Anda di halaman 1dari 28

4.

2 Hasil Kerja Praktek


Hasil kerja praktek terbagi menjadi dua yaitu hasil data yang diambil dari
lapangan yang masih berupa data mentah dan data hasil pengolahan.

4.2.1 Hasil Data Lapangan


Adapun selama kegiatan dilapangan berlangsung data yang diambil dari
lapangan yaitu

1. Prosedur pemboran untuk mengetahui alur kegiatan pemboran


2. Produktivitas pemboran umtuk mengetahui data Cycle Time produksi
lapangan dan data Core Recovery, data- data tersebut akan menghasilkan
produktivitas pemboran.

4.2.1.1 Prosedur Pemboran


Kegiatan kerja praktek pada pengamatan di PT. Mandala Jaya Karta
Kab.Konawe Utara yaitu kegiatan eksplorasi dengan menggunakan sistem
pemboran dimana daerah tersebut belum dilakukan kegiatan penambangan.
Pemboran ini dilakukan di area tambang PT.Mandala Jaya Karta Kegiatan
eksplorasi yang dilakukan meliputi pemetaan topografi dan pemboran spasi 50m
dan 25m, kemudian kedalaman pada pemboran tergantung pada pemboran
tergantung dari batas zona batuan dasar yang ditembus oleh mata bor sedalam 3
m. kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi lokal yang meliputi
keadaaan morfologi, sebaran batuan (lithologi), struktur geologi dan tingkatan
sebaran laterisasi
Untuk spasi yang digunakan yakni spasi 50 m hal ini untuk memperkecil
jarak eksplorasi regional saja. Data yang didapat dari pemboran ini adalah Data
Logging untuk mengetahui litologi dari core yang didapatkan pada pemboran.
Tujuan dari kegiatan pemboran ini adalah untuk menghasilkan :
1) Data endapan bijih nikel
2) Data ketebalan tiap lapisan zona laterit nikel
3) Core Recovery
4) Mineral yang terkandung

50
A. Mekanisme Pemboran
Pada lokasi pemboran di PT.Mandala Jaya Karta berada diatas bukit dan
ditumbuhi banyak pepohonan, letak pemborannya tidak searah dengan badan bijih
karena melihat medannya yang relatif tidak datar. Mekanisme gerak alat yang
digunakan adalah Rotary Drilling. Cara ini memungkinkan alat untuk berputar
secara otomatis dengan bantuan mesin penggerak, hanya saja mesin naik dan
turunnya diatur oleh operator. Pola pemboran yang digunakan adalah pola
pemboran square drill patten dengan spasi titik bor 50 m dan 25 m.
Tipe alat pemboran Single Tube adalah MD 12 K Mini Drilling dengan
mesin penggerak YANMAR KM186F. Mata bor yang digunakan adalah widya
dengan kekerasan Skala Mosh.

B. Alur Kegiatan Pemboran


Kegiatan pemboran pada PT. Mandala Jaya Karta yaitu memiliki beberapa tahap
dapat dilihat pada Gambar 5.26 Sebagai berikut :
P
b
m
e
o
Lra
in
g M
c
tk
p
v
sl
C
B
x
d

Sumber : Data Pengamatan Haswinda,2020


Gambar 5.26. Alur Kegiatan Pemboran

51
C. Komponen Alat Bor
Tipe alat bor yang digunakan di PT. Mandala Jaya Karta Kab. Konawe
Utara Prov. Sulawesi Tenggara Adalah MD 12 K Mini Drilling bagian – bagian
komponen alat bor yaitu sebagai berikut :

1. Mesin Penggerak Alat Bor


Mesin penggerak yang digunakan adalah YANMAR KM186F dengan
bahan bakar solar. Alat penggerak yang digunakan untuk menggerakkan bor pada
kegiatan pemboran. Mesin penggerak dapat dilihat pada gambar 5.2 :

