Anda di halaman 1dari 5

PROSES PENGHANTARAN IMPULS SARAF, FUNGSI KOORDINASI, INTEGRASI, DAN KEWASPADAAN DALAM SISTEM SARAF

A. PROSES PENGHANTARAN IMPULS SYARAF


1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena banyak ion K+ yang keluar akson. Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na K dan sifat membran akson yang lebih permeabel

terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+. Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K, maka K + dapat keluar lagi. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi

neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan

melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran postsinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

B. Fungsi integrasi sistem syaraf Salah satu fungsi syaraf yang paling penting adalah mengolah informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga muncul respon motorik dan mental yang sesuai. Lebih dari 99% seluruh informasi sensorik itu dibuang oleh otak karena tidak berhubungan dan tidak penting. Sebagai contoh, orang tidak akan memperhatikan bagian tubuh yang bersinggungan dengan pakaian dan tekanan pada saat duduk. Perhatiannya hanya akan diarahkan pada objek khusus yang terdapat pada rangsang penglihatan. Namun ketika informasi sensorik yang penting itu merangsang pikiran, informasi tersebut segera disalurkan ke bagian motorik otak integral yang sesuai sehingga timbul repon yang diinginkan. Penyaluran dan pemrosesan informasi ini disebut dengan fungsi integratif dari syaraf. 1. Tingkat spinal

Yang telah terprogram dari medula spinalis adalah pola-pola gerakan setempat untuk semua daerah otot pada tubuh. (mis. Reflek menghindar). Medula juga merupakan lokus bagi pola-pola kompleks gerakan ritmis seperti berjalan. 2. Tingkat otak belakang Otak belakang melaksanakan dua fungsi utama : a. Memelihara tonus aksial tubuh dengan tujuan untuk berdiri tegak b. Terus menerus melakukan modifikasi terhadap peningkatan tonus-tonus pada otot, dalam responnya terhadap informasi yang datang dari aparatus vestibular untuk memelihara keseimbangan tubuh 3. Tingkat korteks motorik Sistem korteks motorik menyediakan banyak sekali sinyal motorik aktivasi bagi medula spinalis. Sebagian kerjanya dilakukan melalui perintah berurutan dan pararel yang terangkai menjadi bermacam-macam pola gerak medula pada aksi motorik. 4. Fungsi serebelum yang saling berkaitan a. Bersama medula spinalis serebelum berfungsi utama untuk meningkatkan reflek tegang b. Pada tingkat batang otak serebelum berfungsi untuk membuat gerakan sikap tubuh, terutama gerakan cepat yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh c. Pada tingkat korteks serebri, serebelum bekerja untuk menghasilkan banyak fungsi motorik asesorius. 5. Fungsi ganglia basalis yang saling berkaitan

Peran Sinaps Dalam Pengolahan Informasi Sinaps merupakan titik penghubung dari satu neuron ke keuron yang lain. Sinaps menentukan arah penyebaran sinyal syaraf melalui sistem syaraf. Sinaps yang bersifat mempermudah atau menghambat yang berasal dari daerah sistem syaraf lain juga dapat mengatur penjalaran sinaps. Jadi sinaps bersifat selektif, dapat menghambat sinyal yang

lemah, sedangkan sinyal yang kuat dijalarkan, namun pada saat lain menyeleksi dan memperkuat sinyal tertentu atau juga meneruskan sinyal-sinyal ini ke segala arah dan tidak hanya ke satu arah. C. FUNGSI KOORDINASI SISTEM SARAF Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi: 1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi. 2. Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh. 3. Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel. Apakah yang akan kalian lakukan bila tiba-tiba ada cahaya matahari yang memantul melalui kaca spion dan mengenai mata kalian? Tentu kalian akan memberikan reaksi, ada yang memalingkan muka, ada yang menyempitkan kelopak mata, ada yang berusaha menghalangi cahaya dengan telapak tangan. Reaksi yang kalian lakukan tersebut merupakan suatu kegiatan yang dikendalikan oleh suatu pengendali atau pengontrol di dalam tubuh, yang disebut sistem koordinasi. Tugas koordinasi tersebut dilakukan oleh hormon, saraf dan indra. Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi tersebut dapat berlangsung yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.

1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra. 2. Konduktor Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf. 3. Efektor

Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).

D. FUNGSI KEWASPADAAN SISTEM SARAF

Sistem pengaktivasi retikularis merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Dalam fungsinya sebagai pusat kewaspadaan, sistem saraf juga membuat tubuh mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi disekitar untuk disampaikan ke alat indera.

Anda mungkin juga menyukai