dengan salah satu tujuannya
untuk menghindari body dari pengkaratan. Adapun body
yang sudah berkarat sesegera mungkin dilakukan
pengecatan ulang agar tidak terjadi pengkaratan yang lebih
lebar.
7. Pemeriksaan kebocoran pada pompa dan pipa
Pemeriksaan kebocoran pompa dan pipa dilakukan
secara visual dengan cara mengecek kondisi pompa dan
pipa, satu persatu diperiksa apakah terjadi kebocoran pada
pipa dan sambungan yang ada. Hal ini dilakukan untuk
pencegahan dan pendeteksi awal agar tidak terjadi
kebocoran sistem yang lebih melebar, sebab timbulnya

52
kebocoran dapat mengganggu sirkulasi air pada hotwell
pump.

B. Perawatan Prediktif (Predictive Maintanance)


Pemeliharaan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan
monitoring dan diagnose gejala kerusakan suatu peralatan serta
melakukan kajian failure analysis secara dini sehingga tindakan
pemeliharaan selanjutnya dapat dilakukan tepat sebelum
terjadinya kerusakan/kegagalan.

Pelaksanaan predictive maintenance dilakukan tanpa


harus melakukan shutdown unit pembangkit, namun
dimungkinkan bila hanya membutuhkan shutdown peralatan.
Dengan demikian pekerja predictive maintenance dalam
pelaksanaanya merupakan kegiatan monitoring secara berkala
atas dasar interval waktu, interval operasi, atau kriteria tertentu
lainnya yang telah ditetapkan sebelumnya.

Predictive maintenance termasuk pemeliharaan jangka


pendek sehingga termasuk dalam kategori pemeliharaan rutin
tetapi memiliki interval waktu yang lebih panjang dari pada
preventive maintenance. Misalnya, suatu peralatan hanya
memerlukan satu kali predictive maintenance dalam kurun
waktu 3 bulan atau 6 bulan sekali.

Predictive maintenance pada PLTP Geo Dipa Unit Dieng


didasarkan pada beberapa parameter, diantaranya disajikan pada
gambar tabel control hotwell pump P-101A berikut ini.

53
Tabel 3.6 Data Kontrol Hotwell Pump P-101A per Minggu

1. Vibrasi
Kegiatan pemantauan dan analisa sifat-sifat getaran mesin
untuk mencari sumber-sumber penyebab vibrasi yang dapat
mengakibatkan kerusakan. Besaran yang menjadi analisa utama
adalah :
a. Perpindahan/simpangan (displacement) yang
mengindikasikan seberapa besar objek bergetar
b. Kecepatan (velocity) yang mengindikasikan seberapa cepat
objek berputar
c. Percepatan (acceleration) yang bekaitan dangan
gaya/gangguan yang menyebabkan terjadinya vibrasi

Jenis pemeliharaan ini menggunakan alat ukur yang


bernama vibrasi meter yang dilakukan secara berkala (setiap
satu minggu sekali), dengan tujuan untuk mengetahui lebih dini
terjadinya kerusakan awal pada bagian-bagian peralatan yang
berputar.

2. Noise
Suara abnormal yang timbul dari motor pump dapat
sebagai indikasi adanya suatu kerusakan atau ketidak sesuaian
motor pump tersebut. Biasanya untuk kerusakan yang cukup

54
besar, kebisingan dapat secara langsung dapat dideteksi melalui
indra pendengaran. Namun untuk mengetahui tingkat
kebisingan secara detail dapat menggunakan alat ukur sound
level meter.
Berdasarkan data kontrol hotwell pump, tingkat
kebisingan motor pump berkisar 89 dB, hal tersebut
menandakan masih baiknya kondisi motor pump karena nilai
standarnya kisaran 80 – 100 dB.
3. Kwalitas pelumas (Tribology)
Melakukan analisa terhadap kualitas pelumas yang
digunakan, dari segi spesifik gravity, kandungan air, viskositas,
serta kandungan-kandungan logam yang terkikis dan tercampur
didalam pelumas. Dengan tujuan untuk mengetahui secara dini
kwalitas pelumas dalam keadaan layak pakai atau tidak,
sehingga tidak merusak komponen yang dilumasi. Disarankan
maksimal setiap enam bulan sekali dilakukan penggantian
pelumas yang baru atau sekitar 4000 jam operasi.
4. Temperatur, pemakaian arus listrik dan tegangan motor
Melakukan analisa terhadap pemakaian arus dan tegangan
listrik pada motor listrik yang dioperasikan pada beban tertentu,
apakah masih sesuai dengan kondisi kerja atau telah terjadi
penyimpangan dikarenakan kerusakan perlatan tersebut, serta
melakukan analisa terhadap temperatur yang terjadi pada motor
tersebut apakah masih bekerja dalam temperatur yang diijinkan
atau tidak, karena bila terjadi tekanan yang melebihi batas
toleransi, maka motor listrik sewaktu-waktu dapat trip sehingga
dapat menggangu kerja sistem secara keseluruhan.