Sumber : Dokumentasi kerja praktek 2020


Gambar 5.2. Mesin Bor Tipe YANMAR KM186F

52
2. Alat Bor
Alat bor bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran adalah tipe MD 12
K Mini Drilling. Dengan mekanisme gerak alat yang digunakan adalah Rotary
Drilling. Alat bor pemboran tersebut dapat dilihat pada gambar 5.3 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.3 Alat Bor tipe MD 12 K Mini Drilling

3. Chuck
Chuck merupakan alat pengunci batang AXL Pada saat melakukan proses
pemboran yaitu saat running dan saat pencabutan batang bor. Chuck dapat dilihat
pada gambar 5.4 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2020


Gambar 5.4 Chuck

53
4. Panel atur bor
Panel atur bor memiliki fungsi masing – masing seperti pada gambar 5.5
dibawah ini :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.5 Panel atur Bor
Panel atur bor memiliki banyak komponen antara lain :
a. Control valve berfungsi untuk menaikkan tekanan, pada bor saat memutar
dan menaikkan dan menurunkan orbit. Control valve dapat dilihat pada
Gambar 5.6 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar.5.6 Control Valve

54
b. Hose berfungsi untuk menyuplai oli ke kontrol valve setelah itu diteruskan
ke orbit putar dan orbit up down ( orbit naik turun ). Hose dapat dilihat
pada Gambar 5.7 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.7 Hose

c. Mine pum/ Pompa Oli berfungsi untuk memompa oli ke kontrol valve dan
diteruskan ke orbit putar dan orbit up down ( orbit naik turun). Mine pum/
pompa oli dapat dilihat pada Gambar 5.8:

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar. 5.8 Mine pum/ Pompa Oli

55
d. Orbit putar
Orbit putar berfungsi untuk memutar chuck yang mencekam atau
memegang mata bor. Orbit putar dapat dilihat pada Gambar 5.9:

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek2020


Gambar. 5.9 Orbit Putar

e. Orbit naik turun


Orbit naik turun berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan chuck yang
mencekam atau memegang mata bor. Orbit naik turun dapat dilihat pada
Gambar 5.10 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar. 5.10 Orbit naik turun

56
5. Batang bor
Batang bor yang digunakan pada pemboran adalah batang bor tipe AXL
dengan panjang 1,5 m dan 1 m. fungsinya untuk membantu bit dan tube
mencapai kedalaman tertentu. Dapat dilihat pada gambar 5.11 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.11 Batang Bor

6. Pin
Pin merupakan alat yang memiliki drat atau ulir pada kedua ujung sisinya.
Pin berfungsi untuk menyambungkan kesesama batang AXL dengan sub.
Dapat dilihat pada gambar 5.12 :

Sumber : Dokumnetasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.12 Pin

57
7. Sub
Sub merupakan alat yang berfungsi sebagai penyambung batang AXL dengan
tube. Dapat dilihat pada gambar 5.13 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Paktek, 2020


Gambar 5.13 Sub

8. Tube
Tube merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung core maupun lumpur
saat pemboran. Tube memiliki 2 ukuran yaitu panjang 50 cm dan 1 m. pada
awal melakukan pemboran akan digunakan tube 50 cm karena tube ukuran 1
m terlalu panjang untuk awal pemboran. Dapat dilihat pada Gambar 5.14

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.14 Tube 1m

58
9. Bit ( Mata Bor)
Bit merupakan alat yang berfungsi untuk menembuskan lapisan batuan dan
sebagai tempat meletakkan mata bor yang disebut widya. Jenis bit yaitu bit 4
mata widya. Dapat dilihat pada Gambar 5.15 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.15 Bit ( Mata Bor )

10. Rig / Menara berfungsi untuk menyediakan ruang untuk mengangkat atau
memasukan rangkaian pipa dari atau kedalam lubang bor. Dapat dilihat pada
gambar 5.16 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.16 Rig / Menara

