Anda di halaman 1dari 54

LOGO

KONSEP
NYERI
Contents

1 Latar Belakang

2 Pengertian

3 Teori Gate Control

4 Asuhan Keperawatan
Nyeri : alasan yg paling umum orang
mencari perawatan kesehatan
Gejala yg paling sering terjadi, tapi
paling sedikit dipahami
Nyeri bersifat subjektif, sumber
frustasi baik bagi klien maupun
tenaga kesehatan
Nyeri dpt merupakan faktor utama yg
m`hambat kemampuan & keinginan
individu u/pulih dari suatu penyakit.
PENGERTIAN

Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.


Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman &
tindakan u/mengupayakan
kenyamanan…..perawat m`berikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan”.
Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian2 dimana terjadi kerusakan
(IASP, 1979)
Klasifikasi Nyeri

Nyeri berdasarkan tempatnya


 Nyeri perifer adalah nyeri yang terasa pada
permukaan tubuh misalnya pd kulit, mukosa
 Deep pain, nyeri yg terasa pd permukaan
tubuh yg lebih dalam atau pada organ-organ
tubuh viseral
 Refered pain, yi nyeri dalam yg disebabkan
krn penyakit organ/struktur dlm tubuh yg
ditransmisikn ke bag tubuh di daerah yg
brbeda bukan daerah asal nyeri
 Central pain yi nyeri yg terjadi krn
perangsangan pd SSP, spinal cord, batang
otak, thalamus, dll
Nyeri berdasarkan berat ringannya :
 Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas
rendah
 Nyeri sedang, yaitu nyeri yang
menimbulkan reaksi
 Nyeri berat, yaiut nyeri dengan intensitas
yang tinggi
ALAT SEGMENTAL REFERRED
Jantung T 1-4 (kiri) Dada kiri, lengan, bahu
Trochea/tenggorok N.Vagus Kulit daerah telinga luar
Diaphragma C2–4 Belakang leher
Appendix T 7 – 11 Epigastrium, scapula ka
Empedu T 9 – 11 (kanan) Scapula bawah kanan
hipocondrial
Pankreas T 6 – 12 Lumbal bagian atas
Piala (ginjal) T 10 – 12 Dada belakang bawah
Ureter T 11 – L 3 Inguinal, testis paha dlm
(Testis) buah zakar T 10 – 11 Inguinal, testis dlm, pusat
Uterus/rahim T 11 – L 1 punggung
Faktor-faktor yg mpengaruhi nyeri:

 Usia  prbedaan usia dlm berespon thdp


nyeri. Anak kecil memiliki kesulitan utk
memahami & mgekspresikan nyeri. Lansia
tdk melaporkn nyeri krn persepsi nyeri yg
hrs mereka terima, menyangkal.
 Jenis kelamin  pria lebih tahan nyeri
dibanding wanita
 Kebudayaan  ada kebudayaan yg
mengajarkan menutup perilaku utk tdk
mprlihatkn nyeri
 Makna nyeri  mpengaruhi pengalaman &
adaptasi nyeri sso
 Perhatian  nyeri tralih makan nyeri
brkurang
 Ansietas  mningktkn nyeri atau nyeri
mnybbkn ansietas
 Keletihan  mningktkn nyeri dan
menurunkn kemampuan koping
 Pengalaman nyeri  sso dgn pglaman
nyeri akn trbentuk koping yg baik
dibanding org yg prtama kali nyeri
 Gaya koping  cara utk mengembangkan
koping thdp nyeri
 Dukungan keluarga dan sosial 
meminimalkan nyeri
STIMULUS NYERI :
1. Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi
ductus, tumor
2. Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya
terbakar (akibat panas/dingin yg
ekstrem)
3. Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4. Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
MEKANISME NYERI

1. Proses tranduksi
rangsang nyeri diubah menjadi aktivitas
listrik akan diterima nerve ending

2. Proses transmisi
perambatan rangsang melalui saraf
sensoris menyusul proses transduksi 
mel.jar abu2 di sum2 tlg blkg.
3. Proses modulasi
Interaksi antara sistem analgesik endogen
dengan asupan nyeri endorphine, serotonin,
noradrenalin

