PENDAHULUAN
1
dan operasinya pun tidak terlalu rumit bersifat semi mekanik yaitu adanya
produktivitas mesin yang di bantu dengan tenaga manusia. Pada tambang
semprot digunakan alat semprot (monitor) dan pompa untuk memberaikan
batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan atau dipompa ke
instalasi konsentrasi (sluiccbok/kasbok). Cara ini banyak dilakukan pada
pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana tersedia sumber air
yang cukup, umumnya berlokasi di dekat sungai atau di tengah sungai.
PT. Panca Logam Nusantara adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan bijih emas di Sulawesi Tenggara. Sistem
penambangannya dilakukan secara tambang semprot (Hydraulicking), dengan
urutan kegiatan meliputi : kegiatan pengupasan tanah penutup (OB),
pembongkaran, pemisahan dan pemurnian antara konsentrat (mineral yang
dikehendaki) dengan tailing (pengotor yang menyertai).
Pada tambang semprot digunakan alat semprot (monitor) dan pompa
untuk memberaikan batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan
atau dipompa ke instalasi konsentrasi (sluiccbok/kasbok). Cara ini banyak
dilakukan pada pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana
tersedia sumber air yang cukup, umumnya berlokasi di dekat sungai atau di
tengah sungai.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses kegiatan penambangan bijih emas dengan metode
tambang semprot.
2. Untuk mengetahui alat apa yang digunakan beserta fungsi dari alat tersebut
3
BAB V Pembahasan, menggambarkan hasil data – data yang diproses dalam
penelitian melalui diagram. Serta menjelaskan tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi dalam proses penelitian
BAB VI Penutup, berisi kesimpulan dan saran untuk keperluan penerapan
maupun pengembangan selanjutnya.
Minggu
No Rencana Kegiatan
I II III IV V
1 Studi Literatur
2 Observasi Lapangan
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Daerah penyelidikan ditempuh dengan menggunakan
kendaraan beroda dua atau beroda empat dengan jarak ± 20 km
dari Kota Bombana dan waktu tempuh ± 1 jam. (Gambar 2.1).
6
Keteragan :
6
2.2. Luas Wilayah PT. Panca Logam Nusantara
6
2.4. Keadaan Lingkungan
a. Morfologi
Tabel 2.2. Klasifikasi satuan bentang alam berdasarkan genetik pada sistem
ITC (Van Zuidam, 1985)
7
No. Bentuk Warna
1. Struktural Ungu
2. Vulkanik Merah
3. Denudasional Coklat
4. Marine Hijau
5. Fluvial Biru Tua
6. Glasial Biru Muda
7. Karst Orange
8. Eolian Kuning
Sumber: Van Zuidam, 1985
Tabel 2.3. Klasifikasi satuan bentang alam berdasarkan sudut lereng dan
beda tinggi (Van Zuidam ,1985)
Bergelombang/ miring 8 – 13 51 – 75
Berbukit bergelombang/ miring 14 – 20 76 – 200
8
Berbukit tersayat tajam/ terjal 21 – 55 200 – 500
dasar penamaan satuan bentang alam daerah penelitian didasarkan atas dua
aspek pendekatan yaitu pendekatan bentuk dan pendekatan parametris.
Maka pembagian satuan bentang alam daerah peneltitian terdiri atas :
b. Stratigrafi
Pengelompokkan dan penamaan dari satuan batuan didasarkan atas
litostratigrafi tidak resmi dengan mengacu pada ciri fisik yang dapat
diamati di lapangan yang meliputi jenis batuan, dominasi batuan,
keseragaman ciri litolog, posisi stratigrafi dan hubungan antara satu
batuan dengan satu batuan yang lain serta dapat dipetakan pada skala 1
:25.000 (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).
9
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka daerah penyelidikan dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) satuan batuan dari yang termuda hingga yang tertua
yaitu Satuan lempung-pasir kerikilan, Satuan batu lempung pasiran dan
Satuan batuan metamorf.