59
5.3.3. Perlengkapan Peralatan
Alat perlengkapan peralatan pemboran atau pendukung untuk melancarkan
kegiatan pemboran adalah sebagai berikut :
1. Kunci Chuck
Kunci chuck berfungsi untuk mengencangkan atau mengendorkan chuck saat
melakukan penguncian batang bor. Kunci chuck dapat dilihat pada Gambar 5.17 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.17 Kunci Chuck

2. Body Prostector
Body Prostector merupakan alat yang membantu proses pengeluaran core
hasil dari pemboran yang tertampung dalam tube, dan menjaga badan core
yang didapatkan agar tetap utuh. Dapat dilihat pada Gambar 5.18 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.18 Body Prosetctor

60
3. Pipa
Pipa berfungsi sebagai tempat penyimpanan core yang telah dikeluarkan
menggunakan alat penumbuk atau body prospector dari dalam lubang tube. Dapat
dilihat pada Gambar 5.19 :

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.19 Pipa

4. Core Box
Core Box digunakan sebagai tempat menyusun core sesuai dengan kemajuan dan
kedalaman bor. Dapat dilihat pada Gambar 5.20

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.20 Core Box

61
5. Kunci Pipa
Kunci Pipa berfungsi untuk membantu proses pemasangan maupun
pencabutan batang bor dan juga digunakan pada saat pelepasan antara tube
dan sub. Dilihat pada Gambar 5.21

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2020


Gambar 5.21 Kunci Pipa

6. Palu
Palu berfungsi sebagai penumbuk jika core susah lepas dari tube, dan sebagai
alat mempermudah melepaskan sub atau pin dari batang bor jika susah dibuka
menggunakan kunci. Dapat dilihat pada Gambar 5.22

Su mber : Haswinda Kerja


Praktek 2020
Gambar 5.22 Palu
7. Pita kode core
Pita ini berguna untuk kode core di core
box dan alumina kode core dalam kantung
sampel. Dapat dilihat pada Gambar 5.23

Sumber : Dokumentasi Kerja


Praktek 2020
Gambar 5.23 Pita

62
8. Jerigen
Digunakan sebagai tempat penampungan air yang akan digunakan dalam
pemboran yang berlangsung. Dapat dilihat pada Gambar 5.24

Sumber : Dokumentasi KP Haswinda 2020


Gambar 5.24 Jerigen

9. Kunci
Kunci berfungsi untuk membuka bagian gear box guna mengangkat batang
AXL kepermukaan. Dapat dilihat pada Gambar 5.25

Sumber : Dokumentasi KP Haswinda 2020


Gambar 5.25 Kunci

63
4.2.1.2 Produktivitas Pemboran
A. Data Cycle Time Produksi Pemboran
Adapun data Cycle Time yang didapatkan dari lokasi kerja praktek yaitu
Cycle Time pemboran. Perhitungan Cycle Time dapat ditentukan dengan
persamaan (3.1) pada halaman 43 hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor
J30 dapat dilihat pada tabel 4.1 ( Untuk lebih dekatnya dapat dilihat pada lampiran
1) :
Tabel.4.1. Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor J30
Kedalaman
Pasang Running Cabut Tumbuk Jumlah CT
N (cm)
O Detik Detik Detik Detik
From To Detik (s)
(s) (s) (s) (s)
1 0 50 5 8 10 8 31
2 50 100 14 9 15 9 47
3 100 180 43 10 16 10 79
4 180 280 21 14 33 35 103
5 280 340 46 35 60 36 177
6 340 380 16 36 61 43 156
7 380 420 43 355 89 56 543
8 420 450 57 319 83 25 484
9 450 490 25 127 75 38 265
10 490 520 38 313 80 86 517
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor M43 dapat dilihat
pada tabel 4.2 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.2 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor M43
Kedalaman Runnin Tumbu Jumlah
Pasang Cabut
N (Cm) g k CT
o Detik Detik Detik Detik
From To (S) (S) (S) (S) Detik (S)
1 0 30 7 27 11 15 60
2 30 60 5 25 15 10 55
3 60 100 17 26 13 14 70
4 100 110 34 590 42 15 681
5 110 130 19 630 26 10 685
6 130 150 22 35 8 40 105
7 150 200 22 50 9 50 131

