BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
Untuk lebih mengembangkan kreatifitas mahasiswa dalam menempuh studinya,
harus ada keseimbangan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kemampuan
keterampilan di dunia kerja.
Praktek kerja industri mempunyai peranan yang sangat besar bagi kelangsungan
akademis mahasiswa. Dengan beberapa objek yang dibahas dalam bentuk-bentuk kajian
yang nantinya mahasiswa diharapkan akan lebih mengerti dan memahami keahlian dan
keterampilan dalam penerapan ilmunya di tengah-tengah masyarakat, dalam hal ini di
dunia industri.
Praktek kerja industri ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang dunia
kerja dan industri yang sebenarnya dan dapat membandingkan dengan yang diperoleh di
bangku kuliah. Dengan demikian mahasiswa dapat mengoreksi diri dan mengambil
manfaat dari pengalaman Praktek yang telah dilaksanakan sekaligus menambah
keterampilan di bidangnya. Selain itu, ilmu dan keterampilan yang didapatkan dari Praktek
kerja industri ini diharapkan dapat membantu akademis mahasiswa terutama dalam
penyusunan laporan akhir
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi modern dan bertambahnya
kegiatan perindustrian maka kebutuhan energi listrik semakin meningkat. Oleh karena ini
untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, banyak dibangun proyek-proyek untuk
memanfaatkan potensi alam untuk membangun tenaga listrik.
Sebagai lokasi yang sesuai untuk Praktek Kerja Industri adalah PT. PJB UBJ O&M
PLTU Tanjung Awar-Awar, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembangkitan
tenaga listrik terletak di kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dipilih sebagai
tempat Praktek Kerja Industri karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan
pembangkitan yang menghasilkan energi listrik cukup besar untuk daerah Jawa-Madura-
Bali dan mempunyai peran penting dalam perancangan dan perencanaan system
kelistrikan di Indonesia, sehingga merupakan tempat yang cocok untuk mendalami
ilmu tentang pembangkit listrik.
Peran PT. PJB UBJ O&M PLTU Tanjung Awar-Awar Tuban, sebagai perusahaan
yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang mampu bersaing
dengan berbagai perusahaan industri pembangkit lainnya baik dalam maupun luar negeri,
secara berkelanjutan terus diusahakan sering dengan pemenuhan kebutuhan listrik serta
pelayanan masyarakat secara profesional. Hal tersebut diatas dilakukan juga untuk
memperoleh sertifikasi dalam bidang manajemen perusahaan maupun manajemen
lingkungannya.
1.6 Metodologi
Setelah melakukan Praktek Kerja Industri, mahasiswa dituntut dan diwajibkan
untuk menyusun laporan. Laporan tersebut berisi hal-hal yang dipelajari selama
PRAKERIN di perusahaan. Untuk keperluan tersebut, dilakukan pengumpulan data untuk
dibahas dalam laporan ini. Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Industri kali ini
adalah :
1. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada pembimbing atau
teknisi yang bersangkutan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan membaca dan
mempelajari semua literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Observasi Lapangan
Observasi dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan langsung secara cermat di lapangan.
BAB 2
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PJB UBJ O&M PLTU Tanjung Awar-Awar Tuban
2. Manager Operasi
Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program bidang operasi dan
pengendalian bahan bakaar yang mencakup penentuan dan penilaian kualitas (efektif
dan efisiensi) pelaksanaan pengendalian operasi unit pembangkit Tanjung Awar-Awar.
Serta mengumpulkan dan mendokumentasi pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar
sebagai evaluasi.
3. Manager Pemeliharaan
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan di bidang
pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu
mendukung upaya pencapaian sasaran unit pembangkit Tanjung Awar-Awar sesuai
dengan kontrak kerja yang di tetapkan oleh direksi.
