Oleh:
Putu Agus Satia Pratama
NIM. 1915313043
Oleh:
2.
NIP.
3.
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran-saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan proposal tugas akhir ini sangat penulis
harapkan. Penulis berharap agar proposal tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bali.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
1. Judul Proposal...............................................................................................1
2. Latar Belakang..............................................................................................1
3. Perumusan Masalah......................................................................................3
4. Batasan Masalah...........................................................................................3
5. Tujuan........................................................................................................... 3
6. Tinjauan Pustaka...........................................................................................4
6.1 Pirolisis........................................................................................................4
6.2 Arduino........................................................................................................5
7. Metodologi...................................................................................................26
7.2.1 Wawancara.........................................................................................26
v
7.2.2 Observasi...........................................................................................26
8. Jadwal Kegiatan..........................................................................................35
9. Daftar Pustaka.............................................................................................36
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
1. Judul Proposal
2. Latar Belakang
Plastik merupakan suatu material yang dapat kita temui di kehidupan kita sehari-
hari. Pemanfaatan dari plastic sendiri dapat kita lihat pada berbagai bidang, mulai
dari bungkus makanan atau minuman, pakaian, keperluan rumah tangga dan
masih banyak lagi. Banyaknya pemanfaatan plastik tentunya berhubungan erat
dengan mudahnya plastik dibentuk dan dimodifikasi untuk berbagai keperluan
serta harganya yang sangat murah. Agar lebih mudah dalam memanfaatkannya
secara umum plastik dibedakan menjadi 7 jenis, yakni: PET, HDPE, PVC, LDPE,
PP, PS, dan OTHER.
Namun meski memiliki banyak manfaat, sayangnya penanganan plastic yang telah
selesai digunakan masih jauh dari kata layak. Menurut data dari Asosiasi Plastik
Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018
Indonesia berada pada peringkat kedua negara penyumbang sampah plastic
terbesar di dunia. Volume sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/
tahun dimana 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastic yang dibuang
ke laut. Menurut sumber yang sama, kantong plastic yang dibuang ke lingkungan
mencapai 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000ton kantong plastic.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada saat itu, Susi
Pudjiastuti, sampah plastic yang masuk ke laut dapat terurai menjadi partikel –
partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Hal ini
lebih berbahaya daripada sampah plastik yang masih utuh karena hewan –
hewan laut dapat tidak sengaja mengkonsumsinya dan dapat berakhir di atas
piring makan semua orang.
1
dapat ditukar menjadi uang. Namun tidak semua sampah plastic dapat diatasi
dengan upaya di atas, kantong kresek merupakan salah satunya. kantong kresek
tidak memiliki nilai jual di bank sampah dan juga tidak banyak pilihan Ketika
mendaur ulang nya untuk dijadikan barang yang lebih berguna, oleh karenanya
kantong kresek biasanya hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
atau di bakar. Hal tersebut tentunya bukan solusi yang tepat, berangkat dari
keresehan akan hal tersebut lahirlah komunitas Get Plastic yang berfokus pada
pengembangan mesin pirolisis yang dapat mengubah sampah plastik menjadi
bahan bakar minyak dengan proses yang cukup sederhana.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka dipilih judul “Rancang
Bangun Sistem Kontrol Berbasis dan Arduino Uno untuk Pengoperasian Mesin
Pirolisis”.
3. Perumusan Masalah
2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan seperti terurari di bawah.
a. Bagaimana desain perencanaan sistem kontrol untuk mesin pirolisis?
b. Apa jenis dan spesifikasi Arduino yang dipakai sebagai kontroler?
c. Jenis sensor apa yang dibutuhkan pada perencanaan sistem kontrol mesin
pirolisis?
d. Power supply apa yang digunakan sebagai sumber listrik untuk
pengoperasian mikrokontroler?
e. Modul pemantik apa yang dibutuhkan untuk mengontrol penyalaan api pada
mesin pirolisis?
4. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang penulis angkat tidak terlalu luas, maka penulis akan
membatasi permasalahan yang penulis angkat. Batasan – batasan tersebut
yaitu:
a. Membahas desain perencanaan sistem kontrol untuk mesin pirolisis.
b. Membahas jenis dan spesifikasi Arduino yang dipakai sebagai kontroler.
c. Membahas jenis sensor yang dibutuhkan pada perencanaan sistem kontrol
mesin pirolisis.
d. Membahas jenis power supply yang digunakan sebagai sumber listrik untuk
pengoperasian mikrokontroler
e. Membahas modul pemantik yang dibutuhkan untuk mengontrol penyalaan
api pada mesin pirolisis.
