Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMBUATAN PULP I

MODUL 5
PULP ANALYSIS

Dosen Pengampu
Chairul, ST, MT

Kelompok 5 A:
Arya Dwi Mulya 2107024446
Grace Olivia 2107036667
Maghfiroh Rahmadhani 2107035480

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I LANDASAN TEORI .............................................................................1
1.1. Soda Loss (Kehilangan Soda) ..................................................................1
1.2. Kappa Number.........................................................................................2
1.3. Black Liquor ............................................................................................2
BAB II METODE PERCOBAAN .....................................................................5
1.1. Alat yang digunakan ................................................................................5
1.2. Bahan yang digunakan.............................................................................5
1.3. Prosedur Kerja .........................................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................8
3.1. Hasil .........................................................................................................8
3.2. Pembahasan .............................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................11
4.1. Kesimpulan ............................................................................................11
4.2. Saran ......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
LAMPIRAN A PERHITUNGAN
LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN
LAMPIRAN C DOKUMENTASI

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.3 Komposisi Lindi Hitam (Black Liquor) Proses Kraft Kayu Lunak ....... 3
Tabel 3.1 Perolehan Data Hasil Percobaan Pulp Moisture .................................... 8
Tabel 3.2 Perolehan Data Hasil Percobaan Kappa Number Analysis .................... 8
Tabel 3.3 Perolehan Data Hasil Percobaan Soda Loss Analysis ............................ 8

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Titrasi ....................................................................... 7

iv
BAB I
LANDASAN TEORI

1.1. Soda Loss (Kehilangan Soda)


Pada awalnya penekanan washer losses dalam pengembalian / pemutihan
bahan kimia, terutama kandungan natrium. Oleh karenanya kehilangan soda
(jumlah sisa senyawa natrium yang tidak bisa diambil dari pulp hasil pemasakan)
secara tradisional dilaporkan sebagai Na2SO4 yang terbawa oleh bubur pulp hasil
pencucian yang ekuivalen dengan jumlah salt cake (bahan-bahan kimia) yang
ditambahkan ke dalam 1embal pemulihan 1embali bahan kimia pemasak untuk
menjaga keseimbangan natrium dalam 1embal itu. Sehubungan dengan salt cake
(bahan-bahan kimia) dalam pulp tercuci adalah sangat kecil serta perbandingan
kandungan natrium dalam padatan terlarut juga bisa sangat bervariasi.
Oleh karena itu cara terbaik untuk menentukan kehilangan soda tersebut
pertama-tama dihitung sebagai berat kering padatan terlarut per satuan berat pulp
kemudian dikonversikan sebagai jumlah senyawa natrium, dalam hal ini misalnya
Na2SO4/ton pulp. Oleh karena setiap pabrik pulp mempunyai perbedaan dalam
faktor yang berpengaruh pada proses pencucian seperti jenis kayu, proses
pemasakan, metode pencucian dan sebagainya. Maka setiap pabrik harus
menentukan masing-masing ekuivalen antara kandungan natrium dari berbagai
konsentrasi padatan terlarut dalam lindi hitam yang berasal dari berbagai tahapan
proses. Selanjutnya, hubungan penentuan Na+ secara mudah dapat dilakukan
dengan Metode Atomik Absorbtion atau Flame Photometer dan sebagainya. Untuk
operasi tertentu yang menggunakan jenis kayu tertentu dan kondisi proses yang
tertentu pula (Bahri,2015).
Kandungan soda dari bubur pulp maksimal kira-kira 10 kg Na2SO4/ton pulp
kering, dan soda itu begitu kuat terikat dalam bubur pulp. Natrium tersebut
meninggalkan pencucian (bubur pulp) dalam bentuk natrium sulfat yang bersifat
1embali yang dinyatakan sebagai Na2SO4. Kehilangan soda didefenisikan sebagai
kandungan soda dalam pulp yang meninggalkan pencucian dinyatakan sebagai
berat Na2SO4 per ton pulp kering tanur (Mimms,1993).