64
8 200 250 24 300 20 110 454
9 250 300 49 130 34 152 365
10 300 350 46 195 33 240 514
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor M44 dapat dilihat
pada tabel 4.3 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.3 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor M44
Jumlah
Kedalaman (cm) Pasang Running Cabut Tumbuk
No CT
From To Detik (s) Detik (s) Detik(s) Detik(s) Detik (s)
1 0 30 7 24 23 28 82
2 30 50 8 27 12 11 58
3 50 100 13 105 15 18 151
4 100 120 16 175 51 37 279
5 120 150 22 85 32 26 165
6 150 210 38 90 20 55 203
7 210 240 32 200 47 39 318
8 240 250 36 292 46 46 420
9 250 270 60 266 40 166 532
10 270 290 54 320 21 43 438
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor M45 dapat dilihat pada
tabel 4.4 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.4 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor M45
N Kedalaman Pasang Running Cabut Tumbuk Jumlah
O From To Detik (s) Detik (s) Detik (s) Detik (s) CT
1 0 20 14.2 43.5 28 34 119.7
2 20 60 13.4 32 13 45 103.4
3 60 100 19 18 28 42 107
4 100 120 23 80 140 21 264
5 120 130 28 91 16 14 149
6 130 150 32 134 22 30 218
7 150 210 67 38 19 43 167
8 210 300 36 46 122 102 306
9 300 310 22 760 70 23 875

65
10 310 320 23 1632 85   1740
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor J46 dapat dilihat pada
tabel 4.5 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.5 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor J46
Kedalaman Pasang Running Cabut Tumbuk Jumlah
NO
From To Detik (s) Detik (s) Detik (s) Detik (s) CT
1 0 20 5 26 28 20 79
2 20 50 7 30 11 17 65
3 50 100 9 30 23 35 97
4 100 150 20 30 18 51 119
5 150 200 60 43 19 40 162
6 200 230 41 155 31 21 248
7 230 250 26 277 37 95 435
8 250 280 37 456 43 90 626
9 280 300 43 785 42 26 896
10 300 350 43 838 53   934
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor M47 dapat dilihat pada
tabel 4.6 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.6 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor M47
Kedalama
N n Pasang Running Cabut Tumbuk
Jumlah CT
O Detik (s) Detik (s) Detik (s) Detik (s)
From To
1 0 20 21 46 18 30 115
2 20 60 15 35 15 32 97
3 60 100 17 56 21 21 115
4 100 150 13 38 23 36 110
5 150 200 23 43 23 55 144
6 200 250 31 63 40 30 164
7 250 290 40 33 53 57 183
8 290 310 42 320 65 30 457
9 310 330 116 1,203 101 37 1,457

66
10 330 370 42 2,893 69 40 3,044
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil Cycle Time Produksi Pemboran Titik Bor M48 dapat dilihat pada
tabel 4.7 ( Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1) :
Tabel 4.7 Data Cycle Time Produksi Pemboran Titik bor M48
Kedalaman Pasang Running Cabut Tumbuk Jumlah
NO
From To second second second second CT
1 0 20 27 40 28 18 113
2 20 60 16 38 8 16 78
3 60 100 24 16 18 21 79
4 100 150 19 60 24 47 150
5 150 200 20 41 24 24 109
6 200 250 34 91 38 73 236
7 250 280 57 168 40 74 339
8 280 300 41 49 22 39 151
9 300 360 32 83 36 50 201
10 360 400 63 114 79 88 344
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

