NAMA : ZULKIFLI
NIM : 210204501015
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (S1)
KELAS : PTE 01
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK II
OLEH :
ZULKIFLI
210204501015
KELOMPOK 4
MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK II
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Praktikum Instalasi Listrik
II yang disusun oleh :
Nama : Zulkifli
NIM : 210204501015
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro
Kelompok : 4 (Empat)
Telah diperiksa dan disahkan oleh Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Instalasi
Listrik II pada tanggal Juni 2023
Makassar, Juni 2023
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab,
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Instalasi Listrik II ini.
Shalawat serta salam, senantiasa terus tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, yang
membawa kita dari alam gelap menuju alam yang terang benderang.
Adapun isi dari laporan lengkap ini berdasarkan hasil praktikum dari Mata Kuliah
Praktikum Instalasi Listrik II. Laporan ini merupakan kumpulan dari laporan mingguan dari
masing-masing judul praktikum yang telah penulis lakukan, yang terdiri dari 7 judul
percobaan.
Dalam penyusunan lengkap ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
para dosen dan asisten laboratorium yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama
berjalannya Mata Kuliah ini, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik
yang disengaja maupun tidak disengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan
wawasan serta pengalaman. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi
pendidikan dan masyarakat luar. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................................2
C. Manfaat Praktikum..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Landasan Teori..............................................................................................................4
B. Laporan Hasil Praktikum..............................................................................................22
1. Job 1 Pengenalan Alat Dan Bahan................................................................................23
2. Job 2 Kontrol DOL Motor Induksi 3 Fasa ...................................................................27
3. Job 3 Kontrol Kerja Berurutan 2 Buah Motor Induksi 3 Fase .....................................36
4. Job 4 Kontrol 2 Buah Motor Induksi 3 Fase Bekerja Berurutan Secara
Otomatis ..............................................................................................................................45
5. Job 5 Kontrol Kerja Bergantian 2 Buah Motor Induksi 3 Fase....................................53
6. Job 6 Kontrol Kerja Bergantian Secara Otomatis 2 Buah Motor Induksi
3 Fase...................................................................................................................................61
7. Job 7 Kontrol Pengasutan Bintang-Delta Motor Induksi 3 Fase..................................69
8. Job 8 Kontrol Pengasutan Bintang-Delta Motor Induksi 3 Fase Secara
Otomatis..............................................................................................................................79
BAB III PENUTUP...........................................................................................................88
A. Kesimpulan...................................................................................................................88
B. Saran.............................................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................89
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 2.11 (a) MCB 3 Fasa (b) Simbol MCB 3 Fasa
................................................................................................................................................
14
Gambar 2.12 (a) MCB 1 Fasa (b) Simbol MCB 1 Fasa
................................................................................................................................................
15
Gambar 2.13 (a) Thermal Overload Relay (TOR) (b) Simbol (TOR)
................................................................................................................................................
17
Gambar 2.14 TDR (a) Fisik (b) Konstruksi
................................................................................................................................................
18
Gambar 2.15 Lampu Indikator
................................................................................................................................................
19
Gambar 2.16 Konstruksi Saklar Tombol (Push Button)
................................................................................................................................................
19
Gambar 2.17 Kabel NYA
................................................................................................................................................
20
Gambar 2.18 Kabel NYAF
................................................................................................................................................
21
Gambar 2.19 No Fuse Breaker
................................................................................................................................................
21
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban
manusia. Dengan Betambahnya ilmu dan teknologi yang dikuasai maupun yang
diterapkan, diharapkan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan peradaban manusia
secara keseluruhan, walaupun dampak-dampak negatif selalu bermunculan seiring
dengan kemajuan teknologi manusia.
Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), manusia selalu
berusaha untuk mencari suatu cara sehingga penerapan dari IPTEK itu sendiri
memberikan banyak keuntungan dan meringankan beban kerja manusia.
Sistem Kontrol (Control System) merupakan suatu kumpulan cara atau metode
yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana manusia
membutuhkan suatu pengalaman kualitas dari apa yang telah mereka kerjakan sehingga
memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pada mulanya perkembangan
teknologi menyebabkan manusia selalu terus belajar untuk mengembangkan dan
mengoperasikan pekerjaan-pekerjaan kontrol yang semula dilakukan oleh manusia
menjadi serba otomatis (dikendalikan oleh mesin).
Dalam aplikasinya, sistem kontrol memegang peranan penting dalam teknologi.
Sebagai contoh, otomatisasi industri dapat menekan biaya produksi, mempertinggi
kualitas, dan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan rumit yang membosankan.
Sehingga dengan demikian akan meningkatkan kinerja suatu sistem secara keseluruhan,
dan pada akhirnya memberikan keuntungan bagi manusia yang menerapkannya.
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut
mahasiswa memiliki sikap tanggap terhadap perkembangan teknologi masyarakat
sehingga dengan adanya praktikum ini akan dapat meningkatkan keahlian dari mahasiswa
sejalan dengan perubahan teknologi tersebut.
Mahasiswa Teknik Elektro dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dalam
bidang keilmuannya. Salah satunya adalah dapat merancang, memasang dan
mengoperasikan pengontrolan motor listrik dengan berbagai sistem starting pada motor
tersebut. Oleh karena itu, pada semester IV ini telah dilaksanakan praktek instalasi tenaga
1
listrik yang diharapkan mahasiswa dapat belajar tentang pengontrolan motor dan starting
motor listrik.
Laporan lengkap ini dibuat sesuai dengan hasil percobaan dari masing-masing
percobaan untuk selanjutnya diperiksa oleh Dosen Pembimbing/Asisten Laboratorium
dan dijadikan sebagai bahan penilaian dari hasil praktikum.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan beberapa Praktikum Instalasi Listrik II mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Mampu merancang rangkaian kontrol, daya dan pengawatan pada setiap percobaab
praktikum instalasi listrik tenaga.