1
1.2. Kappa Number
Bilangan kappa merupakan pengujian kimia diperlakukan terhadap pulp
untuk menentukan tingkat delignifikasi, kekuatan dari pulp dan kesanggupannnya
untuk diputihkan. Bilangan kappa dari pulp didefenisikan sebagai volume (Ml) dari
0,1 N larutan kalium yang digunakan oleh satu gram moisture free pulp yang berada
dalam persyaratan spesifik pada prosedur ini. Pada analisis bilangan kappa,
reaksinya berlangsung secara oksidasi – reduksi. KmnO4 0.1 N berperan sebagai
oksidator yang akan mengoksidasi lignin tersisa yang berlangsung dalam suasana
H2SO4 4 N. KI 0.1 N berperan sebagai reduktor yang akan mereduksi KmnO4 0.1
N. Kelebihan KI 0.1 N akan bereaksi dengan larutan standart Na2S2O3 0.1 N. Titik
akhir titrasi dapat diketahui dengan penambahan 2embali2r amilum 1 % menjelang
titik akhir titrasi. Suhu selama titrasi dijaga konstan pada suhu 25oC. Hal ini
bertujuan untuk menghindari 2embal koreksi kesalahan selama titrasi (Manullang,
2018).

1.3. Black Liquor


Lignin merupakan komponen terbesar yang terdapat dalam larutan sisi
pemasak pulp atau lindi hitam. Lignin yang terkandung dalam lindi hitam kraft kayu
lunak sekitar 46% dari padatan kering (Sjostrom, 1995). Lindi hitam merupakan
larutan sisa pemasak yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp (proses pulping).
Lindi hitam sangat mencemari lingkungan jika dibuang sehingga dilakukan usaha
untuk mengurangi pembuangannya. Senyawa dalam lindi hitam biasanya
digunakan sebagai bahan bakar dan senyawa anorganiknya diambiL. Dengan
pertimbangkan kandungan Total Solid (TS) yang merupakan zat padat total/residu
total setelah sampel dikeringkan pada suhu 105℃.
Menurut Sjostrom (1995), lindi hitam merupakan campuran yang sangat
kompleks yang mengandung sejumlah besar komponen dengan struktur dan
susunan yang berbeda. Bahan dalam lindi hitam yang dihasilkan setelah pembuatan
pulp pada dasarnya terdiri dari lignin dan produk-produk degradasi karbohidrat
disamping bagian-bagian kecil ekstraktif dan produk-produk reaksinya. Proses
isolasi dan pemisahan komponen yang terdapat dalam larutan sisa pemasak (lindi
hitam) dapat dihasilkan berbagai jenis produk antara lain gulA, etil alkohol, protein,

2
asam asetat, butanol, dan asam laktat. Namun, lignin merupakan komponen terbesar
yang terdapat dalam larutan sisa pemasak, karena itu proses isolasi dan pemisahan
lignin lebih memungkinkan.
Tabel 1.3. Komposisi Lindi Hitam (Black Liquor) Proses Kraft Kayu Lunak
Komponen Kandungan (%padatan kering)
Lignin 46
Asam- asam hidroksil 30
Asam Format 8
Asam Asetat 5
Ekstraktif 7
Senyawa Lain 4
Sumber : Sjostrom (1995)
Menurut Rudatin (1991), lindi hitam memiliki komponen utama air, senyawa
anorganik berasal dari sisa cairan kimia pemasak serpih kayu, dan hasil reaksi yang
berlangsung selama proses pemasakan, serta senyawa yang berasal dari serpih
kayunya. Kurang lebih setengah dari senyawa dari lindi hitam tersebut berupa
lignin yang memiliki distribusi berat molekul sekitar 200-500.000, salah satu
komponen kimia penting yang banyak terdapat dalam lindi hitam adalah lignin.
Menurut Saleh (2009), lindi hitam memiliki komponen utama air, senyawa
anorganik berasal dari sisa cairan kimia pemasak serpih kayu, dan hasil reaksi yang
berlangsung selama proses pemasakan, serta senyawa hydroge yang berasal dari
serpih kayunya. Kurang lebih setengah dari senyawa hydroge dari lindi hitam
tersebut berupa lignin yang memiliki distribusi berat molekul sekitar 200-500000.
Salah satu komponen kimia penting yang banyak terdapat dalam lindi hitam adalah
lignin. Menurut Rudatin (1991), pada pulp dan kertas, lignin harus dipisahkan dari
selulosa untuk memperoleh serat yang lebih putih karena lignin menyebabkan
warna kertas menjadi kuning. Di sisi lain, keberadaan lignin di lingkungan dapat
menimbulkan pencemaran, walaupun daya larutnya (kelarutan) yang kecil 0,2 ppm.
Lindi hitam juga mengandung komponen yang tinggi yang dapat mengganggu
organisme perairan jika dibuang langsung ke perairan. Karakteristik dari larutan
sisa pemasak pulp dari proses soda ataupun dari proses yang lainnya berwarna
coklat kehitaman dan berbau tidak enak. Warna coklat kehitaman dari larutan
pemasak pulp disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang larut