4. Persepsi
hasil akhir dari proses interaksi  strategi
perilaku – kognitif.
TEORI GATE CONTROL

Peneliti mengetahui bhw tidak ada


pusat nyeri tertentu di sist saraf
Teori gate control (Melzack & Wall;
1965) :
“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan
dihambat o/mekanisme pertahanan
di sepanjang SSP, impuls nyeri dibuka
saat sebuah pertahanan dibuka”.
contohnya : menggosok punggung
dgn lambat, teknik distraksi,
konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin


A. RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik

Kerusakan sel/jaringan

Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor

Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)

Serabut delta-A Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)


(Myelin (+), cepat)

Sensasi tajam, Impuls terlokalisasi buruk, viseral,


t`lokalisasi, & terus-menerus
melokalisasi sumber
nyeri, m`deteksi
intensitas nyeri

Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)


LOGO
Kornu dorsalis, medulla spinalis

Dilepaskan neurotransmitter : substansi P


ditransmisikan ke trac. Spinotalamus

SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,


talamus, korteks sensori, korteks asosiasi) NYERI

Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah


kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)

Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri

Nyeri berkurang
The Pain Pathway

Pain Perception
Brain

Dorsal Root Dorsal Horn


Ganglion

Spinal Cord
Nociceptor Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1979-84.
Fields HL et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 1998:53-8.
NEUROTRANSMITTER
KERUSAKAN JARINGAN

Bradikinin Stimulus reseptor


Histamin
Serotonin
Prostaglandin Kornu dorsalis
Asetilkolin
Substance P
Sentral Korteks
NEUROREGULATOR NYERI

Neuroregulator atau substansi berperan


dalam transmisi stimulus saraf dibagi
dalam dua kelompok besar :
1. Neurotransmiter
Mengirimkan impuls2 elektrik melewati
rongga sinaps antara dua serabut saraf
dan dapat bersifat sebagai penghambat
atau dapat pula mengeksitasi
2. Neuromodulator
Bekerja secara tidak langsung dengan
meningkatkan atau menurunkan efek
partikular neurotransmiter
Beberapa neuroregulator yang berperan
dalam penghantaran impuls nyeri antara lain
adalah :
1. Neurotransmiter
a. Substansi P (peptida)
- ditemukan pada neuron nyeri di kornu
dorsalis ( peptida ektisator )
- diperlukan untuk mentrasmisi impuls
nyeri dari perifer ke otak
- menyebabkan vasodilatasi dan edema
b. Serotonin
Dilepaskan oleh batang otak dan kornu
dorsalis untuk menghambat transmisi nyeri
 neurotransmitter
c. Prostaglandin
- dibangkitkan dari pemecahan pospolipid di
membran sel
- dipercaya dapat meningkatkan sensitivitas
terhadap sel
2. Neuromodulator
a. Endorfin (morfin endogen )  pd radiks
medula spinalis
- mrpkn substansi sejenis morfin yang
disuplai oleh tubuh
- diaktivasi oleh daya stres dan nyeri
- terdapat pada otak, spinal dan traktus
gastrointestinal
- memberi efek analgesik
Nyeri menintkatkan aktivitas endorphin dan keadaan
seperti peninkgatan tekana darah, keg.fisik, hamil,
hipoglikemia, dsb.
b. Bradikinin
- dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar
pembuluh darah pada daerah yang
mengalami cedera
- bekerja pada reseptor saraf perifer, menye-
babkan peningkatan stimulus nyeri
- bekerja pada sel, menyebabkan reaksi
berantai sehingga terjadi pelepasan
prostaglandin
vasodilatasi  peningkatan permiabilitas
pembuluh darah, kontraksi ot polos  nyeri
KLASIFIKASI/JENIS NYERI

1. NYERI AKUT
- Disebabkan oleh kerusakan jaringan yg
nyata
- Akan hilang seirama dgn proses
penyembuhannya (kimiawi, panas, mekanik,
pembedahan atau trauma )
2. NYERI KRONIK
- Nyeri yang menetap melampaui batas
penyembuhan normal yakni 6bln atau lebih
- nyeri yang timbul setelah penyembuhan usai
- nyeri timbul tanpa penyebab yg jelas
- nyeri yang didasari kondisi kronik
3. NYERI KANKER
- adalah nyeri yg disebabkan oleh faktor fisik
akibat kerusakan jaringan
- diperberat oleh faktor nonfisik
- sec. keseluruhan disebut sbg nyeri total
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronik
Tujuan Memperingatkan adanya cedera Tidak ada
atau masalah
Awitan Mendadak Terus menerus
(intermiten)
Intensitas Ringan sampai berat Ringan sampai berat
Durasi Duransi singkat (dari bbrp detik Durasi lama (enam
hingga enam bulan) bulan atau lebih)
Respons Konsisten dgn respins simpatis : Tidak ada respons
otonom -Frekuensi jantung meningkat otonom
-Volume sekuncup meningkat
-Tekanan darah meningkat
-Dilatasi pupil
-Tegangan otot meningkat
-Penurunan motilitas
gastrointestinal
-Mulut kering
Komponen Ansietas -Depresi
psikologis -Mudah marah
-Menarik diri, isolasi
Respons ------ - tidur terganggu
KARAKTERISTIK BENTUK NYERI SPESIFIK