2. Mampu memasang rangkaian kontrol, daya dan pengawatan pada setiap percobaan
praktikum instalasi listrik tenaga.
3. Mampu mengoperasikan seluruh percobaan dalam praktikum instalasi listrik tenaga.
4. Mampu menganalisis rangkaian kontrol untuk keseluruhan percobaan dalam
praktikum instalasi listrik tenaga.
5. Mampu melakukan penanganan gangguan yang terjadi pada instalasi listrik tenaga.
2
C. Manfaat Praktikum
Praktikum ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi mahasiswa mengenai rangkaian
instalasi listrik tenaga.
2. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa jenis starting
motor pada instalasi listrik tenaga.
3. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai alat-alat yang digunakan
dalam pemasangan instalasi listrik tenaga.
4. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan sebuah
laporan serta sistematika penulisannya.
5. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara perancangan instalasi
listrik tenaga.
6. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara pemasangan instalasi
listrik tenaga.
7. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang cara menganalisis rangkaian
instalasi listrik tenaga.
8. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa jenis rangkaian
pada instalasi listrik tenaga.
9. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai alat-alat yang digunakan
dalam pemasangan instalasi listrik tenaga.
10. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan sebuah
laporan serta sistematika penulisannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi sistem kendali manual
maupun automatik memiliki peran yang sangat penting. Peranan sistem kendali
automatik adalah paling menonjol dalam berbagai keperluan manusia atau bangsa
yang telah maju peradabannya. Contoh konkrit dapat kita temui pada pengendalian
pesawat ruang angkasa, peluru kendali, sistem pengemudi pesawat, satelit dan
sebagainya. Sementara di industri diperlukan untuk pengendalian mesin-mesin
produksi bidang manufaktur dan pengendalian proses seperti tekanan, temperatur,
aliran gesekan, kelembaban dan sebagainya.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekarang ini,
masih banyak industri-industri yang tidak menggunakan pengontrolan untuk mesin
produksinya sehingga semakin hari mereka semakin tertinggal. Hal ini disebabkan
masih kurangnya kemampuan untuk merangkai alat pengontrolan sesuai kebutuhan
industri. Padahal pengontrolan untuk mesin sangat penting guna untuk memudahkan
dan mengifisiensikan pekerjaan dalam industri.
Era modernisasi ikut berimbas terhadap modernisasi alat baik di industri kecil
maupun industri besar. Peralatan di sebuah industri yang dulunya digerakkan manual
oleh manusia kini mulai terotomatisasi yakni dikendalikan secara otomatis oleh mesin
itu sendiri. Proses otomatisasi mesin dikenal dengan istilah sistem kontrol atau ada
juga yang menyebutnya sistem pengendalian. Pentingnya mempelajari sistem
pengendalian ini erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja
mesin agar mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama
dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan pengendalian diartikan sebagai
mengekang dan menguasai. Jadi sistem pengendali proses atau pengendalian suatu
parameter dan berbagai macam proses. Sistem pengendalian proses terbagi menjadi
dua yaitu sistem pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis.
Pengendalian secara manual adalah pengendalian yang dilakukan oleh manusia yang
bertindak sebagai operator, sedangkan pengendalian secara otomatis adalah
pengendalian yang dilakukan oleh mesin-mesin/peralatan yang bekerja secara
4
otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia. Contoh pengendalian secara
manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pengaturan suara
radio, televisi, pengaturan cahaya layar televisi, pengaturan aliran air melaui kran dan
lain-lain. Sedangkan pengendalian otomatis banyak ditemui dalam proses industri,
pengendalian pesawat terbang, pembangkitan tenaga listrik dan lain-lain.
Adapun alat serta bahan yang digunakan selama Praktikum Instalasi Listrik II ini
dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam memasang instalasi listrik yaitu :
a. Tang Kombinasi
Tang ini merupakan tang yang sering kita jumpai pada saat bekerja dan
banyak sekali kegunaannya. Antara lain dapat digunakan untuk menjepit,
memuntir, mengupas dan memotong kabel. Ujung rahang yang bergerigi rapat,
untuk menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi
renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan
kabel. Berbahan besi chrome vanadium. Kelemahannya, jika celah antar
rahang berkarang akan berakibat macet.
b. Tang Potong
Memiliki rahang tajam, fungsinya untuk memotong kawat, kabel
plastik dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya
dilapisi plastik. Kelemahannya tidak mampu memotong ukuran bidang yang
besar atau tebal.
5
Gambar 2.2 Tang Potong
c. Tang Lancip
Bentuknya mirip ikan cucut ; moncong pipih, panjang dan berbentuk
gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “ Tang Cucut ”. Berfungsi sebagai
penjepit kawat atau kabel. Namun anda dapat memanfaatkan bagian dalam
rahang yang tajam sebagai pemotong kabel. Berbahan besi chrome vanadium
dengan gagang plastik lapis karet agar tidak licin. Kelemahannya, gagang plastik
mudah pecah.
d. Obeng
Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memutar sekrup. Batng
obeng dibuat dari baja, sedangkan pemegangnya dibuat dari bahan penyekat
seperti kayu, plastik, atau karet keras. Mata obeng dibedakan menjadi 2
macam, yaitu obeng plus (+) dan obeng minus (-).
6
e. Test Pen
Test Pen adalah obeng yang dilengkapi dengan lampu signal. Test pen
hanya sekedar untuk mengetahui adanya tegangan pada suatu penghantar
listrik, tidak untuk mengetahui besar tegangan listrik.
