ABSTRAK
Pemanfaatan bawang hitam sebagai obat herbal dapat dipergunakan dalam pelayanan kesehatan apabila dapat
dipertanggungjawabkan tingkat efektivitas dan toksisitasnya dengan diperlengkapi bukti secara empiris,
prakilinik dan klinik. Bawang putih lanang adalah bawang putih tunggal yang hanya terdiri dari satu siung
saja. Bawang hitam adalah salah satu produk olahan dari bawang putih (Allium sativum, L) yang didapatkan
dengan proses pemanasan bawang putih menggunakan alat pemanas (rice cooker) selama 21 hari pada suhu
±70oC dengan tekstur lebih kenyal dan rasa lebih manis dari bawang putih.Pemanfaatan bawang putih
sebagai tanaman obat memiliki kandungan senyawa yang berperan dalam berbagai aktivitas biologi yaitu
dengan adanya SAC (S-Allyl-L-Sistein) yang merupakan senyawa organosulfur yang terdapat juga di dalam
bawang hitam.Uji keamanan suatu obat herbal perlu diketahui agar dapat mengetahui tingkat ketoksikan dari
suatu tanaman obat.
34
Farmakope Herbal Indonesia dan sediaan adalah ujimengetahui efek toksikyang muncul
berbentuk formulasi modern (Permenkes, 2016). periode tertentu setelah pemberian sediaan uji
Obat dikatakan aman untuk dikonsumsi dalam dosis tunggal, atau dosis berulang pada
apabila tidak membahayakan konsumen. Tiga periode 24 jam.Uji toksisitas subkronis adalah uji
kategori persyaratan keamanan yang harus mengetahui efektoksik setelah pemberian sediaan
terdapat dalam suatu obatantara lain: uji dengan dosis berulang pada hewan uji selama
1. Kategori I: Obat digunakan dalam jangka sebagian umur hewan, tetapi tidaklebih dari 10%
waktu panjang seluruh umur hewan. Uji toksisitas kronis adalah
2. Kategori II: Obat aman digunakan dalam uji mendeteksi efektoksik yang muncul setelah
kondisi tertentu (misalnya obat herbal pemberian sediaan uji secara berulang
dilengkapi dengan persyaratan tertentu) sampaiseluruh umur hewan (BPOM, 2014).
3. Kategori III: Obat Herbal yang masih Bawang hitam (Black garlic) dikenal di
digunakan secara empirik (perlu adanya Korea Selatan dan digunakan sebagai suplemen
dokumen keamanan terkait dengan senyawa herbal yang memiliki aktivitas antikoksidan yang
baru yang terkandung didalamnya) lebih tingi dibandingkan dengan bawang putih.
Data keamanan yang dibutuhkan seperti Uji Cara pembuatan bawang hitam memakan waktu
toksisitas Akut dan Uji Toksisitas Kronik (WHO, sekitar 90 hari. Tetapi proses ini bisa disingkat
2003). menjadi 40 hari dengan cara fermentasi yaitu
Bawang hitam merupakan produk olahan bawang putih dimasukkan ke mangkok stainless
dari bawang putih. Oleh karena itu, taksonomi steel dan dibungkus dengan aluminium foil,
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bawang kemudian mangkok dioven dengan suhu 50-70°C
putih berdasarkan United States Department of serta proses pengecekan setiap 4 atau 5 hari untuk
Agriculture (USDA) yaitu mencegah terjadinya perubahan suhu. Bawang
Regnum : Plantae hitam terbaik didapatkan pada proses pemanasan
Divisi : Magnoliophyta selama 21 hari dengan suhu ±70oC.
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum, L.
(Backer and Brink, 1963)
35
flavanoid terjadi pada saat proses pemanasan Sedangkan untuk obat, obat tradisional
terjadi. Jumlah SAC yang termasuk pada senyawa bahan lainnya (Generally Recognized As
sulfur bawang hitam sebanyak lima sampai tujuh Safe/GRAS) seperti bahan pangan, penentuan
kali lebih tinggi dalam bawang putih segar (Bae, kategori toksisitasakut digunakan penggolongan
et al, 2011). Bawang hitam memiliki kandungan klasifikasi seperti pada tabel dibawah ini(BPOM,
SAC dua kali lipat lebih tinggi bawang putih 2014).
mentah (Kim, 2012). Pada waktu proses
pemanasan, nilai polifenol pada bawang hitam
sebanyak 538,33 mg GAE/gr (Garlic Acid
Equivalent). Kandungan polifenol bawang hitam
dilaporkan meningkat sebanyak 10 mg/gr,
walapun kandungan polifenol bawang putih
sebanyak 3,67 mg/gr (Jang, et al, 2008).
