Anda di halaman 1dari 6

FISIOLOGI NYERI Faal Indera : Faal Penglihatan Faal Pendengaran Faal Perasa Rasa sakit / nyeri (pain) Rasa

sa raba / tekan (touch) Rasa panas / dingin (temperature) Faal Pengecap (taste) Faal Penghidu (smeel)

Emosi Pengalaman sensorik lain yang menyertai Kemampuan untuk memahami sebab akibat nyeri Ras dan kebudayaan

Teori Resepsi Nyeri 1. Teori spesifitas Reseptor serabut aferen traktus daerah penerima dan penyiar di otak respon spesifik (eksitasi). 2. Teori Intensif / Sumasi Stimulus berlebihan semua reseptor konvergen dan sumasi di pusat eksitasi / inhibisi. 3. Teori Interaksi Sensoris Konvergen dan sumasi serabut nociceptive dan non nociceptive neuron sentral eksitasi / inhibisi.

Nyeri : Reaksi tubuh terhadap rangsang yang membahayakan Mekanisme protektif dari tubuh terhadap rangsang yang membahayakan atau merusak jaringan (noxious) Rangsang yang ditimbulkan : Nyeri Reflekx otot (flexi, membuka mulut) Respon tiba tiba Vokalization Berkeringat Pupil melebar Denyut jantung meningkat BP meningkat Perubahan tingkah laku

Klasifikasi Nyeri : 1. Nyeri Somatik Nyeri kulit (superficial pain) Reseptor : kulit Nyeri bersifat tajam, lokalisasinya jelas Nyeri dalam (deep pain) Reseptor : jaringan ikat, tulang, sendi, otot, gigi, peridontium Nyeri tumpul, difus dan menyebar ke jaringan sekitarnya Contoh : sakit gigi, neuralgia, malgia. 2. Nyeri Viseral Reseptor : otot dalam (viseral) seperti usus, jantung, periodontium, dll. 3. Nyari Alih (Refered Pain)

Reaksi terhadap rangsangan noxious dapat bervariasi dari satu individu ke individu yang lain. Tidak tergantung besarnya rangsangan, tapi arti dari situasi dimana nyeri itu terjadi dan keadaan yang menyertai terjadinya rangsangan tadi. Faktor faktor yang pengalaman nyeri : berkaitan dengan

Besarnya rangsang bahaya / kerusakan jaringan Pengalaman yang lalu tentang nyeri

Teori konvergensi Nyeri alih orofasial, disebabkan masuknya input ke komples necleus sensorik dari berbagai jaringan orofasial (otot wajah, pulpa, laring, faring) secara bersamaan melalui saraf yang sama neuron nosisitif trigeminal Teori dermatom Nyeri dalam biasanya menimbulkan nyeri alih pada kulit dari dermatom yang sama, yaitu bagian bagian tubuh yang dipersarafi oleh spinal dari segmen yang sama / yang mendapat persarafan dari satu saraf kranial. Teori fasilitasi Input dari viseral ke neuron traktus spinotalamikus akan merendahkan ambang rangsang secara normal, tidak menimbulkan sakit (rangsang usap / tiupan halus). Dengan adana fasilitasi dari aferen, viseral dapat menimbulkan nyeri.

Pengendalian Nyeri 1. Farmakologi - Lokal analgesi, menekan pembentukan substansi nyeri dengan menurunkan ambang rangsang reseptor. - Umum anastesi umum. 2. Akupuntur 3. Stimulasi listrik pada kulit 4. Audioanalgesia dan mengubah ambang nyeri 5. Hipnotis 6. Psikiatri 7. Bedah syaraf Terapi nyeri, umumnya memblok perjalanan nyeri pada perifer sebelum impuls masuk ke otak dengan mengganggu mekanisme ion yang terlibat dalam konduksi impuls saraf, sehingga menghambat pembentukan dan pernjalaran nyeri.