1. SUPERFICIAL
- dapat dilokalisasi
- tidak menjalar
- tidak terlibat otonom
- tidak ada kontraksi otot
2. DALAM
- Sukar dilokalisasi
- tidak menjalar
- terlibat otonom
- reaksi kontraksi otot
3. VICERAL
- sukar dilokalisasi
- menjalar
- terlibat otonom
- reaksi kontraksi otot
4. SEBAR (RADIASI)
- sensasi nyeri yang meluas dari daerah
asal ke jaringan sekitar
- bersifat intermitten atau konstan
5. FANTOM
Nyeri khusus dirasakan oleh klien yang
mengalami amputasi

6. ALIH (REFERRED PAIN)


- Timbul akibat adanya nyeri viseral yang
menjalar ke organ lain
- Timbul biasanya pada bbrp tempat yang
kadang jauh dari lokasi asal nyeri
Respon fisiologis tubuh thdp nyeri

Reaksi Simpatis
1. Dilatasi lumen bronkus,
peningkatan frekuensi napas
 memungkinkan penyediaan
oksigen yang lebih banyak
2. Denyut jantung meningkat
 memungkinkan transpor
oksigen lebih besar kedalam
jaringan tubuh (sel)
3. Vasokontriksi perifer
meningkatkan TD dgn memindahkan suplai
darah dari perifer ke organ viseral, otot dan otak

4. Peningkatan glukosa darah


 memungkinkan penyediaan energi tambahan
bagi tubuh

5. Diaforesis
 mengendalikan suhu tubuh selama stres
6. Tegangan otot meningkat
 menyiapkan otot untuk mengadakan aksi

7. Dilatasi pupil
 menghasilkan kemampuan melihat yang
lebih baik

8. Penurunan motilitas usus  menyalurkan


energi untuk aktivitas tubuh yang lebih
penting
Reaksi parasimpatis
1. Pucat
 disebabkan suplai darah yang menjauhi
perifer
2. Kelelahan otot
 karena kelemahan
3. Tekanan darah dan nadi menurun
 pengaruh stimulasi nervus vagal
4. Frekuensi napas cepat, tak teratur
 karena mekanisme pertahanan yg gagal
untuk memperpanjang perlawanan tubuh
thdp stres (nyeri)

5. Mual dan muntah


 kembalinya fungsi gastrointestinal

6. Kelemahan
 akibat pengeluaran energi yang
berlebihan
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DGN NYERI

1. PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri terdiri atas dua
komponen utama :
a. riwayat nyeri utk mndptkn data
dr klien
b. observasi langsung pd respons
perilaku dan fisiologis klien
Mnemonik untuk pengkajian nyeri
P = Provokating atau pemicu, yaitu faktor yg
memicu timbulnya nyeri
Q = Quality atau kualitas nyeri
(mis.,tumpul,nyeri)
R = Region atau daerah, yaitu daerah perjalanan
ke
daerah lain
S = Severity atau keganasan , yaitu intensitasnya
T = Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya,
kekerapan, dan sebab
Riwayat Nyeri
Saat mengkaji rwyt nyeri, perawat
sebaiknya memberi klien kesempatan
untuk mengungkapkan cara pandang
mereka thdp nyeri dan situasi tsb dgn
kata2 mereka sendiri.
Pengkajian riwayat nyeri meliputi bbrp
aspek, antara lain :
Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yg
spesifik, minta klien menunjukkan area
nyerinya.
Intensitas nyeri
menentukan intensitas nyeri pasien.
0 = tdk nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
7-9 = sangat nyeri, ttpi masih dpt
dikontrol dgn aktivitas yg biasa
dilakukan
10 = sangat nyeri dan tidak bisa
dikontrol
Kualitas nyeri
“ dipukul-pukul” atau ditusuk-tusuk”.
Perawat perlu mencatat kata-kata
yang digunakan klien untuk
menggambarkan nyerinya sebab
informasi yang akurat dapat
berpengaruh besar pada diagnosis.
Pola
waktu awitan, durasi dan
kekambuhan atau interval nyeri
Faktor presipitasi
Aktivitas tertentu dpt memicu
munculnya nyeri.
Gejala yang menyertai
Mual, muntah, pusing dan diare
Pengaruh pada aktivitas sehari2
Sumber koping
Respons afektif
Pengkajian psikososial