METODE
36
Pembuatan bawang hitam lanang putih lanang yang lazim digunakandi masyarakat
Bawang putih lanang segar ditimbang baik sebagai bumbu maupunsebagai obat
sebanyak 100 gram,kemudian bawang lanang tradisional, zat aktif yangterkandung di dalamnya
akan melalui proses fermentasi yaitubawang tidak memunculkanefek toksik maupun kematian
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 70oC pada hewanuji.Hasil pengamatan keseluruhan
dankelembaban 75% - 80% tanpa tambahan padaorgan hati menunjukkan ada range dosis
perawatan. Siung bawangputih yang masih alami 78mg/kg BB hingga dosis terbesar 48.750mg/kg
dan kemudian berada di ruang kontrol BB belum memberikan ketoksikanakut pada
akanberubah warna dari putih menjadi abu-abu hewan uji melalui pengamatanberat organ hati
dan akhirnya hitamsebulan kemudian. Warna dimana anatomi sel hatibelum
hitam yang dihasilkan membuat blackgarlic menunjukkanadanya kerusakan/normal(Murtisiwi
menjadi lembut dan menghasilkan aroma yang dan Novena, 2016).
tidakmenyengat serta rasa yang manis (Nuristika,
2018). Uji Toksisitas Akut Bawang Hitam Lanang
Pada penelitian uji toksisitas bawang Hasil dari penelitian uji toksisitas
hitam lanang menggunakan hewan uji yaitu bawang hitam lanang menunjukkan bahwa
mencit jantan galur SwissWebster yang berjumlah bawang hitam lanang tidak menyebabkan
24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kematian sehingga nilai LD50 tidak dapat
kelompokperlakuan yaitu dosis 10 mg/20 g BB, ditentukan. Berdasarkan hasil analisis ANOVA
20 mg/20 g BB, 40 mg/20 g BB dan kontrol tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) pada
negatif yang diberikan aquades 1 mL secara oral. data berat badan, konsumsi makanan, berat feses,
masing-masing 6 ekor. Hewan uji dibagi 4 konsumsi minuman, volume urin tapi berat hati
kelompok, yangdilakukan dengan menggunakan ada perbedaan yang nyata (P<0,05). Pengamatan
metode Rancangan Acak Lengkap (Nuristika, pada makroskopis hati menunjukkan mencit
2018). terlihat normal dan tidak nampak kerusakan pada
Data persentase hewan percobaan yang organ(Nuristika, 2018).
sudah mati digunakanuntuk perhitungan LD50 .
dengan menggunakan metode Weil.
Sedangkan,data yang diperoleh dari hasil PENUTUP
pengamatan efek toksikyang tertundadiolah A. Kesimpulan
dengan menggunakan metode statistik ANOVA 2
arah kecualiuntuk berat organ relatif hati diolah Uji Toksisitas Akut Bawang Putih Lanang
dengan menggunakan metodestatistik ANOVA 1 Berdasarkan hasil penelitian uji toksisitas
arah dengan tingkat kepercayaan 95%. akut bawang putih lanang dapatdisimpulkan
Selanjutnya,dilakukan uji Duncan dan uji Tukey bahwa pada dosis ≥ 48.750 mg/kg BB untuk
menggunakan software statistic SPSS 17.0 for mendapatkan LD50pada ekstrak kering
Windows Evalution(Nuristika, 2018). (ekstrak air) bawangputih lanang dan pada
Parameter pemeriksaan yang digunakan ekstrak ini masukdalam kriteria ‘relatif
untuk uji toksisitas akut antara lain: parameter kurang berbahaya’.Esktrak kering bawang
berat badan, konsumsi makanan, berat feses, putih lanang yangdiberikan dalam variasi 4
konsumsi minuman, volume urin, berat hati dan dosis uji belummempengaruhi fungsi hati
pengamatan makroskopis pada hati. mencit sehinggabelum didapatkan gejala
klinis ketoksikanyang signifikan yang terjadi
pada seluruhhewan uji.
HASIL
Uji Toksisitas Akut Bawang Hitam
Uji Toksisitas Akut Bawang Putih Lanang Lanang
Uji toksisitas akut ekstrak kering(ekstrak Uji toksisitas akut pada bawang hitam lanang
air) bawang putih lanang dimulaidari dosis kecil tidak menyebabkan kematianpada mencit
78 mg/kg BB sampai dengandosis terbesar 48.750 yang terdapat dalam 4 varian dosis kelompok
mg/kg BB. Hasil ujitoksisitas akut pada penelitian uji,sehingga nilai LD50 tidak dapat
ini belummenunjukkan respon ketoksikan ditentukan.
ataukematian pada hewan uji sehingga
dapatdikategorikan nilai LD50 relatif B. Saran
kurangberbahaya (≥15.000 mg/kg BB).Bawang
37
Perlu adanya penelitian lanjutan khususnya 13. Wang, H. Cao, G & Prior, R. L. 2010. Total
dengan sampel, metode atau test pengujian Antioxidant Capacity of Fruits. Agri Food
yang berbeda dan menghasilkan hasil uji Chem No 44. pp 701-5
yang signifikan dengan standar deviasi yang 14. World Health Organization. 2003: Guidelines
minim. for the Regulation of Herbal Medicines in the
South-East Asia Region. New Delhi: WHO.
DAFTAR PUSTAKA
38