Satuan ini dicirikan oleh sifat fisik berwarna abu-abu cerah sampai
abu-abu gelap, bersifat lempungan, tekstur klastik, mud supported,
10
sortasi baik, kemas terbuka, berstruktur gradasi normal. Anggota
satuan batuan ini merupakan batu lempung dengan susunan fragmen
batu pasir, kuarsa konglomeratan, dan batu lempung pasiran yang
berukuran pasir sedang sampai kerikilan, bentuk butir membundar
tanggung sampai membundar, tersusun sehingga membentuk
struktur gradasi normal yang mengambang di dalam matriks
lempung berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap. Satuan ini
melampar ±20 % dari daerah penyelidikan.
11
barat daerah penyelidikan terlihat beberapa perlapisan dengan kemiringan
lapisan yang landai atau sekitar 10º.
2.6. Hidrologi (Debit Air)
Daerah aliran sungai yang ada di sekitar wilayah Izin Usaha
Pertambangan PT. Panca Logam Nusantara terdiri atas sungai Watu-watu
dengan sejumlah anak sungainya dan Sungai Langkowala. Kedua sungai ini
melintasi wilayah IUP PT. Panca Logam Nusantara, sungai-sungai ini
ditemukan dalam kondisi sudah tidak mengalir karena adanya sedimen dan
endapan lumpur dari hasil pendulangan emas oleh pertambangan rakyat.
Dalam musim kemarau kondisi debit air di sungai Lasangi dan Watu-watu
mengalami penurunan secara drastic dengan laju aliran relative kecil dan
hanya terjadi genangan-genangan pada daerah cekung dan bahkan sebagai
besar anak sungai disekitarnya mengalami kekeringan.
Jenis flora yang ada di kawasan Izin Usaha Pertambangan PT. Panca
Logam Nusantara pada umumnya padang rumput yang didominasi oleh
spesies alang-alang yang menempati di bagian tengah kawasan. Sedangkan
sebagian lainnya yaitu merupakan hutan campuran yang tumbuh pada
sekitar sungai. Jenis tumbuhan yang ada antara lain terdiri dari spesies
Akasia, Jambu mete, Longkida, Kalaube, Bambu, Rumbia dan asam pada
berbagai ukuran dan beberapa spesies tumbuhan bawah antara lain Dodai.
Jumlah individu setiap jenis juga relatif sedikit, kecuali alang-alang.
Komposisi vegetasi seperti ini menunjukkan bahwa kondisi habitat kurang
mendukung bagi pertumbuhan beragam spesies tumbuhan karena tingkat
kesuburan yang rendah.
Fauna yang ada dilokasi adalah babi hutan, rusa, pipit, katak, ular,
biawak dan monyet. Daya dukung habitat terutama sebagai sumber
makanan untuk berbagai spesies fauna sangat kurang, sehingga spesies-
spesies yang hidup sebagian besar adalah pemakan rumput (alang-alang).
12
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Emas
Emas ialah unsur kimia dalam sistem periodik unsur yang mempunyai
simbol Au (aurum) dan nomor atom 79. Emas merupakan logam lembut,
berkilat, berwarna kuning, padat, mudah ditempa, mudah ditarik, logam
peralihan (trivalen dan univalen), dan stabil, emas tidak bertindak bereaksi
dengan kebanyakan bahan kimia. Walau bagaimanapun emas dapat bereaksi
dengan klorin, fluorin dan akua regia. Logam ini selalunya hadir dalam
bentuk bongkahan dan butiran batuan dan pendaman aluvial.
13
bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa
emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium.
Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.
14
muncul kapanpun ketika terdapat pendaman emas dijumpai, termasuklah di
California, Colorado, Otago, Australia, Black Hills, dan Klondike.
15
3.4. Ganesa Bijih Emas
Emas pembentukannya berhubungan dengan naiknya larutan sisa
magma ke atas permukaan yang dikenal dengan istilah larutan hidrothermal.
Suatu cebakan bijih hasil proses hidrothermal dalam pembentukkannya
harus melalui tiga proses yang meliputi proses differensiasi, migrasi dan
akumulasi (pengendapan).
Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu
sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Proses
differensiasi ini dapat diakibatkan oleh :
a. Kristalisasi
b. Gravitasi
c. Pemisahan cairan
d. Assimilasi
Melalui differensiasi unsur-unsur magma mengalami perubahan dan
membentuk endapan mineral sulfida dan oksida magmatik yang biasanya
tersebar. Sebelum kristalisasi berakhir seluruh cairan sisa akan ditekan keluar
membentuk pegmatit, dan kemudian apabila pemadatan telah atau hampir
sempurna, akan terbentuk larutan sisa magma yang mudah bergerak (larutan
hidrothermal). Larutan ini akan membentuk endapan logam/mineral
epigenetik (Suganda).
Larutan hidrothermal tersebut naik ke atas permukaan melalui zona
struktur seperti patahan, sesar, rekahan maupun kontak litologi, yang
kemudian bercampur dengan air meteorik sehingga mengalami proses
pendinginan yang akan membentuk urat-urat (vein) yang bentuknya
tergantung dari rongga yang dihasilkan oleh struktur. Selama terjadi proses
ini batuan yang diterobos akan mengalami ubahan (alterasi) yang diikuti oleh
perubahan sifat fisik dan komposisi kimia. Perubahan meliputi: perubahan
warna, porositas dan tekstur.
16
yang terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan
kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran
berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat
kuarsa.
17
yang umumnya dilakukan dengan teknik penambangan bawah tanah terutama
metode gophering / coyoting ( di Indonesia disebut lubang tikus ).
Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik
penambangan antara lain :
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.
3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan
pengotoran ( dilution ).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek
dilution pada batuan samping.
5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya
tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada
batuan samping, serta pola urat yang menjari ( bercabang ).
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan )
dan sulit diprediksi.
7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.
18
3.8. Cebakan Sekunder
Cebakan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas
aluvial merupakan emas yang diendapkan bersama dengan material sedimen yang
terbawa oleh sungai atau gelombang laut adalah karakteristik yang umum mudah
ditemukan dan ditambang oleh rakyat, karena kemudahan penambangannya.
Cebakan emas aluvial dicirikan oleh kondisi endapan sedimen bersifat lepas
dengan kandungan logam emas berupa butiran, dapat ditambang dan diolah
dengan cara pemisahan emas secara fisik, menggunakan peralatan sederhana.
Cebakan emas aluvial dengan sebaran berada pada permukaan atau dekat
permukaan mudah dikenali, dengan karakteristik bersifat lepas, dan emas sudah
dalam bentuk logam (native), cukup diolah dengan cara pemisahan secara fisik.
19
3. Pemisahan dan pemurnian antara Konsentrat ( mineral yang dikehendaki )
dan Tailing ( kotoran yang menyertai )
20
Pompa - Disini pompa adalah alat untuk memindahkan air dari tempat
yang rendah ketempat yang lebih tinggi. Menurut prinsipnya pompa
digolongkan :
1. Pompa Tekan - Ialah pompa yang kerjanya memindahkan air dengan
jalan ditekan.
2. Pompa Isap - Ialah pompa yang kerjanya memindahkan air dengan
menghisap air.
Pipa atau Selang - Untuk menghubungkan air dari bak penampung ke
pompa isap, pompa tekan, monitor atau giant. Selain juga digunakan untuk
menhubungkan lumpur endapan dari bak penampung ke pompa isap,
sluice box, washing plan,yang selanjutnya ke bak tailing dan bak
konsentrat atau bijih yang dikehendaki.
Sluice Box - Yaitu alat mirip seperti talang yang di buat miring dan pada
dasarnya terdapat Riffle yang digunakan untuk menghanyutkan lumpur
endapan placer. Prinsip kerja sluice box yaitu dengan prinsip berat jenis,
sehingga apabila mineral – mineral yang terdapat dalam lumpur yang
masuk ke sluice box berat jenisnya lebih besar dari berat jenis air maka
akan tertahan pada riffle tersebut sedangkan yang lebih ringan atau sama
dengan air akan terbawa aliran air yang selanjutnya dibuang sebagai
tailing.
Washing Plant ( Mud box ) - Yaitu alat yang digunakan untuk mencuci
atau menghilangkan material – material pengotor yang masih menempel
pada mineral yang dikehendaki.