C. Overhaul/Inspection Maintenance

Suatu pemeliharaan menyeluruh semua peralatan yang


termasuk dalam satu paket inspection untuk mengembalikan
pada kondisi semula. Overhaul/inspection merupakan suatu

55
paket pekerjaan besar yang terjadwal untuk pemeriksaan yang
luas dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar untuk
mencapai kondisi yang layak.
Pendekatan terminology overhaul difokuskan pada
peralatan dan bukan pada plant atau unit pembangkit. Dengan
demikian untuk pekerjaan-pekerjaan bongkar pasang peralatan
saja, tetap termasuk pada kategori kegiatan overhaul dan bukan
preventive maintenance.
Namun, cakupan pelaksanaan overhaul/inspection unit
pembangkit tidak hanya bongkar pasang peralatan saja, tetapi
termasuk inspeksi komponen-komponen peralatan lain yang
termasuk paket pekerjaan.
Overhaul/inspection termasuk pemeliharaan terrencana
jangka panjang serta termasuk dalam kategori pemeliharaan non
rutin. Overhaul/inspection dilakukan oleh unit bisnis
pemeliharaan atas dasar kontrak paket sesuai kesepakatan
dengan unit pembangkit. Overhaul/inspection maksimal
dilakukan setiap tiga tahun sekali.

3.7.2 Perawatan tidak Terencana (Unplanned Maintenance).


Pemeliharaan tak terencana dilakukan berdasarkan laporan
dari pihak operator bahwa terdapat kelainan pada suatu peralatan-
peralatan sehingga diperlukan perbaikan dan penanganan khusus.
Adapun jenis-jenis pemeliharaan tak terencana sebagai berikut:
A. Corrective Maintenance

Suatu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan


(termasuk memperbaiki) peralatan yang tidak bekerja atau tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Corrective maintenance dapat
dilakukan saat peralatan sedang beroperasi maupun stand by ataupun
pada peralatan yang sedang tidak beroperasi, tetapi secara

56
keseluruhan pemeliharaan ini dilakukan pada saat unit pembangkit
tetap beroperasi.

Corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau


perbaikan peralatan yang tidak terjadwal serta dengan cakupan yang
tidak terlalu luas dengan salah satu kriterianya adalah :

 Tindakan perbaikan selalu diawali dengan laporan


kerusakan/ganggguan pada peralatan
 Waktu penanganan efektif secara umum (diluar waktu tunggu
material atau tunggu shutdown) tidak lebih dari 2 x 24 jam
terutama untuk peralatan yang bersifat vital
 Perbaikan ringan yang dapat langsung ditangani tanpa perlu
perencanaan sumber daya (SDM, material , dan waktu
pelaksanaan) yang terperinci
 Walaupun sampai dilakukan pergantuan spare part, hanya
bersifat pergantian dan tidak sampai tindakan merekondisi atau
modifikasi part.
 Perbaikan yang dilakukan, pada umumnya tidak memerlukan
peralatan perbengkelan maupun teknisi pemeliharaan dengan
kualifikasi khusus.

Corrective maintenance dilakukan sendiri oleh staff


pemeliharaan unit power plant. Corrective Maintenance termasuk
pemeliharaan tidak terencana jangka pendek serta termasuk dalam
kategori pemeliharaam rutin.

B. Breakdown Maintenance

Perbaikan peralatan dari kerusakan karena adanya gangguan


peralatan. breakdown maintenance sering juga disebut sebagai run
to failure maintenance dengan kata lain pemeliharaan baru
dilaksanakan ketika perlatan sudah benar-benar rusak. Pelaksanaan
pemeliharaan ini mengharuskan unit dalam keadaan tidak
beroperasi. Breakdown Maintenance merupakan aktivitas

57
maintenance (pemeliharaan) yang dilakukan sebagai reaksi atau
tindakan segera yang menduduki prioritas utama untuk
mengembalikan kondisi peralatan atau mesin pada kondisi atau
keadaan normal setelah mengalami kegagalan fungsi yang
mengakibatkan peralatan tersebut berhenti beroperasi. Hal ini
sebagian besar diakibatkan oleh minimnya perhatian yang diberikan
terhadap kondisi operasi permesinan, peralatan atau sistem yang
dijalankan. Selama ini aktivitas breakdown maintenance selalu
difokuskan pada seberapa cepat mesin atau sistem dapat
dikembalikan ke kondisi normal. Sepanjang mesin atau peralatan
dapat berfungsi meski pada level minimum yang diizinkan, maka
pemeliharaan yang dijalankan dinilai efektif. Pendekatan
manajemen maintenance (pemeliharaan) tersebut jelas tidaklah
efektif selain juga akan menimbulkan biaya perawatan menjadi
tinggi di kemudian hari.