2. Bahan
Adapun bahan/komponen yang dibutuhkan untuk memasang instalasi listrik yaitu :
a. Motor 3 Fasa
Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak
digunakandalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, handal, kokoh, harganya relatif
murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai
menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor industri memiliki
beberapa parameter yang bersifat non-linies, terutama resistansi rotor, yang
memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang
menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan
dengan motor DC.
7
performansi yang tinggi dari motor induksi untuk dapat mempertahankan
kecepatannya walaupun terjadi perubahan beban. Salah satu contoh aplikasi
motor induksi yaitu pada industri kertas. Pada industri kertas ini untuk
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, dimana ketebalan kertas
yang dihasilkan dapat merata membutuhkan ketelitian dan kecepatan yag
konstan dari motor penggeraknya, sedangkan pada motor induksi yang
digunakan dapat terjadi perubahan beban yang besar.
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling
luas penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi 3 fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan
rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang
sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor
induksi 3 fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu
rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor
terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai
(Squirrel cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun
oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada
pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin
sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam
yang lain.
8
Gambar 2.7 Motor Induksi 3 Fasa Dilihat Kedalam
b. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet (Magnetic Contactor) adalah saklar listrik yang
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerjanya didalam
magnetik kontaktor terdapat lilitan yang akan menjadi magnet bila dialiri arus
listrik, magnet tersebut akan menarik kontak yang berada di dekatnya
sehingga kontak yang semula terbuka (NO) akan menjadi tertutup. Sedangkan
kontak yang awalnya tertutup (NC) Akan menjadi terbuka. Kontaktor magnet
terdiri dari kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama digunakan untuk
sumber arus listrik, sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian
pengendali.
Seandainya terbalik dalam memasang kedua kontak ini, kontaktor
magnetik tetap akan masih bekerja namun akan ada masalah yang timbul
karena kontak bantu hanya didesain untuk dilewati arus kecil sedangkan
kontak utama didesain untuk dilewati arus besar. Apabila terbalik dalam
pemasangan akan menyebabkan panas karena penghantar yang tidak mampu
menghantarkan arus listrik yang besar.
Penggunaan kontaktor magnet biasanya digunakan untuk
mengendalikan kerja motor 3 fasa, dengan magnetik kontaktor kita dapat
memotong 3 sumber R, S dan T Sekaligus pada motor 3 fasa. Untuk
melengkapi biasanya magnetik kontaktor akan dilengkapi dengan TOR
(Thermal Overload Relay) yang berfungsi mengamankan motor apabila terjadi
arus yang berlebihan. Sedangkan untuk mengamankan rangkaian magnetik
kontaktor akan dilengkapi dengan MCB supaya lebih aman dari hubung
singkat.
9
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu.
Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak
utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas
permukaannya kecil dan tipis. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya,
sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.
(a) (b)
Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak
kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor
adalah berkisar antara 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.
1) Kontak NO adalah koil tidak diberi tegangan posisi awal putus, diberi tegangan
menyambung.
2) Kontak NC adalah koil tidak diberi tegangan posisi awal menyambung, diberi
tegangan putus.
11
c. MCB 3 Fasa
Miniature Circuit Breaker (MCB) 3 fasa sering digunakan didunia industri dan
gunanya untuk pengaman atau pembatas arus listrik pada rangkaian dan
mampu untuk alat pendukung kelistrikan di dunia usaha atau industri. MCB ini
merupakan komponen yang fleksibel dan mampu untuk pengaman rangkaian
listrik industri maupun rumah tinggal.
MCB 3 fasa sangat jelas dan mampu untuk melakukan pengaranan
dalam rangkaian dan sekaligus dapat untuk mengamankan semua rangkaian
pada kelistrikan, oleh karena itu MCB ini sangat baik dalam listrik dan
mampu untuk melengkapi semua peralatan listrik sehingga kegunaannya
sangat jelas dan dapat berguna. Disamping itu MCB ini relefan dan pemicu
untuk menalarkan komponen-komponen listrik sehingga keamanan dan
kenyamanan terjaga dan mampu untuk efektifitas kerja.
(a) (b)
Gambar 2.11 (a) MCB 3 Fasa (b) Simbol MCB 3 Fasa
12
3) Sebagai komponen listrik yang pada untuk pengamanan kelistrikan.
4) Komponen yang menjadi isyarat adanya atau tidak adanya kegagalan arus
yang dikenal overload.
d. Miniature Circuit Breaker (MCB)
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik bekerja secara
otomatis apabila ada arus atau beban lebih (melebihi kapasitas nominal MCB).
Hal ini termasuk juga apabila terjadi short circuit atau hubung pendek atau
konslet karena pada saat terjadi short, arus listrik akan melonjak naik. Bagian
di dalam MCB yang menjalankan tugas int adalah sebuah strip bimetal.
(a) (b)
Gambar 2.12 (a) MCB 1 Fasa (b) Simbol MCB 1 Fasa
13
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor berjalan bila bertahan
cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya
pada motor tersebut. TOR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari
kebutuhan, biasanya tiap-tiap Tor mempunyai batas rating yang dapat diatur.
Alat pengaman yang digunakan bila pada motor terjadi beban lebih
disebut Thermal Overload Relay (TOR) biasanya digandengkan dengan
kontaktor, dipasaran ada juga pengaman beban lebih yang terintegrasi pada
Motor Circuit Breaker.Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke
kontak utama 2, 4 dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor). Gunanya
untuk memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan akibat beban
lebih.
(a) (b)
Gambar 2.13 (a) Thermal Overload Relay (TOR) (b) Simbol (TOR)
(a) (b)
Gambar 2.14 TDR (a) Fisik (b) Konstruksi
g. Lampu Indikator
Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai
lampu tanda. Lampu-lampu tersebut digunakan untuk berbagai keperluan
misalnya untuk lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1,
L2 dan L3.
Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya
suatu sistem kontrol misalnya lampu indikator merah menyala motor bekerja
dan lampu indikator hijau menyala motor berhenti. Pilor Lamp (Lampu
Indikator) adalah lampu tanda On/Off dari suatu rangkaian kontrol, lampu
yang digunakan adalah lampu pijar dengan daya 2 W sampai dengan 5 W.
Lampu tanda ini dirancang parallel dengan peralatan kontrol, hingga peralatan
dapat beroperasi apabila lampu putus.
Standar lampu indikator diberi warna merah, hijau dan putih
berdasarkan tanda warna (international electrotechnical commission). Merah
berarti bahaya dan perlu tindakan untuk mengamankan mesin dari kerusakan,
Hijau berarti mesin siap untuk dijalankan (dalam proses). Putih artinya mesin
bekerja dalam keadaan normal.
15
Gambar 2.15 Lampu Indikator
16
i. Kawat Penghantar
Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah
tinggal yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA.
j. Kabel NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal,
berlapis bahan isolasi PVC. Kode warna isolasi ada merah, hitam, biru dan
kuning
.
Gambar 2.17 Kabel NYA
k. Kabel NYAF
Kabel NYAF adalah jenis kabel fleksibel yang mempunyai inti atau
penghantar tembaga serabut dengan selubung PVC. Tegangan nominal antara
450/750 V. Digunakan untuk instalasi permanen dalam pipa penghantar yang
diplester. Kabel NYAF digunakan untuk instalasi panel-panel yang
memerlukan fleksibilitas yang tinggi.
17
l. NFB
Untuk pengaman tap kelompok atau seluruh kelompok beban digunakan
pemutus rangkaian pusat atau NFB (No Fuse Breaker). Besarnya rating arus
MCB maupun NFB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau dipasang di
dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
18
Laboratorium Instalasi Listrik Nama : Zulkifli
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam sistem pengontrolan motor listrik.
2. Mengetahui symbol setiap bahan yang akan digunakan dalam sistem pengontrolan
motor listrik.
3. Mengetahui fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam sistem pengontrolan motor
listrik.
4. Memahami prinsip kerja alat dan bahan.
B. TEORI DASAR
Dalam melakukan pengontrolan motor listrik haruslah ada alat dan bahan yang
harus disiapkan dan nantinya dirangkai antara satu dengan yang lain. Alat atau bahan
ini merupakan unsur penunjang berjalannya suatu motor, dan keamanan dari motor
yang dijalankan tersebut. Sebagai contoh kontaktor yang merupakan saklar magnet
yang nantinya akan menghubungkan sirkit utama dengan motor. Dalam segi keamanan
ditempatkan suatu MCB dan TOR pada rangkaian. Pada rangkaian susunan atau
urutan pemasangan bahan haruslah tepat, dan tiidak boleh terbalik, karena ini member
dampak berjalan atau tidaknya motor tersebut, dan bahkan menimbulkan bahaya pada
diri kita dan lingkungan sekitar.
19
C. HASIL PENGAMATAN
SIMBOL/
NO NAMA ALAT FUNGSI PRINSIP KERJA
LAMBANG
1. Kontaktor Sebagai saklar Apabila
yang bekerja kumparan diberi
secara aliran listrik,
elektromagnetik maka akan
didalam timbul medan
pengontrolan magnet yang
motor listrik mengakibatkan
kedua belah besi
saling tarik
menarik dan
juga akan
mengakibatkan
kontak NO dan
NC tertarik
2. Tombol Untuk memutus Apabila tombol
Tekan NO dan tekan ini
menghubungkan ditekan, maka
arus listrik lidahnya akan
menutup (dari
NO menjadi
NC), tetapi
apabila tombol
tekan dilepas
kembali, maka
lidah kontak
akan menjadi
NO lagi
3. Tombol Untuk memutus Apabila tombol
Tekan NC dan tekan ini
menghubungkan ditekan, maka
arus listrik lidahnya akan
membuka, jika
tekanannya
dilepas, maka
lidah kontaknya
akan menutup
Kembali
4. Thermal Untuk Ketika terjadi
Overload melindungi atau pemanasan atau
Relay mengamankan beban yang
motor dari panas berlebih, secara
yang berlebihan otomatis TOR
atau beban yang ini akan
lebih. memutus
20
5. Lampu Untuk menandai Biasanya lampu
Indikator sudah bekerja indicator terdiri
atau tidaknya dari 2 atau 3
dari suatu mesin lampu. Ketika
arus sudah
masuk pada
rangkaian atau
mesin maka
lampu indicator
yang satu
menyala. Jika
mesin
dijalankan,
maka lampu
yang satunya
lagi akan
menyala dan
lampu yang
sebelumnya
padam.
6. MCB/NFB Sebagai Ketika terjadi
pengaman arus pendek
rangkain dari misalnya, maka
hubungan arus secara otomatis
pendek atau MCB/NFB akan
dengan kata lain trip.
arus/tegangan
lebih.
D. KESIMPULAN
Semua bahan – bahan dalam pengoperasiannya pada rangkaian pengendali motor
listrik saling terkait/terhubung satu sama lain.
21
Laboratorium Instalasi Listrik Nama : Nur Fadilah
JOB 2
Jur. Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor NIM : 210204501004
Induksi 3 Fasa
Fakultas Teknik Sistem DOL Kelompok: 4
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mampu membuat gambar rangkaian daya DOL motor induksi 3 Fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya DOL motor induksi 3 Fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan DOL motor induksi 3 Fasa.