5. Manager Logistik
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan di bidang umum
untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan unit pembangkit
Tanjung Awar-Awar.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Proses Produksi Listrik PLTU Tanjung Awar-Awar
PLTU Tanjung Awar - awar telah direncanakan dan dibangun untuk
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan, High Speed
Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pematik pada penyalaan awal
dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara yang dibongkar dari kapal di
coal jetty dengan menggunakan ship unloader atau dengan peralatan pembongkaran
kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor
menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui telescopic chute
(2) atau dengan menggunakan stacker/reclaimer (1) atau batubara tersebut
langsung ditransfer melalui junction House (3) ke scrapper Conveyor (4) lalu ke
coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah
aliran ke pulverizer (7) dimana batubara di giling dengan ukuran yang sesuai
kebutuhan menjadi serbuk yang halus.
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Bunker (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air
menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruang bakar dipasok dari
Forced Draught Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air
Preheater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa
abu dalam perbandingan 14 : 1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara
periodik dikeluarkan dan dikirim Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar
dari boiler oleh Induced Draught Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui Electro
Static Precipitator (ESP) (13) yang menyerap 99,5 % abu terbang dan debu dengan
sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui Stack/ Cerobong (14).
Di elecktro Static Precipitator debu menempel di plat-plat dengan metode
elektroda, untuk merontokan Fly Ash (debu) pada plat dilakukan dengan proses
hammer (pemukulan). Abu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan
peneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan,
semen dan bahan bangunan (Conblock).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
penguap (Water Walls) yang berada di dindig-dinding boiler (Furnace Boiler)
menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH)
(15) yang nantinya akan menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan
ke Turbin bertekanan tinggi High Preassure Turbine (16), dimana uap tersebut
diexpansikan melalui Nozzels ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap
mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP
Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17)
guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di
Intermediate Pressure (IP) dan Low Preasure Turbine (LPT) (19).
9. Coal Burner
10. Forced Draught Fan
11. Air Preheater
12. Induced Draught Fan
13. Electrostatic Precipitator
14. Stack
15. Super Heater
16. High Preasure Turbine
17. Boiler Feed Pump
18. High Preasure Heater
19. Economizer
20. Steam Drum
21. Circuling Water Pump
22. Reheater
23. Intermediate Pressure Turbine
24. Low Pressure Turbine
25. Rotor Generator
26. Stator Generator
27. Transformator
28. Condensor
29. Condensate Excraction Pump
30. Low Preasure
31. Sea Water
32. Deaerator
33. Desal Plant
34. Raw Water Tank
35. Make Up Water
Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air
tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High
Preassure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum ke
Steam Drum (31). Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama
unit beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua
poros memiliki jumlah putaran yang sama.
Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor Generator
dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator
Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tenaga 23 kV. Listrik
yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk
dinaikkan teganganya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan
kesistem jaringan terpadu (interkoneksi) se Jawa-Bali melalui saluran udara
tegangan ekstra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu induk
Rembang, Pati dan Blora melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV
dalam hal pengangkutan dan pengaturan batu bara untuk kebutuhan unit.
Peralatan yang ada pada coal handling yaitu: ship unloader (SU), stacker
reclaimer (SR), conveyor, transfer tower, crusher, bunker. Siklus bahan
bakar pertama-tama adalah batu bara yang berasal dari tongkang diangkat
oleh grab ship unloader, batu bara tersebut dimasukkan ke hopper lalu
digetarkan oleh feeder dan turun ke conveyor. Conveyor ini melewati
transfer tower untuk dipindahkan ke jalur lain yang menuju coal yard atau
bunker. Jika menuju ke bunker, batu bara akan dilewatkan di crusher
house untuk dihancurkan agar batu bara lebih kecil. Lalu akan melewati
sampling house dan masuk ke bunker untuk pembakaran.
Batu bara yang di bunker akan melewati coal feeder untuk diatur
flownya. Setelah itu akan dimasukkan di coal pulverizer untuk digerus
sampai 200 mess. Untuk mengangkut serbuk batu bara ke dalam furnace
udara yang digunakan adalah udara yang berasal dari PA fan. Adapun Coal
Handling System yang ada di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah sebagai
berikut:
1. Ship Unloader System
Proses pembongkaran batu-bara di tongkang, dengan alat
pembongkaran batu bara Ship Unloader untuk dipindahkan ke
Stockpile dengan sistem Conveyor. Ship Unloader adalah alat
pengangkut (Crane) yang dipakai untuk pembongkaran material
padat dari tongkang. PLTU Tanjung Awar-Awar memiliki 2 unit Ship
Unloader dengan kapasitas masing masing kurang lebih 1250 ton per
jam dan 32 ton per angkutan.