5. Tujuan
3
d. Dapat menentukan jenis power supply yang digunakan sebagai sumber
listrik untuk pengoperasian mikrokontroler.
e. Dapat menentukan modul pemantik yang dibutuhkan untuk penyalaan api
pada mesin pirolisis.
6. Tinjauan Pustaka
6.1 Pirolisis
Pirolisis merupakan suatu bentuk penguraian bahan organik secara kimia melalui
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya. Proses pirolisis atau
devolatilasasi merupakan proses perengkahan plastik pada suhu tinggi dimulai
pada temperatur sekitar 230OC. Perengkahan plastik pada suhu tinggi adalah
proses paling sederhana untuk daur ulang plastik. Pada senyawa yang
berderajat polimerisasi tinggi, pirolisis merupakan reaksi depolimerisasi dan pada
suhu tinggi mengikuti mekanisme radikal bebas. Reaksi ini melalui tiga tahap
yaitu, tahap memulai, tahap perambatan, dan tahap penghentian. Pada proses
ini material polimer atau plastik dipanaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan
menyebabkan struktur makro molekul dari plastik terurai menjadi molekul yang
lebih kecil dan hidrokarbon rantai pendek terbentuk. Produk yang dihasilkan
berupa fraksi gas, residu padat dan fraksi cair yang mengandung paraffin, olefin,
napthan, dan aromatis. Hasil proses pirolisis ini dipengaruhi oleh jenis dan
karakteristik bahan baku yang digunakan, waktu serta suhu proses. Proses
4
pirolisis dapat dikategorikan menjadi 4 tipe yaitu: (SKRIPSI MUHAMMAD NUR
ADE HARTO.pdf)
a. Pirolisis lambat (slow pyrolysis)
Pirolisis yang dilakukan pada pemanasan rata – rata lambat (5-7K/menit).
Pirolisis ini menghasilkan cairan yang sedikit sedangkan gas dan arang lebih
banyak dihasilkan.
b. Pirolisis cepat (fast pyrolysis)
Pirolisis ini dilakukan pada lama pemanasan 0,5 – 2 detik, suhu 400 – 600 OC
dan proses pemadaman yang cepat pada akhir proses. Pemadaman yang
sangat cepat penting untuk memeroleh produk dengan berat molekul tinggi
sebelum akhirnya terkonversi menjadi senyawa gas yang memilih berat
molekul rendah. Dengan car aini dapat dihasilkan produk minyak pirolisis
yang hingga 75% lebih tinggi dibandingkan dengan pirolisis konvensional.
c. Pirolisis kilat (flash pyrolysis)
Proses pirolisis ini berlangsung hanya beberapa detik saja dengan pemanasan
yang sangat tinggi. Pirolisis kilat membutuhkan pemanasan yang ceapt dan
ukuran partikel yang kecil sekitar 105 - 250μm.
d. Pirolisis katalitik biomassa
Pirolisis ini untuk membuktikan kualitas minyak yang dihasilkan. Minyak
tersebut diperoleh dengan cara pirolisis katalitik biomassa tidak memerlukan
Teknik pra-pengolahan sampel yang mahal yang melibatkan kondensasi dan
penguapan kembali.
6.2 Arduino
5
Gambar 6. 2 Mikrokontroler Arduino
Arduino Uno merupakan produk papan sirkuit yang menggunakan basis chip
ATmega328P. Jenis ini memiliki 14 digital input/output (yang 6 diantaranya
bisa digunakan sebagai PWM outpus), 6 analog input, sebuah 16MHz
keramik resonator, konektor USB, power jack, ICSP header, serta tombol
reset.
6
Arduino Uno merupakan pilihan yang bagus untuk pemula karena jika terjadi
kesalahan dalam pemakaian yang sampai mengakibatkan kerusakan pada
chip di dalamnya, biaya yang diperlukan untuk memperbaikinya cukup
murah
7
b. Arduino Duemilanove/Due
Arduino Due memiliki 54 pin digital input/output (yang mana 12 diantaranya bisa
digunakan sebagai output PWM), 12 input analog, 4 UART (hardware serial
port), 84 MHz clock, konektor yang mendukung USB OTG, 2 DAC (Digital to
Analog), 2 TWI, 1 catu daya, 1 SPI header, 1 JTAG header, 1 tombol reset
dan tombol hapus.
