Anda di halaman 1dari 31

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik

emosional yang tidak menyenangkan


berhubungan dengan suatu kerusakan
jaringan atau hanya berupa potensi
kerusakan jaringan (International
Association for the Study of pain/IASP)
 Mekanisme untuk menghindari keadaan yang
berbahaya
 Mencegah kerusakan lebih jauh
 Mendorong proses suatu penyembuhan
 Nyeri akut
nyeri yang terjadi karena adanya kerusakan jaringan
 Nyeri kronik
nyeri yang sudah berlangsung lebih dari 6 bulan
 Nyeri persisten
nyeri kronik yang terus menerus walaupun gejala penyakit sudah
diobati
 Nyeri alih(referred pain)
nyeri akut atau kronik yang dirasakan pada daerah yang sedikit
berhubungan dengan bagian tubuh yang mengalami patologi
contoh : nyeri limpa dirasakan juga di bahu
 Nyeri radik
nyeri yang terjadi akibat iritasi radiks di akar dorsal medulla spinalis
 Nyeri nosiseptif/nyeri inflamasi
nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap
nosiseptor
 Nyeri neuropatik
nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada sistem saraf
 Nyeri idiopatik
nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan
 Nyeri psikologik
bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari
 Merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh
suatu ransangan pada nosiseptor
 Nosiseptor merupakan suatu ujung saraf bebas
 Terdapat pada
• kulit untuk mendeteksi suatu nyeri kulit
• tendon dan sendi untuk mendeteksi nyeri somatik
• organ tubuh untuk mendeteksi nyeri viseral
Tahap nyeri nosiseptif
• Transduksi
Stimulus yang ditransformasikan menjadi impuls berupa aktifitas
elektrik pada ujung bebas saraf sensoris
• Transmisi
Perambatan dari impuls tersebut pada sistem saraf sensorik
• Modulasi
Proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri
yang masuk di kornu posterior MS
• Persepsi
Interaksi 3 diatas kemudian membentuk suatu pengalaman
emosional yang subjektif
 Konversi stimulus yang intens
• Stimuli kimia seperti pH rendah yang terjadi pada jaringan
yang meradang
• Stimuli panas >42°C
• Kekuatan mekanis
 Terdapat protein transduser spesifik yang
mengkonversi stimulus nyeri menjadi aliran yang
menembus membran, membuat depolarisasi
membran dan mengaktifkan terminal perifer
 Diperankan oleh suatu nosiseptor berupa serabut
A- δ dan serabut C
 Serabut A delta :
 Bermielin halus
 Garis tengah 2 – 5 mikrometer
 Kecepatan hantaran 12 – 30 m/s
 Nyeri tajam dan tusukan
 Serabut C :
 Tidak bermielin
 Diameter 0,4 - 1,2 mikrometer
 Kecepatan hantaran 0,5 – 2 m/s
 Sensasi sentuhan, getaran, suhu dan tekanan halus,
nyeri rasa terbakar
 Kedua golongan serabut syaraf ini berakhir di
kornu dorsalis
 Transfer informasi dari neuron nosiseptif ke
neuron di kornu dorsalis terus ke neuron proyeksi
yang akan meneruskan impuls ke otak
 Melibatkan pelepasan asam amino dekarboksilik
glutamat dan substansi P
 Mengenai intensitas, durasi, lokasi nyeri
 Cara mencapai SSP
• Traktus neospinotalamik untuk nyeri cepat-spontan
• Traktus paleospinotalamik untuk nyeri lambat
 Terdapat interaksi dengan sistem inhibisi
berupa analgesik endogen
 Pada sirkuit antara periaqueductal gray matter
dan nucleus raphe magnus dan formasi
retikuler menuju medulla spinalis
 Analgesik endogen yaitu
• Opiat endogen
• Serotonergik
• Noradrenergik(norepineprik)
Sistem analgesik endogen memiliki
kemampuan menekan nyeri di kornu
posterior dan proses desenden yang
dikontrol oleh otak
Modulasi dipengaruhi oleh :
◦ Kepribadian
◦ Motivasi
◦ Pendidikan
◦ Status emosional
◦ kultur
 Merupakan titik kesadaran terhadap nyeri
 Akan menimbulkan reaksi komplek
 Dimulai pada saat nosiseptif telah mengirimkan
sinyal pada formatio retikularis dan talamus
 Sensasi nyeri memasuki pusat kesadaran dan afek
 Sinyal diteruskan ke area limbik untuk memproses
reaksi emosi terhadap suatu nyeri
 Terdapat berbagai jalur khusus hantaran sinyal
dari kerusakan jaringan
 Dibawa keberbagai tujuan yang dapat
memprovokasi proses kompleks
 Transmisi dengan berbagai jalur yaitu :
1. Traktus spinotalamikus
2. Traktus spinoretikulotalamikus
3. Traktus spinomesencepalikus
4. Traktus servikotalamikus
5. Traktus spinohipotalamikus
 Terdiri dari
• Traktus spinotalamikus lateral
• Traktus spinotalamikus anterior
 Lebih 85% serabut diproyeksikan kontralateral
 Trc lat. disusun oleh axon dari sel pada lamina I
menerima serabut A delta dan C
 Lamina I terdiri dari 3 sel yaitu :
• Sel spesifik nosiseptif (mekanis dan suhu)
• Sel nosiseptif polimodal (panas, cubit atau dingin)
• Sel spesifik dingin (diransang oleh dingin)
 Trk anterior membawa akson dari lamina IV,
V, VII dan VIII
 Lamina IV dan V menerima serabut syaraf A
beta dan A delta (rabaan, cubit yang intensitas
rendah dan tinggi serta stimulasi panas)
 Lamina V menerima input dari viseral, otot
dan jaringan sendi.
 Lamina VII dan VIII menerima stimulus
modalitas dan intensitas pada regio yang lebih
luas.
 Sensori afferent kedua terbesar

 Terdiri dari akson dari neuron pada lamina VII


dan VIII

 Pada umumnya ipsilateral dan berakhir


• formasio retikularis dari pons dan medula
• thalamus medial
 Serabut yang berasal dari lamina I dan V
diproyeksikan ke mesenchepalic formasio
retikularis periqueductal gray matter
 Tractus ini juga diproyeksikan ke nucleus
parabrachial, hipothalamus, amygdala, korteks
singular dan insular
 Kortical lateral dari lamina I ikut mengatur fungsi
autonom
 Tractus ini muncul dari nucleus cervical lateral

 Menerima input dari neuron neuroseptif pada


lamina III dan IV

 Akson naik kontralateral ke nukleus pada


midbrain ventroposterior lateral dan
posteromedial thalamus
 Tractus spinohipotalamikus terdiri dari serabut
dari lamina I, V dan VIII

 Diproyeksikan secara langsung ke supraspinal

 Mengaktifkan sistem nervus autonom dan


sistem neuroendokrin
 Serabut efferent dari korteks diteruskan ke :
• Thalamus
• Batang otak
 Serabut serabut dari Periaqueductal grey matter(PAG) formasio
reticularis medulla(nucleus raphe magnus/NRM) dihubungkan dengan
nucleus reticularis gigantocellularis pars alfa dan nucleus reticularis
paragigantocellularis, kesemuanya secara bersama sama disebut
ventromedia medulla (VMN)
 Neurotransmiternya adalah serotoninergik
 Axon descenden pada dorsolateral funiculus dari medulla dan berakhir
pada interneuron substansia gelatinosa (lamina II)
 Neurotransmiternya adalah ensefalinergik
 Stimulasi sistem ini menyebabkan inhibisi dari impuls nyeri
www.icagen.com/randd/paindisordes.html
 Ada 2 jenis neuron pada PAG dan VMW
 Sel On, meningkatkan transmisi nyeri
 Sel Off, menurunkan transmisi nyeri
 Opiat menginhibisi sel ”on” dan meningkatkan
transmisi sel “off”
 GABA juga menginhibisi pada jalur nyeri
 Kerja semua inhibisi diatas diperkuat oleh kerja
opiat
 Opiat juga menginhibisi uptake noradrenalin
 Kerusakan jaringan akan menghasilkan beberapa
substansi yang menghasilkan nyeri yaitu :
 Bradikinin
 Histamin
 Prostaglandin
 Asetil kolin
 Serotonin
 Substansi P
 Ambang nyeri adalah konstan dari satu individu ke
individu lainnya

 Respon individu dan toleransi individu terhadap


nyeri berbeda

 Pada “Neurogenic Inflamasi” stimulasi serabut C


menyebabkan reaksi lokal yaitu vasodilatasi dan
meningkatnya permeabilitas kapiler

 Disertai pelepasan Substans P, bradikinin, histamin


dan produksi prostaglandin dan leukotrien
 Visual Analog Scale (VAS)
 Pain chart
 Mc Gill Pain Questionaire
 Activity Pain Indicator Profile
 Numeric Pain Scale

Anda mungkin juga menyukai