5. Transfer Tower
Transfer Tower adalah suatu alat kontruksi dimana beberapa
ujung conveyor saling bertemu untuk merubah aliran atau rute dari
jalur Conveyor satu ke jalur conveyor yang lainnya.
dengan coal feeder. Fungsi dari silo untuk menampung batu bara
sebelum dihaluskan di mill untuk proses pembakaran.
2. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan suhu air (pemanas
awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam
drum. Komponen ini berada di dalam boiler yang terdiri dari komponen
pipa-pipa sumber panas yang digunakan oleh economizer berasal dari
gas buang dalam boiler.
3. Steam Drum
Berfungsi sebagai penyimpanan volume besar dan untuk
memisahkan uap dan air. Selain proses pemanasan yang terjadi di dalam
furnace, uap akan menuju ke superheater dengan air akan dipanaskan
melalui wall tube air akan dipanaskan secara radiasi suhu pada wall tube
akan merubah air menjadi uap yang kemudian ditampung kembali di
dalam steam drum. Kondisi uap di dalam steam drum masih berupa uap
basah sehinnga perlu dipanaskan kembali ke superheater untuk menjadi
steam kering yang siap digunakan.
5. Reheater
Reheater berfungsi sebagai penaik suhu dari uap yang keluar
dari HP Turbine dengan tekanan yang tetap. Uap dialirkan melalui pipa
pipa yang dipanaskan di dalam furnace dengan induksi dari batu bara
yang dibakar. Uap ini akan digunakan untuk memutar IP Turbine
pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara
keseluruhan.
6. Furnace
Furnace merupakan suatu tempat berlangsungnya proses
pembakaran bahan bakar dengan udara yang digunakan disupply oleh
Force Draft Fan (FD Fan) dan Primary Air Fan (PA Fan). Seluruh
pembakaran furnace terdiri dari water wall yang sepenuhnya dilas
dengan dinding dinding tabung kosong untuk menjaga membrane
relatif tinggi.
7. Burner
Burner merupakan alat untuk menghasilkan sumber api bagi
boiler yaitu dengan cara membakar campuran bahan bakar (batu bara)
dan udara di dalam ruang bakar boiler. Pada PLTU unit 1 bahan bakar
masih dalam keaadan dingin, maka sulit bagi batu bara untuk
melakukan pembakaran sehingga perlu digunakan pemanasan mula
menggunakan HSD yang hanya berfungsi sebagai Igniter dan untuk
menaikkan suhu furnace.
8. FD Fan (Force Draft Fan)
Fungsi dari FD Fan ini adalah sebagai mengalirkan udara
pembakaran ke ruang bakar. Udara untuk FD fan diambil dari luar tipe
FD fan adalah axial fan. Udara yang dikeluarkan oleh FD fan masuk
melalui air heater untuk meningkatkan suhu pembakaran sebelum
masuk ke boiler.
yang tidak melewati air preheater. Udara ini berfungsi sebagai pengatur
suhu udara (mix air).
membuat mabuk biota – biota laut yang ada di air laut, sehingga biota laut tidak
membuat sarang atau berkembang biak di tube condenser dan pipa line CWP.
Setelah itu air menuju ke desalination plant. Di desalination plant ini air
laut diolah untuk menghilangkan kadar garam dari air laut. Desalination plant
di PLTU Tanjung Awar-Awar menggunakan RO (Reverse Osmosis). Prosesnya
adalah dengan memompakan air laut untuk masuk kedalam vessel – vessel yang
didalam terdapat membran semipermiable. Pada proses ini molekul garam tidak
dapat menembus membran sehingga yang mengalir hanyalah molekul air saja.
Sehingga setelah melewati proses RO air laut akan berubah menjadi air tawar dan
ditampung pada fresh water storage tank.