Pemahaman thdp dx penyakit yg


didiagnosa
Arti nyeri bagi pasien dan klg
Pengaruh pengalaman nyeri yg lalu
bg pasien
Respon ps thdp stres dan nyeri
Pengetahuan, rasa ingin tahu dan
harapan ps thdp program pgobatan
Kepedulian pasien thdp obat yg harus
dikonsumsi
Dampak ekonomi thdp nyeri dan
pengobatannya
Perubahan emosi akibat nyeri yg
diderita
Pemeriksaan fisik & neurologik

Pemeriksaan lokal dan pola


penjalaran
Postur tubuh
Deformitas
Ekspresi wajah
Cara berjalan
Anggota gerak
Evaluasi neurologik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d


- cedera fisik atau trauma
- penurunan suplai darah ke jaringan
- proses melahirkan normal
2. Nyeri kronik b/d :
- jaringan parut
- kontrol nyeri yang tidak adekuat
3. Hambatan mobilisasi fisik b/d
- nyeri muskuloskeletal
- nyeri insisi
4. Ketidakefektifan koping individu b/d
- nyeri kronik
5. Perubahan pola tidur b/d
- nyeri akut/ kronik
STRATEGI PELAKSANAAN NYERI

INTERVENSI FARMAKOLOGIS
 Pengkajian sebelum memberikan
analgesia : alergi,rwyt medikasi,
perubahan2 setelah menggunakan
preparat medikasi
 Pendekatan dlm menggunakan
preparat analgetik: parenteral, oral,
rektal, transdermal, intraspinal
• INTERVENSI NONFARMAKOLOGIS
a. Stimulasi dan masage kutaneus
- teori gate control : mengusap kulit,
menggunakan panas/dingin.
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh
secara umum biasanya pada punggung
& bahu- merelaksasikan otot.
- teori es/dingin dan panas
teori ini bekerja dgn menstimulasi reseptor
nociceptor.
 efektif : letakkan es segera setelah cedera
b. Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS)
TENS menggunakan unit yang memadai
elektroda yang dipasang pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, getaran
atau dengung pada area nyeri
c. Distraksi
- memfokuskan perhatian klien pada sesuatu
selain pada nyerinya, dapat menjadi strategi
yang sangat berhasil  berhubungan
dengan kognitif
- seseorang yg kurang mnyadari adanya
nyeri/sedikit perhatian thdp nyerinya
- distraksi akan menurunkan persepsi nyeri
dgn menstimulasi sistem kontrol shg lebih
sedikit stimuli nyeri yg ditransmisikan ke
otak
- keefektifan distraksi tergantung pada
kemampuan klien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri
- bermain
d. Tehnik relaksasi
- merilekskan ketegangan otot
- tehnik napas dalam
e. Imajinasi terbimbing
menggunakan imajinasi sso dlm suatu cara t3
u/mencapai efek positif. Dpt menggabungkan
nafas irama lambat dg su/bayangan mental yg
menyenangkan.
f. Hipnoterapi
- suatu kondisi dimana perhatian menjadi
sangat terpusat shg tingkat sugestibilitas
meningkat sangat tinggi
- seni komunikasi untuk mempengaruhi
seseorg dgn mengubah tingkat kesadarannya
akan dicapai dengan menurunkan gelombang
otak
- tahap hipnotis :
1. penjelasan proses dan konsentrasi untuk
mencapai relaksasi
2. induksi untuk mencapai kondisi trance,
pendalaman, menguci adekuatnya trance
serta aplikasi sugesti yg diinginkan
3. menyadarkan dari kondisi trance
LOGO

Anda mungkin juga menyukai