Fisiologi Nyeri Munculnya nyeri berkaitan erat dgn reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas dan memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan, berupa zat kimia seperti : histamin, bradikinin, prostagladin, dan macammacam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pd jaringan akibat kekurangan oksigenisasi. Stimulasi yg lain dpt berupa termal, listrik, atau mekanis.

Mekanisme Nyeri

Rangsang pada reseptor oleh rangsang nosiseptif

Perubahan permeabilitas dikeluarkannya substansi nyeri (prostaglandin, substansi P, dll)

Korteks serebri Talamus Traktus trigeminal

Depolarisasi Ganglion terminal (neuron aferen primer)

Batang otak

Stimulasi yg diterima oleh reseptor tsb di transmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tlg blkg oleh 2 jenis myelin rapat/serabut A (delta), dan serabut lamban (serabut C). Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pd dorsal horn. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang blkg pada interneuron dan bersambungan ke jalur spinal asendens yg paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract atau jalur spinothalamus dan spinoreticular transmisi terdpt 2 jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur non opiate.

klinis Pola Perjalanan

bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi) Berlangsung terus, dapat bervariasi Penderita meningkat setelah beberapa saat

Klasifikasi Nyeri Nyeri Akut Pengalaman Sumber

Perbedaan Nyeri Somatis dan Viseral Karakteristik Somatis Viseral Superficial Kualitas Tajam, Tajam, menusuk, tumpul, nyeri membakar terus, kejang Menjalar tidak Ya Stimulasi Torehan, Distensi, abrasi terlalu iskemia, panas dan spasmus dingin Reaksi tidak Ya otonom Refleks tidak Ya kontraksi otot Jenis Stimulus Nyeri 1) Trauma pd jaringan tubuh, misalnya krn bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pd reseptor. 2) Gangguan pd jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pd reseptor nyeri. 3) Tumor dpt juga menekan pd reseptor nyeri 4) Iskemia pd jaringan, misalnya terjadi blokade pd arteria koronaria yg menstimulasi nyeri akibat tertumpuknya asam laktat. 5) Spasme otot, dpt menstimulasi mekanik

Satu kejadian Sebab eksternal atau penyakit dari dalam Serangan Mendadak Waktu Sampai 6 bulan Pernyataan Daerah nyeri tidak nyeri diketahui Gejala gejala Pola respon yang khas klinik dengan gejala yang lebih jelas Pola Terbatas perjalanan Biasanya berkurang setelah beberapa saat.

Nyeri Kronis Pengalaman

Satu situasi, status eksistensi Sumber Tidak diketahui/pengobatan yang terlalu lama Waktu Lebih dari 6 bulan sampai bertahun tahun Pernyataan Daerah nyeri sulit nyeri dibedakan intensitasnya, sehingga sulit dievaluasi Gejala gejala Pola respon yang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri Faktor-faktor yg mempengaruhi nyeri pengalaman nyeri pd seseorang dpt dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah :

1) Arti Nyeri. Di pengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan, dan pengalaman. 2) Persepsi Nyeri. Dipengaruhi oleh faktor yg dpt memicu stimulasi nociceptor. 3) Toleransi Nyeri. Sdgkn yg menurunkan Peningkatan nyeri dipengaruhi oleh alkohol,obat-obatan,hipnotis,gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, dll. Toleransi dipengaruhi oleh kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yg tidak kunjung hilang, dll. 4) Reaksi terhadap Nyeri. Respon seseorg terhdp nyeri, seperti ketakutan ,gelisah, cemas, menangis, dan menjerit.