Proses selanjutnya adalah proses penghilangan mineral - mineral yang
terkandung di air tawar yang terjadi di WTP (Water Treatment Plant). Proses
yang terjadi di Water Treatment Plant adalah peningkatan ion – ion positif dan
negatif dari raw water dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan
bermuatan positif dan negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan
terikat oleh resin bermuatan negatif, sementara ion negatif yang terkandung dalam
air akan terikat oleh resin bermuatan positif.
Hasil dari WTP adalah demin water (air bebas mineral) yang ditampung
di demin water tank. Demin water dari demin water tank ini kemudian
dipompakan menuju condensate tank. Di condensate tank ini air ditampung
dan akan digunakan untuk menambah air kondensat di condenser bila terjadi
kekurangan. Setelah melewati condenser, air kondensat akan dipompakan
menggunakan condensate pump menuju low pressure heater untuk pemanasan
awal. Media pemanasnya adalah uap ekstraksi yang diambil dari low pressure
turbine (LP Turbin). Pada PLTU Tanjung Awar-Awar terdapat 4 LP heater
yaitu LP heater 5,6,7,8.
Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di dalam pipa, dan uap panas
mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi kemudian dialirkan
menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen yang masih
terkandung dalam air pengisi. Di dalam deaerator terjadi kontak langsung antara
air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed water (direct contact). Uap
akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas – gas tersebut bergerak
dengan cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfer. Uap
yang digunakan berasal dari ekstraksi uap IP turbine. Setelah dari deaerator air
langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju HP heater untuk
memanaskan air pengisi.
Prinsip kerja dari HP heater sama dengan LP heater, bedanya hanya pada
uap ekstraksi yang digunakan dimana HP heater menggunakan uap ekstraksi dari
HP dan IP turbine. Pada PLTU Tanjung Awar-Awar terdapat 3 HP heater 1,2,3.
Air kemudian masuk ke economizer untuk pemanasan akhir air sebelum masuk
ke steam drum. Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung
sekaligus memisahkan air pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang
sudah berbentuk uap basah. Prinsip kerjanya secara alami, maksudnya adalah air
yang sudah menjadi uap akan berada diatas, dan yang masih berwujud air akan
berada di bagian bawah steam drum. Uap akan langsung dialirkan ke superheater,
sementara air akan turun melewati water wall untuk diuapkan dan kemudian
dialirkan ke superheater.
Di superheater uap basah dari steam drum dan water wall akan
dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut ini
kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu – sudu HP turbine.
Setelah digunakan di HP turbine uap akan mengalami ekspansi (tekanan dan
temperature uap turun). Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di boiler
melalui reheater. Di dalam reheater, uap akan dipanaskan lagi pada tekanan
konstan lalu dialirkan ke IP turbine untuk memutar sudu – sudu IP turbine.
Setelah digunakan di IP turbine uap tidak dipanaskan lagi, tapi langsung
dialirkan ke LP turbine untuk memutar sudu – sudu LP turbine. Terakhir, uap
yang keluar dari LP turbine kemudian di alirkan di condenser untuk
dikondensasikan menjadi air pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan
media tube – tube kecil yang dialiri oleh air laut sebagai pendinginnya yang
dipompakan oleh CWP (circulating water pump). Air kondensat ini kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama. Begitulah
siklus air dan uap yang terjadi di PLTU Tanjung Awar-Awar. Berdasarkan
penjelasan diatas, terlihat bahwa ada banyak alat yang dilalui oleh siklus air
dan uap ini. Alat – alat tersebut antara lain :
5. Condensor
Condensor adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkondensasikan uap dari LP turbine dengan media pendingin air laut
yang dipompakan melalui CWP. Prinsip kerjanya adalah uap dari LP turbine
mengalir di luar pipa – pipa condenser melewati air laut yang mengalir di
dalam pipa – pipa condenser.
10. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan suhu air (pemanas awal)
sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam drum.
Komponen ini berada di dalam boiler yang terdiri dari komponen pipa-pipa
sumber panas yang digunakan oleh economizer berasal dari gas buang dalam
boiler.