3
ataupun yang tersuspensi dalam larutan setelah proses pemasakan bahan baku.
Bahan tersebut diantaranya zat ekstraktif dan lignin yang terdegradasi. Adapun bau
yang ditimbulkan oleh larutan sisa pemasak pulp tersebut disebabkan oleh adanya
senyawa belerang bivalen diantaranya metil, dimetil sulfide ((CH3)S) dan dimetil
disulfide (CH3-S-S-CH3) yang merupakan turunan dari sulfide (Sjostrom, 1995).

4
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Pulp Analysis adalah:
1. Neraca kasar
2. Neraca Analitik
3. Buret
4. Cawan Aluminium
5. Magnetic Stirrer
6. Gelas beaker 1000 ml
7. Statif dan Klem
8. Gelas Kimia 250 ml
9. Alat Vacuum
10. Gelas Ukur 1000 ml
11. Corong Buchner
12. Gelas Ukur 100 ml
13. Thermometer
14. Desikator

2.2. Bahan
Selain alat, bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Pulp Analysis
antara lain adalah:
1. Pulp Accasia mangium sp
2. Starch
3. Natrium Thiosulfat
4. Aquadest
5. Larutan KmnO4
6. larutan H2SO4
7. Larutan KI
8. Vaseline

5
2.3. Prosedur percobaan
2.3.1 Prosedur Percobaan Pulp Moisture/Consistency Analysis
Adapun prosedur percobaan Pulp Moisture/Consistency Analysis pada
praktikum Pulp Analysis antara lain adalah:
1. Ditimbang pulp sebanyak 2 gram secara duplo.
2. Discreening pulp menggunakan saringan.
3. Disaring pulp menggunakan vacuum untuk menghilangkan kandungan air,
dipadatkan pulp hingga membentuk lempengan bulat.
4. Ditimbang padatan pulp di neraca analitik dan dicatat beratnya.
5. Dimasukkan pulp ke dalam oven selama 2 jam pada 105oC.
6. Didinginkan sampel di desikator selama 10 menit.
7. Ditimbang pulp di neraca analitik.

2.3.2 Prosedur Percobaan Kappa Number Analysis


Adapun prosedur percobaan Kappa Number Analysis pada praktikum Pulp
Analysis antara lain adalah :
1. Ditimbang pulp sebanyak 4 gram secara duplo.
2. Discreening pulp menggunakan saringan.
3. Disaring pulp menggunakan vacuum untuk menghilangkan kandungan air,
dipadatkan pulp hingga membentuk lempengan bulat.
4. Ditimbang padatan pulp di neraca analitik dan dibagi menjadi 1/3 bagian dan
2/3 bagian.
5. Dimasukkan 1/3 bagian pulp ke dalam oven selama 2 jam pada suhu 105oC.
6. Didinginkan sampel di desikator selama 10 menit.
7. Dititrasi 2/3 bagian pulp.
8. Dimasukkan 400 ml aquadest ke dalam gelas kimia 1000 ml.
9. Dimasukkan sampel, lalu 50 ml 4 N H2SO4 dan 50 ml 0,1 N KMnO4.
Ditunggu selama 10 menit.
10. Dimasukkan 10 ml KI 1N dan dititrasi dengan 0,1 N Na2SO3 hingga berubah
warna menjadi warna kuning pucat.
11. Ditambahkan 2,5 pipet indikator starch lalu diukur suhunya dengan pH meter.