4. Mampu membangun rangkaian motor induksi 3 Fasa yang dijelaskan dengan
sistem DOL.
5. Mampu menjalankan motor induksi yang dijalankan dengan sistem DOL.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol motor sistem DOL.
B. TEORI DASAR
Direct Online atau DOL merupakan salah satu sistem atau metode starting
awal sebuah motor listrik 3 Fasa rangkaian DOL. Pada prinsipnya adalah motor
dengan metode pengaturan yang paling dasar dalam mengendalikan motor listrik.
DOL stator adalah metode starting motor listrik dengan memberikan tegangan
langsung. Start jenis ini biasanya digunakan untuk motor listrik yang berukuran kecil.
DOL stater digunakan apabila penurunan tegangan saat starting. Tidak menjadi
masalah atau tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi yang diinginkan mengingat
DOL starter merupakan metode starting motor dengan memberikan tegangan penuh
pada jala-jala secara langsung. Starter jenis ini biasanya digunakan untuk motor.
Motor listrik yang berukuran kecil. DOL stater digunakan apabila penurunan tegangan
saat dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau tegangan jauh tidak melewati
batas toleransi yang diizinkan arus starting motor ini biasanya 4 – 7 kali lebih besar
dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika motor dalam kondisi running, arusnya
sekitar 4A, maka ketika starting bisa mencapai 16-18A
Dol starting umumnya digunakan starting motor dengan daya kapasitas di
bawah 10 kW.
22
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian Kontrol
MCB
1
95
TOR
96
Stop
13 21
Start K K
14 22
A1
K
L1 L2
A2
23
2. Rangkaian daya
R S T
MCB 3
A1
1 3 5 13 21
K
2 4 6 14 22
A2
TOR
95 97
96 98
Motor
3
PE
24
3. Rangkaian Pengawatan
25
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Spesifikasi Jumlah
Nama Alat
.
1. Tang Kombinasi 7” isolasi 500V 1 Buah
2. Tang Lancip 6” isolasi 500V 1 Buah
3. Tang Potong 7” isolasi 500V 1 Buah
4. Obeng Plus 6 mm x 8” 1 Buah
5. Obeng Minus 6 mm x 8” 1 Buah
6. Test Pen 150 – 250 V 1 Buah
7. Multimeter Sanwa CX - 506 1 Buah
2. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3Ø 1 Hp 1300rpm 380, 220V 1 Buah
2. MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3. MCB 1Ø 6A 1 Buah
4. Push Button 19A 2 Buah
5. Lampu Indikator 5A/250V 2 Buah
6. Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
7. Kontaktor Magnet S-N21 32A 380, 220V 1 Buah
8. TOR TH-K20 Kp 22A, 19A 1Buah
9. Kabel NYA 2,5 mm2 3 Buah
10. Kabel NYAF 2,5 mm2 3 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Fasa.
26
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.
F. ANALISIS RANGKAIAN
27
Ketika tegangan sumber diberikan
maka lampu indikasi berwarna merah
(stop) akan menyala.
28
G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan kali ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.
H. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa saat kontaktor
(koil) dialiri arus, maka kontak kontaknya yang terbuat dari bahan feromatik pada
kontaktor akan tertarik karena koil yang bersifat magnet. Dan saat aliran listrik putus,
koil hilang penguatannya, maka semua kontak-kontaknya akan kembali ke posisi
semula.
Jika tombol start ditekan, maka arus listrik akan mengalir ke kontaktor.
Kontaktor akan berpenguatan dan lampu indikator (NO) akan menyala karena kontak
NO pada kontaktor yang dihubungkan dengan lampu indikator ON terhubung dan
sebaliknya lampu indikator (OFF) akan padam, motor pun akan berputar.
Jika tombol stop ditekan, maka kontaktor akan hilang penguatannya. Lampu
indikator OFF akan menyala. Motor pun akan berhenti berputar.
29
Laboratorium Instalasi Listrik Nama : Zulkifli
JOB 3
Pendidikan Teknik Elektro Kontrol 2 Buah NIM : 210204501015
Motor Induksi 3 Ø
yang Bekerja Secara
Fakultas Teknik Kelompok: 4
Berurutan
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 20/03/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI DASAR
30
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian Kontrol
31
2. Rangkaian Daya
32
3. Rangkaian Pengawatan
33
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Spesifikasi Jumlah
Nama Alat
.
1 Tang kombinasi 7” isolasi 500V 1 Buah
2 Tang potong 6” isolasi 500V 1 Buah
3 Tang lancip 6” isolasi 500V 1 Buah
4 Obeng +- 5” x 6mm 1 Buah
5 Testpen 100-500V 1 Buah
2. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Motor 3Ø 1 hp 1300rpm 380v, 220v 2 Buah
2 MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3 MCB 1Ø 6A 1 Buah
4 Push Button 19A 3 Buah
5 Kontaktor Magnet S-N21 32A 380V, 220V 2 Buah
6 Tor TH-K220 KP 32A, 19A 2 Buah
7 Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
8 Multimeter Sanwa CX50 1Buah
9 Kabel NYA 1,5 mm2 10 Buah
10 Kabel NYAF 1,5 mm2 15Buah
11. Lampu indicator 5A/ 250V 3 Buah
E. LANGKAH KERJA
F. ANALISIS RANGKAIAN
35
Rangkaian disamping menunjukkan
lampu indikator merah menyala
menandakan motor belum bekerja pada
saat motor sementara bekerja kemudian
push button stop ditekan maka motor
akan berhenti bekerja yang ditandai
dengan lampu indikator menyala.
36
Motor listrik akan berhenti berputar,
apabila tombol stop ditekan.