11. Steam Drum
Berfungsi sebagai penyimpanan volume besar dan untuk memisahkan
uap dan air. Selain proses pemanasan yang terjadi di dalam furnace, uap akan
menuju ke superheater dengan air akan dipanaskan melalui wall tube air akan
dipanaskan secara radiasi suhu pada wall tube akan merubah air menjadi uap
yang kemudian ditampung kembali di dalam steam drum. Kondisi uap di dalam
steam drum masih berupa uap basah sehinnga perlu dipanaskan kembali ke
superheater untuk menjadi steam kering yang siap digunakan.
unsur kimia) dan juga dilihat dari kuantitas ( flow dalam ton/jam), sesuai
yang dibutuhkan turbine pada saat tertentu (kondisi hot/warm/cold ) untuk
dapat menghasilkan energi listrik. Pada steam generator system ini dapat
dibagi dalam dua aliran, yaitu aliran uap dan aliran air.
3.2.1.3 Prinsip Steam Drum
Prinsip steam drum divisualisasikan dalam 2 bagian. Feedwater
dari economizer memasuki steam drum. Air disalurkan melalui nozel
steam drum sparger, diarahkan ke bagian bawah drum dan kemudian
melalui downcomers ke header . Internal Drum membantu untuk
memisahkan uap dari air.
Aliran Air dan uap steam drum berlawanan arah. Air bagian
bawah menuju ke downcomers dan uap keluar dari atas drum ke
superheaters. Ketinggian air normal adalah di bawah garis tengah drum
uap dan waktunya antara 5 dan 20 detik.
3.2.1.4 Bagian Utama Steam Drum
1. Feed Water Inlet (Economizer)
Economizer berfungsi menyerap panas dari gas hasil
pembakaran setelah melalui superheater, untuk memanaskan air
pengisi diawal yang akan masuk ke main drum.
2. Boiler Drum
Adalah tempat dimana air akan didihkan melalui pipa-pipa
dengan aliran panas.
3. Superheater
Berfungsi untuk meningkatkan suhu air atau uap air sehingga
mencapai suhu yang sesuai dengan kebutuhan turbin.
4. Main steam pipe
Merupakan pipa utama yang berguna untuk mengalirkan uap
air.
5. Reheat Steam Feed Water Inlet
Adalah komponen yang berfungsi untuk memanaskan air
umpan atau air pengisi. Sebagai pengisi air boiler, disuplai dari BFP
setelah melalui HP heater. Pada sistem air pengisi air boiler ini,
menjadi uap. Pada drum hal yang perlu diperhatikan ketika firing
adalah temperature metal antara top dan bottom.
3.2.2 Dasar Teori PID (Proporsional Integral Derivative)
Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya beberapa macam aksi
kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi
kontrol derivative. Masing-masing aksi kontrol ini mempunyai keunggulan-
keunggulan tertentu, dimana aksi kontrol proporsional mempunyai keunggulan
rise time yang cepat, aksi kontrol integral mempunyai keunggulan untuk
memperkecil error ,dan aksi kontrol derivative mempunyai keunggulan untuk
memperkecil error atau meredam overshot/undershot. Untuk itu agar kita dapat
menghasilkan output dengan risetime yang cepat dan error yang kecil kita dapat
menggabungkan ketiga aksi kontrol ini menjadi aksi kontrol PID.
Parameter pengontrol Proporsional Integral derivative (PID) selalu
didasari atas tinjauan terhadap karakteristik yang di atur (plant). Dengan demikian
bagaimanapun rumitnya suatu plant, prilaku plant tersebut harus di ketahui
terlabih dahulu sebelum pencarian parameter PID itu dilakukan.
3.2.2.1 Pengontrol Proporsional
Pengontrol proposional memiliki keluaran yang sebanding atau
proposional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara besaran
yang di inginkan dengan harga aktualnya). Secara lebih sederhana dapat
dikatakan bahwa keluaran pengontrol proporsional merupakan
perkalian antara konstanta proposional dengan masukannya.
Perubahan pada sinyal masukan akan segera menyebabkan sistem
secara langsung mengeluarkan output sinyal sebesar konstanta
pengalinya.