6
12. Ditunggu perubahan warna hingga menjadi warna putih.

2.3.3 Prosedur Percobaan Soda Loss


Adapun prosedur percobaan Soda Loss pada praktikum Pulp Analysis antara
lain adalah :
1. Ditimbang pulp sebanyak 4 gram secara duplo.
2. Dimasukkan 400 ml aqudest ke gelas kimia.
3. Dimasukkan HCl 0,1 N ke buret sebagai larutan titrasi.
4. Diatur pH larutan menjadi 4,4 dengan menambahkan HCl dan diukur dengan
Ph meter, dicatat sebagai A.
5. Dimasukkan pulp yang telah dibasahi ke larutan dan dititrasi dengan HCl
sampai mencapai pH 4,4. Dicatat volume HCl yang digunakan sebagai B.
6. Dibilas elektroda pada pH meter dengan aquadest.
7. Ditimbang kertas saring dan catat beratnya sebagai C
8. Diletakkan kertas saring diatas corong buchner, lalu di rinsing pulp di
saringan 80 mesh selama ±8 menit.
9. Disaring pulp menggunakan vacuum untuk menghilangkan kandungan air.
10. Dimasukkan pulp yang telah divacum kedalam oven dengan suhu 105oC
selama 2 jam, dicatat beratnya sebagai W.

3.4. Rangkaian Alat Titrasi


Adapun rangkaian alat yang digunakan dalam percobaan ini seperti yang
terdapat pada Gambar 2.1

Gambar 3.4
Gambar 2.1 Rangkaian Alat Titrasi

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Pada praktikum pulp analysis terdapat penentuan pulp moisture, kappa
number analysis dan soda loss analysis. Adapun hasil yang didapatkan pada
praktikum pulp analysis yaitu :
Tabel 3.1 Perolehan Data Hasil Percobaan Pulp Moisture
Percobaan Berat Berat Kering Berat Kering Konsistensi
Awal Sampel Wadah Kosong (%)
Percobaan I 2,0028 g 5,0465 g 3,8234 g 61,1%
Percobaan II 2,0027 g 5,0984 g 3,8234 g 63,6%

Tabel 3.2 Perolehan Data Hasil Percobaan Kappa Number Analysis


Percobaan Volume Volume Berat Suhu % Air Kappa
Blanko Titrasi Kering Number
Pulp
Percobaan I 38,7 ml 13,6 ml 4,4642 gr 27oC 65,20% 2,54029
ml/gr
Percobaan II 43,6 ml 10,1 ml 5,9592 gr 28oC 47,50% 8,70120
ml/gr

Tabel 3.3 Perolehan Data Hasil Percobaan Soda Loss Analysis


Percobaan Volume Titrasi yang Dihabiskan Soda Loss
Aquadest Pulp
Percobaan I 0,2 ml 1,4 ml 5,3600 kg/odT
Percobaan II 0,2 ml 1,5 ml 52,2558 kg/odT

3.2. Pembahasan
Percobaan penentuan consistency bertujuan untuk menentukan konsistensi
yang terdapat dalam pulp. Konsistensi merupakan berat kering serat dalam 100
gram campuran pulp atau air, yang merupakan salah satu ukuran terhadap
konsentrasi pulp yang digunakan, Misalnya, konsistensi sampel sebesar 5% artinya
bahwa 5 bagian dari pulp kering bergabung dengan 95 bagian air (Sirait, 2003).