Dalam breakdown maintenance terdapat dua faktor utama


yang dapat memberikan kontribusi yang kuat yang dapat
menyebabkan tingginya biaya perawatan antara lain :

1) Tidak baiknya perencanaan atau belum adanya perencanaan


2) Perbaikan yang kurang menyeluruh
Keterbatasan yang pertama dari breakdown maintenance
adalah menyangkut tidak baiknya perencanaan dimana hal tersebut
seringkali juga dipaksakan oleh pihak manajemen produksi .Sebagai
contoh, penggunaan tenaga kerja dan efektifitas sumber daya perawatan
yang masih minim. Idealnya, biaya dari breakdown maintenance
berkisar antara tiga sampai empat kali lebih besar dibanding dengan
perbaikan yang sama apabila dilakukan melalui perencanaan yang
matang. Keterbatasan yang kedua adalah memusatkan perbaikan bukan
pada akar penyebab terjadinya kegagalan fungsi dari suatu peralatan.
Sebagai contoh, Suatu kerusakan pada bearing akan dapat
menyebabkan suatu mesin menjadi kritis yang berdampak terhentinya
proses produksi. Dalam breakdown maintenance, bearing tersebut

58
harus diganti sesegera mungkin sehingga mesin akan kembali
bekerja. Agar tidak terjadi kerusakan bearing atau ada upaya yang
dilakukan untuk menemukan akar permasalahan dari bagaimana untuk
menghindari terulang kembalinya kerusakan tersebut dimasa yang akan
datang. Sebagai hasilnya, keandalan mesin atau sistem tersebut akan
menjadi berkurang.

59
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembangkit Listrik tenaga panas bumi merupakan pembangkit thermal
yang menggunakan energi panas bumi sebagai sumber energi
pembangkit dan uap sebagai fluida kerjanya
2. Uap yang dihasilkan dari dalam bumi merupakan uap basah 2 fasa
dimana uap masih bercampur dengan air, sehingga air harus dipisahkan
terlebih dahulu di separator, condensate drop pot dan scrubber,
sehingga air tidak menganggu konversi energi oleh turbin uap
3. Pemeliharaan (maintenance) merupakan kegiatan yang sangat vital
bagi kelangsungan sebuah pembangkit listrik dengan tujuan utama
untuk mempertahankan peralatan-peralatan pembangkit agar beroprasi
secara optimum. Terdapat beberapa jenis pemeliharaan pada PLTP Geo
Dipa Unit Dieng, yaitu :

 Pemeliharaan terencana
- Preventive maintenance
- Predictive maintenance
- Overhoul/inpection maintenance
 Pemeliharaan tidak terancana
- Corrective maintenance
- Breakdown Maintenance

4.2 Saran
Beberapa saran yang dapat kami berikan, diantaranya :
1. Meningkatkan kualitas dari pemeliharaan secara teratur dan terjadwal
pada semua peralatan yang ada di power plant agar meminimalisir
terjadinya kerusakan.
2. Menambah/memperbanyak safety tool seperti penutup telinga dan
masker.

60
3. Prosedur keamanan kerja yang senantiasa diutamakan di lingkungan
kerja harus tetap dipertahankan.

61
Daftar Pustaka

Himpurna California Energy. 1996. Dieng Geothermal Project for Himpurna


California Energy, Data Book. Java Indonesia : Kiewit Holt Indonesia.

Sularso.1987.Pompa dan Kompresor (pemilihan pemakaian dan


pemeliharaan).Jakarta: Pradya Paramita

Fuadi,Ikhsan Anwar. 2014. System Control Main Condensor pada PLTP Dieng.
Program Studi Elektronika dan Instrumentasi. Universitas Gajah Mada.

https://www.geodipa.co.id)
http://Energi-Panasbumi-1998-Pri-Utami.pdf.)

http://geomagz.geologi.esdm.go.id/panas-bumi-dieng/

https://www.prosesindustri.com/2014/12/jenis-jenis-pompa-berdasarkan-cara-
kerjanya-mengalirkan-fluida.html
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-pompa-centrifugal/

62

Anda mungkin juga menyukai