Gambar 3. menunjukkan blok diagram yang menggambarkan
hubungan antara besaran setting, besaran aktual dengan besaran keluaran
pengontrol proporsional. Sinyal keasalahan (error) merupakan selisih
antara besaran setting dengan besaran aktualnya. Selisih ini akan
mempengaruhi pengontrol, untuk mengeluarkan sinyal positif
(mempercepat pencapaian harga setting) atau negatif (memperlambat
tercapainya harga yang diinginkan).
kemudian dikirimkan ke perangkat monitor atau alat kontrol yang terletak di lokasi
aman seperti di ruang kontrol (control room). Lihat gambar dibawah ini
menunjukkan interkoneksi dari differential pressure transmitter ke peranti monitor
di ruang control, gambar hubungan signal seperti inilah yang disebut Instrument
Loop Drawing atau disingkat ILD.
0 0 0 4 0 0 4 0
0 0 510 4 0 0 4 0
dihitung dengan mengikuti Logic DCS hingga keluaran dari kompensasi itu
muncul yang berikutnya akan di kontrol oleh PID. Nilai agar sinyal error
pada PID kecil, maka dilakukan kontrol/perubahan nila P,I dan D.
1. Steam drum terdiri dari dua fase campuran antara air dan saturated
steam.
2. Rasio densitas air berbanding steam bervariasi tergantung dari pressure
dan temperature. Dimana semakin tinggi pressure dan temperature,
rasionya akan semakin rendah. Hal ini dapat di lihat pada saturated
steam table.
Differential pressure pada steam drum kemudian dihitung dengan
menggunakan persamaan dasar tekanan statis, P = pgH atau P = γH. Secara
sederhana, prosesnya saya gambarkan seperti dibawah ini.
Hasil Sample Perhitungan Steam Drum melalui DCS dari data yang diambil :
Rumus dari DCS :
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Industri ini, dapat kami simpulkan bahwa
kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami karena dengan adanya kegiatan ini, kami bisa
mendapatkan banyak pengalaman yang tidak kami dapatkan di bangku perkuliahan dan
mencoba mengaplikasikan materi yang kita dapatkan di kampus. Kami juga berharap agar
kegiatan ini nantinya juga dapat menunjang karir kami kedepannya. Selain itu kegiatan
Praktik Kerja Industri ini juga sangat membantu kami untuk meningkatkan potensi
keahlian dalam bidang elektronika yang ada di industri dan menjadi pembelajaran bagi
kami untuk bisa bersikap profesional dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Dari hasil pengamatan Level Steam Drum dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sistem kontrol yang digunakan pada PLTU Tanjung Awar-Awar memakai
Three Element Control System
2. Pada pengukuran level 3 kontrol element meliputi Level, Pressure, dan Steam
Flow
3. Perhitungan melalui DCS secara sistematik hingga memunculkan nilai Level
pada steam drum untuk menjaga tetap dalam keadaan set-point
4. Kontrol PID guna menstabilkan sinyal input agar dihasilkan nilai error yang
kecil
4.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan kepada seluruh pembaca laporan
Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Manfaatkan waktu untuk mengeksplor hal-hal baru ketika kalian ada di industri.
2. Pelajari dan tanyakan hal-hal yang belum kalian ketahui.
3. Bersikap sopan dan ramah kepada sesama teman magang, karyawan, maupun atasan.
4. Disiplin dan tepat waktu.
5. Bekerja secara profesional.
6. Bertanggung jawab atas apapun yang telah kalian lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Instruksi Kerja Pt Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M PLTU Tanjung Awar-Awar Kalibrasi
DP Transmitter
http://pembangkit.blogdetik.com/system-boiler-feed-water-economizer-
superheater-desuperheater/
http://indrianaptmuns.blogspot.com/2015/06/steam-drum.html
http://duniateknikmesin.blogspot.com/2015/05/mengenal-steam-drum-pada-boiler.html
https://kafecerita23.blogspot.com/2018/02/sistem-kontrol-level-air-pada-steam-drum.html
http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/09/PENGENDALI-LEVEL-AIR-PADA-
STEAM-DRUM-BOILER.pdf
http://instrumentasidanfisika.blogspot.com/2010/09/dasar-perhitungan-steam-drum-level.html
http://elinsco.blogspot.com/2016/11/prinsip-kerja-differential-pressure.html
LAMPIRAN