4.2.1.2. Data Core Recovery Pemboran


Adapun data Core Recovery yang didapatkan dari lokasi kerja praktek
yaitu core recovery pemboran. Perhitungan Core Recovery dapat ditentukan
dengan persamaan (3.5) pada halaman, 44 hasil perhitungan Core Recovery
Pemboran titik J30 dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut ( Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 ) :
Tabel 4.8 Data Core Recovery Pemboran Titik bor J30
Kedalaman
N Kemajuan Panjang Core
(cm) Zona
o (cm) Core (cm) Recovery %
From To
1 0 50 50 50 100 OB
2 50 100 50 50 100 OB
3 100 180 80 80 100 Limonit
4 180 280 100 80 80 Limonit

67
5 280 340 60 60 100 Limonit
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020

Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor M43 dapat dilihat
pada Tabel 4.5 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.9 Data Core Recovery Pemboran Titik bor M43
Kedalaman Core
Kemajuan Panjang
No (Cm) Recovery Zona
(Cm) (Cm)
From To %
1 0 30 30 30 100 OB
2 30 60 30 30 100 OB
3 60 100 40 40 100 OB
4 100 110 10 10 100 OB
5 110 130 20 20 100 Limonit
6 130 150 20 20 100 Limonit
7 150 200 50 50 100 Limonit
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020

Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor M44 dapat
dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.10 Data Core Recovery Pemboran Titik bor M44
Kedalaman Core
N Kemajua Panjang Core
(cm) Recovery Zona
o n (cm) (cm)
From To %
1 0 30 30 30 100 OB
2 30 50 20 10 100 OB
3 50 100 50 30 60 OB
4 100 120 20 20 100 Limonite
5 120 150 30 30 100 Limonite
6 150 210 60 60 100 Limonite
7 210 240 30 30 100 Limonite
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

68
Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor M45 dapat dilihat
pada Tabel 4.5 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.11 Data Core Recovery Pemboran Titik bor M45
N Kedalaman Panjang Core Recovery
Kemajuan (cm) Zona
O From To (cm) %
1 0 20 20 20 100 OB
2 20 60 40 40 100 OB
3 60 100 40 40 100 Limonit
4 100 120 20 20 100 Limonit
5 120 130 10 10 100 Limonit
6 130 150 20 20 100 Limonit
7 150 210 60 60 100 Limonit
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor J46 dapat dilihat
pada Tabel 4.5 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.12 Data Core Recovery Pemboran Titik bor J46
Core
N Kedalaman Kemajuan
Panjang (cm) Recovery Zona
O (cm)
From To %
1 0 20 20 20 100 OB
2 20 50 30 30 100 OB
3 50 100 50 50 100 OB
4 100 150 50 50 100 OB
5 150 200 50 40 80 Limonite
6 200 230 30 30 100 Limonite
7 230 250 20 20 100 Limonite
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

69
Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor M47 dapat dilihat
pada Tabel 4.5 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.13 Data Core Recovery Pemboran Titik bor M47
Core
N Kedalaman
Kemajuan (cm) Panjang (cm) Recovery Zona
O
From To %
1 0 20 20 20 100 OB
2 20 60 40 40 100 OB
3 60 100 40 30 100 OB
4 100 150 50 50 100 OB
Limonit
5 150 200 50 30 60 e
Limonit
6 200 250 50 50 100 e
Limonit
7 250 290 40 40 100 e
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

Adapun hasil perhitungan Core Recovery Pemboran Titik Bor M48 dapat dilihat
pada Tabel 4.5 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
padalampiran 2) :
Tabel 4.14 Data Core Recovery Pemboran Titik bor M48
Core
N Kedalaman Kemajuan Panjang Recovery Zona
O (cm) (cm)
From To %
1 0 20 20 20 100 OB
2 20 60 40 40 100 OB
3 60 100 40 40 100 OB
4 100 150 50 50 100 OB
5 150 200 50 50 100 Limonite
6 200 250 50 40 80 Limonite
7 250 280 30 30 100 Limonite
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020

70
4.2.2 Hasil Pengolahan Data Lapangan
Hasil data yang diambil dari lapangan kemudian diolah untuk menentukan
Kecepatan Pemboran, Efektifitas Pemboran dan Produktivitas Pemboran.