G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan kali ini kami menemukan gangguan pada rangkaian yaitu :
1. Kabel netral antara A2 kontaktor 1 dan A2 kontaktor 2 tidak saling terhubung
sehingga menyebabkan terjadinya gagal netral.
2. Kabel R dan T pada MCB tertukar sehingga menyebabkan arah putaran motor
mengarah ke kiri (Berlawanan arah jarum jam).
H. KESIMPULAN
37
Laboratorium Instalasi Listrik JOB 4 Nama : Nur Fadilah
Kontrol 2 Buah
Pendidikan Teknik Elektro Motor Induksi 3 Ø NIM : 210204501004
yang Bekerja
Fakultas Teknik Berurutan Secara Kelompok: 4
Otomatis
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 3/4/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu membuat gambar rangkaian control 2 buah motor induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor induksi 3 fase
bekerja berurutan secara otomatis.
4. Mampu membangun rangkaian 2 buah motor yang dijalankan berurutan secara
otomatis
5. Mampu mengoperasikan kontrol kerja berurutan motor induksi 3 fase
6. Mampu menganalisis rangkaian motor induksi 3 fase bekerja berurutan secara
otomatis.
B. TEORI DASAR
Motor listrik 3 fasa adalah komponen kelistrikan yang berfungsi mengubah
energy listrik menjadi energy gerak, menjalankan motor secara otomatis berurutan
adalah rangkaian control motor yang dimana motor dapat di kendalikan sekaligus
dengan cara berurutan otomatis. Di mana motor 2 akan secara otomatis beralan ketika
motor 1 sudah berjalan terlebih dahulu. Rangkaian berurutan otomatis adalah
rangkaian control motor yang jumlah motornya dapat lebih dari satu dan dikendalikan
secara berurutan otomatis
38
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian Kontrol
39
2. Rangkaian Daya
40
3. Rangkaian Pengawatan
41
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Spesifikasi Jumlah
Nama Alat
.
1 Tang kombinasi 7” isolasi 500V 1 Buah
2 Tang potong 6” isolasi 500V 1 Buah
3 Tang lancip 6” isolasi 500V 1 Buah
4 Obeng +- 5” x 6mm 1 Buah
5 Testpen 100-500V 1 Buah
2. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Motor 3Ø 1 hp 1300rpm 380v, 220v 2 Buah
2 MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3 MCB 1Ø 6A 1 Buah
4 Push Button 19A 2 Buah
5 Kontaktor Magnet S-N21 32A 380V, 220V 2 Buah
6 Tor TH-K220 KP 32A, 19A 2 Buah
7 Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
8 Multimeter Sanwa CX50 1Buah
9 Kabel Penghubung 1,5 mm2 47 Buah
10 Lampu Indikator 5A/ 250V 3 Buah
11. TDR TR Omron 220V/ 240V 1 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan
dalam kondisi baik
3. Membuat rangkaian kontrol
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Ø
5. Membuat rangkaian daya
6. Memasang motor pada rangkaian
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Ø
42
8. Menjalankan rangkaian
9. Membuat analisis rangkaian
F. ANALISIS RANGKAIAN
43
Ketika rangkaian dialiri arus listrik
membuat lampu indikator OFF
menyala, yang mana lampu indikator
OFF ini sebagai penanda bahwa
rangakain siap dijalankan dan sebagai
indikator bahwa motor tidak bekerja.
44
Ketika waktu timer mencapai waktu
settingnya, maka saklar otomatis pada
timer bekerja, yang membuat kontaktor
2 bekerja sehingga motor 2 bekerja,
lampu indikator 2 menyala (ON), dan
motor 1 dan lampu indikator ON 1 tetap
bekerja.
G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan kali ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam
rangkaian.
H. KESIMPULAN
45
Laboratorium Instalasi Listrik JOB 5 Nama : Zulkifli
Kontrol 2 Buah
Pendidikan Teknik Elektro NIM : 210204501015
Motor Induksi 3 Ø
Fakultas Teknik Bekerja Secara Kelompok :4
Bergantian
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 15/5/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu membuat gambar rangkaian control 2 buah motor induksi 3 fase bekerja
secara bergantian
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor induksi 3 fase bekerja
secara bergantian
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor induksi 3 fase
bekerja secara bergantian.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol 2 buah motor yang bekerja secara
bergantian.
5. Mampu menjalankan kontrol 2 buah kerja berurutan motor induksi bekerja
secara bergantian.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol 2 buah motor induksi bekerja secara
bergantian.
B. TEORI DASAR
Rangkaian control adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengendalikan
suatu peralatan atau mesin-mesin listrik. Rangkaian secara bergantian banyak
digunakan di system yang beralan dimana digunakan untuk memindahkan barang-
barang produksi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Bila motor pertama bekerja
maka yang kedua tidak dapat beroperasi sebelum motor pertama dimatikan demikian
sebaliknya. Jika motor 2 bekerja maka motor 1 mati atau motor 1tidak dapat bekerja.
C. GAMBAR KERJA
46
1. Rangkaian Kontrol
47
2. Rangkaian Daya
48
3. Rangkaian Pengawatan
49
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Spesifikasi Jumlah
Nama Alat
.
