NAMA
NIM
: Madhan Sayekti
: 125090107111022
Sistem saraf pusat atau (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan system saraf parifer
yang terbuat dari serabut saraf. Bersama mereka mengontrol setiap bagian dari kehidupan sehari-hari
kita, dari bernafas , bekedip hingga membantu dalam prses mengingat informasi. Saraf menjalar dari
otak ke wajah, telinga, mata, hidung, dan sumsum tulang belakang dan sumsum tulang belakang menuju
ke seluruh bagian tubuh. Saraf sensorik mengumpulkan informasi dari lingkungan luar kemudian
mengirim informasi tersebut ke sumsum tulang belakang, lalu dikirim menuju otak kecil. Otak kemudian
menerima pesan tersebut (Bevelander,1998).
Cerebrum atau korteks adalah bagian terbesar dari otak manusia, yang berhubungan dengan
fungsi otak yang lebih tinggi seperti pikiran dan tindakan. Korteks serebral dibagi menjadi empat
bagian, yang disebut "lobus" : lobus frontal, lobus parietal, lobusok sipital, dan lobus
temporal. Berikut adalah representasi visual dari korteks:
Apa fungsi masing-masing dari lobus?
A) Lobus frontal-terkait dengan penalaran, perencanaan, bagian bicara, gerakan,emosi, dan
pemecahan masalah
B) Lobus parietal-terkait dengan gerakan, persepsi, pengenalan orientasi, danrangsangan
C) Lobus oksipital-terkait dengan pemrosesan visual
D) Lobus temporal-terkait dengan persepsi
dan pengenalan rangsanganpendengaran, memori, dan bicara.
tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan
impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya
hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan
dendrit dari sel saraf yang lain.
Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput
mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan
tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Sel Schwann membentuk jaringan yang
membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi
mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat
dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang
lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai penghubung
antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrite sel saraf yang lain. Pada bagian ujung
akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam
penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
1) Sinapsis
Sinapsis merupakan hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yang lain. Peristiwa
ini terjadi dari ujung percabangan akson dengan ujung dendrit neuron yang lain. Celah antara satu
neuron dengan neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Loncatan-loncatan listrik yang
bermuatan ion terjadi di dalam celah sinapsis,baik ion positif dan ion negatif. Di
dalam sitoplasma sinapsis, terdapat vesikula sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung neuron, vesikula
akan bergerak, lalu melebur dengan membran pra-sinapsis dan melepaskan asetilkolin. Asetilkolin
berdifusi melalui celah sinapsis, lalu menempel pada reseptor di membran post-sinapsis
(Champbell,2004).
Gambar 4. Sinapsis
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Enzim
asetilkolinesterase 16 sinapsis (10 quadrillion). Jumlah ini berkurang seiring bertambahnya usia.
Orang dewasa memiliki 1015 sampai 5 1015 (1-5 quadrillion) sinapsis. menguraikan asetilkolin yang
tugasnya sudah selesai. Pada setiap bagian otak, terdapat jutaan neuron yang saling terhubung lewat
sinapsis. Anak-anak memiliki sekitar 10 (Champbell,2004) .
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, Gerrit. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1998.
Champbell. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004.
H.Fried,ph.D, George. Biologi Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga, 2000.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.