4.2.2.1 Kecepatan Produktivitas Pemboran


Kecepatan pemboran dapat ditentukan dengan persamaan (02) pada
halaman 42, hasil perhitungan kecepatan produktivitas pemboran pada titik bor
J30 dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut ( Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 3 ).
Tabel 4.15 Kecepatan Pemboran Pada Titik Bor J30
Kode Kedalaman Cycle Time Kecepatan
No Tanggal
TB (m) (Jam) (m/Jam)
1 17-Apr-20 10.2 3.49 2.92
J30
2 18-Apr-20 3 4.18 0.71
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
CT : Cycle Time
m : meter

Adapun hasil perhitungan kecepatan produktivitas pemboran pada titik bor


M43 dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut :
Tabel 4.16 Kecepatan Pemboran Pada Titik Bor M43

Kode Cycle Time Kecepatan


No Tanggal Kedalaman (M)
TB (Jam) (M/Jam)

1 20-Apr-20 5.1 2.31 2.2


M43
2 21-Apr-20 1.65 2.35 0.7
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Keterangan :
TB : Titik Bor

71
CT : Cycle Time
m : meter

Adapun hasil perhitungan kecepatan produktivitas pemboran pada titik bor


M43 dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut :
Tabel 4.17 Kecepatan Pemboran Pada Titik Bor M44
N Kode Kedalaman Cycle Time Kecepatan
Tanggal
o TB (M) (Jam) (M/Jam)
1 24-Apr-20 7.5 4.47 1.67
M44
2 25-Apr-20 2.9 4.13 0.7
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
CT : Cycle Time
m : meter

Adapun hasil perhitungan kecepatan produktivitas pemboran pada titik bor


M45,J46,M47,dan M48 dapat dilihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut :

Tabel 4.18 Kecepatan Pemboran Pada Titik Bor M45,J46,M47,dan M48

Kedalaman Cycle Time Kecepatan


No Tanggal Kode Tb
(m) (Jam) (m/Jam)

1 26-Apr-20 M45 3.45 3.18 1.08

19-Apr-20 J46 3.7 2.2 1.68


2

23-Apr-20 M47 5.3 4.36 1.21


3

28-Apr-20 M48 6.4 3.5 1.82


4
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Keterangan :

72
TB : Titik Bor
CT : Cycle Time
m : meter

4.2.2.2. Efektivitas Pemboran


Untuk efektivitas pemboran dapat ditentukan dengan persamaan (0.3) pada
halaman 43 hasil perhitungan efektivitas pemboran Titik Bor J30 dapat dilihat
pada Tabel 4.19 sebagai berikut (Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3).
Tabel 4.19. Efektivitas Pemboran Titik Bor J30
N W
Tanggal Kode TB S ( Jam ) Au %
o ( Jam )

1 17-Apr-20 3.49 1.83 65.6


J30
2 18-Apr-20 4.18 0.58 87.82
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
W : Lamanya Beroperasi
S : Hambatan
Au : Ketersediaan Penggunaan

Adapun hasil perhitungan Efektivitas Pemboran Titik Bor M43 dapat dilihat pada
Tabel 4.20 sebagai berikut :
Tabel 4.20. Efektivitas Pemboran Titik Bor M43

Kode
No Tanggal W ( Jam ) S ( Jam ) Au %
TB

1 20-Apr-20 2.31 2.11 52.26


M43
2 21-Apr-20 1.65 0.8 67.34

Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda,2020


Keterangan :