1 Tang kombinasi 7” isolasi 500V 1 Buah
2 Tang potong 6” isolasi 500V 1 Buah
3 Tang lancip 6” isolasi 500V 1 Buah
4 Obeng +- 5” x 6mm 1 Buah
5 Testpen 100-500V 1 Buah
2. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Motor 3Ø 1 hp 1300rpm 380v, 220v 2 Buah
2 MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3 MCB 1Ø 6A 1 Buah
4 Push Button 19A 3 Buah
5 Kontaktor Magnet S-N21 32A 380V, 220V 2 Buah
6 Tor TH-K220 KP 32A, 19A 2 Buah
7 Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
8 Kabel NYA 1,5 mm2 6 Buah
9 Kabel NYAF 1,5 mm2 30 Buah
10 Lampu Indikator 5A/ 250V 3 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan
dalam kondisi baik
3. Membuat rangkaian kontrol
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Ø
5. Membuat rangkaian daya
6. Memasang motor pada rangkaian
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Ø
8. Menjalankan rangkaian
9. Membuat analisis rangkaian
50
F. ANALISIS RANGKAIAN
51
Rangkaian disamping menunjukkan
lampu indikator lampu merah menyala
menandakan motor belum bekerja, pada
saat motor sementara bekerja kemudian
push button stop ditekan maka motor
akan berhenti bekerja yang ditandai
lampu indikator merah menyala.
G. PENANGANAN GANGGUAN
52
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.
H. KESIMPULAN
53
Laboratorium Instalasi Listrik JOB 6 Nama : Zulkifli
Kontrol 2 Buah
Pendidikan Teknik Elektro NIM : 210204501015
Motor Induksi 3 Ø
Fakultas Teknik Bekerja Secara Kelompo: 4
Bergantian Otomatis
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 15/05/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melaksanakan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mampu membuat gambar rangkaian control 2 buah motor induksi bekerja secara
bergantian otomatis
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor induksi bekerja secara
bergantian otomatis
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor induksi 3 fase
bekerja secara bergantian secara otomatis.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol 2 buah motor induksi 3Ø yang bekerja
bergantian secara otomatis.
5. Mampu mengoperasikan kontrol kerja bergantian motor induksi 3 Ø
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol 2 buah motor induksi bekerja bergantian
otomatis.
B. TEORI DASAR
Dua buah motor yang bekerja bergantian secara otomatis pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja yang sama dengan dua buah motor yang bekerja bergantian
secara manual. Perbedaannya hanya terletak pada perubahan pergantian kerja motor
M1 menjadi motor M2, tidak dilakukan secara manual melainkan dilakukan secara
otomatis dengan
menggunakan timer atau time delay relay (TDR). Timer akan mengganti motor yang
bekerja dengan motor lain sesuai dengan waktu yang telah di-set pada timer.
54
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol
55
2. Rangkaian Daya
56
3. Rangkaian Pengawatan
57
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No Spesifikasi Jumlah
Nama Alat
.
1 Tang kombinasi 7” isolasi 500V 1 Buah
2 Tang potong 6” isolasi 500V 1 Buah
3 Tang lancip 6” isolasi 500V 1 Buah
4 Obeng +- 5” x 6mm 1 Buah
5 Testpen 100-500V 1 Buah
2. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Motor 3Ø 1 hp 1300rpm 380v, 220v 2 Buah
2 MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3 MCB 1Ø 6A 1 Buah
4 Push Button 19A 2 Buah
5 Kontaktor Magnet S-N21 32A 380V, 220V 2 Buah
6 Tor TH-K220 KP 32A, 19A 2 Buah
7 Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
8 Kabel Penghubung 1,5 mm2 30 Buah
9 Lampu Indikator 5A/ 250V 3 Buah
10. Timer (TR) TR Omron 220V/ 240V 1 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik
3. Membuat rangkaian kontrol
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Ø
5. Membuat rangkaian daya
6. Memasang motor pada rangkaian
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Ø
8. Menjalankan rangkaian
9. Membuat analisis rangkaian
58
F. ANALISIS RANGKAIAN
59
Rangkaian disamping menunjukka pada
saat push button start ditekan maka
motor akan mulai berjalan yang
ditandai lampu indikator hijau 1
menyala dan akan otomatis motor 2
bekerja dan motor 1 akan berhenti
bekerja berdasarkan waktu tunda delay
pada timer.
G. PENANGANAN GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkain diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pada saat kontaktor disuplay arus listrik ke koil maka akan
berpenguatan untuk menarik kotak-kontaknya. Dalam menjalankan motor induksi 3
fasa secara bergantian otomatis yang perlu diketahui bahwa motor 1 akan bekerja jika
push button start ditekan dan motor ke 2 akan bekerja secara otomatis sesuai waktu
yang telah di setting pada timer dan saat itu juga motor 1 berhenti beroperasi.
60
Laboratorium Instalasi Listrik Nama : Zulkifli
JOB 7
Pendidikan Teknik Elektro Kontrol Pengasutan NIM : 210204501015
Bintang-Delta
Fakultas Teknik Motor Induksi 3Ø Kelompok: 4
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI DASAR
Arus jala-jala motor 3 fase dalam hubungan bintang besarnya sama dengan 1/ 3 x arus
jala-jala motor dalam hubungan segitiga. Arus yang kecil dalam hubungan bintang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan atau mengurangi arus start motor yang besar.
Sistem kontrol start bintang-delta motor induksi tiga fasa merupakan salah satu sistem
kontrol dari sekian banyak sistem kontrol yang telah ada. Pada prinsipnya, sistem kontrol
start bintang-delta motor tiga fasa adalah salah satu sistem kontrol dalam hal start awal
motor, karena seperti yang telah diketahui bahwa arus start pada motor sangatlah besar
dan dapat menyebabkan kerusakan pada motor itu sendiri ataupun peralatan lain yang ada
pada motor dan terhubung dengan motor tersebut.