8
PWM pin 12
CAN Ada (memerlukan transceiver
eksternal)
UART Ada, 4
I2C Ada
SPI Ada
Tegangan I/O 3,3V
Tegangan nominal 7 – 12V
Arus DC per I/O pin (grup 1) 9mA
Arus DC per I/O pin (grup 2) 3mA
Konektor power supply Barrel plug
Total arus output DC pada semua 130mA
baris I/O
Clock speed processor 84Mhz
Memori SRAM 96KB
Memori FLASH 512KB
Berat 36g
Lebar 53,3mm
Panjang 101,5mm
Tabel 6. 2 Spesifikasi Arduino Duemilanove/Due
c. Arduino Mega2560
9
Arduino Mega 2560 adalah papan mikrokontroler yang berbasis ATmega2560.
Arduino jenis ini memiliki 54 pin input/output digital(yang mana 15 diantaranya
bisa digunakan sebagai output PWM), 16 input analog, 4 UART, 1 kristal
osilator 16MHz, 1 konektor USB, 1 catu daya, 1 ICSP header, dan 1 tombol
reset. Saat ini Arduino Mega2560 telah mengalami 3 kali sejak pertama kali
diluncurkan ke pasaran.
10
d. Arduino MKR WiFi 1010
Arduino MKR WiFi 1010 merupakan papan mikrokontroler yang sesuai baik
untuk pemula maupun ahli yang ingin mempelajari Internet of Things (IoT).
Arduino jenis ini menggunakan prosesor popular Arm Cortex-M0 32-bit
SAMD21, dan juga didukung ECC508 crypto-chip untuk keamanannya.
Arduino ini merupakan bagian dari seri “MKR”, sehingga dapat dipasangkan
dengan shields untuk membuat berbagai projek.
Shield merupakan papan sirkuit eksternal yang dapat dipasangkan pada jenis
Arduino yang mendukung fungsi shield.
11
Wi-Fi Modul Nina W102 uBlox
Element pengaman ATECC508A
UART Ada
I2C Ada
SPI Ada
Tegangan I/O 3,3V
Tegangan nominal 5 – 17V
Arus DC per I/O pin 7mA
Baterai yang didukung Li-Po Single Cell, 3,7V, 1024mAh
Minimum
Konektor Baterai JST
Clock speed processor 48Mhz
Clock speed RTC 32,768kHz
Memori FLASH (SAMD21G18A) 256KB
Memori FLASH (Modul Nina W102 2MB
uBlox)
Memori SRAM 32KB
Memori EEPROM 448KB
Berat 32g
Lebar 25mm
Panjang 61,5mm
Tabel 6. 4 Spesifikasi Arduino MKR WiFi 1010
Arduino MKR WiFi 1010 bekerja dengan tegangan 3,3V, yang berarti tegangan
yang melewati pin digital maupun analog tidak boleh boleh melebihi 3,3V.
Sensor maupun aktuator harus dipasang dengan teliti agar batas 3,3V tidak
terlewati. Pemberian tegangan yang lebih tinggi, seperti 5V yang umumnya
digunakan pada Arduino jenis lain dapat menyebabkan kerusakan pada
Arduino MKR WiFi 1010.
12
e. Arduino Nano
Arduino Nano merupakan salah satu bagian dari seri “Nano” yang didesain
dengan dimensi paling kecil dari seri Ardunio yang lain. Arduino Nano
merupakan jenis yang paling tua pada seri “Nano”, jenis ini memiliki kemiripan
dengan Arduino Duemilanova tetapi dibuat untuk breadboard dan tidak punya
dedicated power jack. Beberapa versi penerus jenis ini adalah Nano 33 IoT
yang memilki modul WiFi atau Nano 33 BLE Sense yang memiliki Bluetooth
rendah daya dan beberapa sensor lingkungan.
