Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

alam termasuk sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya

mineral logam ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan

sumber daya alam tersebut secara efisien.

Dalam pemanfaatannya tentu saja menggunakan berbagai metode dan

teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dan juga dengan

keuntungan yang besar, biaya produksi yang seminim mungkin serta ramah

lingkungan.

Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas

dari peran reaksi kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah

merupakan proses yang melibatkan reaksi – reaksi kimia fisika. Oleh karena

itu proses pemurnian timah tidak memperolah hasil yang ekonomis perlu

dikaji dan dipelajari dari segi kimia fisika.

Penambangan timah di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 200

tahun, yaitu di Bangka mulai tahun 1711, di Singkep tahun 1812 dan di

Belitung sejak tahun 1852. Dengan kekayaan cadangan yang melimpah

Indonesia merupakan salah satu negara produsen timah terbesar di dunia.


Bijih timah di Indonesia pertama kali digali pada tahun 1709 di

Sungai Olim, Toboali, Pulau Bangka. Pengerjaannya dilakukan secara

primitif oleh penduduk dengan cara pendulangan dan mencangkul dengan

sistem penggalian sumur Palembang atau sistemkolong/parit. Bijih timah

yang dihasilkan pada waktu itu dijual kepada pedagang pedagang yang

datang dari Portugis, Spanyol dan juga dari Belanda. Keadaan ini berubah

ketika Belanda datang ke Indonesia, pada saat mana penggalian timah mulai

lebih digiatkan. Sejak tahun 1720 penggalian timah dilakukan secara besar-

besaran dibiayai oleh para pengusaha Belanda yang tergabung dalam VOC

yang kemudian memonopoli dan mengawasi seluruh tambang di Pulau

Bangka.

Secara historis perusahaan pertambangan timah di Indonesia

dibedakan dalam dua masa pengelolaan. Yang pertama sebelum tahun 1960

dikenal dengan masa pengelolaan Belanda, di mana Bangka, Belitung dan

Singkep merupakan badan usaha yang terpisah dan berdiri sendiri. Bangka

dikelola oleh badan usaha milik Pemerintah Belanda sedangkan Belitung

dan Singkep oleh perusahaan swasta Belanda. Status kepemilikan usaha ini

memberikan ciri manajemen dan organisasi yang berbeda satu dengan yang

lain. Ciri perbedaan itu diwujudkan dalam perilaku organisasi dalam arti

luas, baik struktur maupun budaya kerjanya.

Masa yang kedua adalah masa pengelolaan Negara Republik

Indonesia. Status berdiri sendiri dari ketiga wilayah tersebut masih terus

berlangsung tetapi dalam bentuk Perusahaan Negara (PN) berdasarkan


Undang-undang No. 19 PRP tahun 1960, yaitu PN Tambang Timah Bangka,

PN Tambang Timah Belitung dan PN Tambang Timah Singkep.

Maka, dari sejarah tersebut penyusun tertarik untuk melakukan

pengamatan kegiatan di.” Pt Refined Bangka Tin (Rbt) Jalan Kawasan

Industri Jelitik, Kecamtan Sungailiat Kab. Bangka Provinsi Bangka

Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan timah dan komponen alat yang digunakan

pada Pt. Refined bangka tin (rbt) ?

2. Bagaimana proses pemurnian crudetin dan campuran zat yang digunakan

pada Pt. Refined bangka tin (rbt) ?

3. Bagaimana proses manaikkan kadar Sn, sampai mencapai kadar 99,9 %

pada Pt. Refined bangka tin (rbt) ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.2.1. Maksud Penelitian

1. Pemenuhan studi akhir pada kurikulum pembelajaran program S-

1 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas

Palangkaraya.

2. Untuk menganalisis proses pemurnian crudetin menjadi timah

murni pada Pt. Refined Bangaka Tin (RBT)


1.2.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui proses pengolahan timah dan komponen alat yang

digunakan pada Pt. Refined Bangka Tin (RBT)

2. Mengetahui proses pemurnian crudetin dan campuran zat yang

digunakan pada Pt. Refined Bangka Tin (RBT)

3. Mengetahui proses menaikkan kadar Sn, sampai mencapai

kadar 99,9% pada Pt. Refined Bangka Tin (RBT)

1.4. Manfaat

Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari penelitian Tugas

Akhir ini adalah dapat menganalisis proses pemurnian crudetin menjadi

timah murni sampai mencapai kadar Sn 99,9 % pada Pt. Refined Bangka

Tin (RBT) sehingga perusahaan dapat mengevaluasi penambahan

camapuran zat dan komponen alat yang digunakan.


1.5. Batasan Masalah

Dalam penelitian tugas akhir ini penulis memberikan batasan masalah

yang akan dibahas dibatasi pada :

1. Tidak membahas biaya yang digunakan dalam proses pemurnian

crudetin menjadi timah murni.

2. Lokasi peneletian berada pada job Site refening pada Pt. Refined

Bangka Tin (RBT).

3. Tidak Membahas biaya dan pengriman timah yang di produksi Pt.

Refined Bangka Tin (RBT).

Anda mungkin juga menyukai