61
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian Kontrol
62
2. Rangkaina Daya
63
3. Rangkaian Pengawatan
64
D. ALAT DAN BAHAN
1. Bahan
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 1 Buah
2. Tang Lancip 6” 1 Buah
3. Tang Potong 7” 1 Buah
4. Obeng Plus 6 mm x 8” 1 Buah
5. Obeng Minus 6 mm x 8” 1 Buah
6. Test Pen 150 – 250 V 1 Buah
2. Alat
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3Ø 1 Hp 1300 rpm 380, 220V 1 Buah
2. MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3. MCB 1Ø 6A 1 Buah
4. TOR TH-K20 Kp 22A, 19A 2 Buah
5. Push Button 19A 2 Buah
6. Lampu Indikator 5A/250V 3 Buah
7. Kontaktor Magnet S-N21 32A 380, 220V 3 Buah
8. Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
9. Timer (TR) Omron H3 BA-8 220/240V 1 Buah
10. Kabel Penghubung 1,5 mm2 53 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan
dalam kondisi baik
3. Membuat rangkaian kontrol
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Ø
5. Membuat rangkaian daya
6. Memasang motor pada rangkaian
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Ø
8. Menjalankan rangkaian
9. Membuat analisis rangkaian.
65
F. ANALISIS RANGKAIAN
66
Ketika push button start Y (bintang)
ditekan maka membuat kontaktor
utama dan bintang bekerja, lampu
indikator ON 1 menyala, lampu
indikator ON 2 dan OFF padam. Dan
putaran motor yang berputar
merupakan putaran awal (starting).
G. PENANGANAN GANGGUAN
H. KESIMPULAN
67
Dalam percobaan pengasutan bintang-delta motor induksi 3 Ø yang perlu
diperhatikan yaitu kinerja dari kedua hubungan tersebut dimana untuk menghasilkan
atau mengoperasikan pengasutan bintang-delta yang terlebih dahulu dioperasikan
yaitu hubungan bintang (Y) kemudian hubungan delta (∆).
Hal tersebut bertujuan agar pada saat motor dalam kondisi awal (start)
hubungan bintang (Y) digunakan untuk mengurangi arus pada awal berputarnya
motor, dan kemudian dihubungkan delta (∆) untuk menstabikan putaran motor
tersebut.
68
Laboratorium Instalasi Listrik JOB 8 Nama : Zulkifli
Kontrol Pengasutan
Pendidikan Teknik Elektro NIM : 210204501015
Bintang-Delta
Fakultas Teknik Motor Induksi 3Ø Kelompok: 4
Secara Otomatis
Universitas Negeri Makassar Tanggal: 26/05/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI DASAR
Motor yang diasut dengan hubungan start-delta pada saat motor dijalankan
selalu ada di dalam keadaan hubung bintang terlebih dahulu kemudian setelah motor
berputar normal dihubung dalam delta, selain itu adanya arus yang mengecil maka
penentuan besarnya pengaman rangkaian motor cukup dipasang sesuai dengan arus
nominalnya. Arus kecil ini dapat dimanfaatkan untuk menurunkan atau mengurangi
arus start yang besar
Untuk melakukan perubahan dari hubungan bintang ke delta (segitiga) secara
otomatis, dipergunakan relay penunda waktu (Time Delay Relay) atau timer. Dalam
mengendalikan motor secara otomatis, timer atau TDR berfungsi untuk memindahkan
kerja dari rangkaian dalam waktu tertentu.
69
C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian Kontrol
2. Rangkaian Daya
70
71
3. Rangkaian Pengawatan
72
D. ALAT DAN BAHAN
1. Bahan
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 1 Buah
2. Tang Lancip 6” 1 Buah
3. Tang Potong 7” 1 Buah
4. Obeng Plus 6 mm x 8” 1 Buah
5. Obeng Minus 6 mm x 8” 1 Buah
6. Test Pen 150 – 250 V 1 Buah
2. Alat
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3Ø 1 Hp 1300 rpm 380, 220V 1 Buah
2. MCB 3Ø 50A/ 440V 1 Buah
3. MCB 1Ø 6A 1 Buah
4. TOR TH-K20 Kp 22A, 19A 2 Buah
5. Push Button 19A 2 Buah
6. Lampu Indikator 5A/250V 3 Buah
7. Kontaktor Magnet S-N21 32A 380, 220V 3 Buah
8. Panel 20 x 40 x 60 cm 1 Buah
9. Timer (TR) Omron H3 BA-8 220/240V 1 Buah
10. Kabel Penghubung 1,5 mm2 54 Buah
E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan
dalam kondisi baik
3. Membuat rangkaian kontrol
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 Ø
5. Membuat rangkaian daya
6. Memasang motor pada rangkaian
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 Ø
8. Menjalankan rangkaian
9. Membuat analisis rangkaian.
73
F. ANALISIS RANGKAIAN
74
Ketika push button start ditekan maka
membuat kontaktor utama dan
kontaktor Y bekerja. Dimana putaran
motor merupakan perputaran awal
(starting), dan juga membuat lampu
indikator ON 1 menyala dan lampu
indikator OFF dan ON 2 padam dan
timer bekerja.
G. PENANGANAN GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan pada rangkaian.
H. KESIMPULAN
75
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumya dapat disimpulkan bahwa dalam
perancangan dan pemasangan instalasi pengontrolan perlu diperhatikan beberapa hal,
diantaranya adalah perancangan instalasi pengontrolan harus dirancang sedemikian
rupa schingga dalam kerja normal tidak membahayakan atau merusak, harus dipasang
dengan baik dan harus tahan terhadap kerusakan mekanis, thermal dan kimiawi.
Disamping itu, dalam pemasangan instalasi listrik perlu diperhatikan peralatan dan
bahan yang digunakan, yaitu harus sesuai dengan standar nasional dan juga harus
sesuai dengan ketentuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Di samping itu
perlu diperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) misalmya menggunakan
baju praktek, menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
B. Saran
Kami berharap pembaca dapat menjadikan lapooran ini sebagai referensi agar
nantinya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pembaca yang lain. Sehingga
laporan in dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.
76
DAFTAR PUSTAKA
77