8
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, konsistensi pulp yang diperoleh
sebesar 62,35 % yang berarti bahwa terdapat 63,35 bagian dari pulp kering yang
bergabung dengan 6,48 bagian air.
Kualitas pulp yang dihasilkan pada proses kraft pulping dapat dipengaruhi
beberapa factor, salah satunya adalah kappa number. Tujuan dilakukannya analisis
bilangan kappa number untuk mengetahui kadar lignin yang masih tertinggal pada
pulp dan mengetahui kebutuhan bahan kimia yang akan digunakan pada proses
pemutihan (bleaching). Kappa number dapat berhubungan dengan H factor dan
alkali aktif. Dalam percobaan ini, terjadi perubahan warna saat melakukan titrasi
yaitu dari ungu, kemudian diberi larutan KI menjadi warna kuning, lalu dititrasi
hingga warna kuning tetap 9embal pudar, kemudian ditambahkan kanji menjadi
warna hijau, kemudian ditirasi lagi hingga warna putih. Rata-rata bilangan kappa
number yang diperoleh sebesar 5,5520 ml/gram. Nilai tersebut tergolong rendah
jika dibandingkan dengan kualitas pulp kertas industri, nilai lignin seharusnya
maksimal 9.89%. (Rahmadi, dkk, 2018).
Tingginya nilai lignin ini diduga karena waktu pemasakan pada saat
pembuatan pulp. Semakin lama waktu pemasakan maka semakin banyak monomer-
monomer bereaksi dengan polimer yang masih terkandung pada pulp sehingga
menghasilkan suatu polimer baru atau lignin baru (Azhary dkk, 2010). Standar
kappa number sebelum proses oksigen delignifikasi adalah sebesar 17-18. Adapun
reaksi dari kappa number adalah sebagai berikut :

Lignin + MnO4 + O2 Oxidized lignin + 𝐻 + + MnO4 ………………(1)

2 MnO4- + 10 𝐼 − + 16 2 𝑀𝑛2+ + 5I2 + BH2O…………….............(2)

I2 + 2S2𝑂3− 2 𝐼 − + S4O62− ……………………………(3)

Soda Loss didefinisikan sebagai kandungan soda dalam pulp yang


meninggalkan sistem pencucian dinyatakan sebagai berat Na₂SO₄/ton pulp. Angka
Soda loss yang didapat pada percobaan ini dengan rata-rata sebesar 3,8079 kg/odT.
Pengamatan soda loss di PT.Toba Pulp Lestari, Tbk masih memenuhi standar yaitu
5-10 kg/ton. Tinggi dan rendahnya perolehan soda loss dipengaruhi proses
pencucian. Temperatur air pencucian sangat mempengaruhi keadaan yang
dikehendaki. Jika pada temperatur air yang lebih tinggi akan mengakibatkan terlalu

9
tingginya evolusi uap dari lindi hitam. Dimana pada temperatur tersebut air pencuci
dapat melarutkan secara padatan yang harus dihilangkan dari bubur pulp (Sihite,
2019).
Larutan kimia yang digunakan, diantaranya KMnO4 berfungsi untuk
mengoksidasi lignin dalam pulp, Kalium Iodida (KI) berfungsi sebagai reduktor,
H2SO4 berfungsi membuat suasana asam, karena proses oksidgsi-reduksi berjalan
optimum dalam suasana asam, Na2S2O3 berfungsi sebagai larutan oekitr (larutan
standar) dan Indikator starch sebagai indikasi berakhirnya proses titrasi.

10
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan pulp analysis yaitu :
1. Pada praktikum pulp analysis didapatkan nilai kosistensi pulp sebesar 61,1%
dan 63,66%.
2. Dalam percobaan ini didapat nilai rata-rata Kappa Number sebesar 5,5520
ml/gram. Nilai tersebut masih tergolong rendah menurut standar nilai kappa
number.
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, juga didapat nilai rata-rata Soda
Loss sebesar 3,8079 kg/odT. Nilai ini sudah termasuk dalam nilai standar
Soda Loss.

4.2 Saran
Saran yang bisa diberikan dalam melakukan percobaan pulp analysis yaitu :
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya terlebih dahulu memahami
langkah-langkah kerja yang terdapat dalam modul.
2. Praktikan sebaiknya menggunakan APD yang lengkap sesuai dengan yang
diperlukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Azhary H. Surest, Dodi Satriawan. Pembuatan Pulp Dari Batang Rosella Dengan
Proses Soda (Konsentrasi NaOH, Temperatur Pemasakan Dan Lama
Pemasakan). Jurusan Teknik Kimia. Jurnal Teknik Kimia, 17(3): 17-26

Bahri. (2015). Pembuatan Pulp dari Batang Pisang. Jurnal Teknik Kimia Unimal,
4(2): 20-25

Mimms, Agneta. (1993). Kraft Pulping : A Compilation of Notes. Tappi Press :


Atlanta.

Manullang, L. (2018). Analisa Bilangan Kappa pada Proses Bleaching di PT. Toba
Pulp Lestari Tbk, Sosor Ladang Porsea. Medan : Universitas Sumatera
Utara.

Rahmadi, I., Madusari, S., Lestati. I., (2018). Uji Sifat Fisik dan Sifat Kimia Pulp
dari Limbah Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis gueeinsis jacq.). Jakarta:
Universitas Muhammadiyah.

Rudatin, S. (1991). Ultrafiltrasi Lindi Hitam Proses Sulfat Kayu Acasia Manginum.
Berita Selulosa (27) 4. Departemen Perindustrian RI. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung.

Saleh. (2009). Pengaruh Konsentrasi Pelarut, Temperatur dan Waktu Pemasakan


pada pembuatan Pulp dari Sabut Kelapa Muda. Jurnal Teknik Kimia,
16(3) : 5-11

Sihite. (2019). Penentuan Jumlah Soda Loss yang Terkandung dalam Pulp Setelah
Proses Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sosor Ladang Porsea. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Spsrom, Eero. (1995). Kimia Kayu, Dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi Kedua
Diterjemahkan oleh Sastrohamidjojo, H. Terjemaahan dari : Wood
Chemistry, Fundamentals and Application Second Edition. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

12
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A. Perhitungan Pulp Moisture Analysis


Sampel 1
Diketahui : Berat Awal Sampel (A) = 2,0028 gram
Berat Kering Sampel (B) = 5,0465 gram
Berat Kering Wadah Kosong (G) = 3,8234 gram
Ditanya : Konsistensi (%) ….?
𝐵−𝐺
Jawab : Konsistensi (%) = × 100%
𝐴
5,0465 𝑔𝑟𝑎𝑚 −3,8234 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
2,0028 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 61,1%
Sampel 2
Diketahui : Berat Awal Sampel (A) = 2,0028 gram
Berat Kering Sampel (B) = 5,0984 gram
Berat Kering Wadah Kosong (G) = 3,8234 gram
Ditanya : Konsistensi (%)
𝐵−𝐺
Jawab : Konsistensi (%) = × 100%
𝐴
5,0984 𝑔𝑟𝑎𝑚 −3,8233 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
2,0028 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 63,66%
B. Kappa Number Analysis
Sampel 1
• Kadar Air
Diketahui : Pulp Basah = 3,0265 gram
Pulp Kering = 1,0532 gram
Ditanya : kandungan air … ?
𝑃𝑢𝑙𝑝 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑝𝑢𝑙𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Jawab : KA = x 100%
𝑝𝑢𝑙𝑝 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

3,0265 𝑔𝑟𝑎𝑚−1,0532 𝑔𝑟𝑎𝑚


KA = x 100%
3,0265 𝑔𝑟𝑎𝑚

KA = 65,20%
• Bilangan Kappa
Diketahui : b (volume blanko) = 38,7 ml €
a (volume titrasi sampel) = 13,6 ml (D)
T = 27oC
N = 0,1 N
B = 5,0532 gram
A = 2,6000 gram
C = 4,4642 gram
Ditanya : K, P. f, W ….?
(𝑏−𝑎)𝑁
▪ P= 0,1

(38,7 𝑚𝑙−13,6 𝑚𝑙)0,1


P= 0,1

P = 25,1 ml
▪ F = (E –D) x 2
F = (38,7 ml – 13,6 ml) x 2
F = 50,2 ml
𝐵
▪ W=𝐴 xC
5,0532 𝑔𝑟𝑎𝑚
W = 2,6000 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 4,4632 gram

W = 8,6744 gram

𝐸−𝐷
▪ K= xf
𝑊
33,7 𝑚𝑙−13,6 𝑚𝑙
K= x 1,037
8,6744 𝑔𝑟𝑎𝑚

K = 2,4029 ml/gram

Sampel 2
• Kadar Air
Diketahui : Pulp Basah = 9,6050 gram
Pulp Kering = 5,0357 gram
Ditanya : Kandungan air …?
𝑃𝑢𝑙𝑝 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑝𝑢𝑙𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Jawab : KA = x 100%
𝑝𝑢𝑙𝑝 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

9,6050 𝑔𝑟𝑎𝑚−5,0357 𝑔𝑟𝑎𝑚


KA = x 100%
9,6050 𝑔𝑟𝑎𝑚

KA = 47,5%

• Bilangan Kappa
Diketahui : b = volume blanko = 40,6 ml €
a = volume titrasi sampel = 11,4 ml (D)
T = 28 oC
N = 0,1 N
B = 2,6000 gram
A = 4,4642 gram
C = 5,9592 gram
Ditanya : K, P. f, W …?
(𝑏−𝑎)𝑁
▪ P= 0,1

(40,6 𝑚𝑙−11,4 𝑚𝑙)0,1


P= 0,1

P = 29,2 ml
▪ F = (E –D) x 2
F = (40,6 ml – 11,4 ml) x 2
F = 58,4 ml
𝐵
▪ W=𝐴 xC
2,6000 𝑔𝑟𝑎𝑚
W = 4,4642 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 5,9592 gram

W = 3,4800 gram
𝐸−𝐷
▪ K= xf
𝑊
40,6 𝑚𝑙−11,4 𝑚𝑙
K= x 1,037
3,4800 𝑔𝑟𝑎𝑚

K = 8,7012 ml/gram
C. Percobaan Soda Loss
Sampel 1
(B−A) x M HCl x Be Na2 SO4
Soda loss (kg/odT) = (W−C)

(2,9 ml−1,4 ml)x 0,1 N x 142 gram/mol


= (7,7928−3,8206)

= 5,3600 kg/odT
Sampel 2
(B−A) x M HCl x Be Na2 SO4
Soda loss (kg/odT) = (W−C)

(2,4 ml−1,5 ml)x 0,1 N x 142 gram/mol


= (9,4860−3,8205)

= 2,2558 kg/odT
LAMPIRAN B
PENGAMATAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil


pengamatan terhadap pecobaan pulp analysis yang terdapat pada Tabel B.1, Tabel
B.2 dan Tabel B.3 sebagai berikut :

Tabel B. 1 Pengamatan Percobaan Pulp Analysis


No Perlakuan Pengamatan
1 Ditimbang pulp secara duplo. Pulp yang diamati seberat 4 gram
secara duplo.
2 Di screening pulp menggunakan Pulp menjadi basah dan tidak
saringan. menggumpal satu sama lain.
3 Disaring pulp di vacum dan Kandungan air pada pulp berkurang
dipadatkan. dan terbentuk padatan bulat ada pulp.
4 Ditimbang padatan pulp di neraca Pulp dibagi menjadi 1/3 dan 2/3
analitik. bagian.
5 Dimasukkan 1/3 bagian pulp Pulp mengalami penurunan kadar air.
dalam oven selama 2 jam pada
suhu 105oC.
6 Didinginkan sampel di desikator Terjadi penurunan suhu pada pulp.
selama 10 menit.
7 Dimasukkan 400 ml aquadest dan Air pada gelas kimia akan teraduk
maghnet pada alat strirer. dengan bantuan maghnetik strirer.
8 Dimasukkan sampel pad. Lalu Larutan akan tercampur dan berubah
dimasukkan 50 ml H2SO4 4 N dan warna menjadi merah gelap.
50 ml KMNO4 0,1 N. Dan tunggu
selama 10 menit.
9 Dimasukkan KI 1N dan dititrasi Larutan berubah warna menjadi
dengan Na2SO3 0,1N hingga kuning pekat ketika ditambahkan KI
berubah warna. dan berubah menjadi kuning pucat
ketika dititrasi dan suhunya berada di
27oC.
10 Ditambahkan 2,5 pipet indikator Terjadi perubahan warna pada larutan
strach lalu diukur suhunya. menjadi biru keunguan dan suhunya
berada di 28oC. Ketika dititrasi
larutan berubah menjadi bening.