Efek nyeri terhdp aktivitas kehidupan sehari-hari (mis: tidur,nafsu makan,konsentrasi, interaksi dgn org lain) Kekhawatiran individu ttg nyeri (mis; beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhdp peran,dll)

Skala Nyeri Skala intensitas sederhana 0 = tdk ada nyeri 1 = Nyeri ringan 2 = Nyeri sedang nyeri deskriptif

Pengkajian 3 = Nyeri hebat Pengkajian dapat dilakukan dgn cara PQRST : P (pemacu), yaitu faktor yg mempengaruhi gawat/ringannya nyeri Q (quality) dr nyeri, spti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat R (region),yi daerah perjalanan nyeri S (severity) ad/ keparahan/intensitas nyeri T (time) ad/ waktu serangan atau frekuensi nyeri 4 = Nyeri sangat hebat 5 = Nyeri paling hebat

Skala intensitas nyeri numerik 0-10 Tdk ada nyeri Nyeri sedang Nyeri paling hebat

Respon perilaku terhadap nyeri Mengkaji persepsi nyeri Deskripsi Verbal ttg nyeri : Intensitas nyeri (skala nyeri) Karakteristik nyeri, durasi,irama,kualitas.. termsk letak, Pernyataan verbal,perilaku vokal, ekspresi wajah, gerakan tubuh,kontak fisik dgn org,atau perubahan respon terhadap lingkungan. Individu yg mengalami nyeri akut dpt menangis, merintih, merengut, tdk menggerakkan bagian tubuh, mengepal, atau menarik diri.

Faktor-faktor yg meredakan nyeri (mis;gerakan,krg bergerak,istirahat,obatobatan bebas,dsbnya)

Faktor faktor yang mempengaruhi respon nyeri Pengalaman masa lalu dgn nyeri. (Cara seseorg berespon terhdp nyeri adalah akibat dari byk kejadian nyeri selama rentang kehidupannya) Anxietas dan nyeri (Umumnya diyakini bahwa anxietas akan meningkatkan nyeri, mgkn tdk slrhnya benar dlm keadaan) Budaya dan nyeri (Budaya dan etnik mempunyai pengaruh ps bgmn seseorg berespon terhdp nyeri) Usia dan nyeri Efek plasebo

1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misal : Ketidakpercayaan (pengakuan perawat akan rasa nyeri yg diderita psn dpt mengurangi nyeri) Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu psn bahwa nyeri yg dialaminya sgt individual & hanya psn yg tahu secara pasti ttg nyerinya Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt mengurangi ketakutan psn) Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri) Kebosanan (dpt meningktkn rasa nyeri),dpt digunakan pengalih perhatian yg terapeutik. Mis: aktif mendgrkn musik,membayangkan halhal yg menyenangkan,dll. 2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik, seperti : Teknik latihan pengalihan : menonton tv, berbincang-bincang dgn org lain, mendengarkan musik Teknik relaksasi : menganjurkan psn utk menarik nafas dlm dan mengisi paru-paru dgn udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot2 sambil terus berkonsentrasi hingga didpt rasa nyaman, tenang dan rileks Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd daerah nyeri,menggunakan air hangat dan dingin. 3. Pemberian obat analgetik, yg dpt dilakukan untuk memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dgn cara mengurangi kortikal terhdp nyeri. Jenis obat analgetik yg paling byk di kenal masyarakat ad/ aspirin, asetaminofen,.Golongan aspirin digunakan utk memblok rangsangan pd sentral dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostagladin yg

Diagnosis yang mungkin muncul Nyeri Akut berhubungan dgn cedera fisik ( fraktur panggul ) Nyeri kronis berhubungan dgn arthritis Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dgn nyeri pd ekstremitas Kurang perawatan diri berhubungan dgn nyeri Cemas berhubungan dgn stress (ancaman peningkatan nyeri)

Tatalaksana Nyeri Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yg menambah nyeri Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yg dialami Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yg optimal, seperti memberikan analgesik sesuai dgn program yg ditentukan

Tindakan

memiliki khasiat 15-20 menit dgn efek puncak obat sekitar 1-2 jam.

Evaluasi Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dgn menilai kemampuan dlm merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yg baik, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai