Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

JUDUL (Tuliskan judul swamedikasiyang dilaksanakan)

NAMA ANGGOTA (NIM. XX)


(Sebutkan anggota peneliti yang lain)

PROGRAM STUDI XX
FAKULTAS XX
UNIVERSITAS ANWAR MEDIKA
SIDOARJO
TAHUN
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional.
Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti
terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau
dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki
komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri
juga berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom (Meliala,2004).
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau
harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca
indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus
panca indera, karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan
jaringan atau yang berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan (Meliala,2004). Bagi dokter,
nyeri adalah suatu masalah yang membingungkan. Selain itu nyeri merupakan alasan
tersering yang dikeluhkan pasien ketika berobat kedokter. Banyak institusi sekarang
menyebut nyeri sebagai tanda vital kelima (fifth vital sign), dan mengelompokkannya
bersama tandatanda klasik seprti : suhu, nadi, dan tekanan darah. Milton mengatakan “Pain is
perfect miserie, the worst / of evil. And excessive, overture / All patience”. Sudah menjadi
kewajaran bahwa manusia sejak awal berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri dan
mencoba mengatasinya (Bonica & Loeser, 2001).

B. Fisiologi Nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi
perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural,
dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri
terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan stimulus
(misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif. Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat
dalam proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C. Serabut yang berespon secara
maksimal terhadap stimulasi non noksius dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri,
atau nosiseptor. Serabut ini adalah A-delta dan C. Silent nociceptor, juga terlibat dalam
proses transduksi, merupakan serabut saraf aferen yang tidak bersepon terhadap stimulasi
eksternal tanpa adanya mediator inflamasi.
Transmisi adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu dorsalis
medula spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neuron aferen primer
merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi. Aksonnya berakhir
di kornu dorsalis medula spinalis dan selanjutnya berhubungan dengan banyak neuron spinal.
Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related neural
signals). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan mungkin juga
terjadi di level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat
ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga mempunyai jalur desending berasal dari
korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula
oblongata, selanjutnya menuju medula spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini
adalah penguatan, atau bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di kornu dorsalis.
Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri.
Persepsi merupakan hasil dari interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek
psikologis, dan karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang
secaara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga Nociseptor. Secara anatomis, reseptor
nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin dan ada juga yang tidak bermiyelin dari syaraf aferen.
(Anas Tamsuri, 2006)

C. Jalur Nyeri di Sistem Syaraf Pusat


Jalur Asenden
Serabut saraf C dan A delta halus, yang masing-masing membawa nyeri akut
tajam dan kronik lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornu dorsalis, memotong
medula spinalis dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang
paleospinotalamikus traktus spino talamikus anterolateralis. Traktus neospinotalamikus
yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer A delta, bersinap di nukleus ventropostero
lateralis (VPN) talamus dan melanjutkan diri secara langsung ke kortek somato sensorik
girus pasca sentralis, tempat nyeri dipersepsikan sebagai sensasi yang tajam dan berbatas
tegas. Cabang paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer serabt
saraf C adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke formatio retikularis
batang otak dan struktur lain. Serat-serat ini mempengaruhi hipotalamus dan sistem
limbik serta kortek serebri (Price A. Sylvia,2006).
Jalur Desenden
Salah satu jalur desenden yang telah di identifikasi adalah mencakup 3 komponen yaitu :
a. Bagian pertama adalah substansia grisea periaquaductus (PAG ) dan substansia grisea
periventrikel mesenssefalon dan pons bagian atas yang mengelilingi aquaductus
Sylvius.
b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim impuls ke nukleus ravemaknus (NRM) yang
terletak di pons bagian bawah dan medula oblongata bagian atas dan nukleus
retikularis paragigantoselularis (PGL) di medula lateralis.
c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna dorsalis medula spinalis ke suatu
komplek inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis medula spinalis (Price A.
Sylvia,2006).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

D. Patofisiologi Nyeri secara Umum


Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun
rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik
akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan
menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan
menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan/inflamasi. Akibatnya,
mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin yang akan
merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor
pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang
nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan
menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan
nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan
jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor terangsang maka
mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang
akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi,
mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah
yang menyebabkan nyeri (Silbernagl & Lang, 2000).

Obat Neo Rheumacyl

Indikasi : Untuk meringankan nyeri sedang sampai berat pada otot dan sendi, nyeri haid dan
nyeri sesudah pembedahan
Komposisi
 Paracetamol 350 mg
 Ibuprofen 250 mg
Dosis : Dewasa : 1 tablet, 3-4 kali sehari
Aturan Pakai : Dikonsumsi sesudah makan
Kemasan : Dus, Blister @ 20 Tablet Lapis dua
Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif dengan komponen obat, pengguna Aspirin,
hamil dan menyusui, memiliki gangguan hati, ulkus peptikum.
Perhatian : Penderita dengan riwayat ulkus peptikum yang berat dan aktif, kehamilan tiga
bulan terakhir, penderita bronkhospastik terhadap acetocal, rintis dan urtikaria, penderita
hipersensitif terhadap komponen obat ini

Obat Oskadon SP

Indikasi : Meredakan nyeri otot pada punggung dan pinggang


Komposisi : Tiap 5 ml sirup mengandung :
 Paracetamol 350 mg
 Ibuprofen 200 mg
Dosis : Dewasa : 3-4 kali sehari 1 tablet
Aturan Pakai : Sesudah makan
Kemasan : Dus, 25 Catch Cover @ 1 Strip @ 4 Tablet
Kontra Indikasi : Tukak peptik berat dan aktif, gangguan fungsi hati, asma, rinitis atau
urtikaria. Hamil trimester 3
Perhatian : Porfiria, penyakit ginjal atau gangguan fungsi hati; konsumsi alkohol
Obat Paramex Nyeri Otot

Indikasi Umum : Meringankan rasa nyeri pada nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, sakit
gigi, dan menurunkan demam
Komposisi :
 Paracetamol 350 mg
 Ibuprofen 200 mg
Dosis : 1 tablet, 3 - 4 kali per hari.
Aturan Pakai : Sesudah makan
Kemasan : Dus, 25 Catch Cover X 4 Tablet
Kontra Indikasi : Hipersensitif, pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass
jantung, pasien dengan masalah ginjal, hati, asma, urtikaria atau radang/tukak pada lambung
maupun usus, penderita demam berdarah karena dapat menginduksi kebocoran kapiler dan
gagal jantung.
Perhatian : Hamil dan menyusui

Obat Paracetamol
Indikasi Umum : Meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala, sakit gigi,
nyeri otot, serta menurunkan demam.
Komposisi : Setiap tablet mengandung Paracetamol 500 mg
Dosis : Dewasa: 1-2 kaplet, 3-4 kali per hari. Penggunaan maximum 8 kaplet per hari. Anak
7-12 tahun : 0.5 - 1 kaplet, 3-4 kali per hari. Penggunaan maximum 4 kaplet per hari.
Aturan Pakai : Obat dapat diminum sebelum atau sesudah makan
Kemasan : Dus, 10 Strip @ 10 Tablet
Kontra Indikasi : Parasetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi
terhadap Paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat.
Perhatian : Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gagal ginjal, gangguan fungsi hati, dan
alergi atau mengalami hipersensitivitas terhadap paracetamol. Kategori kehamilan : Kategori
B: Mungkin dapat digunakan oleh wanita hamil. Penelitian pada hewan uji tidak
memperlihatkan ada nya risiko terhadap janin, namun belum ada bukti penelitian langsung
terhadap wanita hamil.
“NYERI OTOT”

Seorang bapak umur 45 tahun datang ke apotik dengan keluhan tangan


sakit bila digerakkan ke atas. Jadi kalau mau berpakaian agak terganggu.
Nyeri sudah satu hari. Bapak tersebut karena merasa tidak nyaman minta obat
yang bisa diminum. Tapi bapak tersebut punya riwayat sakit maag.

DIALOG

Apoteker : Selamat pagi Mbak.. Apakah ada yang bisa saya bantu?
Anak Pasien : Selamat pagi mas, saya mau beli obat untuk bapak saya.

Apoteker : Baik, sebelumnya perkenalkan nama saya Muhamad


Aulia Putra, saya apoteker di Apotek Trafana. Boleh saya
minta data bapaknya terkait nama, umur, alamat, no HP,
dan berat badannya?