Tabel B.2 Pengamatan Percobaan Kappa Number Analysis


No Perlakuan Pengamatan
1. Ditimbang pulp secara duplo. Pulp yang akan diamati seberat 2 gr
secara duplo.
2. Discreening pulp menggunakan Pulp menjadi basah dan tidak
saringan. menggumpal satu sama lain.
3. Disaring pulp menggunaan vacum Kandungan air pada pulp berkurang
dan dipadatkan. dan terbentuk padatan bulat pada
pulp.
4. Ditimbang padatan pulp di neraca Berat pulp menjadi agak lebih sedikit
analitik. bertambah.
5. Dimasukkan pulp kedalam oven Terjadi penurunan kadar air pada
selama 2 jam pada suhu 105℃. pulp.
6. Didinginkan sampel di desikator Terjadi penurunan suhu pada pulp.
selama 10 menit.
7. Ditimbang pulp di neraca analitik. Berat pulp menjadi 5,5837 gr dan
5,5261 gr.

Tabel B.3 Pengamatan Percobaan Soda Loss Analysis


No Perlakuan Pengamatan
1 Ditimbang cawan kosong dan catat Berat cawan kosong pada sampel 1
beratnya adalah 3,8718 gram dan pada sampel
2 adalah 3,8446 gram
2 Ditimbang pulp secara duplo Didapat berat pulp untuk sampel 1
seberat 4,0012 gram dan untuk
sampel 2 seberat 4,0002 gram
3 Pulp yang telah ditimbang di Pulp menjadi basah dan tidak
screening menggumpal satu sama lain
4 Disarinng pulp di vacuum dan Kandungan air pada pulp berkurang
dipadatkan dan terbentuk padatan bulat pulp
5 Ditimbang padatan pulp Didapat berat pulp untuk sampel 1
9,6737 gram dan untuk sampel 2
9,3145 gram
6 Dimasukkan padatan pulpmke Didapat berat pulp kering untuk
oven 105oC selama 2 jam, sampel 1 dan sampel 2 adalah
kemudian didinginkan didesikator 7,4298 gram dan 7,4746 gram
dan catat beratnya
7 Ditimbang kembali pulp sebanyak Didapat berat pulp 4,000 gram untuk
4 gram secara duplo kedua sampel
8 Dimasukkan 100 ml aquadest Volume HCl yang dihabiskan adalah
kedalam gelas kimia dan HCL 0,1 0,2 ml untuk kedua sampel
N kedalam burret lalu larutandi
titrasi hingga pH 4,4
9 Dimasukkan pulp ke dalam gelas Volume HCl yang dihabiskan untuk
kimia dan di titrasi dengan HCl sampel 1 dan sampel 2 adalah 1,7 ml
hingga pH 4,4 dan 1,5 ml
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Pulp di Screening Gambar C.2 Pulp di Vacum

Gambar C.3 Penimbangan Pulp Gambar C.4 Bahan-Bahan yang


seberat 2 gr dan 4 gr digunakan untuk
secara Duplo titrasi

Gambar C.5 Sampel Pad ditambah Gambar C.6 Ditambah KI dan


H2SO4 dan KMNO4 titrasi dengn Na2SO
Gambar C.7 Ditambahkan Indikator Gambar C.8 Titrasi kembali
Strach sampai Larutan
menjadi Bening

Anda mungkin juga menyukai