73
TB : Titik Bor
W : Lamanya Beroperasi
S : Hambatan
Au : Ketersediaan Penggunaan
Adapun hasil perhitungan Efektivitas Pemboran Titik Bor M44 dapat
dilihat pada Tabel 4.21 sebagai berikut :
Tabel 4.21. Efektivitas Pemboran Titik Bor M44

No Tanggal Kode TB W ( Jam ) S ( Jam) Au %

1 24-Apr-20 4.47 2.11 68.14


M44
2 25-Apr-20 4.13 0.8 83.77
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
W : Lamanya Beroperasi
S : Hambatan
Au : Ketersediaan Penggunaan %

Adapun hasil perhitungan Efektivitas Pemboran Titik Bor M45,J46,M47


dan M48 dapat dilihat pada Tabel 4.22 sebagai berikut :

Tabel 4.22. Efektivitas Pemboran Titik Bor M45,J46,M47 dan M48


Kode
No Tanggal W (Jam) S (Jam) Au%
Tb
26-Apr-20 M45 3.18 1.34 71.6
1
19-Apr-20 J46 2.2 1.46 60.1
2
23-Apr-20 M47 4.36 1.34 76.4
3
28-Apr-20 M48 3.5 1.39 71.57
4
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :

74
TB : Titik Bor
W : Lamanya Beroperasi
S : Hambatan
Au : Ketersediaan Penggunaan %

4.2.2.3. Produktivitas Pemboran


Untuk menghitung produktivitas pemboran dapat ditentukan dengan
persamaan (0.4) pada halaman 43 hasil perhitungan produktivitas pemboran pada
Titik Bor J30 dapat dilihat pada Tabel 4.23 sebagai berikut (Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3).
Tabel 4.23 Produktivitas Pemboran Pada Titik Bor J30
N Kode
Tanggal AU % V ( m/Jam) Produktivitas (m/Jam)
o TB

1 17-Apr-20 65.6 2.92 1.91


J30
2 18-Apr-20 87.82 0.71 0.62
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
Au : Ketersediaan Penggunaan %
V : Kecepatan Produktivitas Pemboran (meter/Jam)

75
Adapun hasil perhitungan produktivitas pemboran Pada Titik Bor M43 dapat
dilihat pada tabel 4.24 sebagai berikut :
Tabel 4.24 Produktivitas Pemboran Pada Titik Bor M43
Produktivitas
No Tanggal Kode TB AU % V ( M/Jam)
(M/Jam)

1 20-Apr-20 52.26 2.2 1.15


M43
2 21-Apr-20 67.34 0.7 0.47
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
Au : Ketersediaan Penggunaan %
V : Kecepatan Produktivitas Pemboran (meter/Jam)

Adapun hasil perhitungan produktivitas pemboran Pada Titik Bor M44


dapat dilihat pada tabel 4.25 sebagai berikut :
Tabel 4.25 Produktivitas Pemboran Pada Titik Bor M44
Produktivitas
Tanggal Kode TB Au % V ( M/Jam)
No ( M/Jam)

1 24-Apr-20 68.14 1.67 1.13


M44
2 25-Apr-20 83.77 0.7 0.58
Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
Au : Ketersediaan Penggunaan %
V : Kecepatan Produktivitas Pemboran (meter/Jam)

Adapun hasil perhitungan produktivitas pemboran Pada Titik Bor M45,J46,M47


dan M48 dapat dilihat pada tabel 4.26 sebagai berikut :
Tabel 4.26 Produktivitas Pemboran Pada Titik Bor M45,J46,M47 dan M48

76
No Kode Tb Au% V(m/Jam) Produktivitas (m/Jam)

1 M45 71.6 1.08 0.77

2 J46 60.1 1.68 1

3 M47 76.4 1.21 0.92

4 M48 71.57 1.82 1.3


Sumber : Data Kerja Praktek Haswinda, 2020
Keterangan :
TB : Titik Bor
Au : Ketersediaan Penggunaan %
V : Kecepatan Produktivitas Pemboran (meter/Jam)

77

Anda mungkin juga menyukai