13
Arus DC per I/O pin 20mA
Clock speed processor 16MHz
Memori SRAM 2KB
Memori FLASH 32KB
Memori EEPROM 1KB
Berat 5g
Lebar 18mm
Panjang 45mm
Tabel 6. 5 Spesifikasi Arduino Nano
Protokol RS485
Interface Serial
Mode operasi Isolated half/full duplex (dapat
14
dipilih)
Transceiver MAXIM MAX3157
Buck convereter TPS54232
Tegangan operasi 3,3V
Tegangan masuk (screw 7 – 24V
connector)
Tegangan masuk (header) 5V
Berat 25g
Lebar 27mm
Panjang 68,6mm
Tabel 6. 6 Spesifikasi Arduino MKR 485 Shield
15
Gambar 6. 10 Tampilan Awal Arduino IDE
Sensor adalah suatu komponen atau peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi
gejala – gejala atau sinyal – sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi
seperti energi listrik, energi fisika, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Dalam sebuah sistem pengukuran atau ssitem instrumentasi, sensor adalah
elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan proses di mana suatu
variable diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk tertentu
tergantung pada variabel masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem
pengukuran yang lain untuk mengenali nilai variabel tersebut.
Sedangkan, transduser adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh suatu energi
di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam
bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi)
atau termal (panas). Transduser dapat didefinisikan sebagai suatu piranti yang
dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukkan dari
transduser disebut “sensor”, karena bagian ini dapat mengindra suatu kuantitas
fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi lain.
16
dan pasif sensor (passive sensor). Gambar 6.11 menunjukkan sifat sensor
berdasarkan klasifikasi sesuai fungsinya.
17
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan mekanis seperti
perpindahan atau pergeseran, posisi letak lurus dan melingkar, tekanan,
aliran, level, dan sebagainya. Contoh dari sensor mekanis adalah strain
gauge, linear variable differential transformers (LVDT), load cell, bourdon
tube dan lain-lain.
(3) Sensor optic (cahaya)
Sensor optic adalah sensor yang dapat mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya atau bias cahaya yang mengenai suatu
benda atau ruangan. Contoh dari sensor ini adalah light dependent
resistor (LDR), fotodioda, dan lain-lain.
b. Klasifikasi Sensor dan Transduser Berdasarkan Metode Pengubahan
Energinya
Berdasarkan metode pengubahan energinya, sensor dan transduser dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
(1) Self-generating transducer (Transduser pembangkit sendiri)
Self-generating transducer adalah transduser yang hanya memerlukan satu
sumber energi, seperti thermocouple, photovoltatic, thermistor, piezo
electric, dan lain-lain. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi
listrik dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan
sebagai sumber tegangan.
(2) External power transducer (Transduser daya dari luar)
External power transducer adalah transduser yang memerlukan sejumlah
energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh dari jenis ini
adalah RTD, strain gauge, LVDT, Potensiometer, NTC, dan lain-lain.
Tabel 6.7 menunjukkan kelompok transduser beserta contoh nya.
18
panjang kawat oleh
tekanan dari luar
Transformator selisih Tegangan selisih dua Tekanan, gaya,
(LVDT) kumparan primer pergeseran
akibat dari
pergeseran inti trafo
Gauge arus pusar Perubahan induktansi Pergeseran, ketebalan
kumparan akibat
perubahan jarak plat
Transduser Aktif
Sel fotoemisif Emisi electron akibat Cahaya dan radiasi
radiasi yang masuk
pada permukaan
fotemisif
Photomultiplier Emisi electron sekunder Cahaya, radiasi dan relay
akibat radiasi yang sensitif cahaya
masuk ke katoda
sensitif cahaya
Termokopel Pembangkitan GGL padaTemperatur, aliran
titik sambung dua panas, radiasi
logam yang berbeda
akibat dipanasi
Generator kumparan Perputaran sebuah Kecepatan, getaran
putar (tacho kumparan di dalam
generator) medan magnet yang
membangkitkan
tegangan
Piezoelektrik Pembangkitan GGL Suara, getaran,
bahan kristal piezo percepatan, tekanan
akibat dari gaya dari
luat
Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan Cahaya matahari
pada sel foto akibat
19
rangsangan energi
dari luar
Thermometer tahanan Perubahan nilai tahanan Temperatur, panas
(RTD) kawat akibat
perubahan temperatur
Hygrometer tahanan Tahanan sebuah strip Kelembaban relatif
konduktif berubah
terhadap kandungan
uap air
Thermistor (NTC) Penurunan nilai tahanan Temperatur
logam akibat kenaikan
temperatur
Mikropon kapasitor Tekanan suara Suara, musik, derau
mengubah nilai
kapasitansi dua buah
plat
Pengukuran reluktansi Reluktansi rangkaian Tekanan, pergeseran,
megnetik diubah getaran, posisi
dengan mengubah
posisi inti besi sebuah
kumparan
Tabel 6. 7 Kelompok Transduser
20
Prinsip kerja dari RTD adalah mengubah besaran temperatur menjadi
perubahan tahanan listrik
Strain gauge
Strain gauge berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat isolasi
dan ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya. Prinsip
kerjanya jika tekanan pada benda berubah, maka kawat akan
terdeformasi dan tahanan listrik akan berubah.