21
terendah pada kolam penampung lumpur sehingga lumpur tersebut secara alamiah
akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sebaiknya
penyemprotan dimulai dari hilir ke arah hulu dari bekas – bekas lembah dimana
placer terdapat hal ini dimaksudkan agar posisi lumpur hasil semprotan lebih
tinggi dari posisi bak penampung lumpur.
22
Sumber : Elias. M 2012
3.10.2 Dredging
23
Sumber : Elias. M 2012
2.11.Sistem Penambangan
a. Tambang Terbuka
adalah kegiatan penambangan yang dilakukan diatas permukaan dan para
pekerjanya berhubungan langsung dengan udara luar. Kegiatan penambangan
biasanya dimulai setelah penggalian tanah dan batu-batuan yang menutupi
kandungan mineral.
b. Tambang Bawah Tanahadalah metode penambangan yang segala aktivitas
penambangannya dilakukan dibawah permukaan bumi dan tempat kerjannya tidak
langsung berhubungan dengan udara terbuka.
c. Tambang Bawah Air
24
adalah proses pengambilan mineral yang relative baru yang dilakukan
dilantai samudera. Situs penambangan samudera biasanya berada disekitar
kawasan nodul polimetalic atau cela hirotermal aktif dan punah pada kedalaman
1400 – 3700 meter dibawah permukaan laut
BAB IV
25
METODE KERJA PRAKTEK
26
d) Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dikelompokan, kemudian dioalah
menggunakan software excel, dan juga menggunakan rumus matematis,
kemudian di sajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
e) Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian di analisis berdasarkan
literature-literatur yang berhubungan dengan masalah studi teknik
penambangan. Setelah itu dilakukan pengelompokkan data hasil kerja
praktek sehingga lebih mudah untuk dipahami dan ditarik kesimpulan,
adapun data yang di analisis yaitu tentang perubahan topografi
berdasarkan sistem penambangan yang digunakan, alat mekanis yang
digunakan dan metode penambangan yang digunakan, berdasarkan hasil
data yang telah di dapatkan di lapangan.
f) Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dilakukan setelah kegiatan kerja praktek dan
rumusan masalah telah ditemukan, penyusunan laporan di buat sesuai
dengan alur kegiatan yang dilakukan selama di lapangan.
BAB V
PENUTUP
27
Demikian Proposal Permohonan Kerja Praktek (KP) penulis ajukan
sebagai salah satu pertimbangan Bapak/Ibu Pada PT. Panca Logam
Nusantara yang berpusat di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi
Tenggara. Besar harapan penulis agar kiranya proposal ini disambut dengan
senang hati dan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan
sehingga kesempatan yang diberikan akan penulis manfaatkan semaksimal
mungkin dengan harapan proses Kerja Praktek ini dapat terealisasikan sesuai
rencana.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan,
rahmat, serta karunia-Nya kepada kita semua, Amin.
WALDI MAHMUDDIN
DAFTAR PUSTAKA
28
Adjat Sudrajat, Prof. Dr. Ir. M.sc. “ Teknologi dan manajemen sumberdaya
mineral, 1946.
Karkoon. 2017. ‘Cara Pengolahan Emas Sistem Gelendung (Tromel)’, 11 Oktober
2019.
Kumagi, W.A, “Laporan Survei Dalam Rangka Pendataan dan Bimbingan Usaha
Tambang Rakyat Emas,” 1989.
Maslina, L. 2018. ‘Faktor Yang Mempengaruhi pH Air’, https://materiipa.com.
17 Desember 2019.
Republik Indonesia. Keputusan Menteri No 202 Tahun 2004. ‘Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan atau
Tembaga’. 01 Oktober 2019.
Riski, L.M.A. 2017. ‘Tinjauan Umum’, PT. Panca Logam Nusantara,
https://id.scribd.com. 01 Oktober 2019.
Sukarsa Sapirih, Ir, “Teknik Penambangan,” Departemen Pertambangan dan
Energi Direktorat Jendral Pertambangan Umum PPTM, Bandung 1991.
29
30