Anak pasien : Boleh mas.. nama bapak saya Pak Nanang usia 45 tahun,
alamat Jl. Kemuning. Untuk no HP 081234216574 dan BB
nya 60 kg.

Apoteker : Baik, untuk keluhan yang dirasakan apa saja ya?

Anak Pasien : Tangan bapak saya sakit kalau digerakkan kearah atas
mas, jadi waktu memakai baju juga kesulitan.

Apoteker : Apakah bapaknya ada alergi obat Mbak? Dan apakah


sebelumnya sudah pernah meminum obat terkait nyeri
yang dialami?

Anak Pasien : Bapak saya tidak ada alergi obat dan belum
mengkonsumsi obat untuk nyerinya mas.

Apoteker : Apakah bapaknya memiliki riwayat penyakit


sebelumnya?

Anak Pasien : Bapak saya punya riwayat sakit maag.

Apoteker : Disini ada obat nyeri dengan bentuk sediaan tablet, gel,
dan krim. Mbak mau pilih yang mana?
Anak Pasien : tadi bapak saya pesan mas untuk dibelikan obat minum
saja.

Apoteker : Kalau begitu ini saya rekomendasikan beberapa obat ya


Mbak, ini ada Neo Rheumacyl, Oskadon SP, Paramex nyeri
otot, dan juga Paracetamol. Mbak mau pilih yang mana?

Anak Pasien : Maaf mas perbedaannya apa ya mas?

Apoteker : Ke empat obat ini sama-sama bisa digunakan untuk


nyeri Mbak, dilihat dari kandungan obatnya. Ada
paracetamol dan ibuprofen yang berguna sebagai
penghilang nyeri. Untuk ibuprofen memiliki efek
samping menaikkan asam lambung. Karena bapaknya
punya riwayat maag juga, jadi jika memilih obat dengan
kandungan ibuprofen untuk mencegah kenaikan asam
lambung tersebut obatnya diminum sesudah makan saja.
Hal ini dapat mencegah kenaikan asam lambung. Untuk
harganya sendiri disini Neo Rheumacyl harganya Rp.
10.000/strip, Oskadon SP Rp 2.000/strip, Paramexnya Rp.
2.000 juga per stripnya, dan Paracetamol Rp. 3.000/strip.

Anak Pasien : Oh begitu, kalau begitu saya pilih yang Paracetamol saja
mas.

Apoteker : Baik mbak, obatnya diminum 3x sehari 1 tablet sesudah


makan ya Mbak. Apabila sudah sembuh obatnya tidak
perlu diminum lagi.

Anak Pasien : baik mas.

Apoteker : untuk penyimpanan obat dapat disimpan dalam lemari


obat, atau jika tidak ada dapat disimpan di ruangan saja
dan dihindarkan dari cahaya matahari langsung dan juga
dari jangkauan anak-anak ya mbak.

Anak pasien : baik mas.

Apoteker : Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi atau kurang jelas

mbak? Anak Pasien : Tidak ada mas, saya sudah cukup jelas.

Apoteker : baik kalau begitu apakah mbak bisa mengulangi cara pakai
obat ini seperti yang saya jelaskan ?

Anak Pasien : obat ini diminum 3x sehari 1 tablet sesudah makan. Apabila
sudah sembuh tidak perlu diminum lagi ya

Apoteker : Benar sekali, saya sarankan bapaknya untuk istirahat yang


cukup. Jangan terlalu banyak menggunakan tangan yang nyeri
untuk beraktivitas atau untuk mengangkat beban yang berat,
tangannya juga dapat dipijat atau melakukan peregangan di
bagian otot yang terasa nyeri. Dikompres dengan air dingin pada
bagian yang sakit juga dapat membantu mengurangi nyeri.

Anak Pasien : oh iyaa baik mas, berapa yang harus saya bayar ?
Apoteker : 3.000 ribu mbak.

Anak Pasien : Ini uangnya (sambil menyerahkan uang)

Apoteker : Terima kasih mbak, jika sudah 3 hari meminum obat dan
belum sembuh saya sarankan utuk memeriksakan diri ke
dokter mbak.

Anak Pasien : Baik mas akan saya ingat, terima kasih kalau begitu saya

permisi.

Apoteker : Semoga bapaknya lekas sembuh.

Anda mungkin juga menyukai