Thermistor
Prinsip kerja dari thermistor adalah mengubah besaran temperatur
menjadi perubahan tahanan listrik.
(2) Perubahan kapasitansi
Besaran yang diindra atau diterima sensor menghasilkan perubahan
induktansi pada keluarannya. Sensor yang menggunakan prinsip
perubahan kapasitansi adalah sensor kapasitif. Sensor kapasitif bekerja
berdasarkan metode kapasitif yang berfungsi untuk mendeteksi
perubahan komposisi bahan dielektrik, dengan menentukan nilai
kapasitansinya dan konstanta dielektrik. Persamaan di bawah digunakan
untuk mencari nilai kapasistansi dari sebuah kapasitor plat parallel.
(Persamaan 6.1)
Keterangan:
C = Kapasitansi
= Permitivitas (8,85 x 10-12F/m)
A = Luas penampang (m2)
K = Konstanta dielektrik
d = Jarak antara plat (m)
21
Gambar 6. 12 Transduser Kapasitif
(Persamaan 6.2)
Keterangan:
L = Induktansi
= Permeabilitas relative
= Permeabilitas (4
π x 10-7H/m)
l = Panjang lilitan
N = Jumlah lilitan
A = Luas penampang (m2)
22
Gambar 6. 13 Induktor Kumparan Ganda dan Induktor Satu Kumparan
23
6.5 Katup Solenoid
Solenoid valve atau katup solenoid adalah peralatan yang dipakai untuk
mengkonversi sinyal elektrik atau arus listrik menjadi gerak linear mekanik.
Solenoid dibuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakkan. Kekuatan
menarik dan mendorong ditentukan oleh jumlah lilitan pada kumparan. Sentakan
dari solenoid adalah bagian sangat penting pada prinsip kerja katup solenoid.
Katup solenoid dapat bekerja dengan tegangan input 220V AC, 24V DC, serta 12V
DC tergantung dari jenis katup solenoid yang dipakai. Katup solenoid berfungsi
untuk menghentikan atau meneruskan suatu aliran baik itu cairan ataupun gas,
dimana pengaturannya dilakukan denga arus listrik. Katup solenoid terdiri dari
sebuah kumparan yang berbentuk silinder dimana pada bagian tengahnya
terdapat sebuah inti besi yang disebut dengan plunger, apabila kumparan dialiri
arus listrik maka kumparan menjadi elektromagnet sehingga akan
mengangkat/menarik plunger ke tengah kumparan dan akibatnya akan membuka
katup. Apabila aliran listrik dimatikan maka medan magnet kumparan akan hilang
dan plunger akan hilang karena beratnya sendiri akan turun sehingga menutup
katup.
24
6.6 Modul Pemantik
Modul pemantik atau bisa juga disebut Ignition Transformers merupakan sebuah
transformator penaik tegangan yang dirancang agar dapat membuat percikan api
dari tegangan tinggi yang dihasilkannya. Ignition transformers umumnya
menerima tegangan input 220V AC dan mengubahnya menjadi 10.000V AC atau
lebih pada output.
25
LCD display panel merupakan perangkat yang biasa digunakan sebagai media
display yang terbuat dari bahan cairan kristal. Jenis yang biasa digunakan pada
penelitian skala kecil berupa LCD 16x2 yang mampu menampilkan 32 karakter
terdiri dari 2 barus dengan tiap baris menampilkan 16 karakter.
7. Metodologi
7.2.1 Wawancara
7.2.2 Observasi
26
7.3 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka-angka,
sedangkan data kualitatif merupakan data dalam bentuk teks atau gambar yang
menjelaskan tentang spesifikasi produk atau data lain tentang objek yang diteliti.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung oleh peneliti dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan secara langsung.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh peneliti dari
referensi jurnal-jurnal penelitian, buku-buku, dan situs yang menunjang penelitian
ini.
27
7.5.1 Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler
28
Gambar 7. 3 Rangkaian Sensor Kualitas Udara
29
Gambar 7. 5 Rangkaian Sensor Ultrasonic
30
7.5.2 Perencanaan Rangkaian Modul Pemantik
31
7.5.4 Perencanaan Penempatan Komponen Sistem Kontrol
a. Panel Kontrol
Panel kontrol ditempatkan pada sisi tabung reaktor. Panel kontrol berfungsi untuk
melindungi komponen-komponen yang sensitive akan lingkungan sekitar seperti
mikrokontroler, modul pemantik, serta instalasi pengawatan.
b. Sensor Suhu
Sensor suhu ditempatkan pada dua bagian mesin pirolisi yakni pada tabung
reactor serta tabung pendingin. Pada tabung reactor sensor suhu digunakan
untuk mengetahui apakah suhu yang dihasilkan sudah optimal untuk proses
pirolisis atau tidak, sedangkan pada tabung pendingin digunakan untuk
memonitor keadaan tabung pendingin. Jika tabung pendingin mengalami
kenaikan suhu yang signifikan maka dapat diartikan terjadi masalah, yang jika
32
dibiarkan dapat mengakibatkan bahan bakar minyak yang dihasilkan tidak
optimal
Sensor tekanan udara ditempatkan pada pipa kondensasi, jika terjadi kenaikan
tekanan udara pada pipa maka kemungkinan terjadi penyumbatan pada pipa dan
harus segera dibersihkan agar aliran gas dapat kembali normal.
Sensor kualitas udara ditempatkan pada cerobong gas. Cerobong gas sendiri
berfungsi untuk membuang gas sisa yang tidak dapat diubah menjadi bahan
bakar minyak. Penempatan sensor kualitas udara ditujukan untuk memonitor
kualitas dari gas yang dibuang, jika komposisi gas buangan yang dihasilkan
buruk maka dapat menjadi indikasi plastik yang digunakan terkontaminasi
dengan bahan – bahan yang tidak seharusnya dimasukkan.
e. Sensor Ultrasonic
f. Katup Solenoid
Katup solenoid ditempatkan pada selang dari gas LPG. Katup berfungsi untuk
membuka dan menutup aliran gas LPG yang diatur oleh modul pemantik.
g. Pemantik
33
7.5.4 Flowchart Metodologi Penelitian
34
7.6 Pengujian Alat
Hal yang diamati saat pengujian sistem kontrol mesin pirolisis adalah
pemeriksaan dan pengujian masing-masing komponen secara idependen.
Menggunakan alat ukur berupa Multitester serta alat ukur yang dapat digunakan
sebagai pembanding untuk masing-masing sensor yang digunakan. Dalam
pemeriksaan dan pengujian komponen tersebut dites secara independent,
dengan maksud untuk memastikan komponen sudah dalam kondisi yang baik.
Setelah tiap komponen dinyatakan dalam kondisi baik, maka dilakukan
pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh untuk mengetahui kinerja dari
sistem kontrol.
8. Jadwal Kegiatan
4 Proses
Pembuatan
TA
Perancangan
Alat
Pembuatan
Alat
Pengujian
Alat
35
Proses
Penyelesaian
TA
Registrasi
Ujian TA
5
Ujian TA
9. Daftar Pustaka
Ramady, dkk. (2020). Rancang Bangun Model Simulasi Sistem Pendeteksi Dan
Pembuangan Asap Rokok Otomatis Berbasis Arduino. Jurnal Teknik Komputer
AMIK BSI, Vol. VI No.2, 212-218
Yusro, Muhammad & Aodah Diamah. (2019). SENSOR & TRANSDUSER Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
36
ARDUINO MKR WIFI 1010. (2020). Diakses pada 22 Maret 2022 dari
https://docs.arduino.cc/hardware/mkr-wifi-1010
ARDUINO MKR 485 SHIELD. (2020). Diakses pada 22 Maret 2022 dari
https://docs.arduino.cc/hardware/mkr-485-shield
37